Anda di halaman 1dari 6

PERBANDINGAN HUKUM PERDATA

Buku Wajib:

1. Prof. R. Subekti, SH - Perbandingan Hukum Perdata


2. Dr. Munir Fuady, SH., MH.,MH - Perbandingan Hukum Perdata

Buku Tambahan:

1. Prof. H.R. Sardjono, SH - Bunga Rampai Perbandingan


Frieda H. Hasbullah, SH Hukum Perdata
2. Dr. H. Salim HS. SH., MS - Perbandingan Hukum Perdata
Erlies Septiana Nurbani, SH., LLM
3. Dr. Beni Ahmad Saebani, M.Si - Perbandingan Hukum Perdata
Dewi Mayaningsih, SH., MH & Ai Wati, S.S

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

Semester VII – 6 September 2022

1
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERBANDINGAN HUKUM

A. SEJARAH PERBANDINGAN HUKUM

Akibat pengaruh globalisasi dunia, maka kebutuhan untuk mengetahui


hukum dari sistem hukum lain di dunia ini semakin terasa, sehingga
perkembangan pengetahuan tentang perbandingan hukum sangat cepat. Hampir
disetiap Fakultas Hukum mata kuliah perbandingan hukum merupakan mata
kuliah wajib, karena mata kuliah ini mengkaji dan menganalisis perbedaan dan
persamaan sistem hukum, terutama sistem hukum perdata yang berlaku di
dunia.

Sebelum membahas tentang Perbandingan Hukum Perdata, ada baiknya


saya mengingatkan kembali kepada saudara mengenai Hukum Perdata.

Istilah Hukum Perdata pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Djojodiguno


sebagai terjemahan dari Burgerlijkrecht pada masa penjajahan Jepang. Kata
“perdata” berasal dari Bahasa Sanksekerta, yang istilah aslinya adalah paradata,
artinya para pihak. Hukum Perdata sering disebut sebagai hukum sipil dan
hukum privat, yaitu ketentuan hukum yang mengatur hal-hal yang bersifat
keperdataan atau kepentingan pribadi.

Menurut Subekti, kata “Hukum Perdata” mengandung dua istilah, yaitu hukum
perdata dalam arti luas, yaitu hukum yang meliputi seluruh hukum privat
materiel dan hukum dagang serta hukum perdata dalam arti sempit, yaitu hukum
yang meliputi hukum privat materiel saja.

Menurut Salim, Hukum Perdata adalah kaidah-kaidah hukum, baik tertulis


maupun tidak tertulis yang mengatur hubungan antara subyek hukum yang satu
dengan subyek hukum yang dalam hubungan kekeluargaan dan dalam
pergaulan masyarakat.

Kembali kepada Perbandingan Hukum, bahwa dalam perbandingan hukum


perdata terdapat beberapa istilah, yaitu: Comparition of civil law system
(Inggris), Vergelijkend recht (Belanda) dan Vergleichenden zivilrechts
(Jerman). Dari berbagai literatur, baik literatur nasional maupun internasional
tidak ditemukan pengertian perbandingan hukum perdata, tetapi yang ada
adalah pengertian tentang hukum komparatif (Comparative Law).

2
Comparative Law didefinisikan sebagai sebuah perbandingan sistem hukum
di dunia, yang dibandingkan adalah perbedaan dan persamaannya dari sistem
hukum tersebut.

Comparative Law atau Perbandingan hukum sebagai ilmu merupakan suatu


cabang ilmu pengetahuan yang relatif masih muda, karena baru tumbuh secara
pesat pada akhir abad XIX atau awal abad XX. Tahun 1900 merupakan tahun
yang sangat monumental bagi perbandingan hukum, bahkan ada yang
berpendapat bahwa tahun 1900 merupakan tahun kelahiran bagi perbandingan
hukum, karena pada tahun 1900 diselenggarakan suatu World Exhibition
tentang Comparative law, yaitu dengan diselenggarkannya International
Congress for Comparative Law di Paris atas inisiatif dua orang ahli hukum
Perancis, yaitu Edouard Lambert dan Raymond Saleilles.

Perbandingan Hukum menurut Munir Fuady adalah suatu pengetahuan dan


metode mempelajari ilmu hukum dengan meninjau lebih dari satu sistem
hukum, kaidah dan atau aturan hukum dan atau yurisprodensi serta pendapat
ahli yang kompeten, untuk menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-
perbedaan, sehingga dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan dan konsep-konsep
tertentu, dan kemudian dicari sebab-sebab perbedaan secara historis, sosiologis,
analitis dan normatif.

Penggunaan perbandingan hukum sebagai suatu ilmu pengetahuan jelas


kelihatan, misalnya dalam bidang Hukum Antar Golongan, Hukum Perdata
Internasional atau Hukum Adat Indonesia

Sebagai suatu metode, bahwa perbandingan hukum hanya merupakan salah satu
metode dari metode-metode lainnya, seperti metode hukum normatif, metode
sejarah hukum, metode sosiologi hukum dan metode multidisipliner.

Menurut Sunaryati Hartono, Perbandingan Hukum adalah suatu metode


penyelidikan, bukan suatu cabang ilmu hukum, sebagaimana yang sering kali
menjadi anggapan sementara orang.

Menurut H.C.Gutteridge dalam hubungan “Comparative Law”, pada


hakekatnya Perbandingan Hukum merupakan suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan jalan membanding-bandingkan sistem hukum yang satu
dengan yang lainnya.

3
Jadi sebagai metode penelitian, maka perbandingan hukum dapat dijalankan
disemua bidang hukum, baik bidang hukum perdata, hukum pidana, hukum
dagang, hukum tata negara dan lain-lain, bahkan dapat dipergunakan di bidang
ilmu ekonomi, ilmu-ilmu eksakta atau bidang Teknik.

Maka tepatlah digunakan istilah “Perbandingan Hukum” dan bukan istilah


“Hukum Perbandingan”.

Jadi jelas bagi kita bahwa tujuan mempelajari perbandingan hukum tidak
semata-mata ingin mengetahui perbedaan-perbedaan saja, tetapi yang lebih
penting adalah mengetahui sebab-sebab adanya perbedaan-perbedaan tersebut,
untuk itu perlu mengetahui latar belakang dari peraturan-peraturan hukum
tersebut.

Dalam perbandingan hukum, ada dua istilah yang dikenal, yaitu


comparatum dan comparadum. Comparatum adalah hukum yang telah
diketahui yang akan dibandingkan, misalnya hukum perdata Adat dengan
hukum perdata KUHPerdata. Comparadum adalah hukum yang akan
diperbandingkan dengan hukum yang telah diketahui, misalnya hukum perdata
Jerman dengan hukum perdata Indonesia.

Setelah diketahui dua hukum tersebut, itu perlu ditetapkan “apa yang akan
diperbandingkan”, misalnya sama-sama Hukum Perdata tetapi yang
diperbandingkan mengenai perkawinan, adopsi, jual beli dan lain-lain disebut
dengan tertium comparatum.

Dalam upaya untuk memperbandingkan hukum yang akan diteliti adalah hukum
yang hidup dalam masyarakat (the law in action), bukan semata-mata hanya
hukum yang dimuat dalam peraturan perundang-undangan atau dalam buku-
buku (the law in the book), melainkan juga mengenai penafsiran undang-undang
atau penemuan hukum dalam peradilan dan dalam kepustakaan, misalnya dalam
perjanjian jual beli binatang kerbau/sapi yang dilakukan dimasyarakat
Minangkabau dengan masyarakat di Jawa Tengah, di Minangkabau harga jual
beli kerbau/sapi tidak ingin diketahui orang lain, maka dilakukan didalam
sarung, lain halnya dengan di Jawa Tengah jual beli dilakukan secara terbuka,
artinya setiap orang dapat mengetahui harga harga kerbau/sapi tersebut.

B. OBJEK PERBANDINGAN HUKUM PERDATA

4
Dalam perbandingan hukum perdata tidak disebutkan secara spesifik
mengenai objek perbandingan hukum perdata, tetapi para ahli hukum telah
mengkaji objek kajian hukum komparatif. Hukum komparatif adalah aktivitas
intelektual dengan hukum sebagai objeknya dan perbandingan sebagai
prosesnya.

Zweigert dan Kotz membagi kajian objek hukum komparatif menjadi dua
bagian, yaitu tradisi hukum dan peraturan hukum.

Hug mengemukakan bahwa hukum komparatif terdiri dari lima kelompok,


yaitu:

1. Pembandingan sistem hukum asing dengan sistem hukum yang bersifat


domestik untuk menemukan persamaan dan perbedaannya;

2. Penelitian untuk menemukan dan mengkaji evolusi hukum yang bersifat


umum yang berdasarkan sistem dan periodenya;

3. Penelitian atau studi yang memperbandingkan tahap-tahap dari beberapa


sistem hukum;

4. Studi yang menginvestigasi adanya hubungan kausal antara sistem-sistem


hukum yang berbeda tersebut;

5. Studi yang menganalisis dengan berbagai solusi yang objektif dan sistimatis
yang dapat ditawarkan oleh berbagai sistem terhadap suatu masalah hukum
tertentu.

Beni Ahmad Saebani mengatakan bahwa objek kajian perbandingan


hukum perdata adalah system hukum perdata itu sendiri, dalam arti system
hukum perdata yang berlaku dalam suatu negara. Dengan demikian objek kajian
perbandingan hukum perdata meliputi:

1. Sistimatika hukum perdata;

2. Kapasitas hukum;

3. Domisili;

4. Hukum keluarga;

5. Catatan Sipil;

6. Hukum Waris;
5
7. Hukum Kontrak;

8. Hukum Jaminan.

Dalam perbandingan hukum perdata terdapat empat focus yang menjadi


kajian didalamnya, yaitu:

1. Metode;

2. Perbedaan dan persamaan;

3. Sistem hukum perdata;

4. Ruang lingkup kajiannya.

REFERENSI

1. Dr. Beni Ahmad Saebani, M.Si dan Dewi Mayaningsih, SH., MH & Ai Wati,
S.Sy - Perbandingan Hukum Perdata ( Bab I, halaman 21)

2. Dr. H. Salim HS, SH., MS dan Erlies Septiana Nurbani, SH., LLM -
Perbandingan Hukum Perdata Comparative Civil Law (Bab I, halaman 3)

3. Prof. H.R. Sardjono, SH dan Ny. Hj. Frieda Husni Hasbullah, SH - Bunga
Rampai Perbandingan Hukum Perdata (Bab I, halaman 1)

Anda mungkin juga menyukai