Anda di halaman 1dari 7

PENGANTAR HUKUM LINGKUNGAN

INTERNASIONAL

PHOTO BY DEVAL KULSHRESTHA / C C BY-SA


4.0
2.1. Perkembangan Perkembangan instrument hukum lingkungan internasional digolongkan menjadi :
A. Lunak (Soft Law International Instrument)
Hukum B. Keras atau mengikat (Hard Law Internasional Instrument)

Lingkungan
Internasional
Awal timbulnya diakibatkan oleh kasus cross-
boarder (melintasi batas negara), seperti :
Setiap instrument tersebut memiliki perbedaan dan juga
persamaan antar keduanya

A. Negara Amerika Serikat dengan Kanada :


pencemaran udara dari peleburan biji besi
(Trail Smelter Arbitration)
Instrumen Hukum Lingkungan
B. Negara Perancis dengan Spanyol : pengaruh
aliran sungai dari Danau Lanox (Lac Lanoux
Internasional yang Lunak Menurut Alan Boyle, hukum lunak
Arbitration)
C. Kasus kapal tanker Torrey Canyon :
memiliki karakteristik :
pencemaran laut akibat tumpahan minyak 1. Tidak mengikat
dari kapal tanker 2. Memuat norma-norma umum bukan aturan
3. Merupakan hukum yang tidak cocok digunakan dalam penyelesaian sengketa
Sehingga, diperlukannya perlindungan yang mengikat
lingkungan hidup dan hukum yang mengatur
suatu negara agar tidak saling merugikan. Karakteristik lainnya yang dimiliki oleh hukum lunak, ialah :
4. Menggunakan declaration, resolution, accord, charter
5. Tidak disamakan dengan convention, treaty, agreement, dan protocol seperti
hukum keras/mengikat
2.2. Perkembangan Soft Law Instruments
A. 1972 Stockholm B. 1982 World Charter forC. 1992 Rio Declaration
Declaration Nature
Bila
Stockholm Declaration adalah Dibagi dalam tiga bagian utama Stockholm Declaration, Rio
soft law karena hanya memuat yaitu asas-asas/prinsip- prinsip Declaration
dibandingkan pada judulnya
norma-norma dan asas umum, fungsi-fungsi, dan menghilangkan kata human dan
penting sehingga harus implementasi. Salah satu dengan
hanya menulis environment
pesan penting dari Charter ini and development. Rio Declaration
diterjemahkan dalam aturan
menghasilkan
yang lebih rinci untuk dapat adalah ‘meminta negara untuk 27 prinsip/asas sedangkan
menjalankannya dengan baik. merefleksikan prinsip- Stockholm Declaration
prinsipnya dalam hukum memiliki 26 prinsip/asas.
nasional negara-negara dan
hukum international

D. Johannesburg
Declaration

Peserta konferensi menghasilkan Plan of Implementation yang memuat:


1. Pemberantasan kemiskinan
2. Perubahan pola konsumsi dan produksi
3. Perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam
Ketiga hal ini menjadi dasar dari 10 pokok rencana pelaksanaan yang harus dilakukan setiap negara.
V Prinsip-prinsip Hukum Lingkungan
A. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable B. Intergenerational Equity and
Development) Intragenerational Equity.

• Di Indonesia, Sustainable development tercantum • Prinsip Keadilan Antargenerasi (The Principle of


pada UUPLH 1997 yang disebut dengan Intergenerational Equity) negara dalam hal ini harus
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan melestarikan dan menggunakan lingkungan serta
lingkungan hidup sebagai upaya sadar dan sumber daya alam bagi kemanfaatan generasi
terencana yang memadukan lingkungan hidup, sekarang dan mendatang. Prinsip ini menyatakan hak
termasuk sumber daya untuk menjamin untuk melakukan pembangunan dilakukan dengan
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa
generasi masa kini dan generasi masa depan. mengurangi kemanapun generasi mendatang dalam
memenuhi kebutuhannya.
VI
2.3 Prinsip-prinsip Hukum Lingkungan
C. Prinsip Keadilan Intragenerasi (The D. Prinsip Pencemar Membayar (Polluter-Pay
Principle of intragenarational Equity). Principle).
• Keadilan intragenerasi merupakan keadilan yang • Prinsip ini lebih menekankan pada segi ekonomi
ditujukan pada mereka yang hidup di dalam satu daripada segi hukum karena mengatur mengenai
generasi. Prinsip ini terkait dengan distribusi kebijaksanaan atas perhitungan nilai kerusakan dan
sumber daya secara adil, yang berlaku pada tingkat pembedaannya. Pada penerapan prinsip ini dapat
nasional maupun internasional dan juga dapat dilaksanankan melalui berbagai cara, mulai dari baku
dikaitkan dengan distribusi risiko/biaya sosial dari mutu proses dan produk, peraturan, larangan sampai
sebuah kegiatan pembangunan. kepada bentuk pembebanan bermacammacam pungutan
pencemaran atau kombinasinya. Yang mana, dari
berbagai pilihan tersebut berada di tangan pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah yang bersangkutan.
2.3 Prinsip-prinsip Hukum Lingkungan VII

E. Principle of Preventive Action. F. Prinsip Pencegahan Dini (The


Precautionary Principle)
• Prinsip ini mewajibkan agar langkah pencegahan • Prinsip ini merupakan jawaban atas kebijakan
dilakukan pada tahap sedini mungkin. Prinsip ini pengelolaan lingkungan yang didasarkan kepada satu hal
menentukan bahwa setiap negara diberi kewajiban yang perlu dalam melakukan prevensi atau
untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan penanggulangan dan hanya dapat dilakukan jika telah
dan tidak boleh melakukan pembiaran terjadinya benar-benar dapat diketahui dan dibuktikan. Terdapat
kerusakan lingkungan yang bisa berasal dari beberapa acuan yang dipakai untuk mengaplikasikan
kejadian di dalam negerinya dan kemudian prinsip ini:
menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. ⚬ Ancaman kerusakan lingkungan yang serius dan
bersifat tidak dapat dipulihkan (irreversible).
⚬ Bersifat ketidakpastian ilmiah (scientific uncertainty)
⚬ Ikhtiar prevensional mencakup ikhtiar pencegahan
hingga biaya-biaya yang bersifat efektif (cost
effectiveness)
2.4.2 Integrasi Prinsip Lingkungan Global dalam UU
Integrasi prinsip hukum lingkungan global telah dituangkan ke dalam UU Lingkungan Hidup. Dimulai dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 1982
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU LH). UU LH merupakan instrumen hukum lingkungan pertama yang dituangkan
dalam bentuk undang-undang. Dalam perkembangan selanjutnya, UU LH ini diganti dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH). Selanjutnya , sebagai pengganti UUPLH, pemerintah mengesahkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (LN tahun 209 No. 140, selanjutnya disingkat dengan UUPPLH).

Prinsip atau asas lingkungan yang tercantum dalam berbagai aturan perundang-undangan nasional akan diuraikan sebagai berikut:
A. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
B. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
C. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
D. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
E. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
F. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
G. Undang-Undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan
H. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
I. Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Terluar
J. Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara

Anda mungkin juga menyukai