PENDAHULUAN
Salah satu upaya dalam mewujudkan kawasan yang sehat adalah dengan
mengembangkan pendekatan Pasar Sehat sebagai alternatif yang potensial, mengingat
pasar merupakan tempat aktivitas transaksi ekonomi dan interaksi sosial untuk
pemenuhan kebutuhannya. Pada saat yang sama, pasar juga dapat menjadi media
penyebaran penyakit
Pendekatan Pasar Sehat merupakan suatu upaya yang bersifat integratif dan
sinergi dengan berbagai upaya lainnya yang mampu menjamin kondisi pasar yang
bersih, aman, nyaman dan sehat sehingga seluruh aktivitas di dalam pasar dapat
berjalan sesuai dengan tujuan dan peruntukannya. Kondisi pasar tersebut dipengaruhi
oleh keberadaan produsen hulu (penyedia bahan segar), pemasok, penjual, konsumen,
manajer pasar, petugas yang berhubungan dengan kesehatan dan tokoh
masyarakat.Oleh karena itu, komitmen dan partisipasi aktif para stakeholder
dibutuhkan untuk mengembangkan Pasar Sehat.
A. Pengertian Sanitasi
World Health Organization (WHO) mengartikan sanitasi sebagai suatu usaha
untuk memperbaiki kondisi lingkungan dengan mencegah terjadinya penyakit
melalui pengaturan dan pengawasan lingkungan yang sehat.
Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa sanitasi adalah serangkaian
upaya untuk mencegah, meminimalkan, atau menghilangkan risiko terjadinya
penyakit melalui pemeliharaan lingkungan yang bersih, sehat, dan aman.
Tujuan dari sanitasi adalah untuk mencegah penyebaran penyakit dan
melindungi kesehatan manusia dari bahaya yang disebabkan oleh lingkungan
yang kotor dan tidak sehat. Sanitasi yang baik akan membantu mencegah
terjadinya berbagai penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat
seperti diare, kolera, tifus, dan lain sebagainya.
Sanitasi juga penting untuk memastikan keamanan pangan. Dengan menjaga
kebersihan dan sanitasi makanan, maka risiko terjadinya keracunan makanan dan
penyebaran penyakit melalui makanan dapat dihindari. Oleh karena itu, sanitasi
adalah aspek penting dalam menjaga kesehatan dan keselamatan manusia serta
lingkungan sekitar kita.
Dengan menjaga sanitasi pasar yang baik, maka pasar dapat menjadi tempat yang
aman dan sehat bagi pengunjung dan pedagang. Hal ini dapat meningkatkan kualitas
dan daya tarik pasar sebagai tempat berbelanja dan berbisnis. Selain itu, sanitasi pasar
yang baik juga dapat mencegah penyebaran penyakit dan mempromosikan kesehatan
lingkungan yang lebih baik
Secara umum, pasar memiliki peran yang penting dalam aktivitas ekonomi karena
menjadi tempat terjadinya transaksi jual-beli, serta sebagai sumber informasi bagi
produsen atau penjual tentang permintaan dan preferensi konsumen.
e. Area Parkir
1.) Kendaraan pengangkut hewan hidup tidak boleh masuk area parkir
pasar dan memiliki area parkir sendiri.
2.) Tidak ada genangan air.
3.) Tersedia tempat sampah yang terpisah antara sampah kering dan
basah yang kedap air, tertutup dan mudah diangkat, dalam jumlah
yang cukup minimal setiap 10 meter.
4.) Adanya tanaman penghijauan.
f. Konstruksi
1.) Atap
a.) Atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat
berkembang biaknya binatang penular penyakit.
b.) Kemiringan atap harus sedemikian rupa sehingga tidak
memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan langit-
langit.
c.) Ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku
d.) Atap yang mempunyai ketinggian 10 meter atau lebih harus
dilengkapi dengan penangkal petir.
2.) Dinding
a.) Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna
terang.
b.) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat
dari bahan yang kuat dan kedap air.
c.) Pertemuan lantai dengan dinding serta pertemuan dua dinding
lainnya harus berbentuk lengkung (conus).
3.) Lantai
a.) Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan rata, tidak
licin, tidak retak, dan mudah dibersihkan.
b.) Lantai yang selalu terkena air, misalnya kamar mandi, tempat
cuci, dan sejenisnya harus mempunyai kemiringan ke arah saluran
dan pembuangan air sesuai ketentuan yang berlaku sehingga tidak
terjadi genangan air.
4.) Pintu
Khusus untuk pintu los penjualan daging, ikan dan bahan makanan
yang berbau tajam agar mengunakan pintu yang dapat membuka dan
menutup sendiri (self closed) atau tirai plastik untuk menghalangi
binatang penular penyakit (vektor) seperti lalat atau serangga lain
masuk.
5.) Tangga
a.) Tinggi, lebar dan kemiringan anak tangga sesuai dengan standar
atau ketentuan peraturan perundang- undangan.
b.) Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga.
c.) Terbuat dari bahan yang kuat, dan tidak licin.
d.) Memiliki pencahayaan minimal 100 lux dan tidak menyilaukan.
6.) Ventilasi.
Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20% dari luas lantai dan
saling berhadapan (cross ventilation).
7.) Pencahayaan.
a.) Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk
melakukan pekerjaan pengelolaan bahan makanan secara efektif
dan kegiatan pembersihan makanan.
b.) Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat barang dagangan
dengan jelas minimal 200 lux.
3. Sarana Sanitasi
a. Air Bersih
1.) Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari secara
berkesinambungan, minimal 40 liter per pedagang.
2.) Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persayaratn
3.) Tersedia tendon air yang menjamin kesinambungan ketersediaan air
dan dilengkapi dengan kran yang tidak bocor
4.) Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 meter
5.) Kualitas air bersih dipriksa setiap 6 bulan sekali
b. Kamar mandi dan Toilet
1.) Harus tersedia kamar mandi laki-laki dan perempuan yang terpisah
dilengkapi dengan tanda/simbol yang jelas dengan proporsi sebagai
berikut: kamar mandi dan satu toilet. (Sumber: Keputusan Mentri
Kesehatan No.519/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar
Sehat).
2.) Tersedia toilet khusus untuk penyandang disabilitas.
3.) Di dalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan (untuk
laki laki), tempat penampungan air tertutup dan tempat sampah
tertutup.
4.) Letak tanki septic berjarak minimal 10 meter darisumber air bersih.
5.) Pintu toilet tidak menghadap langsung dengan dengan tempat
penjualan makanan dan bahan pangan.
6.) Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang
dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.
7.) Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dengan
kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjadi
genangan.
8.) Luas ventilasi minimal 20% dari luas lantai dan pencahayaan minimal
250 lux.
c. Drainase
1.) Selokan/drainase sekitar pasar tertutup dengan kisi yang terbuat dari
logam sehingga mudah dibersihkan.
2.) Limbah cair yang berasal dari setiap kios disalurkan ke instalasi
pengolahan air limbah (IPAL), sebelum akhirnya dibuang Ke saluran
pembuangan umum.
3.) Saluran drainase memiliki kemiringan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan sehingga mencegah genangan air.
4.) Tidak ada bangunan los/kios di atas saluran drainase.
5.) Dilakukan pengujian kualitas air limbah cair secara berkala setiap 6
bulan sekali
d. Tempat Cuci Tangan
1.) Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau.
2.) Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir
dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup.
e. Binatang penular penyakit
1.) Pada los makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas dari lalat,
kecoa dan tikus. Pada area pasar angka kepadatan tikus harus 0.
2.) Angka keapdatan kecoa ,aksimal 2 ekor per plate dititik pengukuran
sesuai dengan area pasar.
3.) Angka kepadatan lalat ditempat sampah dan darinase maksimal 30
pergril net.
4.) Container indeks (CI) jentik nyamuk Aedes Aegypty tidak melebihi
5%
2. Pengunjung/pembeli
a. Segera mencuci tangan dengan sabun terutama setelah memegang daging,
ikan, ayam dan bahan pangan lainnya.
b. Tidak merokok di area pasar.
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. tidak meludah dan buang dahak sembarangan, dll).
e. Menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek.
3. Pengelola
a. Segera mencuci tangan dengan sabun terutama setelah memegang daging,
ikan, ayam dan bahan pangan lainnya.
b. Tidak merokok di area pasar.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. tidak meludah dan buang dahak sembarangan, dll).
e. Menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek.
f. Tidak sedang menderita penyakit menular langsung, seperti : diare,
hepatitis, TBC, kudis, ISPA dll.
g. Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi pengelola secara berkala, minimal
6 bulan sekali.
h. Melakukan pembinaan dan pengawasan perilaku tidak sehat dari
pedagang, pengunjung dan pembeli.
i. Secara rutin memeriksa kebersihan tempat jualan dan area pasar sebelum
dan sesudah kegiatan.
j. Promosi kesehatan melalui radioland, leaflet, booklet, atau poster dan
sebagainya.
FORMULIR 1
FORMULIR PENGAWASAN INTERNAL
(KELOMPOK KERJA PASAR SEHAT)
Penilaian ini dilakukan oleh Pokja Pasar Sehat setempat minimal 1 bulan sekali.
.........................., tgl/bln/tahun
Petugas
( .............................................)
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 17 TAHUN 2020 tentang PASAR SEHAT
Suhardi, D. D., Suparman, U., & Sari, R. (2018). Sanitasi Pangan. Yogyakarta,
Indonesia: Deepublish.
BPS. (2019). Statistik perdagangan pasar rakyat Indonesia 2018. Jakarta, Indonesia:
Badan Pusat Statistik.
SNI. (2015). SNI 8253:2015 Tata Cara Pengelolaan Kebersihan dan Keamanan
Makanan di Pasar. Jakarta, Indonesia: Badan Standardisasi Nasional.
United States Environmental Protection Agency. (2017). Safer Choice Standard for
Cleaning Products. Washington, D.C.: US Environmental Protection
Agency