Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan ekonomi sangat erat kaitannya dengan perkembangan zaman
dengan ditandai munculnya era globalisasi yang merambah pada dunia bisnis dan
perdagangan, dibangunlah tata kota lengkap dengan sarana dan fasilitas penunjang
guna untuk memudah akses dalam kehidupan sehari-hari. Pasar salah satu sarana
ekonomi yang menjadi tolak ukur dalam peningkatan pendapatan ekonomi di suatu
daerah dan pasar satu-satunya tempat dimana transaksi ekonomi berlangsung.
Pasar Blok A adalah salah satu pasar tradisional yang ada di kota Jakarta.
Pasar tradisional yang saat ini pamornya bisa dibilang sedikit menurun karena
banyak bermunculan pasar modern. Selain itu dilihat dari kondisi pasar sekarang
yang tempatnya cenderung kumuh. Bahkan bisa dikatakan tidak sehat serta tidak
layak untuk digunakan sebagai pasar. Melihat kondisi tersebut, maka tidak heran
bila masyarakat pada era saat ini lebih tertarik untuk pergi ke pasar modern.
Agar masyarakat tetap memiliki minat yang tinggi untuk pergi ke pasar
tradisional, maka seharusnya kesehatan lingkungan pasar harus lebih diperhatikan.
Selain itu penataan lokasi pasar dan kios-kios pasar juga perlu diperhatikan agar
tidak terlihat kumuh dan semerawut, maka terciptanya kondisi yang tidak nyaman
bagi pengunjung dan pedagang itu sendiri.
Pasar tradisional adalah penyumbang sampah atau limbah terbesar yang
terdapat di sekitar yang dimana sampah dan limbahnya yang memiliki karakteristik
yang sedikit berbeda sampah dari perumahan. Limbah pasar merupakan bahan-
bahan hasil sampingan dari kegiatan manusia yang berada di pasar dan banyak
mengandung bahan organik, sampah plastik dan limbah cair yang mempunyai
banyak dampak pada manusia dan lingkungan. Komposisi sampah pasar lebih
dominan sampah organik dan apalagi jika sampahnya berasal dari pasar sayur atau
pasar buah, maka limbahnya akan lebih banyak sampah organik.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian
pemecahan masalah kesehatan pasar atau masyarakat, tidak hanya dilihat dari
kesehatannya sendiri, tapi harus lihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya terhadap
masalah ’sehat-sakit’ atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi

1
kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan lingkungan pasar atau
lingkungan masyarakat. Faktor tersebut adalah keturunan, lingkungan, perilaku, dan
pelayanan masyarakat.
Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
untuk menyampaikan pesan tersebut, masyarakat, kelompok pasar, atau individu.
Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok
pasar atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih
baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap
perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa
akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup : pasar,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
pembuangan air kotor (air limbah), dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan
usaha kesehatan suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan
lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya
kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya. (Notoatmodjo,
2007).

1.2. Tujuan Penulis


Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui sejauhmana tingkat penglolaan sanitasi lingkungan
PD.Pasar Jaya Blok A.
2. Ingin mengetahui alur penglolaan limbah dan sampah di PD.Pasar Jaya Blok
A.
3. Ingin mengetahui dampak dari pengaruh limbah dan sampah terhadap
manusia dan ligkungan.

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan kunjungan, maka makalah ilmiah ini akan diangkat permasalahan
diantaranya:
1. Apakah pengertian pencemaran limbah dan sampah ?
2. Jenis limbah dan sampah apa saja yang terdapat di dalam PD. Pasar Jaya
Blok A ?
3. Bagaimana cara mengelola limbah dan sampah di PD. Pasar Jaya Blok A ?
2
4. Bagaimanakah pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup ?
1.4. Manfaat
Pada makalah ilmiah ini, kami berharap dapat memberikan ilmu baru kepada
para pembaca makalah ini, yaitu seputar penglolaan limbah dan sampah domestic
khususnya di PD.Pasar Jaya Blok A. Kami juga berharap makalah ilmiah ini dapat
memberikan kesadaran masyarakat akan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga kelestarian lingkungan hidup terutama yang mencakup pengelolaan
sampah PD.Pasar Jaya Blok A itu sendiri dan diharapkan dapat menerapkanya
dalam kehidupan sehari-hari.
Identitas Pasar
1. Nama Pasar : Blok A
2. Jenis Badan Hukum : PD. Pasar Jaya
3. Alamat Pasar : Jl.RS. Fatmawati Raya.
RT. 03/RW. 06 No.8
4. Kelurahan : Pulo
5. Kecamatan : Kebayoran Baru
6. Provinsi : DKI Jakarta
7. Kode Pos : 12160
8. Telepon : 0217393088
9. Penanggung Jawab Pasar : Marjuki, SE
10. Jumlah karyawan : 19
 Laki-laki : 13 Orang
 Perempuan : 6 Orang

Gambar 1. Peta lokasi PD. Pasar Jaya Blok A

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Limbah Cair


Limbah cair adalah semua bahan buangan yang berbentuk cair yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme phatogen, bahan kimia beracun dan
radioaktivitas. Menurut Depkes RI (1997) keterpaparan air limbah dapat dibedakan
sebagai berikut :
1. Keterpaparan kimiawi : hasil pembuangan limbah kimiawi
dimanfaatkan oleh mikroba yang terdapat dilingkungan air sebagai makanannya,
selain itu limbah kimiawi di dalam air membentuk suspensi sebagai koloid atau
partikel. Bahan organik dan garam anorganik masuk ke air secara domestik atau
industrial umumnya memberikan kontrubusi terhadap pencemaran air. Secara
kimiawi digunakan test BOD, COD, TSS dan pH. Jika sekitar 5 (lima) hari kimiawi
menjadi karbon dioksida, secara konvensional bahan organik mengalami
dekomposisi yang menstabilisasi polutan organik dalam lingkungan alamiahnya.
Biological Oxygen Demmand dalam ukuran penggunaan oksigen oleh
mikroorganisme.
2. Keterpaparan Fisika : keterpaparan fisika air dapat dilihat dari bau,
warna dari air limbah keabu-abuan dan mengandung kerosin.
3. Keterpaparan Biologi : limbah berbahaya secara biologis jika
terdapatnya mikroorganisme pathogen yang endemik yang memberi dampak pada
kesehatan masyarakat.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia (UU RI) No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), definisi limbah
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Definisi secara umum, limbah adalah
bahan sisa atau buangan yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi,
baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk
limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai
jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

4
2.2. Sampah
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006).
Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk
padat. Juli Soemirat (1994) berpendapat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak
dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat.
Azwar (1990) mengatakan yang dimaksud dengan sampah adalah sebagian
dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang
yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan
industri) tetapi bukan biologis karena kotoran manusia (human waste) tidak
termasuk kedalamnya. Manik (2003) mendefinisikan sampah sebagai suatu benda
yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan
oleh kegiatan manusia.
Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste)
adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu
yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan
sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil kegiatan manusia
yang dibuang karena sudah tidak berguna. Dengan demikian sampah mengandung
prinsip sebagai berikut :
1. Adanya sesuatu benda atau bahan padat.
2. Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Pencemaran Limbah dan Sampah


Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain
ke dalam air atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida disengaja.
Pencemaran juga dapat dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara
oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran
terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan
beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan
kimia termasuk logam berat.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang
salah satu contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia
menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada
konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan
oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya
membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat
dicegah dan dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran
lingkungan tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah
mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan
kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak
mencemari lingkungan.

3.2. Jenis-Jenis Limbah dan Sampah di PD.Pasar Jaya Blok A


Limbah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan diolah ke tempat bak penampungan sebelum di buangan ke saluran

6
badan jalan. Sampah hitam adalah sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan
industri. mengandung patogen yang berbahaya.
Dalam kehidupan manusia, limbah dalam jumlah besar datang dari aktivitas
pasar (dikenal juga dengan sebutan limbah), Semua kios akan menjadi sampah
pada suatu waktu, dengan jumlah limbah yang kira-kira mirip dengan jumlah
konsumsi. Untuk mencegah limbah cair adalah kios-kios tidak membuang limbah
sembarangan misalnya membuang ke selokan langsung tanpa harus diolah.
1. Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
A. Sampah organik - dapat diurai
Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos
B. Sampah anorganik - tidak terurai
Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu, dan sebagainya.
2. Berdasarkan Sumbernya
Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Sampah alam (sayuran, buah-buahan)
2. Sampah manusia (toilet, pedagang ikan/daging)
3. Sampah konsumsi (makanan/rumah makan)
4. Sampah B3 (lampu penerangan kios, kantor pengelola pasar: cartridge, botol
minuman, kardus dan lain-lain)
3. Berdasarkan Bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi
dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :
a. Sampah padat
b. Sampah manusia
c. Sampah alam
d. Sampah B3

7
3.3. Pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup
Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar
terhadap lingkungan hidup yang berada disekitarnya, dimana sampah akan
menimbulkan beberapa dampak negatif dan bencana seperti :
Dampak Sampah bagi Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat
menimbulkan penyakit. Menurut Gelbert dkk (1996; 46-48) Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut;

1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur
dengan air m inum. Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan
cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit)
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui
makanannya yang berupa sisa makanan/sampah
4. Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang
meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa
(Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.

Dampak Sampah terhadap Lingkungan


Pencemaran Udara
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau
tidak sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti
permukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali
terjadi pada sumber dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses
pengangkutan sehingga menyebabkan kapasitas tempat terlampaui. Asap yang
timbul sangat potensial menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya.

8
Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat berpotensi
menimbulkan masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama akibat
bercecerannya air lindi dari bak kendaraan. Proses dekomposisi sampah di TPA
secara kontinu akan berlangsung dan dalam hal ini akan dihasilkan berbagai gas
seperti CO, CO2, CH4, H2S, dan lain-lain yang secara langsung akan mengganggu
komposisi gas alamiah di udara, mendorong terjadinya pemanasan global,
disamping efek yang merugikan terhadap kesehatan manusia di sekitarnya.

Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan


berpotensi menimbulkan gangguan bau. Disamping itu juga sangat mungkin terjadi
pencemaran berupa asap bila sampah dibakar pada instalasi yang tidak memenuhi
syarat teknis. Seperti halnya perkembangan populasi lalat, bau tak sedap di TPA
juga timbul akibat penutupan sampah yang tidak dilaksanakan dengan baik. Asap
juga seringkali timbul di TPA akibat terbakarnya tumpukan sampah baik secara
sengaja maupun tidak. Produksi gas metan yang cukup besar dalam tumpukan
sampah menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap yang dihasilkan akan
sangat mengganggu daerah sekitarnya.

Pencemaran Air
Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial
menghasilkan lindi terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah
sekitarnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan
berskala besar menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar pula sehingga
potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan
pencemaran air dan tanah di sekitarnya.
Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan sekitarnya
baik berupa rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah di bawahnya. Pada
lahan yang terletak di kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi
sehingga dimungkinkan terjadi cemaran terhadap sumur penduduk yang trerletak
pada elevasi yang lebih rendah.

Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan
kosong atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan
setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan

9
mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi
maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau
larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan
pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.

Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan
pandangan yang sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan
sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga lahan
pembuangan sampah lainnya. Proses pembongkaran dan pemuatan sampah di
sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin menimbulkan tumpahan sampah yang
bila tidak segera diatasi akan menyebabkan gangguan lingkungan. Demikian pula
dengan ceceran sampah dari kendaraan pengangkut sering terjadi bila kendaraan
tidak dilengkapi dengan penutup yang memadai.
Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan pembongkaran yang
tertiup angin atau ceceran dari kendaraan pengangkut. Pembongkaran sampah di
dalam area pengolahan maupun ceceran sampah dari truk pengangkut akan
mengurangi estetika lingkungan sekitarnya. Lokasi TPA umumnya didominasi oleh
ceceran sampah baik akibat pengangkutan yang kurang baik, aktivitas pemulung
maupun tiupan angin pada lokasi yang sedang dioperasikan. Hal ini menimbulkan
pandangan yang tidak menyenangkan bagi masyarakat yang melintasi / tinggal
berdekatan dengan lokasi tersebut.

Kemacetan Lalu lintas


Lokasi penempatan sarana/prasarana pengumpulan sampah yang biasanya
berdekatan dengan sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan lain-lain serta
kegiatan bongkar muat sampah berpotensi menimbulkan gangguan terhadap arus
lalu lintas. Arus lalu lintas angkutan sampah terutama pada lokasi tertentu seperti
transfer station atau TPA berpotensi menjadi gerakan kendaraan berat yang dapat
mengganggu lalu lintas lain; terutama bila tidak dilakukan upaya-upaya khusus untuk
mengantisipasinya. Arus kendaraan pengangkut sampah masuk dan keluar dari
lokasi pengolahan akan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas di
sekitarnya terutama berupa kemacetan pada jam-jam kedatangan.

10
Dampak Sosial
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya
pembangunan tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya
tidak jarang menimbulkan sikap menentang/oposisi dari masyarakat dan munculnya
keresahan. Sikap oposisi ini secara rasional akan terus meningkat seiring dengan
peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka, sehingga sangat penting untuk
mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkah-langkah aktif untuk
menghindarinya.
Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan
yang buruk Karena sampah bertebaran dimana-mana.
2. Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan
3. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan
secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak
langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas)
4. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan
akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,
jembatan, drainase, dan lain-lain.
5. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengelolaan air. Jika
sarana penampungan sampah kurang atu tidak efisien, orang akan
cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu
lebih sering dibersihkan atau diperbaiki (Gilbert dkk; 1996).
Menurut Hadiwiyoto (1983) jika ditinjau dari segi keseimbangan lingkungan,
kesehatan, keamanan dan pencemaran, apabila sampah tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan berbagai gangguan-gangguan antara lain sebagai berikut:
1. Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena mengandung gas-
gas yang terjadi dan rombakan sampah bau yang tidak sedap, daerah becek
dan kadang-kadang berlumpur terutama apabila musimpenghujan datang.

11
2. Sampah yang bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari segi fisik
dan kimia yang tidak sesuai dengan lingkungan normal, yang dapat
mengganggu kehidupan dilingkungan sekitarnya.
3. Disekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan oksigen.
Keadaan ini disebabkan karena selama proses peromabakan sampah
menjadi senyawa-senyawa sederhana diperlukan oksigen yang diambil dari
udara disekitarnya. Karena kekurangan oksigen dapat menyebankan
kehiidupan flora dan fauna menjadi terdesak.
4. Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi (pembusukan) sampah dapat
membahayakan kesehatan karena kadang-kadang proses pembusukan ada
mengeluarkan gas beracun.
5. Dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama yang dapat ditularkan oleh
lalat atau seranngga lainya, binatang-binatang seperrti tikus dan anjing.
6. Secara estetika sampah tidak dapat digolongkan sebagai pemandangan yang
nyaman untuk dinikmati.

3.4. Cara Mengelola Limbah dan Sampah di PD.Pasar Jaya Blok A


a. Limbah Cair
Pasar merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi
lingkungan. Mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair
bagi lingkungan, penting bagi sektor pasar untuk memahami dasar-dasar teknologi
pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun
industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh pengelola
pasar setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan
teknologi yang ada dan sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan
polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air
buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode
pengolahan:
1. Pengolahan secara fisika
2. Pengolahan secara kimia
3. Pengolahan secara biologi
12
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut
dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi. Praktek
pengelolaan limbah cair di PD.Pasar Jaya Blok A tidak menggunakan IPAL
(Instalasi Pembuangan Air Limbah) berbeda artinya tidak sesuai dengan aturan dan
perundang-undangan yang berlaku.

b. Sampah Pasar
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemprosesan,
pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah pasar yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan
atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber
daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif
dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. Praktek
pengelolaan sampah di PD.Pasar Jaya Blok A masih kurang maksimal dalam
pengangkutannya, sehingga sampah masih tercecer dilantai maupun di TPS.
Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah PD.Pasar Jaya Blok A, yang
dilakukan dengan menerapkan beberapa metode atau cara sebagai berikut :
1. Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan
Pembuangan sampah pada tiap-tiap kios yang ada di pasar lalu penimbunan
darat ini dilakukan di tanah belakang gedung pasar. Sebuah lahan penimbunan
darat yg dirancang dan dikelola dengan kurang baik akan menjadi tempat
penimbunan sampah yang tidak hiegenis. Sedangkan penimbunan darat yg tidak
dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah
lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan
adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan
dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.
2. Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat
sampah bentuk, atau dikenal juga dengan “Penguangan sampah”. PD.Pasar Jaya
Blok A menggunakan metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang
bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi
ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari

13
penggunaan barang sekali pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan
yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam
tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah
dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Pengelolahan limbah
cair dan sampah di PD.Pasar Jaya Blok A belum memenuhi kreteria yang di
persyaratkan oleh Undang-Undang.

4.2 Saran

Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan


kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain
itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai
lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan
yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para
perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya. Adapun saran yang kami
ajukan sebagai berikut :
1. Kepada pengelola PD.Pasar Jaya Blok A diharapkan secepatnya untuk
pengadaan IPAL dan TPS harus lebih diperhatikan akan penimbunan
dan jadwal pengangkutan sampahnya.
2. Khususnya kepada pedagang agar tertib dalam menggelar
dagangannya begitupun pedagang dan pengunjung untuk lebih peduli
terhadap kebersihan pasar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Penerbit Yayasan


Idayu. Jakarta

Biro Bina Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. 1998. Laporan Neraca Kualitas
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. Biro Bina Lingkungan Hidup
Provinsi DKI Jakarta. Jakarta

Djuwendah, E., A. Anwar, J. Winoto, K. Mudikdjo. 1998. Analisis Keragaan Ekonomi


dan Kelembagaan Penanganan Sampah Perkotaan, Kasus di Kotamadya DT II
Bandung Provinsi Jawa Barat. Tesis Program Pascasarjana IPB. Tidak diterbitkan.

16
LAMPIRAN

KUSIONER UNTUK PENGELOLA PASAR


A. Karakteristik Responden
A1. Nama Responden :
A2. Jenis Kelamin Responden :
A3. Umur Responden : Tahun
A4. Alamat Responden :
A5. PendidikanResponden : 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT
B. Pertayaan
B1. Sejak kapan berdirinya pasar ini ?
B2. Berapa lama waktu operasional pasar dalam sehari ?
Bervariasi, pada :
- Pedagang daging dari jam:
- Pedagang sayuran dari jam:
- Pedagang pakaian dari jam:
- Toko Emas dari jam:
B3. Berapa jumlah petugas pengelola pasar ?
B4. Berapa jumlah petugas kebersihan pasar ?
B5. Berapa jumlah kios yang ada dipasar ini ?
B6. Apakah dipasar ini disediakan tempat sampah organic dan
anorganik pada setiap kiosnya ?
B7. Bagaimana proses pengolahan sampah dipasar ini?
B8. Bagaimana alur pengelolahan sampah yang ada di pasar ini?
B9. Apakah ada treatment khusus untuk pengelolaan sampah
organik ?
B10. Bagaimana bentuk kerjasama pengelola pasar dengan
pedagang dalam pengelolaan sampah dan limbah?
B11. Adakah kerjasama dengan pihak lain dalam hal pemanfaatan
sampah dan limbah?
B12. Sampah dalam bentuk apa yang lebih mendominasi
17
dilingkungan pasar ?
B13. Apakah ada peraturan untuk para pedagang terkait sampah
atau limbah?
B14. Apakah ada sanksi yang dikenakan bagi pedagang yang
melanggarperaturan tersebut ?
B15. Adakah iuran yang dikeluarkan para pedagang untuk petugas
kebersihan ?
B16. Apabila ada, bagaimana cara pembayarannya, dan berapa
jumlahnya?
B17. Berapa kali sampah dibersihkan oleh petugas kebersihan dalam
sehari?
B18. Alat apa yang digunakan oleh petugas kebersihan untuk
mengangkut sampah dari para pedagang ?
B19. Apakah ada tim pengelola sampah di pasar ini ?
B20. Adakah ada pelatihan khusus yang diberikan kepada pengelola
pasar dan petugas kebersihan dalam penanganan limbah ?Jika
ada, apa saja pelatihannya ?
B21. Bagaimana upaya bapak / ibu sebagai kepala pengelola pasar
dalam mengelola sampah agar lebih teroganisir?
B22. Apakah ada pengawasan dan pembinaan dari Pemda setempat
dalam hal pengelolaan sampah dan limbah di pasar ini. Jika ada
apa bentuknya?
B23. Dalam pengelolaan sampah di pasar ini apakah ada kendala
bagi pengelola ?

18
KUESIONER UNTUK PEDAGANG DI PASAR

A. Karakteristik Responden
A1. Nama Responden :
A2. Jenis Kelamin Responden :
A3. Umur Responden : Tahun
A4. Alamat Responden :
A5. Pendidikan Responden : 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT
A.6 Lama Berjualan :
A.7 Jenis dagangan yang di jual:

B. Pertanyaan
B1. Apakah anda merasa nyaman berjualan di pasar ini?
B2. Sampah jenis apa yang di hasilkan dari penjualan anda?
B3. Apakah terdapat tempat sampah di kios anda?
B4. Bagaimana bentuk tempat sampah tersebut?
B5. Apakah tempat sampah anda tertutup dan kedap air?
B6. Siapa yang membawa dan mengumpulkan sampah sisa jualan
anda?
B7. Kemana sampah dari sisa penjualan anda di buang?
B8. Kemana limbah cair sisa penjualan anda di buang?
B9. Adakah tempat pembuangan sampah sementara di pasar ini?
B10. Adakah saluran penampungan air limbah di pasar ini?
B11. Berapa kali sampah di bersihkan dalam seminggu?
B12. Berapa kali saluran limbah cair di bersihkan dalam seminggu?
B13. Apakah sampah pernah menumpuk dan tidak diangkut?
B14. Apakah saluran limbah cair pernah tidak di bersihkan?
B15. Apakah anda membayar iuran sampah kepda pengelola pasar?
B16. Jika iya, berapa jumlah iuran yang harus anda bayar pada
pengelola pasar?

19
B17. Apakah anda pernah mendapat penyuluhan tentang kebersihan
dan pengelolaan sampah di pasar?
B18. Pernahkah petugas pasar menyampaikan informasi untuk
menjaga kebersihan pasar kepada para pedagang dan para
pembeli yang berbelanja di pasar?
B19. Apakah ada peraturan yang di terapkan oleh pihak pengelola
pasar untuk menjaga kebersihan pasar?
B20. Apa anda mematuhi peraturan yang di tetapkan oleh pihak
pengelola pasar untuk menjaga kebersihan?

20
KUESIONER UNTUK PENGUNJUNG PASAR

A. Karakteristik Responden
A1. Nama Responden :
A2. Jenis Kelamin Responden :
A3. Umur Responden : Tahun
A4. Alamat Responden :
A5. Pendidikan Responden : 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT
B. Pertanyaan
B1. Berapa kali biasanya anda berkunjung ke pasar ini?
B2. Apa yang biasa anda beli di pasar ini?
B3. Jenis limbah apa saja yang anda sering lihat di pasar ini?
B4. Apakah anda pernah membuang sampah di pasar ini?
B5. Jika ya, dimana anda membuang sampah?
B6. Yang anda tahu, dimana sampah di buang?
B7. Yang anda tahu, dimana limbah cair di buang?
B8. Apakah setiap ke pasar anda membawa tas belanja sendiri atau
menggunakan kantong kresek dari pedagang?
B9. Menurut anda, bagaimana kondisi sampah dan limbah di pasar
ini?
a. Terorganisir dengan sangat baik
b. Terorganisir dengan baik
c. Terorganisir dengan cukup baik
d. Tidak terorganisir
B10. Apakah menurut anda petugas kebersihan di pasar ini sudah
baik dalam menangani sampah dan limbah?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Kurang baik
d. Tidak baik
B11. Bagaimana kondisi pasar ini?
21
a. Sangat bersih
b. Bersih
c. Kurang bersih
d. Tidak bersih
B12. Menurut anda, bagaimana kepedulian pedagang terhadap
kebersihan pasar ini ?
a. Sangat peduli
b. Peduli
c. Kurang peduli
d. Tidak peduli
B13. Menurut anda, apakah petugas pengelola pasar telah baik
dalam mengelola sampah dan limbah di pasar ini ?
a. Sudah
b. Belum
B14. Apakah anda merasa nyaman saat mengunjungi pasar ini ?
a. Sangat nyaman
b. Nyaman
c. Kurang nyaman
d. Tidak nyaman

22
KUESIONER UNTUK PETUGAS KEBERSIHAN PASAR

A. Karakteristik Responden
A1. Nama Responden :
A2. Jenis Kelamin Responden :
A3. Umur Responden : Tahun
A4. Pendidikan Responden : 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT
B. Pertanyaan

B1. Kapan anda mulai bekerja sebagai petugas kebersihan di


tempat ini ?
B2. Berapa jumlah petugas kebersihan yang ada di pasar ini ?
B3. Jenis sampah apa saja yang ada di pasar ini ?
B4. Berapa kali anda membersihkan sampah yang ada di pasar ini
secara rutin ?
B5. Berapa kali anda membersihkan limbah cair yang ada di pasar
ini secara rutin ?
B6. Kapan biasanya anda membersihkan pasar ini ?
a. Pagi
b. Siang
c. Sore
d. Malam
B7. Apakah di lakukan pemilahan antara sampah kering dan
sampah basah sebelum di buang ke TPS ?
B8. Jenis sampah atau limbah apa yang paling banyak di hasilkan di
pasar ini ?
B9. Alat apa saja yang anda gunakan untk membersihkan sampah?
B10. Apakah pasar ini memiliki alat untuk mengelola sampah ?
B11. Pedagang apa yang paling banyak menghasilkan sampah atau
limbah ?

23
B12. Apakah pedagang pasar membantu membersihkan sampah
atau limbah sisa penjualan mereka ?
B13. Bagaimana kondisi kebersihan pasar ini menurut anda ?
B14. Apakah ada pengarahan yang di berikan oleh pimpinan pasar ?
B15. Jika ada, pengarahan apa yang di berikan ?
B16. Apa ada kendala yang anda rasakan saat membersihkan pasar
ini ?
B17. Jika ada, apa kendala yang anda rasakan ?
B18. Apakah ada tempat penampungan sampah sementara sebelum
ketempat penampungan sampah akhir di pasar ini ?

24
Dokumentasi Kunjungan Pasar Blok A

Dosen Pembimbing Lapangan

Mahasiswa Pencari Data

25
26
27
28
2.4 Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah

Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa


penanganan masalah sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh Pemerintah
Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan
masyarakat dewasa ini memerlukan pergeseran pendekatan ke pendekatan sumber
dan perubahan paradigma yang pada gilirannya memerlukan adanya campur tangan
dari Pemerintah.

Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan,


pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan
sampah dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid,
policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan sampah.]

Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat karena


mempunyai cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi :

Penetapan instrumen kebijakan:

29
instrumen regulasi: penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang-
undang dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan
instrumen ekonomik: penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi
beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan
pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah, serta
melakukan uji dampak lingkungan

Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (re-


use), dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace);
Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan;
Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah:

Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penanganan


akhir sampah;
penetapan lokasi pengolahan akhir sampah;
luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir sampah;
penetapan lahan penyangga.

I.2. Identitas Pasar


11. Nama Pasar : Blok A
12. Jenis Badan Hukum : PD. Pasar Jaya
13. Alamat Pasar : Jl.RS. Fatmawati Raya.
RT. 03/RW. 06 No.8
14. Kelurahan : Pulo
15. Kecamatan : Kebayoran Baru
16. Provinsi : DKI Jakarta
17. Kode Pos : 12160
18. Telepon : 0217393088
30
19. Penanggung Jawab Pasar : Marjuki, SE
20. Jumlah karyawan : 19
 Laki-laki : 13 Orang
 Perempuan : 6 Orang

Gambar 1. Peta lokasi PD. Pasar Jaya Blok A

1.5. Tujuan Penulis


Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

4. Ingin mengetahui dampak dari pengaruh limbah batu baterai terhadap


manusia dan ligkungan.
5. Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat isi kandungan kimia
pada batu baterai.

Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals / MDGs),


merupakan deklarasi milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari
189 negara Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada
September 2000, berupa 8 (delapan) butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat
pada tahun 2015.

31
PD. Pasar Jaya Blok A didirikan pada tanggal 30 April 1971 dengan
jumlah pedagang sekitar 686 kios dan yang aktif saat ini hanya 633 kios.
1). Pedagang :
 Sayuran
 Sembako
 Daging dan Ikan
 Baju
I.3. Sarana Penunjang Lingkungan
1). Penampungan Air Limbah (Septank)
2). Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS)
3). Sumur Air Bersih (2 titik)

I.4. Perkembangan Lingkungan Sekitar


Perkembangan di lingkungan sekitar pasar berupa berkembangnya usaha
yang didirikan oleh masyarakat sekitar (pendirian toko/tempat usaha, pusat
perbelanjaan, pedagang kaki lima dan ojek motor). Sedangkan perubahan
lingkungan sekitar tidak dapat dipungkiri tidak adanya penghijauan di
lingkungan pasar.

I.5. Pengelolaan Lingkungan


Upaya pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan oleh PD. Pasar Jaya
Blok A bertujuan untuk merumuskan langkah–langkah yang perlu dilakukan
dalam mengupayakan pencegahan, penanggulangan, pengendalian dan
meminimalisasi dampak negative yang akan timbul, serta melakukan upaya–
upaya peningkatan berupa dampak positif yang dihasilkan oleh kegiatan–
kegiatan yang dilakukan akibat dari kegiatan operasional pasar.

I.6. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan


1. Pendekatan Teknis
Dalam rangka melakukan upaya-upaya pencegahan, penanggulangan,
pengendalian dan untuk meminimalisasi limbah dan cemaran secara langsung,
maka digunakan pendekatan seperti :
1). Penampungan limbah cair pada bak septank
2). Memberikan wadah tempat sampah disetiap kios
32
3). Memanfaatkan secara optimal sarana dan prasarana yang telah ada dimiliki
oleh PD. Pasar Jaya Blok A .

2. Pendekatan Institusi
Menjalin kemitraan dengan instansi terkait setempat sebagai pembina
khususnya Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Suku Dinas Kesehatan
Masyarakat Kodya Jakarta Selatan.
1). Bekerja sama dengan institusi lain dalam rangka untuk pengangkutan
sampah umum atau domestic.
2). Mengoptimalkan SDM intern PD. Pasar Jaya Blok A dalam pengelolaan
lingkungan.

33
BAB. II
PELAKSANAAN

II.1. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN)


Upaya Pengelolaan Lingkungan merupakan dokumen yang mengandung
upaya terhadap penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan akibat dari usaha dan/atau kegiatan. Adapun komponen lingkungan
yang diperkirakan terkena dampak antara lain :

II.2. LALU LINTAS


1. Jenis Dampak dan Sumber Dampak
1). Jenis dampak, Peningkatan arus lalu lintas di Jl. Fatmawati
2). Sumber dampak, akibat dari jumlah kendaraan pengunjung dan
pedagang maupun jalan umum.
2. Upaya Pengelolaan Lingkungan
1). Tersedianya lapangan parkir yang memadai.
2). Adanya petugas penjagaan, dalam rangka mengatur lalu lintas di area
pasar utuk mengatur keluar masuk kendaraan.
3). Tersedianya rambu-rambu atau petunjuk arah di area pasar.
1. Jenis Dampak dan Sumber Dampak
1). Jenis dampak, persepsi masyarakat terhadap fungsi pasar dan
keberadaan pasar.
2). Sumber dampak, akibat dari kapasitas pelayanan terhadap kegiatan
operasional pasar.
2. Upaya Pengelolaan Lingkungan
1). Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan pedagang pasar guna
mencegah munculnya kekisruhan.
34
II.3. KERESAHAN SOSIAL
1. Jenis Dampak dan Sumber Dampak
1). Jenis dampak, timbulnya gangguan lingkungan fisik, gangguan
kenyamanan.
2). Sumber dampak, berasal dari kegiatan operasional pasar.
2. Upaya Pengelolaan Lingkungan
1). Memelihara dan menjaga kebersihan dan kualitas lingkungan pasar
2). Mengelola limbah dengan baik, mengendalikan vektor penyakit dan
mencegah sumber penyakit.

II.4. KAMTIBMAS
1. Jenis Dampak dan Sumber Dampak
1). Jenis dampak, adanya keributan dan kurang kenyamanan di lokasi
pasar.
2). Sumber dampak, kurangnya sistem pengamanan di pasar.
2. Upaya Pengelolaan Lingkungan
1). Bekerjasama dengan petugas keamanan ekstern yakni Kepolisian
sekitar lokasi.

II.5. SANITASI LINGKUNGAN


1. Jenis Dampak dan Sumber Dampak
1). Jenis dampak, berupa penurunan estetika dan kebersihan lingkungan
yang berdampak pada persepsi negatif masyarakat dan pengunjung
pasar.
2). Sumber dampak, akibat dari penanganan limbah padat dan cair hasil
dari kegiatan pelayanan Rumah Sakit.
2. UpayaPengelolaan Lingkungan
1). Menjaga kebersihan lingkungan pada area indoor dan outdoor pasar
2). Mengendalikan vektor dan binatang pengganggu, pemberantasan
nyamuk dengan fogging serta pembersihan sarang nyamuk (PSN)
secara rutin dan berkala.
3). Melakukan pengelolaan terhadap limbah baik limbah padat maupun
limbah cair.

35
4). Bekerjasama dengan petugas cleaning service pasar dalam hal untuk
menjaga kebersihan lingkungan.

II.6. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)


Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) merupakan dokumen yang
mengandung upaya pemantauan lingkungan hidup yang terkena dampak penting
akibat dari suatu usah atau kegiatan.

II.2.1. AIR BERSIH


II.2.2. AIR PERMUKAAN
1. Jenis dampak dan sumber dampak
Dampak penting berupa penurunan kualitas air permukaan dan
pencemaran badan air penerima dan air tanah.
2. Sumber Dampak
Akibat dari aktifitas pasar berupa pembuangan limbah cair.
3. Parameter Lingkungan yang dipantau
Semua parameter yang tercantum dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta No. 69 tahun 2013 tentang baku mutu komunal limbah cair.
4. Lokasi pemantauan
Saluran akhir yang menuju badan air penerima.
5. Petugas Pemantau
Petugas kesehatan lingkungan dan intern pasar yang telah mengikuti
pelatihan swapanatau di Sudin DKI Jakarta.

II.2.3. LIMBAH B3 DOMESTIC


1. Jenis dampak
Dampak penting berupa penurunan derajat kesehatan manusia dan
estetika lingkungan serta kehadiran vektor penyakit (lalat, kecoa, nyamuk
dan tikus) dan bakteri.
2. Sumber dampak
Timbul akibat dekomposisi sampah dari kegiatan operasional pasar.
3. Parameter lingkungan yang dipantau
Faktor lingkungan yang dipantau meliputi :
a. Pemisahan/pemilahan sampah
36
b. Pengumpulan sampah
c. Pewadahan dan penempatan sampah
d. Pengangkutan sampah.
4. Lokasi pemantauan
Lokasi pemantauan adalah seluruh tempat sampah di setiap ruangan
termasuk pada tempat penampungan sampah sementara.
5. Tujuan pemantauan
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat/hasil pelaksanaan
implementasi program sanitasi rumah sakit khususnya pengelolaan
sampah yang mengacu pada Pedoman Sanitasi Lingkungan.
6. Petugas Pemantau
Petugas pemantau ialah koordinator cleaning service dan petugas
kesehatan lingkungan rumah sakit.
7. Metode pemantauan
a. Melakukan pengamatan secara langsung setiap hari terhadap keadaan
yang sebenarnya dengan cara berkeliling ke seluruh kios, koridor,
saluran air dan tempat penampungan sampah (TPS).
8. Hasil pemantauan
a. Sampah sudah dikemas dalam kantong, plastic hitam (untuk sampah
domestic).
b. Sampah domestic diangkut setiap hari oleh petugas kebersihan
lingkungan/Dinas Kebersihan DKI Jakarta.
c. Adanya petugas kebersihan ruangan, halaman, taman dan lingkungan
setiap harinya.
1. Jenis Dampak
Dampak penting berupa penurunan derajat kesehatan manusia dan
gangguan estetika (bau) lingkungan.
2. Sumber Dampak
Timbul akibat kehadiran hewan vektor penyakit (lalat, kecoa, nyamuk dan
tikus) serta bakteri dari kegiatan operasional pasar.
3. Parameter lingkungan yang dipantau
Faktor lingkungan yang dipantau meliputi :
a. Pemisahan/pemilahan sampah
b. Pengumpulan sampah
37
c. Pewadahan dan penempatan sampah
d. Pengangkutan sampah.
4. Lokasi pemantauan
Lokasi pemantauan adalah seluruh tempat sampah di setiap ruangan
termasuk pada tempat penampungan sampah sementara.
5. Tujuan pemantauan

38
BAB II
EVALUASI
III.1. Evaluasi Tingkat Kritis
Kegiatan pemantauan yang telah dilakukan sampai dengan saat ini yaitu
memperlihatkan hasil kondisi lingkungan di Rumah Sakit (fisik, kimia, biologi dan
social). Pada umumnya semua hasil pemantauan maupun pengelolaan lingkungan
masih dalam tahap normal, namun ada salah satu aspek pengelolaan yang masih
diatas baku mutu yakni kualitas udara ruang operasi. Adapun pada hasil uji
laboratorium dapat dilihat pada beberapa aspek antara lain :

1. Udara Ruang (Bakteriologi)


Berdasarkan hasil pemeriksaan udara di Ruang Operasi yang dilakukan pada
tanggal 6 Agustus 2014 cenderung tinggi, tidak memenuhi yang dipersyarat
namun untuk ruang alkes, RR, R. Dokter, R. Perawat, R. Ganti baju dan R.
Kepala bagian memenuhi Baku Mutu SK Menkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004.

2. Kualitas Air Bersih


Berdasrkan hasil uji labortaorium pada bulan Februari dan Agustus tahun
2014 hasil pemeriksaan kualitas air bersih memenuhi syarat baik dari
pemeriksaan fisik, kimia, maupun pemeriksaan biologi sesuai dengan Baku Mutu
Permenkes RI No. 416 Tahun 1990.

3. Kualitas Air Limbah


Hasil pemeriksaan air limbah setiap bulannya fluktuatif yaitu mengalami naik
turun berdasarkan standar baku mutu yang ditetapkan Per Gub No. 69 Tahun
2013 bahwasanya hasil pemeriksaan air limbah rata-rata dibawah baku mutu
pada pemeriksaan air limbah selama diawal tahun 2014. Upaya perbaikan-
perbaikan terhadap kinerja IPAL akan terus kami lakukan secara terus menerus
melalui perbaikan dan maintenance dimaksudkan supaya hasil kualitas air
buangan tetap memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.
4. Limbah Padat Medis dan Non Medis
Dalam hal pengelolaan sampah baik sampah medis maupun sampah non
medis peningkatan jumlah sampah dapat menyebabkan tingginya biaya/cost.
39
Oleh karena itu RS Siaga Raya melakukan program 3R (Reuse, Recycle dan
Reduce) salah satunya yaitu memanfaatkan kertas bolak-balik untuk foto copy
dan mengumpulkan carton/kardus bekas untuk dimanfaatkan kembali.

BAGAN ALUR PENANGANAN


SAMPAH PADAT DOMESIC PD. PASAR JAYA
BLOK A

Sumber Sampah
Kios Pedagang dan Kantor

Limbah Cair Domestic Sampah Umum

Septank Pasar Sampah Kios/ Petugas Sampah NArea Luar Oleh


Kebersihan Pasar Petugas .

TPS Limbah
Medis/Infeksius
TPS Sampah
Domestik/Umum
Pengangkutan / Pemusnahan
Limbah Medis
Tempat Pembuangan Akhir(TPA)
(Pihak Ketiga)
Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

40
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. KESIMPULAN
Dari hasil kunjungan data kuesioner dan kunjungan wawancara
pengelolaan PD.Pasar Jaya Blok A dapat disimpulkan bahwa :
1. P...

IV.2. SARAN
1. B....

41

Anda mungkin juga menyukai