CLAUDEA B. PASANEA
NIM : P07120216 009
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Usulan Karya Tulis Ilmiah Yang saya tulis ini adalah
benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Pembuat Pernyataan
Claudea B. Pasanea
NIM : P07120216 009
Mengetahui:
Usulan Karya Tulis Ilmiah oleh Claudea B. Pasanea, NIM. P07120216 009
Dengan judul ” Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Pendengaran Akibat Barotrauma
Telinga Karena Menyelam Dalam Pemberian Pendidikan Kesehatan Di Puskesmas Ohoitahit ”
telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Usulan Karya Tulis Ilmiah oleh Claudea B Pasanea dengan judul Asuhan Keperawatan Pada
Klien Gangguan Pendengaran Akibat Barotrauma Telinga Karena Menyelam Dalam Pemberian
Pendidikan Kesehatan Di Puskesmas Ohoitahit telah dipertahankan di depan dewan penguji pada
tanggal 05 Maret 2019
Dewan Penguji
Penguji Ketua
Mengetahui
Ketua Program Studi
Puji Tuhan penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
penyertaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Usulan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Pendengaran Akibat Barotrauma
adapun maksud dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu untuk memenuhi salah satu syarat
Maluku. Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan,
namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
2. dr. K. Notanubun/L, M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara.
3. Ns. Lucky H. Noya, S.Kep.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi Keperawatan Tual,
sekaligus Penguji I.
8. Kedua Orang Tua, yang selalu memberikan kasih sayang, semangat serta motivasi kepada
saya.
9. Kakak dan Adik, serta saudara-saudara yang selalu memberi semangat.
13. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah Ini.
Penulis menyadari sungguh bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sehingga hasil dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada khususnya
(Penulis)
DAFTAR ISI
Daftar Pustaka
Daftar Lampiran
Lampiran :
I. Jadwal Kegiatan
II. Informasi dan Pernyataan Persetujuan
III. Penjelasan untuk mengikuti penelitian
IV. Bukti proses bimbingan
V. Surat permohonan bantuan data
VI. Surat permohonan kesediaan menguji
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara bahari dimana luas laut 2/3 total luas seluruh wilayah
dengan jumlah pulau 13.466 yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Zona Eksklusif
Ekonomi (ZEE) 200 mil dari garis pantai dimana garis pantai 95.181 km. Dengan demikian
banyak pekerja yang bekerja di wilayah perairan seperti: peselam professional (pekerja rig
untuk pengeboran minyak lepas pantai, pemasangan dan pengelasan pipa dalam laut dll),
peselam dengan kompresor konvensional (peselam mutiara, nelayan peselam ikan hias,
moro ami, petani rumput laut), penyelam militer dan penyelam tahan nafas tanpa alat.
Menurut survey dari 251 responden peselam di 9 (Sembilan) propinsi di Indonesia, teknik
menyelam yang digunakan 56,6% peselam tahan nafas, 33,9 % peselam kompresor dan
Keluhan yang sering didapat dari 251 responden peselam tersebut antara lain 21,2%
pusing/sakit kepala, 12,6% lelah, 12,5% pendengaran berkurang, nyeri sendi 10,8%,
perdarahan hidung 10,2%, 9,7 % sakit dada/ sesak, 6,4 % penglihatan berkurang, 6,0%
bercak merah di kulit, 5,6% gigitan binatang, 3,2 % lumpuh dan 1,7 % hilang kesadaran
(Matra 2009).
Gangguan pendengaran atau tuli merupakan salah satu masalah yang cukup serius dan
kemampuan untuk mendengar bunyi dalam cakupan frekuensi yang normal untuk didengar
(Beatrice, 2013). Gangguan pendengaran dapat mengenai salah satu atau kedua telinga
dkk, 2014). Menurut Masner dkk, sekitar 4,1% orang di dunia mengalami gangguan
pendengaran dengan tingkat sedang hingga berat pada tahun 2002 (Rahadian, 2011).
Survey yang dilakukan oleh Multi Center Study (MCS) menunjukan bahwa Indonesia
Tenggara yaitu (4,6%). Tiga negara lainnya adalah Sri Lanka (8,8%), Myanmar (8,4%) dan
India (6,3%). Walaupun bukan yang tertinggi tetapi prevalensi 4,6% merupakan angka yang
cukup tinggi untuk menimbulkan masalah sosial di tengah masyarakat, misal dalam hal
berkomunikasi(Tjan 2013).
Ketika seseorang menyelam, karena perbedaan kedalaman akan ada perbedaan tekanan
udara didalam telinga dengan lingkungan sekitar. Semakin dalam seseorang menyelam,
maka tekanan akan semakin tinggi sehingga bisa menimbulkan barotrauma yang
menyebabkan rasa tidak nyaman ditelinga. Menyelam dapat merusak pendengaran karena
tingginya tekanan didasar laut. Tak jarang para penyelam mengeluhkan suara berdengung,
Barotrauma adalah kerusakan jaringan yang dihasilkan dari efek langsung tekanan.
udara didalam ruang telinga tengah pada waktu tekanan air bertambah ataupun berkurang.
Perubahan yang ekstrim atau ketidakseimbangan antara tekanan lingkungan dan tekanan
dalam yang berhubungan dengan rongga tubuh dapat menyebabkan kerusakan fisik lapisan
jaringan pada rongga. Rongga tubuh yang paling beresiko mengalami barotrauma adalah
telinga tengah, sinus paranasal, peru-paru. Peran perawat merupakan pemberi pelayanan
ditatanan kesehatan secara langsung baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit (IDAI, 2008).
Menurut Kepmenkes RI No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik perawat,
perawat adalah seseorang yang lulus pendidikan perawat, baik didalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perawat adalah
sampai pada evaluasi hasil baik medik maupun bio-psikososio-spiritual (Ali H.Z, 2002: 43).
tahun terakhir yaitu pada tahun 2016 : 144 orang, 2017 : 88 orang, 2018 : 35 orang, hal ini
membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Asuhan keperawatan pada
1.2.1. Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah dalam studi kasus ini
1.3.1. Tujuan dari studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi dan menambah pengetahuan pada
TINJAUAN PUSTAKA
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan.pada tahap ini semua data
2.1.1.1. Identitas Pasien, meliputi nama pasien, tanggal lahir, alamat, pekerjaan,
2.1.1.4. Riwayat Psikososial Spiritual meliputi data Psikologis, data Sosial, data
Spiritual
2.1.1.5. Riwayat Aktivitas Sehari-hari meliputi nutrisi, eliminasi, istirahat dan tidur,
kebersihan diri
pemeriksaan laboratorium
1. DS :
Keluarga klien mengatakan bahwa :
2. DO :
a. lambat respon terhadap rangsang suara
1. DS :
Klien mengatakan bahwa :
2.1.3. Intervensi
Dx 1.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
dengan baik dan klien dapat menerima pesan perawat secara cepat
Dx 2.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
dialami
pengetahuan klien
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria
2.2.1. Pengertian
Terjadi apabila sel-sel dalam telingaatau saraf auditori rusak. Kondisi ini
bersamaan.
Telinga manusia yang berjumlah 2 buah mempunyai peran yang sangat vital yaitu
telinga terbagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar,tengah dan dalam yang semuanya
Telinga bagian luar secara struktur terdiri dari auricula, meatus auditori
Telinga dalam terdiri dari koklea yang terbagi menjadi 3 kompartemen skala
dengan jendela bundar dan skala timpani berhubungan dengan jendela oval.
Organ corti merupakan ujung saraf yang berperan sebagai reseptor untuk
dari getaran perilimfe menjadi implus elektrokimia melalui sel rambut organ
sensorik maka dapat dilakukan tes pendengaran dengan menggunakan metode tes
Tes bisik merupakan suatu tes pendengaran dengan memberika suara bisik
berupa kata kepada telinga penderita. Hasil tes berupa jarak pendengaran,
yaitu jarak Antara pemeriksa dan penderita. Suara berbisik nilai normal ialah
5/6-6/6.
murni dengan berbagai intensitas dan frekuensi yang dapat diatur oleh
harus memberi tanda pada saat mendengar bunyi atau saat bunyi menghilang.
Hasil tes untuk mengetahui ringan atau berat ketulian (Satyanegara 2010).
2.2.4.1. Penuaan atau suara keras yang dapat merusak rambut atau sel-sel saraf yang
2.2.4.2. Kotoran telinga berlebihan dapat menghambat saluran telinga dan pergerakan
gelombang suara
2.3.1. Pengertian
dengan tekanan udara di sekitarnya. Barotrauma yang paling banyak dialami adalah
barotrauma telinga. Kondisi tersebut terjadi ketika gendang telinga menjadi tegang
dan tertarik akibat perbedaan tekanan di dalam dan luar telinga. Barotrauma telinga
merupakan cedera yang paling sering mengenai penyelam akibat kegagalan tuba
eustachius untuk menyamakan tekanan Antara telinga tengan dan lingkungan saat
tersebut, tekanan udara di luar telinga akan jauh lebih tinggi sehingga akan menekan
gendang telinga. Gendang telinga yang tertekan ke dalam ini tidak mampu
akan terganggu. Apabila perbedaan tekanan ini tidak segera distabilkan, akan muncul
rasa nyeri pada telinga pada telinga. Selain itu, penyumbatan tuba eustachius
ini banyak dijumpai pada orang-orang yang menderita alergi, infeksi aktif, serta pilek.
Faktor risiko barotrauma telinga pada anak umumnya adalah karena ukuran tuba
eustachius mereka yang lebih kecil dibanding orang dewasa sehingga mudah
terhambat.
Gejala umum yang dirasakan penderita barotrauma telinga adalah pusing, telinga
terasa tidak nyaman dan penuh, serta pendengaran berkurang atau sulit mendengar
2.3.4. Pengobatan
penanganan mandiri guna meredakan efek tekanan udara pada telinga, antara lain:
2.3.4.1. Menguap. Aktivitas menguap ini akan membuka tuba eustachius, sehingga
2.3.4.2. Mengunyah permen saat pesawat mulai mendarat agar udara mengalir ke
tuba eustachius. Untuk bayi, beri air minum atau susu saat pesawat mau
2.3.4.3. Usahakan tidak tidur saat pesawat akan mendarat agar bisa menelan untuk
2.3.4.4. Lakukan manuver vasalva. Tarik napas lalu keluarkan udara perlahan
dengan menutup mulut dan hidung. Ulangi gerakan ini setiap beberapa menit
2.3.4.5. Hindari penggunaan penyumbat telinga saat pesawat akan lepas landas
atau mendarat.
atau pereda sakit (analgesik) juga dapat menghilangkan rasa tidak nyaman pada
dokter dapat memberi obat dekongestan dan antihistamin oral, obat semprot
dekongestan, serta obat tetes telinga untuk anak-anak guna meredakan nyeri saat naik
pesawat. Dalam kasus barotrauma kronis, maka salah satu pilihan yang dapat
dilakukan adalah operasi. Tindakan ini untuk menstimulasi aliran udara ke telinga
2.3.5. Komplikasi
secara mandiri. Namun jika kondisinya serius dan berlangsung dalam jangka waktu
dan karakteristik pekerjaan. Selain itu, faktor alat selam yang digunakan, masa kerja,
2.4.1. Pengertian
Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air, dengan atau
seorang diri. Bila terjadi suatu kejadian darurat yang membahayakan keselamatan
jiwa dan raga, tidak akan ada orang yang mengetahui dan membantu kesulitan
tersebut. Oleh karena itu dunia penyemalan menganut dan mempraktekkan prinsip
penyelaman yang mengatakan never dive alone. Jadi menyelamlah selalu dalam suatu
lain kedalaman, tujuan, dan jenis peralatan yang digunakan. Jika kedalaman yang
gravitasi. Tekanan yang tinggi pada kedalaman yang tinggi pada kedalaman berasal
olahraga lainnya, hal ini disebabkan karena ada beberapa kondisi khusus yang
mata, otak.
1. Sistem pernapasan
4. Pengaruh kejiwaan
5. Faktor adaptasi
1. Barotrauma
2. Vertigo
4. Hipotermia
5. Dekompresi
6. Terbius nitrogen
7. Keracunan oksigen
kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal – hal yang merugikan
kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan
1) Tahu (know)
sebelumnya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
3) Aplikasi (aplication)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
2) Merespon (responding)
3) Menghargai (valuing)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
1) Persepsi (perception)
Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
3) Mekanisme (mecanism)
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara
berbeda. Misalnya:
(UKS)
2) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat
karyawan.
5) Rehabilitasi (rehabilitation)
suatu latihan yang baik dan benar sesuai program yang ditentukan,
bersangkutan.
digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai
kelompok yang besar metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektifitas
1) Kelompok Besar
itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara
2) Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang disebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain diskusi
pes an kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau
menggunakan atau melalui media massa. Contoh metode ini antara lain:
METODOLOGI PENULISAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan
Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien gangguan
Subyek dalam penelitian ini adalah dua pasien gangguan pendengaran akibat
Ohoitahit, dengan menggunakan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebagai berikut :
3.2.1. Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap populasi yang dapat
Ohoitahit
Fokus studi kasus dalam penelitian ini adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang
3.4.1. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau langkah keperawatan yang diawali dari
3.4.2. Gangguan pendengaran adalah gangguan yang dialami seseorang yang biasa disebut
tuli
3.4.3. Barotrauma telinga adalah gangguan jaringan di telinga yang disebabkan oleh
3.4.4. Menyelam adalah suatu kegiatan di dalam air untuk melakukan tujuan tertentu
3.4.5. Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
3.5.1. Tempat penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah di Puskesmas Ohoitahit
3.5.2. Waktu pelaksanaan yang dilakukan oleh penulis adalah bulan Februari-Maret 2019.
Pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
3.6.1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan
1. Wawancara
2. Observasi
3.6.2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan medis, catatan keperawatan
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan cara mengukur secara sistematis
pedoman pengkajian, selanjutnya memproses data dengan tahapan pengkajian, analisa data,
diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, dan evaluasi. Pengkajian data dalam karya
Menurut Notoatmodjo (2010), masalah etika penelitian keperawatan sangat penting karena
penelitian ini berhubungan langsung dengan manusia, sehingga perlu memperhatikan hal-
Informed concent merupakan lembar persetujuan yang akan diteliti agar subyek
mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila responden tidak bersedia maka peneliti
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan kepada pihak yang terkait
dengan peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Suzanne c.Smaltzer., Brenda g. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Vol 3. Hal 2035. Jakarta. EGC
Dewi Yamima. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.
Jogjakarta. flashbook
Potter, P.A, Perry, A.g, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4. Jakarta. EGC
https://m.detik.com/health/berita-detikhealth/angka-ketulian-di-maluku-tinggi-karena-banyak-
penyelam
Amin Huda, Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis : Nanda Nic Noc. Jilid 2.
Jakarta. Mediaction
https://media.neliti.com/media/publications/61633-ID-analisis-gangguan-pendengaran-pada-
penyelam.pdf
Rahmadayanti. 2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat : Faktor resiko gangguan akibat penyelaman
pada penyelam tradisional. pdf
https://www.alodokter.com/barotrauma
Herawati dkk. 2001. Konsep atau Metode Pendidikan Kesehatan. Jakarta. Salemba Medika
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN
(PSP)
1. Kami adalah Peneliti berasal dari Program Studi Keperawatan Tual dengan ini meminta
anda untuk berpartisipasi dengan suka rela dalam penelitian yang berjudul asuhan
keperawatan pada klien gangguan pendengaran akibat barotrauma telinga karena
menyelam dalam pemberian pendidikan kesehatan di puskesmas ohoitahit
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah dapat melakukan penatalaksanaan pada klien
gangguan pendengaran akibat barotrauma telinga karena menyelam dalam pemberian
pendidikan kesehatan secara baik dan benar yang dapat memberi manfaat berupa
peningkatan mutu palayanan kesehatan secara komprehensif. Penelitian ini akan
berlangsung selama kurang lebih 2 minggu
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15-20 menit.
Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu khawatir karena
penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan/pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini adalah Anda
turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan yang diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi saudara sampaikan akan tetap
dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini, silahkan
menghubungi peneliti pada nomor Hp :
PENELITI
CLAUDEA B. PASANEA
NIM. P07120216 009
INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh
Claudea B. Pasanea dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Pendengaran
Akibat Barotrauma Telinga Karena Menyelam Dalam Pemberian Pendidikan Kesehatan Di
Puskesmas Ohoitahit
Yang Memberikan
Persetujuan
………………………………
Saksi
……………………………..
Peneliti
CLAUDEA B. PASANEA
NIM. P07120216 009
Jadwal penelitian
Bulan
No Kegiatan
Januari Februari Maret April
1 Konsultasi judul proposal
2 Konsultasi proposal
3 Perbaikan proposal
4 Seminar proposal
5 Penelitian
6 Analisa data
7 Penyusunan hasil
8 Seminar hasil
9 Perbaikan hasil