Pertemuan kedua tentang Hukum Islam dalam Kurikulum Fakultas Hukum
A. Hukum Islam dalam Kurikulum Fakultas Hukum
Dalam Kurikulum Inti Program Pendidkan Sarjana Hukum ditegaskan bahwa Kuliah Hukum Islam merupakan mata kuliah keahlian hukum yang menjadi Mata Kuliah Wajib Fakultas secara Nasional. Dahulu di semua Sekolah Tinggi Hukum (Rechts Hogeschool) yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda, baik di negeri Belanda maupun di daerah jajahannya (Batavia) tercantum Mata Kuliah Hukum Islam dalam kurikulumnya. Di samping itu diajarkan juga lembaga-lembaga Islam . Ke dua-duanya digabung menjadi satu dengan nama: Muhammmedaansch Recht en Instellingenvan den Islam. Setelah Indonesia merdeka kurikulum Rechts Hogeschool itu diambil alih oleh Pemerintah Indonesia. Demikianlah misalnya pada Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia Serikat tahun 1950, Hukum Islam dan Lembaga-lembaga Islam diajarkan juga di Fakultas tersebut. Ketika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia menjadi Fakultas yang berdiri sendiri pada tahun 1969, Hukum Islam dan Lembaga-lembaga Islam dipisahkan. Lembaga-lembaga Islam dimasukkan ke dalam Kurikulum Fakulta Ilmu Sosial dan politik, Hukum Islam tetapa menjadi bagian dan berada di dalam Kurikulum Fakultas Hukum Adapun sebab-sebab Mata Kuliah Hukum Islam ada di dalam Kurikulum Fakultas Hukum adalah sebagai berikut: 1. Alasan Historis Sejarahnya semua Sekolah Tinggi Hukum yang didirikan oleh Pemerintah Belanda dahulu diajarkan Hukum Islam yang mereka sebut dengan istilah Muhammedaan Recht. Tradisi ini dilanjutkan oleh fakultas hukum yang didirikan setelah Indonesia merdeka yang disebut dengan istilah hukum Islam. karena penamaan mohammedansch Recht untk hukum Islam tidaklah tepat sebab hukum Islam bersumber dari agama Islam yang berasal dari Allah SWT. 2. Alasan Sosilogis Karena mayoritas manusia yang mendiami kepulauan nusantara ini adalah pemeluk agama Islam. Oleh karena itu lulusan fakultas hukum harus mengetahui pengetahuan hukum Islam agar kebijakan yang dilakukan dalam kegiatan sebagai praktisi hukum tidak salah dalam memahami hukum Islam yang tujuannya agar kebijakan yang dibuat tidak meresahkan masyarakat Indonesia. 3. Alasan Yridia Di Indonesia hukum Islam berlaku secara normatif dan secara formal yuridis. Hukum Islam yang berlaku secara normatif dilaksanakan dalam kegiatan ibadah (melaksanakan rukun Islam). Hukum Islam yang berlaku secara formal yuridis ialah ketentuah hukum Islam yang telah ditetapkan untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia lain di Indonesia (bagian hukum Islam yang telah disahkan menjadi UU di Indonesia) 4. Alasan Konstitusional Di dalam Pasal 29 ayat (1) Undang-Udang Dasar 1945 dinyatakan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini berarti di Negara Indonesia tidak boleh terjadi atau berlaku sesuatu yang bertentangan dengan kaidah-kaidah Islam bagi uamat Islam, kaidah-kaidah Nasrani bagi umat Nasrani, kaidah-kaidah agama Hindu bagi orang- orang Hindu dan kaidah-kaidah kesuailaan agama Budha bagi orang-orang Budha. Ini berarti bahwa di dalam Negara Republik Indonesia ini tidak boleh berlaku atau diberlakukan hukum yang yang bertentangan dengan norma-norma agama dan norma kesusilaan bangsa Indonesia. 5. Alasan Ilmiah Sebagai bidang ilmu, hukum Islam telah lama dipelajari secara ilmiah, bukan saja oleh orang-orang Islam sendiri tetapi juga oleh orang-orang nonmislim *(Baca Daud Ali,1996, hal 1-18) B. Pengertian Hukum Islam dan beberapa istilah yang erat hubungan dengan Hukum Islam Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam. Sebagai sistem hukum ia mempunyai istilah kunci yang harus dihelaskan agar tidak membingungkan yaitu: 1. Hukum 2. Hukm dan Ahkam 3. Syari’ah 4. Fiqh Dari keempat istilah itu yang paling tepat untuk disebut sebagi hukum Islam ialah syari’ah dan fiqh yaitu sayari’at Islam dan Fiqh Islam(silakan dibaca persamaan dan perbedaan syariah dan fiqh halaman38-50 bukum Hukum Islam karangan Daud Ali)