Anda di halaman 1dari 5

TAHUN AKADEMIK 2021 / 2022

MATA UJIAN / SMT : Hukum lingkungan/4 NAMA :Nazmil


HARI / TANGGAL : Jumat/22 Juni 2022 Lazuardi
DOSEN PENGUJI : Zakki Abdillah, S.H.,M.Hum NPM / KELAS : 201000301 / G
TIPE UJIAN : Online

UJIAN TENGAH / AKHIR SEMESTER


1. Hukum Lingkungan mengembangkan prinsip Umbrella Act.
a. Jelaskan! Apakah yang dimaksud Umbrella Act dan sebutkan unsur-
unsurnya, khususnyaterkait dengan ketentuan UUPLH?
Jawaban:
Umbrella act merupakan sebuah payung hukum, undang-undang ini menjadi
landasan untuk menilai dan menyesuaikan semua peraturan perundang-
undangan yang didalamnya memuat ketentuan tentang lingkungan hidup yang
berlaku, cakupannya sangat luas, mengatur tentang agraria, pertambangan,
kehutanan, pengairan, tata ruang dan berbagai aspek lain yang erat kaitannya
dengan aspek lingkungan hidup lainnya
Unsur umbrella act:
-Dapat menjadi dasar bagi peraturan pelaksanaanya lebih lanjut
- Landasan untuk menilai dan menyesuaikan semua peraturan perundang-
undangan yang terkait

b. Bagaimana penerapan prinsip umbrella act dimasa sekarang dengan


memperhatikanpemberitaan mengenai Lingkungan Hidup berkaitan
kebijakan pemerintah sekarang ini?
Jawaban:
Prinsip penerapan umbrella act dimasa sekarang disederhanakan dengan
hadirnya Omnibus Law. Tetapi, pada prinsipnya tidak mengalami perubahan.
Memang ada beberapa kebijakan yang berubah seperti kebijakan, teknis, dan
prosedurnya menjadi lebih sederhana tetapi untuk prinsipnya tidak berubah.
Penerapan metode Omnibus Law dinilai memiliki banyak kelebihan untuk
menyelesaikan disharmoni regulasi di Indonesia. kelebihannya antara lain
dapat mengatasi konflik peraturan perundang-undangan secara cepat baik
vertical maupun horizontal juga lebih efektif dan efisien. Omnibus Law dapat
memangkas pengurusan perizinan lebih terpadu dan mampu memutus rantai
birokrasi yang berbelit belit/
2. Tindakan dalam penegakan hukum terdapat upaya preemtif, preventif dan refresif.
Dilihat dari istilah preemtif dengan preventif sebetulnya sama saja pencegahan.
Bagaimana menurut saudara perbedaan preemtif dengan preventif
sebagaimana yang terdapat di dalam UUPPLH? Jelaskan !
Jawaban:
- Preemtif adalah merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada tingkat proses
pengambilan keputusan dan perencanaan
- Preventif suatu tindakan pengendalian sosialyang dilakukan pada tingkat
pelaksanaan melalui penataan baku mutu limbah dan/atau instrument ekonomi.

3. Gugatan dan Tuntutan merupakan bagian dari aspek penegakan hukum perdata dan
hukum pidana. Jelaskan! Bagaimana dasar hukum dalam UUPPLH yang
mendasari timbulnya Gugatan atau tuntutan tersebut?
Jawaban:

Dasar hukum yang mendasari timbulnya gugatan atau tuntutan yang berkaitan dengan
UUPLH:
• Undang-undang 5/1960 tentang Agraria

• Undang-undang 11/1967: Pertambangan

• Undang-undang 11/1974: Pengairan

• Undang-undang 5/1984: Perindustrian

• Undang-undang 9/1985: Perikanan

• Undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya

• Undang-undang 9/1990: Kepariwisataan

• Undang-undang 4/1992: Perumahan dan Permukiman

• Undang-undang No.5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya

• Undang-undang 10/1992: Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga


Sejahtera

• Undang-undang 12/1992: Sumber Daya Tanaman

• Undang-undang 14/1992: Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

• Undang-undang 16/1992: Karantina

• Undang-undang 23/1992: Kesehatan


• Undang-undang 24/1992: Tata Ruang

• Undang-undang 6/1996: Perairan Indonesia

• Undang-undang 10/1997: Tenaga Nuklir

• Undang-undang 15/1997: Transmigrasi

• Undang-undang 41/1999: Kehutanan

• Undang-undang 8/2000: Perlindungan Konsumen

• Undang-undang 22/2001: Migas

• Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Jo. Undang-undang


No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

4. Banjir Rob yang terjadi di Tanjung Emas, Semarang tanggal 23 Mei 2022 sampai 31
Mei 2022 menyebabkan kerugian yang besar. Bea Cukai Semarang terhambatnya
ekspor dari Tanjung Emas, menimbulkan kerugian setidaknya hampir Rp. 615
Milyar. Kemudian Pemerintah Daerah menginventarisir hampir 10.000 Kendaraan di
daerah tersebut terendam dan rusak. Adanya hal tersebut Yayasan Pucuk Hijau,
yang Anggaran Dasar dan Akta Pendiriannya telah terdaftar di Kemenkumham di
Januari 2022, dan bergerak dibidang pelestarian lingkungan sejak Desember 2021,
mendapatkan pengaduan dan kuasa dari hampir 1000 pemilik kendaraan bermotor di
Wilayah Semarang untuk mengajukan gugatan ganti rugi dan pemulihan lingkungan
hidup kepada PemerintahDaerah Provinsi Semarang.
Bagaimanakah analisis terhadap Legal Standing Yayasan Pucuk Hijau tersebut
berdasarkanUUPPLH? Jelaskan!
Jawaban:
Berdasarkan kasus di atas, Yayasan Pucuk Hijau disebut memenuhi syarat dan
mempunyai hak untuk mengajukan permohonan penyelesaian sengketa atau perkara
di depan Mahkamah Konstitusi berdasar kepada Pasal 84 UU 32/2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu Penyelesaian sengketa
lingkungan hidup dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan
berdasarkan pilihan secara sukarela para pihak yang bersengketa..

5. Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan


Hidup dan Kehutanan (Ditjen Gakkum KLHK) pada pengawasan wilayah Bekasi
menemukan PT NTS melakukan kegiatan penampungan limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) dan menimbulkan pencemaran. Tanggal 21 Januari 2020 NS
sebagai Direktur Utama (Dirut) PT NTS.diduga melakukan tindakan pidana
pencemaran lingkungan hidup dan melakukan penampungan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (LB3) berupa sludge minyak, minyak kotor, bottom ash,
tanah terkontaminasi ke tanah tanpa izin sehingga menyebabkan tanah
terkontaminasi Logam Berat antara lain Arsen, Barium, Chrom Hexavalen,
Tembaga, Timbal, Merkuri, Seng, Nikel.
Jelaskan! Apakah perbuatan Direktur PT. NTS telah memenuhi unsur-unsur
tindak pidana dan menjadi tersangka ! Uraikan pendapat saudara disertai dasar
Hukumnya?
Jawaban:
Perbuatan Direktur PT. NTS tersebut dikatakan perbuatan tindak pidana karena tentu
dirasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan yang tak boleh atau menghambat akan
tercapainya tatanan dalam masyarakat yang dicita-citakan oleh masyarakat itu yang
mengakibatkan tanah menjadi terkontaminasi zat berbahaya yang juga bisa
membahayakan masyarakat setempat. UUPPLH juga mengatur pasal yang mengatur
hal-hal mengenai tanggung jawab mutlak pencemar lingkungan, hak masyarakat dan
organisasi lingkungan hidup untuk mengajukan gugatan dan dapat dipidananya suatu
korporasi, badan hukum, perseroan perserikatan, yayasan atau organisasi lain bila
terbukti melakukan pencemaran lingkungan yakni Undang-Undang No 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkunga Hidup yang berbunyi “Setiap orang
yang tindakannya, usahanya dan.atau kegiatannya menggunakan B3, menghasilkan
dan/atau kegiatannya menggunakan B3, dan/atau yang menimbulkan ancaman serius
terhadap lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak atas kerugian yang terjadi
tanpa perlu membuktikan unsur kesalahan.”

Anda mungkin juga menyukai