Anda di halaman 1dari 6

PAPER ETIKA PROFESI SANITARIAN

TANGGUNG JAWAB TERHADAP MASYARAKAT

Disusun Oleh:
Sulistyani B. Gobel
NIM. 751335123029
Kelas 2A

Dosen Pengampu:
Tumartony Thaib Hiola, S.Pd, M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
SANITASI LINGKUNGAN
2023/2024
A. Definisi dan Peran Sanitarian
1. Definisi sanitarian
Sanitarian adalah seorang profesional yang terlatih dalam bidang sanitasi dan
kesehatan masyarakat. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan lingkungan
manusia, baik itu tempat tinggal, tempat kerja, atau tempat umum, memenuhi standar
kebersihan dan kesehatan yang ditetapkan.
Sanitarian adalah seorang profesional atau technical practitioner dari hygiene
masyarakat yang aktivitasnya terkonsentrasi pada aspek-aspek hygiene lingkungan. Dalam
pengertian ini sanitarian bisa tenaga paramedis maupun medis yang telah mendapat
tambahan keahlian sebagai sanitarian (Sanitarian’s hand book).
Tenaga Sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang
kesehatan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan (permenkes 32
tahun 2013, tentang penyelenggaraan pekerjaan sanitarian).

2. Peran sanitarian
Peran sanitarian meliputi berbagai tugas dan tanggung jawab yang berkontribusi
dalam menjaga kesehatan masyarakat dan memastikan lingkungan yang aman dan bersih.
Berikut ini adalah beberapa peran utama sanitarian:
a. Pencegahan Penyakit: Sanitarian berperan dalam pencegahan penyakit dengan
melakukan kegiatan seperti identifikasi faktor risiko, pengendalian infeksi, dan
promosi kesehatan. Mereka menyediakan informasi dan edukasi kepada
masyarakat tentang praktik sanitasi yang baik, seperti cuci tangan yang benar,
sanitasi makanan, pengelolaan limbah, dan kebersihan lingkungan.
b. Inspeksi dan Pengawasan Sanitasi: Sanitarian melakukan inspeksi dan pengawasan
terhadap fasilitas umum, seperti restoran, tempat kerja, sekolah, dan tempat
perawatan kesehatan. Tujuannya adalah memastikan bahwa lingkungan tersebut
memenuhi standar sanitasi yang ditetapkan, termasuk kebersihan, keamanan
pangan, pengelolaan limbah, kualitas air, dan sanitasi toilet.
c. Penegakan Peraturan: Sanitarian bertanggung jawab untuk menegakkan peraturan
sanitasi dan kebersihan yang berlaku. Mereka melakukan penyelidikan terhadap
pelanggaran, memberikan peringatan atau sanksi, dan memastikan bahwa tindakan
perbaikan dilakukan untuk memenuhi persyaratan sanitasi yang telah ditetapkan.
d. Penanggulangan Kejadian Darurat: Sanitarian terlibat dalam penanggulangan
kejadian darurat terkait kesehatan masyarakat, seperti wabah penyakit, bencana
alam, atau kecelakaan lingkungan. Mereka membantu dalam mengevaluasi risiko,
memberikan bantuan medis darurat, dan mengkoordinasikan upaya pemulihan
kesehatan masyarakat setelah kejadian tersebut.

B. Etika dalam Pelayanan Sanitarian


Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai
yang mengatur perilaku manusia. Etika berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang apa yang benar dan salah, baik dan buruk, serta bagaimana kita seharusnya
bertindak dalam berbagai situasi.
Secara etimologi etika berasal dari kata yunani “ethos” yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Identik dengan perkataan moral yang berasal dari kata latin “mos”
yang dalam bentuk jamaknya “mores” yang berarti juga adat atau cara hidup.
(Ki Hajar Dewantara, 1962:459) mendefenisikan etika sebagai “Ilmu yang
mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan di dalam kehidupan manusia semuanya,
teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan
pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan
perbuatan”.

1. Prinsip-prinsip etika yang relevan dalam profesi sanitarian


Prinsip etika dalam profesi sanitarian:
a. Keadilan, Memperlakukan semua individu secara adil.
b. Integritas, Bertindak dengan jujur dan konsisten.
c. Privasi dan Kerahasiaan, Melindungi informasi pribadi individu.
d. Kompetensi, Mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.

2. Etika komunikasi dalam memberikan informasi sanitasi dan


kesehatan kepada masyarakat
Etika komunikasi dalam memberikan informasi sanitasi dan kesehatan kepada
masyarakat:
a. Keterbukaan dan Keklarifikasi, Sanitarian harus berkomunikasi dengan jelas dan
terbuka dalam memberikan informasi sanitasi dan kesehatan kepada masyarakat.
b. Kesesuaian Konteks, Sanitarian harus mempertimbangkan konteks sosial, budaya,
dan ekonomi masyarakat ketika berkomunikasi.
c. Kejujuran dan Akurasi, Sanitarian harus berkomitmen untuk memberikan
informasi yang jujur dan akurat kepada masyarakat.
d. Empati dan Keterlibatan, Sanitarian harus mendengarkan dengan empati dan
memperhatikan kebutuhan, kekhawatiran, dan pertanyaan masyarakat.
e. Penggunaan Media Komunikasi yang Efektif, Sanitarian harus menggunakan
media komunikasi yang efektif dalam menyampaikan informasi sanitasi dan
kesehatan kepada masyarakat.

C. Tanggung Jawab Sanitarian Terhadap Masyarakat


Sanitarian memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan kegiatan
pengamatan, pengawasan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas
kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara
hidup bersih dan sehat. Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
373/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Sanitarian, disebutkan bahwa peran
sanitarian adalah sebagai pelaksana pengamatan kesehatan lingkungan, pengawasan
kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas
kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara
hidup bersih dan sehat.

1. Pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan adalah tanggung jawab utama


sanitarian. Mereka berperan dalam menyediakan informasi dan edukasi kepada
masyarakat tentang praktik sanitasi yang baik, seperti cuci tangan yang benar, sanitasi
makanan, pengelolaan limbah, dan kebersihan lingkungan. Sanitarian juga terlibat
dalam pengendalian infeksi dan promosi kesehatan dengan melakukan identifikasi
faktor risiko, memberikan vaksinasi, dan melaksanakan program pencegahan penyakit.
Selain itu, sanitarian juga berperan dalam pemantauan penyakit menular,
mengumpulkan data, dan merencanakan intervensi yang tepat untuk mengurangi
penyebaran penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

2. Sanitarian memiliki peran penting dalam pengawasan sanitasi publik dan lingkungan.
Mereka melakukan inspeksi dan pengawasan terhadap berbagai fasilitas umum seperti
restoran, tempat kerja, sekolah, dan tempat perawatan kesehatan. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa lingkungan tersebut memenuhi standar sanitasi yang
ditetapkan, termasuk kebersihan, keamanan pangan, pengelolaan limbah, kualitas air,
dan sanitasi toilet. Sanitarian juga bertanggung jawab dalam menegakkan peraturan
sanitasi dan kebersihan yang berlaku, melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran,
memberikan peringatan atau sanksi, serta memastikan tindakan perbaikan dilakukan
untuk memenuhi persyaratan sanitasi yang telah ditetapkan. Dengan melakukan
pengawasan sanitasi yang ketat, sanitarian berperan dalam melindungi kesehatan
masyarakat, mencegah terjadinya penyakit yang terkait dengan sanitasi buruk, dan
menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi semua orang.

D. Etika dalam Inspeksi dan Pengawasan Sanitasi


1. Etika dalam melakukan inspeksi sanitasi dan evaluasi lingkungan
Etika yang kuat diperlukan dalam melakukan inspeksi sanitasi dan evaluasi
lingkungan. Sanitarian harus menjalankan tugas mereka dengan integritas dan
objektivitas, tanpa memihak atau memiliki konflik kepentingan. Mereka harus
memastikan bahwa proses inspeksi dilakukan dengan adil, mengikuti pedoman dan
standar yang berlaku, serta menghindari diskriminasi atau perlakuan tidak adil terhadap
individu atau lembaga. Sanitarian juga harus menjaga kerahasiaan informasi yang mereka
peroleh selama inspeksi, menghormati privasi individu, dan menggunakan data yang
dikumpulkan hanya untuk tujuan pengawasan sanitasi yang sah. Dalam komunikasi hasil
inspeksi, sanitarian harus berbicara dengan jujur dan memberikan informasi yang akurat,
serta menjelaskan temuan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pihak yang terlibat.

2. Etika penegakan peraturan sanitasi dan sanksi terhadap pelanggar


Etika juga penting dalam penegakan peraturan sanitasi dan pemberian sanksi
terhadap pelanggar. Sanitarian harus bertindak dengan keadilan dan proporsionalitas
dalam memberlakukan sanksi terhadap pelanggar. Mereka harus berpegang pada prinsip
hukum yang adil dan menghormati hak asasi manusia individu. Dalam menegakkan
peraturan sanitasi, sanitarian harus memberikan kesempatan kepada pelanggar untuk
memberikan pembelaan atau klarifikasi, serta menjalankan proses yang transparan dan
terbuka. Mereka harus menghindari penyalahgunaan kekuasaan atau perilaku yang tidak
etis, dan tetap menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme dalam penegakan
peraturan sanitasi. Selain memberikan sanksi, sanitarian juga harus memberikan
bimbingan dan pendampingan kepada pelanggar agar mereka dapat memperbaiki keadaan
dan mematuhi peraturan sanitasi yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai