Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MEMAHAMI SANITASI

PASAR TRADISIONAL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sanitasi Tempat Umum

Dosen Pengampu:

1. TUGIYO, SKM., M.Si.


2. Dr.Wartiniyati,SKM. M.Kes

Di susun Oleh:

Kelompok 5

1. Adrian NurValaq Ramadhan (P21345122004)


2. Aura Permata Dina (P21345122021)
3. Hanna Nissirinna Syarief (P21345122040)

KELAS 2D3A

PRODI DIPLOMA III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II 2024

Jl.Hang Jebat III No.8,RT4/RW8, Gunung. Kebayoran Baru. Kota Jakarta Selatan,
Daerah Ibu kota Jakarta 12120

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat-Nya kami bisa

menyusun dan menyelesaikan tugas ini dengan baik serta tepat waktu. Adapun judul atau tema

dari makalah ini, yaitu ‘Memahami Sanitasi Pasar Tradisional’

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Sanitasi Tempat Umum yang

telah memberikan tugas kepada kami dan juga membimbing kami sehingga makalah ini dapat

terselesaikan dengan baik. Terimakasih juga kepada semua teman kelompok yang sudah saling

membantu dalam pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami mengetahui bahwa

masih banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah

baik yang sesungguhnya untuk kami memulai.

Oleh karena keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang

membangun siap kami tampung. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami yang membuat

maupun orang lain yang membacanya.

Jakarta, 14 Maret 2024

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3

1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................3

1.3 Tujuan..............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4

2.1 Konsep dan klasifikasi (penggolongan) pasar tradisional…………………………………..5

2.2 Standar dan baku mutu sanitasi pasar tradisional…………………………………………..9

2.3 Identifikasi masalah di pasar tradisional…………………………………………………..17

2.4 Intervensi dan pemecahan masalah sanitasi pasar tradisional……………………………..19

BAB III PENUTUP…………………,………………………………………………….20

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..20

3.2 Saran………………………………………………………………………………………20

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan kesehatan lingkungan merupakan upaya kesehatan yang ditujukan untuk


mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Pada pelaksanaannya, upaya tersebut dilakukan dengan penyehatan, pengendalian, dan


pengamanan terhadap lingkungan permukiman, tempat kerja,tempat rekreasi serta tempat dan
fasilitas umum untuk mencegah terjadinya penularan penyakit, kecelakaan dan meningkatkan
keselamatan pengguna maupun komunitas di tempat dan fasilitas umum tersebut.

Dalam aktifitas sehari-hari masyarakat umumnya senantiasa berada di lingkungan kawasan


permukiman, lingkungan tempat-tempat umum dan fasilitas umumtermasuk Pasar Rakyat.
Dalam kawasan Pasar Rakyat terdapat berbagai unsur media lingkungan antara lain air,
udara, tanah, pangan, sarana bangunan dan vektor yang dapat menjadi media penyebaran
penyakit.

Jika media lingkungan tersebut tidak memenuhi standar dan persyaratan kesehatan
dapatberpotensi menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Oleh karena itu
diperlukan suatu upaya untuk mewujudkan kondisi kawasan yang sehat, baik secara fisik
maupun non fisik melalui peningkatan kualitas lingkungan, agar penularan dan penyebaran
penyakit serta gangguan kesehatan dapat dicegah atau ditanggulangi sehingga tidak
menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya.

Salah satu upaya dalam mewujudkan kawasan yang sehat adalah dengan mengembangkan
pendekatan Pasar Sehat sebagai alternatif yang potensial, mengingat pasar merupakan tempat
aktivitas transaksi ekonomi dan interaksi sosial untuk pemenuhan kebutuhannya.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja konsep dan klasifikasi pasar tradisional?


2. Apa saja standar dan baku mutu sanitasi pasar tradisional?
3. Apa saja identifikasi masalah Identifikasi masalah di pasar tradisional?
4. Apa saja Intervensi dan pemecahan masalah sanitasi pasar tradisional?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami konsep dan klasifikasi pasar tradisional
2. Mengetahui dan memahami standar dan baku mutu sanitasi pasar tradisional
3. Mengetahui dan memahami identifikasi masalah Identifikasi masalah di pasar
tradisional
4. Mengetahui dan memahami Intervensi dan pemecahan masalah sanitasi pasar
tradisional

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan klasifikasi (penggolongan)pasar tradisional


1. Pengertian Sanitasi
Sanitasi merupakan salah satu tindakan yang dimaksudkan untuk pemeliharaan kesehatan
maupun pencegahan penyakit pada lingkungan fisik, sosial, ekonomi, budaya dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Azawar (1990) sanitasi adalah
usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan teknik terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat
kesehatan manusia.
2. Pengertian Pasar
Pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual dari sebuah barang atau jasa
tertentu. Para pembeli sebagai sebuah kelompok menentukan permintaan terhadap
produk, dan para penjual sebagai kelompok menentukan penawaran terhadap produk
(Mankiw, 2003). Sedangkan menurut Arifin (2009) pasar adalah suatu tempat tertentu,
bertemunya antara penjual dengan pembeli termasuk fasilitasnya dimana penjual dapat
memperagakan barang dagannya dengan membayar restribusi.
3. Sanitasi Pasar
Sanitasi pasar adalah usaha pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh pasar yang erat
hubunganya dengan timbul atau merabaknya suatu penyakit. Sedangkan, sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008
pengertian pasar sehat, merupakan tempat dimana semua pihak-pihak terkait bekerjasama
untuk menyediakan pangan yang aman, bergizi dan lingkungan yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
 Hubungan Pasar dengan Kesehatan Masyarakat

Pasar mempunyai peranan penting yang berhubungan dengan kesehatan manusia, yaitu:

1. Pasar dapat menjadi sumber perkembangan vektor penyakit, terutama pada pasar yang
kebersihannya kurang diperhatikan (pembuangan sampah, air kotor dan lain- lain)
2. Pasar merupakan tempat paling baik untuk penularan penyakit dari orang ke orang
lain melalui:

5
1. Droplet infection, yaitu penularan penyakit melalui dahak penderita misalnya TBC,
influenza, salesma, dan lain-lain.
2. Direct contact, yaitu penyakit melalui sentuhan langsung dengan penderita penyakit.
3. Indirect contact, yaitu penularan penyakit tidak langsung dari penderita tetapi melalui
perantara berupa alat-alat makan, misalnya piring, gelas, dan lain-lain.
3. Pasar yang tidak memperhatikan letaknya, misalnya di daerah rawa, daerah
banjir akan mengakibatkan permukaan tanah senantiasa berair dan becek. Hal ini dapat
menimbulkan berbagai gangguan bagi para penjual dan pengunjung maupun barang
dagangan yang dijual terutama bahan makanan.
 Ciri – Ciri Pasar Tradisional

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2012 tentang Pengelolaan dan
Pemberdayaan Pasar Tradisional, adapun ciri - ciri pasar tradisional adalah sebagai berikut:

1. Pasar tradisional dimiliki, dibangun dan atau dikelola oleh pemerintah daerah.
2. Adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli. Tawar menawar ini adalah
salah satu budaya yang terbentuk di dalam pasar. Hal ini yang dapat menjalin
hubungan sosial antara pedagang dan pembeli yang lebih dekat
3. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama. Meskipun semua
berada pada lokasi yang sama, barang dagangan setiap penjual menjual barang yang
berbeda-beda. Selain itu juga terdapat pengelompokan dagangan sesuai dengan jenis
dagangannya seperti kelompok pedagang ikan, sayur,buah, bumbu, dan daging.
4. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal. Barang dagangan
yang dijual di pasar tradisonal ini adalah hasil bumi yang dihasilkan oleh daerah
tersebut. Meskipun ada beberapa dagangan yang diambil dari hasil bumi dari daerah
lain yang berada tidak jauh dari daerah tersebut namun tidak sampai mengimport
hingga keluar pulau atau negara.
 Jenis – Jenis Pasar Tradisional

Menurut Oktavia (2007) Pasar sebagai perusahaan daerah digolongkan menurut beberapa hal,
yaitu:

Menurut jenis kegiatannya, pasar digolongkan menjadi tiga jenis:

a. Pasar eceran Yaitu pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran barang secara
eceran.

6
b. Pasar grosir Yaitu pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran dalam jumlah
besar.
c. Pasar induk Pasar ini lebih besar dari pasar grosir, merupakan pusat pengumpulan dan
penyimpanan bahan-bahan pangan untuk disalurkan ke grosir - grosir dan pusat
pembelian.

Menurut lokasi dan kemampuan pelayanannya, pasar digolongkan menjadi lima jenis:

a. Pasar regional

Yaitu pasar yang terletak di lokasi yang strategis dan luas, bangunan permanen, dan
mempunyai kemampuan pelayanan meliputi seluruh wilayah kota bahkan sampai keluar kota,
serta barang yang diperjual belikan lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

b. Pasar kota

Yaitu pasar yang terletak di lokasi strategis dan luas, bangunan permanen, dan mempunyai
kemampuan pelayanan meliputi seluruh wilayah kota, serta barang yang diperjual belikan
lengkap. Melayani 200.000 - 220.000 penduduk. Yang termasuk pasar ini adalah pasar induk
dan pasar grosir.

c. Pasar wilayah (distrik)

Yaitu pasar yang terletak di lokasi yang cukup strategis dan luas, bangunan permanen, dan
mempunyai kemampuan pelayanan meliputi seluruh wilayah kota, serta barang yang
diperjual belikan cukup lengkap. Melayani 10.000-15.000 penduduk. Yang termasuk pasar
ini adalah pasar eceran.

d. Pasar lingkungan

Yaitu pasar yang terletak di lokasi strategis, bangunan permanen/semi permanen, dan
mempunyai pelayan meliputi permukiman saja, serta barang yang diperjual belikan kurang
lengkap. Melayani 10.000-15.000 penduduk saja. Yang termasuk pasar ini adalah pasar
eceran.

e. Pasar khusus

Yaitu pasar yang terletak di lokasi yang strategis, bangunan permanen/semi permanen, dan
mempunyai kemampuan pelayanan meliputi wilayah kota, serta barang yang diperjual

7
belikan terdiri dari satu macam barang khusus seperti pasar bunga, pasar burung, atau pasar
hewan.

Menurut waktu kegiatannya, pasar digolongkan menjadi empat jenis:

a. Pasar siang hari yang beroperasi dari pukul 04.00-16.00.

b. Pasar malam hari yang beroperasi dari pukul 16.00-04.00.

c. Pasar siang malam yang beroperasi 24 jam non stop.

d. Pasar darurat, yaitu pasar yang menggunakan jalanan umum atau tempat umum tertentu
atas penentapan kepala daerah dan diadakan pada saat peringatan hari-hari tertentu.

Seperti : pasar murah Idulfitri, pasar Maulud.

Menurut status kepemiliknnya, pasar digolongkan menjadi tiga jenis:

a. Pasar pemerintah

Yaitu pasar yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah pusat maupun daerah.

b. Pasar swasta

Yaitu pasar yang dimiliki dan dikuasai oleh badan hukum yang diijinkan oleh pemerintah
daerah.

c. Pasar liar

Yaitu pasar yang aktivitasnya diluar pemerintahan daerah, yang kehadirannya disebabkan
karena kurangnya fasilitas perpasaran yang ada dan letak pasar tidak merata, biasanya
dikelola oleh perorangan/ ketua RW.

2.2 Standar baku mutu dan pemeriksaan kualitas sanitasi di pasar tradisional

Untuk terselenggaranya Pasar Sehat, maka setiap pihak harus menjaga kesehatan lingkungan
pasar tersebut. Pengunjung atau pembeli tetap memiliki kewajiban dalam menjaga Pasar
Sehat yakni Pasar Rakyat yang telah memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan
persyaratan kesehatan serta upaya kesehatan lingkungan. Dengan demikian, setiap elemen
memiliki tugas masing-masing dalam menjaga Pasar Sehat, seperti pembeli atau pengunjung
untuk tetap menajaga pasar yang memenuhi baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan, maka pembeli atau pengunjung tetap harus menjaga higiene sanitasi atau dengan

8
cara tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan hal-hal yang menyebabkan pasar
menjadi tidak bersih, tidak sehat, tidak nyaman dan tidak aman.

Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan serta upaya kesehatan
lingkungan dilakukan dalam berbagai media, sebagaimana berikut:

1. Media air

 Standar baku mutu media air meliputi kualitas fisik, biologi,kimia dan radio aktivitas
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Persyaratan kesehatan media air
1. Tersedia air untuk keperluan higiene sanitasi dengan jumlah yang cukup setiap hari
secara berkesinambungan, minimal 15 liter per pedagang.
2. Kualitas air di Pasar Rakyat harus diawasi secara berkala sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Jarak sumber air untuk keperluan higiene sanitasi yang berupa air tanah minimal 10
meter dari sumber pencemar (pembuangan limbah dan tempat penampungan sampah
sementara).

2. Media udara

 Standar baku mutu udara meliputi kualitas fisik, biologi, kimia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Persyaratan kesehatan media udara
1) Tidak ada asap rokok.
2) Tidak ada aktifitas pembakaran sampah di Pasar Rakyat

3.Media tanah

 Standar baku mutu media tanah meliputi kualitas fisik, biologi,kimia dan
radioaktifitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Persyaratan kesehatan media tanah
1) Tanah harus sudah dilakukan pemulihan bila lahan yang akan dibangun pasar
adalah bekas galian tambang, tempat pembuangan akhir sampah.
2) Limbah padat dan limbah cair dikelola dengan baik.

4.. Pangan

9
 Standar baku mutu pangan meliputi kualitas fisik, biologi,dan kimiasesuai dengan
ketentuanperaturan perundang-undangan.
 Persyaratan kesehatan pangan
1. Produk pangan segar, pangan olahan, pangan siap saji yang dijual di pasar harus
bersertifikat/berlabel sebagai bentuk jaminan keamanan pangan dari
pemerintah/lembaga yang ditunjuk.
2. Semua bahan olahan dalam kemasan yang diolah menjadi makanan jajanan harus
bahan olahan yang terdaftar di Kementerian Kesehatan/Badan Pengawas Obat dan
Makanan, tidak kadaluwarsa, tidak cacat atau tidak rusak.
3. Penggunaan bahan tambahan makanan dan bahan penolong yg digunakan dalam
mengolah makanan jajanan siap saji harus disimpan terpisah. Bahan makanan yg
cepat rusak atau membusuk harus disimpan ditempat terpisah.
4. Makanan jajanan yang disajikan harus menggunakan tempat/alat perlengkapan yang
bersih yang aman bagi kesehatan.
5. Makanan jajanan yang disajikan harus dalam keadaan terbungkus/tertutup.
Pembungkus yang digunakan atau tutup makanan jajanan harus dalam keadaan bersih
dan tidak mencemari jajanan.
6. Makanan jajanan yang siap disajikan dan telah lebih 6 (enam) jam apabila masih
dalam keadaan baik harus diolah kembali sebelum disajikan.

 Kualitas pangan mikro biologi dan kimia (kuman dominan)


1. Tidak mengandung bahan berbahaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
2. Tidak mengandung residu pestisida di atas ambang batas.
3. Makanan dalam kemasan tertutup harus disimpan dalam suhu rendah (4 – 100C),
tidak kadaluarsa dan berlabel jelas.
4. Sayur, buah dan minuman disimpan dalam suhu 100C.
5. Produk hewan dan olahan beku harus disimpan di sarana penyimpanan beku dengan
suhu maksimum minus 180C dan produk hewan dan olahan dingin harus disimpan di
sarana penyimpanan dingin dengan suhu maksimum 40 C
6. Penyimpanan bahan makanan harus ada jarak dengan lantai, dinding dan langit-langit:
jarak dengan lantai 15 cm, dengan dinding 5 cm, dengan langit-langit 60 cm.
7. Kebersihan peralatan makanan ditentukan dengan angka total kuman maksimal 100
kuman per cm2 permukaan dan kuman Eschericiacoli nol.
10
 Pengamanan higiene dan sanitasi pangan di pasar

1) Peningkatan pengetahuan higiene dan sanitasi pangan bagi pembina, pengelola dan
pedagang.

2) Rantai pengamanan panganmulai dari penerimaan,penyimpanan, pengolahan, penyajian


sampai dengan penjualan di pasar harus sesuai dengan persyaratan.

3) Pemeriksaan berkala terhadap cemaran (kualitatif dan kuantitatif) kimia terutama bahan
berbahaya dan cemaran biologis (mikroba) baik menggunakan perangkat pemeriksaan bahan
pangan dan atau makanan sederhana dan mudah dilakukan (food security/contamination kit)
maupun pengambilan dan pengiriman sampel ke laboratorium.

4) Pemenuhan sarana dan fasilitas penjualan dan penyimpanan bahan pangan yang memenuhi
persyaratansesuai area/zona jenis pangan.

5) Perilaku pedagang terhadap pangan sesuai dengan prinsip- prinsip higiene dan sanitasi
pangan.

5.Sarana dan Bangunan

 Umum
1. Mempunyai batas wilayah yang jelas, antara pasar dan lingkungannya.
2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti: bantaran sungai, aliran lahar,
rawan longsor, banjir, dan sebagainya.
3. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur pendaratan
penerbangan, termasuk sempadan jalan.
4. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah atau bekas lokasi
pertambangan.

 Ruang kantor pengelola

1) Ruangan memiliki ventilasi minimal 20 % dari luas lantai.

2) Ruangan tingkat pencahayaan ruangan 100 lux.

3) Tersedia ruangan dengan tinggi langit-langit dari lantai sesuai ketentuan yang berlaku.

4) Tersedia toilet terpisah bagi laki-laki dan perempuan.

11
5) Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi sabun dan air yang mengalir.

 Penataan ruang dagang


1. Pembagian area/zoning sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan
klasifikasinya seperti: basah, kering.
2. Tempat penjualan daging, karkas unggas, ikan ditempatkan ditempat khusus.
3. Setiap los (area berdasarkan zoning) memiliki lorong yang lebarnya minimal 1,5
meter.
4. Penjualan serta pemotongan unggas dan ruminisia di Pasar Rakyat diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
5. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan bahan berbahaya lainnya ditempatkan
terpisah dan tidak berdampingan dengan zona makanan dan bahan pangan.

 Tempat penjualan bahan pangan dan makanan


1. Tempat penjualan bahan pangan basah.
A. Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang rata dengan kemiringan
yang cukup sehingga tidak menimbulkan genangan air dan tersedia lubang
pembuangan air, setiap sisi memiliki sekat pembatas dan mudah dibersihkan, dengan
tinggi minimal 60 cm dari lantai dan terbuat dari bahan tahan karat dan bukan dari
kayu.
B. Memiliki sarana penyimpanan beku dengan suhu maksimum minus 180C dan sarana
penyimpanan dingin dengan suhu maksimum 400C.
C. Tempat penjajaan atau show case produk dingin diengkapi alat pendingin dengan
suhu pendingin maksimum 70C dan untuk produk beku dilengkapi dengan alat
pendingin dengan suhu maksimum minus 100C.
D. Alas pemotong (talenan) tidak mengandung bahan beracun, kedap air, dan mudah
dibersihkan.
E. Pisau untuk memotong bahan mentah dan bahan matang harus berbeda dan tidak
berkarat.
F. Tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan peralatan.
G. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.
H. Saluran pembuangan limbah tertutup, dengan kemiringan sesuai ketentuan yang
berlaku sehingga memudahkan aliran limbah, serta tidak melewati area penjualan.
I. Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan mudah diangkat.

12
J. Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya, seperti
lalat, kecoa, tikus, nyamuk.

2. Tempat penjualan bahan pangan kering


A. Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang rata dan mudah
dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai.
B. Meja tempat penjualan terbuat dari bahan yang tahan karat dan bukan dari kayu.
C. Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air,tertutup dan mudah diangkat.
D. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.
E. Tempat penjualan bebas binatang penular penyakit(vektor) dan tempat perindukannya
(tempat berkembang biak), seperti lalat, kecoa, tikus, nyamuk.

3. Tempat penjualan makanan jadi/siap saji


A. Tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan yang rata dan mudah
dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai dan terbuat dari bahan yang
tahan karat dan bukan dari kayu.
B. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.
C. Tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yang kuat, aman, tidak mudah berkarat dan
mudah dibersihkan dengan air yang mengalir.
D. Saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian harus tertutup, landai sehingga
memudahkan aliran limbah.
E. Tersedia tempat sampah kering dan basah yang kedap air, tertutup dan mudah
diangkat.
F. Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya, seperti :
lalat, kecoa, tikus, nyamuk.
G. Area parkir
1. Kendaraan pengangkut hewan hidup tidak boleh masuk area parkir pasar dan
memiliki area parkir sendiri.
2. Tidak ada genangan air.
3. Tersedia tempat sampah yang terpisah antara sampah kering dan basah yang kedap
air, tertutup dan mudah diangkat, dalam jumlah yang cukup minimal setiap 10 meter.
4. Adanya tanaman penghijauan.

H. Konstruksi
13
1. Atap
 Atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat berkembang biaknya
binatang penular penyakit.
 Kemiringan atap harus sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan terjadinya
genangan air pada atap dan langit-langit.
 Ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku
 Atap yang mempunyai ketinggian 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan
penangkal petir.
2. Dinding
 Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna terang.
 Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan yang
kuat dan kedap air.
 Pertemuan lantai dengan dinding serta pertemuan dua dinding lainnya harus
berbentuk lengkung (conus).
3. Lantai
 Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan rata, tidak licin, tidak retak, dan
mudah dibersihkan.
 Lantai yang selalu terkena air, misalnya kamar mandi, tempat cuci, dan sejenisnya
harus mempunyai kemiringan ke arah saluran dan pembuangan air sesuai ketentuan
yang berlaku sehingga tidak terjadi genangan air.

4. Pintu

Khusus untuk pintu los penjualan daging, ikan dan bahan makanan yang berbau tajam agar
mengunakan pintu yang dapat membuka dan menutup sendiri (self closed) atau tirai plastik
untuk menghalangi binatang penular penyakit (vektor) seperti lalat atau serangga lain masuk.

5. Tangga
 Tinggi, lebar dan kemiringan anak tangga sesuai dengan standar atau ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga.
 Terbuat dari bahan yang kuat, dan tidak licin.
 Memiliki pencahayaan minimal 100 lux dan tidak menyilaukan.

6. Ventilasi.

14
Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20% dari luas lantai dan saling berhadapan (cross
ventilation).

7. Pencahayaan.
 Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan pekerjaan
pengelolaan bahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan makanan.
 Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat barang dagangan dengan jelas minimal
200 lux.
8. Toilet
Harus tersedia toilet laki-laki dan perempuan yang terpisah dilengkapi dengan
tanda/simbol yang jelas dengan proporsi sebagai berikut :
 Tersedianya toilet disabilitas
 Di dalam toilet harus tersedia jamban leher angsa,peturasan (untuk laki laki), tempat
penampungan air tertutup dan tempat sampah tertutup.
 Letak tanki septic berjarak minimal 10 meter dari sumber air bersih
 Pintu toilet tidak menghadap langsung dengan dengan tempat penjualan makanan dan
bahan pangan.
 Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang dilengkapi dengan
sabun dan air yang mengalir.
 Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dengan kemiringan sesuai
ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjadi genangan.
 Luas ventilasi minimal 20% dari luas lantai dan pencahayaan minimal 250 lux.

9. Kamar mandi

Harus tersedia kamar mandi laki-laki dan perempuan yang terpisah dilengkapi dengan
tanda/simbol yang jelas

10. Drainase
 Selokan/drainase sekitar pasar tertutup dengan kisi yang terbuat dari logam sehingga
mudah dibersihkan.
 Saluran drainase memiliki kemiringan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan sehingga mencegah genangan air.
 Tidak ada bangunan los/kios di atas saluran drainase.

15
11. Tempat Cuci Tangan
 Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau.
 Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir dan limbahnya
dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup.

6. Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit

Untuk mewujudkan Pasar Sehat, pengelola Pasar Rakyat harus melakukan pengendalian
vektor dan binatang pembawa penyakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Selain standar baku mutu dan persyaratan kesehatan pada media lingkungan
diatas, pada Pasar Rakyat yang banyak terdapat apotek, toko obat, pedagang besar farmasi
(PBF) dan penyalur alat kesehatan, harus memenuhi ketentuan penempatan pada zona
tersendiri (tidak bercampur dengan pangan) dan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

2.3 Identifikasi masalah di pasar tradisional

permasalahan pasar tradisional adalah permasalahan pengunaan ruang dan aktivitas pada
ruang wilayah tertuan dalam pembangunan wilayah. Pasar bertujuan untuk menciptakan
kehidupan yang efesien, nyaman serta lestari dan pada tahap akhirnya menghasilkan pasar
yang menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan, baik oleh pemerintah maupun swasta. lokasi
yang di pilih memberikan efesien dan kelestarian lingkungan paling maksimal setelah
memperhatikan benturan kepetingan dari berbagai pihak.

Pengertian dari Studi Identifikasi permasalahan pasar tradisional Pulo Brayan adalah: salah
satu metode penelitian dalam ilmu sosial Identifikasi yang dilakukan oleh seseorang untuk
mengambil alih ciri-ciri orang lain dan menjadikannya bagian yang terintegrasi dengan
kepribadiannya sendiri. Dalam pengertian yang lain, di definisikan sebagai suatu pernyataan
tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang di harapkan, tempat bertemunya pembeli
dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa.aksi dan tingkah laku yang
keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu.

 Tahap-Tahap Permasalahan Pasar

16
Dalam melakukan permasalahan, harus di lakukan dengan berbagai tahap-tahap agar
permasalahan yang di lakukan tepat untuk menyelesaikan persoalan yang sedang di hadapi.
Tahap-tahap permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi persoalan

2. Perumusan tujuan-tujuan umum dan sasaran-sasaran yang lebih khusus

3. Identifikasi pembatasan yang mungkin,

4. Proyeksi mengenai di masa yang akan datang

5. Pencarian dan penilaian berbagai alternatif

6. Penyusunan permasalahan studi.

 Dalam studi identifikasi masalah pasar tradisional yaitu :


1. Metode Eksploratori(Eksplaratory Research)

Riset eksplaratory mempunyai tujuan utama untuk memberikan gagasan, wawasan dan
pemahaman terhadap situasi dan permasalahn yang sedang di hadapi oleh peneliti. Proses
riset bersifat fleksibel, tidak terstruktur dan kualitatif sehingga akan menghemat waktu biaya
dalam mencari informasi awal mengenai gambaran permasalahan yang akan di teliti.

Pada tahap riset eksplaratory ini, penelitian akan mencoba menentukan atribut-atribut yang
menjadi dasar bagi pedagang untuk berdagang di pinggir jalan dan juga kepada konsumen
yang mau berbelanja di pinggir jalan (secara khusus pada pedagang dan konsumen yang
berdagangatau berbelanja di pinggir jalan). melakukan eksplaratoryini adalah analisis data
sekunder.

Adapun data yang di analisa di analisis berbentuk data external yang di publikasikan, di
peroleh dari buku-buku refrensi yang berhubungan dengan permasalahan pasar tradisional,
penelitian secara eksplaratory. Terhadap Literatur-Literatur, Majalah, Internet, Koran, Jurnal,
Dll. Pengunaan data sekunder ini bertujuan untuk mendapatkan gambar awal mengenai
atribut-atribut pedagang dan konsumen.

2. Metode Deskriptif (Descriptive Research)

Pendekatan riset secara deskriptif mempunyai devenisi yaitu : jenis penelitian yang bertujuan
memberikan gambaran akurat mengenai beberapa aspek dalam mempengaruhi suatu aspek
lainya (Aaker,et,al, 2004). Riset deskriptif menurut Bove (1995) merupakan jenis penelitian

17
yang paling sering di lakukan oleh pemasaran misalnya dengan berusaha untuk
menggolongkan kosumen pengguna produk.

Riset deskriptif di lakukan juga untuk mendapatkan gambaran mengenai pedagang dan
konsumen seperti kebiasaan, keinginan, kebutuhan dan perilaku mereka. yang hanya di
lakukan satu kali (malhotra,2004). Metode yang di pilih untuk melakukan riset deskriptif ini
adalah sample survey.

 Waktu Dan Lokasi Penelitian


1. Waktu Dan Penelitian

Sesuai dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Sains
Dan Teknologi TD Pardede no. 005 /SK-TA/FTSP- ISTP/III/2019 tentang penujuk dosen
pembimbing Tugas Akhir maka waktu pelaksanaan penelitian selama tiiga (3) bulan.

2. Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini di pasar Pulo Brayan, kecamatan pula brayan. Penentuan lokasi ini
berdasarkan pertimbangan atas pertimbangan :

1. Pasar tradisional merupakan salah satu pasar tradisional yang berdasarkan di kabupaten
kota medan dengan kelas pasar kelas II.

2. Pasar tradisional Pulo Brayan di kenal dengan titik rawan kemacetan lalu lintas

3. Pasar tradisional memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat luas karena pedagang dan
kosumen tidak hanya berasal dari wilayah tersebut saja tetapi dari daerah kecamatan lainnya
bahkan dari luar kecamatan.

2.4 Intervensi dan pemecahan masalah sanitasi pasar tradisional

Intervensi dan pemecahan masalah sanitasi pasar tradisional dapat melibatkan beberapa
langkah, seperti:

 Penyediaan Fasilitas Sanitasi:Membangun atau meningkatkan fasilitas sanitasi seperti


toilet dan tempat cuci tangan di pasar tradisional.

18
 Pendidikan dan Kesadaran:Memberikan pendidikan kepada pedagang dan pengunjung
pasar tentang pentingnya sanitasi dan praktik kebersihan yang baik.
 Pengawasan dan Penegakan Peraturan: Memastikan bahwa peraturan sanitasi
diterapkan dan diawasi secara ketat di pasar tradisional.
 Kemitraan dengan Pihak Terkait: Melibatkan pemerintah setempat, organisasi
masyarakat, dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam meningkatkan sanitasi pasar
tradisional.
 Program Pembersihan Rutin:Menjalankan program pembersihan rutin di pasar
tradisional untuk memastikan kebersihan dan sanitasi terjaga.
 Inovasi Teknologi:Menggunakan teknologi untuk memantau dan memperbaiki
sanitasi, seperti aplikasi untuk melaporkan masalah sanitasi atau sistem manajemen
limbah yang lebih efisien.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pasar adalah tempat interaksi penjual dan pembeli untuk melakukan jual beli. Pasar tradisional adalah
pasar yang berlokasi permanen, ada pengola, sebagian besar barang diperjual belikan adalah
kebutuhan dasar sehari-hari dengan praktek perdagangan dan fasilitas yang sederhana, dan ada
interaksi langsung antara penjual dan pembeli. Salah satu pasar tradisional di Kabupaten Lombok
Timur adalah Pasar Masbagik. Pasar tradisional Masbagik ini memiliki luas tanah kurang lebih tiga
hectare (3 Ha) dan jumlah para pedagang berdasarkan data, dahulu sebanyak 2000 lebih orang
pedagang. Pasar tradisional masbagik termasuk pasar tradisional, dimana dibangun oleh pihak
pemerintah dan swadaya masyarakat, dan tempat usaha dapat berupa toko, kios, serta tenda yang
menyediakan barang-barang konsumen sehari-hari, disini adanya transaksi jual beli terjadi setiap hari,
dan akan libur pada hari raya tertentu. Pengelolaan sampah dipasar tradisional Masbagik sudah
berjalan dengan baik, namun ketersediaan tempat dan proses pengumpulan sampahnya hanya
terkumpul pada satu tempat saja, sementara itu pedagang membuang sampah hanya pada tempat dia
berjualan dan masih banyak terdapat tumpukan sampah yang masih bertebaran, sementara itu petugas
kebersihan pasar tersebut mengambil sampah dilakukan pada sore dan malam hari.

3.2 Saran

Pada saat pembuatan makalah penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kata kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik serta sarannya mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas. Dengan demikian kami sebagai penulis dari
makalah ini meminta saran dan kritik dari para pembaca apabila masih terdapat banyak
kekurangan dan hal-hal yang harus diperbaiki agar makalah ini dapat lebih baik nantinya

20
DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN


2020 TENTANG PASAR SEHAT.

STUDI IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PASAR TRADISIONAL DI PULO BRAYAN


(STUDI KASUS KECAMATAN MEDAN BARAT)

ANALISIS KUALITAS HYGIENE SANITASI PASAR TRADISIONAL MASBAGIK


KABUPATEN LOMBOK TIMUR

21

Anda mungkin juga menyukai