Prof. Ruslan Saleh, SH. memberikan definisi mengenai perbandingan hukum sebagai
suatu usaha untuk mempelajari beherapa stelsel hukum seeara berdampingan, dengan
tujuan untuk menemukan persamaan atau perbedaan dalam stelsel hukum tersebut untuk
memungkinkan mengambil kesimpulan-kesimpulan tertentu yang dapat membantu kita di dalam
memecahkan masalah-masalah tertentu yang dikemukakan oleh ilmu pengetahuan hukum dan
atau praktek hukum. Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka perbandingan hukum bermaksud
untuk memperbandingkan yaitu mengungkapkan unsur persamaan dan perbedaan dari obyek
yang diperbandingkan yang dapat berupa sistem hukum atau lembaga hukum tertentu yang
diperbandingkan dengan sistem hukum atau lembaga hukum tertentu yang lain. Apabila yang
diperbandingkan adalah sistem hukum tertentu diperbandingkan dengan sistem hukum tertentu
yang lain, maka hal itu merupakan perbandingan hukum umum. sedangkan jika yang
diperbandingkan ialah lembaga hukum tertentu yang diperbandingkan dengan lembaga hukum
tertentu yang lain maka merupakan perbandingan hukum khusus. Secara umum dapat dikatakan
bahwa perbandingan hukum ialah suatu metoda penelitian, suatu ilmu pengetahuan yang
bermaksud untuk memperbandingkan, yaitu mengungkapkan unsur persamaan dan perbedaan
dari obyek yang diperbandingkan yang dapat berupa sistem hukum atau lembaga hukum tertentu
yang diperbandingkan dengan sistem hukum atau lembaga hukum tertentu yang lain pada saat
yang bersamaan. Berdasarkan perumusan tersebut dapat dirumuskan unsur-unsur perbandingan
hukum antara lain bahwa:
Contohnya : Docmatik hukum bertujuan untuk sebuah penyelesaian konkrit secara yuridik bagi
sebuah masalah atau membangun sejumlah kerangka yang di dalamnya sejumlah masalah yang
kemedian memperoleh penyelesaia
1
file:///C:/Users/user/Downloads/Perbandingan_dan_Pendidikan_Hukum.pdf
(Merry dan shanty )
2. Pengertian Perbandingan Hukum sebagai problem solving beserta contohnya
Perbandingan hukum adalah cabang dari ilmu hukum yang memperbandingkan sistem-sistem
hukum yang berlaku di dalam satu atau beberapa masyarakat. Sasaran perbandingan hukum ialah
sistem atau bidang hukum di negara yang mempunyai lebih dari satu sistem hukum.
· Comperative Law : mempelajari berbagai system hukum asing dengan maksud untuk
membandingkannya.
· Comperative Jurisprudence : suatu studi mengenai prinsip-prinsip ilmu hukum dengan
melakukan perbandingan berbagai macam sistem hukum.
· Foreign Law : mempelajari hukum asing dengan maksud semata-mata mengetahui
sistem hukum asing itu sendiri dengan tidak secara nyata bermaksud untuk
membandingkannya dengan sistem hukum lain.
Secara umum pengertian Perbandingan hukum adalah suatu metode yang merupakan suatu cara
pendekatan untuk memahami suatu obyek/masalah yang sedang diteliti.
Maka perbandingan hukum sebagai problem solving merupakan suatu Upaya penyelesaian
masalah yang ada di dalam setiap sistem hukum,yang menjadi Usaha mengumpulkan berbagai
informasi mengenai hukum asing. ... Menunjukkan adanya titik-titik persamaan dengan titik-titik
perbedaan daripada berbagai sistem hukum yang diperbandingkan. Perbandingan diantara sistem
hukum baik itu hukum perdata,pidana,bisnis,dan tata negara.
Contohnya
Jika seseorang melakukan sebuah bisnis,mendirikan suatu usaha,yg dimana usaha tersebut
didirikan oleh beberapa pihak,dan salah satu dari pihak tersebut telah melakukan tindak pidana
penipuan,sehingga merugikan pihak pihak lain. Dalam kasus ini perbandingan hukum di
perlukan untuk mengumpulkan informasi informasi dalam kedua sistem hukum yang
ada,diantara hukum bisnis dan hukum pidana.
Contoh dari perbandingan makro ini adalah jika peneliti mengangkat isu mengenai teknik
penemuan hukum yang digunakan oleh hakim di dalam sistem peradilan Indonesia dan Malaysia.
Karena kedua negara itu menganut tradisi hukum yang berbeda, maka menarik juga untuk
mengetahui bagaimana hakim-hakim di kedua negara itu, misalnya dalam melakukan penafsiran
hukum tatkala terjadi pengujian undang-undang terhadap undang-undang dasar (konstitusi).
Dapat pula dilakukan perbandingan makro terkait model-model pembentukan hukum yang
dilakukan oleh lembaga legislatif, atau mengenai pendekatan-pendekatan kodifikasi untuk
bidang hukum tertentu.
Lalu, tentang perbandingan mikro, menurut keduanya adalah sebagai berikut: “Micro-
comparison, by contrast, has to do with specific legal institutions or problems, that is, with the
rules used to solve actual problems or particular conflicts of interests.” Misalnya, dapat diteliti
tentang kapan suatu produsen harus diminta pertanggungjawaban atas cacat tersembunyi dari
barang-barang yang dijualnya kepada konsumen, atau apakah seorang anak luar nikah dapat
menjadi ahli waris? Pertanyaan-pertanyaan ini dikaji dari perspektif dua atau lebih sistem hukum
yang berbeda.
SUMBER :
http://hukum.uma.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Perbandingan-hukum-sebagai-metode-pptx
(Fitri, Yoanna, Risky)
Perkembangan hukum dagang di dunia telah berlangsung pada tahun 1000 hingga 1500
pada abad pertengahan di Eropa. Kala itu telah lahir kota-kota yang berfungsi sebagai pusat
perdagangan, seperti Genoa, Venesia, Marseille, Florence hingga Barcelona. Meski telah
diberlakukan Hukum Romawi (Corpus Iuris Civilis) namun berbagai masalah terkait
perdagangan belum bisa diselesaikan. Maka dari itu dibentuklah Hukum Pedagang
(Koopmansrecht). Saat itu hukum dagang masih bersifat kedaerahan.
Kedua hukum itu kemudian menjadi acuan dari lahirnya Code de Commerce, hukum dagang
baru yang mulai berlaku pada 1807 di Prancis. Code de Commerce membahas tentang berbagai
peraturan hukum yang timbul dalam bidang perdagangan sejak abad pertengahan. Code de
Commerce kemudian menjadi cikal bakal hukum dagang di Belanda dan Indonesia. Sebagai
negara bekas jajahan Prancis, Belanda memberlakukan Wetboek van Koophandel yang
diadaptasi dari Code de Commerce. Meski telah dipublikasikan sejak 1847, penerapan Wetboek
van Koophandel baru berlangsung sejak 1 Mei 1848. Lalu Belanda menjajah Indonesia dan turut
mempengaruhi perkembangan hukum dagang di Indonesia. Akhirnya lahirlah Kitab Undang-
undang Hukum Dagang (KUHD) yang diadaptasi dari Wetboek van Kopphandel yang kemudian
menjadi salah satu sumber dari hukum dagang Indonesia.
Sumber :
a b
Halim, A. Ridwan (1985). Hukum Dagang dalam Tanya Jawab. Jakarta: Ghalia
Indonesia.