Anda di halaman 1dari 15

PERKENALAN DENGAN PERBANDINGAN

HUKUM PERDATA

Oleh :

Nama : Achmad Nur Falaq


NPM : 207420100001
Kelas : Non Reguler Banjarmasin
Dosen : Dr. Arief Rahman Mahmoud, S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN
TAHUN 2023
BAB I
PERKENALAN DENGAN PERBANDINGAN HUKUM

A. Pendahuluan
1. Perbandingan Hukum Perdata adalah ilmu pengetahuan yang usianya masih
relatif muda. Perbandingan Hukum Perdata sejak dahulu sudah dipergunakan
orang, namun baru secara insidental. Perbandingan Hukum baru berkembang
secara nyata pada akhir abad ke 19 atau permulaan abad ke 20. Perbandingan
Hukum Perdata menjadi lebih diperlukan karena :
a. Dengan Perbandingan hukum dapat diketahui jiwa serta pandangan hidup
bangsa lain termasuk hukumnya.
b. Dengan saling mengetahui hukumnya, sengketa dan kesalahpahaman dapat
dihindari, bahkan dapat untuk mencapai perdamaian dunia.
2. Tujuan Perbandingan Hukum semata-mata untuk mengetahui perbedaan dan
persamaan saja, lebih jauh untuk mengetahui sebab-sebab dan faktor-faktor
yang mempengaruhi persamaan dan perbedaan daripada sistem-sistem hukum
yang diperbandingkan.
3. Perbandingan Hukum mempunyai peranan yang penting dibidang hukum secara
nasional maupun internasional.
4. Perbandingan hukum juga mempunyai fungsi penting dalam rangka
penyempurnaan pembinaan, dan pembentukan hukum nasional.
5. Dengan mengetahui Ilmu pengetahuan perbandingan Hukum kita dapat
mengetahui hukum secara lebih luas, mendapat pandangan jauh ke muka.
6. Last but not least bahwa ternyata perbandingan hukum juga mempunyai arti
yang penting sekali dalam praktik.
7. Dari uraian diatas dengan singkat dapat dikatakan bahwa perbandingan hukum
perlu dipelajari secara lebih baik serta lebih mendalam, karena perbandingan
hukum berperan sekali dibidang hukum secara ilmiah maupun praktis bagi
hukum pada masa kini maupun masa yang akan datang.
B. BERBAGAI PANDANGAN ATAU ANGGAPAN TERHADAP PERBANDINGAN
HUKUM
1. Perbandingan Hukum sebagai Sejarah umum
2. Pada akhir abad 19 dan permulaan abad 20, Joseph Kohler berpendapat bahwa
istilah “Universale Rechtgeschiechte” sama dengan “Vergleichende
Rechtswissenchaft” Sejarah hukum sama dengan perbandingan ilmu hukum. Sir
Frederick Pollack menganggap bahwa tidak ada perbedaan antara historical
jurisprudence dan Comparative jurisprudence.
3. Perbandingan Hukum sebagai Ilmu Hukum
a. Akhir abad 19 dan permulaan abad 20 sebagai pakar hokum antara lain
Eduard Lambert Raymond, Salcilles, Arminjon.
b. Berbagai sarjana hukum yang menganggap Perbandingan hukum sebagai
ilmu cabang ilmu yang berdiri sendiri.
4. Lando mengatakan bahwa “Comparative” law adalah “The natural legal systems
and the comparison dan dibagian lain dari tulisan berjudul “Contribution of
comparative law to reform by international organization”.
C. Perbandingan Hukum sebagai Metode
a. DR. Soenarjati Hartono,S.H. (1986 : 1) meyebutkan : Perbandingan Hukum
merupakan suatu metode penyelidikan dan bukan suatu cabang ilmu
sebagaimana seringkali menjadi anggapan orang. Metode yang dipakai adalah
membanding-bandingkan salah satu lembaga hukum (Legal institution) dari
sistem hukum yang satu dengan lembaga hukum yang lain, yang kurang lebih
mempunyai kesamaan.
b. Prof. Guteridge dalam “Comparative of law” mengemukakan
perbandingan hukum tidak lain dari pada suatu metode, yaitu metode
perbandingan yang dapat digunakan dalam semua cabang ilmu hukum seperti
HTN, Hukum Pidana, Hukum Perdata.
c. Disamping sebagai metode perbandingan, perbandingan hukum juga dapat
dipandang sebagai metode Pendidikan.
d. Perbandingan hukum sebagai metode dan ilmu.
Kesimpulan bahwa Perbandingan Hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan
hukum yang menggunakan metode perbandingan dalam rangka mencari jawaban
yang tepat atas problema hukum yang konkret.
D. SEJARAH SINGKAT PERBANDINGAN HUKUM PERDATA
1. Periode sebelum Perang Dunia I PD I)
2. Periode sesudah Perang Dunia I (PDI)
3. Periode setelah Perang Dunia II (PD II)
E. LETAK PERBANDINGAN HUKUM DIANTARA ILMU PENGETAHUAN
LAINNYA
Perbandingan hukum itu merupakan bagian daripada ilmu pengetahuan
hukum sehingga perbandingan hukum berada ditengah-tengah atau sejajar
dengan cabang-cabang ilmu hukum lainnya.
F. HUBUNGAN ANTARA PERBANDINGAN HUKUM, PERBANDINGAN HUKUM
PERDATA DENGAN PERBANDINGAN HUKUM INTERNASIONAL
Menurut Prof. Mr.DR.Gouw Giok Siong, antara Hukum Perdata
Internasional dengan perbandingan hukum terdapat hubungan tertentu dan
hubungan antara kedua cabang ilmu itu adalah penting. HPI hanya dapat
bekerja dengan baik apabila disertai dan dibantu oleh Perbandingan Hukum.
Raape mengatakan bahwa tanpa Perbandingan Hukum, HPI adalah kosong dan
buta (leer and blind).Mempelajari HPI tanpa memperhatikan Perbandingan Hukum
adalah seolah-olah bekerja dalam suatu Lufteren Raume atau ruang kosong.
(Aloysius,1989:20) Perbandingan HPI & Perbandingan Hukum :
HPI hanya berkenaan dengan hal-hal hukum perdata dan dari bidang
hukum perdatapun HPI hanya memperhatikan bagian yang memperlihatkan unsur-
unsur asing. Tidak demikian dengan perbandingan hukum.
Bahan pembahasan dari perbandingan hukum ini meliputi setiap bidang
hukum, baik hubungan hukum publik maupun hukum perdata.Perbandingan
Hukum mempunyai tugas untuk memilih hukum yang harus diberlakukan ( Choice
of law) seperti HPI. Perbandingan Hukum bukan merupakan
“Teopassingrecht” tetapi hanya membandingkan stelsel-stelsel hukum dari
berbagai Negara (Aloysius, 1989:21).
G. MACAM –MACAM PERBANDINGAN HUKUM PERDATA
Diberbagai pertemuan ilmiah yang diadakan khususnya tentang
Perbandingan Hukum ada kecenderungan yang kuat untuk mempergunakan
bidang tata hukum sebagai dasar sistematika, yang diselingi beberapa variasi.
Suatu contoh “International Congress of Comparative Law ” yang disponsori
oleh International Academy of Comparative Law” membicarakan berbagai bidang
hukum yang telah diadakan sebanyak Sembilan kali dalam periode 1932 – 1974.
H. RUANG LINGKUP PERBANDINGAN
1. Pengertian dasar daripada Perbandingan Hukum Perdata yang mencakup
segala segi Perbandingan Hukum Perdata misalnya :
a. Apakah Perbandingan Hukum itu?
b. Tujuan Perbandingan Hukum Perdata
2. Perbandingan Hukum Perdata secara umum yang membandingkan sistem-
sistem hukum berbagai Negara misalnya antara sistem hukum Eropa daratan
dengan Inggris atau Anglo Saxon.
3. Perbandingan Hukum Perdata khusus yang membandingkan lembaga-lembaga
hukum Negara yang satu dengan yang lain atau didalam suatu Negara misal
antara lembaga hukum perkawinan Inggris dengan Jerman atau Lembaga
perkawinan adat Bali dengan adat Minang.
BAB II
TUJUAN PERBANDINGAN HUKUM & KEBUTUHAN YANG
MENDORONG UNTUK MEMBANDING-BANDINGKAN HUKUM

A. Tujuan perbandingan hukum & kebutuhan yang mendorong untuk


membanding-bandingkan hukum
1. “The History of Comparative Jurisprudence” mengatakan bahwa tujuan hukum
adalah membantu menyelusuri asal usul perkembangan daripada konsepsi
hukum yang sama diseluruh dunia.
2. Randall tujuan perbandingan hukum :
a. Usaha mengumpulkan berbagai informasi mengenai hukum asing.
b. Usaha mendalami pengalaman-pengalaman yang dibuat dalam studi
hukum asing dalam rangka pembaruan hukum.
3. Kongres Ilmu Pengetahuan hukum tahun 1900 tujuan perbandingan hukum
adalah untuk tercapainya hukum perdata yang bersifat universal dan umum.
4. Soenarjati Hartono, (1986:3) tujuan perbandingan hukum adalah untuk
mencapai suatu kebutuhan/manfaat yang dapat dibagi dalam kebutuhan teoritis
dan praktis
B. KEBUTUHAN TEORITIS
Dihubungkan dengan kebutuhan ilmiah maka Perbandingan hukum :
1. Menunjukkan adanya titik-titik persamaan dengan titik-titik perbedaan daripada
berbagai sistem hukum yang diperbandingkan.
2. Terkadang masyarakat yang berbeda dan berjauhan letaknya dapat
menyelesaikan kebutuhan yang sama dengan cara yang sama pula, walaupun
antara anggota masyarakat tidak tampak adanya hubungan kebudayaan apapun
3. Terhadap masalah yang sama, dapat dicapai penyelesaian yang berbeda-beda
C. ADANYA KEBUTUHAN PRAKTIS
1. Bidang Nasional
Membantu pembentukan hukum nasional dalam arti seluas-luasnya. Kita
memerlukan hukum nasional yang ke dalam dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan bangsa yang merdeka dan dapat keluar dapat memenuhi kebutuhan
hidup bangsa yang merdeka dan ke luar dapat memenuhi kebutuhan hidup dunia
internasional tanpa mengorbankan kepribadian bangsa Indonesia. Yang dapat
dipenuhi oleh Perbandingan Hukum, karena dengan Perbandingan Hukum kita
dapat mengetahui hukum Negara-Negara lain, sehingga dapat terbentuk hukum
nasional yang dapat memenuhi kebutuhan pergaulan.
2. Bidang internasional
a. Membantu pembuatan perjanjian-perjanjian internasioal dan perjanjian-
perjanjian di bidang HPI. Ex: IMF,GATT,ADB,ILO.
b. Dapat menghindari persengketaan & kesalahpahaman Internasional.Ex:
Perjanjian kerjasama antara Malaysia dan Indonesia dalam pemberantasan
penyelundupan.
D. SEBAB-SEBAB ADANYA PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DI BIDANG
HUKUM
Hukum adalah gejala sosial dan merupakan bagian dari kebudayaan bangsa.
Tiap Bangsa mempunyai kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan
bangsa lainnya dan akhirnya membuahkan hukum tersendiri, sehingga sistem
hukum dari Negara yang satu akan berbeda dengan sistem hukum bangsa yang
lain. Adanya perbedaan tersebut adalah karena hukum merupakan gejala sosial dan
merupakan bagian dari kebudayaan bangsa. Setiap bangsa mempunyai sistem
hukum sendiri sendiri, selain itu juga dipengaruhi oleh iklim, lingkungan, pandangan
hidup, pola politik.
BAB III
FUNGSI DAN KEGUNAAN PERBANDINGAN HUKUM

A. Fungsi Perbandingan Hukum


Fungsi Perbandingan Hukum secara berencana :
1. Fungsi perbandingan hukum bagi pengembangan ilmu hukum Indonesia
Soenarjati H (1986 : 27) mengatakan :
a. Bahwa fungsi perbandingan hukum memberi manfaat bagi dunia
pengembangan ilmu hukum, karena metode ini menunjukkan :
1) Sistem hukum yang berbeda menunjukkan adanya kaidah-kaidah hukum,
asas-asas hukum, serta pranata-pranata hukum yang berbeda
2) Tidak jarang terjadi sistem-sistem hukum yang sama sekali tidak ada
hubungan atau pertemuan historis
2. Fungsi Perbandingan hukum bagi pendalaman dan perluasan pengetahuan
dibidang filsafat hukum, sosiologi hukum, sejarah hukum.
Memberikan manfaat yang besar bagi praktik khususnya dalam applied
research dan pembentukan hukum baru. Dirasakan pula oleh praktisi
hukum seperti lembaga legislatif para hakim, dan arbiter dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
a. Bagi Konsultan hukum dan Notaris dalam pembuatan kontrak-kontrak
terutama suatu kontrak yang bersifat internasional.
b. Bagi lembaga legislatif sangat bermanfaat dalam rangka penyusunan hukum.
c. Bagi para pengacara dan arbiter dalam pembelaan dan penyelesaian perkara.
3. Fungsi perbandingan hukum bagi praktik dan pembinaan hukum.
Dalam perencanaan hukum Perbandingan Hukum mempunyai fungsi
penting..Hanya Perbandingan Hukumlah yang dapat menyiapkannya, karena
dengan Perbandingan Hukum kita mengetahuinya melalui pengalaman Negara
lain.
4. Fungsi perbandingan hukum bagi perencanaan hukum (legal planning).
5. Fungsi perbandingan hukum bagi pendidikan FH.
B. KEGUNAAN PERBANDINGAN HUKUM
1. Unifikasi Hukum.
2. Harmonisasi Hukum.
3. Pembaruan Hukum.
4. Penentuan Asas-asas Umum dari Hukum.
5. Ilmu pembantu HPI.
6. Pendidikan Penasihat Juridis.
BAB IV
PROSES PEANDINGAN HUKUM

A. ARTI PROSES PERBANDINGAN HUKUM


Proses Perbandingan Hukum adalah membanding-bandingkan sesuatu
dengan yang lainnya dalam hal ini yang dibandingkan adalah hal-hal di bidang
hukum. “Membandingkan itu berarti mencari persamaan dan perbedaan dari satu
objek atau lebih” (Soenarjati. H., 1986 : 6).
B. APA YANG DIBANDINGKAN
Hal-hal tentang Hukum. Hukum yang dibandingkan adalah antara sistem
hukum yang satu dengan sistem hukum yang lain atau antara lembaga hukum yang
satu dengan lembaga hukum yang lainnya. Hukum yang ditinjau tidak hanya
terbatas pada hukum dalam negeri sendiri saja melainkan dapat juga hukum
Negara-negara lain, atau antara hukum nasional dengan hukum asing jadi sifatnya
nasional dan internasional.
C. DASAR MEMPROSES PERBANDINGAN HUKUM
1. Mempelajari Beberapa sistem hukum belum berarti melakukan perbandingan
hukum.
Sistem hukum yang mempunyai banyak kesamaan digolongkan atau
dikelompokan menjadi satu dan sama halnya dalam zologi, pengelompokkan-
pengelompokan ini dinamakan menggolongkan dalam genus. Kalau persamaan
genus sudah ditemukan baru dicari perbedaan-perbedaannya yang dinamakan
penggolongan dalam spesies. Didalam Hukum mencari golongan genus dan
spesies ini disebut mencari kualifikasi. Sistem-sistem hukum yang banyak itu
dikelompokkan dalam keluarga hukum.
2. Klasifikasi Dalam Keluarga Hukum
Sebelum memulai dengan perbandingan, system hukum yang sama
dikelompokkan dalam apa yang dinamakan keluarga hukum (legal
familier) atau families de droits, sehingga dari sistem hukum di dunia yang
beragam itu dapat dijadikan beberapa keluarga hukum saja. Keluarga hukum
adalah sistem-sistem hukum (hukum nasional) berbagai Negara yang
mempunyai banyak persamaan yang dikelompokkan menjadi satu. Zweigert-
Kots dan Mayor legal systems in the world to day 1968
3. Kriteria Keluarga Hukum
Kelompok Hukum Zweigart Kotz :
a. Keluarga Hukum Romanist (Prancis)
b. Keluarga Hukum Jerman
c. Keluarga Hukum Skandinavia
d. Keluarga Hukum Common law
e. Keluarga Hukum Sosialis
f. Keluarga Hukum Timur jauh
g. Keluarga Hukum Islam
h. Keluarga Hukum Hindu
Kelompok Hukum Rene David:
a. Keluarga Hukum Romano-Germania.
b. Keluarga Hukum Sosialis.
c. Keluarga Hukum Common law.
d. Keluarga Hukum Agama & Hukum Tradisional.
D. MACAM-MACAM METODE PERBANDINGAN HUKUM
Soenarjati dalam buku karangannya diantaranya dalam buku Kapita selekta
Perbandingan Hukum, mengatakan bahwa Perbandingan hukum dapat dibagi
menjadi beberapa metode, yakni secara umum dan khusus. Prof.Subekti juga
mempergunakan Perbandingan Hukum secara khusus dan dogmatis dalam
penelitian Perbandingan Hukum yang membahas beberapa pranata hukum. Metode
Perbandingan Hukum Penalaran (Descriptive Comparative law) yang dibedakan
dengan Applied Comparative Law.
E. GAGASAN TIMBULNYA TENTANG KELUARGA HUKUM
Timbulnya keinginan diadakannya unifikasi sistem hukum di dunia dan untuk
mendapatkan pengertian yang menyeluruh mengenai system hukum karena :
1. Kenyataan menunjukan bahwa tiap Negara yang merupakan satu pola politik
mempunyai sistem hukumnya sendiri.
2. Bahkan Negara-negara yang bersifat federatif mempunyai beberapa sistem
hukum misal di AS, Republik Federasi Jerman, Republik Swiss. Di Indonesia
sendiri terdapat pluralisme hukum perdata yang berarti ada lebih daripada satu
sistem hukum perdata.
Dasar Penentuan Keluarga Hukum yang ada di dunia
1. Rene David memakai kriteria :
Teknik serta metode dari system hukum (Prinsip hukum, filsafat hukum,
politik,ekonomi)
2. Konrad Zweigert memakai kriteria :
a. Asal-usul perkembangan historis
b. Cara pemikiran Hukum
c. Ideologi Hukum
3. Hein Kotz memakai criteria :
a. Asal-usul perkembangan historis
b. Cara pemikiran lembaga-lembaga hukumnya
c. Sumber-sumber hukumnya
d. Ideologi Hukum
Ciri-ciri Keluarga Hukum yang Ada Di Dunia
a. Keluarga Hukum Germania
b. Keluarga Hukum Common law
c. Keluarga Hukum Sosialis
d. Keluarga Hukum Agama
BAB V
ORANG DAN BADAN HUKUM SEBAGAI SUBYEK HUKUM
(dalam studi perbandingan)

A. ORANG
1. Dalam dunia hukum perkataan orang (Persoon) berarti pendukung hak dan
kewajiban yang juga disebut subyek hukum.
2. Setiap manusia baik warga Negara maupun orang asing adalah pembawa hak
(subyek hukum) yang mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan
perbuatan hukum.
3. Setiap orang atau subyek hukum mempunyai rechtsbekwaamheid yaitu
kecakapan hukum untuk melakukan perbuatan hukum seperti membuat
perjanjian, menikah dan sebagainya sepanjang tidak dianggap cakap hukum
oleh UU.
4. Subyek hukum mempunyai dua pengertian yaitu Natuurlijk person atau mens
person disebut orang atau manusia pribadi lain, Rechtspersoon yang berbentuk
badan hukum
B. MANUSIA SEBAGAI SUBYEK HUKUM
1. Subyek hukum adalah manusia atau badan hukum yang mempunyai hak dan
kewajiban dalam lalu lintas hukum.
2. Yang dimaksud dengan orang adalah pendukung hukum yang juga disebut
Subyek hukum. Subyek hukum ini dapat mengadakan hubungan hukum,
hubungan hukum ini menimbulkan hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum
3. Setiap orang secara asasi merupakan pendukung hak yang berlaku sama bagi
seluruh umat manusia, tidak tergantung kepada agama, golongan kelamin,
umur, warga Negara ataupun asing.
C. PENGECUALIAN SEBAGAI SUBYEK HUKUM
Manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban sejak lahir dan berakhir setelah ia
meninggal dunia, dapat dikatakan bahwa selama manusia itu hidup, ia merupakan
manusia pribadi. Terdapat pengecualian misal anak dalam kandungan yang
dianggap telah ada apabila ia mempunyai kepentingan dan sebaliknya dianggap
tidak pernah ada apabila meninggal sewaktu dilahirkan. (Psl.2 BW) :
1. Ayat (1) Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap sebagai
telah dilahirkan, bilamana kepentingan si anak menghendakinya.
2. Ayat (2) Mati sewaktu dilahirkan, dianggap tidak pernah telah ada.
D. KETIDAKWENANGAN SUBYEK HUKUM
Berakhirnya bseseorang sebagai pendukung hak dan kewajiaban dalam perdata
adalah apabila ia meninggal dunia, artinya selama seseorang masih hidup selama
itu pula ia ia mempunyai kewenangan atau berhak (rechtsbevogdheid).
E. KETIDAKCAKAPAN SUBYEK HUKUM
Orang-orang yang menurut UU tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum :
1. Orang-orang yang belum dewasa, yaitu anak-anak yang belum mencapai umur
18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan (Ps.1330 BW jo Ps.47
UU No.1/1974).
2. Orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuan, yaitu orang-orang dewasa tapi
dalam keadaan dungu, gila, mata gelap, dan pemboros (Ps.1330 BW jo Ps.433
BW).
3. Orang-orang yang dilarang UU untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum
tertentu, missal orang yang dinyatakan pailit (Ps.1330 BW jo UU Kepailitan).
F. BADAN HUKUM SEBAGAI SUBYEK HUKUM
Badan hukum adalah perkumpulan orang-orang yang mengadakan kerjasama dan
atas dasar ini merupakan suatu kesatuan yang telah memenuhi syarat-syarat yang
telah ditetapkan oleh hukum.
1. SYARAT-SYARAT BADAN HUKUM
a. Hak dan kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan kewajiban para
anggotanya.
b. Memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan anggota-anggotanya.
2. DASAR-DASAR HUKUM SEBAGAI BADAN HUKUM
a. PT diatur dalam Bab III bagian ketiga Buku 1 KUHD (WvK).
b. Bank pemerintah sesuai dengan UU pendiriannya.
c. Organisasi Parpol dan Golkar UU No.3/1978.
d. Koperasi, UU No.25/1992 Perbankan, UU No.7/1992.
3. MACAM-MACAM BADAN HUKUM
a. Badan Hukum Publik (Publiek rechtspersoon).
Ex: NKRI,Pemda,Bank Indonesia, Perusahaan Negara, Pertamina.
b. Badan Hukum Privat (Privat rechtspersoon).
Ex : Badan wakaf, Yayasan dengan tujuan sosial, Perserikatan dengan tujuan
laba, Koperasi Parpol dan Golkar sebagai alat sarana demokrasi yang mewakili
kepentingan rakyat seperti MPR, DPR, DPRD.
4. TEORI BADAN HUKUM
a. Teori Fiksi (F.C.Von Savigny, C.W.Opzoomer dan Houwing).
Badan hukum dianggap buatan Negara, sebenarnya badan hukum itu tidak
ada, hanya orang menghidupkan bayangannya untuk menerangkan sesuatu
dan terjadi karena manusia yang membuat berdasarkan hokum.
b. Teori Duguit
Sesuai dengan ajarannya tentang fungsi sosial maka juga dalam teori ini, tidak
mengakui adanya badan hukum sebagai subyek hukum hanya fungsi-fungsi
sosial yang harus dilaksanakan. Manusia sajalah sebagai subyek hukum, selain
manusia tidak ada subyek hokum.

Anda mungkin juga menyukai