L
DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
DI RUANG NAKULA RSUD BANYUMAS
Oleh :
YUN AFNI
( NIM : 10.093 )
i
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.L
DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
DI RUANG NAKULA RSUD BANYUMAS
Oleh :
YUN AFNI
( NIM : 10.093 )
ii
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 10.093
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar benar yang saya tulis merupakan hasil karya sendiri dan bukan
merupakan pengambil tulisan orang lain yang saya akui sebagai tulisan saya
sendiri. Apabila dikemudian hari, terbukti karya tulis hasil jiplakan maka saya
Banyumas, …………….2014
Pembuat Peryataan,
Yun Afni
Mengetahui :
iii
H ALAMAN PESETUJUAN
NIM : 10.093
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
YUN AFNI
10.093
DEWAN PENGUJI
Penguji I
Wahju Purbo Juwono.,SKM.,M.kes.(Epipd) (…………………...……….)
NIK .003121998
Penguji II
Ns. Wiwik Priyanti, S.Pd., .Kep) (…………………...……….)
NIK. 008011998
(Ns. Roni Purnomo.,S.Kep) (…………………...……….)
NIK. 053102007
Mengesahkan,
Direktur
Akademi Kepreawatan “Yakpermas” Banyumas
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapt terwujud tidak
leaps dari bantuan baerbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati
4. Bu Fida, Bu Eni dan Pak Roni yang membimbing dalam pencarian referensi.
vi
6. Ibuku tercinta yang dengan tulus dan ikhlas memberikan semangat,
ini.
kelas III B Angkatan 2010, serta semua pihak yang telah membantu dalam
Akhir kata dan besar harapan penulis mudah mudahan karya tulis ilmiah ini
Wassalalmualaikum wr.wb
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang……………………………………………………………………..1
Tujuan……………………………………………………………………………..4
Batasan Masalah…………………………………………………………………...4
BAB II KONSEP DASAR
Definisi…………………………………………………………………………….5
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian…………………………………………………………………...14
B. Pengkajian………………………………………………………………………….15
C. Analisa Data…………………………………………………………………….…16
D. Diagnose Keperawatan………………………………………………………19
E. Implementasi ……………………………………………………………..…20
F. Evaluasi…………………………………………………………………...…33
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………34
Saran……………………………………………………………………………..36
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...…………37
LAMPIRAN…………………………………………………………………......38
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah suatu keadaan sehat, baik secara fisik,mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup untuk produktif secara sosial dan
ekonomis.
jiwa, kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat
komunitasnya.
mental masyarakat dimana klien berada. Selain keterampilan teknik dan alat
1
Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1.7 per mil.
dan Jawa Tengah. Proporsi Rumah Tangga (RT) yang pernah memasung
Anggota Rumah Tangga (ART) gangguan jiwa berat 14,3 % dan terbanyak
pada penduduk yang tinggal di pedesaan (18,2%), serta pada kelompok yang
psikomotor, kemauan, afek emosi dan persepsi. Akibat dari gejala yang
diri, resiko menciderai diri dan orang lain, menarik diri, dan harga diri
2
menyebabkan manusia semakin sulit menghadapi tekanan-tekanan hidup
yang datang. Kondisi kritis ini juga membaw dampak terhadap peningkatan
akibat maka akan timbul gangguan jiwa khususnya pada ganggguan isolasi
sosial: Menarik diri dalam tingkat ringan ataupun berat yang memerlukan
penanganan dirumah sakit baik dirumah sakit jiwa atau diunit perawatan
diterima, kesepian dan tidak mampu menbina hubungan yang berarti dengan
orang lain.
Daerah Surakarta pada bulan Januari dan Februari 2015, ditemukan masalah
keperawatan pada klien rawat inap dan rawat jalan yaitu Halusinasi
perawatan Diri 1.634 klien, Isolasi Sosial 1.617 klien, Harga Diri Rendah
3
keuntungan dari berinteraksi dengan orang lain sehingga diharapkan mampu
tersebut.
B. Tujuan
C. Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah pada penulisan karya tulis ilmiah ini dengan
4
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
diri adalah usaha menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain di sekitarnya. Pasin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak
(Keliat, 2011).
yang dialami seseorang karena merasa ditolak, tidak diterima, dan bahkan
1. Rentang Respon
5
dikenali pada masa remaja atau lebih awal dan berlanjut sepanjang
a. Menyendiri
telah terjadi atau dilakukan dan suatu cara mengevaluasi diri dalam
menentukan rencana-rencana.
b. Otonomi
c. Kebersamaan
6
dan menerima dalam hubungan interpersonal.
d. Saling ketergantungan
tersebut adalah:
a. Manipulasi
frustasi dan dapat menjadi alat untuk berkuasa pada orang lain.
b. Impulsif
penilaian.
c. Narsisme
penghargaan dan mudah marah jika tidak mendapat dukungan orang lain.
d. Isolasi sosial
7
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
2. Etiologi
a. Faktor predisposisi
8
Masa dewasa Menjadi saling bergantung antara orang tua dan teman,
muda mencari pasangan, menikah dan mempunyai anak
Masa tenga baya Belajar menerima hasil kehidupan yang sudah dilalui
Berduka karena kehilangan dan mengembangkan
Masa dewasa tua
perasaan ketertarikan dengan budaya
keluarga.
4) Faktor biologis
9
otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbic dan
daerah kortikal.
b. Faktor presipitasi
1) Faktor eksternal
2) Faktor internal
3. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan isolasi sosial:
berikut:
a. Gejala Subjektif
lain.
lain.
10
5) Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
b. Gejala Objektif
7) Kurang spontan
11
17) Rendah diri
pada posisitidur).
4. Patopsikologi
sehubungan rasa bersalah, marah, sepi dan takut dengan orang yang
meningkatkan kecemasan.
12
dari peningkatan respon psikofisiologis yang adaptif, motifasi
13
BAB III
PEMBAHASAN
dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak
yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada pehatian dan tidak
A. Pengkajian
merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap
metode auto anamnese atau pengkajian langsung pada klien dan allo
anamnase atau pengkajian pada orang lain serta status rekam medik klien.
14
B. Pengkajian Dilakukan pada Tanggal 7-10 Juni 2014
1. Identitas Klien
3. Alasan Masuk
Alasan klien masuk rumah sakit jiwa yaitu 2 minggu sebelumnya klien
malu dan juga merasa dirinya dimusuhi oleh adik kandungnya hingga
15
C. Analisa Data
Hari/
Data Fokus Masalah Etiologi
Tanggal
Sabtu, DS : Perubahan Menarik diri.
7 Juni 2014 Tidak didapatkan persepsisensor:
data subjektif. Halusinasi.
DO:
1. Sering terlihat
melamun.
2. Klien tampak
bingung dan
bicara sendiri.
3. Klien kurang
kooperatif dan
menundukan
kepala saat
wawancara.
4. Pendiam dan suka
menyendiri.
16
pekerjaandan
penghasilan
sendiri.
3. Klien memilih
memendam
masalahnya
sendiri.
DO:
1. Klien tampak
lemah dan tidak
bersemangat.
2. Kontak mata
kurang.
3. Klien lebih
sering
menyendiri dan
jarang mengikuti
kegiatan
diruangan.
Senin, DS: Gangguan Koping individu tidak
1. Klien konsep diri: evektif.
10 Juni 2014
mengatakan Harga diri
merasa malu dan rendah
minder dengan
keadaanya.
2. Klien merasa
malu karena
tidakmempunyai
pekerjaan dan
penghasilan.
17
3. Klien lebih
memilih
memendam
masalahnya
sendiri.
DO.:
1. Klien tampak
lemah dan
bersemangat.
2. Klien sering
menunduk.
3. Kontak mata
kurang.
18
Pohon Masalah
D. Diagnose Keperawatan
Keliat, 2005) adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien
baik aktual maupun potensial. Schult dan Videbeck dalam Nurjanah (2005)
menyatakan bahwa diagnosa terdiri dari masalah atau respon klien dan
catatan rekam medik klien karena tidak sesuai dengan hasil pengkajian dan
kondisi klien saat ini. Penulis mengambil satu prioritas diagnosa masalah
yaitu gangguan isolasi sosial menarik diri, karena adanya prilaku klien
19
mempunyai teman dekat, merasa malu berhubungan dengan orang lain, suka
lain cara bicara klien lambat dengan suara rendah, apatis, tidak mau
dengan posisi fetus, jarang mengobrol dengan klien lain maupun perawat,
efek tumpul, kurang kooperatif, sering menyendiri, dan kontak mata sedikit.
Pohon masalah yang ditemukan pada kasus ini sesuai dengan teori
Keliat (2005) yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah merupakan
penyebab sedangkan isolasi sosial: menarik diri menjadi masalah utama dan
E. Implementasi
tindakan. Perawat juga menilai kembali apakah tindakan aman bagi klien.
20
Setelah tidak ada hambatan maka tindakan keperawatan boleh
membuat kontrak dengan klien yang isinya menjelaskan apa yang akan
dan perawat jika tindakan berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi
aspek legal.
21
2014 ada tambahan tindakan keperawatan yaitu menayakan orang
dapat mengingat-ingat apa yang telah diajarkan perawat pada hari ini.
tahun 2014, klien harus dilatih berkenalan dengan 2 orang dalam satu
dilakukan perawat pada tanggal 9 Juni 2014 jam 09.30 WIB dengan
bertahap, pada tahap pertama ini Tn.L akan berkenalan dengan seorang
22
dengan perawat lain di ruangan.
2014, klien harus latihan dengan 4-5 orang dalam satu hari sambil
pertama dan kedua. Respon Tn.L adalah Tn.L mampu mengingat apa
yang telah di pelajari pada strategi pelaksanaan kedua dan ketiga. Pada
kooperatif dari sebelumnya, namun Tn.L tidak bisa fokus saat berkenalan
Diagnosa
Tanggal, Pukul Implementasi Respon hasil Ttd
keperawatan
Sabtu, Resiko gangguan SP1: 1. S:
7 Juni 2014 sensoripersepsi: 1. Membina hubungan 2. Klien menjawab
Jam 09. 30 Halusinasi saling percaya. salam perawat.
berhubungan 2. Membantu klien 3. Klien
dengan menarik mengenal. mengatakan
Diri. namanya Tn.L.
4. Ssenang
23
Penyebab isolasi sosial : dipanggilTn.L.
5. Klien
1. Membantu klien
mengatakan
mengenal keuntungan
kabarnya baik.
berhubangan dan 6. Klien
mengatakan
kerugian tidak
tidak mau
berhubungan dengan
bergaul dengan
orang lain. orang lain
Karena malas
2. Mengajarkan klien
dan malu.
cara berkenalan.
7. Klien
3. Memasukan ke jadwal mengatakan
keuntungan
harian klien.
berinteraksi
dengan orang
lain adalah
banyak teman
banyak ilmu.
8. Klien mengatkan
kerugian tidak
berinteraksi
dengan orang
lain adalah
tidak punya
teman.
9. Klien
mengatakan mau
berkenalan
24
dengan orang
lain.
O:
1. Klien menjawab
salam perawat
dan
mengungkapkan
alasan menarik
diri.
2. Klien mengerti
tentang manfaat
berinteraksi dan
kerugian tidak
berinteraksi
dengan orang
lain.
3. Kontak mata
sedikit mulai
berkurang.
memulai
pembicaraan.
5. Klien kurang
25
kooperaif sering
menunduk dan
kurang fokus
pada
pembicaraan.
A:
1. Klien mampu
mempraktekan
cara berkenalan.
P:
1. Motivasi klien
untuk belajar
berkenalan
dengan perawat.
2. Anjurkan klien
untuk
memasukan ke
jadwal kegiatan
harian.
Perawat:
1. Evalusi SP1
2. Ajarkan klien
untuk
26
berinteraksi
dengan perawat
lain(SP2).
Minggu, SP2: S:
bertahap(berkenal 2. Klien
perawat kemarin
yaitu cara
tentang
berkenalan.
3. Klien
mengatakann
mau.
4. Berkenalan
dengan perawat.
O:
27
1. Klien tampak
lebih semangat.
2. Kontak mata
mulai ada.
tersenyum
sedikit.
4. Klien tampak
lebih kooperatif
dari sebelumnya.
A:
1. Klien mampu
mengulang cara
berkenalan (SP1).
2. Klien mampu
berkenalan
dengan
perawat
lain(SP2).
P:
Klien:
1. Motivasi klien
untuk berkenalan
28
dan berinteraksi
dengan perawat
lain.
2. Anjurkan klien
untuk
memasukan
jadwal harian.
Perawat:
SP2
2. Ajarkan klien
untuk berkenalan
dengan orang
lain.
Minggu, SP3: S:
29
SP1 yaitucara
berkenalan
dengan perawat
yang l ain.
3. Klien mengatakan
mau berkenalan
lain.
O:
1. Klien lebih
kooperatif dari
sebelumnya.
fokus dengan
lebih terbiasa
dengan perawat.
A:
1. Klien mampu
mengulang SP1
yaitu cara
berkenalan dan
30
SP2 yaitu
berkenalan
dengan perawat
lain.
2. Klien belum
Mampu
melakukan SP3
yaituberkenalan
P:
Klien :
1. Motivasi klien
untuk berkenalan
dengan klien
yang lain.
2. Ajarkan klien
untuk untuk
memasukan ke
jadwal harian.
Perawat :
SP2 Ulangi
tindakan untuk
31
SP3 karena belum
optimal.
32
F. Evaluasi
dilakukan. Evaluasi dibagi dua, yaitu evaluasi proses dan formatif yang
klien dan tujuan khusus serta umum yang telah dilakukan. (Keliat, 2005).
pada akhir tindakan perawatan klien dan SOAP terdiri dari respon subjektif,
respon objektif, analisi dan perencanaan. Evaluasi ini dilakukan setiap hari
pelaksanaan pertama yang dilakukan pada tanggal 16 april 2015 jam 09.30
Juni 2014 jam 09.30 WIB adalah Tn .S mampu untuk mengulangi strategi
33
pelaksanaan pertama dan mampu berkenalan dengan seorang perawat
Tn .S BERHASIL.
tanggal 18 april 2015 jam 10.30 WIB adalah Tn .S lebih kooperatif dari
klien lain Tn .S tidak bisa fokus saat berkenalan dengan klien lain karena
34
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan setudi kasus keperawatan pada Tn.L dengan gangguan isolasi sosial
malu pada orang lain, tidak tidak mampu berkosentrasi dan membuat
menjauh dari orang lain tidak ada kontak mata, berdiam diri di kamar.
umum klien dapat berinteraksi dengan orang lain. Untuk tujuan pertama
dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,
35
secara bertahap, dan tujuan khusus kelima klien mendapat dukungan
klien lain karena Tn.L merasa malu dan menolak tanpa meberikan
36
perawat. Selain itu proses keperawatan keluarga tidak dapat tercapai
karena selam proses keperawatan pada klien tidak ada keluarga yang
menjenguk.
B. Saran
1. Rumah Sakit
2. Institusi Pendidikan
3. Penulis
37
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes Ri
Dermawan D Dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP).
Jakarta: Salemba Medika
Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Keliat, B.A, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHM
(BasikCourse). Jakarta: EGC
Keliat, B.A, dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Kusumawati F dan Hartono Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika
Nurjanah, Intan Sari. 2005. Komunitas Keperawatan. Yogyakarta: Moco Medika
Rusman.2009.Keperawatan Kesehatan Mental Terintegrasi dengan
Keluarga.
Jakarta: Sagung Seto Riyardi S dan Purwanto T. 2013. Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta: GRAHAILMU
Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Surtiningrum, Anjas. 2011. Pengaruh Terapi Suportif Terhadap
Kemampuan Bersosialisasi Pada Klien Isolasi Sosial Di Rumah
Sakit Jiwa Daerah DrAmino Gondohutomo Semarang. Thesis. Depok:
FIK UI Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperatan Jiwa. Jakarta: EGC
Stuart, G.w & Sundeen, S.J. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan).
Ed. 3. Jakarta: EGC
Townsend, M.C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Yosep, Igus. 2007. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: Refika Adiutama
38