Anda di halaman 1dari 5

TUGAS LAPORAN

PERMASALAHAN KESEHATAN DIMASYARAKAT SEKITAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikososial

Disusun oleh :

Neneng Setyowati (A12019062) / 2B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Masalah-masalah Upaya Kesehatan di Indonesia

Ada beberapa masalah kesehatan dalam pembahasan upaya kesehatan di Indonesia, yaitu :
kebutuhan pelayanan kesehatan; jenis-jenis pengobatan dan penyembuhan; pendekatan
multidipliner dan interdisipliner dalam strategi pengembangan kesehatan dan; target yang
ingin dicapai.

Tugas :

Mahasiswa wajib membaca artikel yang sudah disediakan, kemudian carilah permasalah
kesehatan di lingkungan mahasiswa berdomisili (tempat tinggal) lalu bandingkan penanganan
permasalahan tersebut di masyarakat dan di rumah sakit/ secara medis.

Susunan laporan resume :

1. Buat skenario kasus tentang permasalah kesehatan di lingkungan tempat berdomisili


(tempat tinggal) yang biasa ditemui di masyarakat
a. Permasalahan kesehatan di masyarakat
b. Membandingkan penanganan kesehatann di masyarakat dan di rumah sakit/ medis
2. Tentukan diagnosa keperawatan (relevan dengan psikososial budaya)
3. Tentukan intervensi keperawatannya
KASUS CEGUKAN (SINGULTUS) PADA BAYI YANG BARU LAHIR

1. Orang zaman dahulu atau bahkan di zaman sekarang ini masih ada yang percaya dan
masih ada yang melakukannya bahwa mengobati cegukan pada bayi yang baru lahir itu
dengan cara melengketkan serabut benang yang diambil dari kain popoknya dan dibentuk
melingkar seperti spiral kecil kemudian dibubuhi sedikit air liur dengan cara meletakkan
benang tersebut diujung lidah, setelah basah baru kemudian ditempelkan ke kening bayi
yang sedang cekukan itu. Tunggu beberapa saat setelah itu, maka cegukan pada bayi akan
hilang dengan sendirinya. Konon katanya cara itu sangat ampuh dan sudah dibuktikan
oleh orang-orang pada zaman dahulu. Ada cara lainnya yaitu seperti membuat bayi kaget
atau menakut-nakuti bayi saat ia sedang cegukan, menarik lidah bayi atau menekan
dahinya saat ia cegukan, memberi bantuan pernapasan.
a. Permasalahan kesehatan di masyarakat
Cegukan atau singultus adalah kondisi ketika seseorang mengeluarkan bunyi ‘hik’
tanpa disengaja. Cegukan dapat terjadi selama beberapa detik atau menit (sementara)
hingga lebih dari 48 jam (berkepanjangan). Tiap orang pernah mengalami kondisi ini,
termasuk bayi dan anak-anak. Selain menimbulkan suara ‘hik’, cegukan juga
menimbulkan tekanan di bagian dada, perut, dan tenggorokan. Orang pada zaman
dahulu menganggap bahwa cegukan adalah masalah yang sepele, tidak ada masalah
yang serius apalagi cegukan pada bayi yang baru lahir itu dianggap sangat wajar oleh
masyarakat. Padahal cegukan pada bayi juga bisa berbahaya apabila bayi sering
cegukan itu dapat mengindikasikan adanya penyakit Gastroesophageal Reflux Disease
(GERD) yang merupakan penyakit saluran cerna bagian atas akibat naiknya asam
lambung. Kondisi ini bisa ditandai dengan frekuensi cegukan yang benar-benar sering
dan lama berhenti, rewel, serta sulit tidur. Apabila mengalami cegukan dengan ciri-
ciri tersebut, jangan tunda untuk segera membawanya berobat ke dokter.
b. Membandingkan penanganan kesehatann di masyarakat dan di rumah sakit/ medis
1) Penanganan kesehatan di masyarakat
Pengobatan/penanganan cegukan (singultus) pada bayi yang dilakukan oleh
masyarakat kebanyakan masih menggunakan cara-cara tradisional yaitu dengan
cara melengketkan serabut benang yang diambil dari kain popoknya dan dibentuk
melingkar seperti spiral kecil kemudian dibubuhi sedikit air liur dengan cara
meletakkan benang tersebut diujung lidah, setelah basah baru kemudian
ditempelkan ke kening bayi yang sedang cekukan itu. Hanya beberapa saat saja
setelah itu maka cegukan pada bayi akan hilang dengan sendirinya. Cara lainnya
yang dilakukan oleh masyarakat yaitu seperti membuat bayi kaget atau menakut-
nakuti bayi saat ia sedang cegukan, menarik lidah bayi atau menekan dahinya saat
ia cegukan, memberi bantuan pernapasan. Padahal hal tersebut di atas dapat
beresiko menyebabkan cedera. Sedangkan air liur itu merupakan sarang kuman
yang bisa menyebabkan penyakit.
2) Penangan kesehatan di rumah sakit/medis
Pengobatan/penanganan cegukan (singultus) pada bayi yang dilakukan di rumah
sakit/medis yaitu :
a) Cobalah memberikan cairan terhadap bayi berupa susu atau air hangat.
b) Jangan memberi makan bayi dalam jumlah yang terlalu besar
c) Lakukan tepukan lembut pada punggung (baik bayi atau dewasa) pada bayi
dengan cara meletakkan bayi tegak dibagian bahu anda kemudian tepuk-tepuk
punggungnya dengan halus.
d) Usahakan lubang dot yang diberikan kepada bayi ukurannya tidak terlalu
besar. Lubang dot yang terlalu besar menyebabkan volume susu yang ditelan
besar dan banyak udara yang ditelan, hal ini menyebabkan peregangan
lambung yang akan memicu cegukan

Cegukan yang dialami bayi normalnya hanya berlangsung sekitar 10 menit.


Namun, bila cegukan terjadi terus-menerus, hal ini bisa menjadi pertanda bahwa
bayi mengalami gastroesophageal reflux atau refluks asam lambung, yaitu kondisi
ketika asam lambung naik ke kerongkongan.

Selain cegukan, bayi yang mengalami refluks asam lambung juga dapat
mengalami beberapa gejala lain, seperti :

a) Rewel dan sering menangis


b) Muntah
c) Banyak bergerak atau sering melengkungkan punggungnya secara berlebihan
setelah dan selama makan
d) Keluar ludah atau air liur lebih sering dari biasanya
e) Ludahnya berwarna kehijauan atau kekuningan
f) Sulit bernapas atau batuk-batuk

Jika menemukan tanda-tanda ini, segera bawa ke dokter anak untuk penanganan
lebih lanjut. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah risiko terjadinya kondisi yang
lebih serius pada bayi.

2. Tentukan diagnosa keperawatan (relevan dengan psikososial budaya)


Cegukan yang bersifat sementara akan hilang dengan sendirinya tanpa pemeriksaan
atau penanganan lebih lanjut. Sementara, cegukan yang berkepanjangan memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari penyebabnya. Pertama-tama, dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik pada pasien, terutama pemeriksaan saraf terkait
keseimbangan dan koordinasi, kekuatan otot, refleks, saraf sensorik, dan penglihatan.
Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk mencari penyebab cegukan, yaitu :
a) Tes darah, untuk melihat tanda infeksi sebagai pemicu cegukan.
b) Tes pencitraan, untuk mendeteksi adanya kelainan yang memengaruhi saraf. Beberapa
jenis tes pencitraan yang dapat dilakukan, yaitu foto Rontgen, CT scan, atau MRI.
c) Endoskopi, untuk melihat kondisi kerongkongan atau saluran pernapasan.
d) Elektrokardiografi (EKG), untuk memeriksa kondisi jantung.
3. Tentukan intervensi keperawatannya

Anda mungkin juga menyukai