Anda di halaman 1dari 11

Kamis 27 Mei 2021

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN NYERI TELINGA


PASCA MENYELAM DALAM PEMBERIAN EDUKASI TENTANG
BAROTRAUMA TELINGA DI DESA TAMEDAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMEDAN

Ketua Penguji
Dr. Agnes Batmomolin.,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Anggota Penguji I
Ns. Lucky. H. Noya. S.Kep.,M.Kep
Diajukan oleh:
Anggota Penguji II Rifdayani Rahman
John D. Haluruh. S.ST,.M.Kes
NIM: : P0712020218082

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL


JURUSAN KEPERAWATAN AMBON
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Indonesia merupakan negara bahari dimana luas laut 2/3 total luas seluruh wilayah dengan jumlah
pulau 13.466 yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE) 200 mil dari
garis pantai dimana garis pantai 95.181 km. Dengan demikian banyak pekerja yang bekerja di wilayah
perairan seperti penyelam.
• Kegiatan penyelaman memiliki prosedur standar, namun beberapa penyelam tradisional tidak
mengetahuinya. Nelayan penyelam tradisional pantai Maluku selama ini menggunakan teknik
tradisional yang belum sesuai dengan kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja khususnya
peraturan penyelaman berulang. Aktifitas menyelam mempunyai efek jangka panjang pada fisiologi
tubuh manusia. Perubahan fisiologis dapat terlihat dari manifestasi gejala baratroma.
• Tekanan yang meningkat pada penyelam menyebabkan barotrauma yang berefek pada beberapa
bagian tubuh yaitu telinga, paru-paru dan muka Kartono SA(2017) Telinga adalah salah satu organ
tubuh yang sangat sensitif terhadap perubahan tekanan udara ataupun air Dimana pada saat
penyelam turun dan tekanan air naik menyebabkan tekanan yang makin tinggi pada permukaan luar
gendang telinga. Dalam kondisi ini saluran tuba eustachius akan terbuka dan tekanan udara dibagian
belakang gendang telinga akan menyeimbangkan dengan tekanan diluar.
• Untuk dapat mencegah terjadinya baratroma telingah pada penyelam, perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan terutama perencanaan keperawatan dapat bersifat edukatif
• Berdasarkan data yang didapat dari kepala Desa Tamedan jumlah kepala keluarga yang berada pada
Desa Tamedan sebanya 250 KK diantaranya 125 KK, sebagai Penyelam dan sebagai PNS sebanyak 25
KK, serta sebagai Petani sebanyak 50 KK, serta hasil wawancara awal dengan Petugas Puskesmas
Tamedan, didapatkan data tiga tahun terakhir sebanyak 105 penderita baratroma telinga, pada tahun
2018 sebanyak. 60 penderita baratroma telinga, serta pada tahun 2019 sebanyak 40 baratroma
telinga dan pada tahun 2020 sebanyak 15 penderita baratroma telinga yang tersebar dalam wilayah
binaan Puskesmas Tamedan, (Register Rawat Jalan PKM Tamedan (2017-2020).
• Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus dengan
judul:“asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri telinga pasca menyelam dalam pemberian
edukasi tentang barotrauma telinga di Desa Tamedan wilayah kerja Puskesmas Tamedan”.
• Rumusan Masalah
• Berdasarkan latar belakang diatas, maka hal yang menjadi masalah dalam studi kasus ini adalah
“Bagaimanakah : asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri telinga pasca menyelam dalam
pemberian edukasi tentang barotrauma telinga di Desa Tamedan wilayah kerja Puskesmas Tamedan”.
• Tujuan Studi Kasus
• Tujuan dari studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri
telinga pasca menyelam dalam pemberian edukasi tentang barotrauma telinga di Desa Tamedan
wilayah kerja Puskesmas Tamedan”.
Manfaat Studi Kasus
• Bagi pasin dan Masyarakat
• Dapat memberikan manfaat bagi masyarakat terutama bagi penyelam tradisional tentang
bahaya penyelaman tampa prosedur yang tepat
• Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
• Dapat dijadikan sebagai referensi tambahan dalam meningkatkan mutu program pelayanan
asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri telinga pasca menyelam dalam pemberian
edukasi tentang baratroma telinga
• Bagi Institusi Pendidikan
• Dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi istitusi dalam mengembangkan asuhan
keperawatan agar setiap mahasiswa yang membacanya dapat mengetahui asuhan
keperawatan pada pasien dengan nyeri telinga pasca menyelam dalam pemberian edukasi
tentang baratroma telinga
•Bagi Penulis
• Memperoleh pengalaman nyata dan menambah wawasan dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien dengan nyeri telinga pasca menyelam dalam pemberian edukasi
tentang baratroma telinga
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Asuhan Keperawatan Baratroma Telinga

2.2. Konsep Baratroma Telinga


BA
B2 2.3. Konsep Penyelam

2.4. Konsep Pemberian Edukasi Kesehatan


BAB 3
METODOLOGI PENULISAN
3.1. Rancangan Studi Kasus
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan nyeri telinga pasca
menyelam dalam pemberian edukasi tentang baratroma telinga di Desa Tamedan Wilayah Kerja
Puskesmas Tamedan
3.2. Subjek Studi Kasus
Subjek dalam penelitian ini sebanyak 2 orang subjek dengan nyeri telinga pasca menyelam dalam
pemberian edukasi tentang baratroma telinga
3.3. Fokus Studi Kasus
Fokus studi dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pasien dengan nyeri pasca menyelam
3.4. Definisi Operasional
3.4.1. Asuhan keperawatan adalah suatu proses asuhan atau tindakan keperawatan yang diawali
dengan pengkajian keperawatan sampai dengan evaluasi.
3.4.2. Nyeri telinga yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan akibat perbedaan tekanan dalam tubuh
dengan tekanan udara di sekitarnya yang disebabkan oleh proses penyelaman
3.4.3.Penyelam adalah orang yang mencari rejeki dengan cara menyelam di laut dengan menggunakan
alat sederhana
3.4.4. Edukasi adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan.
3.5. Instrumen Studi Kasus
Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan instrument yaitu lembar pengkajian dan lembar observasi yang
digunakan oleh penelitian. Data yang diperoleh dari  suatu pengukuran kemudian dianalisis dan dijadikan
sebagai bukti (evidence) dari suatu penelitian.
3.6. Tempat dan Waktu Studi Kasus
1. Tempat : Studi kasus akan dilakukan di desa Tamedan wilayah kerja Puskesmas Tamedan
2. Waktu: Studi kasus akan dilakukan pada bulan maret – april 2021
3.7. Pengumpulan Data
1. Wawancara, proses Tanya jawab antara peneliti dengan pasien atau keluarga.
2. Pemeriksaan fisik, proses langsung peneliti memeriksa tubuh pasien
3. Observasi, proses pengamatan langsung peneliti terhadap kondisi pasien
4. Studi dokumentasi pada studi kasus ini pendokumentasian diperoleh dari asuhan keperawatan yang akan
dilaksanakan
3.8. Penyajian Data
Dalam penelitian ini, analisa data dilakukan dengan cara mengukur secara sistematis hasil studi kasus ini
disajikan dalam bentuk laporan asuhan keperawatan
3.9. Etika Studi Kasus
3.8.1. Informed Concent (Lembar Persetujuan)
3.8.2. Anonymity (Tanpa Nama)
3.8.3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Anda mungkin juga menyukai