Oleh:
FAKULTASKEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNHAS
PROGRAM KEMITRAAN DIES NATALIS (PPMU-PK-DIES NATALIS)
Mengetahui,
Ketua Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat UNHAS
Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D., Sp. MK
1. Judul Pengabdian kepada Masyarakat: : Identifikasi Pre-eklamsia pada Ibu Hamil melalui pemeriksaan Rongga
mulut, pelatihan periksa mulut sendiri pada ibu hamil dan pengenalan lesi jaringan lunak rongga mulut pada
paramedis di Wilayah kerja Puskesmas Ujung Lero Kab. Pinrang
2. Tim Pelaksana
1. Judul Pengabdian kepada Masyarakat: Evaluasi, Penyuluhan dan Pelatihan pengenalan Lesi
Mukosa Rongga Mulut Berpotensi ganas pada lansia
di Wilayah Kerja Puskesmas Kec. Belawa Kab. Wajo
2. Tim Pelaksana
Kabupaten Pinrang terletak disebelah utara ibukota Provinsi Sulawesi Selatan sejauh 185 km,
berada pada posisi 3019’13” sampai 4010’30” LS dan 119029’44” sampai 119047’20” BT. Secara
administrative, Kabupaten Pinrang terdiri dari 12 Kecamatan, 39 Keluarahan dan 69 Desa, dengan
batas wilayah administrasi, sebelah utara Kab. Tana Toraja, selatan Kota Pare-Pare, sebelah timur
Kab. Enrekang dan Sidrap, serta sebelah barat Provinsi Sulabar dan selat makassar.
Luas wilayah Kabupaten Pinrang mencapai 1.961,77 Km2 atau sekitar 3,1 persen luas
wilayah daratan Sulawesi Selatan dan sangat strategis karena merupakan jalur lalu lintas darat yang
menghubungkan Provinsi Sulawesi Selatan dengan Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah melalui
Kabupaten Mamuju. Berdasarkan struktur perekonomiannya Kabupaten Pinrang merupakan daerah
agraris dengan berbagai potensi pertanian yang dimiliki.
Kondisi topografi di wilayah Kabupaten Pinrang bervariasi dari kondisi datar hinga curam
yang meliputi tiga dimensi kewilayahan dataran rendah,laut dan dataran tinggi Kecamatan
Patampanua,watang Sawitto dan Tiroang. Topografinya sebagian besar terdiri dari tanah datar.
Kecamatan yang memiliki pantai masing-masing : Kec. Suppa,Mattiro, Sompe,Lanrisang & Campa,
dengan garis pantai sepanjang 93Km, sedangkan Kecamatan yang mempunyai topografi berbukit
dan bergunung adalah Kec Lembang. Duampanua & Batulappa ketinggian wilayah 0-500m diatas
permukaan laut (60.41%), ketinggian 500-1000m diatas permukaan laut (19.69%) dan ketinggian
1000 diatas permukaan (9.90%).
Berdasarkan catatan BPS tahun 2015 Penduduk Kabupaten Pinrang berjumlah: 366.789 Jiwa
dengan kompososi laki-laki 177.910 Jiwa dan perempuan 188.879 Jiwa dengan sex ratio 0,94%,
tingkat kepadatan penduduk mencapai 187 Jiwa/Km2.. Dilihat dari komposisi kelompok umur
penduduk Kabupaten Pinrang terdiri dari 36.859 usia anak-anak (0-14 tahun), 32.556 usia remaja
(15-19 tahun), 25.083 usia muda (20-39 Tahun) dan 25.970 usia tua dan lansia (40 tahun atau lebih).
Desa Lero merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang Luasnya ±
47 Ha yang mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
Batas Desa/ Kelurahan Kecamatan
Sebelah Utara Desa Ujung Labuang Suppa
Sebelah Selatan Selat Makassar Suppa
Sebelah Timur Teluk Parepare Kota Madya Parepare
Sebelah Barat Desa Wiring Tasi Suppa
Jarak antar desa Lero dan Ibukota Kecamatan 17 Km, sedangkan jarak dari Ibukota
Kabupaten 37 km dan jarak daro Ibukota Provinsi 215 km mempunyai ketinggian tanah dari
permukaan laut 3 meter. Dengan Pantai ± 2 km terdiri atas daerah permukiman penduduk 85% dan
selebihnya adalah lahan kebun.
Sekitar delapan juta perempuan/tahun mengalami komplikasi kehamilan dan lebih dari
setengah juta diantaranya meninggal dunia, dimana 99% terjadi di Negara berkembang. Angka
kematian akibat komplikasi kehamilan dan persalinan di Negara maju yaitu 1 dari 5000 perempuan,
dimana angka ini jauh lebih rendah dibandingkan di Negara berkembang, yaitu 1 dari 11 perempuan
meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.
Tingginya angka kematian ibu (AKI) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan
juga mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan selama kehamilan dan nifas. AKI di Indonesia
masih merupakan salah satu yang tertinggi di negara Asia Tenggara. Berdasarkan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Tren AKI di Indonesia menurun sejak tahun 1991 hingga 2007, yaitu dari 390 menjadi 228
per 100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan kawasan ASEAN, AKI pada tahun 2007 masih
cukup tinggi, AKI di Singapura hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000
kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, serta Malaysia dan Vietnam sama-sama
mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun, Millenium development goal (MDG)
menargetkan penurunan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, namun
pada tahun 2012 SDKI mencatat kenaikan AKI yang signifikan yaitu dari 228 menjadi 359
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Peningkatan jumlah penduduk dan jumlah kehamilan
berisiko turut mempengaruhi sulitnya pencapaian target ini. Berdasarkan prediksi Biro Sensus
Kependudukan Amerika, penduduk Indonesia akan mencapai 255 juta pada tahun 2015 dengan
jumlah kehamilan berisiko sebesar 15 -20 % dari seluruh kehamilan. Tiga penyebab utama
kematian ibu adalah perdarahan (30%), hipertensi dalam kehamilan (25%), dan infeksi (12%).
WHO memperkirakan kasus preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di
negara maju. Prevalensi preeklampsia di Negara maju adalah 1,3% - 6%, sedangkan di Negara
berkembang adalah 1,8% - 18%. Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun
atau sekitar 5,3%.7 Kecenderungan yang ada dalam dua dekade terakhir ini tidak terlihat adanya
penurunan yang nyata terhadap insiden preeklampsia, berbeda dengan insiden infeksi yang semakin
menurun sesuai dengan perkembangan temuan antibiotic
Preeklampsia merupakan masalah kedokteran yang serius dan memiliki tingkat kompleksitas
yang tinggi. Besarnya masalah ini bukan hanya karena preeklampsia berdampak pada ibu saat hamil
dan melahirkan, namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di
berbagai organ, seperti risiko penyakit kardiometabolik dan komplikasi lainnya.
Bentuk kegiatan pengabdian yang akan dilakukan adalah evaluasi dan penyuluhan lesi
mukosa rongga mulut pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ujung Lero melalui pemeriksaan
rongga mulut oleh para ahli dibidang penyakit mulut kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan
rongga mulut dan pelatihan untuk memeriksa kondisi rongga mulut sendiri sebagai bagian dari
program peningkatan kesadaran untuk deteksi dini keganasan rongga mulut. Data evaluasi lesi
rongga mulut dengan focus pada lesi yang berpotensi ganas seterusnya akan diserahkan kepada
pihak PUSKESMAS untuk ditindak lanjuti atau di follow up dengan observasi dan atau rujukan
sesuai kasus yang ditemukan ke tingkat pelayanan selanjutnya.
Setelah kegiatan ini diharapkan adanya kelainan lesi pada mukosa rongga mulut ibu hamil
dapat dideteksi sejak dini dan jika diperlukan dilakukan rujukan untuk penanganan lebih lanjut ke
RS dan atau RSGMP UNHAS. Selain itu, diharapkan masyarakat khususnya ibu hamil dapat
lebih mewaspadai kelainan pada mukosa rongga mulutnya melalui pengenalan tanda lesi yang
mengarah kekeganasan. Laporan dari kegiatan ini akan dipublikasi kejurnal ilmiah yang
terakreditasi sehingga dapat menjadi informasi ilmiah baik bagi pelaksana tugas kesehatan pada
tingkat puskesmas, peneliti, pemegang kebijakan dan masyarakat.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Lesi mukosa rongga mulut pada ibu hamil belum dikenal luas oleh karena kurangnya
informasi yang tersedia sehingga masyarakat umumnya tidak mengetahui tanda
gejala serta penanganannya. Dampak dari kurangnya pengetahuan ini adalah
buruknya prognosis bahkan kematian.
2. Belum adanya ahli penyakit mulut yang bertugas di daerah Kabupaten Pinrang
khususnya di Kecamatan Suppa sehingga belum ada data awal mengenai lesi rongga
mulut. Hal ini ditandai dengan menurunnya jumlah terdata penyakit jaringan lunak
yang terekam di Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang.
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN
2.1 Solusi
Berdasarkan analisis permasalahan dari Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang maka kami
mengajukan solusi berupa
1. Evaluasi lesi mukosa rongga mulut dengan fokus pada lesi yang berpotensi keganasan pada
ibu hamil
2. Pendataan prevalensi lesi rongga mulut pada ibu hamil didaerah kerja Puskesmas Ujung
Lero
3. Anjuran follow up penderita dengan lesi jaringan lunak khususnya yang berpotensi keganasan
4. Penyuluhan dan peningkatan kesadaran lesi jaringan lunak rongga mulut terutama pada
ibu hamil
1. Metode Pendekatan
a. Evaluasi lesi mukosa rongga mulut berpotensi keganasan melalui pemeriksaan gigi mulut
kelompok ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ujung Lero. Melakukan kunjungan rumah
untuk perkesmas, bagi yang memerlukan pemeliharaan, memberi penerangan dan pendidikan
kesehatan dan untuk mengadakan pemantauan pada mereka yang lalai mengunjungi
puskesmas serta meminta agar mereka datang ke puskesmas lagi
b. Kegiatan edukasi: Pengenalan lesi rongga mulut melalui dialog interaktif dengan bantuan
media power point dan poster
c. Membangun kesadaran dan pengetahuan masyarakat dengan pelatihan sederhana samuri
“Periksa mulut sendiri”
d. Melakukan pemeriksaan dan konsultasi kesehatan gigi pada ibu hamil
2. RencanaKegiatan
1. Waktu :
- Kegiatan evaluasi
- Kegiatan edukasi
- Pembuatan laporan
5. Tahap Publikasi (bulan keempat)
Dalam tahap ini akan disusun manuskrip untuk publikasi kejurnal ilmiah
nasional /internasional bereputasi/terakreditasi.
BAB 4.
KELAYAKAN FAKULTAS
3. Kepakaran yang diperlukan dalam menyelesaikan seluruh persoalan atau kebutuhan mitra
Kepakaran utama yang dibutuhkan adalah ahli dibidang penyakit rongga mulut. FKG
UNHAS memiliki 4 dari 6 sepsialis penyakit mulut yang terdistribusi diwilayah
Sulawesi Selatan. Dalam kegiatan pengabdian ini, seluruh spesialis rencananya akan ikut
ambil bagian dalam evaluasi, edukasi dan pelatihan samuri pada masyarakat.
4.Nama tim pengusul dan uraikan kepakaran dan tugas masing-masing dalam kegiatan
PPMU-PK
BAB 5.
BIAYA DAN JADWALKEGIATAN
Adapun perincian biaya yang dibutuhkan untuk pengabdian ini adalah sebagai berikut:
Bulan Ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Survey lokasi dan kesiapan mitra
2 Pembuatan Proposal
3 Penyiapan alat dan bahan kegiatan dan
instrumen pendukung
4 Penyiapan media/alat peraga kegiatan
Penyuluhan
5 Uji reabilitas intra examiner
6 Kegiatan Pengabdian
7 Pembuatan laporam
8 Penyusunan laporan pelaksanaan
9 Publikasi
REFERENSI
1. Ciarrocca K, Gulati N. Geriatric Oral Medicine in Burket’s Oral Medicine .12 th Edition,People
Medical Publishing House2015
2. Nuraeny N, Indah Sari K. Profil lesi mulut pada kelompok usia lanjut dipanti sosial tresna wreda
senjarawi Bandung.Majalah Kedokteran Gigi Indonesia.2018 Agt 2(2):74-9
3. Patil S, Doni B, Maheswari S. Prevalence and distribution of oral mucosal lesion in geriatric
Indian population. Canadian Geriatrics Journal.2015 Mar 18(1):11-14
4. Ayu A, Apriasari ML. Gambaran klinis kelainan mukosa rongga mulut pada lansia di
1. Lampiran B. Format Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Erni Marlina
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Assiten Ahli
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 10750601 12 2009 001
5 NIDN 0031107610
6 Tempat dan Tanggal Lahir Malino, Indonesia / 01 Juni 1975
7 E-mail erni.marlina.14@ucl.ac.uk
erni.marlina@unhas.ac.id
9 Nomor Telepon/HP +6285299981117 / +6285244054405
10 Alamat Kantor Jl. Kandea No.5 RSGM UNHAS
11 Nomor Telepon/Faks -
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = … orang; S-2 = … orang; S-3 = … orang
1. Kelainan Jaringan Lunak untuk S2
2. Kelainan Jaringan Lunak Rongga Mulut PPDGS
13. Mata Kuliah yg Diampu
Periodontology
3.
Dst.
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UNHAS UNAIR UCL, London
Bidang Ilmu General dentistry Penyakit Mulut Microbial diseases-
Immunology
Tahun Masuk-Lulus 1995 - 2000 2006 - 2010 2014- 2019
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Perawatan Perbandingan Clinical and
ortodonsi kadar cytokine Biological effect of
PBMC dan saliva probiotic VSL#3 on
pasien dengan oral lichen planus
RAS
Nama Pembimbing/Promotor Drg. Launardo drg. Yusri., Prof. Andrew M.
SP.PM Smith
2.
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1 Infeksi Penyakit Rongga Mulut yang Umum 2012 120 987-602-8580-45-8
H. Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak -
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Penugasan melakukan Pengabdian Masyarakat tahun 2020 dengan judul
Evaluasi, Penyuluhan, dan Pelatihan Pengenalan Lesi Mukosa Rongga Mulut Berpotensi
Ganas pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Belawa, Kab. Wajo
( Erni Marlina)
*Disesuaikan dengan
jabatan dalam tim
pelaksana
I. BIODATA
Tahun Jurusan/
Jenjang Perguruan Tinggi
Lulus BidangStudi
1988 S1 Fakultas Kedokteran Gigi Dokter Gigi
Universitas Hasanuddin,
Makassar.
1995 S2 Universitas Airlangga Pascasarjana bidang Ilmu
Surabaya Kesehatan Gigi
Author/co- Volume
Tahun Judul Penerbit/Jurnal Indeks
author /issue/page
2007 Pidato pengukuhan dengan Lephas Unhas
judul “Hubungan antara
penyakit rongga mulut dan
penyakit sistemik”.
B. Makalah/Poster
VI. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
Institusi
No. JenisPenghargaan Tahun
PemberiPenghargaan
1. Satya Lencana 10 Tahun
2. Satya Lencana 20 Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerim resikonya. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya.
Makassar, 13-04-2018
J. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UNHAS UNHAS -
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama Pembimbing/Promotor
4.
O. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak - sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Penugasan Penelitian Dasar Umum tahun Anggaran
2020
(Ali
Yusr
an)
Ilmu penyakit Mulut merupakan cabang ilmu Kedokteran Gigi yang focus pada penyakit jaringan lunak
non-odontogen di rongga mulut dan para-fasial.Cabang ilmu ini menecakup penyakit sistemik yang bermanifestasi
di rongga mulut, sehingga sangat membantu untuk identifikasi penyakit-penyakit sistemik yang bebahaya misalnya
pada HIV/AIDS. Selain itu salah satu program penting yang saat ini digalakkan oleh Ikatan spesialis Penyakit
Rongga Mulut adalah kewaspadaan untuk deteksi kanker rongga mulut dan atau mewaspadai lesi rongga mulut yang
berpotensi ganas.
Dimasyarakat secara luas, penyakit rongga mulut yang banyak diketahui hanyalah ‘sariawan’ atau rasa
sakit yang muncul dari rongga mulut namun tidak berasal dari jaringan keras gigi geligi. Hal ini merupakan
‘missconception’ karena masyarakat mrujuk sariawan hanya pada jenis yang sangat umum dijumpai yaitu RAS.
Padahal, kenyataanya lesi ulsrasi rongga mulut yang bersifat ganas dan atau merupakan manifestasi penyakit
sistemik juga sangat banyak. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai tanda dan gejala lesi yang berpotensi
keganasan sangat perlu disebarluaskan, terutama kepada masyarakat yang berisiko tinggi misalnya mereka yang
terpapar banyak sinar matahari, kelompok lansia, atau kelompok masyarakat dengan kebiasaan meminum minuman
beralkohol dan atau inang siri.
Salah satu kelompok masyarakat yang berisiko tinggi terpapar sinar matahari adalah kelompok nelayan
darat maupun laur, msialnya mereka yang bermukin didaerah sekitar danau tempe. Wialayah pesisir danau tempe
meliputi salah satunya adalah Kecamatan Belawa. Di Kecamatan Belawa ataupun Kabupaten Wajo secara umum,
belum ada dokter spesialis penyakit mulut yang dapat membantu evaluasi atau deteksi dini penyakit2 jaringan
lunaks ecara umum dan atau lesi rongga mulut yang mengarah kekeganasan secara khusus. Tentu saja hal ini akan
menambah beban finansial dan emosional jika deteksi keganasan sudah pada tahap akhir.
Pada pengabdian ini, juga akan dipergunakan toloidun blue untuk mendeteksi awal adanya perubahan
dysplasia pada sel yang berkaitan sehingga pasien yang ditemukand engan dysplasia dapat dirujuk dengan tepat
untuk penanganan lebih lanjut.
Lampiran 3. Peta Kecamatan Wajo
Lampiran 4. Suat pernyataan kesediaan mitra