Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS BERBAGAI MACAM

BIOMARKER AIR MATA


DALAM DIAGNOSIS
PENYAKIT MATA KERING
Tinjauan
Pustaka Muhammad Furqan,1Sukma Purnama Sidhi,1
Lulu Chotim Amsari1
1 Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera
Utara

ABSTRAK
Pendahuluan: Diagnosis penyakit mata kering (Dry Eye Disease/ (DED) terutama pada
tahap awal merupakan hal yang penting, tetapi seringkali sulit. Hal ini dikarenakan
kurangnya standar emas dan korelasi yang buruk antara perubahan biokimia air mata dan
tanda-tanda klinis. Biomarker air mata dinilai dapat digunakan dalam diagnosis dan
memantau DED karena bersifat non invasive, serta memiliki korelasi yang baik dengan
perubahan biokimia air mata dan perkembangan penyakit.
Tujuan: Artikel ini akan memaparkan beberapa biomarker air mata yang paling penting
untuk DED yaitu marker untuk disfungsi kelenjar lakrimal, inflamasi, stres oksidatif, dan
intoleransi lensa kontak, serta korelasinya dengan subtipe dan keparahan penyakit.
Metode: Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan menggunakan jurnal 10
tahun terakhir yang diperoleh dari mesin pencarian seperti Sciencedirect, PubMed, Google
Scholar dan ClinicalKey.
Pembahasan: Biomarker untuk disfungsi kelenjar lakrimal ditandai dengan perubahan
kadar protein (laktoferin, lisozim, dll), neuromediator (NGF, CGRP, NPY, Serotonin), dan
mucin (MUC/ 5AC); sementara respons inflamasi ditandai dengan perubahan ekspresi
sitokin, kemokin, MMP-9, dan albumin. Stres oksidatif ditandai dengan perubahan kadar
lipid (HNE, MDA). Sementara itu intoleransi lensa kontak dihubungkan dengan perubahan
secretoglobin 1D1, β2 microglobulin, lacritin, secretoglobin 1 A2, albumin, LPRR4, LCN-1,
dan PIP.
Kesimpulan: MMP-9 dan kombinasi Mammaglobin B, lipophilin A, dan B2MG merupakan
biomarker dengan sensitivitas dan spesifitas tertinggi dari biomarker lainnya. Beberapa
biomarker tersebut dapat digunakan untuk mendiagnosis DED, membedakan antara
sindrom Sjögren DED dan sindrom non-Sjögren DED, ADDE dari EDE, serta menentukan
tingkat keparahan penyakit.

Kata Kunci: Air mata, Biomarker, Penyakit mata kering

ABSTRACT

Introduction: The diagnosis of dry eye disease (DED) especially in the early stages is
important, but difficult. This is due to the lack of a gold standard and a poor correlation
between the biochemical changes in tears and clinical signs. Tear biomarkers can be used
in diagnosing and monitoring DED because they are non-invasive, and have a good
correlation with biochemical changes in tears and disease progression.
Purpose: This article will describe some of the most important tear biomarkers for DED,
namely markers for lacrimal gland dysfunction, inflammation, oxidative stress, and contact
lens intolerance, and its correlation with subtypes and disease severity.
Method: The method used is literature study using the last 10 years journals obtained from
search engines such as Sciencedirect, PubMed, Google Scholar and ClinicalKey.

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 146


Discussion: Biomarkers for lacrimal gland dysfunction are characterized by changes in
protein levels (lactoferrin, lysozyme, etc.), neuromediators (NGF, CGRP, NPY, Serotonin),
and mucin ((MUC)5AC); while the inflammatory response is characterized by changes in
the expression of cytokines, chemokines, MMP-9, and albumin. Oxidative stress is
characterized by changes in lipid levels (HNE, MDA). Meanwhile contact lens intolerance
is associated with changes in 1D1-secretoglobin, β2-microglobulin, lacritin, secretoglobin
1A2, albumin, LPRR4, LCN-1, and PIP.
Conclusion: MMP-9 and a combination of Mammaglobin-B, lipophilin-A, and B2MG are
biomarkers with the highest sensitivity and specificity of other biomarkers. Some of these
biomarkers can be used to diagnose DED, differentiate between Sjögren DED syndrome
and non-Sjögren DED syndrome, ADDE from EDE, and determine the severity of the
disease.
Keywords: Biomarker, Dry eye disease, Tear

1. PENDAHULUAN diagnosis.[5] Selain itu, perubahan


Penyakit mata kering (Dry Eye biokimia pada lapisan air mata biasanya
Disease/ DED) merupakan penyakit terjadi sebelum tanda-tanda klinis
multifaktorial pada permukaan mata terdeteksi sehingga dapat diketahui
yang ditandai dengan hilangnya bahwa gejala subjektif dan tes diagnosis
homeostasis lapisan air mata dan yang saat ini digunakan memiliki korelasi
disertai dengan gejala-gejala pada mata. yang buruk.[6] Tes rutin seperti tes
ketidakstabilan dan hiperosmolaritas Schirmer, Tear Film Break-up Time
lapisan air mata, inflamasi dan (TBUT), dan vital staining bersifat invasif,
kerusakan permukaan mata serta kurang standarisasi, dan hanya spesifik
kelainan neurosensorik memainkan untuk kasus DED yang parah.[6,7]
peran dalam etiologi penyakit ini.[1] Oleh karena itu, identifikasi tes
Menurut studi epidemiologi secara baru untuk diagnosis dan manajemen
global oleh DEWS pada tahun 2017, DED perlu dilakukan. Salah satu jenis
prevalensi penyakit mata kering berkisar biomarker yang menjanjikan saat ini
antara 5-50%.[2] Sedangkan menurut adalah biomarker air mata yang bersifat
data National Health and Wellness non-invasive dan mempunyai korelasi
Survey tahun 2013, sekitar 16,4 juta yang signifikan antara perubahan
penduduk dewasa USA menderita mata biokimia air mata dan perkembangan
kering. Prevalensi ini meningkat seiring penyakit. Selain itu, biomarker air mata
bertambahnya usia dan lebih tinggi pada dapat menilai kasus DED yang ringan
wanita (11,1 juta kasus) dibandingkan dan sedang.[5]
dengan pria (5,3 juta kasus).[3] Tinjauan pustaka ini akan
Berdasarkan etiopatologi, penyakit memaparkan beberapa biomarker air
mata kering dapat diklasifikasikan mata yang paling penting pada DED
menjadi dua yaitu Aqueous Deficient Dry (marker protein untuk disfungsi kelenjar
Eye (ADDE) dan Evaporative Dry Eye lakrimal, intoleransi lensa kontak,
(EDE). Pada ADDE, terjadi penurunan inflamasi dan stress oksidatif) dan
sekresi kelenjar lakrimal yang hubungannya dengan subtipe dan
menghasilkan cairan air mata. keparahan penyakit.
Sedangkan pada EDE, terjadi
penguapan yang berlebihan dari lapisan 2. PEMBAHASAN
air mata yang terpapar sementara 2.1 Analisis Lapisan Air Mata pada
kelenjar lakrimal berfungsi normal.[1] Penyakit Mata Kering
Penyakit mata kering merupakan Analisis lapisan air mata menjadi
kondisi umum pada mata yang memiliki topik hangat dalam bidang diagnosis dan
dampak tinggi pada fungsi penglihatan prognosis pada DED karena dua alasan,
dan kualitas hidup seseorang.[4] Namun, yaitu pengambilan sampelnya yang non
DED adalah salah satu penyakit yang invasive dan banyaknya jenis biomolekul
sering salah didiagnosis karena pada air mata. Telah terbukti bahwa
keterlambatan gejala dan tanda-tanda kadar abnormal pada berbagai
klinis serta kurangnya satuan kriteria biomolekul di dalam lapisan air mata

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 147


berhubungan dengan disfungsi Protein yang terbagi atas
permukaan mata.[8,9] constitutive (sig A), regulated (lysozyme,
Pada umumnya, lapisan air mata lactoferrin, lipocalin) dan serum-derived
tersusun atas 3 lapisan yaitu lapisan (albumin), membentuk lapisan
lemak, aqueous, dan musin. Namun, ada aqueous.[11] Proporsi protein yang
bukti bahwa dalam struktur tiga lapisan berasal dari plasma dan konjungtiva
film air mata yang disebutkan di atas, berhubungan dengan rata-rata aliran air
lapisan musin memiliki gradien mata dan tingkatan stimulasi permukaan
konsentrasi yang menurun dari epitel mata.[12] Banyak gelforming dan
menuju lapisan aqueous. Sehingga transmembrane mucins telah
dapat dianggap bahwa lapisan aqueous, diidentifikasi (seperti soluble MUC5AC
dan musin merupakan lapisan tunggal dan transmembrane MUC1 dan MUC16)
yang disebut lapisan muco-aqueous. di lapisan muco-aqueous, berperan
Lapisan lemak yang menutupi lapisan utama dalam proteksi, lubrikasi, hidrasi,
muco-aqueous terdiri dari campuran dan pembentukan lapisan barrier.[8]
protein, lemak, elektrolit, dan molekul Penurunan kadar mucin air mata dan
metabolit kecil.[8-10] Lapisan lemak perubahan jalur glycosylation adalah hal
berasal dari kelenjar meibomian dan yang umum terjadi pada DED.[13]
kelenjar kelopak mata yang berfungsi
untuk mencegah penguapan dari lapisan 2.2 Metode Pengumpulan Air Mata
dibawahnya serta membentuk batasan Metode pengumpulan air mata yang
antara mata dengan lingkungan. umum digunakan yaitu: pengumpulan
Sementara itu, lapisan aqueous dengan Schirmer strips, spons atau
mengandung protein, elektrolit, corong yang diposisikan di meniskus
antioksidan, dan growth factor yang konjungtiva dan pengumpulan dengan
dihasilkan oleh kelenjar lakrimal dan gelas kapiler atau mikropipet.[8,9]
permukaan mata. Fungsi utamanya Walaupun Schirmer strips nyaman
adalah dalam hal nutrisi dan proteksi digunakan oleh pasien namun, memiliki
epitel, perlindungan permukaan mata kekurangan dalam penyimpanan protein
serta pemeliharaan stabilitas lapisan air terutama serum derived (albumin) dan
mata. Lapisan musin yang terdiri atas protein dengan berat molekul <40KDa
glikoprotein dihasilkan oleh sel goblet (lysozyme).[8,9,11,17] Karena pengaruh
dan sedikit kelenjar lakrimal. Lapisan ini terhadap profil protein, penggunaan
sebagian diserap oleh epitel kornea yang gelas kapiler merupakan metode yang
merubah sifat hidrofobik menjadi diunggulkan untuk analisis protein.
hidrofilik sehingga lapisan aqueous Sementara itu, penggunaan Schirmer
menyebar merata di permukaan strip hanya direkomendasikan pada
kornea.[8,9,11] analisis sitokin.[8,16]
Analisis protein air mata
menggunakan agarose gel
electrophoresis diketahui tidak
dipengaruhi oleh jenis air mata baik itu air
mata pada mata tertutup, basal, dan air
mata dengan refleks.[14] Air mata yang
telah dikumpulkan akan dianalisa
dengan berbagai teknologi yang tersedia
sekarang yaitu agarose gel
electrophoresis, enzyme-linked
immunosorbent assay, mass-
spectrometry based proteomic analysis,
dan the innovative multiplex bead
analysis.[8,14]
Gambar 1. Struktur Lapisan Air
Mata

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 148


2.3 Biomarker Air Mata pada Penyakit Lisozim berlimpah dalam sejumlah
Mata Kering sekresi, seperti air mata, saliva, ASI, dan
2.3.1 Biomarker Protein mukus.[18]
Terdapat dua biomarker tradisional Lisozim mungkin merupakan protein
yang telah diterima secara umum untuk air mata yang paling awal dipelajari
DED yaitu: dalam hubungannya dengan mata
kering, dan kadar lisozim dalam air mata
a. Laktoferin
Laktoferin yang juga dikenal sebagai diketahui meningkat sampai usia 40
laktotransferin, adalah protein pengikat tahun dan menurun setelahnya.[16] Kadar
zat besi non heme dari keluarga lisozim ditemukan menurun pada pasien
transferrin. Laktoferin merupakan glaukoma dengan kondisi mata kering
glikoprotein globular dengan massa akibat pengobatan kronik.[5,16] selain itu,
molekul sekitar 80 kDa yang terdapat di kadar lisozim juga ditemukan menurun
berbagai cairan sekretori, seperti ASI, pada pasien mata kering idiopatik dan
saliva, air mata, dan sekresi hidung. SS.[16] Pada penelitian besar dengan
Laktoferin adalah salah satu komponen subjek sebanyak 262 pasien (78 pasien
kekebalan tubuh sistem tubuh yang SS), diketahui nilai cut-off lisozim
memiliki aktivitas antimikroba, antivirus, sebesar 0,9 mg/ml dengan nilai spesifitas
antiparasit, katalitik, imunomodulator, 96,9% dan sensitivitas 25% dalam
dan antiinflamasi.[15] Laktoferin diagnosis DED.[16] Meskipun beberapa
ditemukan berkorelasi negatif dengan
penelitian menunjukkan bahwa kadar
pewarnaan Rose Bengal, hal ini
lisozim dalam air mata tidak berbeda
menunjukkan bahwa penurunan
laktoferin adalah penanda kerusakan antara sindrom Sjögren, sindrom DED
permukaan mata.[16] Namun, pada mata dan kontrol. biomarker ini dapat berguna
kering dengan tipe evaporative dengan untuk memantau efek samping dari obat
tidak adanya defek pada sel epitel, penghambat reseptor beta adrenergik
laktoferin pada air mata juga ditemukan seperti Practalol atau untuk mendeteksi
berkurang.[17] mata kering akibat paparan pada
Penggunaan laktoferin dalam air pekerjaan tertentu seperti di
pertambangan batu bara. [5,16,19]
mata telah dianjurkan untuk diagnosis
sindrom Sjogren primer (SS), di mana tes Laktoferin dan lisozim adalah produk
ini memiliki spesifisitas 95% dan utama kelenjar lakrimal. Penurunan
sensitivitas 72%.[16] nilai ini sedikit lebih kadar kedua protein tersebut dikaitkan
tinggi daripada hanya menggunakan tes dengan disfungsi kelenjar lakrimal,
schirmer I untuk deteksi penyakit ini.[16] kerusakan permukaan mata, reaksi
Para peneliti telah menyarankan nilai cut- inflamasi, kapasitas antioksidan yang
off 1,1 mg / mL untuk diagnosis DED rendah, dan aktivitas antimikroba yang
rendah (terutama lisozim).[5] Penurunan
dengan akurasi yang optimal[5,16].
kadar kedua protein tersebut pada
Menggunakan nilai cut-off tersebut, tes pasien DED menunjukkan bahwa
ini dapat mendeteksi DED dengan penentuan kadar laktoferin dan lisozim
sensitivitas 79,4% dan spesifisitas dapat diusulkan menjadi salah satu tes
78,3%.[5,16] objektif untuk diagnosis DED.[20]
b. Lisozim 2.3.2 Biomarker Protein Lainnya
Lisozim merupakan protein yang juga Para peneliti telah melakukan
dikenal sebagai muramidase atau N- analisis proteomik air mata untuk
acetylmuramide glycanhydrolase. menentukan protein yang secara spesifik
Protein ini termasuk enzim golongan terkait DED. Sebagai contoh,
glikosida hidrolase yang dapat merusak pendekatan proteomik untuk mendeteksi
dinding sel bakteri dengan mengkatalisis biomarker DED pada cairan air mata
hidrolisis ikatan beta-1,4-glikosida antara dilakukan oleh Aluru et al. melalui
residu asam N-asetillamatamat dan N- elektroforesis 2D dan diferensiasi gel
asetil-D glukosamin dalam peptidoglikan. elektroforesis (DIGE). Pada penelitian

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 149


tersebut ditemukan Lacrimal Proline- kandidat biomarker, diikuti oleh studi
Rich Protein 4 (LPRR4) secara signifikan penemuan (studi 1) dan studi validasi
menurun pada beberapa tipe DED.[21] (studi 2), hasil mereka menunjukkan
Berdasarkan ekspresi diferensial dan bahwa LPRR4 dalam air mata berkurang
korelasi kadar air mata LPRR4 dengan pada pasien DRYaq dan DRYaqlip,
tingkat keparahan penyakit, protein ini dibandingkan dengan subyek sehat.
telah diusulkan sebagai biomarker Selain itu, prekursor mammaglobin B,
potensial pada DED. Penelitian lipophilin A, S100A8 / calgranulin dan
selanjutnya menemukan beberapa beta-2 microglobulin (B2M) meningkat
protein yaitu calgranulin A/1008, α-1 pada subkelompok ini. Dengan
antitrypsin yang ditemukan meningkat menggunakan set enam protein
pada air mata pasien DED dan protein biomarker ini, mereka memperoleh
LPRR3, LPRR4, nasopharyngeal sensitivitas dan spesifisitas hampir 100%
carcinoma-associated PRP 4 dan untuk pasien DRYaq dan DRYaqlip (nilai
antitrypsin α-1 yang ditemukan menurun AUC = 1).[24]
pada DED. protein ini memiliki Soria et al, menemukan beberapa
sensitivitas dan spesifitas 90% ketika marker yaitu S100A6, annexin A1,
digunakan bersama jaringan saraf annexin A11, cystatin S (CST4) dan
buatan.[20] protein aktifasi fosfolipase A2 (PLAA),
Zhou et al berhasil mengidentifikasi 6 dengan area di bawah kurva ROC
protein yang mengalami peningkatan ≥97,7% (sensitivitas ≥94,3%; spesifisitas
pada pasien DED dengan menggunakan ≥97,6%) untuk DED dibandingkan
metode proteomik kuantitatif iTRAQ, kontrol. Marker ini dapat membedakan
ditambah dengan 2D nano-LC-nano-ESI- DED, MGD, dan kontrol dengan akurasi
MS / MS. Protein itu terdiri dari α- sebesar 73,2% antara semua
enolase, α-1 asam glikoprotein 1, S100 kelompok.[25] Versura et al, juga telah
A8/calgranulin A, S100 A9 / calgranulin mengusulkan panel marker protein lain
B, S100 A4 dan S100 A11 (calgizzarin), untuk diagnosis DED yaitu dengan
serta 4 protein yang menurun yaitu mengukur transferin, LCN-1 dan protein
Prolactin-Inducible Protein (PIP), total. Panel ini memiliki sensitivitas 96%
lipocalin-1 (LCN-1), laktoferin dan dan spesifitas 98%.[26]
lisozim. Dengan menggunakan 4 Jenis protein lain juga telah diukur
biomarker protein yaitu α-enolase, PIP, dalam air mata pasien DED. Misalnya,
LCN-1 dan S100 A9/ calgranulin B, kadar protein mucin (MUC) 5AC telah
kelompok ini memperoleh akurasi terbukti berkurang secara signifikan pada
diagnosis untuk DED sebesar 96% air mata pasien dengan SS. Guo et al.
(sensitivitas 91% dan spesifitas 90%).[22] mengukur malat dehidrogenase (MDH) 2
Selanjutnya Tong et al menemukan pada air mata pasien DED ringan.
bahwa S100 A8 / calgranulin A dan S100 Mereka menemukan bahwa aktivitas
A9 / calgranulin B berkorelasi dengan MDH2 dalam kelompok DED meningkat
keparahan penyakit.[23] Pada tahun 2013, secara signifikan dibandingkan dengan
Boehm et al. menganalisis pola protein kelompok kontrol. Kelompok ini juga
air mata pasien DED dengan ditemukan berkorelasi negatif secara
memasukkan berbagai fenotipe klinis, signifikan dari MDH2 air mata dengan
seperti aqueous-deficient dry eye, parameter klinis, seperti produksi air
(DRYaq), lipid-deficient dry eye (DRYlip) mata dan nilai kualitas air mata, dan
dan kombinasi keduanya (DRYaqlip), berkorelasi positif dengan gejala nyeri.[27]
untuk menguji pengaruhnya terhadap Baru-baru ini, sebuah protein baru dari
komposisi protein film air mata. Dengan film air mata milik keluarga protein
menggunakan surface-enhanced laser surfaktan, palate lung nasal clone
desorption /ionisation-time-of-flight (PLUNC), telah ditemukan meningkat
(SELDI-TOF) / matrix-assisted laser dalam air mata pasien DED.[28]
desorption/ ionisation-time-of-flight Neuromediator, seperti zat P,
(MALDI-TOF) mass spectrometry (MS)- calcitonin generelated peptide (CGRP),
based strategy untuk mendeteksi neuropeptide Y (NPY), vasointestinal

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 150


peptide (VIP) dan neural growth factor IL-1β yang lebih tinggi telah ditemukan di
(NGF), juga telah ditentukan dalam air ADDE dan DED campuran daripada di
mata pasien DED dan berkorelasi subtipe EDE.[24]
dengan temuan klinis.[29] Secara khusus, Ekspresi MMP-9, protease yang
kadar NGF dalam air mata ditemukan terlibat dalam induksi kerusakan
meningkat secara signifikan pada pasien permukaan mata dan sinyal inflamasi
DED, sedangkan CGRP dan NPY juga ditemukan meningkat secara
menurun secara signifikan, dibandingkan signifikan dalam air mata pasien dengan
dengan subjek sehat. Kadar NGF DED.[7,16] Namun, peningkatan aktivitas
berkorelasi langsung dengan keparahan MMP-9 tidak spesifik untuk DED,
DED sedangkan CGRP dan NPY dilaporkan juga dalam acanthamoeba /
berbanding terbalik dengan keparahan keratitis herpes dan rosacea okular.[7]
DED.[29] Kemudian dalam penelitian Dengan demikian, Ekspresi MMP-9
terbaru oleh Chhadva et al. konsentrasi dalam air mata pasien dengan DED
serotonin dalam air mata telah tampaknya mewakili kerusakan jaringan
berkorelasi dengan aspek pada DED dan okular spesifik atau remodeling, dan
telah ditemukan secara signifikan lebih tidak dapat digunakan sebagai alat
tinggi pada pasien DED yang diagnostik untuk DED.[7] Level MMP-9
menunjukkan gejala DED dengan telah terbukti berkorelasi dengan tingkat
aqueous tear deficiency, dibandingkan keparahan penyakit, dan oleh karena itu
dengan pasien yang memiliki gejala DED dapat digunakan sebagai alat
tetapi produksi air mata normal.[30] pemantauan. Ini dibuktikan dengan
pengembangan tes diagnostik rujukan
2.3.3 Biomarker Inflamasi cepat untuk MMP-9 pada air mata
Identifikasi biomarker untuk (InflammaDry®, Quidel, San Diego, CA,
memantau reaksi inflamasi permukaan USA), yang telah tersedia secara
mata tidak hanya meningkatkan komersial, mampu mendeteksi kadar
diagnosis DED, klasifikasi keparahan
MMP-9> 40 ng / mL dengan sensitivitas
penyakit dan hasil terapi, tetapi juga
dan spesifisitas yang ditunjukkan
memberikan arahan penting untuk
mengembangkan perawatan masing-masing 85% dan 94%.[8]
antiinflamasi yang efektif untuk pasien 2.3.4 Biomarker Stres Oksidatif
dengan DED.[31] Faktor lingkungan (polutan, radiasi
Dalam 1-2 dekade terakhir, uji ultraviolet dan ozon), terapi kronis
multiple bead assays telah memfasilitasi
dengan obat tetes mata yang diawetkan
identifikasi berbagai sitokin, kemokin dan
pada glaukoma, reaksi inflamasi dan
reseptor kemokin sebagai biomarker air
mata pada DED. Peningkatan kadar IL-2, penurunan protein antioksidan (laktoferin
IL-4, IL-5, IL-6, IL-8, IL-10, IL-12, IL-13, dan lisozim) merupakan kontributor
IL-17, IL-21, interferon (IFN) -γ, tumor utama terhadap stres oksidatif pada
necrosis factor (TNF) -α, CXCL9, permukaan mata.[32] Level tinggi dari
CXCL10, CXCL11, IL-1Ra, CCL5 / marker peroksidasi lipid akhir 4-hydroxy-
RANTES, dan fractalkine / CX3CL1 2-nonenal dan malondialdehyde telah
adalah temuan umum pada DED.[16,20] dilaporkan dalam lapisan air mata pasien
Peningkatan level ini terutama dengan DED sebagai indikator untuk
disebabkan oleh peningkatan regulasi kerusakan oksidatif, berkorelasi dengan
gen inflamasi pada epitel konjungtiva.[20] baik dengan parameter permukaan mata
Level sitokin / kemokin tampaknya (TBUT, tes Schirmer, sensitivitas
berkorelasi dengan tipe DED dan tingkat kornea).[33] Selain itu, laktoferin, protein
keparahannya. Dengan demikian, IL-17, S100A, superoksida dismutase,
IL-22, IL-6, IL-10, IL-4, IFN-γ, dan TNF-α
peroksidase, katalase dan enzim
meningkat pada sindrom Sjögren DED
oksidatif mitokondria dianggap sebagai
dibandingkan dengan sindrom non-
Sjögren DED.[16] Level TNF-α, IL-6, dan marker pertahanan antioksidan yang
paling penting dalam DED. Meskipun

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 151


biomarker ini dapat digunakan untuk 2.3.6 Biomarker Lainnya
diagnosis DED, sensitivitas untuk Lacritin, faktor pertumbuhan
membedakan antara ADDE dan EDE spesifik yang saat dioleskan mendorong
rendah.[34] keluarnya air mata basal, kurang
terdeteksi pada pasien dengan DED.[39]
2.3.5 Biomarker untuk Intoleransi Peningkatan level aquaporin 5 (protein
Kontak integral yang terletak di kelenjar lakrimal
Mata kering terkait lensa kontak dan epitel kornea) telah dilaporkan pada
dan intoleransi lensa kontak adalah pasien dengan sindrom Sjögren DED.[5]
komplikasi yang paling umum di antara Ini adalah hasil pelepasan aquaporin 5 ke
pemakai lensa kontak.[11,12] Sebagai hasil dalam air mata ketika sel asinar kelenjar
dari tindakan gabungan dari lensa dan lakrimal dirusak oleh infiltrasi limfositik.
faktor lingkungan (aliran udara tinggi Perubahan neuromediator air mata juga
atau kelembaban rendah), lensa kontak telah dilaporkan dalam DED.[29]
memiliki kemungkinan besar untuk Peningkatan kadar nerve growth factor,
mengubah struktur dan stabilitas film air transforming growth factor dan vascular
mata, yang mengarah ke DED oleh endothelial growth factor, serta
banyak mekanisme potensial penurunan kadar peptida terkait gen
(penguapan air mata yang meningkat kalsitonin, neuropeptide Y, dan EGF,
dan hiperosmolaritas, dehidrasi lensa, semuanya telah disarankan. sebagai
peradangan atau pengembunan terkait biomarker potensial dalam DED.[16,29]
dengan kurangnya biokompatibilitas Sebuah studi cross-sectional yang
permukaan lensa) .[35] Selanjutnya, DED diterbitkan pada tahun 2015 oleh
yang dihasilkan atau yang sudah ada Chhadva et al. melaporkan tingkat
sebelumnya dapat menyebabkan serotonin air mata yang tinggi pada
intoleransi lensa kontak. pasien dengan gejala DED dan ADDE,
Walaupun kestabilan lapisan air dibandingkan dengan mereka yang
mata, volume air mata, dan gejala memiliki gejala DED, tetapi produksi air
lainnya diakui sebagai variabel terbaik mata normal dan mereka yang tidak
untuk intoleransi lensa kontak, beberapa memiliki gejala DED.[30]
biomarker air mata telah terbukti
membedakan antara mereka yang 3 SIMPULAN
toleran dan mereka yang tidak toleran Pada studi ini, biomarker air mata
terhadap lensa kontak (kadar lipokalin air yang penting dalam diagnosis DED telah
mata yang tinggi dan aktivasi fosfolipase diidentifikasi seperti biomarker akibat
A2) .[16,36] Biomarker air mata juga dapat disfungsi kelenjar lakrimal yang ditandai
digunakan sebagai alat potensial untuk dengan perubahan kadar protein
diagnosis lensa mata kering terkait lensa (laktoferin, lisozim, dll), neuromediator
(NGF, CGRP, NPY, Serotonin), dan
kontak, seperti penurunan kadar
mucin ((MUC)5AC). Sementara
secretoglobin 1D1 (sedikit berkurang
biomarker akibat adanya reaksi inflamasi
pada soft contact lenses dan berkurang ditandai dengan perubahan ekspresi
secara signifikan pada rigid gas sitokin, kemokin, MMP-9, dan albumin.
permeable lenses), β2 microglobulin, Stres oksidatif ditandai dengan
prolin rich protein 4 dan lacritin, serta perubahan kadar lipid (HNE, MDA). Dan
peningkatan kadar protein S100A8 intoleransi lensa kontak ditandai dengan
dalam soft contact lenses, secretoglobin perubahan kadar secretoglobin 1D1, β2
1 A2, albumin, nerve growth factor, dan microglobulin, lacritin, secretoglobin 1
protein yang diinduksi A2, albumin, LPRR4, LCN-1, dan PIP.
prolactin.[6,16,20,35,36,37] Selain itu, telah Beberapa biomarker tersebut dapat
dibuktikan tidak ada korelasi antara digunakan dalam diagnosis DED, namun
sitokin dan ketidaknyamanan terkait tidak semua memiliki nilai cut-off,
lensa kontak.[38] sensitivitas dan spesifitas. Biomarker
tunggal yang memiliki semua hal
tersebut adalah laktoferin, lisozim,

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 152


transferrin, LCN-1, albumin dan MMP-9. 4. Gayton JL. "Etiology, prevalence,
Tes MMP-9 dapat digunakan dalam and treatment of dry eye
diagnosis DED dengan nilai sensitivitas disease". Clin Ophthalmol.
dan spesifitas yang paling tinggi diantara 2009;3(1):405–12.
biomarker tunggal lainnya yaitu sebesar 5. Chiva A. "Tear Biomarkers in Dry
85% dan 94% dengan nilai cut-off Eye Disease". Eur Ophthalmic
sebesar >40 ng/ml. Sementara itu, Rev. 2019;13(1):21.
biomarker gabungan yang terdiri dari
6. Chiva A. "Dry Eye and Clinical
Mammaglobin B, lipophilin A, dan B2MG
Disease of Tear Film – Diagnosis
memiliki nilai sensitivitas dan spesifitas
tertinggi yaitu mencapai hampir 100%. and Management". Eur
Untuk diagnosis yang akurat, kadar Ophthalmic Rev. 2014;08(01):8.
biomarker ini perlu dipertimbangkan 7. Bron AJ, Tomlinson A, Foulks
bersama dengan riwayat klinis dan GN, Pepose JS, Baudouin C,
pemeriksaan mata lainnya. Selain itu, Geerling G, et al. "Rethinking dry
kurangnya standarisasi, kompleksitas eye disease: A perspective on
prosedur analitis, dan jumlah kecil air clinical implications". Ocul Surf.
mata yang dapat dikumpulkan dapat 2014;12(3):231.
membatasi penggunaan biomarker ini 8. Willcox MDP, Argueso P,
dalam praktik klinis. Georgiev GA, et al. "TFOS DEWS
II tearfilm report". Ocul Surf.
4 SARAN 2017;15:366–403.
Diperlukan penelitian lebih lanjut 9. Versura P, Campos EC. "Update
mengenai nilai cut-off biomarker, on human tear proteome".
standarisasi pengumpulan dan European Ophthalmic Review.
penyimpanan air mata, serta studi 2013;7:36–41.
tentang biomarker lainnya pada lapisan 10. Craig JP, Nelson JD, Azar DT, et
air mata.
al. "TFOS DEWS II report
executive summary". Ocul Surf.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih 2017;15:802–12.
kepada kedua orang tua penulis dan 11. Nichols JJ, Wilcox MD, Bron AJ,
teman-teman SCORE PEMA FK USU et al. "The TFOS international
yang telah memberikan dukungan workshop on contact lens
selama penyusunan manuskrip tinjauan discomfort: executive summary".
pustaka ini. Invest Ophthalmol Vis Sci.
2013;54:TFOS7–13.
DAFTAR PUSTAKA 12. Alipour F, Khaheshi S,
1. Craig JP, Nelson JD, Azar DT, Soleimanzadeh M, et al. "Contact
Belmonte C, Bron AJ, Chauhan lens-related complications: a
SK, et al. "TFOS DEWS II Report review". J Ophthalmic Vis Res.
Executive Summary". Ocul Surf. 2017;12:193–204.
2017;15(4):802–12. 13. Stephens DN, McNamara NA.
2. Stapleton F, Alves M, Bunya VY, "Altered mucin and glycoprotein
Jalbert I, Lekhanont K, Malet F, et expression in dry eye disease".
al."TFOS DEWS II Epidemiology Ophtom Vis Sci. 2015;92:931–8.
Report". Ocul Surf. 14. Chiva A. "Dry eye and clinical
2017;15(3):334–65. disease of tear film, diagnosis and
3. Farrand KF, Fridman M, Stillman management". European
IÖ, Schaumberg DA. "Prevalence Ophthalmic Review. 2014;8:8–
of Diagnosed Dry Eye Disease in 12.
the United States Among Adults 15. González-Chávez SA, Arévalo-
Aged 18 Years and Older". Am J Gallegos S, Rascón-Cruz Q.
Ophthalmol. 2017;182:90–8. "Lactoferrin: structure, function

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 153


and applications". Int J Antimicrob of dry eye patients—a matter of
Agents. 2009;33(4):301. the clinical phenotype". Invest
16. D’Souza S, Tong L. "Practical Ophthalmol Vis Sci.
issues concerning tear protein 2013;54:2385–92.
assays in dry eye". Eye Vis. 25. Soria J, Durán JA, Etxebarria J,
2014;1(1):1–12. Merayo J, González N, Reigada
17. Versura P, Nanni P, Bavelloni A, R, García I, Acera A, Suárez T.
Blalock WL, Piazzi M, Roda A, et "Tear proteome and protein
al."Tear proteomics in network analyses reveal a novel
evaporative dry eye disease". Eye pentamarker panel for tear film
Vis. 2010;24(8):1396–402. characterization in dry eye and
18. Callewaert L, Michiels CW. meibomian gland dysfunction". J
"Lysozymes in the animal Proteomics. 2013;78:94–112.
kingdom". J Biosci. 26. Versura P, Bavelloni A, Grillini M,
2010;35(1):127–60. Fresina M, Campos EC.
19. Sun Z, Hong J, Liu Z, Jin X, Gu C. "Diagnostic performance of a tear
"Coal dust contiguity-induced protein panel in early dry eye".
changes in the concentration of Mol Vis. 2013;19:1247–57.
TNF- and NF- B p65 on the ocular 27. Guo Q, Huang H, Pi Y, Zhang H.
surface". Ocul Immunol Inflamm. "Evaluation of tear malate
2009;17(2):76–82. dehydrogenase 2 in mild dry eye
20. Hagan S, Martin E, Enríquez-de- disease". Eye Sci.
Salamanca A. "Tear fluid 2014;29(4):204–8.
biomarkers in ocular and systemic 28. Schicht M, Rausch F, Beron M,
disease: Potential use for Jacobi C, Garreis F, Hartjen N,
predictive, preventive and Beileke S, Kruse F, Bräuer L,
personalised medicine". EPMA J Paulsen F. "Palate lung nasal
2016;7(1):1–20. clone (PLUNC), a novel protein of
21. Aluru SV, Agarwal S, Srinivasan the tear film: three-dimensional
B, Iyer GK, Rajappa SM, Tatu U, structure, immune activation, and
et al. "Lacrimal Proline Rich 4 involvement in dry eye disease
(LPRR4) Protein in the Tear Fluid (DED)". Invest Ophthalmol Vis
Is a Potential Biomarker of Dry Sci. 2015; 56(12):7312–23.
Eye Syndrome". PLoS One. 29. Lambiase A, Micera A, Sacchetti
2012;7(12):1–9. M, Cortes M, Mantelli F, Bonini S.
22. Zhou L, Beuerman RW, Chan "Alterations of tear
CM, Zhao SZ, Li XR, Yang H, neuromediators in dry eye
Tong L, Liu S, Stern ME, Tan D. disease". Arch Ophthalmol.
"Identification of tear fluid 2011;129:981–6.
biomarkers in dry eye syndrome 30. Chhadva P, Lee T, Sarantopoulos
using iTRAQ quantitative CD, Hackam AS, McClellan AL,
proteomics". J Proteome Res. Felix ER, Levitt RC, Galor A.
2009;8:4889–905. "Human tear serotonin levels
23. Tong L, Zhou L, Beuerman RW, correlate with symptoms and
Zhao SZ, Li XR. "Association of signs of dry eye. Ophthalmology".
tear proteins with Meibomian 2015;122(8):1675–80.
gland disease and dry eye 31. Wei Y, Asbell PA. "The core
symptoms". Br J Ophthalmol. mechanism of dry eye disease
2011;95:848–52. (DED) is inflammation". Eye
24. Boehm N, Funke S, Wiegand M, Contact Lens. 2014;40:248–56.
Wehrwein N, Pfeiffer N, Grus FH. 32. Seens S, Tong L. “Dry eye
"Alterations in the tear proteome disease and oxidative stress”.

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 154


Acta Ophthalmol. 2018;96:e412– the lacritin-c splice variant in
20. human tears”.Invest Ophthalmol
33. Choi W, Lian C, Ying L, et al. Vis Sci. 2012;53:4233.
“Expression of lipid peroxidation 40. Massingale ML, Li X,
markers in tear film and ocular Vallabhajosyula M, Chen D, Wei
surface of patients with non- Y, Asbell PA. “Analysis of
Sjogren syndrome: potential inflammatory cytokines in the
biomarkers for dry eye disease”. tears of dry eye patients”.
Curr Eye Res. 2016;41:1143–9. Cornea. 2009; 28(9):1023–7.
34. Labbe A, Brignole-Baudouin F, 41. Yoon KC, Park CS, You IC, Choi
Baudouin C. “Ocular surface HJ, Lee KH, Im SK, Park HY,
investigation in dry eye”. J Fr Pflugfelder SC. “Expression of
Ophthalmol. 2007;30:76–97. CXCL9, −10, −11, and CXCR3 in
35. Chiva A. “Electrophoresis of tear the tear film and ocular surface of
proteins as a new diagnostic tool patients with dry eye syndrome”.
for two high risk groups for dry Invest Ophthalmol Vis Sci.
eye: computer users and contact 2010;51(2):643–50.
lens wearers”. J Med Life. 42. Sambursky R, Davitt WF,
2011;4:228–33. Latkany R, Tauber S, Starr C,
36. Kramann N,Boehm N, Lorenz K, Friedberg M, et al. “Sensitivity
et al. “Effects of contact lenses and specificity of a point-of-care
on the protein composition in tear matrix metalloproteinase 9
film: a ProteinChip study”. immunoassay for diagnosing
Graefes Arch Clin Exp inflammation related to dry eye”.
Ophthalmol. 2011;249:233–43. Arch Ophthalmol.
37. Glasson MJ, Stapleton F, Keay 2013;131(1):24–8.
L, et al. “Differences in clinical
parameters and tear film of
tolerant and intolerant contact
lens wearers”. Invest Opt Vis Sci.
2003;44:5116–24.
38. Wilcox MD. “Is there a role for
inflammation in contact lens
discomfort?”. Eye Contact Lens.
2017;43:5–16.
39. Still KM, Soyars CL, Velez F, et
al. “Development of quantitative
sandwich ELISAs for lacritin and

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 155


Tabel 1. Rangkuman Biomarker Cairan Air Mata dalam Diagnosis Penyakit Mata Kering
Biomarker air Jumlah Nilai Sensitivita Sensitivitas Spesifitas p-
Tipe molekul Metode Spesifitas Ref.
mata subjek cut-off s gabungan gabungan value

Electrophores 1,1
250 79,4% 78,3% <0,01 [16]
is mg/ml
Lactoferrin NA NA
1,1 <0,00
SDS-PAGE 262 28,6% 90,6% [20]
mg/ml 01

0,9 <0,00
Lysozyme SDS-PAGE 262 25,0% 96,9% NA NA [20]
mg/ml 01

LPRR3,
LPRR4,
nasopharyngea
SELDI-TOF-
l carcinoma-
MS Protein 159 NA NA NA 90% 90% <0,01 [5,20]
associated
chip arrays
PRP 4, α-1
antitrypsin,
calgranulin A

iTRAQ, 1,2
ditambah (DE:C)
α-enolase, PIP, 77%, 88,5%,
dengan 2D 0,8 [22,23
LCN-1, 56 71,7%, 87,1%, 91% 90% <0,01
nano-LC- (DE:C) ]
calgranulin B NA, NA NA, NA
nano-ESI-MS , NA,
/ MS NA

Protein Mammaglobin SELDI-TOF- <


B, lipophilin A, MS/MALDI- 169 NA NA NA ~100% ~100% 3.0E- [24]
B2MG TOF-MS 05

84,8%,
S100A6, 93,8%,
2D Gel 85,6%,
annexin A1, 92%, 84%,
Electrophores 144 NA 61,6%, 94,3% 97,6% NA [25]
annexin A11, 90,2%,
is 27,2%,
CST4, PLAA 94,2%
88%

≤0,3
Transferrin 70,8% 96,7%
mg / ml
protein 230
160 98% 96% NA [26]
kit
≤1,1
LCN-1 65,5% 94,9%
mg / ml

> 40 <
MMP-9 InflammaDry 206 85% 94% NA NA [42]
ng/ml 0,001

Electrophores
MDH 2 15 NA NA NA NA NA <0.01 [27]
is

<0.00
PLUNC ELISA 39 NA NA NA NA NA [28]
5

protein 230 > 10% <0.00


Albumin 205 42,5% 90,9% NA NA [26]
kit vs TP 01

NGF 0,02

CGRP 19 0,001
neuromediato
ELISA NA NA NA NA NA [29]
r
NPY 0,01

Serotonin 62 0,01

Mucins (MUC)5AC ELISA 28 NA NA NA NA NA 0,02 [20]

Lipid HNE, MDA ELISA 77 NA NA NA NA NA <0,01 [33]

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 156


IL-6, IL-2, IL-5,
IFN-γ, IL-5, IL- NA NA 0.001 [40]
10, IL-8 Immunologica
Cytokines 14 NA NA NA
l Assay
IL-1β, TNF-α,
NA NA 0.01 [40]
IL-4

CXCL-9,
CXCL-10,
Chemokines ELISA 33 NA NA NA NA NA 0.01 [41]
CXCL-11,
CXCR-3

Tabel 2. Potensi Biomarker pada Penyakit Mata Kering dan Kemampuannya untuk Membedakan antara Penyakit
Mata Kering Sindrom Sjögren / Sindrom Non-Sjögren dan Subtipe Penyakit.

Perubahan perbedaan antara Intoleransi


Tipe molekul Biomarker air mata Perbedaan antara subtipe DED Ref.
pada DED SS dan non SS DED Lensa Kontak

Disfungsi kelenjar lakrimal


[16,
Lactoferrin ↓ ↓ pada SS-DED ↓ pada ADDE, MGD
20]
Lysozyme ↓ ↓ pada SS-DED ↓ pada ADDE [20]
LPRR3 ↓ tidak tidak
LPRR4, lacritin ↓ ↓ pada SS-DED ↓ pada ADDE, MGD ↓
nasopharyngeal
[5,2
carcinoma- ↓ tidak tidak
0]
associated PRP 4
α-1 antitrypsin ↑ tidak tidak
calgranulin A ↑ ↑ pada SS-DED ↑ pada ADDE, MGD
α-enolase ↑ tidak ↑ pada ADDE, MGD
PIP ↓ ↓ pada SS-DED ↓ pada ADDE ↑ [22,
LCN-1 ↑/↓ ↓ pada SS-DED ↑/↓ pada ADDE, menurun pada MGD ↑ 23]

calgranulin B ↑ ↑ pada SS-DED ↑ pada ADDE, MGD

Protein Mammaglobin B,
↑ tidak ↑/↓ pada ADDE ↓ [24]
lipophilin A, B2M

S100A6 ↑ ↑ pada SS-DED ↑ pada ADDE


annexin A1 ↑ ↑ pada SS-DED ↑ pada ADDE
annexin A11 ↑ ↑ pada SS-DED ↑ pada ADDE [25]
CST4 ↓ ↓ pada SS-DED ↓ pada ADDE, MGD
PLAA ↑ tidak ↑ pada ADDE
Transferrin ↓ ↑ pada SS-DED ↑/↓ pada ADDE, meningkat pada MGD [26]

Secretoglobin family
↑/↓ tidak ↑/↓ pada ADDE ↓
1D member 1
[5,3
8]
Secretoglobin family
↓ tidak ↓ pada ADDE ↑
2A member 2

MDH 2 ↑ tidak tidak [27]


PLUNC ↑ tidak tidak [28]
NGF ↑ tidak ↑ pada ADDE

Neuromedia CGRP ↓ ↓ pada non SS-DED ↓ pada ADDE [29]


tor NPY ↓ ↓ pada SS-DED ↑ pada EDE
Serotonin ↑ tidak ↓ pada ADDE [30]

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 157


Mucins (MUC)5AC ↓ ↑/↓ pada SS-DED ↓ pada ADDE [20]
Stres oksidatif
Lipid HNE,MDA ↑ tidak tidak [33]
Inflamasi

IL-4, 6, 10, 17, 22, IL-1β, 2, 4, 5, 6, 9, 10, 12, 15, 16, 17,
Cytokines ↑
IFN-γ, TNF-α 22, IFN-γ, TNF-α [40]
↓ IL-4, 12, 17A, IFN-γ
CCL-3, 4, 5, 9, 10, CCL-2, 3, 4, 5, 11, 15, CXCL-1, 5, 8,
Chemokines ↑ [41]
11 11
MMP-9 ↑ ↑ pada SS-DED ↑ pada ADDE [42]
Albumin ↑ tidak ↑ pada ADDE ↑ [26]

JIMKI Volume 8 No.2 | Maret – Agustus 2020 158

Anda mungkin juga menyukai