Oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua
lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga
yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa
gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi,
dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang
efek (Sunariyah, 2000 : 4). Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal,
yang dimaksud pasar modal adalah suatu pasar yang mempunyai kegiatan
melakukan penawaran umum dan perdagangan efek yang melibatkan perusahaan
publik serta lembaga yang berkaitan dengan efek.
Menurut Husnan (2003) pasar modal adalah pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam
bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,
public authorities, maupun perusahaan swasta. Penjual dalam pasar modal
merupakan perusahaan yang membutuhkan modal yang disebut emiten, sehingga
mereka berusaha untuk menjual efek-efek di pasar modal. Sedangkan pihak yang
ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan
disebut investor.
Menurut Sunariyah: “Pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisasi, termaksud didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua
lembaga perantara di bidang keuangan, serta seluruh surat-surat berharga yang
beredar. Sedangkan dalam arti sempit pasar modal adalah suatu pasar (tempat
berupa gedung) yang disiapkan untuk memperdagangkan saham-saham, obligasi-
obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara
pedagang efek.
Menurut Fahmi dan Hadi: “Pasar modal adalah tempat dimana berbagi
pihak khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan dari hasil
penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau
untuk memperkuat dana perusahaaan. Dapat disimpulkan bahwa pasar modal
adalah tempat pertemuan antar pihak yang memiliki kelebihan dana (investor)
dengan pihak yang memerlukan dana (perusahaan) dengan cara memperjual
belikan sekuritas baik berupa saham, obligasi, maupun jenis surat berharga
lainnya melalui jasa perantara perdagangan efek.
Pasar modal dapat diartikan juga sebagai pasar yang dikelola secara
terorganisir dengan aktivitas perdagangan sekuritas (surat berharga), seperti
obligasi, saham preferen, saham biasa, waran, dan right dengan menggunakan jasa
perantara, komisioner, underwriter, dan lembaga yang lain yang ada pada pasar
tersebutPasar modal dan industri sekuritas merupakan salah satu indikator untuk
menilai perekonomian suatu negara berjalan dengan baik atau tidak. Hal ini
disebabkan perusahaan yang masuk ke pasar modal adalah perusahaan-
perusahaan besar dan kredibel di negara yang bersangkutan, sehingga bila terjadi
penurunan kinerja pasar modal bisa dikatakan telah terjadi pula penurunan
kinerja di sektor riil. Dan kondisi tersebut merupakan sinyal telah terjadinya
penurunan perekonomian suatu negara,
Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategis yang menyebabkan
lembaga ini mempunyai daya tarik bagi pihak yang membutuhkan dana, pihak
yang memiliki dana, maupun pemerintah. Pemerintah sangat berkepentingan
dalam pembinaan pasar modal, karena dengan membaiknya kondisi pasar modal
bisa mencegah terjadinya capital flight atau pelarian modal ke luar negeri. Bila
suatu negara tidak ada pasar modal, kemungkinan besar akan terjadi capital flight
karena tidak adanya sarana investasi bagi para pemilik dana.
Lembaga penunjang ini penting dalam mempertemukan antara emiten
dengan pemodal dan menjalankan fungsinya berada di antara kepentingan emiten
dan pemodal (investor). Pada prinsipnya lembaga penunjang menawarkan atau
menyediakan jasa-jasa, baik bagi emiten maupun investor. Lembaga penunjang
pasar modal dilihat dari fungsinya dapat dibedakan lembaga penunjang yang
terlibat dalam pasar perdana, pasar sekunder, dan penerbitan obligasi
Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat
berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Menurut
Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 tanggal 4 Desember
1990, yang dimaksud dengan efek adalah setiap surat pengakuan hutang, surat
berharga komersiil, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti hutang, right,
warrant, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang ditetapkan
oleh BAPEPAM sebagai efek. Sifat efek yang diperdagangkan di pasar modal
(bursa efek) berjangka waktu panjang. Instrumen yang paling umum
diperjualbelikan melalui bursa efek di Indonesia saat ini adalah saham dan
obligesi.
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana hubungan pasar modal dengan ilmu lainnya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Pasar modal atau bursa efek adalah pasar dari berbagai instumen keuangan
atau sekuritas-sekuritas jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam
bentuk hutang atau obligasi maupun modal sendiri atau dalam bentuk saham yang
diterbitkan pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal mempunyai
peran penting bagi perekonomian suatu negara. Hal ini tercermin dari dua fungsi
pasar modal, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi sebagai
sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal
(investor). Sedangkan fungsi keuangan, pasar modal menawarkan kemungkinan
dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi para pemilik modal sesuai
dengan karakteristik investasi yang dipilih investor. Investor dapat berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Baehaki Syakbani, Penegakan Hukum di Pasarr Modal Dalam Produk Hukum
Ekonomi di Indonesia : Jurnal Valid Vol 11 (2)
Ambar Sri Lestari (2021), Hukum Pasar Modal, Bandung : Widina Bhakti Persada
Anis Wijayanti, Pengaruh Beberapa Variable Makroekonomi dan Indeks Pasar
Modal Dunia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI : Jurnal Ilmiah
UB Vol 1 (1)
Irsan Nasarudin, dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Cet.VIII, KENCANA,
Jakarta: 2014