Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN  KLIEN DENGAN RESIKO


PRILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh :

WAHYUDI
( PO.62.20.1.18.078 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
REGULER XXI B
TAHUN 2020
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN  KLIEN DENGAN RESIKO PRILAKU
KEKERASAN

Hari : Rabu, 23 September 2020


Pertemuan :1
Sp/Dx : 1 / Resiko perilaku kekerasan
Ruang : IGD
Nama Klien : Sdr. K
Umur : 19 Tahun

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Diagnosa Data subjektif Data objektif
Resiko - Keluarga mengatakan - Klien terlihat matanya merah,
perilaku Sdr.K memecahkan piring tatapan mata tajam
kekerasan makannya dan merobek
- Klien sering berteriak-teriak
baju seragamnya.
-  Klien kedua tangannya diikat
- Keluarga mengatakan
semenjak 2 hari yang lalu - Klien terlihat gelisah
memukul adiknya yang
sedang belajar tanpa - Klien kedua tangan dikepal
sebab. - Klien selalu berontak
- Keluarga mengatakan        
tadi pagi sebelum diantar
ke RDJ membakar kasur
dan memukul tangan
ibunya karena melarang
dan mencegahnya (sdr.k)
melakukan pembakaran
kasusrnya.
2. Diagnosa Keperawatan
 Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
c. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dialaminya
d. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasanya

4. Tindakan Keperawatan (sesuai SP)


SP 1: Membina hubungan saling percaya, identifikasi perasaan marah, tanda
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang sering dilakukan
dan  mengontrol perilaku  kekerasan dengan cara fisik tarik nafas dalam.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

ORIENTASI
1. Salam terapeutik
”Selamat pagi Sdr “K”, Saya Mahasiswa keperawatan Poltekkes Kemenkes
Palangka Raya yang berjaga pukul 08.00 sampai 14.00. Nama Saya Wahyudi
biasa dipanggil Yudi
2. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan Sdr ”K” hari ini ? apa keluhan Sdr ”K”  hari ini? Apakah
tidur Sdr “K” nyenyak?
3. Kontrak
“Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah Sdr.
Berapa lamanSdr mau kita berbincang-bincang ? Bagaimana kalau 20 menit?
Sdr mau berbincang-bincang dimana? Baiklah disini saja ya ”

     KERJA
“Apa yang menyebabkan Sdr marah? Apakah sebelumnya Sdr pernah
marah? Terus penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? Pada saat
penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan yang tidak
tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini penyebab marah klien), apa yang Sdr
rasakan? Apakah Sdr merasa kesal, kemudian dada Sdr berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal? Apa yang Sdr lakukan
selanjutnya? Apakah dengan Sdr marah-marah, keadaan jadi lebih baik? Menurut
Sdr adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah? Maukah Sdr belajar
mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan kerugian? Ada beberapa
cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar satu cara dulu,
begini Sdr, kalau tanda- marah itu sudah Sdr rasakan Sdr berdiri lalu tarik nafas
dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti
mengeluarkan kemarahan, coba lagi Sdr dan lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali
Sdr sudah dapat melakukan nya. Nah sebaiknya latihan ini Sdr lakukan secara
rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul Sdr sudah terbiasa
melakukannya dan cara yang kedua dengan melampiasakan marah Sdr dengan
memukul bantal atau kasur”.

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan
bapak?

Evaluasi Objektif
“Coba bapak sebutkan penyebab bapak marah dan yang bapak rasakan  dan
apa yang bapak lakukan serta akibatnya.”
“coba bagaimana cara mengontrol marah bapak saat bapak sedang marah?”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):

“Sekarang kita buat jadwal latihan nya ya pak, berapa kali sehari bapak mau
latihan nafas dalam ?”

3. Kontrak yang akan datang

“Baik bagaimana kalau besok saat jam makan siang  kita latihan cara lain yaitu
dengan minum obat secara teratur.? Tempatnya disini saja ya pak? Selamat
Pagi.”
Hari : Jumat, 25 September 2020
Pertemuan :2
Sp/Dx : 2 / Resiko perilaku kekerasan
Ruang : IGD
Nama Klien : Sdr. K
Umur : 19 Tahun

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Diagnosa Data subjektif Data objektif
Risiko - Klien mengatan sudah bisa - Klien tampak
perilaku mengontrol emosi jika kesal mengepalkan tangan
kekerasan kanannya
- Kontak mata perawat
dank lien terjalin
- Klien tampak
kooperatif

2. Diagnosa Keperawatan
 Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan
 Mampu mengontrol/mencegah perilaku kekerasan dengan minum obat teratur

4. Tindakan Keperawatan (sesuai SP)


SP 2 : Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat secara teratur
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

ORIENTASI
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi Sdr “K”, masih ingat dengan saya kan?

2. Evaluasi/ validasi
Bagaimana Sdr, sudah makan siang sudah diminum obatnya, ? Apa Sdr sudah
mencoba cara yang saya berikan kemarin? Sdr masih ingat cara yang kemarin
kan?”

3. Kontrak
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat
yang benar untuk mengontrol rasa marah? Dimana enaknya kita berbincang-
bincang? Bagaimana kalau ditempat tadi? Berapa lama Sdr mau kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

KERJA
“Sdr sudah dapat obat dari dokter? Berapa macam obat yang Sdr minum?
warnanya apa saja? Bagus, jam berapa di minum? Bagus. Obatnya ada 3 macam,
yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih
namanya THP agar rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini namanya
HLP rasa marah berkurang. Semuanya ini harus Sdr minum 3x sehari jam 7 pagi,
jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti setelah minum obat mulut Sdr terasa
kering, untuk membantu mengatasinya Sdr bias mengisap-isap es batu. Bila terasa
berkunang-kunang, Sdr sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu. Nanti
dirumah sebelum minum obat ini Sdr lihat dulu label di kotak obat apakah benar
nama Sdr tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum, baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Disini minta obatnya pada
suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya. Jangan penah menghentikan
minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya, karena dapat terjadi
kekambuhan. Sekarang kita masukkan waktu minum obat kedalam jadwal ya”.
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Sdr setelah kita bercakap-cakap tentang cara kita minum
obat yang benar?”

Evaluasi objektif
“Coba Sdr sebutkan lagi jenis jenis obat yang Sdr minum. Bagaiman cara
minum obat yang benar? Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah
yang kita pelajari?”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan
lupa laksanakan semua dengan teratur ya.”

3. Kontrak yang akan datang


“Baik, besok kita ketemu lagi untuk latihan dengan cara yang ketiga, besok
sekitar jam 09:00 WIB bagaimana Sdr ? Sdr mau? Bagaimana kalo besok kita
berbincang-bincang lagi disini? Baik Sdr, selamat siang.”

Anda mungkin juga menyukai