Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KISAH DAN COTOH AKHLAK

RASULULLAH DAN PARA ANBIYA

Dosen Pembimbing: Sri Endang Erningsih, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Lili Harsani (220302067)

Rima Aulia Andini (220302043)

Riska Yana (220302047)

Silawati (220302063)

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta hidayah- nya kepada kita semua,sehingga berkat karunia-nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang ‘’KISAH DAN CONTOH AKHLAK ‘’.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada ibu Sri
Endang Erningsih, M.Pd selaku dosen pengampu dan kepada semua pihak yang telah menyelesaikan
tugas makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dan
memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacannya. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya, sehingga kami meminta maaf dan mohon
pemakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat
atau menyinggung perasaan pembaca,dan kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.

Terimakasih.

Mataram, 1 September 2022

Penyusun

(Kelompok 7)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang......................................................................................................................

B.Rumusam Masalah..............................................................................................................

C.Tujuan.................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1.kisah dan Contoh Akhlak

A. Kisah Dan Contoh Akhlak Rasulullah.............................................................................

B.Kisah Dan Contoh Akhlak Para Anbiya...........................................................................

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan.........................................................................................................................

Daftar Pustaka...............................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Rasulullah Muhammad SAW adalah suri tauladan yang baik dalam berbagai hal. Termasuk dalam
perbuatan atau akhlak Allah Swt. Berfirman dalam Qs. Al Ahzab ayat : 21 yang artinya: “Sungguh,
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
( rahmat) Allah dan (Kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah Swt. (Qs. Al-Ahzab :
21).

Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluq.
Kata tersebut artinya perilaku dan tabiat manusia sejak lahir.Syekh Muhammad Al- mishri dalam
ensiklopedia akhlak Rasulullah mengatakan, Ar-Raghib memaknai Al-Khuluk sebagai kekuatan dan
karakter ang ditemukan dengan mata batin.

B.RUMUSAN MASALAH

1.Kisah atau Contoh Akhlak Rasulullah

2.Kisah atau Contoh Akhlak Para Anbiya

C.TUJUAN MASALAH

1.Untuk mengetahui dan belajar tentang kisah atau contoh akhlak Rasulullah dan Para Anbiya

2.Untuk memahami akhlak Rasulullah dan Para Anbiya


BAB II

PEMBAHASAN

A.Kisah Atau Contoh Akhlak Rasulullah

1.Ikhlas

Rasululluh Saw terkenal dengan sifat keikhlasannya, terutama dalam beribadah. Al kafawi
mendifinisikan ikhlas sebagai meniatkan ibadah sehingga hanya allah semata yang disembah. Pendapat lain
menyebutkan, ikhlas adalah membersihkan hati, ucapan dan amal. Ada tiga hala yang harus dilakukan untuk
bisa berbuat ikhlas. Pertama, buanglah sifat tama. Kedua, jahui sanjungan dan pujian. Ketiga, lakukan
dengan teguh. Setelah tiga hal tersebut dilakukan maka ke ikhlasan akan muncul. Sebagai umat islam sudah
sepatutnya mencontohkan keikhlasan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Dalam hadits hasan Rasulullah
Saw bersabda: ‘’Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal selain apa yang dilakukan secara ikhlas dan
mengharapkan ridho- Nya’’. (HR.An-nasai).

Contoh:

Di sebuah sudut jalan ada seorang pengemis buta yang setiap harinya selalu mengumpat
Rasulullah Saw. Ia berkata kepada setiap orang yang mendekatinnya, ‘’wahai saudaraku janngan dekat
muhammad. Dia itu orang gila, pembohong, tukang sihir.apabila kalian mendekatinya maka kalian akan di
pengaruhinya’’. Tiada hal lain yang di lakukan si buta setiap hari, kecuali mengadahan tangan dan
mengumpat menerikkan kata-kata iyu berulang kali. Namun demikian,setiap hari di waktu pagi selalu ada
seorang pria yang mendatangi pengemis itu degan membawakanya makanan tanpa berkata sepatah kata
pun, pria itu selalu menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis buta itu.

Suatu ketika, pria yang biasanya datang memberinya makna tidak lagi datang kepadanya.
Pengemis buta itu semakin hari semakin lapar dan bertanya-tanya dalam dirinya apa yang terjadi terhadap
pria itu.sampai suatu pagi ada seorang pria yang mendatanginya dan memberinya makan.namun ketika pria
itu mulai menyuapinya makan namu, ketika pria itu mulai menyuapinya si pengemis buta itu marah sambil
menghadrik, ‘’ siapakah kamu? Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,’’ ‘’ aku adalah orang biasa .’’
ujar pria itu’’ tidak mungkin engkau bohong ‘’ kata si pengemis buta itu. ‘’ sebab apabila dia datang
kepadaku, tida susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah’’, jawaab pengemis buta
itu lagi.

Mendengar jawaban pengemis buta itu, pria tadi tidak menahan air matanya. Dia menangis
sambil berkata kepada pengemis it. ‘’ aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah
salah seorang dari sahabatnya. Namaku abu bakar orang mulia yang biasa memberimu makan itu telah
meninggal dunia. Dia adalah Muhammad Saw. ‘’pengemis buta itu terkejut. tubuhnya bergetar. Tidak ada
kata-kata yang keluar dari mulutnya. Hanya air mata yang mengalir di pipinya. Deras, seolah tak terbendung
mengenang manusia mulia yang selalu di makinya setiap hari. Subhanallah, sungguh keikhlasan dan
kesabaran Rasulullah tiara tara.

2. Yakin dan Tawakal

Yakin dan tawakal adalah akhlak Rasulullah Saw yang patut di contoh setiap umat islam dalam
menjalankan segala urusan. Baik urusan agama maupun dunia. Bahkan, Allah Swt telah memerintahkan
umat manusia untuk bertawakal kepada-Nya.

‫هّٰللا‬
َ ۚ َ‫قَا َل َر ُجاَل ِن ِم َن الَّ ِذي َْن يَ َخافُ ْو َن اَ ْن َع َم ُ َعلَ ْي ِه َما ا ْد ُخلُ ْوا َعلَ ْي ِه ُم ْالب‬
‫اب‬
‫فَا ِ َذا َد َخ ْلتُ ُم ْوهُ فَاِنَّ ُك ْم ٰغلِب ُْو َن ەۙ َو َعلَى هّٰللا ِ فَتَ َو َّكلُ ْٓوا اِ ْن ُك ْنتُ ْم ُّمْؤ ِمنِي َْن‬
Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, “Serbulah mereka
melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu
hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman ‘’.

B.Kisah atau Contoh Akhlak Para Anbiya

1.Kisah Nabi Ayubb

Nabi Ayyub alaihissalam hidup pada tahun 1420—1540 SM. Beliau berasal dari Romawi. Beliau
diutus Allah untuk menyeru kaumnya, yaitu masyarakat di daerah Huran (sekitar Yordania dan Syiria), agar
menyembah Allah Sebelum ujian kesabaran menimpanya, Nabi Ayyub diberikan limpahan karunia nikmat
oleh Allah. Beliau dikaruniai badan sehat dengan wajah yang rupawan. Beliau juga diberi anugerah berupa
anak-anak keturunan yang baik dan seorang istri yang setia. Menurut pendapat ulama yang paling populer,
nama istri Nabi Ayyub adalah Rahma binti Afraim bin Yusuf bin Ya’qub., Allah pun memberikan harta yang
melimpah sehingga Nabi Ayyub menjadi seorang yang kaya raya. Tak hanya berupa uang, harta tersebut juga
mewujud dalam bentuk tanah dan bangunan yang luas di daerah Batsniyyah, salah satu wilayah dari negeri
Huran. Beliau juga memiliki bermacam binatang ternak dalam jumlah yang sangat banyak hingga tak ada
orang yang bisa menandinginya. Binatang ternak tersebut berupa unta, sapi, kuda, keledai, dan
kambing.Dengan banyaknya nikmat yang telah Allah diberikan, Nabi Ayyub pun rajin bersyukur. Beliau
menjadi seorang hamba yang bertakwa dan menyayangi sesama. Nabi Ayyub rajin menyantuni anak yatim,
janda, duafa, dan orang yang sedang dalam perjalanan tapi tak punya uang untuk melanjutkan (ibnu sabil),
serta memberi makan orang miskin

Nama Ayyub alaihissalam disebutkan Allah bersama para Nabi lainnya pada Al-Qur’an Surah An-Nisaa’
ayat 163: ‘’Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada
Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami
berikan Zabur kepada Daud.”
Kemudian Allah menceritakan tentang ujian yang diberikan kepada Ayyub dan bagaimana beliau
bersabar menghadapinya. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Sad ayat 41—44: ‘’ Dan ingatlah akan
hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, ‘Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan
dan bencana.’ Allah berfirman, ‘Hentakkanlah kakimu; inilah air sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan
Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan Kami lipat gandakan jumlah mereka,
sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat. Dan ambillah seikat
(rumput) dengan tanganmu, lalu pukullah dengan itu dan janganlah engkau melanggar sumpah.
Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat
taat (kepada Allah).”

Allah memberi ujian kepada Nabi Ayyub dengan mengambil kembali seluruh nikmat berlimpah yang
Dia berikan kepada beliau. Pertama, Allah timpakan kepada Ayyub alaihissalam penyakit kulit di sekujur
tubuhnya. Bahkan Ibnu Katsir menafsirkan, tidak ada satu pori-pori pun dari tubuh Nabi Ayyub yang selamat
dari penyakit judzam (kusta) itu. Dengan itu Allah mengangkat nikmat paras beliau yang rupawan.Badannya
yang semula sehat, segar, dan bugar Allah angkat dengan menimpakan tubuh yang sangat lemah karena
penyakit itu. Saking lemahnya, dikisahkan Nabi Ayyub sampai tidak sanggup berjalan sendiri untuk buang
hajat ke kamar mandi, sehingga istri beliau harus menemani.Putra-putri beliau pun Allah ambil, semuanya
meninggal dunia. Tak sampai di situ, harta Nabi Ayyub yang berlimpah dan tak ada yang menandingi
jumlahnya juga Allah tarik kembali.

Nabi Ayyub pun jatuh miskin. Ditambah dengan kondisi penyakitnya, semua orang menjauhi beliau.
Nabi Ayyub pun mengasingkan diri ke suatu tempat. Hanya istri beliau yang setia menemani, juga dua orang
sahabat beliau yang selalu mengunjungi. Para ulama pun berselisih pendapat mengenai berapa lamanya Nabi
Ayyub menjalani ujian tersebut. Ada yang mengatakan bahwa Nabi Ayyub sakit selama 18 tahun. Ada juga
yang berpendapat hanya tiga tahun saja. Sebagian ulama ada pula yang menyebutkan bahwa Ayyub
alaihissalam ditimpa musibah tersebut selama 7 tahun 7 bulan 7 hari. Walaupun ditimpa berbagai musibah,
dimulai dari kematian anak-anaknya, hilang seluruh harta benda, penyakit yang tak kunjung sembuh, Nabi
Ayyub As. justru menghadapi itu semua dnegna penuh kesabaran.

Karena kesabaran Nabi Ayyub yang luar biasa saat menjalani ujian tersebut, Allah pun menunjukkan
jalan keluar. Allah menceritakan hal tersebut pada Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 83—84:

“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, ‘(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah
ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.’’Maka Kami
kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya
kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi
peringatan bagi semua yang menyembah Kami.”

2.Akhlak Nabi Ismail

Nabi Ismail A.s. adalah putra Nabi Ibrahim A.s. dan Siti Hajar. Allah telah memerintahkan kepada Nabi
Ibrahim A.s. untuk membawa Siti hajar dan Nabi Ismail A.s. ke Mekah. Ismail pada waktu itu masih kecil, ia
terpaksa harus ikut kedua orang tuanya menempuh perjalanan jauh dan melelahkan. Hajar dan Ismail
diletakkan di daerah yang tandus, padang pasir yang sunyi dan terik matahari yang menyengat kulit. Tak ada
seorang pun kecuali mereka berdua. Tetapi berkat pertolongan Allah, mereka berdua bisa melewati semua
kesusahan yang dihadapinya.

Nabi Ismail A.s. adalah seorang nabi dan rasul yang memiliki akhlak terpuji. Beliau juga orang yang
sangat sabar dan ikhlas. Ketika ayahnya mendapat wahyu dari Allah untuk mengorbankan dirinya maka
dengan ikhlas dan rela beliau melaksanakannya karena memenuhi perintah Allah. Kebesaran jiwa Nabi Ismail
A.s. ketika melaksanakan perintah ayahnya untuk memenuhi perintah Allah telah menjadi contoh bagi kita
semua. Betapa tabah dan kuatnya iman Nabi Ismail A.s

Nabi Ismail A.s. adalah anak yang saleh, berbakti kepada orang tua dan mematuhi perintah ayahnya.
Dengan kecerdasannya beliau telah dapat menyatukan hati dan akal pikirannya untuk menerima ujian dari
Allah Swt.. Tidak tersirat dalam hati dan akal pikirannya untuk membantah perintah ayahnya. Nabi Ismail
tidak mengedepankan sifat egoisnya, tetapi beliau menunjukkan akhlak yang mulia dengan beriman dan
bertakwa kepada Allah yang sebenarnya. Beliau telah bersikap sebagai anak yang rela 6. Tegas terhadap
kemusyrikan dan kekafiran adalah sikap yang harus dimiliki setiap muslim. Dari kisah Nabi Ibrahim A.s., ada
hal-hal yang patut kita teladani. Walaupun Nabi Ibrahim A.s. mengalami berbagai ujian dan cobaan yang
berat, tetapi beliau tetap sabar dan taat kepada Allah. Beliau selalu tunduk dan melaksanakan apa saja yang
diperintahkan oleh Allah. berkorban untuk memenuhi perintah Allah Swt.. Dalam usia yang masih kecil,
ternyata beliau mampu bersikap ikhlas dan berani menanggung resiko serta sabar. Adapun hal-hal yang perlu
kita teladani dari sikap Nabi Ismail A.s., yaitu sebagai berikut.

1. Kita harus menjadi anak yang berbakti kepada orang tua.

2. Kita harus sabar dan tabah saat menghadapi cobaan yang berat sekalipun.

3. Kita harus ikhlas karena Allah.


BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Kesimpulan Kita wajib mencintai dan mentaati apa yang diajarkan Rasulullah sebagai wujud kecintaan dan
pengabdian kita sebagai hamba Allah Swt. Apabila kita benar-benar mencintai Allah sudah semestinya kita juga
mencintai Rasulullah, karena beliau merupakan kekasih beserta utusan Allah untuk dijadikan uswatun khasanah bagi
setiap ummatnya. Bentuk kita mencintai dan mentaati Rasulullah dengan cara, mengikuti dan mengerjakan hal-hal
yang diajarkan Rasulllah, menghidupkan sunnah-sunnahnya, membaca shalawat serta salam yang ditujukan kepada
beliau, mencintai keluarga dan sahabat-sahabat Nabi, serta berziarah ke makam Rasulullah.
DAFTAR PUSTAKA

https://m-kumparan-com .cdn .ampproject.org/v/s/m.kumparan.com/amp/berita-update/amanah -adalah-salah-


satu-sifat- rasulullah-ini- penjelasannya-1vNyFwdUVsM ?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16637443388422&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A
%2F%2Fkumparan.com%2Fberita-update%2Famanah-adalah-salah-satu-sifat-rasulullah-ini-penjelasannya-
1vNyFwdUVsM

https://www.gramedia.com/best-seller/kisah-nabi-ayub/

https://123dok.com/article/meneladani-perilaku-nabi-ismail-meneladani-perilaku-terpuji-para.4zpxn54q

Anda mungkin juga menyukai