I. PENGKAJIAN
Klien berinisial M usia 35 tahun, status menikah, anak terakhir dari alamat Mekarwangi
RW 05/RT 02. Alasan pengambilan kasus: berdasarkan informasi yang diperoleh dari
ibu kader RT 02, bahwa keluarga ini mempunyai anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa dan berobat secara rutin di RSMM.
Keluhan utama : Klien mengatakan bahwa dirinya suka bicara sendiri, kadang
mendengar suara-suara.
Saat mengkaji tanggal 14 November 2006: Jam 13.30 klien sedang duduk menyendiri
di kamar. Perawat mengkaji klien dari keluarga. Menurut keluarga, klien berobat teratur
setiap sebulan sekali di RSMM. Menurut keluarga, dulu klien pernah mengamuk saat
pertama kali berobat, tetapi kemudian tidak pernah mengamuk lagi. Keluarga
mengatakan klien sering bangun di malam hari jam 01.00, dan tidak tidur lagi sampai
jam 05.00. hal itu yang mengganggu keluarga, karena sering menghidupkan telivisi
dengan suara yang keras.
Pengalaman yang tidak menyenangkan: Menurut klien beberapa kali dikhianati oleh
pacarnya. Klien pernah menjalin cinta dengan beberapa laki – laki tetapi selalu berakhir
tidak menyenangkan. Sejak itu (keluarga lupa tepatnya kejadian itu, yang jelas setelah
klien SLTA) klien jadi sering mengurung diri di kamar. Baru – baru ini klien barusaja
mengalami keguguran, usia kandungannya saat itu 5 bulan. Ini kemungkinan karena
klien sering mengkonsumsi CPZ.
Hasil pemeriksaan fisik: TD klien 120/80 mmHg, Nadi 80 x/mnt, RR 16 x/mnt. Klien
mengeluh badannya lemas dan merasa lemah. Tanda kelainan fisik tidak ditemukan,
namun dari keterangan keluarga klien tidak pernah mengalami trauma pada kepala.
1
Hubungan sosial: menurut kakak dari klien (dimana klien tinggal), klien tidak pernah
keluar rumah, hubungan klien hanya dengan orang yang tinggal serumah. Klien merasa
dekat dengan Dewi (keponakan). Klien lebih banyak berdiam diri saja
Genogram
Keterangan: = Laki-laki
= Perempuan
= Entry point (klien)
Saat ini klien tinggal bersama kakaknya, dirumah tersebut tinggal pula keponakan yang
sudah mempunyai 2 orang anak. Sebelumnya klien tinggal di RW 01 (DSSJ). Sekarang
klien tinggal di RW 05 karena dirumah orang tuanya di RW 01 sepi dan tidak ada teman
2
Keyakinan klien dan keluarga: Menurut keluarganya, mereka kasihan dengan
penderitaan yang klien alami, mereka berkewajiban merawat anggota keluarganya
tersebut. Klien tahu dirinya sakit makanya dia mau berobat.
Konsep diri: Klien merasa dirinya tidak melakukan apa-apa. Klien pernah menjadi
penyiar radio. Klien menyadari kalau dirinya saat ini sakit, namun klien ingin cepat
sembuh dan ingin bekerja lagi. Selama ini aktivitas yang dilakukan klien setiap hari tidak
ada, hanya tiduran dan melamun, kadang saja main ke tempat tetangga atau saudara.
Status Mental Klien: klien tidak mengalami gangguan memori, dan tidak ditemukan
adanya perubahan persepsi untuk saat ini, namun ada riwayat perubahan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran. Kemampuan komunikasi verbal; klien mampu
berkomunikasi dua arah. Penampilan klien rapi, penggunaan pakaian sesuai, namun
tatapan mata klien tampak kosong, ekspresi datar. Pembicaraan lambat, namun masih
mampu memulai pembicaraan. Afek klien stabil, sesuai dengan stimulus yang
diterimanya. Interaksi selama wawancara: kontak mata baik, mampu berkomunikasi
dua arah, namun klien sering sekali mengatakan tidak tahu dan kadang hanya diam saja.
Proses pikir: tidak ditemukan adanya gangguan dalam proses pikir.
3
B. Isolasi sosial: menarik diri
1. Data Subyektif: Menurut ibunya: klien pernah pendiam, jarang sekali ngobrol,
suka tiduran dan malas, tidak beraktivitas. Klien mengatakan dirinya jarang
ngobrol dengan orang lain.
2. Data Obyektif: cara berkomunikasi klien pasif, klien tidak banyak bicara.
Pohon Masalah
Risiko mencederai diri dan orang lain
4
2. Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial: menarik diri
Terapi Generalis untuk individu, meliputi:
1. Identifikasi penyebab isolasi sosial
2. Bantu klien menyebutkan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan
orang lain
3. Latih berkenalan dengn orang lain.
4. Latih bersosialisasi secara bertahap
5. Latih klien cara minum obat yang benar
6. Libatkan klien dalam kegiatan sosial masyarakat
Terapi Generalis untuk keluarga, meliputi:
1. Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial
2. Jelaskan penyebab pasien tidak mau bergaul dengan orang lain.
3. Jelaskan tentang cara merawat pasien isolasi sosial (cara berkenalan dengan
orang lain)
4. Jadwalkan kegiatan keluarga merawat pasien
5
dilakukan klen jika terjadi Keluarga mampu menjelaskan
halusinasi kembali pengertian halusinasi.
3. Mendiskusikan cara baru untuk Keluarga mampu menyebutkan
mengontrol halusinasi 5 tanda dan gejala halusinasi.
4. Mengevaluasi kemampuan klien Keluarga mampu
dalam mengontrol halusinasi mendemostrasikan kembali cara
5. Mengajarkan cara baru: ngajak mengontrol halusinasi dengan
ngobrol keluarga menghardik.
6. Memberi pujian yang sesuai dengan Keluarga mampu menyebutkan
perilaku klien. cara mengontrol halusinasi
7. Memasukkan dalam jadual kegiatan klien dengan minum obat
klien teratur.
Keluarga mampu membuat
Keluarga : jadwal perawatan klien
1. Mengidentifikasi masalah yang
dialami keluarga dalam merawat A : Halusinasi pendengaran
klien.
2. Menjelaskan halusinasi (isi, P: Keluarga latihan mengontrol
frekuensi, waktu, situasi & respons halusinasi dengan membimbing
klien). klien menghardik 3x/ hari.
3. Mendiskusikan dengan keluarga Keluarga mampu membimbing klien
tentang gejala halusinasi yang minum obat 3x/hari.
dialami klien, cara yang dapat
dilakukan klien dan keluarga untuk
memutus halusinasi.
4. Melatih keluarga cara mengontrol Paraf Perawat
halusinasi dengan membimbing Missesa
klien menghardik
5. melatih keluarga cara mengontrol
halusinasi dengan obat dengan
teratur yaitu jam 07.00, 13.00, 21.00
6. Membuat jadwal kegiatan keluarga
merawat klien.
7. Memberi pujian pada keluarga.
6
7
8