- Kebidanan
LAPORAN PENELITIAN
Oleh:
1. Levia Oktoviani NIM. 18212990
2. Dian Furwasyih, S.Keb., Bd., MSc NIDN. 1031058801
1. Judul Penelitian : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. Z dan Penerapan Posisi
Meneran di Praktik Mandiri Bidan “W” Kota Padang (studi
kasus)
2. Bidang Penelitian : Kebidanan
3. Pembimbing studi kasus :
a. Nama Lengkap : Dian Furwasyih, S.Keb., Bd., MSc
b. Jenis Kelamin :P
c. NIDN : 1031058801
d. Disiplin Ilmu : Kebidanan
e. Pangkat/Golongan : III B/ Penata Muda Tk I
f. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
g. Fakultas/Program Studi : Kebidanan Program Sarjana dan Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi
h. Alamat Kantor : Jalan Jamal Jamil Pondok Kopi, Siteba-Padang
i. Telpon/Faks/E-mail : 0751-442295
j. Alamat Rumah : Aspol Lolong Blok F no 9
k. Telpon/Faks Rumah : 085274527978
4. Mata Kuliah yang Diampu : Askeb Pada Kelompok Rentan, Askeb Persalinan
5. Penelitian Terakhir : Pengembangan Media Edukasi Auditori dan Palpatori Tanda
Tanda Bahaya Kehamilan bagi Ibu Tunanetra
6. Mahasiswa bimbingan : 1 orang
a. Nama Mahasiswa : Levia Oktoviani
7. Lokasi Penelitian : Kota Padang
8. Jumlah Biaya yang Diusulkan : Rp. 5.000.000,-
Sunesni, S.SiT.,M.Biomed
NIDN. 1016037501
ABSTRACT
In normal deliveries worldwide, 2.7 million mothers experience a tear in the birth canal. The
causes of birth canal lacerations that occur during labor are caused by several factors, including
delivery position, pushing method, delivery leadership and newborn weight. The purpose of
midwifery care is to implement a supervisory position through comprehensive midwifery care
management and SOAP documentation.
This care uses a descriptive observational design with a case study approach which was carried
out at the Independent Midwife Practice "W" in the city of Padang on April 15, 2021. The
subject of this care is Mrs. Z G4P3A0H3 39-40 weeks of gestation. Data were collected using
primary and secondary data. The tools used are the maternal format, weight scale, blood pressure
meter, stethoscope, clock, thermometer, height measuring tape, lila tape, meter (fundal height
measurement), PPE, doppler, labor set, partograph, hecting set, and handscoon.The results of
midwifery care for Mrs. Z with the application of the menan position in the independent practice
of the "W" midwife was successfully carried out because there was no perineal rupture in the
mother. During the provision of care, no complications were found and all normal delivery care
could be optimally provided to the mother.
The conclusion from the application of care in the half-sitting position for pregnant women is
effective in preventing rupture of the perineum during labor. It is hoped that for independent
practice midwives, they can apply care in a half-sitting position for maternity mothers.
Dalam persalinan normal kejadian diseluruh dunia terjadi 2,7 juta ibu bersalin mengalami
robekan jalan lahir. Penyebab dari laserasi jalan lahir yang terjadi sewaktu persalinan
dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain posisi persalinan, cara meneran, pimpinan
persalinan dan berat badan bayi baru lahir. Tujuan dari asuhan kebidanan dengan penerapan
posisi meneran melalui manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif dan
pendokumentasian SOAP.
Asuhan ini menggunakan desain obsevasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang
dilaksanakan di Praktek Mandiri Bidan “W” dikota Padang pada tanggal 15 April 2021. Subjek
asuhan ini yaitu Ny.Z G4P3A0H3 usia kehamilan 39-40 minggu. Data dikumpulkan dengan
menggunakan data primer dan sekunder. Alat yang digunakan adalah format ibu bersalin,
timbangan berat badan, tensi meter, stetoskop, jam, thermometer, pengukur tinggi badan, pita
lila, meteran (pengukur tinggi fundus), APD, doppler, partus set, partograf, hecting set, dan
handscoon.
Hasil dari asuhan kebidanan pada Ny.Z dengan penerapan posisi meneran di praktek mandiri
bidan “W” berhasil dilakukan karena tidak terjadinya rupture perineum pada ibu. Selama
pemberian asuhan, tidak ditemukan adanya komplikasi dan semua asuhan persalinan normal
dapat diberikan kepada ibu dengan optimal. Kesimpulan dari penerapan asuhan posisi setengan
duduk pada ibu bersalin efektif untuk mencegah terjadinya rupture perenieum selama persalinan.
Diharapkam bagi bidan praktik mandiri, dapat menerapkan asuhan posisi setengah duduk pada
ibu bersalin.
DAFTAR ISI...................................................................................................................................4
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................................................5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................7
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................................................11
BAB 5. PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN.............................................................................12
BAB 6. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................13
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22
LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN
WHO (Worlth Health Organization) menyatakan persalinan normal adalah persalinan yang
dimulai secara spontan (dengankekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah
pada awal persalinan dan kondisi presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42
minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik. Persalinan normal
disebut juga partus spontan. Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang
kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. (Sujiyatini, 2011 ; Pantiawati Ika, dkk, 2016)
Data yang didapatkan dari hasil Sumber Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 pada
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah ini
meningkat dibandingkan data SDKI tahun 2007 yang besarnya 228 kematian dan masih
merupakan kasus tertinggi di Asia yang dikarenakan peningkatan jumlah persalinan di Indonesia.
Padahal dari baseline MDG’s yang dimulai pada tahun 1990, AKI Indonesia sebenarnya jauh
lebih baik dibandingkan beberapa negara lain di kawasan Asia. AKI Indonesia pada tahun 1990
sekitar 390 per 100.000 kelahiran hidup, jauh lebih rendah dibandingkan Kamboja, Myanmar,
Nepal, India, Bhutan, Bangladesh dan Timor Leste. Dengan kondisi tingginya fertilitas pada usia
remaja, ini akan menimbulkan kerentan terhadap resiko kematian ibu saat melahirkan.
Melahirkan dalam usia remaja dengan pemahaman. (Istiqamah, Hidayat, Ahmad, Salbiyah,
Fitriani, 2018)
Kejadian diseluruh dunia terjadi 2,7 juta ibu bersalin mengalami robekan jalan lahir, angka
ini diperkirakan akan meningkat 6,3 juta pada tahun 2050. Penyebab dari laserasi/robekan jalan
lahir ang terjadi sewaktu persalinan dikarenakan oleh beberapa factor antara lain posisi
persalinan, cara meneran, pimpinan persalinan dan berat badan bayi baru lahir. (Pantiawati,
2016)
Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan biasa menjadi luas apabila kepala
janin lahir terlalu cepat, susut arkus pubis lebih kecil dari pada biasa sehingga kepala janin
terpaksa lahir lebih kebelakang dari pada kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan
ukuran yang lebih besar dari pada sirkumferensia suboksipitobrekmatika, atau anak dilahirkan
dengan pembedahan vagina Posisi meneran itu sendiri merupakan posisi yang nyaman bagi ibu
bersalin. Ibu bersalin dapat berganti posisi secara teratur selama persalinan kala II karena hal ini
seringkali mempercepat kemajuan persalinan dan ibu mungkin dapat meneran secara efektif
pada posisi tertentu yang dianggap nyaman bagi ibu.
Pada penelitian Suwinah dkk (2016) didapatkan hasil persalinan dengan posisi bukan
setengah duduk (terlentang, miring, lithotomi) sebanyak 50 % dan pertolongan persalinan
dengan posisi setengah duduk sebanyak 50 %. (Handayani, Sri, Triwshyuni, Yuli, 2016) Posisi
meneran pada saat persalinan ada empat macam yaitu berbaring miring ke kiri atau merangkak,
jongkok atau berdiri, duduk atau setengah duduk, dan tidur terlentang.
Dalam kenyataanya di lapangan posisi yang paling sering adalah setengah duduk namun masih
dijumpai ibu bersalin yang menghendaki posisi terlentang, miring serta pada kondisi tertentu
dengan lithotomi. (Handayani, Sri, Triwahyuni, Yuli, 2016). Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada
Ny.Z Dengan Penerapan Posisi Meneran Di Praktek Mandiri Bidan “W” pada tahun 2021?
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Posisi
Posisi meneran adalah posisi yang nyaman bagi ibu bersalin. Ibu bersalin dapat bergantian posisi
secara teratur selama kala II. Pergantian posisi ini dapat mempercepat kemajuan persalinan. Pada
saat akan melahirkan, seorang ibu bersalin akan merasa meneran secara efektif pada posisi
tertentu yang dianggap nyaman baginya (Fitriana Yuni, Nurwiandani Widy, 2018)
Kerugiannya :
1. Memerlukan bantuan untuk memegangi paha kanan ibu.
Cara melakukan posisi berbaring ke kiri : Posisi ini mengharuskan ibu berbaring ke kiri
dengan kaki kanan diangkat, sedangkan kaki kiri dalam keadaan lurus.
BAB 3. METODE PENELITIAN
Asuhan ini menggunakan desain penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan
studi kasus untuk mempelajari tentang penerapan posisi meneran pada ibu bersalin. Asuhan
kebidanan penerapan asuhan posisi meneran pada saat persalinan untuk meminimalisir terjadinya
robekan perineum pada kala II dan mempermudah proses persalinan pada ibu bersalin akan
dilaksanakan di Praktek Mandiri Bidan “W”di kota Padang pada tanggal 15 April tahun 2021.
Subjek dalam asuhan ini adalah Ny. Z bersalin normal dengan kriteria inpartu kala I fase aktif
diselerasi maksimal usia kehamilan 39 - 40 minggu janin hidup, tunggal, intrauterine ku ibu dan
janin baik.
Data berupa data primer (hasil wawancara, observasi langsung dan pemeriksaan fisik) dan
data sekunder (dari dokumen rekam medik BPM, buku KIA ibu, buku jurnal atau hasil penelitian
terdahulu (terkait dengan tema asuhan). Alat yang digunakan untuk melalukan observasi dan
pemeriksaan fisik adalah Format asuhan kebidanan, doppler, metelin, timbangan berat badan,
tensi meter, stetoskop, partus set, partograf, informed consent, jam, thermometer, pengukur
tinggi badan, pita lila, meteran (pengukur tinggi fundus), Doppler, lampu sorot, hecting set,
timbangan berat badan bayi, pita lila bayi, handscoon, kasa, spuit, kapas alcohol, tablet tambah
darah, oksitosin, sleep mata, vitamin K, dan vaksin HB 0, dan partograf.
Sebelum melakukan asuhan penulis menilai pasien apakah sesuai dengan kriteria dari
subjek asuhan yang akan diberikan, jika pasien sesuai dengan kriteria asuhan yang akan
diberikan, penulis akan menjelaskan maksud dan tujuan bahwasanya penulis akan melakukan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan penerapan posisi meneran, setelah pasien mendapat
penjelasan mengenai asuhan yang akan diberikan penulis meminta persetujuan menggunakan
informed consent (persetujuan) dan menjaga kerahasiaan responden serta keamanan responden.
Jika pasien telah menyetujui, penulis akan melakukan penerapan asuhan posisi meneran kepada
responden. Penulis melakukan dokumentasi kegiatan berupa foto atau video. Menerapkan asuhan
pemberian posisi meneran pada ibu bersalin normal.
BAB 4. JADWAL PELAKSANAAN
Tahun 2020/2021
No Kegiatan
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Pembuatan Proposal
2 Penjajakan dan
survey awal
3 Pengurusan
perizinan penelitian
4 Pengumpulan data
5 Pengolahan data dan
analisa data
6 Penyusunan laporan
penelitian
7 Publikasi media
cetak
8 Pengumpulan
laporan
9 Submit dan
Publikasi Artikel
Data Objektif
Pada kasus Ny.Z setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh tekanan darah 120/80 mmHg,
sedangkan menurut teori (Diana, S., 2017) tekanan darah meningkat rata-rata 15 (10-20) mmHg
dan diastolic meningkat 5-10 mmHg. Tekanan darah 140/90 dikatakan preeklamsia ringan dan
dikatakan preeklamsia berat jika tekanan darah sistolik >110 mmHg. Jadi pada kasus Ny.Z
tekanan darahnya masih dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik Ny.Z ditemukan head to
toe dalam batas normal, pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, dan janinnya dalam
keadaan baik.
Pada pemeriksaan dalam yang dilakukan oleh asisten bidan pada Ny.Z didapatkan pembukaan 6
cm dan tidak ada kelainan yang dapat mengganggu persalinan nantinya, sedangkan menurut teori
dari hasil pemeriksaan data objektif diharapkan ibu dan janin dalam keadaan baik sehingga bisa
diputuskan bahwa Ny.Z dapat bersalin secara normal. Berdasarkan asuhan yang telah diberikan
didapatkan beberapa perbedaan yaitu masalah kenaikan tekanan darah. Menurut teori (Diana, S.,
2017)tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus, sistolik meningkat rata-rata 15 (10-20)
mmHg. Sedangkan pada Ny.Z setelah dilakukan beberapa kali pengecekan tekanan darah tidak
ada ditemukan tekanan darah sistolik.
Interpretasi Data
Diagnosa
Pada kala I diagnosanya adalah Ibu Inpartu G4P3A0H3 kala I fase aktif deslerasi usia kehamilan
39-40 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, preskep, uub kecil kiri depan, keadaan jalan
lahir normal, hodge III-IV, keadaan umum ibu dan janin baik. Dasar ditegakan diagnosanya
adalah ketuban masih utuh, his 5 kali dalam durasi 10 menit dengan durasi 28 detik, dengan
kekuatan sedang, DJJ 130 x/menit, internsitas kuat dan teratur, pengeluaran lendir bercampur
darah, pembukaan 6 cm. Pada kala II diagnosanya adalah ibu Inpartu G4P3A0H3 kala II normal,
keadaan umum ibu baik. Dasar ditegakan diagnosanya adalah ketuban negative dan terdapat
tanda-tanda gejala kala II yaitu vulva membuka, anus membuka, perineum menonjol dan adanya
dorongan ingin meneran. Pada kala III diangnosanya adalah ibu Inpartu kala III normal, keadaan
umum ibu baik. Dasar ditegakan diagnosa ini adalah bayi lahir normal pada pukul 16.05 WIB,
TFU setinggi pusat, kontraksi uterus keras, plasenta belum lahir, dan kandung kemih tidak teraba
Pada kala IV diagnosanya adalah ibu Inpartu G4P3A0H3 kala IV normal keadaan umum baik
dengan laserasi derajat II.
Dasar ditegakkan diagnosa ini adalah plasenta lahir pukul 16.10 WIB, kontraksi uterus keras,
TFU 2 jari dibawah pusat. Sedangkan menurut teori (Diana, S., 2017). Diagnosa kala I ibu
bersalin dapat dicontohkan : Ny Inpartu, Gravida(G)…Para(P)…Abortus(A)…Hidup(H), usia
kehamilan, kala…fase…,janin tunggal atau ganda, intrauterine atau ekstrauterin, letak kepala
atau bokong, jalan lahir normal atautidak, keadaan ibu dan janin baik atau tidak. Diagnosa kala II
dapat dicontohkan : Ny Inpartu, G…P…A…H…kala II, kedaan umum baik atau tidak. Diagnosa
kala III dapat dicontohkan : Ny Inpartu G…P…A…H…kala III normal atau tidak. Diagnosa kala
IV dapat dicontohkan : Ny Inpartu G…P…A…H…kala IV normal atau tidak, keadaan umum
ibu baik atau tidak. Berdasarkan asuhan yang telah diberikan pada Ny.Z di dapatkan persamaan
dan perbedaan antara teori dan praktik.perbedaannya terdapat pada masalah his pada teori
menunjukkan jika pembukaan sudah 6 cm maka kekuatan his sudah kuat. Sedangkan dalam
praktik pembukaan 6 cm dan his ibu hanya berdurasi selama 28 detik atau sedang dengan
frekuensi yang sering. (Diana, 2017)
Masalah
Pada kala I samapai kala IV tidak ada ditemukan masalah pada Ny.Z sehingga tidak ada
perbedaan teori dengan praktik.
Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Pada kasus Ny.Z tidak ditemukan diagnosa atau masalah potensial pada kala I-III sedangkan
menurut teori juga tidak ada diagnosa potensial pada ibu bersalin fisiologis, sehingga tidak ada
perbedaan teori dengan praktik. Pada kala IV ditemukan diagnose atau masalah potensial
robekan serviks yang diakibatkan karena adanya luka laserasi derajat II sehingga berpotensi
terjadinya robekan serviks, sehingga menurut teori luka laserasi derajat III berpotensi terjadinya
robekan serviks, sehingga tidak ada perbedaan teori dengan praktik. (Afrianti, Wiwi, 2020)
Antisipasi tindakan segera dan kolaborasi
Pada kasus Ny.Z diperlukan tindakan segera penjahitan luka laserasi derajat II yang dilakukan
oleh bidan dengan memberikan lidokain pada ibu. Sedangkan menurut teori tindakan yang
dilakukan pada robekan serviks dan vagina adalah melakukan pemeriksaan secara hati-hati, jika
terjadi laserasi derajat satu atau dua boleh dilakukan penjahitan oleh bidan, jika terjadi laserasi
derajat tiga atau empat atau robekan serviks, pasang infuse, dan lakukan rujukan. Berdasarkan
asuhan yang telah diberikan tidak ada perbedaan antara teori dan lapangan. (Afrianti, Wiwi,
2020).
Rencana asuhan
Kala I
Pada kasus Ny.Z rencana asuhan yang akan diberikan pada kala I yaitu memberitahu hasil
pemeriksaan yang merupakan hak pasien, penjelasan tanda kala II, pemantauan kala I, anjurkan
suami atau keluarga untuk mendapingi ibu, mengerjakan cara mengurangi rasa nyeri,
menjelaskan macam-macam posisi persalinan, mengajurkan keluarga memenuhi kebutuhan
nutrisi ibu, mengajurkan keluarga untuk menyiapkan keperluan ibu dan bayi, menyiapkan
peralatan persalinan, pendokumentasian. (Afrianti, Wiwi, 2020)
Kala II
Pada kala II rencana asuhan yang akan diberikan yaitu memberikan hasil pemeriksaan,
mengajurkan suami untuk mendapingi ibu, menganjurkan suami untuk mendampingi ibu,
menganjurkan suami untuk membatu kebutuhan nutrisi ibu, memastikan kelengkapan alat,
memasang underpad, mengajarkan cara meneran yang baik dan benar, menjelaskan posisi aman
saat meneran, menganjurkan ibu meneran di saat adanya his atau dorongan yang kuat untuk
mengedan, memantau DJJ, membuka partus set, memasang handscoen, memberikan pujian saat
ibu meneran dengan baik, meletakkan kain diatas perut ibu, menahan perineum, melakukan
pemeriksaan adanya lilitan tali pusat, melakukan pertolongan kelahiran seluruh tubuh
bayi. (Afrianti, Wiwi, 2020)
Kala III
Pada kala III asuhan yang akan diberikan yaitu memberitahukan kepada ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan, memastikan tidak adanya janin kedua di dalam uterus ibu, memberitahu ibu bahwa
ibu akan diberikan suntik oksitosin, melakukan pengikat tali pusat menggunakan benang,
melepaskan kedua klem, meletakkan bayi di atas dada ibu, melakukan pemeriksaan adanya
tanda-tanda pelepasan plasenta, memindahkan klem, melanjutkan kelahiran plasenta, melakukan
masase fundus, melakukan pemeriksaan kemungkinan adanya laserasi, memeriksa kelengkapan
plasenta. (Afrianti, Wiwi, 2020)
Kala IV
Pada kala IV asuhan yang akan diberikan yaitu memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan,
melakukan penjahitan luka laserasi, memeriksa kontraksi uterus, membersihkan ibu dengan
menggunakan air DTT, mendokumentasian alat, membuka handscoen, mengucapkan, melakukan
pemantauan kala IV, mengajurkan ibu untuk tetap menjaga posisinya, mengajarkan ibu cara
memberikan ASI, mencatat hasil ke partograf. (Afrianti, Wiwi, 2020) Menurut teori (JNPK
KR.2014 ; Widyastini, L.P, 2018) dari semua asuhan yang direncanakan semuanya terdapat
beberapa hal perbedaan antara teori dan praktik pada kala I tidak ada dilakukan persiapan alat
resusitasi. Pada kala II terdapat perbedaan antara teori yang seharusnya diletakkan di atas perut
ibu adalah handuk tetapi dilapangan yang diletakkan hanya kain panjang, tidak ada meletakkan
kain doek di bawah bokong ibu, tidak memakai celemek sebagai APD. Pada kala III dank ala IV
semua rencana tidak ada perbedaan antara teori dan praktik.
6. Pelaksanaan asuhan
Kala I
Pada kasus Ny.Z semua rencana asuhan sudah diberikan dimana pada kala I memberitahukan
kepada ibu hasil pemeriksaan, bahwa pembukaan 6 cm (pemeriksaan dalam yang dilakukan oleh
asisten bidan) dan memberitahukan kepada ibu bahwa pembukaan lengkap sekitar 4 jam lagi
atau kemungkinan bisa lebih cepat dari waktu tersebut, ketuban masih utuh, TD 120/80 mmHg,
keadaan ibu dan janin baik, memberitahukan ibu bahwa setiap 30 menit akan dilakukan
pemeriksaan DJJ, nadi, his/kontraksi dan setiap 2-4 jam pemeriksaan TD, suhu, penurunan, dan
pembukaan, mengajurkan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinan,
menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman, , menyiapkan peralatan persalinan yang
akan digunakan selama menolong ibu saat proses persalinan. Sedangkan menurut teori (JNPK
KR., 2014) pelaksanaan asuhan kala I yang sudah dilakukan tidak ada perbedaan antara teori dan
praktik.
Kala II
Pada kala II memberitahukan kepada ibu dan suami/keluarga hasil pemeriksaan bahwa
pembukaan sudah lengkap, keadaan ibu dan janin baik, mengajurkan suami atau keluarga untuk
mendampingi ibu dalam proses persalinan, mengajurkan suami atau keluarga untuk memberikan
ibu minum atau makanan ringan disela-sela his jika, memastikan kelengkapan alat persalinan,
mengajarkan ibu cara meneran yang benar, menjelaskan kepada ibu posisi meneran yang aman
digunakan oleh ibu selama proses persalinan seperti : berdiri, jongkok, merangkak, setengah
duduk, miring kiri/kanan, menyuruh ibu meneran saat adanya kontraksi, menolong kelahiran
seluruh tubuh bayi.
Menurut teori (JNPK KR., 2014) penolong persalinan memakai APD lengkap yang terdiri dari
sepati tertutup, kaca mata pelindung, topi, celemek, handscoen, sedangkan dalam praktik APD
yang digunakan hanya 1 pasang handscoen saja. Dalam teori kain yang seharusnya diletakkan di
atas perut ibu ada 2 handuk akan tetapi dalam praktik hanya meletakkan satu helai kain panjang
saja. Dalam teori perlu diletakkan doek steri dibawah bokong ibu tapi dalam praktik tidak ada
meletakkan doek steril di bawah bokong ibu. Pada teori setelah bahu bayi lahir maka lakukan
sanggar susur, sedangkan dalam praktik sanggah susur tidak dapat dilakukan secara benar karena
proses pengeluaran badan bayi terlalu cepat.
Kala III
Pada kala III rencana asuhan yang telah dilaksanakan yaitu memberitahukan kepada ibu dan
keluarga hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi dalam keadaan baik, memastikan tidak
adanya janin kedua di dalam uterus ibu, memberitahu ibu bahwa ibu akan diberikan suntik
oksitosin 10 IU secara IM supaya uterus berkontraksi dengan baik Melakukan penjepitan tali
pusat dengan menggunakan kedua klem kemudian digunting dengan gunting tali pusat,
melakukan pengikatan tali pusat, melepaskan kedua klem dan meletakkan kedalam bengkok,
meletakkan bayi di atas dada ibu IMD dengan posisi bayi tengkurup dan berada diantara
payudara.
Melakukan pemeriksaan adanya tanda-tanda pelepasan plasenta dengan cara menekan bagian
fundus ibu dan satu tangan meluruskan tali pusat sejajar dengan lantai, memindahkan klem
sekitar 5-10 cm dari vulva dan letakkan satu tangan di tepi atas simpisis secara dorsokranial dan
tangan lain meregangkan tali pusat kearah bawah untuk mencegah inversion uteri, melanjutkan
kelahiran plasenta dan letakkan plasenta diatas kantong, melakukan masase fundus selama 15
detik hingga uterus teraba keras, melakukan pemeriksaan kemungkinan adanya laserasi,
memeriksa kelengkapan plasenta bagian maternal dan fetal.
Menurut teori (JNPK KR, 2014) pelaksanaan kala III sudah dilaksanakan sehingga tidak ada
perbedaan antara teori dengan praktik.
Kala IV
Pada kala IV memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa terdapat laserasi derajat II,
keadaan umum ibu baik, TD 110/80 mmHg, N : 80 x/menit, S 37ºC, P : 22 x/menit, melakukan
penjahitan luka laserasi dengan menyuntikkan lidokain untuk menghilangkan rasa sakit,
memeriksa kontraksi uterus, membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT serta mengganti
pakaian ibu dan memakaikan pembalut pada ibu, mendekontaminasi alat-alat yang digunakan
selama persalinan ke dalam air klorin 0,5 % selama 10 menit dan kemudian cuci dia iar mengalir,
mengucapkan selamat kepada ibu atas kelahiran bayinya dan memberitahu ibu bahwa ibu akan
dipantau selama 2 jam dengan 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua,
menganjurkan ibu untuk tetap dengan posisi telentang kaki diluruskan selama 4 jam,
mengajarkan ibu cara memberikan ASI pada bayi, mencatat hasil ke partograf.
Menurut teori (JNPK KR, 2014) pelaksanaan asuhan persalinan pada kala IV sudah dilakukan
tetapi ada perbedaan dalam pelaksanaannya yaitu pada 2 jam pertama klien tidak boleh berdiri
sedangkan di praktik pasien belum boleh berdiri atau posisi miring selama 4 jam.
Evaluasi
Kala I
Pada kala I dari hasil evaluasi asuhan yang telah diberikan dimana Ny.Z terlihat senang dan
mengetahui hasil pemeriksaan, ibu mengerti apa yang disampaikan bidan dan bersedia
memanggil bidan jika mengalami tanda-tanda kala II, ibu mengerti dan bersedia untuk diperiksa,
ibu didampingi oleh suaminya, ibu terlihat lebih nyaman saat pinggangnya di usap, ibu memilih
posisi tidur miring kiri, keluarga bersedia membantu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu,
keperluan ibu dan bayi sudah disiapkan, peralatan pertolongan persalinan telah disiapkan, hasil
pemeriksaan telah dicatat di partograf.
Kala II
Pada kala II ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan, ibu didampingi oleh suamnya, ibu
minum dibantu oleh suaminya, alat pertolongan persalinan telah lengkap, underpad telah di
pasang, ibu berusaha meneran dengan baik, ibu memilih posisi setengan duduk, ibu bisa
mengedan dengan baik, pemeriksaan DJJ telah dilakukan, tutup partus set telah dibuka,
handscoen telah dipasang oleh bidan dan mahasiswa, ibu tidak mengeluh saat meneran, kain
telah diletakkan di atas perut ibu, mahasiswa menahan perineum dibantu oleh bidan, tidak ada
lilitan tali pusat, ibu terlihat senang dengan kelahiran bayinya.
Kala III
Pada kala III ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan, tidak ada janin kedua, oksitosin 10
IU telah diberikan, tali pusat telah di potong, penjepitan tali pusat telah dilakukan oleh bidan,
IMD sedang dilakukan, tali pusat terlihat memanjang dan keluar semburan darah, pukul 15:45
WIB plasenta lahir spontan, masase telah dilakukan, terdapat laserasi derajat II, penanaman
plasenta sisi lateralis, kotiledon lengkap, tidak ada robekan selaput plasenta.
Kala IV
Pada kala IV, ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan, penjahitan laserasi telah
dilakukan oleh bidan, uterus berkontraksi dengan baik, ibu telah dibersihkan dan telah
dipasangkan pembalut, alat telah direndam dalam klorin 0,5 %, bidan dan mahasiswa telah
membuka handscoen dan membasuh di larutan klorin, kemudian cuci tangan di air mengalir, ibu
bersedia untuk dipantau selama 2 jam pertama, ibu bersedia melakukan saran bidan yaitu untuk
tetap dengan posisi telentan kaki diluruskan selama 4 jam, ibu mulai paham cara menyusui, hasil
telah dicatat ke partograf.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Wiwi. (2020). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny S di PMB Kameri, A.Md.Keb
Keb Kecematan Kuranji Kota Padang Tahun 2020.
Asih, Yusari, Risneni. (2016). Dokumentasi Kebidanan. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.
Diana, S. (2017). Model Asuhan Kebidanan Continuity Of Care. Surakarta: CV KEKATA
GROUP.
Fitriana Yuni, Nurwiandani Widy. (2018). Asuhan Persalinan Konsep Persalinan Secara
Komprehensif Dalam Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS.
Handayani Sri, T. y. (2016). Hubungan Posisi Meneran Dengan Ruptur Perenium Pada Ibu
Bersalin. Jurnal Kebidanan . Handayani, S. R., & Mulyati, T. S. (2017). Dokumentasi
Kebidanan. Jakarta:Kemenkes RI.
Ilmiah Shofa Widia. (2015). Asuhan Persalinan Normal. Jl. Ngeksigondo No. 62 Preggan,
Kotagede, Yogyakarta: Nuha Medika.
IIstiqamah, Hidayat, Ahmad, Salbiyah, Fitriani. (2018). Hubungan Posisi Meneran dengan
Kejadian Laserasi pada Persalinan Normal Di RS. Dr R Soeharsono Banjamsin . Dinamika
Kesehatan , 547.
JNPK KR. (2014). Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Pemalang: P2KP KR.
Legawati. (2019). Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jl. Palmerah XIII N29B, Vila
Gunung Buring Malang 65138: WINWKA MEDIA.
Marmi. (2012). Intenatal Care Asuhan Kebidanan. Celebon Timur UH III/548 Yogyakarta
55167: PUSTAKA PELAJAR.
Pangastuti, Nuring. (2016). robekan perineum pada persalinan vaginal . Jurnal Kesehatan
Reproduksi.
Pantiawati, Ika, Rahayu, Puji ,Dwi,Lina, Mushovah, Devi. (2016). Efektivitas Posisi Persalinan
Dengan Waktu Persalinan Kala II Pada Ibu Bersalin Primipara. Jurnal Ilmiah Kebidanan.
Rahmadani & Sudiyati. (2017). Pendokumentasian Asuhan Kebidanan. Rohani, Saswita, Reni,
dan Marisah. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.
Rukiyah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati. (2019). Asuhan Persalinan Normal Dan Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta.
Sari Puspita Eka, R. D. (2014). Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal Care). Jakarta: Trans
Info Media.
Sujiyatini, 2011 ; Pantiawati Ika, dkk. (2016). Efektivitas Posisi Persalinan dengan Waktu
Persalinan Kala II Pada Ibu Bersalin Primipara . Jurnal Ilmiah Kebidanan .
Sulfianti, dkk. (2020). Asuhan Kebianan pada Persalinan. Yayasan Kita Menulis.
Yuliyanik, Mutanah, Ari. (2015). Pengaruh Posisi Lithotomi dan Dorsal Recumbent Terhadap
Terjadi Robekan Perineum Pada Ibu Bersalin Primi Gravida. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media
Husada.
LAMPIRAN
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dian Furwasyih, S.Keb., Bd., MSc
2 NIDN 1031058801
3 Tempat/Tanggal Lahir Medan/31 Mei 1988
4 Jenis Kelamin Perempuan
5 Status Perkawinan Kawin
6 Agama Islam
7 Pangkat/Golongan Penata Muda/III B
8 Jabatan Akademik Asisten Ahli
9 Perguruan Tinggi Prodi S-1 Kebidanan STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang
1 Alamat Perguruan Tinggi Jl. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba Padang
0
1 Telp/Faks. 0751-442295/0751-442286
1
1 Alamat Rumah Asrama POLRI Lolong Blok F/9 Padang
2
1 Telp/Faks. 0751-41573
3
1 Alamat Email deemidwife@gmail.com
4
C. Pengalaman Penelitian
Tahun Judul Penelitian Ketua/Anggota tim Sumber dana
2013 Implementasi Gerakan Sayang Anggota DIKTI
Ibu (GSI) dalam Upaya
Menurunkan Angka Kematian
Ibu (AKI) di Wilayah Kerja
Puskesma Naras Pariaman
2015 Faktor Determinan Kematian Anggota Yayasan
Ibu di Kabupaten Pasaman
2018 Studi Eksploratif Tingkat Ketua Mandiri
Kepuasan Pasien di Ruangan
Rawat Gabung RSUP Dr. M.
Djamil Padang
2019 Asesmen Pengalaman dan Anggota Yayasan
Persepsi Ibu Hamil Tunanetra
tentang Pelayanan Kehamilan
di Kota Padang
2020 Pengembangan Mdia Edukasi Ketua Yayasan
Kesehatan Tanda-Tanda
Bahaya Kehamilan Polpatori
dan Auditori
2020 Survei Penggunaan Alat Anggota Yayasan
Kontrasepsi kepada PUS
Disabilitas di Kota Padang
2020 The Health Literacy of Covid Ketua Mandiri
19 and social Perception in the
general public at developed
and developing countries
2021 Suicide Prevention Service Kolaborator Negara Join Research with
Nagasaki University
2021 Status Kesehatan Ibu dan Anak Ketua Yayasan
di Kawasan Tempat
Pembuangan Sampah Akhir
(TPA) Air Dingin Kota Padang
2021 Status Kesehatan Mental Ibu Anggota Yayasan
Muda di Wilayah Kerja
Puskesmas Pasang Pasir Pada
Masa Pandemi COVID-19
E. PUBLIKASI ILMIAH
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2013 Hubungan Keterpaparan Informasi Erotis Jurnal MNM’s STIKes
di Televisi dan Internet terhadap Perilaku MERCUBAKTIJAYA Padang
Seksual Dalam Berpacaran di SMK Tahun 2013
Satya Widya Surabaya
2014 Implementasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) Jurnal MNM’s STIKes
dalam Upaya Menurunkan Angka MERCUBAKTIJAYA Padang
Kematian Ibu (AKI) di Wilayah Kerja Tahun 2014
Puskesmas Naras Pariaman
2015 Determinan Antara Kematian Ibu di Prosiding Nasional AIPKIND
Kabupaten Pasaman
2018 Studi Eksploratif Tingkat Kepuasan OJS JKM
Pasien terhadap Pelayanan di Ruangan
Rawat Gabung RSUP Dr. M.Djamil
Padang
2020 Sekolah Ramah Anak OJS Malahayati
2020 Edukasi Stunting dengan Media Karpet OJS Rambideun Aceh
Ular Tangga Stunting
2020 Asesmen Tingkat Kepuasan dan Perspsi OJS JKM
Asuhan Antenatal pada Ibu-Ibu
Tunanetra di Kota Padang
2020 Rapid Assessment of Tiered Referral OJS Majalah Obstetri dan
System in a Hospital of West Sumatera- Ginekologi Universitas Airlangga
Indonesia
2021 Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang OJS JKM
Klasifikasi Istilah Kasus Pasien COVID-
19
2021 Development of audiotory and palpatory OJS Majalah Obstetri dan
educational media on pregnancy danger Ginekologi Universitas Airlangga
signs for mother with vision impairment
F. PENGALAMAN PELATIHAN/WORKSHOP/SEMINAR
Tahun Pelatihan/Workshop/ Peserta Pembicara Pelaksana
Seminar
2021 Mimbar Mahasiswa Padang TV
“Kontroversi Kebijakan (Panelis)
Vaksinasi COVID-19
2020 Konferensi Internasional Riau (Daring)
Berbahasa Indonesia Forum (Oral
Dewan guru Besar Indonesia Presentasi)
bersama Universitas Islam
Riau
2020 The 1 st Indonesian Malaysia
Collaboration Forum (Daring)
“Religious Community’sto
the COVID-19 Pandemic in
Various Regions”
2020 Mimbar Mahasiswa Padang TV
“Efektifkah Penerapan New (Panelis)
Normal di SUMBAR ?”
2020 International Webinar on Semarang
COVID -19 “Strategy and (Daring)
State’s Policy in Handling
COVID -19 : Experience
Sharing from 4 Countries
(Australia, the Philippines,
Indonesia, and Taiwan)
2020 WebinarImplementasi Padnag (Daring)
Pelayanan Maternal di
Praktik Mandiri Bidan
Menuju Era New Normal
2020 International Webinar Mataram
“Preparation for Global (Daring)
Challenge to Support
Effective Education of
Midwives and Clinical
Practice”
2020 Webinar Nasional Surabaya
“Pelayanan Maternal di (Daring)
Masa Pandemi COVID -19
terhadap Ibu dengan Penuh
Rasa Tulus dan Ikhlas”
2020 Global Perspectives on the FIGO, Jenewa ;
Cost Effectiveness of Post Swiss (Daring)
Partum Family Planning
2020 Webinar Parenting “Siap Jakarta (Daring)
Menghadapi New Normal
melalui Parenting untuk
Kesehatan dan Kebahagiaan
Keluarga”
2020 Enhancin g Academic Palu (Daring)
Literacy Skills Using
Mendeley
2020 Post COVID -19 Malaysia
“Government, Higher (Daring)
Education and Industry
Responses”
2020 Creative Commons License Jakarta (Daring)
in DOAJ Journals
2020 Bimbingan Teknis Analisis Enrekang
Data Kualitatif dan (Daring)
Kuantitatif
2020 Webinar DSC XI #20 Padang (Daring)
Entrepeneurship One of Our
Solutio
2020 Andalas International Public UNAND
Health Conference Webinar (Oral (Daring)
AIPHC Presentasi)
2019 Global Report Pneumonia RSCM Jakarta
2019 Pneumonia “Forgotten
Killer”, Pencegahan dan
Penanganannya
2019 Menelisik Kehidupan STIKes
Remaja Zaman Now MERCUBAKTIJ
AYA Padang dan
KKG Guru BK
SMA se -Kota
Padang
2019 Retooling Dosen Kebidanan RISTEK DIKTI -
“Pelatihan Ketrampilan AIPKIND -
Klinik Pelayanan Neonatal RSCM
Esensial”
2019 Pelatihan Standardisasi JNPK KR
Keterampilan Klinik Asuhan Sumbar
Persalinan Normal
2019 Silaturahmi Nasional Pelajar IMATAR UNP
Nusantara
2016 International Seminar AIPKIND
“Midwifery Education Jakarta
Reform”
2016 Neonatal Emergency IFKAMOSA
Management and Miracle of Organizer
Baby Spa, Baby Gym, and
Baby Swim terhadap
Tumbuh Kembang Anak
2015 Seminar Nasional “Dengan POLTEKKES
Semangat Kartini Kita Kemenkes
Tingkatkan Service Excellent Padang
dalam Pelayanan Kesehatan
Reproduksi”
2015 POLTEKKES Kemenkes LP3M STIKes
Padang MERCUBAKTIJ
AYA Padan
2015 Pelatihan Penulisan Proposal S TIKes
Penelitian Dosen MERCUBAKTIJ
AYA Padang
2014 Talkshow “Reproduksi Prodia Cabang
Sehat, Keluarga Hangat” Padang
2014 Seminar Bidan “50 tahun FK UNAND,
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Padang
FK.UNAND”
2013 Infertility and The Problems Life Skill
University
2012 Seminar “Peningkatan IBI Sumbar
Kompetensi Bidan
Menghadapi Era Global
Dalam Menyukseskan
MDGs 2015 di Propinsi
Sumatra Barat
2011 ESQ Basic Training The ESQ Way
165
2011 Natural Disaster Conference BEM KM FK
ISKMI JAPAN UNAIR
2010 “Through Dies Natalis We STIKes
Build Professional Midwives MERCUBAKTIJ
and Nurses Have AYA Padang
Competitive and Valuable
Character”
2010 Life Mapping Training BEM UNAIR