Anda di halaman 1dari 4

Tinjauan Atas Manajemen Keuangan, Pasar Modal dan Institusi Keuangan

Ilustrasi kasus di Indonesia

Daftar Isi:
Pendahuluan:

Isi:
1. Pengertian Pasar Keuangan
Investasi keuangan di pasar keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu pasar
uang dan pasar modal (Hammer, et al, 2021; Bartram, et al, 2021; Bobenhausen dan Salzmann,
2021; Madura, 2020; Doszhan, Nurmaganbetova, Pukala, Yessenova, Omar, dan Sabidullina,
2020; Solnik dan McLeavey, 2014). Kedua jenis pasar ini memiliki karakteristik yang berbeda yang
dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pasar uang (money market) merupakan pasar di mana
peminjam dan pemberi pinjaman melakukan pertukaran dana dalam jangka pendek guna
memenuhi kebutuhan likuiditas mereka. Instrumen pasar uang pada umumnya dalam bentuk
tagihan keuangan yang memiliki risiko gagal bayar yang realtif rendah, waktu jatuh tempo yang
kurang dari satu tahun, dan memiliki daya jual yang tinggi (Jacque, 2020; O'Brien, 2019;
Bekaert dan Hodrick, 2018)

2. Pasar modal (capital market)


merupakan pasar investasi keuangan yang merupakan klaim baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap modal yang diinvestasikan. Pasar modal memiliki ruang lingkup yang lebih
luas daripada pasar sekuritas yang mencakup segala bentuk pinjam meminjam, baik dibuktikan
atau tidak dibuktikan melalui penciptaan berbagai instrumen keuangan yang dapat
dinegosiasikan. Pasar modal terdiri dari berbagai institusi dan berbagai mekanisme yang
memanfaatkan investasi jangka menengah maupun invetasi jangka panjang berupa dana yang
dikumpulkan dan juga menyediakan dana bagi dunia bisnis, pemerintah dan juga individu. Pasar
modal juga mencakup proses pemindahan surat berharga yang telah beredar. Pasar efek
(securities market) atau bursa efek merupakan pasar instrumen keuangan, klaim, dan kewajiban
dan mudah dialihkan melalui penjualan efek. Pasar efek memiliki dua segmen yang saling memiliki
ketergantungan yang tidak dapat dipisahkan meliputi pasar primer atau pasar isu baru (primary
market) dan pasar sekunder atau pasar saham (secondary market). Pasar primer menyediakan
saluran untuk penjualan sekuritas baru. Penerbit efek menjual efek perdana (right issue) di pasar
keuangan untuk mengumpulkan dana yang digunakan bagi investasi maupun melunasi berbagai
kewajibannya. Pasar sekunder berkaitan dengan sekuritas yang telah diterbitkan sebelumnya. Pasar
sekunder memungkinkan pemilik sekuritas melakukan penyesuaian atas kepemilikannya sebagai
tanggapan terhadap biaya yang terkait dengan risiko maupun pengembalian atas investasi.
Pemilik sekuritas menjual sekuritas secara tunai guna memenuhi kebutuhan likuiditas. Pasar
sekunder ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu pasar spot (spot market) dan
pasar sekuritas berjangka (stock market). Pasar spot merupakan pasar di mana sekuritas
diperdagangkan untuk penerimaan dan pembayaran yang cepat. Niansyah, Indriana, dan
Firmansyah (2018) menyatakan bahwa terdapat pasar depan (forward market) yang merupakan
pasar di mana sekuritas diperdagangkan untuk penerimaan dan pembayaran di masa yang akan
datang atau masa depan yang dapat diklasifisikan ke daam tiga kelompok yaitu pasar berjangka
(futures market), pasar opsi (option market) pasar derivatif (derivatives market). Hull (2013) dan
Rizal (2017) mengemukakan bahwa munculnya pasar untuk produk derivatif menjadi alternatif
bagi para investor dalam menghindari risiko dari ketidakpastian yang timbul dari fluktuasi nilai
asetnya. Oktavia dan Martani (2013) dan Sembiring (2011) menyatakan bahwa sesuai dengan
kondisi pasar keuangan yang ditandai dengan tingkat volatilitas yang sangat tinggi, maka
penggunaan produk derivatif dapat meminimalisir risiko. Fitria (2018) meyatakan bahwa Derivatif
dibagi menjadi empat jenis, yaitu opsi, forward, future, dan kontrak swap. Di pasar sekuritas
berjangka (stock market) diperdagangkan untuk conditional future delivery sedangkan di pasar
opsi terdapat dua jenis opsi yang diperdagangkan yaitu put options yang memberikan hak
tetapi bukan kewajiban kepada pemiliknya untuk menjual sekuritas kepada penulis opsi (option
writer) pada harga yang telah ditentukan sebelum tanggal tertentu, sedangkan call options
memberikan hak tetapi bukan kewajiban kepada pembeli untuk membeli sekuritas dari penulis
opsi (option writer) pada harga tertentu sebelum tanggal tertentu (Kruschwitz dan Löffler, 2020;
Frieden, 2020; Franke dan Hax, 2009; Fitria, 2018; Siahaan, 2008; Dasa 2004; Ross, 2004; Obstfeld
dan Taylor, 2004).

Pasar Modal (Capital Market)


Reformasi ekonomi di Indonesia merupakan proses mengintegrasikan deregulasi industri,
liberalisasi investasi asing, restrukturisasi dan liberalisasi perdagangan, nilai tukar, dan kebijakan
pajak, dan disinvestasi sebagian kepemilikan pemerintah di berbagai perusahaan sektor publik dan
reformasi sektor keuangan. Reformasi di sektor riil seperti perdagangan, industri dan kebijakan fiskal
dimulai terlebih dahulu dalam rangka menciptakan stabilitas makroekonomi yang diperlukan
untuk melancarkan reformasi sektor keuangan dalam meningkatkan fungsi perbankan dan
lembaga keuangan (LK) dan memperkuat pasar uang dan pasar modal termasuk didalamnya
pasar surat berharga (Andries, 2019; Robiyanto, 2017; Caporale, Howells, dan Soliman, 2004).
Tambunan (2013) menyatakan bahwa pasar modal (capital market) merupakan pasar keuangan
yang riil untuk dana-dana jangka panjang di mana dana jangka panjang adalah dana yang jatuh
temponya lebih dari satu tahun. Rowter (2016) menyatakan bahwa pasar modal dalam
pengertian sempit merupakan suatu tempat di mana berbagai efek diperdagangkan. Robiyanto,
Santoso, Atahau, dan Harijono (2019) mengemukakan. Pengertian bursa efek (stock exchange)
adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan antara penjual dan pembeli efek
baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek adalah setiap surat berharga
(sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan seperti surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti hutang, right issue, dan waran
(warrant). Pada umumnya, yang termasuk pihak yang menawarkan adalah perusahaan asuransi,
dana pensiun, bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk pihak yang berminat adalah
perusahaan, pemerintah, dan masyarakat. Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money
market) karena pasar uang berkaitan dengan instrumen keuangan jangka pendek yang jatuh
temponya kurang dari setahun dan merupakan pasar yang abstrak. Instrumen pasar uang
umumnya terdiri dari berbagai jenis surat berharga jangka pendek seperti sertifikat deposito,
commercial paper, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
Lembaga-lembaga yang terlibat dalam pasar modal yaitu:
1. Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal).
2. Lembaga Penunjang Pasar Perdana yang meliputi: Penjamin Emisi Efek, Akuntan Publik,
Konsultan Hukum, Notaris, Agen Penjual, Perusahaan Penilai.
3. Lembaga Penunjang dalam Emisi Obligasi yang meliputi: Wali Amanat (Trustee), Penanggung
(Guarantor), Agen Pembayar (Paying Agent).
4. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder yang meliputi: Pedagang Efek, Perantara Perdagangan Efek
(Broker), Perusahaan Efek, Biro Administrasi Efek, Reksa Dana (Mutual Fund).
Indriani (2005) menyatakan bahwa penawaran umum (go public) adalah kegiatan yang dilakukan
oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat sesuai dengan tata cara yang diatur oleh
undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Go public dapat menjadi strategi untuk
mendapatkan dana dalam jumlah besar di mana dana tersebut dapat digunakan untuk
melakukan ekspansi, memperbaiki struktur permodalan, dan juga investasi. Perusahaan emiten
akan mendapatkan banyak keuntungan, yaitu:
1. Memperoleh dana yang relatif besar yang diterima sekaligus tanpa melalui berbagai termin.
2. Proses go public relatif mudah sehingga biaya menjadi relatif murah.
3. Tuntutan untuk lebih terbuka yang dapat mendorong perusahaan mengelola secara profesional.
4. Memberikan kesempatan pada kalangan masyarakat untuk turut serta memiliki saham
perusahaan sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial.
5. Menjadi media promosi yang sangat efesien dan efektif agar emiten dapat lebih dikenal oleh
masyarakat.

Institusi Keuangan (Financial Institutions)


Lembaga keuangan sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan pengertian bahwa
setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana
atau kedua-duanya (Kasmir, 2002). Lembaga keuangan, dilihat dari jenisnya, terdiri dari
lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.
1. Lembaga Keuangan Bank
Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banco yang artinya meja untuk penitipan atau penukaran
uang di pasar. Bank adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan pemberi
kredit, mempermudah pembayaran dan penagihan, stabilisator moneter dan dinamisator
pertumbuhan ekonomi (Hasibuan, 1994). Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang
kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan (financial
intermediary) antara debitur dan kreditur dana (Santoso, 1996).
Fungsi Bank menurut Triandaru dan Budisantoso (2006), yaitu:
a. Agent of Trust, yaitu lembaga yang landasan utamanya adalah kepercayaan.
b. Agent of Development, yaitu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat guna
pembangunan ekonomi.
c. Agent of Services, yaitu lembaga yang memobilisasi jasa untuk pembangunan ekonomi
berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan Bank, dan
penyelesaian tagihan.
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
Triandaru dan Budisantoso (2006) dan Kasmir (2002) menyatakan bahwa lembaga keuangan bukan
bank tidak memiliki cara-cara penghimpunan dana yang selengkap bank yang bertujuan
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali pada masyarakat. Adapun bentuk-
bentuk lembaga keuangan bukan bank antara lain, yaitu:
a. Asuransi pada prinsipnya dapat dikatakan sebagai mekanisme proteksi atau perlindungan dari
resiko kerugian keuangan.
b. Dana Pensiunan merupakan suatu lembaga mengelola program pensiun yang dimaksudkan
untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan yang telah pensiun.
c. Leasing dapat diartikan suatu penyediaan barang-barang modal dengan imbalan pembayaran
sewa untuk jangka waktu tertentu
d. Gadai sangat erat hubungnnya dengan lembaga jaminan yang memberikan pinjaman
sekaligus menerima barang jaminan.

Contoh Kasus:
Jiwasraya

Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap kasus korupsi di tubuh PT Asuransi Jiwasraya melibatkan
mantan Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim bersama-sama dengan lima orang
terdakwa lainnya merugikan negara senilai Rp 16,8 triliun dalam perkara rasuah ini.

Kejagung juga pernah menjelaskan duduk perkara soal pemblokiran sekitar 800 sub rekening efek
(SRE) saham dan penyitaan aset terkait dengan proses penyelidikan kasus PT Asuransi Jiwasraya
(Jiwasraya) yang melibatkan rekening efek miik PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha, atau
WanaArtha Life.

Pemblokiran tersebut berujung pada aksi protes para nasabah Wanaartha yang turun ke jalan,
bahkan sampai mengirim surat pembukaan blokir rekening efek kepada Presiden Joko Widodo
(Jokowi).

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai