Anda di halaman 1dari 76

KO M U NIK A S I

TER AP E U TI K
ERIYANT I S.K ep.,M.K ep
NS. AN’NISAA H
DEFINISI KOMUNIKASI
• Yuwono (1985), komunikasi merupakan kegiatan mengajukan pengertian yang dikirimkan dari pengirim pesan kepada
penerima pesan dan menimbulkan respon tingkah laku yang diinginkan dari penerima pesan.

• Burgerss (1988), komunikasi adalah proses penyampaian informasi, makna dan pemahaman dari pengirim pesan kepada
penerima pesan.

• Taylor, dkk (1993), komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna
atau arti.

• komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaiakan melalui lambang tertentu,
mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. (edward depari, dari aw widjaja,
2000)

• Komunikasi adalah suatu kegiatan serta proses penyampaian informasi dan pertukaran dari keseluruhan perilaku
komunikator kepada komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi
wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk memengaruhi orang lain dan menimbulkan
respon tingkah laku sesuai dengan informasi yang dicerna oleh penerima pesan.
TUJUAN KOMUNIKASI
1. Menyampaikan ide/informasi/berita
Tujuan utama dari komunikasi adalah tersampaikannya apa yang ada dalam pikiran atau ide kepada lawan
bicara. Agar menghasilkan satu kesamaan ide atau saling memahami ide/pemikiran komunikator dan
komunikan.
Perawat dengan pasien saat menjelaskan kondisi pasien, menyampaikan diagnosis keperawatan, rencana
tindakan, prosedur tindakan, atau menyampaikan hasil dari tindakan yang telah dilakukan.

2. Memengaruhi orang lain


Secara sadar, jika berkomunikasi dengan tujuan memotivasi seseorang, berharap bahwa orang yang diberi
motivasi akan melakukan hal sesuai dengan yang diinginkan. Secara tidak kita sadari, jika pada saat pemberian
memotivasi menunjukkan wajah yang serius, maka akan membuat lawan bicara antusias untuk mendengarkan
dan memperhatikan apa yang disampaikan’
Perawa dengan pasien saat memberikan motivasi untuk memelihara kesehatan serta melakukan budaya
hidup sehat melalui pengaturan pola makan yang sehat dan olah raga teratur
LANJUTAN………..

3. Mengubah perilaku orang lain


Maksudnya jika kita bicara dengan seseorang yang berperilaku berbeda dengan norma yang ada dan kita
menginginkan adanya perubahan pola fikir, sikap dan perilaku.
Perawat saat akan mengubah keyakinan dan perilaku pasien yang kurang baik atau bertentangan dengan
kesehatan serta dengan keyakinan dan perilaku yang mendukung kesehatannya

4. Memberikan pendidikan
Banyak komunikasi terjadi dengan tujuan memberikan pendidikan agar memperoleh pengetahuan baru dan
menunjukkan hal yang lebih baik dari sebelumnya.
Komunikasi ini dilakukan Perawat saat memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan kepada pasien
tentang pencegahan penularan penyakit dll yang tujuannya meningkatkan pengetahuan agar lebih baik dari
sebelumnya
MODEL-MODEL KOMUNIKASI
Model komunikasi merupakan sebuah model konseptual untuk menjelaskan proses komunikasi manusia dan
memperlihatkan proses komunikasi dengan menggunakan berbagai simbol karena komunikasi merupakan
proses yang kompleks, sangat sulit untuk mengetahui siapa yang memulai komunikasi, kepada siapa
komunikasi ditujukan, dan dimana komunikasi berawal dan berakhir.

Berikut adalah beberapa model-model komunikasi menurut ahli yang popular digunakan :

TUGAS INDIVIDU !!!


1. Model komunikasi stimulus-respons (s-r)

Model Stimulus-Respons (S-R) adalah model komunikasi yang paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, dengan
konsep yang berfokus pada lingkungan.
Mulyana (2007), mengasumsikan bahwa Model S-R mengabaikan komunikasi sebagai suatu proses dan menekankan pada
perilaku (respon) manusia sebagai komunikasi dianggap statis dan manusia akan merespon karna adanya stimulus yang
diberikan oleh lingkungan

Mis: ketika lingkungan memberikan stimulus cuaca yang panas maka respon tubuh manusia akan merasa ke panasan (gerah).
2. Model Komunikasi Aristoteles

Model ini merupakan model komunikasi pertama dan merupakan model komunikasi yang diterima secara luas diantara model
komunikasi lainnya, model ini memiliki lima elemen, yaitu speaker, speech, occasion, audience, dan effect.

Occasion

• Pembicara (speaker) – orang yang berperan aktif dalam membentuk dan mengirimkan pesan kepada khalayak.

• Pesan verbal (speech) – pesan yang dibentuk dan disampaikan oleh speaker.

• Situasi (occasion) – situasi saat pesan disampaikan.

• Khalayak (audience) – orang yang menjadi target sasaran atau khalayak sasaran dalam proses komunikasi.

• Efek (effect) – dampak yang ditimbulkan dalam proses komunikasi


LANJUTAN…..

• Model komunikasi aristoteles dikenal sebagai model komunikasi yang berpusat pada speaker
atau pembicara karena pembicara dipandang sebagai pihak yang aktif dan berperan penting
dalam proses public speaking yaitu mengirimkan pesan kepada penerima pesan. Model ini
bersifat pasif dan cenderung satu arah.

• Karakteristik model ini berpusat pada pesan, penerima pesan bersifat pasif, tidak terlalu fokus
pada komunikasi intrapersonal atau komunikasi interpersonal, fokus pada interaksi audient
dalam komunikasi, tidak terdapat konsep umpan balik, tidak ada konsep kegagalan
komunikasi, komunikasi berlangsung satu arah dan hanya bisa digunakan dalam public
speaking.
3. Model Komunikasi Lasswell

Harold D. Lasswell (1948), merupakan salah satu model komunikasi linear atau model komunikasi satu arah dan memiliki 5
(lima) komponen, yaitu :

• Who (sender) – komunikator atau pengirim atau sumber pesan.

• Says what (message) – isi pesan.

• Channel (media) – medium atau media.

• To whom (receiver) – penerima pesan atau khalayak.

• With what effect (feedback) – umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim pesan.
Analisa masing masing komponen komunikasi model lasswell :

• Who (sander); komunikator umumnya dilakukan untuk membantu pengirim pesan untuk memiliki seluruh kekuatan.

• Massage/Isi pesan; umumnya dikaitkan dengan stereoptipe dan representasi perbedaan kelompok politik dan berhubungan
dengan tujuan pesan yang disampaikan.

• Media; umumnya mengkaji pemilihan media yang akan digunakan untuk mencapai khalayak

• Penerima pesan; umumnya mengkali siapa yang menjadi target sasaran.

• Efek; umumnya dilakukan sebelum proses dimulai dengan tujuan untuk memprediksi efek pesan terhadap target sasaran

Model komunikasi lasswell awalnya dikembangkan untuk menganalisis komunikasi massa, khususnya studi tentang
media propaganda. Namun, pada perkembangannya, model ini digunakan pula untuk menganalisis komunikasi
interpersonal atau komunikasi kelompok yang menjadi sasaran diseminasi pesan. Menurut lesswell terdapat hubungan
antara penyajian dengan bagaimana fakta-fakta tersebut dapat menyebabkan efek yang berbeda
LANJUTAN…..

Model komunikasi lasswell memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

• Komunikasi berlangsung satu arah.


• Tidak konsisten karena menyatakan adanya konsep efek.
• Tidak menyertakan umpan balik.
• Mengabaikan kemungkinan adanya hambatan-hambatan komunikasi.
• Dipandang sangat umum dan hanya mencakup tema-tema tradisional.
• Merupakan dasar propaganda karena lebih menitikberatkan pada hasil keluaran.
• Umumnya digunakan untuk media persuasi
4. Model Komunikasi Shannon Dan Weaver

Claude elwood shannon dan warren weaver (1948) mengembangkan salah satu model komunikasi linear yang disebut dengan
model komunikasi shannon dan weaver dengan komponen sebagai berikut :
LANJUTAN….

• Pengirim (sender/information source) – orang yang membuat pesan, memilih media yang akan digunakan dan mengirimkan
pesan.

• Encoder (transmitter) – orang yang menggunakan mesin yang mengubah pesan ke dalam bentuk sinyal atau data biner.
Dimungkinkan juga encoder merujuk pada mesin itu sendiri.

• Media (channel) – media yang digunakan untuk mengirim pesan.

• Decoder (transmitter) – mesin yang digunakan untuk mengubah sinyal atau data biner ke dalam bentuk pesan atau penerima
pesan yang menginterpretasikan pesan dari sinyal yang diberikan.

• Penerima (receiver/destination) – orang yang menerima pesan atau tempat dimana pesan harus dijangkau. Penerima pesan
memberikan umpan balik berdasarkan pesan yang dikirimkan oleh pengirim.

• Gangguan (noise) – gangguan fisik seperti lingkungan, manusia, dan lain-lain yang tidak membiarkan pesan diterima
dengan baik oleh penerima pesan
LANJUTAN…..

Model ini pada awalnya ditujukan untuk memperbaiki teknis komunikasi utamanya komunikasi melalui telepon dengan tujuan
memaksimalkan kapasitas telepon dan meminimalkan gangguan. Namun dalam perkembangannya, model ini kemudian
diterapkan bagi seluruh bentuk komunikasi untuk mengembangkan komunikasi yang efektif . pengirim mengubah pesan ke
dalam berbagai kode yang dapat dipahami ke dalam mesin.

Pesan dikirim dalam bentuk kode melalui media dan penerima harus menerima sandi pesan sebelum memahami dan
menginterpretasikannya. Model ini, terdapat tiga macam permasalahan komunikasi, yaitu :

• Masalah teknis – masalah yang disebabkan oleh channel.

• Masalah semantik – adanya perbedaan dalam mengartikan pesan yang dikirim dan diterima.

• Masalah efektivitas – reaksi penerima terhadap pesan yang disampaikan.


LANJUTAN….

Model komunikasi shannon dan weaver memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

• Komunikasi berlangsung dalam dua proses yang membuatnya sebagai model yang dapat diterapkan dalam
semua bentuk komunikasi.

• Konsep gangguan atau noise membantu dalam membuat komunikasi efektif dengan cara menghilangkan
gangguan atau masalah yang menyebabkan berbagai gangguan.

• Hanya dapat diterapkan dengan baik pada komunikasi interpersonal dibandingkan dengan komunikasi
massa atau komunikasi kelompok.

• Penerima pesan berperan sebagai bagian yang pasif dalam proses komunikasi.
• Pengirim pesan berperan aktif dalam mengirim pesan.
• Umpan balik tidak begitu penting jika dibandingkan dengan pesan yang dikirimkan oleh pengirim
5. Model Komunikasi Berlo

David K. Berlo (1960) merumuskan sebuah model komunikasi linear yang merupakan pengembangan dari model komunikasi
shannon dan weaver. Model komunikasi dari david K. Berlo disebut dengan model komunikasi SMCR (sender-message-
channel-receiver). Menurut berlo, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi berbagai komponen yang dimiliki oleh
individu dalam komunikasi yang membuat komunikasi berlangsung secara lebih efisien. Faktor-faktor tersebut adalah
keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.
LANJUTAN…..

Model komunikasi SMCR juga menitikberatkan pada proses encoding dan decoding yang terjadi
sebelum pengirim mengirim pesan dan sebelum penerima menerima pesan.
Dalam model ini terdapat beberapa komponen yaitu sender, message, channel, dan receiver dimana
masing-masing komponen dipengaruhi oleh beberapa faktor.
LANJUTAN…..

• Pengirim (sender)
Sumber pesan atau orang yang mengorganisasi pesan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengirim pesan
dan penerima pesan, yaitu :

 Keterampilan komunikasi – jika pengirim pesan memiliki keterampilan komunikasi yang baik, maka pesan akan
lebih mudah dikomunikasikan dibandingkan dengan pengirim pesan yang tidak memiliki keterampilan komunikasi
yang baik. Keterampilan komunikasi mencakup keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan
menulis, keterampilan mendengarkan, dll.

 Sikap – sikap yang dimiliki oleh pengirim pesan untuk menciptakan efek pesan.

 Pengetahuan – pengetahuan yang dimiliki oleh pengirim pesan dapat membuat pesan dapat dikomunikasikan secara
lebih efektif.

 Sistem sosial yang mencakup nilai, kepercayaan, hukum, aturan, agama dll serta tempat dan situasi mempengaruhi
cara pengirim pesan dalam mengkomunikasikan pesan. Hal ini menciptakan perbedaan dalam membuat pesan.

 Budaya – perbedaan budaya menyebabkan perbedaan dalam menyampaikan pesan.


LANJUTAN…..

• Pesan (message)
Pesan adalah hal substansif yang dikirimkan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Pesan dapat berbentuk suara,
teks, video dll. Faktor-faktor yang mempengaruhi pesan adalah :

 Isi pesan – merupakan sesuatu yang terdapat dalam pesan.


 Elemen pesan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pesan nonverbal yang melekat dalam isi seperti gesture, tanda,
bahasa sebagai alat komunikasi, dll

 Perlakuan – cara pesan dikirimkan kepada penerima pesan yang menimbulkan efek berupa umpan balik yang diberikan
oleh penerima pesan.

 Struktur pesan – pola pembentukan pesan dapat mempengaruhi efektivitas pesan.


 Kode – bentuk dimana pesan dikirimkan bisa berupa teks, video, dll
LANJUTAN…..

• Media (channel)
Media yang digunakan untuk mengirim pesan misalnya telepon, internet sebagai media komunikasi dan lain-lain dan
biasanya digunakan dalam komunikasi bermedia (media massa atau media baru). Namun, jika merujuk pada bentuk
atau konteks komunikasi interpersonal maka media komunikasi merujuk pada kelima panca indera yang dimiliki oleh
manusia.

 MENDENGAR – Pesan yang diterima melalui indera pendengaran


 MELIHAT – Pesan yang diterima melalui indera penglihatan mencakup pesan nonverbal
 MENYENTUH – Sebagian pesan nonverbal terjadi melalui sentuhan seperti menepuk pundak
 MENCIUM – Pesan yang diterima melalui indera penciuman
 MERASAKAN – Pesan yang diterima melalui indera perasaan.
LANJUTAN…..

• Penerima (receiver)
Orang yang menerima pesan yang dikirmkan oleh pengirim pesan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerima pesan
sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengirim pesan, yaitu :

 Keterampilan komunikasi – penerima pesan yang memiliki keterampilan komunikasi (keterampilan berbicara,
keetrampilan menulis, keterampilan membaca, kemampuan mendengarkan dan lain-lain) yang baik akan dapat
menerima pesan dengan baik.

 Sikap – sikap yang dimiliki oleh penerima pesan untuk menerima pesan.
 Pengetahuan – pengetahuan yang dimiliki oleh penerima pesan dapat membuat pesan mudah diterima dengan baik
oleh penerima pesan.

 Sistem sosial – sistem sosial (nilai, kepercayaan, hukum, aturan, agama, dan lain-lain) mempengaruhi cara
menerima pesan yang menyebabkan perbedaan dalam menerima pesan.

 Budaya – perbedaan budaya dapat menyebabkan perbedaan dalam menerima pesan


LANJUTAN…..

Model komunikasi berlo memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

• Fokus pada proses encoding dan decoding.


• Komponen komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
• Tidak adanya konsep umpan balik.
• Efek komunikasi tidak dapat diketahui.
• Tidak ada konsep gangguan atau noise atupun berbagai hambatan proses komunikasi lainnya,
• Komunikasi berlangsung satu arah.
• Baik pemberi pesan atau penerima pesan memiliki kesamaan jika dilihat dari faktor-faktor yang
mempengaruhi keduan
6. MODEL KOMUNIKASI BARNLUND

Pada tahun 1970, dean C. Barnlund mengenalkan model komunikasi transaksional barnlund bagi dasar komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi yang menggambarkan proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi
secara simultan antara partisipan komunikasi. Model ini menerapkan respon terhadap model komunikasi linear yang
bersifat statis ke model komunikasi yang bersifat dinamis dan model komunikasi dua arah. Proses komunikasi ini
berlangsung secara berkesinambungan dimana pengirim dan penerima saling bertukar peran dan bertukar tempat secara
seimbang.
LANJUTAN…..

Dalam model komunikasi barnlund, terdapat beberapa komponen, yaitu :

• Cues (isyarat)– tanda untuk melakukan sesuatu. Terdapat tiga macam cues, yaitu public cues, private
cues, dan behavioral cues.

• Public cues – lingkungan, fisik, artifisial atau alamiah.


• Private cues – dikenal dengan orientasi obyek pribadi, dapat berupa verbal dan nonverbal.
• Behavioral cues – dapat berupa perilaku verbal atau non verbal.
• Speech act – contoh khusus dalam model komunikasi.
• Filter – realitas manusia yang terikat dengan komunikasi.
• Noise – masalah yang berkembang dalam arus komunikasi dan mengganggu arus pesan
LANJUTAN….

Karakteristik model komunikasi barnlund adalah sebagai berikut :

• Komunikasi bersifat transaksional.


• Digunakan dalam komunikasi interpersonal.
• Pengirim dan penerima pesan dapat bertukar peran.
• Melibatkan peran konteks dan lingkungan.
• Melibatkan gangguan dan hambatan-hambatan komunikasi sebagai faktor.
• Membahas komunikasi non verbal.
• Umpan balik bersifat simultan.
• Pengirim pesan dan penerima pesan saling berbagi kedalaman pengalaman.
• Fokus pada pengiriman pesan yang simultan, gangguan serta umpan balik.
• Dipandang sebagai model komunikasi yang sangat sistematis.
• Model komunikasi dipandang sangat kompleks.
• Pengirim pesan dan penerima pesan harus mengerti kode-kode yang dikirim oleh masing-masing pihak
7. MODEL KOMUNIKASI OSGOOD DAN SCHRAMM

• Model komunikasi schramm dikenalkan oleh Wilbur Schramm (1954) yang menggambarkan proses
komunikasi berlangsung secara dua arah baik pengirim pesan atau penerima pesan dapat berganti
peran dalam mengirim dan menerima pesan.

• Model komunikasi schramm diadaptasi dari teori yang dikemukakan oleh Ryan A. Osgood, karenanya
model komunikasi ini disebut dengan model komunikasi Osgood dan Schramm atau model komunikasi
encode-decode. Melalui model ini, Osgood mengganti model komunikasi linear dengan model proses
komunikasi sirkular dan Schramm menambahkan konsep field of experience dengan maksud hal-hal
yang mempengaruhi pemahaman dan mengeinterpretasi pesan yang umumnya meliputi budaya, latar
belakang budaya, kepercayaan, pengalaman, nilai-nilai dan peraturan.
LANJUTAN….

Komponen model komunikasi osgood dan schramm


LANJUTAN….

Menurut model komunikasi osgood dan schramm, terdapat 9 komponen dalam proses komunikasi:

• Sender (transmitter) – orang yang mengirimkan pesan.


• Encoder – orang yang mengubah pesan ke dalam bentuk kode.
• Decoder – orang yang mendapatkan pesan yang telah di-encode yang telah dikirimkan oleh encoder dan
mengubahnya ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain.

• Interpreter – orang yang mencoba untuk memahami dan menganalisa pesan. Pesan diterima setelah interpretasi.
Interpreter dan receiver adalah orang yang sama.

• Receiver – orang yang menerima pesan yang melakukan proses decoding dan menginterpretasikan pesan-pesan
aktual.

• Message – data yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan informasi yang diterima oleh penerima pesan.
• Feedback – proses merespon pesan yang diterima oleh penerima pesan.
• Medium – media atau saluran yang digunakan oleh pengirim pesan untuk mengirim pesan.
LANJUTAN…..

• Noise – gangguan yang terjadi selama proses komunikasi berlangsung. Dapat berupa gangguan semantic
dimana terjadi perbedaan dalam pemaknaan pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan pemaknaan
pesan yang diinterpretasi oleh penerima pesan.

• Menurut schramm, latar belakang individu juga terlibat dalam proses komunikasi, mengambil peranan
sangat penting dalam komunikasi. Setiap orang memiliki latar belakang pengetahuan, pengalaman, serta
budaya yang berbeda satu sama lain. Perbedaan latar belakang ini mempengaruhi setiap individu dalam
menginterpretasi pesan yang diterima.
LANJUTAN….

Model komunikasi osgood dan schramm memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

• Fokus pada encode dan decode.


• Komunikasi berlangsung dua arah.
• Adanya konsep field of experience yang merupakan efek psikologis dapat membantu untuk memahami proses
komunikasi.

• Umpan balik bersifat tidak langsung dan lambat.


• Terdapat konsep umpan balik sehingga memudahkan bagi pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan
diinterpretasi dengan baik oleh penerima pesan.

• Tidak diabaikannya konsep gangguan atau noise.


• Penerima pesan dan pengirim pesan dapat bertukar peran dalam menyampaikan dan menerima pesan.
• Bersifat dinamis dan berguna secara praktis.
LANJUTAN….

• Gangguan semantik atau semantic noise merupakan konsep yang dapat membantu memahami
permasalah yang dapat terjadi selama pesan diinterpretasi.

• Konsep interpretatif membuat komunikasi menjadi efektif.


• Konsep konteks membuat faktor lingkungan dapat dimasukkan ke dalam interpretasi pesan dan membuat
perubahan dalam nilai pesan.

• Tidak sesuai atau tidak cocok untuk diterapkan dalam proses komunikasi yang sangat kompleks.
• Hanya terdapat dua sumber utama yang berkomunikasi. Banyaknya sumber justru akan membuat proses
komunikasi mengalami komplikasi dan model komunikasi tidak dapat diimplementasikan dengan baik.

• Dimungkinkan terjadinya perbedaan interpretasi terhadap pesan yang dikirimkan dan pesan yang
diterima

• Digunakan untuk media baru


• Dapat menjadi model komunikasi linear jika penerima pesan tidak memberikan tanggapan
8. MODEL KOMUNIKASI LEARY (1950)

Model ini menerangkan bahwa komunikasi merupakan proses transaksional dan multidimensi, dimana aspek
relationship dan interaksi antar individu sangat mempengaruhi pelaksanaan komunikasi.
Ada dua komponen dalam model komunikasi ini :

• Dominance – submission
Pada model ini ada pihak yang kuat atau menguasai dan ada pihak yang lemah atau dikuasai. Proses
komunikasi pada dimensi ini umum terjadi pada komunikasi satu arah, misalnya antara bos dengan
pembantu, antara pimpinan dan karyawan, terkadang antara petugas kesehatan atau perawat dengan klien.
Tenaga kesehatan menganggap dirinya berkuasa dan klien dianggap pihak yang lemah sehingga harus patuh
apa yang dikatakannya. Proses seperti ini seharusnya tidak terjadi karena antara perawat dengan klien
merupakan komunikasi yang aktif dengan adanya timbal balik.
LANJUTAN….

• Love – hate
Komponen ini terdiri dari pihak yang dicintai dan pihak yang dibenci. Komunikasi tidak hanya
berlangsung diantara orang yang saling mencintai saja, namun dengan orang yang tidak disuakipun
komunikasi tetap berlangsung.
Konteks komunikasi antara yang di cintai dengan yang benci tentunya sangat berbeda, komunikasi dengan
yang dicintai mungkin semua dilakukan dengan menyenangkan dan saling menjaga untuk tidak menyakiti.
Namun bila komunikasi tersebut dilakukan dengan orang yang tidak disukai atau dibenci, maka kedua
belah pihak akan saling menjatuhkan, mencerca dan menyakiti.
Model ini tentunya tidak tepat bila diaplikasikan oleh tenaga kesehatan, khususnya perawat. Sebagai
tenaga kesehatan yang selalu berhubungan dengan klien, perawat dituntut untuk selalu menunjukkan sikap
yang bersahabat, menenangkan, ramah dan simpatik, walaupun terkadang harus berhadapan dengan klien
yang rewel dan sombong sekalipun. Jiwa besar perawat dituntut demi membantu memulihkan kesehatan
klien.
9. MODEL KOMUNIKASI KEYAKINAN KESEHATAN

• Model komunikasi ini dicetuskan oleh rosenstock (1966), menekankan pada persepsi klien sebagai upaya
pencegahan penyakit. Persepsi klien menjadi faktor utama dalam menjaga atau meningkatkan derajat
kesehatannya. Model ini dipengaruhi oleh teori sosial –psikologikal, dimana inti dari teori tersebut adalah
bagaiman individu “mencari sehat” dan “menjahui sakit” hal ini tentunya sangat tergantung dari
sejauhmana pengetahuan atau persepsi sehat bagi klien dan bagaimana lingkungan sosial klien.

• Model ini digunakan untuk memprediksi mengenai perilaku seseorang apakah merasakan adanya
ancaman atau manfaat dalam mempertahankan kesehatannya. Komunikasi sangat diperlukan untuk
memotivasi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk mempertahankan kesehatannya.
LANJUTAN….

• Elemen utama (mayor) dari model ini sebagaimana yang disampaikan becker & maiman (1975)
adalah :
1. Persepsi individu terhadap tingkat keparahan suatu penyakit.

2. Persepsi individu terhadap manfaat dan barier dalam melaksanakan tindakan pencegahan
penyakit
3. Petunjuk yang tersedia untuk menstimulasi individu dalam melaksanakan tindakan pencegahan
penyakit

• Kelebihan dari model ini pertama penerapan komunikasi lebih luas, kedua dapat merubah persepsi
dan keyakinan klien sehingga perilaku sehat klien dapat ditingkatkan. Sedangkan kelemahannya
adalah masih banyak yang abstrak dan bersifat konseptual.
10. MODEL KOMUNIKASI INTERAKSI KING (1971)

• Dalam pelaksanaan model ini menggunakan pandangan sistem dalam upaya membantu klien untuk
meningkatkan dan mempertahankan status kesehatannya. Model ini menekankan perlu adanya hubungan
timbal balik antara individu dan sistem sosial yang berlaku

• Model ini menekankan pada proses komunikasi yang terjadi antara perawat–klien yang merupakan hasil
interaksi bertujuan untuk menentukan suatu keputusan dalam pelaksanaan tindakan kesehatan.

• Perawat perlu menjelaskan prosesdur tindakan yang akan dilakukan, resiko-resiko yang mungkin terjadi
pada klien, akibat bila tindakan tidak dilakukan, dan biaya yang dikeluarkan dalam tindakan tersebut,
semua harus dikomunikasikan agar keputusan yang dibuat oleh klien merupakan keputusan yang tepat
dan terbaik bagi klien.
11. MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN

Model komunikasi ini berfokus pada transaksi antara profesional kesehatan dengan klien yang
sesuai dengan permasalahan kesehatan klien. Proses pengiriman dan penerimaan pesan antara
profesional dan klien terjadi secara simultan, sehingga komunikasi yang terjadi cenderung lebih
nampak dan aktif. Model komunikasi ini mencakup tiga faktor mayor yaitu:
1. Relationsihip ada empat tipe:
• profesional kesehatan – profesional kesehatan.
• profesional kesehatan - klien
• profesional kesehatan – orang lain yang berpengaruh
• Klien – orang lain yang berpengaruh
LANJUTAN….

2. Transaksi
Transaksi dalam komunikasi adalah kesepakatan, respon yang terjadi antara pengirim pesan dengan
penerima pesan yang terjadi secara simultan dalam proses komunikasi. Transaksai yang terjadi mencakup
perilaku komunikasi verbal dan non verbal yang mencakup dimensi isi dan hubungan, terjadi secara
berkesinambungan, tidak statis dan ada umpan balik.
3. Konteks
Faktor konteks adalah situasi dimana pelayanan kesehatan diberikan. Konteks komunikasi dapat
berdasarkan pada tempat atau ruang dilaksanakan komunikasi, jenis pelayanan kesehatan yang
diberikan, dan jumlah personil atau tenaga kesehatan yang ada selama memberikan pelayanan. Petugas
yang terbatas akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas komunikasi.
Rogers, C.R (1961), menekankan bahwa fokus interaksi dalam pelayanan kesehatan adalah seorang
terapis/perawat dengan klien. Komunikasi harus bersikap jujur, peduli pada tingkat pemahaman klien dan
berkeinginan membantu klien.
ELEMEN-ELEMEN KOMUNIKASI

• Devito (1997) menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang terdiri atas
komponen-komponen/elemen-elemennya saling terkait. Setiap elemen dalam komunikasi
saling berhubungan satu dengan yang lain dan elemen yang satu mendahului elemen lain
yang terkait.

• Taylor, Lillis, Lemone (1989), dan Devito (1997), mengidentifikasi bahwa untuk
berlangsungnya komunikasi yang efektif ada lima elemen utama.
LANJUTAN…..

1. Komunikator (sender)
Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan pesan/ide/informasi atau stimulus kepada
orang/pihak lain sebagai lawan bicara. Komunikator berarti sumber berita/informasi atau disebut informan,
yaitu sumber/asal berita yang disampaikan kepada komunikan.
Seorang komunikator beraksi dan bereaksi secara utuh meliputi fisik dan kognitif, emosional, dan intelektual
sehingga diharapkan orang/pihak lain yang menerima pesan tersebut memberikan respon atau jawaban
(feedback) agar proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik dan komunikator dapat berperan sebagai
komunikan, dan komunikan dapat bertindak sebagai komunikator.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar menjadi komunikator yang baik:
a. Penampilan
Penampilan yang baik, sopan dan menarik sangat berpengaruh dalam proses komunikasi. Sebagai seorang
perawat, penampilan yang bersih, sopan dan menarik sangat perlu dalam menjalankan perannya dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
LANJUTAN….

b. Penguasaan masalah
Penguasaan masalah ini sangat penting terutama bila dalam proses komunikasi tersebut terjadi feedback.
Seorang perawat sebelum menjelaskan tentang masalah kebutuhan cairan klien, perawat harus terlebih
dahulu menguasai materi tentang jenis-jenis kebutuhan cairan tubuh, tanda-tanda klien kekurangan
cairan, akibat kekurangan cairan dan penatalaksanaan pada klien ynag kekurangan cairan
c. Penguasaan bahasa
Proses komunikasi akan berjalan lambat apabila bahasa yang digunakan kurang sesuai dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh Penerima pesan. Penguasaan bahasa yang kurang baik dapat meyebabkan
salah tafsir atau mispersepsi
LANJUTAN….

2. Informasi/pesan/berita
Pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator, yang berisi stimulus yang dikeluarkan oleh komunikator kepada
komunikan (penerima), disadari atau tidak disadari, secara langsung atau tidak langsung.
Pesan yang disadari adalah segala ucapan (bahasa verbal) yang disampaikan komunikator secara sengaja dan sudah dipersiapkan.
Pesan yang tidak disadari adalah pesan yang muncul beriringan atau bersamaan dengan pesan yang disampaikan pada saat
komunikator berbicara. Pesan dapat disampaikan dengan cara langsung atau lisan, tatap muka, dan dapat pula melalui media atau
saluran. Sedangkan materi atau isi pesan dapat bersifat informative, persuasive (pengaruh) dan koersif (paksaan)
Pesan yang disampaikan harus tepat dan mengenai sasaran dengan syarat-syarat:
• Pesan harus direncanakan dengan baik sesuai kebutuhan
• Penyampaian pesan dengan menggunkan bahasa yang baik dan mudah dimengerti oleh kedua belah pihak
• Pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta menimbulkan kepuasan

Hambatan-hambatan dalam penyampaian pesan dapat berasal dari hambatan bahasa (language factor) dan hambatan tehnis (noice
factor). Sedangkan pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat berbentuk: pengetahuan, pengalaman masa lalu, perasaan,
atau posisi dalam system sosiokultural
LANJUTAN…..

3. Komunikan (reciever)
Komunikan adalah penerima pesan yang disampaikan komunikator, dapat tergolong personal,
kelompok atau massa. Komunikan yang efektif bersikap kooperatif, penuh perhatian, jujur, serta
bersikap terbuka terhadap komunikator dan pesan yang disampaikan.
Syarat yang harus dimiliki oleh komunikan adalah:

• Keterampilan menangkap dan meneruskan pesan

• Pengetahuan yang cukup tentang materi yang dikomunikasikan

• Sikap yang jujur dan siap untuk menerima dan memberi pesan

Factor lain yang perlu diperhatikan adalah kerangka pengetahuan (frame of reference) dan lingkup
pengalaman (field of experience), agar pelaksanaan komunikasi dapat berlangsung efektif.
LANJUTAN….

4. Feedback (Umpan balik)


Clement dan Frandsen, 1976 dalam Devito (1997), Umpan balik merupakan informasi yang dikirimkan
balik ke sumbernya. Feedback merupakan respon komunikan terhadap pesan yang diterima baik secara
verbal maupun non verbal, bisa berasal dari diri sendiri ataupun orang lain. Adanya feedback
membantu komunikator dalam menilai apakan pesan yang disampaikan kepada komunikan dimengerti
atau tidak. Bentuk umpan balik yang diberikan, antara lain anggukan, kerutan dahi, senyuman,
gelengan kepala, interupsi pembicaraan, pernyataan setuju atau tidak setuju dll.

Dengan demikian perawat sebagai komunikator perlu memberi kesempatan untuk terjadainya feedback
dari klien
LANJUTAN…..

Agar terjadi umpan balik yang baik, maka harus memenuhi syarat-syarat :
1. Jujur
2. Bersifat khusus/fokus dan jelas (deskriptif )
3. Jangan bersifat penilaian
4. Merupakan hasil oriented bukan person oriented

5. perhatikan timing yang tepat

Selama proses komunikasi berlangsung, feedback dapat terjadi dengan berbagai macam karakteristik
klien sesuai dengan konteks komunikasi.
LANJUTAN…..

Bentuk-bentuk feedback yang lazim terjadi antara lain:

• External feedback
Umpan balik yang diterima langsung oleh komunikator dari komunikan kondisi ini bisa terjadi dalam komunikasi
langsung. Mis saat diskusi, dengar pendapat, komunikasi antara perawat, dokter, bidan, dan klien saat melakukan
pengkajian/anamnesa dan lain sebagainya

• Internal feedback
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan, akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari
komunikator itu sendiri. Contahnya bila komunikasi dilakukan searah atau komunikasi tertulis. Feedback ini tergantung
pada sejauh mana komunikator dan komunikan mempersepsikan pesan yang diterima.

• Direct feedback atau immediate feedback


Umpan balik bentuk ini terjadi secara langsung dari komunikan dengan cara menggerakkan salah satu anggota badannya
sebagai bentuk respon dari pesan yang diterima dari komunikator, misalnya menggeleng-gelengkan kepala sebagai tanda
kagum terhadap sesuatu yang dilihatnya
LANJUTAN…..

• Indirect feedback atau delaiged feedback


Umpan balik terjadi secara tidak langsung, butuh waktu, misalnya dalam bentuk surat lamaran
kerja, surat konsultasi, misalnya hasil pemeriksaan laboratorium, konsultasi status mental dan
sebagainya

• Infereintial feedback
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri oleh komunikator.
Bentuk umpan balik ini terjadi tidak secara langsung namun cukup relevan dengan pesan yang
disampaikan komunikator. Kualitas komunikasi melalui umpan balik seperti ini sangat dipengaruhi
oleh persepsi masing-masing komunikan. Misalnya petugas kesehatan memberikan edukasi tentang
DHF di daerah yang terkena wabah, klien/massa tampak antusis memperhatikan penjelasan perawat
hal ini dipersepsikan oleh komunikator bahwa komunikan membutuhkan informasi atau pesan yang
disampaikan
LANJUTAN…..

• Zero feedback
Umpan balik yang diberikan komunikan tidak dipahami oleh komunikator. Kondisi ini mungkin terjadi
karena sudut pandang komunikan terhadap materi komunikasi yang disampaikan berbeda atau tingkat
pengetahuan yang dimiliki komunikator berbeda. Misal perawat sedang memberikan penjelasan tentang
penyebab nyeri pada klien ca paru, namun klien beranggapan bahwa nyerinya tersebut karena ”guna-
guna atau santet”

• Neuteral feedback
Umpan balik yang diterima komunikator tidak sesuai dengan informasi atau pesan awal yang
disampaikan komunikator. Hal ini mungkin bisa terjadi karena persepsi yang berbeda terhadap pokok
permasalahan yang dibicarakan.
LANJUTAN…..

• Positive feedback
Respon positif yang diberikan oleh komunikan terhadap informasi/pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Umpan balik ini dapat diartikan sebagai persetujuan, dukungan atau hanya sekedar
simpati.
Klien yang kooperatif terhadap rencana keperawatan merupakan contoh dari feed back ini

• Negative feed back


Adalah kontra-reaksi yang ditunjukkan komunikan terhadap informasi/pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Umpan balik ini dapat diartikan sebagai pertentangan atau ketidak setujuan komunikan
terhadap apa yang disampaikan komunikator.
Misalnya respon orang tua yang menolak anaknya dipasang infus dan menginginkan pulang paksa karena
anaknya menangis saat didekati perawat
5. Atmosfer/konteks/lingkungan
Atmosfer adalah lingkungan ketika komunikasi terjadi terdiri atas tiga dimensi, yaitu dimensi fisik, sosial-
psikologis, dan temporal yang mempunyai pengaruh terhadap pesan yang disampaikan. Ketiga dimensi
lingkungan ini saling berinteraksi dan saling memengaruhi satu dengan lainnya. Perubahan dari salah
satu dimensi akan Memengaruhi dimensi yang lain.
• Dimensi fisik adalah lingkungan nyata (tangible), dapat berbentuk ruang atau Bangsal, dan segala
komponen yang ada di dalamnya.
• Dimensi sosial-psikologis meliputi tata hubungan status di antara pihak yang terlibat dan aturan
budaya masyarakat ketika mereka berkomunikasi. Yang termasuk dalam konteks ini adalah
Persahabatan atau permusuhan, lingkungan formal atau informal, serta situasi yang serius atau tidak
serius.
• Dimensi temporal (waktu) adalah mencakup waktu ketika komunikasi terjadi. Pilihan waktu yang
tepat dapat mencapai efektivitas komunikasi yang dilakukan.
6. Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka
memperkuat pesan itu sendiri. Sumber komunikasi dapat berupa orang, buku, dokumen, lembaga atau
sejenisnya (A.W. Widjaja, 2000:30)
Sumber disini dibedakan dengan komunikator, karena sumber adalah sesuatu yang pasif yang
diaktifkan keberadaanya oleh komunikator
Sumber sangatlah penting untuk menentukan atau menilai kualitas komunikasi, bahkan seseorang yang
fanatik akan sangat tergantung dari sumber komunikasi yang ada, dia akan menerima pesan bila
berasal dari sumber yang diyakininya.
Dalam dunia penulisan, sumber merupakan salah satu aspek untuk menilai ilmiah atau tidaknya
sebuah pesan atau informasi.
7. Channel
Channel adalah saluran/sarana untuk penyampaian pesan atau biasa di sebut juga media. Media komunikasi
dapat dikategorikan dalam tiga bagian yaitu:

• Media umum
Media yang dapat digunakan oleh semua pihak yang terlibat dalam komunikasi, media ini dapat
berbentuk elektronik maun non-elektronik. Media ini biasanya dapat dipergunakan oleh masyarakat
umum, contohnya adalah telepon, HP, OHP, surat dinas dll.

• Media massa
Media yang digunakan untuk komunikasi massal (karena sifatnya massal), misalnya pers, radio, film, dan
televisi.

• Media khusus
Media yang hanya dapat dipergunakan oleh orang-orang tertentu saja yang mempunyai keahlian dan
kewenangan tertentu, misalnya sandi atau kode-kode dalam komunikasi intelejen, kode atau simbul-
simbul khusus dalam dunia kedokteran dan sebagainya.
8. Effect
Adalah hasil akhir dari suatu komunikasi sikap dan tingkah laku seseorang sesuai atau tidak dengan yang
kita inginkan. Wilbur schraam mengatakan bahwa untuk mendapatkan efek yang baik ada prosedur yang
bisa ditempuh yaitu a - a procedure (aidda) yang merupakan kependekan dari:

•Attention (perhatian)
•Interenst (kepentingan)
•Desire (keinginan)
•Decision (keputusan)
•Action (tindakan)
Keberhasilan dan efektifitas komunikasi dapat dilihat dari sejauh mana dampak atau effek yang terjadi
setelah dilaksanakannya komunikasi. Efek merupakan tolak ukur keberhasilan komunikasi. Seorang
perawat dapat dikatakan sukses dalam berkomunikasi dengan klien apabila apa yang disampaikan perawat
diikuti atau dilaksanakan oleh klien
BENTUK DAN JENIS KOMUNIKASI

Chitty (1997) menjelaskan bahwa secara umum ada dua bentuk komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal.

Chitty (1997), mendefinisikan bahwa komunikasi verbal adalah pertukaran informasi menggunakan kata-kata
yang diucapkan secara oral dan kata-kata yang dituliskan.
Komunikasi oral adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan, baik langsung dengan cara tatap muka
maupun secara tidak langsung, melalui telepon atau telekonferensi. Komunikasi oral dilakukan untuk
menyampaikan informasi secara cepat atau untuk memperjelas pesan/informasi tertulis sehingga informasi
lebih akurat. Jenis komunikasi ini tergantung dari irama, kecepatan, intonasi, penguasaan materi oleh
komunikator, penekanan, dan nada suara serta bahasa yang digunakan
LANJUTAN…..

• Exp: saat menjelaskan rencana asuhan keperawatan kepada pasien, menjelaskan prosedur
tindakan, melakukan konsultasi, kolaborasi, atau melaporkan kondisi klien dan sebagainya

Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk tulisan, baik secara manual
maupun elektronik, dilakukan untuk memberikan informasi dalam jumlah yang besar sebagai bukti
tertulis atau dokumentasi. Jenis komunikasi ini dapat berbentuk tulisan tangan, surat kabar, atau e-
mail

• Exp: dokumentasi asuhan keperawatan, mencatat intruksi dokter, menulis hasil kolaborasi,
mencatat perkembangan klien, pelaporan dan sebagainya.
LANJUTAN…..

• Komunikasi non verbal


Chitty (1997), mendefinisikan komunikasi non verbal adalah pertukaran informasi tanpa menggunakan
kata-kata. Komunikasi ini tidak disampaikan secara langsung oleh komunikator, tetapi berhubungan
dengan pesan yang disampaikan secara oral ataupun tulisan. Macam-macam komunikasi nonverbal adalah
kontak mata, ekspresi wajah, postur atau sikap tubuh, gaya jalan, gerakan/bahasa isyarat tubuh waktu
bicara, penampilan secara umum, suara dan sikap diam, atau simbol simbol lain, misalnya model pakaian
dan cara menggunakan
LANJUTAN…..

Dimbley dan burton, (1992) sebagaimana yang dikutip roger B.Ellis dkk, mengatakan bahwa bahasa tubuh mempunyai beberapa
unsure, antara laian:
A. Gerak tubuh
Adanya gerakan tubuh yang terjadi pada saat komunikasi, baik gerakan yang dilakukan komunikator maupun komunikan
menunjukkan adanya interaksi aktif dari diri seseorang (komunikator) dalam berkominkasi serta menunjukaan adanya perhatian
dari komunikan. Misalnya gerakan tangan saat bicara, anggukan kepala sebagai ungkapan persetujuan dan gelengan kepala sebagai
ungkapan penolakan.
B. Ekspresi wajah
Ungkapan perasaan seseorang dapat dilihat dari ekpresi wajahnya terutapa dari lokasi sekitar mata dan mulut (roger B.Ellis dkk,
2000). Kegembiraan, kesedihan, kebingungan, atau kejengkelan dapat dilihat dari ekspresi wajah seseorang, bahkan tulus tidaknya
senyuman seseorang dapat dilihat dari ekspresi seseorang.
C. Pandangan
Komunikasi yang baik dilakukan dengan adanya kontak mata, ketika berbicara komunikat0r perlu memandang komunikan.
Pandangan adalah hal penting dalam menilai tanda-tanda non verbal. Tatapan atau pandangan yang tajam kepada seseorang bisa
bertanda kekaguman atau bentuk perlawanan. Pandangan yang jauh ketika berbicara bisa berarti kesedihan atau ada sesuatiu yang
difikirkan
LANJUTAN…..

D. Postur
Ketika berkomunikasi dengan postur sedikit membungkuk, berdiri tegak atau dengan menopang tangan di pinggang
memberikan arti dan suasan komunikasi yang berbeda.

E. Jarak tubuh dan kedekatan


Unsur ini juga cukup mempengaruhi dalam proses komunikasi non verbal. Kenyamanan komunikasi bisa dinilai dari jarak
tubuh yang diperlihatkan, seseorang yang sudah kenal akrab dan dekat mungkin lebih nyaman kalau komunikasi dilakukan
dengan posisi yang saling berdekatan, namun berbeda bila komunikasi tersebut dengan orang lain. Jarak tubuh ini juga
sangat tergantung pada usia, jenis kelamin, hubungan kedekatan dan budaya yang berlaku

F. Sentuhan
Ungkapan perhatian, empati dan kasih sayang dapat diungkapan melalui sentuhan. Makna sentuhan ini berbeda tergantung
dari sifat dan derajat hubungan, serta kedudukan seseorang. Sentuhan seorang perawat kepada pasien bisa memberi pesan
tentang adanya perhatian dan keseriusan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
LANJUTAN….

G. Pakaian
Jenis pakaian, rambut, perhiasan, dan rias wajah seseorang berbicara banyak tentang
kepribadian, peran, pekerjaan, status dan suasana hati seseorang serta ungkapan pesan yang
ingin disampaikan seseorang.
Dalam kehidupan sehari-hari, pakaian dengan warna hitam seolah-olah menjadi symbol
kesedihan, sedangkan warna pink seakan-akan menjadi ungkapan rasa kasmaran atau
kebahagian.
Hubungan komunikasi verbal dan non verbal, menurut potter & perry (1987) diidentifikasikan menjadi 6 hal
yaitu:
A. Repeating yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disampaikan secara verbal
B. Contradicting komunikasi non verbal berfungsi menolak fungsi verbal dan memberi makna lain pada pesan
verbal
C. Complementing komunikasi non verbal berfungsi melengkapi makna pesan verbal
D. Accenting yaitu fungsi menegaskan pesan verbal atau menggaris bawahi pesan verbal yang telah ditangkap

E. Relating and regulating isyarat non verbal menghubungankan dan mengatur makna verbal. Misalnya, kita
akan membuka mulut ketika bicara dan menutup mulut kita ketika diam
F. Subsitusi komunikasi non verbal menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya dalam sebuah rapat
telah diputuskan bahwa semua perawat tidak diperkenankan untuk menerima “tips” dari pasien atau
keluarga pasien, namun ada temen perawat pelaksana anda yang akan menerima tips tersebut dengan
melihat ke anda, maka anda seakan mengulang/mengingatkan tentang keputusan rapat tadi dengan
menggeleng-gelengkan kepala atau menggoyang-goyangkan tangan tanda tidak setuju.
LANJUTAN…..

• Komunikasi satu arah


Komunikasi ini biasanya bersifat koersif, yang dapat berupa perintah, instruksi, dan bersifat
memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Komunikasi ini jarang bahkan tidak ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik karena sifat pesannya mau tiadak mau harus di
terima oleh komunikan.

• Komunikasi dua arah


Komunikasi yang memungkinkan bahkan harus ada proses feedback, biasanya bersifat
informative atau persuasive
PROSES KOMUNIKASI
• Vecchio (1995) menguraikan bahwa proses komunikasi merupakan urutan tahap-tahap komunikasi kompleks
meliputi idea generation-encoding-transmitting via various channels-receiving-decoding-understanding-
responding yang merupakan suatu siklus yang selalu berulang.

“Komunikasi dimulai dengan munculnya ide (gagasan) dari komunikator (sender). Ide ini selanjutnya
diproses/diolah di otak dan keluar dalam bentuk gelombang suara atau tulisan atau dalam bentuk kode-kode
tertentu (encoding). Informasi yang telah diolah dalam bentuk kode-kode tersebut selanjutnya
ditransmisikan/disalurkan oleh komunikator melalui media (channel). Channel ini akan membantu proses
penyampaian pesan dari komunikator dan proses penerimaan pesan oleh komunikan. Pesan/informasi yang
sampai atau diterima dalam bentuk gelombang suara, tulisan, atau kode-kode tersebut diproses dan
dipersepsikan oleh komunikan (decoding). Setelah dipersepsikan, komunikan akan sampai pada tingkat
pemahaman (understanding) dan selanjutnya berespons terhadap pesan yang diterima sebagai umpan balik
untuk komunikator. Respons yang diberikan oleh komunikan akan menstimulasi munculnya ide baru dan
seterusnya ide atau informasi akan diproses kembali sebagai suatu siklus yang berulang”.
BAGAN PROSES KOMUNIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
Secara umum, faktor yang memengaruhi komunikasi dapat ditinjau dari proses komunikasi dan elemen
komunikasi. Ada lima faktor utama yang memengaruhi komunikasi ditinjau dari elemen komunikasi, yaitu
faktor komunikator, pesan/informasi, media, komunikan, umpan balik, dan atmosfer
1. Komunikator

• Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan pesan. Seorang komunikator harus menunjukkan
penampilan yang baik, sopan dan menarik, serta berwibawa dan tidak sombong. Di samping itu, harus
mempunyai pengetahuan yang memadai, menguasai materi, dan memahami bahasa yang digunakan lawan
(language mastery). Hal ini penting karena salah satu hambatan dalam komunikasi adalah adanya
ketidaksesuaian bahasa yang digunakan antara komunikator dan komunikan. Penguasaan bahasa ini
penting untuk menghindari terjadinya salah tafsir (misperception) dalam komunikasi.

• Seorang komunikator harus mampu membaca peluang (opportunity), mengolah pesan supaya mudah
dipahami komunikan, dan mempunyai alat-alat tubuh yang baik sehingga menghasilkan suara yang baik
dan jelas, antara lain pita suara, mulut, bibir, lidah, dan gigi. Seorang komunikator yang pita suaranya
terganggu, tidak mempunyai gigi, atau sumbing akan mengalami kesulitan dalam berkata-kata yang
mengakibatkan tidak jelasnya pesan yang disampaikan
2. Pesan/Informasi

• Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan
ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik, atau tindakan. Pesan ini dapat berbentuk kata-kata tertulis,
lisan, gambar, angka, benda, gerak-gerik, tingkah laku, dan berbagai tanda-tanda lainnya pesan yang
bersifat informatif dan persuasif akan mudah diterima dan dipahami daripada pesan yang bersifat
memaksa. Pesan yang mudah diterima adalah pesan yang sesuai dengan kebutuhan komunikan
(relevan), jelas (clearly), sederhana atau tidak bertele-tele, dan mudah dimengerti (simple). Disamping
itu, informasi akan menarik jika merupakan informasi yang sedang hangat (up to date).
3. MEDIA

Merupakan sarana yang digunakan oleh komunikator untuk memindahkan pesan dari pihak satu ke
pihak lainnya. Adanya komunikasi antar pribadi, banyak ahli berpendapat bahwa pancaindra pun
merupakan media komunikasi sehingga komunikator dapat bertindak sebagai sumber sekaligus media.
Untuk memaksimalkan pesan diterima sempurna oleh penerima, maka seorang komunikator harus
pandai-pandai memilih media sebagai sarana untuk menyampaikan pesan.
4. KOMUNIKAN

Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari komunikator. Untuk mencapai keberhasilan
dalam komunikasi, sebaiknya sumber berita harus mengenali penerima yakni terkait karakteristik,
budaya, teknik/cara penyampaian, tingkat pemahaman, waktu, lingkungan fisik dan psikologis, dan
tingkat kebutuhan penerima. seorang komunikan harus mempunyai penampilan atau sikap yang baik,
sopan, disamping itu, seorang komunikan harus mempunyai pengetahuan, keterampilan komunikasi,
dan memahami sistem sosial komunikator. Seorang komunikan harus mempunyai alat-alat tubuh yang
baik. Alat tubuh yang berperan utama untuk menerima pesan suara adalah telinga. Supaya pesan dapat
diterima dengan tepat, komunikan harus mempunyai fungsi pendengaran yang baik.
5. EFEK/PENGARUH

Efek merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan penerima pesan
sebelum dan setelah menerima pesan. Efek/pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan
tingkah laku seseorang. Pengaruh bisa diartikan sebagai hal yang diinginkan oleh sumber pembawa
pesan, yaitu suatu perubahan sikap dan tingkah laku menjadi lebih baik setelah menerima pesan.
Karena perubahan sikap dan tingkah laku tersebut adalah sasaran/ tujuan akhir dari proses
komunikasi.
6. UMPAN BALIK

Komunikasi efektif jika komunikan memberi umpan balik yang sesuai dengan pesan yang
disampaikan. Umpan balik ini penting bagi komunikator karena sebagaisalah satu tolok ukur
keberhasilan komunikasi. Mengerti atau tidaknya komunikan terhadap isi pesan yang
disampaikan oleh komunikator dapat dilihat dari bagaimana komunikan memberikan
umpan balik
7. ATMOSFER/LINGKUNGAN

Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan lingkungan yang kondusif (condisive)
dan nyaman (comfortable). Hal ini dimungkinkan karena situasi-situasi tertentu dapat
mengganggu jalannya penyampaian pesan karena faktor-faktor tertentu, seperti
lingkungan sosial budaya, fisik, psikologis dan dimensi waktu komunikasi yang dilakukan
dengan waktu yang cukup dan tidak tergesa-gesa memungkinkan tercapainya tujuan
komunikasi yang efektif
LEVEL DAN TINGKATAN KOMUNIKASI

Level komunikasi
Untuk mendukung proses komunikasi berjalan dengan baik, penting untuk membedakan tiga level
komunikasi:

• Isi pesan dari apa yang dikatakan seseorang;


• Prosedur dari apa yang dikatakan seseorang (atau cara seseorang mengatakan apa yang dia katakan);
• Proses hubungan antara pembicara dan pendengar serta emosi yang muncul selama percakapan
LANJUTAN….

Tingkat proses adalah tingkat terendah piramida. Proses adalah dasar komunikasi. Tanpa proses yang baik
tidak ada prosedur yang efektif. Tanpa proses yang baik dan prosedur yang jelas, kualitas konten akan
sangat rendah. Karena itu, emosi juga akan mendominasi atas rasionalitas. Proses selalu ditindaklanjuti oleh
konten.
TINGKATAN KOMUNIKASI

1. Komunikasi intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah proses berfikir pada diri sendiri, keyakinan, perasaan dan berbicara pada
diri sendiri tentang kesehatan diri sendiri. Komunikasi ini sangat penting terutama pada tenaga kesehatan
sebagai role model dalam perilaku hidup sehat
2. Komunikasi interpersonal
Adalah proses komunikasi langsung antara professional-profesional dan professional klien. Komunikasi ini
biasanya dalam bentuk dialog, meskipun kondisi tertentu juga terjadi secara monolog.
3. Komunikasi kelompok
Komunikasi yang terjadi dengan melibatkan lebih dari tiga orang. Komunikasi ini biasanya dalam bentuk
diskusi dan saling mengenal. Komunikasi ini juga dapat terjadi dengan sifat anggota kelompok yang relative
homogen, misalnya komunikasi dengan kelompok remaja, usia lanjut, pengajian ibu-ibu, dan sebagainya.
LANJUTAN…..

4. Komunikasi public
Adalah proses komunikasi yang dilakukan dihadapan orang banyak, baik secara aktif maupun pasif

5. Komunikasi organisasi
Komunikasi yang terjadi didalam organisasi maupun antar-organisasi yang dapat bersifat formal
maupun non-formal. Komunikasi ini melibatkan komunikasi intrapribadi, interpribadi, kelompok,
kadang-kadang melibatkan komunikasi publik
6. Komunikasi massa
Komunikasi yang melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang
luas, heterogen, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama.
THANK YOU FOR
PARTICIPATING

Anda mungkin juga menyukai