Anda di halaman 1dari 16

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN PERLINDUNGAN

LINGKUNGAN DI INDONESIA

Ayu Fauziah

Universitas Islam Nusantara


Jl. Soekarno Hatta No. 530, Sekejati, Kec. Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat
40286
E-mail: ayufauziah333@gmail.com

Abstract

The increase in economic activity in Indonesia has significantly polluted


environment and increasing the urgency to emphasize laws, regulations and the
environment sustainability problem. To research the promotion of sustainability
and the environment in Indonesia protection, this study examines various published
sources, such as books, journals articles and legislation. The data shows that the
“Environmental Law 2009”regulates the most Indonesian environmental
protection law. Enforce environmental regulations for making them more resistant
to environmental contaminants and hazardous substances. That the government
and legal authorities are still trying to control environmental damage and
dangerous situations. Residents of the country are obliged to comply with it
environmental law, violation of which can result in penalties and penalties. That
the theoretical and practical value of the study is more significant. Apart from
emphasizing the need to update environmental laws, this research asks questions
about them successful application. In addition, this research provides important
insights for Indonesian society government by focusing on the need to effectively
monitor and supervise legislation to produce favorable environmental protection
issues among Indonesians.
Key words: Environmental protection, promotion of Sustainability, Legislation and
Act

Abstrak

Meningkatnya kegiatan ekonomi di Indonesia telah mencemari lingkungan secara


serius dan meningkatkan kebutuhan untuk fokus pada isu-isu hukum, peraturan dan
kelestarian lingkungan. Untuk mengkaji promosi pembangunan berkelanjutan dan
perlindungan lingkungan di Indonesia, kajian ini menganalisis berbagai sumber

1
terbitan seperti buku, artikel jurnal, dan peraturan perundang-undangan. Statistik
menunjukkan bahwa “Undang-undang Lingkungan Hidup 2009” mengatur
sebagian besar undang-undang perlindungan lingkungan di Indonesia. Menegakkan
peraturan lingkungan untuk membuatnya lebih tahan terhadap polutan lingkungan
dan bahan berbahaya. Pemerintah dan otoritas hukum selalu berusaha
mengendalikan kerusakan lingkungan dan situasi berbahaya. Warga negara harus
mematuhi undang-undang lingkungan, dan pelanggaran undang-undang ini dapat
mengakibatkan hukuman dan denda.
Kata kunci: Perlindungan lingkungan, promosi Keberlanjutan, Legislasi dan UU

I. Latar Belakang

Sebagai hasil dari industrialisasi yang pesat di Indonesia dan perluasan


sektor korporasi, keberlanjutan dan kelestarian lingkungan telah menjadi perhatian
utama. Meningkatkan perilaku dan kepedulian terhadap keberlanjutan di negara ini
tidak dapat dicapai tanpa menerapkan metode kelestarian lingkungan yang tepat
dan memadai. Aji dkk. (2020) menyatakan bahwa otoritas dan badan hukum yang
berwenang di Indonesia dapat dipertanggungjawabkan dan bertanggung jawab atas
undang-undang praktik perlindungan lingkungan dan keberlanjutan yang memadai.
Perlindungan lingkungan juga dapat dicapai dengan memperbaiki ekologi
Indonesia kesadaran keselamatan. Mempertimbangkan pemahaman orang tentang
perlindungan lingkungan, masyarakat Indonesia membutuhkan corak dan pola
perundang-undangan yang mengatur tentang jalan raya mengarah pada keamanan
lingkungan (Absori et al., 2020; Putri, Sugiharti, & Muttaqin, 2023). Perlindungan
lingkungan sangat penting untuk mempromosikan lingkungan yang bersih dan
hijau, dan pemerintah Indonesia memperhatikan pendidikan lingkungan, yaitu
Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar individu dapat
memperoleh pengalaman hidup pengelolaan dan kelestarian lingkungan. Maruf
(2021) berpendapat bahwa lingkungan Hukum dibuat untuk melindungi tidak hanya
manusia tetapi juga hewan, manusia, lingkungan, dan sumber daya alam. Oleh
karena itu, undang-undang perlindungan lingkungan di Indonesia berusaha untuk
itu mengatur kontaminasi, polusi, perburuan liar, dan tanggap bencana.

2
Mempertimbangkan modern permasalahan dan kepedulian lingkungan yang
semakin meningkat.

Naylor dkk. (2019) mencatat bahwa peningkatan aktivitas industri di


Indonesia justru mengalami penurunan lingkungan, memaksakan konsekuensi
lingkungan negatif melalui udara dan penghapusan polusi. Apalagi emisi negatif
yang dihasilkan dari ini kegiatan merugikan lingkungan dan kesehatan individu,
menyebabkan parah masalah pernapasan dan masalah kesehatan lainnya. Pelepasan
negatif ini bisa jadi diatur, dan kelestarian lingkungan dapat dipromosikan melalui
desain perundang-undangan lingkungan yang sesuai. Peraturan terkait dengan
Keamanan ekologis di Indonesia harus diinvestigasi karena berada di era yang
semakin meningkat kegiatan, pembuangan polutan dan peningkatan kerusakan
lingkungan telah disediakan ruang untuk investigasi keberlanjutan di Indonesia ini.
Studi ini mengisi kesenjangan oleh membahas perlindungan lingkungan dan
kebijakan keberlanjutan Indonesia.

Hukum lingkungan Indonesia dimaksudkan untuk membantu melindungi


dan mengelola lingkungan dengan membuatnya lebih tangguh. Untuk lingkungan
yang lebih besar prosedur ketahanan, manajemen dan perlindungan harus
diberlakukan sistematis, akurat, dan dapat dilaksanakan (Faure & Niessen, 2006;
Pudjiastuti, 2021). Aturan dan peraturan perlindungan lingkungan Indonesia
berfungsi sebagai kendaraan mencapai ketertiban umum atau mengatur penduduk
melalui hukum. Orang Indonesia pemerintah memainkan peran penting dalam
pembangunan dan perbaikan bangsa sehingga kontrol sosial dapat dipaksakan
melalui otoritas hukumnya sebagai a teknik untuk mengelola keamanan ekologis.
Selain itu, sebagai hasil dari masyarakat Indonesia pengetahuan yang tinggi tentang
pendidikan lingkungan sejak usia muda, mereka diantisipasi untuk lebih
menekankan pada kelestarian lingkungan (Handayani et al., 2021; Nugroho & Eko
Prasetyo, 2019). Untuk mengatasi dan menghindari lingkungan merugikan negara,
Indonesia perlu memiliki undang-undang lingkungan yang tepat dan peraturan yang
bersifat menghukum dan preventif. Setelah melakukan lingkungan hukum

3
keselamatan secara efektif, peraturan kepatuhan yang lebih baik harus diberlakukan
untuk memastikan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

II. Pembahasan

a. Perundang-undangan perlindungan lingkungan di Indonesia

Perlindungan lingkungan telah menjadi perhatian global. Berbagai negara


berkontribusi untuk pelestarian lingkungan dengan mengadopsi produk
berkelanjutan, energi terbarukan sumber, dan tindakan signifikan lainnya (Suartha,
Puspitosari, & Hermanto, 2020). Dalam Dalam konteks ini, penciptaan dan
pelaksanaan berbagai upaya perlindungan lingkungan hukum juga penting. Dalam
pengertian ini, Indonesia telah berhasil membuat undang-undang hukum dan
peraturan perlindungan lingkungan. Misalnya, pada "1945 UUD 1945,” berbagai
revisi dilakukan, dan memang demikian menyatakan bahwa cadangan alam dapat
dimanfaatkan untuk menjamin kemakmuran rakyat. Hal ini juga diperkuat dengan
pasal 33 UUD 1945 yang menyatakan bahwa bumi, air, dan kekayaan harus
dilindungi (Absori et al., 2020). pada tahun 1982, namun, “UU No. 4 Tahun 1982”
dihadirkan sebagai payung hukum di dalamnya konteks “Prinsip Pengelolaan
Lingkungan Hidup”. Pertama, lingkungan tindakan perlindungan tersebar di antara
banyak undang-undang, termasuk Pidana Kode artikel 191, 497, 188, 202, 187, 548,
501, 503, 549 dan 500. Padahal, 1916 "Natuurmonumenten Ordonanntie"
(Peraturan Monumen Alam) juga efektif hewan dan tumbuhan yang dilindungi.
"Ordonansi Reeden tahun 1925" juga dilarang pembuangan sampah ke garis pantai
pelayaran (Maruf, 2021). Setelah diundangkan “UU no. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Khasiatnya Ecosystem," menjadi tidak
valid. Dalam konteks perlindungan lingkungan di Indonesia, peraturan lingkungan
lainnya termasuk “UU No. 5 Tahun 1960 tentang Dasar Pokok-Pokok Pertanian”
dan “UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Hutan” (Najicha, 2021).
Berbeda dengan negara industri dan berkembang lainnya, Indonesia menciptakan
dan menerapkan aturan perlindungan lingkungan yang kuat dalam waktu 37 tahun

4
yang relatif singkat. Peraturan Pemerintah no. 29 Tahun 1986 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan adalah juga disediakan oleh pemerintah Indonesia
(AMDAL). Selanjutnya, “UU No. 4 tahun 1982” diperluas menjadi “UU No. 23
Tahun 1997” yang berpusat pada pengelolaan. Namun, perubahan signifikan
dilakukan pada peraturan pada tahun 2009, dan Undang-Undang 32 Tahun 2009
(UUPPLH) telah diundangkan (Muawanah et al., 2018). Ini berfokus pada global
pemanasan, perlindungan ekosistem, kualitas lingkungan, dll.

b. UU No. 32 Tahun 2009 (UUPPLH)

Manufaktur dan perusahaan industri lainnya terlihat meningkat pencemaran


lingkungan, yang berbahaya bagi semua bentuk kehidupan, terutama umat manusia.
Demikian ketentuan 22, 24, 25, 26, 27, 29, 30, dan 31 “UU No. 32 Tahun 2009”
menekankan perlunya pelaku usaha melakukan “Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan” (Akib & Sumarja, 2019). Undang-undang ini berfokus terutama pada
perlindungan lingkungan dan manajemen. Apalagi menurut pasal 34 dan 35 “UU
No. 32 2009”, setiap organisasi wajib mengimplementasikan “Environmental
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) (Deswanto &
Siregar, 2018). Selain itu, menurut pasal 58 dan 59 “UU No. 32 Tahun 2009,”
perusahaan harus secara efisien mengelola produk beracun dan berbahaya mereka,
mencakup berbagai kegiatan (transportasi, penyimpanan, distribusi, produksi, dan
pembuangan limbah). Berikut alinea 21 dan 20 “UU No. 32 Tahun 2009,” korporasi
juga dilarang melebihi persyaratan standar mengenai kerusakan lingkungan dan
baku mutu (Siregar, 2021).

c. Sanksi

Sanksi Korporasi yang melanggar undang-undang perlindungan lingkungan


di Indonesia tunduk pada berbagai hukuman. Pada awalnya, sanksi administratif
diterapkan kepada pelaku usaha yang melanggar hukum ini. Pasal 75, 73, 74, dan
71 UUPPLH juga memberikan izin lingkungan penegakan hukum perlindungan.
Sanksi perdata adalah jenis tindakan hukum kedua terhadap korporasi yang
merusak dan mencemari lingkungan. Kompensasi hukum dan biaya restorasi dapat

5
dikenakan pada perusahaan-perusahaan ini untuk melindungi lingkungan sesuai
pasal 84 UUPPLH (Mangku et al., 2020). Tindakan hukum terakhir di kaitan ini
adalah pengenaan sanksi pidana terhadap perusahaan yang merugikan dan
mencemari lingkungan. Hukum pidana yang relevan termasuk dalam “Pasal 97 dari
Pasal UU No. 32 Tahun 2009.” Selain itu, pelaku usaha ini juga berwawasan
lingkungan peraturan perundang-undangan pelestarian (Widodo et al., 2019).
Namun, ketika sebuah perusahaan mengambil ilegal langkah mencemari
lingkungan, mereka wajib mencegah perbuatan serupa di masa depan yang dapat
merusak keamanan dan perlindungan lingkungan.

d. Promosi keberlanjutan di Indonesia

Hukum sangat penting untuk mencegah orang yang melanggar peraturan


lingkungan. Dengan kurangnya hukum lingkungan, ekosistem rusak parah. Hukum
lingkungan Indonesia termasuk dalam bidang hukum yang disebut bidang
fungsional hukum, bidang hukum yang meliputi ketentuan tentang hukum tata
negara, hukum perdata, dan Hukum Kriminal. Penegakan hukum lingkungan di
Indonesia termasuk jaminan kepatuhan terhadap standar dan batasan hukum
lingkungan yang berlaku. Ketentuan ini dibuat dengan mengawasi dan
merekomendasikan rekomendasi untuk tindak lanjut penegakan hukum melalui
administrasi pidana, administrasi, dan perdata penalti. Laporan tentang
mempromosikan keberlanjutan di Indonesia memberikan bukti akan hal itu
pembangunan negara belum mengarah pada keberlanjutan (Monroe, 1999; Tan,
2004). Perekonomian baik-baik saja, dan tingkat pengangguran turun, tapi... rasio
ketimpangan yang besar, kemampuan beradaptasi yang relatif buruk, dan
lingkungan menurun dengan cepat. ‘SEOJK No.16/SEOJK. 04/2021’, salah
satunya peraturan yang baru-baru ini ditinjau di Indonesia, menjadikannya penting
bagi perusahaan publik Indonesia untuk membuat laporan keberlanjutan setiap
tahun. Ini sebagai tanggapan atas meningkatnya degradasi lingkungan dan kondisi
iklim negatif (Basalamah & Jermias, 2005; Ventyrina et al., 2019). Tujuannya
adalah untuk meningkatkan perusahaan investasi berkelanjutan, yang menyiratkan
bahwa perusahaan di Indonesia harus membuat "promosi keberlanjutan"

6
merupakan aspek penting dari operasi komersial mereka. Kemampuan perusahaan
untuk menerbitkan laporan keberlanjutan memaksa mereka untuk patuh hukum
lingkungan dan keberlanjutan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
“Lingkungan Hidup perlindungan dan pengelolaan" adalah elemen penting dari
undang-undang lingkungan, yang terkait dengan dukungan negara untuk
keberlanjutan (Hoang & Kato, 2016; Otto, 1991; Stevenson et al., 2013).
Sustainability law atau hukum lingkungan hidup di Indonesia menetapkan kerangka
hukum untuk mengelola dampak lingkungan yang substansial sebagai
konsekuensinya bisnis dan kegiatan lainnya oleh individu dan perusahaan.
"Omnibus Law" mengadopsi pendekatan "ramah lingkungan" untuk undang-
undang keberlanjutan sebagai penting bagi tujuan keseluruhan pemerintah untuk
meningkatkan investasi di Indonesia.

e. Status Legislasi pemerintah terhadap promosi keberlanjutan di Indonesia

Bedner (2008) mencatat bahwa Indonesia memiliki jumlah lingkungan yang


cukup besar undang-undang perlindungan, yang paling menonjol adalah UU No.
32 Tahun 2009 tentang keberlanjutan Indonesia. Dengan demikian, pemerintah
daerah di Indonesia juga bisa mengambilnya penindakan terhadap pelanggaran
hukum lingkungan. Peraturan keberlanjutan tidak beri nama khusus untuk lembaga
lingkungan regional ini. Hukum sekitarnya Keberlanjutan Indonesia bertujuan
untuk menghasilkan kemajuan yang berwawasan lingkungan melalui strategi
pembangunan ekologi, eksploitasi rasional, pelestarian, dan pemulihan lingkungan
hidup Indonesia dan pengelolaannya. Orang Indonesia pemerintah berusaha untuk
mempromosikan keberlanjutan dan peningkatan ekologis resistensi terhadap
perlindungan konsekuensi berbahaya yang disebabkan oleh operasi perusahaan dan
individu (Absori et al., 2020; Chin, 2022; Faure & Niessen, 2006; Fearnside, 1997).
Perkembangan hukum lingkungan di Indonesia terjadi di tahapan. Mereka termasuk
inventarisasi lingkungan untuk mengumpulkan data dan informasi sumber daya
alam, pembentukan ekoregion, merumuskan lingkungan ketahanan, dan
mengembangkan rencana pengelolaan. Jadi, pemerintah Indonesia adalah
bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya alam, mengendalikan

7
pencemaran lingkungan dan kerusakan, merumuskan penilaian lingkungan
strategis, memastikan lingkungan standar kualitas, dan mengatur langkah-langkah
yang dilegalkan dan hubungan hukum antara orang dan subjek legal lainnya
(Basiago, 1995; Kim & Mackey, 2014; Nugraheni & Aime, 2022). Ini juga
termasuk pengaturan kegiatan yang bermakna secara sosial dan perluasan sistem
keuangan untuk perlindungan fungsi lingkungan hidup. Mengikuti Hukum
Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2009, bisnis dengan signifikan dampak
terhadap lingkungan harus menjalani analisis pengaruh yang berkelanjutan untuk
mendapatkan a lisensi untuk melakukan kegiatan atau perusahaan semacam itu.
Welker (2009) menjelaskan hal itu Peraturan keberlanjutan Indonesia juga berfokus
pada penanganan yang berbahaya dan boros bahan beracun, antara lain ketentuan.
Pentingnya hukum yang mengatur peran masyarakat dalam perlindungan
lingkungan dan pengelolaannya yang tepat untuk pengembangan keberlanjutan
memerlukan pertimbangan khusus. Lee Peluso, Afiff, dan Rachman (2008)
menemukan bahwa hukum Indonesia juga mengatur tentang pengembangan EIS
(Sistem Informasi Lingkungan) untuk mendukung pengembangan dan penerapan
perlindungan dan kebijakan lingkungan hidup manajemen, pemecahan masalah
lingkungan dan investigasi potensial Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang
hukuman dan pelanggaran.

III. Kesimpulan

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia diakui memiliki standar yang


lebih rendah pengelolaan lingkungan yang diharapkan dapat ditingkatkan.
Keberlanjutan Indonesia dan undang-undang perlindungan lingkungan telah diubah
untuk menegakkan lebih ketat batas emisi dan limbah serta kriteria pemantauan
lingkungan yang lebih ketat dampak. Hukum yang diterapkan oleh pemerintah
Indonesia bertujuan untuk mencapai kriteria perlindungan lingkungan yang pada
akhirnya akan mengarah pada keberlanjutan ekosistem. Namun, hasilnya
menunjukkan bahwa hukum lingkungan hidup di Indonesia berlaku untuk
kemanfaatan bagi kelangsungan negara; Namun, dibandingkan dengan yang lain

8
daerah maju, pemeriksaan dan pengawasan hukum lingkungan di Indonesia perlu
lebih banyak revisi. Hukum perlindungan lingkungan harus diperluas ke
mempercepat pengurangan pengelolaan limbah B3 dari korporasi dan swasta
sumber. Selain itu, bermitra dengan Uni Eropa dan PBB program pembangunan,
Mahkamah Agung Indonesia telah mengumumkan inisiatif tersebut membangun 15
pengadilan lingkungan di Indonesia. Pengadilan di Indonesia sudah sering dikritik
karena kurangnya keahlian dan hakim yang tidak berpengalaman tentang
keberlanjutan masalah; oleh karena itu, pengadilan khusus ini diharapkan ada
didirikan dengan hakim penegak hukum dan pejabat bersertifikat untuk menangani
kasus perlindungan lingkungan. Ada beberapa saran untuk mengatasi tantangan
lingkungan saat ini di Indonesia. Pendidikan Lingkungan hidup perlindungan
adalah yang paling penting. Pendidikan lingkungan harus menjadi kebutuhan
komponen kurikulum sekolah untuk mencapai hasil yang menguntungkan bagi
orang-orang. Menjaga lingkungan harus ditekankan kepada anak-anak agar mereka
bisa memprediksi hasil negatif dari mengabaikan masalah keamanan lingkungan.
Perilaku penekanan pada pengelolaan lingkungan secara dramatis mempengaruhi
lingkungan dan keberlanjutan ekonomi. Hal ini menunjukkan pentingnya
kebutuhan untuk menaikkan kesadaran perlindungan lingkungan. Pemerintah
Indonesia harus membayar perhatian untuk memperkirakan bahaya lingkungan saat
ini dan memproyeksikan masa depan konsekuensi. Oleh karena itu, peraturan perlu
penyempurnaan dan modernisasi mengakomodasi meningkatnya keprihatinan
perlindungan lingkungan. Apalagi hukumannya berat dan sanksi harus diterapkan
untuk pelanggaran hukum lingkungan dan keberlanjutan norma perlindungan. Jadi,
operasi sektor korporasi dan individu di Indonesia akan diarahkan untuk mencapai
keamanan ekologis yang lebih baik setelahnya peraturan lingkungan yang keras.

9
DAFTAR PUSTAKA

Absori, A., Nugroho, S.S., Haryani, A.T., Sarjiyati, S., Budiono, A., Nugroho,
H.S.W., & Jayanuarto, R. (2020). Prospek hukum lingkungan untuk
mencapai sehat pembangunan lingkungan hidup di Indonesia. Medico-legal
Update sebuah Internasional Jurnal, 20 (1), 204-208.
http://repo.poltekkesdepkes-sby.ac.id/id/eprint/2395

Adams, B. (2019). Pembangunan hijau: Lingkungan dan keberlanjutan dalam


pembangunan dunia. Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203929711

Aji, A.B.W., Wiyatno, P., Arifin, R., & Kamal, U. (2020). Keadilan Sosial
Terhadap Lingkungan Penegakan Hukum di Indonesia: Kasus Kontemporer
dan Kontroversial. Itu Jurnal Pendidikan Hukum Klinis Internasional
Indonesia, 2(1), 57-72. https://doi.org/10.15294/ijicle.v2i1.37324

Akhmaddhian, S. (2020). Wacana Menciptakan Peradilan Lingkungan Khusus di


Indonesia untuk Menyelesaikan Sengketa Lingkungan. Terbaik, 8(2), 129-
138. https://doi.org/10.20961/bestuur.v8i2.42774

Akib, M., & Sumarja, F. (2019). Kebijakan Hukum Lingkungan sebagai


Pendekatan untuk Mencapai Pembangunan Berkelanjutan dan
Kemakmuran di Era Otonomi Daerah. Kebijakan dan Hukum Lingkungan,
49(1), 83-87. https://doi.org/10.3233/EPL-190130

Amin, N., Lagu, H., & Shabbir, M.S. (2022). Faktor apa saja yang mempengaruhi
lingkungan degradasi dalam ekonomi G11? Menekankan pentingnya energi
terbarukan dan tak terbarukan sumber energi terbarukan. Jurnal
Internasional Pembangunan Berkelanjutan & Dunia Ekologi, 29(5), 472-
482. https://doi.org/10.1080/13504509.2022.2059720

Bai, C., Sarkis, J., & Dou, Y. (2015). Pengembangan keberlanjutan perusahaan di
Cina: Ulasan dan analisis. Manajemen Industri dan Sistem Data, 115(1), 5-
40. https://doi.org/10.1108/IMDS-09-2014-0258

10
Basalamah, A.S., & Jermias, J. (2005). Pelaporan sosial dan lingkungan dan audit
di Indonesia. Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada, 7(1), 109-127.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/522583

Basiago, A.D. (1995). Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia: Sebuah Studi


Kasus rezim adat hukum dan kebijakan lingkungan. Internasional Jurnal
Pembangunan Berkelanjutan & Ekologi Dunia, 2(3), 199-211.
https://doi.org/10.1080/13504509509469900

Bedner, A. (2008). Menggabungkan hukum lingkungan di Indonesia. Dalam J.


Arnscheidt, B. Van Rooij, & J.M. Otto (Eds.), Lawmaking for
Development: Explorations into Theory and Praktek Proyek Legislatif
Internasional (hlm. 171-198). Pers Universitas Leiden.
https://library.oapen.org/bitstream/handle/20.500.12657/32870/1/595100.p
df

Carayannis, E.G., & Campbell, D.F.J. (2019). Inovasi Smart Quintuple Helix
Sistem: Bagaimana Ekologi Sosial dan Perlindungan Lingkungan
Berkendara Inovasi, Pembangunan Berkelanjutan dan Pertumbuhan
Ekonomi. Springer Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-030-01517-6

Chin, P.N. (2022). Peringkat Esg dan Kinerja Perusahaan: Perbandingan Antara
Singapura, Malaysia, Brunei, Indonesia dan Thailand. Jurnal Akuntansi
Internasional, 7(43), 155-164. https://doi.org/10.55573/IJAFB.074311

Dechezleprêtre, A., & Sato, M. (2017). Dampak regulasi lingkungan pada daya
saing. Tinjauan ekonomi dan kebijakan lingkungan, 11(2), 183-206.
https://doi.org/10.1093/reep/rex013

Deswanto, R.B., & Siregar, S.V.N.P. (2018). Asosiasi antara lingkungan


pengungkapan dengan kinerja keuangan, kinerja lingkungan, dan
perusahaan nilai. Jurnal Tanggung Jawab Sosial, 14(1), 180-193.
https://doi.org/10.1108/SRJ- 01-2017-0005

11
Ding, Z., Gao, X., Qian, X., & Wang, H. (2022). Inspeksi pemerintah dan lokal
undang-undang tentang perlindungan lingkungan: Bukti dari Cina. Jurnal
Ekonomi Survei, 36(3), 728-763. https://doi.org/10.1111/joes.12431

Earnhart, D., & Friesen, L. (2022). Kepastian hukuman versus beratnya hukuman:
penegakan hukum perlindungan lingkungan. Ekonomi Tanah, 99(1).
https://doi.org/10.3368/le.030521-0024R1

Fan, W., Yan, L., Chen, B., Ding, W., & Wang, P. (2022). Tata kelola lingkungan
efek pengeluaran perlindungan lingkungan lokal di Cina. Kebijakan Sumber
Daya, 77, 102760. https://doi.org/10.1016/j.resourpol.2022.102760

Faure, M.G., & Niessen, N. (2006). Hukum Lingkungan Dalam Pembangunan.


Pelajaran dari Pengalaman Indonesia. Penerbit Edward Elgar.
https://cris.maastrichtuniversity.nl/en/publications/environmental-law-in-
pengembangan-pelajaran-dari-pengalaman-indonesia

Fearnside, PM (1997). Transmigrasi di Indonesia: Pelajaran darinya dampak


lingkungan dan sosial. Pengelolaan lingkungan, 21(4), 553- 570.
https://doi.org/10.1007/s002679900049

Glicksman, R. L., Buzbee, W. W., Mandelker, D. R., Hammond, E., & Camacho,
A. (2023). Perlindungan lingkungan: hukum dan kebijakan. Penerbit Aspen.
https://www.aspenpublishing.com/glicksman-environmental9

Gostin, L.O., Monahan, J.T., Kaldor, J., DeBartolo, M., Friedman, E.A.,
Gottschalk, K., Kim, S.C., Alwan, A., Binagwaho, A., & Burci, G.L. (2019).
Itu penentu hukum kesehatan: memanfaatkan kekuatan hukum untuk
kesehatan global dan pembangunan berkelanjutan. Lancet, 393(10183),
1857-1910. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(19)30233-8

Guoyan, S., Khaskheli, A., Raza, S.A., & Ahmed, M. (2022). Dampak nonlinier
dari daur ulang sampah kota dan efisiensi energi terhadap lingkungan
kinerja dan pertumbuhan ekonomi: bukti dari kausalitas non-parametrik-

12
dalam kuantil. Ilmu Lingkungan dan Penelitian Pencemaran, 1-16.
https://doi.org/10.1007/s11356-021-16721-1

Handayani, B., Wisnujati, N.S., Darmawan, D., & Michael, Y. (2021). Lingkungan
Manajemen dan Penegakan Hukum. Jurnal Studi Ilmu Sosial Indonesia,
1(1), 65-76. https://sisi.thejurnals.com/index.php/sisi/article/view/6

Hoang, T.T.P., & Kato, T. (2016). Mengukur pengaruh pendidikan lingkungan


untuk berkelanjutan pengembangan di sekolah dasar: Sebuah studi kasus di
kota Da Nang, Vietnam. Berkelanjutan Penelitian Lingkungan, 26(6), 274-
286. https://doi.org/10.1016/j.serj.2016.08.005

Khalid, I., Ahmad, T., & Ullah, S. (2021). Penilaian dampak lingkungan CPEC: a
jalan ke depan untuk pembangunan berkelanjutan. Jurnal Pembangunan
Internasional Masalah, 21(1), 159-171. https://doi.org/10.1108/IJDI-08-
2021-0154

Kim, R.E. & Mackey, B. (2014). Hukum lingkungan internasional sebagai


kompleks sistem adaptif. Perjanjian Lingkungan Internasional: Politik,
Hukum dan Ekonomi, 5-24. https://doi.org/10.1007/s10784-013-9225-2

Lazarus, R.J. (2023). Pembuatan hukum lingkungan. Universitas Chicago Press.


https://press.uchicago.edu/ucp/books/book/chicago/M/bo3629140.html

Lee Peluso, N., Afiff, S., & Rachman, N. F. (2008). Mengklaim dasar untuk
reformasi: gerakan agraria dan lingkungan hidup di Indonesia. Jurnal
Perubahan Agraria, 8(2-3), 377-407. https://doi.org/10.1111/j.1471-
0366.2008.00174.x

Liu, G., Yang, Z., Zhang, F., & Zhang, N. (2022). Reformasi pajak lingkungan dan
investasi lingkungan: Eksperimen kuasi-alami berdasarkan China Hukum
Pajak Perlindungan Lingkungan. Ekonomi Energi, 109, 106000.
https://doi.org/10.1016/j.eneco.2022.106000

13
Liu, J. (2019). Hukum dan kebijakan energi terbarukan China: tinjauan kritis.
Terbarukan dan Tinjauan Energi Berkelanjutan, 99, 212-219.
https://doi.org/10.1016/j.rser.2018.10.007

Maruf, A. (2021). Aspek hukum lingkungan hidup di Indonesia: Upaya pencegahan


kerusakan dan pencemaran lingkungan. Jurnal Hak Asasi Manusia, Budaya
dan Hukum Sistem, 1(1). https://doi.org/10.53955/jhcls.v1i1.4

McKinley, D.C., Miller-Bergegas, A.J., Ballard, HL, Bonney, R., Brown, H., Cook-
Patton, S.C., Evans, D.M., French, R.A., Parrish, J.K., & Phillips, T.B.
(2017). Pengetahuan kewarganegaraan dapat ditingkatkan ilmu konservasi,
pengelolaan sumber daya alam, dan perlindungan lingkungan. Konservasi
Hayati, 208, 15-28. https://doi.org/10.1016/j.biocon.2016.05.015

Monroe, MC (1999). Apa yang Berhasil: Panduan untuk Pendidikan Lingkungan


dan Proyek Komunikasi untuk Praktisi dan Donor. Pendidikan untuk
Keberlanjutan Seri. ERIC. https://eric.ed.gov/?id=ED435532

Najicha, F.U. (2021). Tinjauan Hukum Perubahan Kebijakan Pencemaran


Lingkungan di UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UU
Cipta Kerja di Indonesia. Dalam Konferensi Internasional tentang
Kebijakan Lingkungan dan Energi (ICEEP 2021) (hlm. 273-277). Atlantis
Press. https://doi.org/10.2991/assehr.k.211014.059

Naylor, R.L., Higgins, M.M., Edwards, R.B., & Falcon, W.P. (2019). Desentralisasi
dan lingkungan: Menilai pengembangan kelapa sawit petani kecil di
Indonesia. Ambio, 48, 1195-1208. https://doi.org/10.1007/s13280-018-
1135-7

Nugraheni, P.D., & Aime, A.F. (2022). Penegakan Hukum Lingkungan di


Indonesia Melalui Hukum Perdata: Antara Keadilan dan Kepastian Hukum.
Jurnal Indonesia dari Pendidikan Hukum Klinis Internasional, 4(1).
https://doi.org/10.15294/ijicle.v4i1.55763

14
Otto, JM (1991). Hukum Internasional dan Legislasi Lingkungan Hidup dalam
Pembangunan Negara-negara, dengan Referensi Khusus untuk India dan
india. Jurnal Leiden dari Hukum Internasional, 4(1), 109-117.
https://doi.org/10.1017/S0922156500001850

Pudjiastuti, S.R. (2021). Isu global tentang penegakan hukum lingkungan


berdampak pada pembangunan berkelanjutan. Jhss (jurnal humaniora dan
ilmu sosial), 5(1), 56- 62. https://doi.org/10.33751/jhss.v5i1.3226

Putri, Z.M., Sugiharti, D.K., & Muttaqin, Z. (2023). Sanksi Administratif Terhadap
Penyalahgunaan Wewenang di Bidang Perizinan Lingkungan Berdasarkan
Hukum Positif di Indonesia. Jurnal Hukum dan Transformasi Kebijakan,
7(2), 84-99. http://dx.doi.org/10.37253/jlpt.v7i2.6869

Siregar, I. (2021). Kebijakan Lingkungan Perusahaan Berbasis CSR Penerapan.


Jurnal Studi Lingkungan Inggris, 1(1), 51-57. https://al-
kindipublisher.com/index.php/bjes/article/view/2613

Sreekumar, M., Shrivastava, A., & Varma, R. (2022). Peran Hukum Perlindungan
Data di Pelestarian Lingkungan: Menggali Kemungkinan dan
Tantangannya. Rusia Jurnal Hukum, 10(3), 10-17.
https://doi.org/10.52783/rlj.v10i3.266

Stevenson, R.B., Brody, M.S., Dillon, J., & Wals, A.E. (2013). Internasional
Handbook Penelitian Pendidikan Lingkungan. New York: Rute.
https://doi.org/10.4324/9780203813331

Suartha, IDM, Puspitosari, H., & Hermanto, B. (2020). Rekonstruksi komunal


pendaftaran hak dalam mempromosikan perlindungan lingkungan di
Indonesia. Jurnal Internasional Sains dan Teknologi Lanjutan, 29(3), 1277-
1293. http://sersc.org/journals/index.php/IJAST/article/view/6085

Tan, X.-f., Liu, S.-b., Liu, Y.-g., Gu, Y.-l., Zeng, G.-m., Hu, X.-j., Wang, X., Liu,
S.-h., & Jiang, L.-h. (2017). Biochar sebagai prekursor berkelanjutan
potensial untuk produksi karbon aktif: Beragam aplikasi dalam

15
perlindungan lingkungan dan penyimpanan energi. Sumber daya hayati
teknologi, 227, 359-372. https://doi.org/10.1016/j.biortech.2016.12.083

Ventyrina, I., Syahrin, A., Sitepu, R., Ginting, B., Suhaidi, S., & Leviza, J. (2019).
Hukum analisis pendidikan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan
perundang-undangan Indonesia. Jurnal penelitian internasional dalam ilmu
hukum, ekonomi dan sosial, 1(1).
https://doi.org/10.32501/injuriless.v1i1.45

Welker, MA (2009). “Keselamatan perusahaan dimulai dari masyarakat”:


pertambangan, perusahaan tanggung jawab sosial industri, dan advokasi
lingkungan di Indonesia. Kultural antropologi, 24(1), 142-179.
https://doi.org/10.1111/j.1548-1360.2009.00029.x

Widodo, I.G., Andy Hartanto, J., Pranjoto W, E., & Efendi, J. (2019). Kendala pada
Penegakan Hukum Lingkungan Terhadap Terdakwa Korporasi.
Lingkungan Kebijakan dan Hukum, 49(1), 76-83.
https://doi.org/10.3233/EPL-190129

Xu, Y.,Li, S., Zhou, X., Shahzad, U., & Zhao, X. (2022). Bagaimana peraturan
lingkungan mempengaruhi pengembangan keuangan hijau: Bukti terbaru
tentang polusi perusahaan di Cina. Energi Terbarukan, 189, 917-926.
https://doi.org/10.1016/j.renene.2022.03.020

Undang undang Undang:

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

UNFCC

Undang-Undang Lingkungan Inggris

Undang-Undang Udara Bersih tahun 1990

Undang-Undang Pengelolaan Limbah Padat Ekologis (RA 9003)

Undang-undang Kesadaran dan Pendidikan Lingkungan Tahun 2009 (RA512)

16

Anda mungkin juga menyukai