Anda di halaman 1dari 18

Manajemen Hubungan dan Kerjasama Sekolah – Masyarakat

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu :
Nidawati, S.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh :

Annisa Intan Najwa - 210203022


Rian Ramadhan – 210203115

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH & KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, pemilik alam semesta dan
pencipta semua makhluk, karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesikan penyusunan makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya, yang diberi judul 'Manajemen Hubungan dan Kerjasama
Sekolah - Masyarakat'. Makalah ini sebagai bentuk bukti proses pembelajaran Manajemen
Pendidikan di semester tiga perkuliahan ini, dengan dosen pengampu miss Nidawati, S.Ag., M.Ag.
selaku dosen di mata kuliah Manajemen Pendidikan di prodi Pendidikan Bahasa Inggris tahun ajaran
2022/2023.

Makalah ini merupakan makalah pembelajaran untuk mahasiswa dan mahasiswi semester tiga
prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Makalah ini disusun dalam bahasa yang sederhana, mudah di
mengerti, sistematis, komunikatif, dan terpadu sehingga para pembaca dapat memahami makalah
secara cepat dan mudah. Bagian awal bab memuat apersepsi dan materi yang diharapkan dapat
dimengerti oleh semua kalangan yang membaca makalah ini. Materi yang akan dibahas adalah
tentang ” 'Manajemen Hubungan dan Kerjasama Sekolah - Masyarakat', yang mana mungkin
masih banyak yang belum benar-benar memahami bagaimana yang dimaksud dengan manajemen
hubungan dan kerjasama sekolah-masyarakat tersebut.

Penulis mengucapkan terimakasih atas semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini baik dalam hal kritik ataupun saran. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi ilmu dan
pembelajaran baru bagi semua kalangan yang membacanya. Demikian sepatah kata dari kami–Rian
Ramadhan dan Annisa Intan Najwa–selaku penulis makalah ini. Atas perhatiannya penulis
mengucapkan terimakasih.

Banda Aceh, 06 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang Masalah4

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penulisan 4

D. Manfaat Penulisan 5
E. Metode Penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

A. Pengertian dan Tujuan Manajemen Hubungan dan Kerjasama Sekolah, Masyarakat, BP3 dan
Komite 6

B. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Sekolah dengan Masyarakat dan


Komite Sekolah 13
C. Upaya-upaya Partisipasi Masyarakat-Komite Sekolah-BP3 dalam Penyelenggaraan
Pendidikan 14

BAB III PENUTUP 16

A. Kesimpulan 16

B. Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh proses pendidikan di sekolah, tetapi
juga ditentukan oleh lingkungan, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan merupakan tanggung
jawab bersama antara pemerintah (sekolah), keluarga, dan masyarakat. Hal ini berarti
mengisyaratkan bahwa orang tua murid dan masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk
berpartisipasi, turut memikirkan, dan memberikan bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.
Sekolah dan masyarakat adalah faktor pendidikan yang saling mempengaruhi. Keduanya
mempunyai hubungan timbal balik yang tidak dapat dipisahkan. Seorang anak didik setelah
mendapat pendidikan dikeluarganya akan segera berlanjut untuk mencari ilmu di sekolah. Dalam
lingkungan yang baru ini peserta didik diberi berbagai macam ilmu pengetahuan, setelah itu ia
akan beranjak ke lingkungan berikutnya, yaitu masyarakat, disinilah ia akan mengaplikasikan
ilmu yang telah didapatnya. Akan tetapi sering kali pendidikan yang diterima peserta didik di
sekolah tidak sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. Sehingga perlu diketahui sejauh mana
pengaruh sekolah sebagai ladang pendidikan (formal) dalam mencetak generasi yang siap terjun
ke tengah masyarakat, karena tidak jarang antara sekolah dan masyarakat tidak saling
berinteraksi. Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dalam pendidikan di sekolah merupakan
salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya sejauh mana masyarakat dapat
diberdayakan dalam proses pendidikan di sekolah, karena pemberdayaan masyarakat dalam
pendidikan merupakan sesuatu yang esensial bagi penyelenggaraan sekolah yang baik.
Oleh karena berbagai faktor di atas, lembaga pendidikan dituntut untuk memiliki team
work yang solid antara pihak sekolah dengan pihak luar yang dapat terwujud dengan adanya
manajemen hubungan kerja sama sekolah dengan masyarakat yang baik. Makalah ini akan
membahas tentang manajemen hubungan sekolah dan masyarakat yang penting dipelajari
terutama oleh calon pendidik agar mampu menjalin kerja sama yang baik dengan masyaraka t
sekolah dengan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan
dijadikan pokok pembahasan dalam penulisan makalah ini, diantaranya:
1. Apa pengertian serta tujuan hubungan sekolah dengan masayarakat?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat serta yang mendukung komunikasi sekolah
dengan masyarakat?
3. Upaya-upaya apa sajakah yang dapat dilakukan oleh masyarakat, komite sekolah, BP3 dalam
penyelenggaraan pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini adalah sebuah tulisan yang disusun dan direncanakan oleh penulis. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan maklah ini yakni:
1. Untuk menjelaskan tentang pengertian manajemen hubungan dan kerjasama sekolah-
masyarakat.
2. Untuk menjelaskan tentang sejumlah faktor faktor yang menghambat komunikasi sekolah
dengan masayarakat.

4
3. Untuk menjelaskan tentang upaya upaya yang dapat dilakukaan supaya pendidikan dapat
terselenggara dengan baik.
4. Agar semua pembaca dari kalangan manapun dapat memahami isi pembahasan dengan baik
sehingga menjadi tambahan ilmu baru terhadap semua yang membacamya..

D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah pembelajaran ini, diharapkan dapat memberikan manfaat positif
bagi orang banyak yang belum tahu mengenai MANAJEMEN HUBUNGAN DAN
KERJASAMA SEKOLAH-MASYARAKAT, diantaranya sebagai berikut:
1. Diharapkan informasi yang ada dalam makalah ini dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan tentang apa sebenarnya manajemen hubungan dan kerjasama sekolah-masyarakat
itu.
2. Diharapkan makalah ini dapat membantu meningkatkan minat remaja milenial agar lebih
tertarik untuk mempelajari dan meneliti lebih dalam tentang manajemen hubungan dan
kerjasama sekolah-masyarakat di masa depan.
3. Diharapkan makalah ini dapat membuat pembaca sadar dan mengerti makna dan pentingnya
dari judul makalah ini yaitu manajemen hubungan dan kerjasama sekolah-masyarakat.

E. Metode Penulisan
Dalam Proses penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode penulisan makalah
resmi lainnya yaitu menggunakan bahasa indonesia yang baku dalam artian baik dan benar sesuai
KBBI dan EYD yang berlaku.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Manajemen dan Kerjasama Sekolah, Masyarakat, BP3 dan Komite
Sekolah
Arti menejemen adalah proses perencanan, mengelola, pengorganisasian, pengarahan
suatu lembaga. Maksud dari pengertian ini bahwa suatu lembaga memerlukan manajemen untuk
mengatur atau merencanakan suatu kegiatan yang akan di selenggarakan disekolah dengan
membentuk suatu organizing (membagi tugas) dengan ini kegiatan yang sudah direncanakan akan
berjalan dengan lancar sesuai harapan. Hubungan masyarakat dan sekolah sebagai komunikasi
antara sekolah dan masayarakat untuk menanamkan pengertian dan juga karya pendidikan untuk
memajukan sekolah.
Suatu hubungan yang dijalin oleh sekolah dan masyarakat itu sangat penting karena untuk
menjalin silahturahmi antara sekolah dengan masyarakat. Tujuan hubungan masyarakat dengan
sekolah untuk menyampaikan informasi tentang dunia pendidikan dan juga untuk melayani
masyarakat dalam memahami dunia pendidikan. Hubungan yang dijalin antara sekolah dan
masyarakat yaitu antara wali murid dan juga masyarakat sekitar sekolah ataupun masyarakat yang
masih ada hubungan dengan sekolah.

a. Pengertian Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Menurut Sunaengsih (2017), sekolah sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan
dimiliki oleh masyarakat, harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sekolah mempunyai
kewajiban untuk selalu memberikan penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan,
program-program, kebutuhan dan keadaannya, dan sebaliknya sekolah harus mengetahui dengan
jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakatnya. Secara etimologis “hubungan
masyarakat” diterjemahkan dari perkataan bahasa Inggris “public relation”, yang berarti
hubungan sekolah dengan masyarakat ialah sebagai hubungan timbal balik antara suatu organisasi
(sekolah) dengan masyarakatnya.

Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah


dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta
kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan
dan pengembangan sekolah
Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik
simpati masyarakat umumnya serta publik khususnya, sehingga dapat meningkatkan relasi. Hal
ini akan membantu sekolah menyukseskan program-programnya. Sehingga mampu mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan.
Menurut Rahmat (2016:119), hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan
interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk
mendapatkan aspirasi, dan simpati dari masyarakat, serta mengupayakan terjadinya kerjasama
yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi
sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk menyuksekan program-program sekolah yang
bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis..   

6
Menurut Gunawan, hubungan sekolah dengan masyarakat itu sendiri, merupakan seluruh
proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontiniu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya, serta dari
publiknya pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin
efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pengertian hubungan sekolah dan masyarakat dapat peneliti simpulkan


bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat adalah kegiatan menjalin kerja sama antara sekolah
dengan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap sekolah dan dapat
membantu sekolah menerapkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

 Ruang lingkup hubungan sekolah dengan masyarakat dalam suatu organisasi atau lembaga

1.      Humas eksternal


Publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan
gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Berdasarkan macam-macam
khalayak ini dikenal sebagai media massa, pemerintah, masyarakat setempat, kontraktor, serta
pelanggan (orang tua siswa).

2.      Humas internal (publik internal)


Publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari organisasi/lembaga itu sendiri.
Tujuan hubungan sekolah dan masyarakat kedalam pada hakikatnya untuk meningkatkan
kegairahan bekerja para guru, tenaga akademik, karyawan lembaga/instansi yang bersangkutan.
Sebagai garis besar, publik internal meliputi warga dalam sekolah, yaitu guru, siswa, tenaga
kependidikan, dan komite sekolah (Rahmat, 2016).

Ruang Lingkup bidang kerja Humas di sekolah ini adalah dapat dikelompokkan dalam
beberapa bidang yang meliputi:

a. Koordinasi dengan Kepala sekolah dan unsur pimpinan lain.


b. Kerja sama dengan BP/BK dalam menangani masalah kemampuan, minat dan kekeluargaan.
c. Kerjasama dengan warga sekolah.
d. Kerjasama dengan tokoh masyarakat.
e. Kerja sama dengan aparat pemerintahan kelurahan.
f. Menjalin silaturahmi antar alumni.
g. Kerjasama dengan perguruan tinggi tentang kemajuan pendidikan.
h. Mengembangkan persaudaraan dengan lingkungan yang harmonis.
i. MenjalinMenjalin kerjasama dengan Kantin sekolah, pengurus OSIS tentang kebersihan
lingkungan.

Disamping hal-hal tersebut diatas waka/PP Humas melaksanakan kegiatan-kegiatan


sebagai berikut;

a. Melakukan koordinasi secara kontinue dengan semua unsur pimpinan dan tata usaha
b. Menerima tamu umum yang berkaitan dengan tugas kehumasan.
c. Penyampaian informasi terkait dengan sertifikasi, libur sekolah dan informasi-informasi lain
yang ada kaitannya dengan guru dan persekolahan.
d. Menuliskan berbagai informasi di papan pengumuman guru kaitannya dengan rapat dinas,
rapat awal tahun, rapat kelulusan, rapat akhir tahun dan kenaikan kelas.
e. Mempersiapkan agenda rapat, dan menyampaikan guru yang tidak hadir pada saat belajar
kepada guru piket.

7
f. Mempersiapkan pertemuan-pertemuan dengan pengurus komite, jika ada hal yang perlu
dibicarakan.
g. Melakukan Home visit bersama BP/BK, Wali Kelas, jika ada siswa yang sakit, atau siswa
yang jarang masuk sekolah.

b. Pentingnya Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Hubungan antara sekolah dengan masyarakat sangat penting dilakukan, Karena
masyarakat adalah pemilik sekolah dan sekolahlah yang harus melayani masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya akan pendidikan. Berikut uraian terkait pentingnya hubungan sekolah
dengan masyarakat :

1. Sekolah adalah bagian integral dari masyarakat, ia bukan merupakan lembaga yang terpisah
dari masyarakat.
2. Hak hidup dan kelangsungan hidup bergantung pada masyarakat.
3. Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat
dalam bidang pendidikan.
4. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkolerasi, keduanya saling
membutuhkan.
5. Masyarakat adalah pemilik sekolah, sekolah ada karana masyarakat membutuhkannya.

c. Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Secara umum fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu agar dapat terjalinnya
kerja sama, kesapakatan antara sekolah dengan masyarakat. Hal ini berguna supaya sekolah dalam
melaksanakan semua program-program yang telah ditetapkan sehingga mencapai tujuan
pendidikan. Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat diantaranya sebagai berikut :

1. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua.


2. Memelihara hubungan baik dengan komite sekolah.
3. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah,
swasta dan organisasi nasional.

Selain itu, hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain sebagai berikut :

1. Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak.


2. Memperkukuh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat.
3. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah..

            Menurut Frida dalam buku karangan abdullah (2016: 19 – 20)  menyatakan bahwa ada dua
fungsi humas, yakni Fungsi Konstruktif dan Fungsi Korektif.

a. Fungsi Konstruktif, menganalogikan fungsi ini sebagi perata jalan. Jadi humas merupakan
garda terdepan yang dibelakangnya terdiri dari tujuan-tujuan perusahaan. Ada tujuan
marketing, tujuan produksi, tujuan personalia dan sebaginya, peranan humas dalam hal ini
mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi/lembaga, humas
menyiapkan mental organisasi/ lembaga untuk memahami kepentingan publik, humas
mengevaluasi perilaku, publik maupun organisasi untuk direkomandasikan kepada
manajemen, humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian, saling percaya,
dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik organisasi/lembaga yang di wakilinya.
Fungsi Konstriktif ini mendorong humas membuat aktifitas ataupun kegiatan-kegiatan yang

8
terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif, termasuk disini humas
bertindak secara prefentif (mencegah).

b. Fungsi Korektif, apabila kita mengibaratkan fungsi konstruktif sebagai perata jalan, maka
fungsi korektif berperan sebagai pemadam kebakaran yakni apabila api sudah terlanjur
menjalar dan membakar organisasi/lembaga, maka peranan yang dapat dimainkan oleh humas
adalah memadamkan api tersebut. Artinya apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-
masalah krisis dengan publik, maka humas harus berperan dalam mangatasi terselesaikanya
masalah tersebut.

d. Tujuan Hubungan Masyarakat dengan Sekolah


             Tujuan utama program humas dalam suatu lembaga pendidikan adalah untuk membangun
dan memelihara kerja sama yang positif antara lembaga lembaga pendidikan dengan masyarakat
yang terkait. Pelaksanaan program humas diarahkan untuk membangun kegiatan humas secara
internal dan secara eksternal. Dengan demikian tujuan dari program humas juga dapat dilihat baik
secara internal maupun eksternal.

Menurut Nurhasah, tujuan bidang humas dilihat dari kepentingan kedua belah pihak yaitu
lembaga pendidikan dan masyarakat bahwa dilihat dari kepentingan lembaga pendidikan tujuan
bidang Humas yaitu:
1. Memelihara kelangsungan hidup lembaga pendidikan, meningkatkan mutu di lembaga
pendidikan.
2. Memperlancar proses belajar mengajar.
3. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat dalam pengembangan dan pelaksanaan
program pendidikan. 

Sedangkan dari kepentingan masyarakat tujuannya, yaitu:


1. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam moral dan spiritual.
2. Memperoleh batuan lembaga pendidikan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
masyarakat.
3. Menjamin relevansi program lembaga pendidikan dengan kebutuhan masyarakat.
4. Memperoleh anggota masyarakat yang meningkat kemampuannya.

e. Prinsip-prinsip Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

Dalam pelaksanaan kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat perlu memperhatikan


beberapa prinsip, sebagai berikut :
1. Prinsip Otoritas, yaitu bahwa humas harus dilakukan oleh orang yang memiliki otoritas,
karena pengetahuan dan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan sekolah.
2. Prinsip Kesederhanaan, bahwa program-program yang direncanakan dan akan dilaksanakan
harus sederhana dan jelas.
3. Prinsip Sensitivitas, yaitu bahwa dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan
dengan masyarakat harus di sesuaikan dengan keadaan masyarakatnya.
4. Prinsip Kejujuran, bahwa apa yang di sampaikan kepada masyarakat haruslah sesuatu yang
apa adanya dan di sampaikan secara jujur.

Selain itu, hubungan sekolah dengan masyarakat memiliki prinsip antara lain sebagai berikut :

9
1. Integrity (Integritas), yaitu bahwa semua kegiatan humas harus terpadu, dalam arti apa yang
dijelaskan dan disampaikan kepada masyarakat harus informasi yang terpadu antara informasi
kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik.
2. Continuity (Secara terus menerus), yaitu bahwa pelaksanaan humas harus dilakukan secara
terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengam masyarakat tidak hanya dilakukan
secara insedental atau sewaktu-waktu.
3. Simplicity, yaitu prinsip ini menghendaki agar pihak pemberi informasi (sekolah) dapat
menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat.
4. Coverage, yaitu kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua
aspek, lengkap, akurat, up to date, dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian
sejauh mana sekolah dapat mencapai misi dan visi yang disusunnya.
5. Constructiveness, yaitu sekolah memberikan informasi yang konstruktif, sehingga
masyarakat memahami secara detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah.
6. Adaptability, yaitu humas hendaknya disesuaiakan dengan keadaan di dalam lingkungan
masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap aktivitas,
kebiasaan, budaya, (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku di dalam kehidupan
masyarakat.

f. Unsur-unsur dan Jenis-jenis Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


1) Sekolah
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tumbuh yang berkembang dari dan untuk
masyarakat, karena itu segala bentuk dan tujuan sekolah harus diarahkan kepada
pembentukan corak pribadi dan kemampuan warga masyarakat sesuai target atau sasaran
pendidikan dalam masyarakat yang bersangkutan.

2) Orangtua Murid
Hubungan sekolah dengan orangtua murid hendaknya dibawa ke dalam hubungan
yang konstruktif dengan program di sekolah. Karena itu, hubungan antara keduanya
hendaknya dibimbing ke arah positif, dan itu adalah tugas kepala sekolah.

3) Murid dan Guru


Murid merupakan unsur sekolah yang sangat penting, begitu juga guru. Tanpa murid,
sekolah tidak akan ada. Murid berasal dari lingkungan masyarakat, yaitu keluarga yang
memperoleh ilmu pengetahuan dan pendidikan dari persekolahan dengan perantara guru.

4) Komite Sekolah
             Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam
rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan disatuan
pendidikan, baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur
pendidikan diluar sekolah(kepmendiknas nomor:044/U/2002).

Menurut Kompri, Jenis hubungan sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi
tiga jenis,yaitu :
1. Hubungan Edukatif, ialah hubungan kerjasama dalam hal mendidik murid, antara guru di
sekolah dan orangtua di dalam keluaraaga. Adnya hubungan ini dimaksudkan agar tidak
terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan
pendirian dan sikap pada diri anak.

2. Hubungan Kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat

10
sekolah itu berada. Kegiatan kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan
perkembangan masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan pembelajaraan dan
metode-metode pembelajarannya.

3. Hubungan Institusional, yaitu hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembaga atau
instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerjasama antara
sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya, kepala pemerintah setempat  ataupun
perusahaan negara, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada
umumnya..

g. Kegiatan-kegiatan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Karena saling terkaitnya antara sekolah dengan masyarkat maka banyak kegiatan yang
dilakukan dalam rangka melakukan hubungan antara sekolah dengan masyarakat. Secara umum
kegiatan-kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat sifatnya yaitu membangun. Menurut 
Padil, kegiatan-kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan Eksternal, kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada instansi atasan
dan masyarakat di luar sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan dalam hal ini
yakni :

a. Indirect act adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat melalui perantara
media tertentu seperti misalnya : informasi lewat sosial media, website, media cetak, dan
berusaha independen dalam penerbitan majalah atau buletin sekolah.
b. Direct act adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat melalui tatap muka,
misalnya : rapat bersama dengan komite sekolah, konsultasi dengan tokoh masyarakat,
melayani kunjungan tamu dan sebagainya.

2. Kegiatan Internal, Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam, sasarannya adalah warga
sekolah yang bersangkutan yaitu para pendidik, karyawan dan peserta didik. Kegiatan ini juga
dapat dilakukan dengan dua kemungkinan yakni :

a. Indirect act adalah kegiatan internal melalui penyampaian informasi melalui surat edaran,
papan pengumuman di sekolah, penyelenggaraan majalah dinding, atau pemberitahuan
khusus melalui media massa dan kegiatan pentas seni.
b. Direct act adalah kegiatan internal yang berupa : rapat dewan guru, upacara sekolah,
karyawisata/ rekreasi bersama dan penjelasan pada berbagai kesempatan. 

h. Teknik – teknik Hubungan Masyarakat


Kompri (2017), kenyataan membuktikan, hubungan sekolah dengan masyarakat tidak
selalu berjalan dengan baik. Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain: komunikasi
yang terhambat dan tidak profesional, tindak lanjut program yang tidak lancar dan pengawasan
yang tidak terstruktur. Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan,
teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu, teknik tertulis, teknik lisan,
teknik peragaan, dan teknik elektronik.

1. Teknik tertulis
Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis dapat
digunakan meliputi:

11
a. Buku kecil, buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata
tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur dan hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini
dibagikan kepada orangtua murid. Hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK).
b. Pamflet, berupa selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut,
staf pengajar, fasilitas yang tersedia dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain dibagikan ke wali
murid juga bisa disebarkan kepada masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian
masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.
c. Berita kegiatan murid, berita ini dapat dibuat sesederhana mungkin pada selebaran kertas
yang berisi informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah. Dengan
membacaya orangtua murid dapat mengetauhi apa yang terjadi di lembaga pendidikan
tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan oleh murid.

2. Teknik lisan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan secara lisan meliputi:
a. Kunjungan rumah, yaitu pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah  wali murid,
warga ataupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui
masalah anak dirumahnya.
b. Panggilan orangtua, selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga
memanggil orangtua murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan
tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut.

3. Teknik peragaan
Teknik hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
peragaan yang meliputi:
a. Kunjungan ke sekolah, dimaksudkan agar para orangtua murid berkesempatan melihat anak-
anaknya pada waktu mengikuti pelajaran. Kunjungan ke sekolah ini dapat dilaksanakan
sewaktu-waktu, sehingga mereka dapat melihat kewajaran yang terjadi di sekolah tersebut.
b. Open house, yaitu mempersilakan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta
mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru yang diadakan pada waktu yang telah
terjadwal. Pada saat itulah masyarakat dapat melihat secara langsung proses pembelajaran
yang berlangsung di sekolah itu.

4. Teknik elektronik
Teknik hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan media
elektronik yang meliputi:
a. Media sosial dan televisi. Melalui media sosial dan televisi, masyarakat akan lebih mengenal
situasi dan perkembangan sekolah serta dapat menyampaikan berita-berita dan pengumuman-
pengumuman yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, termasuk apabila ada
permohonan sumbangan dari pihak sekolah.
b. Laporan tahunan, yang disusun oleh kepala sekolah untuk diberikan kepada  pemilik sekolah
atau kepada kantor kementrian pendidikan atau kepada atasannnya langsung. Isi laporan tahunan
tersebut antara lain mencakup: kegiatan yang telah dilakukan, kurikulum, personalia, anggaran dan
situasi murid.

i. Contoh Implementasi Bentuk Hubungan Sekolah dengan Masayarakat

12
Contoh ini diambil dari penelitian yang dilaksanakan pada Madrasah Aliyah Al-Aziz
Sungai Ambawang-Kubu Raya. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai jenis
hubungan edukatif, kultural, dan institusional sekolah dengan masyarakat :

 Jenis hubungan edukatif. Jenis hubungan edukatif yang dilakukan yaitu ; mengadakan
pertemuan setahun sekali dengan para orang tua siswa, menanyakan siswa ketika jarang
masuk, ketika siswa atau keluarganya mendapatkan musibah dan lain sebagainya.

 Jenis hubungan kultural. Jenis hubungan kultural yang dilakukan yaitu ; mengerahkan
siswa untuk ikut membantu kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat seperti gotong royong
perbaikan jalan, pembangunan masjid, pembersian saluran air, pembangunan pesantren dan
pembangunan sekolah; disediakannya ruangan untuk keperluan atau acara-acara yang
dilakukan oleh masyarakat setempat.

 Jenis hubungan institusional. Jenis hubungan institusional yang dilakukan yaitu ; kerjasama
dengan sekolah lain dalam rangka membahas masalah ujian sekolah dan ujian nasional serta
kerjasama dengan kepala desa setempat dalam bentuk musyawarah tentang program-program
yang akan diadakan di sekolah ini. Kemudian bekerjasama dengan pihak PLN, dan jawatan
peternakan.

B. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Sekolah dengan Masayarakat dan


Komite Sekolah

a. Faktor Pendukung Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Sehubungan dengan pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat terdapat faktor
yang mendukung terlaksananya proses hubungan yaitu :
1. Adanya program dan perencanaan yang sistematis.
2. Tersedia basis dokumentasi yang lengkap.
3. Tersedia tenaga ahli, terampil dan alat sarana serta dana yang memadai.
4. Kondisi organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan hubungan
sekolah dengan masyarakat.

b. Faktor Penghambat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Grant dan Ray (Suriansyah, 2014:64) menyatakan ada sejumlah hambatan yang ditemui
dalam membangun keterlibatan keluarga di sekolah mencakup aspek : economics, self efficacy,
intergeneration, time demand, cultural norms and value class room culture and past experience.

1. Economics (kekurangan uang dan transportasi)


Masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi masih rendah sering disibukkan dengan pekerjaan
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan. Kesibukan ini menyebabkan mereka cenderung sulit
untuk berpartisipasi/terlibat aktif dalam berbagai kegiatan bersama sekolah.

2. Self efficacy (kurangnya percaya diri dalam kemampuan untuk membantu)


Hambatan ini berkaitan dengan kurangnya percaya diri dari masyarakat untuk
membantu sekolah, akibatnya hubungan klaboratif tidak dilakukan secara optimal.

3. Intergenrational factor (orangtua mereka tidak terlibat)


Orangtua murid yang usianya sangat tua atau tokoh masyarakat yang sudah sepuh
cenderung tidak mau terlibat banyak dalam berbagai kegiatan kolaboratif, meskipun

13
sebenarnya keterlibatan mereka sangat dibutuhkan oleh sekolah. Sehingga sering sekolah
tetap menyantumkan nama tokoh dalam struktur tim atau komite tertentu di sekolah tetapi
sebenarnya mereka tidak bisa banyak berbuat di sekolah.

4. Time demands (faktor tuntutan waktu)


Misalnya, masyarakat di pedesaan dengan pekerjaan petani, lebih banyak waktu di
sawah yang mengakibatkan tidak memiliki waktu yang cukup dalam kegiatan kolaboratif
atau partisipasinya. Dalam kondisi seperti ini diperlukan kreativitas guru dan kepala sekolah
dalam melakukan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.

5. Culture norms and values


Faktor budaya yang melekat pada masyarakat kuat seakan-akan guru adalah seorang
ahli (expert) sehingga memiliki kemampuan untuk mengatasi segala masalah yang ada.
Kepala sekolah perlu meyakinkan guru serta masyarakat, bahwa sehebat apapun guru dan
sekolah tidak akan mampu membuat anak berprestasi luar biasa tanpa dukungan orangtua
murid dan masyarakat demikian pula sebaliknya.

6. Classroom culture
Budaya kelas yang tidak terbuka menyambut orangtua/masyarakat sebagai tamu.
Terkadang muncul ketakutan kalau orangtua murid dan masyarakat melakukan intervensi
pada hal-hal teknis yang menjadi kewenangan guru, takut sekolah justru menjadi bermasalah
dengan keterlibatan orangtua murid dan masyarakat secara optimal di sekolah.

7. Past experience
Terkadang sekolah memiliki pengaalaman negatif akibat keterlibatan orangtua murid
dan masyarakat terhadap sekolah. Hal ini membawa dan mempengaruhi sekolah untuk
enggan berbuat banyak dalam membangun kemitraan yang optimal.

 Upaya Mengatasi Faktor Penghambat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Untuk mengatasi berbagai kendala pelaksanaan hubungan kerjasama dengan orangtua
murid/masyarakat dilihat dari faktor orangtua, maka sekolah harus melakukan berbagai kegiatan
antara lain, yaitu :

1. Berkomunikasi antara rumah dan sekolah secara reguler, dua arah, dan bermakna.
2. Keterampilan orangtua ditingkatkan didukung.
3. Orangtua memainkan peran integral dalam membantu belajar siswa.
4. Orangtua diterima di sekolah dan dukungan serta bantuan mereka dibutuhkan.
5. Orangtua adalah mitra penuh dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi
keluarga dan anak.
6. Sumber daya masyarakat yang digunakan untuk memperkuat sekolah-sekolah, keluarga
dan belajar siswa.

C. Upaya-upaya Partisipasi Masyarakat- Komite Sekolah-BP3 dalam Penyelenggaraan


Pendidikan
a. Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Sebelum komite sekolah dibentuk, di setiap satuan pendidikan sudah terdapat BP3 (Badan
Pembantu Penyelenggara Pendidikan) yang anggotanya terdiri atas orang tua dan masyarakat

14
disekitar sekolah. Peran Komite sekolah sebagai pendukung baik yang berwujud finansial,
pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan dijabarkan oleh Mulyasa (2003)
dan (Dadi Permadi dan Daeng Arifin,2007) dalam kegiatan operasional sebagai berikut :

1. Menggalang dana dari orang tua/wali murid dan masyarakat untuk pemenuhan sarana
prasarana guna meningkatkan kualitas pelayanan dan peningkatan mutu pendidikan di
sekolah;
2. Mencari bantuan dana dari dunia usaha dan industri untuk biaya pembebasan uang
sekolah bagi siswa yang tidak mampu;
3. Mengelola kontribusi masyarakat berupa uang, tenaga, pikiran, barang dan peluang yang
diberikan kepada sekola;
4. Memberikan motivasi atau penghargaan (baik berupa materi maupun non materi);
5. Memberikan otonomi professional kepada guru dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikannya sesuai kaidah dan kompetensi guru;
6. Memberikan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler;
7. Mengidentifikasi berbagai permasalahan dan memecahkannya bersama-sama pihak
sekolah.

b. Peran dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan


Partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang sangat diharapkan sekolah adalah sebagai
berikut :

1. Mengawasi/membimbing kebiasaan anak belajar di rumah, seperti mendorong anak


dalam belajar, menyusun jadwal dan struktur waktu belajar di rumah.
2. Membimbing dan mendukung kegiatan akademik anak, seperti menumbuhkan minat anak
untuk rajin membaca dan penciptaan situasi belajar yang kondusif.
3. Memberikan penguatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi
dirinya. seperti memberikan hadiah, pujian dan lain-lain.
4. Menyediakan bahan yang tepat serta fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak dalam
belajar.
5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan anak serta problem belajar dan berusaha untuk
memberikan bimbingan.
6. Memberikan dorongan untuk meneliti, berdiskusi  tentang gagasan dan atau kejadian-
kejadian aktual.
7. Berdiskusi dan berdialog dengan anak tentang ide-ide, gagasan atau tentang bahan
pelajaran yang baru, aktivitas yang bermanfaat, masalah-masalah aktual dan sebagainya.
8. Mengarahkan aspirasi dan harapan akademik anak.
9. Hadir pada pertemuan guru dengan orang tua murid yang diselenggarakan oleh sekolah
10. Memberikan ganjaran positif terhadap performen anak di rumah atau di sekolah yang
mendukung belajar anak.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya, manajemen humas (hubungan masyarakat) merupakan bidangatau fungsi
tertentu yang diperlukan oleh setiap lembaga terutama lembaga pendidikan, baik itu lembaga
yang bersifatkomersial (perusahaan) maupun lembaga yang non komersial. Namun humassendiri
mempunyai pengertian keseluruhan upaya yang dilangsungkansecara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling
pengertianantara suatu lembaga dengan segenap publiknya. Jadi, humas adalah suaturangkaian
kegiatan yang diorganisasisedemikian rupa sebagai suatu rangkaiankampanye atau program
terpadu, dansemuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.Sekolah sebagai
lembaga pendidikan dituntut untuk dapat mewujudkan sumber daya manusia tingkat tinggi yang
harus mampu mengarahkan seluruh peserta didiknya agar dapat memiliki kompetensi dibidangnya
agar mereka dapat mempunyai pandangan visioner sebagai motor penggerak dalam
kehidupannya. Sedangkan masyarakat dalam keterlibatannya di dunia pendidikan menentukan
tujuan, strategi dan perwakilannya dalam pelaksanaan kebijakan sebagai bentuk
kepedulianmasyarakat dalam keseluruhan proses dan pengembangan masyarakat sesuai dengan
arti pembangunan suatu bangsa itu sendiri. Oleh karena itu program humas harus dilaksanakan
secara harmonis.

B. Saran
Agar sekolah dan masyarakat tidak terjadi kesenjangan kedepannya, masyarakat harus ikut
berperan aktif dalam pembangunan sekolah sehingga dapat membantu hal-hal yang dibutuhkan
oleh sekolah tersebut, selain itu dengan adanya hubungan yang baik dengan masyarakat akan
terjalin hubungan kerjasama yang baik, dan dengan hal tersebut masyarakat pun dapat berperan
serta dalam menjaga keamanan sekolah. Sekolah dapat terus menjaga dan meningkatkan
hubungan kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait orang tua siswa, masyarakat, dunia usaha
dan dunia industri, serta Lembaga pemerintahan). Warga sekolah dapat meningkatkan manajemen
hubungan sekolah dan masyarakat yang efektif antara sekolah dan masyarakat luas untuk
membangun hubungan yang harmonis.

16
DAFTAR PUSTAKA
Atiyah Oemi ,2007. Profesionalisme Kehumasan. Komunika Majalah Ilmiah Komunikasi
dalam pembangunan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. ISSN 0126-2491. Vo  l.10 No,1
Masputri, Serly. (2012). Makalah Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
(http://serlym.blogspot.com/2012/11/makalah-manajemen-hubungan-sekolah-dan.html dikujungi 06
November 2022).
Mulyasa, E,  2014. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Musanna, 2017. Indiigenisasi pendidikan : rasionalitas revitalisasi praksis pendidikan Ki
Hajar Dewantara. Jurnal pendidikan dan kebudayaan, Vol.2 No1.
Qoimah, 2018. Membangun pelayanan publik yang prima: strategi manajemen humas dalam
penyampaian program unggulan di lembaga pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. I,
No.2. E-ISSN 2614-4018
Rahmad, Abdullah, 2016. Manajemen Humas Sekolah. Yogyakarta : Media Akademi
Sunaengsih, Cucun, dkk. 2011. Pengelolaan Pendidikan. Sumedang: UPI Sumedang Press
Suriansyah, Ahmad. 2014. Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat : Dalam
Rangka Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2020). Manajemen Hubungan Masyarakat
(https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-indonesia/manajemen-hubungan-
masyarakat/manajemen-hubungan-sekolah-dan-masyarakat/24555804 dikunjungi 6 November 2022).
Fitri. Lusi. (2018). Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
(https://www.kompasiana.com/lusiirsyiafitri/5ad1ad9d16835f75316e98f2/manajemen-hubungan-
sekolah-dan-masyarakat dikunjungi 6 November 2022).
Moiso. Ananda. (2021). Ruang Lingkup Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
(https://mahasiswa.ung.ac.id/151418142/home/2021/6/4/ruang-lingkup-manajemen-hubungan-
sekolah-dan-masyarakat.html dikunjungi 6 November 2022).
Khairunnisa. Nur. (2021). Rangkuman Pentingnya Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
(https://mahasiswa.ung.ac.id/151418139/home/2021/6/4/rangkuman-pentingnya-hubungan-sekolah-
dengan-masyarakat.html dikunjungi 6 November 2022).

17
Fadilla. (2022). Hubungan Sekolah dan Masyarakat
(https://fadillawekay.wordpress.com/pendidikan/administrasi-pendidikan/hubungan-sekolah-dan-
masyarakat/ dikunjungi 6 November 2022).
Elisabeth. Novri. (2018). Pengetahuan dan Teknik tentang Pengelolaan Hubungan
Masyarakat Sekolah (http://novrielisabethhutauruk.blogspot.com/2018/12/hubungan-sekolah-dengan-
masyarakat.html dikunjungi 6 November 2022).

18

Anda mungkin juga menyukai