UNTUK NEGERI
ROSALIA ANANTA
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
KATA PENGANTAR
ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ
َ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َو.َﺴﻼَمُ َﻋﻠَﻰ اﻷَﻧْﺒِﻴَﺎ ِء وَاﻟْﻤ ُْﺮ َﺳﻠِ ْﻴﻦ
ﺼﻼَةُ وَاﻟ ﱠ
واﻟ ﱠ.ََب اﻟْﻌَﺎﻟَ ِﻤ ْﻴﻦ
اﻟْ َﺤ ْﻤ ُﺪ ﻟِﻠ ِﻪ ر ﱢ
ُ أَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن ﻻَ إِﻟَﻪَ إِﻻﱠ اﷲُ َو أَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪًا َﻋ ْﺒ ُﺪﻩُ َوَرﺳ ُْﻮﻟُﻪ.َأَ ْﺟ َﻤ ِﻌ ْﻴﻦ
Bismillahirahmanirrahim.
Ungkapan rasa syukur saya yang pertama tentu kepada Allah ‘azza
wajalla yang telah memberikan segala kenikmatan sehingga saya dalam
keadaan Iman dan Islam, sehat wal ‘afiat sampai akhirnya saya dapat
menulis sedikit pengetauhan yang sudah saya dapatkan agar menjadi ilmu
yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
Ungkapan rasa syukur selanjutnya kepada kedua orang tua saya, ayah
Anwar dan ibunda Asmalia yarham. Keduanya adalah sosok guru terhebat
bagi saya, mereka yang telah merawat saya dengan penuh kasih sayang dan
kelembutan tak pernah kenal lelah untuk membiaya sekolah saya hingga
saat ini tak pernah berkeluh kesah beliau merawat dengan sangat ikhlas dan
semoga dibalas diakhirat kelak.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi saya
sendiri. Aamiin.
Rosalia Ananta
iv | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
BIOGRAFI PENULIS.......................................................................... x
PENDAHULUAN
S
esungguhnya beruntung manusia yang mendapatkan anugrah
dari Allah berupa hidayah iman dan Islam. Tiada sesuatu
kemuliaan apapun di dunia ini kecuali yang lebih indah dan
agung dari pada-Nya. Terlebih Islam adalah agama yang paling mulia dan
diridhoi oleh Allah, sebagai agama yang diridhoi Allah Tuhan semesta alam,
Islam adalah jalan yang lurus (ash-shirat al-mustaqim). Setiap umat
Islampun mempunyai kewajiban beribadah dan mengamalkannya, salah
satu caranya yaitu dengan berdakwah.
ﷲ
ِ ﱠﺎﺳﺘَﺄْ ُﻣﺮُوﻧَﺒِﺎﻟْ َﻤ ْﻌﺮُوﻓ َِﻮﺗَـ ْﻨـﻬ َْﻮﻧَـ َﻌﻨِﺎﻟْ ُﻤ ْﻨ َﻜﺮَِوﺗـ ُْﺆِﻣﻨـ ُْﻮﻧَﺒِﺎا
ِ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻤ َﺨ ْﻴﺮاُﱠﻣ ٍﺔاُ ْﺧ ِﺮ َﺟ ْﺘﻠِﻠﻨ
“kamu adalah sebaik-baik ummat, dilahirkan untuk (kemaslahatan)
manusia, kamu mengajak kepada kebaikan, dan kamu mencagah dari
kemungkaran,serta kamu beriman kepada Allah.”
Dalam buku ini juga menjelaskan terkait dengan cara berdakwah yang
baik dan benar, dengan metode yang digunakan oleh Rasulullah sholallahu
‘alaihi wassalam dahulu, dan memaparkan juga metode di era globalisasi
saat ini, karena dalam berdakwah kita arus menggunakan metode yang
benar yang tepat agar dapat mencapai apa yang dituju dalam berdakwah,
dalam buku ini juga memberi penjelasan tentang berbagai tantangan da’i
dalam berdakwah di era globalisas juga disertakan cara mengatasinya,
dalam bab terakhir dipaparkan kisah perjuangan para da’i terdahulu yang
sangatlah gigih memperjuangkan agama Islam. Karena dakwah sangatlah
penting dalam dunia, apalagi dalam kondisi saat ini.
I
DAKWAH ILALLAH
A. PENGERTIAN DAKWAH
D
akwah merupakan kewajiban yang syar’i bagi setiap umat
tanpa terkecuali. Apabila dikatakan ‘’dakwah ilmiyah”
maksudnya ialah risalah terakhir yang diturunkan Nabi
Muhammad sholallahu‘alaihi wassalam sebagai wahyu dari Allah yang
dinamakan Al-quran tidak ada kebatilan didalamnya baik di depan atau
belakangnya, kalamnyapun bernilai mukjizat, dan seseorang yang akan
membacanya mendapatkan pahala.1
1
Jumu’ah Amin Abdul Aziz, terjemahan Adus salam, Fikih Dakwah, PT ERA ADICITRA
INTERMEDIA, Solo 2010, hal.9
Urgensi Da’i untuk Negeri | 1
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
Dakwah adalah satu kata yang tidak asing lagi ditelinga kita, dari
sudut bahasa, dakwah artinya mengajak atau menyeru. Adapun istilah
dakwah yang biasa kita gunakan memiliki pengertian yang lebih khusus yaitu
mengajak dan menyeru manusia ke jalan Allah (ﷻda’watun naas ilallah). Ini
artinya sangat luas, yakni mengajak dari kekafiran kepada keimanan, dari
kesesatan kepada petunjuk, dari kebodohan kepada ilmu, dari syirik kepada
tauhid, dari kehidupan jahiliyah kepada kehidupan Islami, dari kemaksiatan
kepada ketaatan, dari bid’ah kepada sunnah, dari keburukan kepada
kebaikan.2
Adapun yang kita ajak adalah manusia seluruhnya, saudara terdekat
kita. Orang kafir kita dakwahi agar mendapatkan hidayah keimanan dari
Allah. Bahkan harusnya sesama muslim pun perlu didakwahi karena ternyata
masih sangat banyak umat muslim yang suka melanggar ajaran agama.
ﷲ
ِ ﱠﺎﺳﺘَﺄْ ُﻣﺮُوﻧَﺒِﺎﻟْ َﻤ ْﻌﺮُوﻓ َِﻮﺗَـ ْﻨـﻬ َْﻮﻧَـ َﻌﻨِﺎﻟْ ُﻤ ْﻨ َﻜﺮَِوﺗـ ُْﺆِﻣﻨـ ُْﻮﻧَﺒِﺎا
ِ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻤ َﺨ ْﻴﺮاُﱠﻣ ٍﺔاُ ْﺧ ِﺮ َﺟ ْﺘﻠِﻠﻨ
“kamu adalah sebaik-baik ummat, dilahirkan untuk (kemaslahatan)
manusia, kamu mengajak kepada kebaikan, dan kamu mencagah dari
kemungkaran,serta kamu beriman kepada Allah.”
Allah ﷻjuga berfirman dalam QS. Ali-Imran ayat 104, yang berbunyi:
ِﻚ ُﻫ ُﻢ
َ ُوف َوﻳَـ ْﻨـﻬ َْﻮ َن َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ َوأُوﻟﺌ
ِ َوﻟْﺘَ ُﻜ ْﻦ ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ أُﱠﻣﺔٌ ﻳَ ْﺪﻋُﻮ َن إِﻟَﻰ اﻟْ َﺨ ْﻴ ِﺮ َوﻳَﺄْ ُﻣﺮُو َن ﺑِﺎﻟْ َﻤ ْﻌﺮ
اﻟْ ُﻤ ْﻔ ِﻠﺤُﻮ َن
2
Dr. Hammam Abdurrahim said, Qowa’idud Dakwah Ilallah, PT ERA ADICITRA INTERMEDIA,
Solo 2013, hal.79.
2 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
:َﺎل
َ وﻟْﺘَ ُﻜ ْﻨ ِﻤ ْﻨ ُﻜ ْﻤﺄُﱠﻣﺔٌﻳَ ْﺪﻋُﻮﻧَِﺈﻟَﯩﺎﻟْ َﺨ ْﻴ ِﺮﺛُ ﱠﻤﻘ:َ
َ ِﻮ َﺳﻠﱠﻢ
َ ﺼﻠﱠﯩﺎﻟﻠﱠ ُﻬ َﻌﻠَْﻴﻬ
َ ُﻮﻻﻟﻠﱠ ِﻬ
ُ ﻗَـ َﺮأَ َرﺳ:ُﻗَﺎﻷََﺑُﻮ َﺟ ْﻌ َﻔﺮٍاﻟْﺒَﺎﻗِﺮ
"ﺳﻨﱠﺘِﻲ
ُ "اﻟْ َﺨ ْﻴـﺮُاﺗﱢـﺒَﺎﻋِﺎﻟﻘُﺮآﻧ َِﻮ
ﺿ َﻌﻔُﺎ
ْ وذَﻟِﻜَﺄ،ِ
َ ﻓَﺈﻧْـﻠَ ْﻤﻴَ ْﺴﺘَ ِﻄ ْﻌ َﻔﺒِ َﻘ ْﻠﺒِﻪ،ِﻓَﺈﻧْـﻠَ ْﻤﻴَ ْﺴﺘَ ِﻄ ْﻌ َﻔﺒِﻠِﺴَﺎﻧِﻪ،َﻣ ْﻨـ َﺮأَﯨ ِﻤ ْﻨ ُﻜ ْﻤ ُﻤ ْﻨ َﻜﺮًاﻓَـ ْﻠﻴُـﻐَﻴـ ْﱢﺮُﻫﺒِﻴَﺪﻩ
َل
ٍ َﺮد
ْ َﻮرَا َءذَﻟِ َﻜ ِﻤﻨَﺎﻹﻳﻤَﺎﻧِ َﺤﺒﱠﺔُﺧ
َ "وﻟَْﻴﺴ
َ :ٍ َوﻓِﻴﺮِوَاﻳَﺔ."ِﻹﻳﻤَﺎن
Terakhir dengan hati, hati ini harus senantiasa berharap untuk dapat
mengubah kemungkaran. Namun hal ini menandakan tingkatan iman kita
sangat rendah sekali. Sebab pengingkaran dalam hati merupakan dasar yang
melandasi tangan dan lisan, barangsiapa yang mengingkar keduanya pasti
hati juga mengingkarinya. Melakukan kemungkaran dengan hati maksudnya
secara hati kita kesal, terhadap orang yang belaku kemunkaran, maka dari
Proses amar makruf dan nahi mungkar secara bertahap tidak akan
langsung dapat mengubahnya, ibarat membalikkan tangan. Berikut
beberapa tahap amar makruf:
1. Tahapan pertama
3
Ibid, hal 83
Urgensi Da’i untuk Negeri | 5
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
2. Tahapan kedua
3. Tahapan ketiga
4. Tahapan keempat
6 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
5. Tahapan kelima
Jangan sampai kita tahu satu ayat atau lebih tetapi kita diam saja
atau bahkan menyembunyikannya, amalkan ilmu walau sedikit. Janganlah
4
Hadits ini dari Imam Ahmad dan diriwayatkan oleh Imam Muslim.
8 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
Ibnu katsir mengatakan, bahwa ini adalah ancaman yang keras buat
orang yang menyembunyikan apa yang telah disampaikan oleh rasul-rasul
berupa keterangan-keterangan yang jelas yang bertujuan benar serta
petunjuk yang bermanfaat bagi had manusia, sesudah dijelaskan oleh Allah
Swt. kepada hamba-hamba-Nya melalui kitab-kitab yang diturunkan kepada
rasul-rasul-Nya.
5
Hadis musnad melalui berbagai jalur yang satu sama lainnya saling memperkuat predikat ,
dari Abu Hurairah
Urgensi Da’i untuk Negeri | 9
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
sebagai nasihat, bagi Allah, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan
orang-orang awam. Setelah menyampaikan targhib, hendaklah dilanjutkan
dengan mengenalkan kepada mereka hakikat dunia dan pengaruhnya,
sehingga menjadikan landasan mereka tak terlalu terikat olehnya. Jiwa
manusia, sebagaimana dia ditundukkan dengan cara memberi dorongan, dia
juga harus ditundukkan dengan cara diberi peringatan dan ancaman. Karena
peringatan ini akan mampu menjauhkan mereka dari perbuatan hina dan
tercela. Dengan demikian, dai telah berinteraksi dengan fitrah manusia
tanpa membenturkannya dengan benturan yang keras, tetapi melatih dan
mengobatinya, sehingga fitrah itu kembali seperti semula sebagaimana
pertama kali diciptakan Allah.6
6
Jumu’ah Amin Abdul Aziz, terjemahan Adus salam, Fikih Dakwah, PT ERA ADICITRA
INTERMEDIA, Solo 2010, hal. 177
Urgensi Da’i untuk Negeri | 11
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
Ayat yang mulia ini merupakan dalil pokok yang paling besar, yang
menganjurkan kepada kita agar meniru Rasulullah sholallahu‘alaihi
wassalam. dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya. Karena
itulah Allah Swt. memerintahkan kepada kaum mukmin agar meniru sikap
Nabi Saw. dalam Perang Ahzab, yaitu dalam hal kesabaran, keteguhan hati,
kesiagaan, dan perjuangannya, serta tetap menanti jalan keluar dari Allahﷻ
Semoga salawat dan salam-Nya terlimpahkan kepada beliau sampai hari
kiamat.
12 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
ٌﺴﻨَﺔ
َ ُﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ أُﺳ َْﻮةٌ َﺣ
ِ ﻟََﻘ ْﺪ ﻛَﺎ َن ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻓِﻲ َرﺳ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu. (Al-Ahzab: 21)
Yakni mengapa kalian tidak meniru dan mengikuti jejak sifat-sifatnya? Dalam
firman selanjutnya disebutkan:
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab: 21)7
7
Tafsir Ibnu Katsir surat Al-Ahzab ayat 21, diakses pada 10 November 2020
8
Jumu’ah Amin Abdul Aziz, terjemahan Adus salam, Fikih Dakwah, PT ERA ADICITRA
INTERMEDIA, Solo 2010, hal.155
Urgensi Da’i untuk Negeri | 13
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
9
ibid,hal. 154
14 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
10
Ibid, hal.260
Urgensi Da’i untuk Negeri | 15
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
Diantara upaya untuk mempermudah itu adalah sikap sok alim, fasih
dan berlebihan saat ia berbicara. Membuat ilustrasi yang mudah dipahami,
membangkitkan semangat objek dakwah untuk selalu beramar makruf nahi
mungkar, atau menggunakan perbandingan-perbandingan yang serupa.
Seorang da’I juga harus pintar mengambil hati objek dakwah guna
mengarahkan kejalan yang benar menurut Al-qur’an dan As-sunnah.
e. Memberi pemahaman
11
Ibid, hal.296
12
Diakses dari https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
digest/19/04/25/pqixen458-nabi-muhammad-saw-permudahlah-jangan-mempersulit ,
tanggal 13 November 2020 pada taggal 4 november 2020.
Ada dua lelaki yang mengadu kepada Daud karena kambingnya slah
satu dari keduanya masuk dan berda dikebunnya, merusak tanaman-
tanaman dikebun tersebut, sampai tanamannya tidak tersisa sedikitpun,
lalu Daud memutuskan untuk pemilik kebun itu mengambil ahli kambing
itu. Kemudian kedualelaki itu keluar menuju kepada Sulaiman. Memberi
tahukan keputussan yang telah ditentukan Daud (ayahnya) tadi.
Dai keputusan Daud dan Sulaiman itu tadi termasik ijtihad dari
keduanya, dan Allah menyaksiakan hokum tersebut. Allah memberikan
ihlam kepada Sulaiman berupa hokum yang bijaksana, serta memberikan
kepahaman kepadanya dengan kepahaman yang tepat. Seua makhluk Allah
masing-masing sudah diberika hikma dan ilmu sesuai kadarnya.
Da’i harus memikirkan hal pokok terlebih dahulu, dengan metode yang
mudah dipahami sehingga pesan dakwah dapat tersampaikan, jangan keluar
dari pergulatan pemikiran yang berpotensi pada hal-hal yang bercabang.
Karena dapat menimbulkan perpecahan. Kita harus kembali pada inti ajaran
agama islam berupa pokok-pokok bukan bercabang. Inti dari Islam berupa
aqidah dan ibadah dengan segala makna yang terkandung didalamnya.
Oleh karena itu da’i ketika berinteraksi dengan objek dakwah harus
berupaya masuk kedalam jiwa dan perasaan mereka. Baru setelah itu
mendapat gerakan hati nuraninya, membangkitkan perasaan mereka
menuju jalan Allah. Ibarat air yang menyegarkan, setelah sekian lama
merasa kehausan, dan menenangkan jiwa setelah sekian waktu mengalami
g. Mendidik
13
Jumu’ah Amin Abdul Aziz, terjemahan Adus salam, Fikih Dakwah, PT ERA ADICITRA
INTERMEDIA, Solo 2010, hal. 314
14
Ibid, hal. 345
Urgensi Da’i untuk Negeri | 21
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
15
Fathu Bahri An-Nabiri, Amza, Jakarta 2008. Meniti Jalan Dakwah, hal.238
22 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
Pada dasarnya semua perbuatan yang kita lakukan pasti ada maksud
dan tujuan kita melakukan perbuatan tersebut. Tanpa adanya tujuan
sesuatu pekerjaan atau amalan tidak akan bermakna sama sekali, misalnya
kita memakan makanan maka termotivasinya hanya untuk menghilangkan
rasa lapar saja hal itu tidak seberapa terasa. Namun jika kita makan untuk
melakukan hal yang disunnahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, misalnya makan makanan bertujuan untuk berbuka puasa maka
Subhanallah nikmatnya tiada tara. Mendapatkan kenyang dan pahala
berbuka puasa. Begitu pentingnya tujuan dalam melakukan suatu
perbuatan.
1. Tujuan perseorangan
Dengan adanya tujuan ini para da’I lebih mudah untuk menyampaikan
dakwahnya. serta menguntungkan sesama jangan sampai kita
terjerumus dan turut langkah-langkah syeitan. Karena sesungguhnya
syetan adalah musuh bagi kalian.
ًُﺴ ُﻜ ْﻢ أَزْوَاﺟًﺎ ﻟِﺘَ ْﺴ ُﻜﻨُﻮا إِﻟَْﻴـﻬَﺎ َو َﺟ َﻌ َﻞ ﺑَـ ْﻴـﻨَ ُﻜ ْﻢ ﻣ ََﻮ ﱠدةً َوَر ْﺣ َﻤﺔ
ِ َوِﻣ ْﻦ آﻳَﺎﺗِِﻪ أَ ْن َﺧﻠَ َﻖ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ِﻣ ْﻦ أَﻧْـﻔ
َﺎت ﻟِﻘَﻮٍْم ﻳَـﺘَـ َﻔ ﱠﻜﺮُو َن
ٍ ِﻚ ﻵﻳ
َ إِ ﱠن ﻓِﻲ ذَﻟ
Dalam firman Allah yang artinya: “dan tidaklah kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’:
Urgensi Da’i untuk Negeri | 25
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
1. Tujuan akidah
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti
ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat,
al-ihkaamu yang artinya mengokohkan dan menetapkan. Sedangkan
menurut istilah (terminology) akidah adalah iman yang teguh dan pasti,
yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakini.
Tujuan akidah ini penting bagi kehidupan dunia dan akhirat. Yaitu
tertanamnya suatu akidah yang mantap disetiap hati seeorang, sehingga
keyakinan agama Islam tidak dicampuri dengan hal yang lain, tanpa
adanay rasa keraguan dari hatinya, realisasi dari tujuan agama ini adalah
bagi orang yang belum beriamn agar beriman, bagi iamnnya yang masih
diliputi dengan keraguan menjadi orang yang imanya mantap sepenuh
hati.
2. Tujuan hukum
3. Tujuan akhlak
Arti dari akhlak adalah tingkah laku, perbuatan yang melekat pada
diri seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara mendasar
untuk melakukan suatu perbuatan, Sementara itu, menurut Imam Al
Ghazali, akhlak merupakan tingkah laku yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memicu perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Tujuan akhlak ini adalah terbentuknya pribadi muslim yang luhur, dihiasi
dengan sifat-sifat terpuji dan bersih dari sifat sifat tercela.
D. UNSUR DAKWAH
SEPUTAR DA’I
Da’i merupakan kata bahasa Arab yang diambil dari bentuk mashdar
ﯾﺔ داعyang berubah menjadi fail داﻋﻲyang mempunyai arti yang berdakwah
orang yang mendakwahkan ajaran-ajaran islam. ia adalah seorang yang
terlibat dalam dunia dakwah, menyiarkan, menyeru, dan mengajak orang
lain untuk beriman, berdo’a atau berkehidupan islam baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Ia juga bermakna mu’adzin karena ia mengajak
kepada sesuatu yang mendekatkan diri kepada Allahﷻ. Bentuk jamak da’I
adalah Du’at atau Da’uun. Du’at menurut bahasa adalah kata umum
mencakup Du’at kebaikan atau du’at kesesatan. Maka setiap manusia yang
membawa fikroh, mengundang dan mengajak kebaikan kepada orang lain
disebut da’iyah menurut bahasa. Da’iyah pertama kali dalam umat ini adalah
Rasulullah.16
16
Jumu’ah Amin Abdul Aziz, terjemahan Adus salam, Fikih Dakwah, PT ERA ADICITRA
INTERMEDIA, Solo 2010, hal.49
17
I’natut Thoifah, M.Pd.I, Malang, Jawa Timur, Managemen Dakwah, Madani press 2015,
hal. 46
28 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
SEPUTAR MAD’U
18
Fathu Bahri An-Nabiri, Amza, Jakarta 2008. Meniti Jalan Dakwah, hal.230
Urgensi Da’i untuk Negeri | 29
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
MEDIA DAKWAH
Media berasal dari bahasa latin, dan bentuk jamak dari medium yang
berarti perantara dan pengantar. Salah satu bentuk penyaluran dakwah
dengan cara lewat berbagai macam media sesuai dengan situasi dan
kondisi. Media sangat lah banyak macamnya. Media sebagai teknologi
informasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Dakwah memanglah
tidak cukup bila disampaikan dengan lisan saja. Ia harus didukung dengan
keberadaan media, yang menjadi saluran penghubung bagi umat untuk
menyalurkan dakwahnya. yang menjadi elemen visual serta urat nadii
dalam totalitet dakwah itu sendiri.
19
I’natut Thoifah, M.Pd.I, Malang, Jawa Timur, Managemen Dakwah, Madani press 2015,
hal.48
a. Lisan
b. Tulisan
c. Audio visual
20
Fathu Bahri An-Nabiri, Amza, Jakarta 2008. Meniti Jalan Dakwah, hal. 237
Urgensi Da’i untuk Negeri | 33
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
e. Lingkungan keluarga
MATERI DAKWAH
1. Masalah aqidah
وَا ْﻋﺒُﺪُوا اﻟﻠﱠﻪَ وََﻻ ﺗُ ْﺸ ِﺮﻛُﻮا ﺑِ ِﻪ َﺷ ْﻴﺌًﺎ َوﺑِﺎﻟْﻮَاﻟِ َﺪﻳْ ِﻦ إِ ْﺣﺴَﺎﻧًﺎ َوﺑِﺬِي اﻟْﻘ ُْﺮﺑَﻰ وَاﻟْﻴَﺘَﺎﻣَﻰ وَاﻟْ َﻤﺴَﺎﻛِﻴ ِﻦ
َﺖ أَﻳْﻤَﺎﻧُ ُﻜ ْﻢ
ْ ِﻴﻞ َوﻣَﺎ َﻣﻠَﻜ
ِ ﺴﺒْﺐ وَاﺑْ ِﻦ اﻟ ﱠ
ِ ﺐ ﺑِﺎﻟْ َﺠﻨ
ِ ﱠﺎﺣ
ِ ُﺐ وَاﻟﺼ
ِ وَاﻟْﺠَﺎ ِر ذِي اﻟْﻘ ُْﺮﺑَﻰ وَاﻟْﺠَﺎ ِر اﻟْ ُﺠﻨ
َﺎﻻ ﻓَﺨُﻮرًا
ً ﺐ َﻣ ْﻦ ﻛَﺎ َن ُﻣ ْﺨﺘ
ُﺤ ﱡ
ِ إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ َﻻ ﻳ
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah adalah tuhan semesta alam, tidak
ada yang mepersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, maka sembahlah
Allah. Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikatnya,
kitab-kitabnya, Rasul-rasulnya, hari akhir, dan percaya kepada ketentuan-
ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk (HR. Muslim).
Orang yang memiliki iman yang kuat dan benar (hakiki) akan
cenderung untuk selalu berbuat baik kepada sesama, dan akan menjahui
perbuatan yang jahat, karena perbuatan jahat akan berkonsekuensi pada
36 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
hal-hal yang buruk. Iamn inilah yang berkaitan dengan dakwah, beramar
ma’ruf nahi mungkardikembangkan dan akan menjadi tujuan utama dari
proses dakwah.
2. Masalah syari’at
3. Masalah akhlak
Perkara akhlak ini sudah dijelaskan pada tujuan akhlak, namun pada
sub bab ini juga dijelaskan lagi, akan materi yang akan disampaikan para
Urgensi Da’i untuk Negeri | 37
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
da’I, materi ini sangat penting guna membentuk karakter mad’u, pengertian
akhlak adalah suatu kebiasaan, budi pekerti, tingkah laku dan tabi’at.
4. Masalah muamalah
EFEK DAKWAH
1. Efek kognitif, efek ini terjadi jika adanya perubahan pada apa yang
diketahui, dipahami, dirasakan atau dipersepsi khalayak, yang
meliputi segala yang berhubungan dengan emosi, sikap serta nilai.
Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan,
kepercayaan dan informasi.
“Adapun jika hati kalian bersatu, segala tujuan diarahkan kepda Allah,
segala sesuatunya kalian lakukan karena semata-mata mentaati Allah dan
demi mencari ridha-Nya, maka tak usahlah kalian bersedih hati. Kalian
lebih tinggi, lebih unggul, dan Allah akan selalu menyertai kalian dan
tidak akan menyia-nyiakan amal kalian. Adakah bahaya yang lebih
mengerikan yang akan menimpa kita, selain daripada bahaya hati,
kelemahan jiwa dan semangat, beragamnya hawa nafsu dan
bersilangsengketanya pendapat dan pikiran…”
II
SEPUTAR DA'I MENURUT
AJARAN ISLAM
1. Pengertian Da’i
Urgensi Da’i untuk Negeri | 41
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
D
a’i menurut etimologis berasal dari kata bahasa arab yang
berarti orang yang mengajak. Kata lain da’I adalah bentuk
mudzakkar yang berarti orang yang mengajak, sedangkan
muannas disebut daiyah. Sedangkan secara terminology dai adalah orang
yang mengajak orang lain baik langsung ataupun secara tidak langsung, guna
mempersebarluaskan ajaran agama islam. berdakwah melalui lisan, tulisan,
perbuatan atau yang lainnya.
21
Kamus Besar Bahasa Indonesia https://kbbi.kemdikbud.go.id/ dikutip pada 18 November
2020
22
Dr.Moh. Ali Aziz, M.Ag, ilmu dakwah, (Jakarta: Prenada Media,2004), hlm.77
42 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
Oleh karena itu Islam akan menjadi dakwah yang benar apabila
dibawakan oleh seorang dai yang paham dan berakhlaq mulia. Dakwah dan
dai adalah ibarat dua sisi mata uang yang saling membutuhkan, sisi depan
dan belakang pun sama tidak mungkin bisa dipisahkan satu sama lain.
Dari pengertian da’I diatas sudah sangat jelas jika adanya da’I
sangatlah penting dimasyarakat, melalui dakwah yang dilakukan oleh
seoprang da’I untiuk memperjuangkan agama Islam ini, maka dengan izin
Allah umat akan berhasil mencapai kejayaan dan keagungan menjadi
seorang pemimpin.
23
Dikutip dari jurnal Nur Kholis, 2005
Urgensi Da’i untuk Negeri | 43
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
ُﻮ
َ ِﻚ ﻓَـ ْﻠﻴَـ ْﻔ َﺮﺣُﻮا ﻫ
َ ْﻞ اﻟﻠﱠ ِﻪ َوﺑَِﺮ ْﺣ َﻤﺘِ ِﻪ ﻓَﺒِ َﺬﻟ
ِ ﻗُ ْﻞ ﺑَِﻔﻀ
َﺧ ْﻴـ ٌﺮ ِﻣﻤﱠﺎ ﻳَ ْﺠ َﻤﻌُﻮ َن
ﺸﺮًا َوﻧَﺬِﻳﺮًا
َﺎك ﺷَﺎ ِﻫﺪًا َوُﻣﺒَ ﱢ
َ ﻳَﺎ أَﻳـﱡﻬَﺎ اﻟﻨﱠﺒِ ﱡﻲ إِﻧﱠﺎ أَ ْر َﺳ ْﻠﻨ
﴾۴۵﴿َﺳﺮَاﺟًﺎ ُﻣﻨِﻴﺮًا
ِ َودَا ِﻋﻴًﺎ إِﻟَﻰ اﻟﻠﱠ ِﻪ ﺑِِﺈ ْذﻧِِﻪ و
Artinya: “wahai Nabi! Sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi
saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi
penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang
meneranginya”
tugas para da’i identic dengan tugas para Rasul, semua tugas-Nya adalah
anutan para da’i, terlebih lagi Nabi Muhammad, sebagai Rasul yang paling
agung.
1. Meluruskan akidah
yaitu dengan menunjukkan ke Esaan Allah sebagai tuhan yang
berhak disembah
2. Memberi pencerahan serta motivasi
kepada umat yang membutuhkan agar dapat beribadah dengan
ytang baik dan benar.
3. Amar ma’ruf nahi munkar
24
Fathu Bahri An-Nabiri, Amza, Jakarta 2008. Meniti Jalan Dakwah. Hal. 79
46 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
B. TANTANGAN DA’I BERDAKWAH DI ERA GLOBALISASI
1. Mengenal globalisasi
25
Dikutip dari jurnal Istina Rakhmawati, Tantangan dakwah di era globalisasi, 2 Agustus
2014
Urgensi Da’i untuk Negeri | 47
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
Oleh sebab itu da’i pada zaman sekarang sangat teramat dibutuhkan
melihat bagaimana fungsi dan kedudukan tinggi seorang da’i, dan kita
menyadari bahwasannya menjadi seorang da’i tidaklah mudah bagi semua
orang, apalagi pada zaman sekarang ini. Zaman yang sangat minim akan
adanya seorang da’I, sebenarnya banyak seorang da’I namun mereka belum
tentu mendakwahkan ilmunya dengan benar sesuai dengan Al-qur’an dan
As-sunnah. Menjadi seorang da’I tidaklah mudah tidak akan pernah sunyi
dari ujian dan cobaan yang ditempuhnya, baik ujian dari lahir maupun dari
batin bahkan bisa keduanya. Pasti akan menjumpai beramcam tantangan
dalam menyebar luaskan ajaran Allah ﷻjadi seorang da’I haruslah sabar
dan tabah dalam segala hal. Allah berfirman:
26
I’natut Thoifah,M.Pd.I, Manajemen Dakwah, madani press, 2015, hal.75
48 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
Pertama, umat Islam di Negara kita saat ini sudah hampir tidak
berdaya terhadap upaya internalisasi nilai budaya non Islami saat ini, yang
sangat jelas bertentangan dengan kaidah agama Islam, yang melanggar
aturan-aturan Allah dan syari’at Islam, sebagaimana buktinya pada zaman
sekarang banyak orang non muslim contohnya orang-orang barat yang
masuk kedalam Negara ini lewat media massa yang sangat canggih ini,
barbagai macam hinaat terhadap agama Islam dan anak-anak zaman
sekarangpun menirunya, seperti dalam hal berpakaian, sekarang para orang
tua sudah tidakk mampu melarang anaknya untuk berpakaian ala artiis,
padahal gaya pakaian tersebut sangat tidak sopan lagi sudah melanggar
norma-norma islam.
Padahal dalam ajaran Islam sudah dijelaskan sangat jelas akan adap
berpakaian serta aurat-aurat bagi kaum muslimin Allah berfirman dalam QS.
Al-Ahzab ayat 59:
Ketiga, melihat era yang begitu tajam saat ini menurut kuantitas
keberagamaan pemeluk agam Islam di Negara kita juga mulai terkikis
imannya. Karena pengaruh budaya non muslim sangatlah berdapak buruk
bagi masyarakat Islam, mengkisnya iman merupakan hal yang tidak wajar
semakin iman terkikis akan habis iman tersebut. Tak hanya mengikis iman
namun juga menggoyahkan iman masyarakat dan bahkan juga dapat
menhilangkan iman bagi orang yang tidak kokoh akan imannya, maka dari
27
Tafsir Ibnu Katsir light QS. Al-Ahzab ayat 59
Urgensi Da’i untuk Negeri | 51
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
itu pentingnya umat Islam untuk memperkokoh imannya agar tidak mudah
tergoyahkan.
28
Dikutip jurnal Istina Rakhmawati SMP Negeri 1 Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia,
th. 2014
Maka dari itu kita sebagai da’I harus memiliki strategi agar tetap
dapat berdakwah di era globalisasi, setiap organisasi ataupun individu pasti
memiliki cara khas untuk mencapai keberhasilan, mekipun sangat sulit.
Proses menuju keberhasilan dalam berdakwah sebagai berikut:
visi misi
menetapkan langkah
melakukan evaluasi
keberhasilan dalam
dan perubahan
berdakwah.
29
Muhammad Tholhah Hasan, Prospek Islam Dalam Menghadapi Tantangan Zaman
(Jakarta: Lantabora Press, 2005), hlm. 56
54 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
C. KARAKTER DA’I IDEAL MENURUT AL-QUR’AN
Da’i atau penyeru dakwah dalam kata lain da’I menjadi cerminan
bagi objek dakwah, karena itu da’i harus memiliki akhlak yang baik kepada
sesama agar dapat mencerminkan hal baik pula terhadap orang yang
hendak didakwahinya, dalam rangka menjadi tauladan bagi sesama da’I
harusnya memiliki karakter sesuai dengan Al-qur’an dan As-sunnah
diantaranya ialah:
sebagai bekal ilmu terpenting bagi seorang da’i. berikut ini adalah bekal
yang dapat membentuk kekuatan spiritual seoarang da’i dalam dakwahnya:
a. Bekal iman
ُوف َوﺗَـ ْﻨـﻬ َْﻮ َن َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ َوﺗـ ُْﺆِﻣﻨُﻮ َن ﺑِﺎﻟﻠﱠ ِﻪ َوﻟ َْﻮ
ِ ﱠﺎس ﺗَﺄْ ُﻣﺮُو َن ﺑِﺎﻟْ َﻤ ْﻌﺮ
ِ َﺖ ﻟِﻠﻨ
ْ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ َﺧ ْﻴـ َﺮ أُﱠﻣ ٍﺔ أُ ْﺧ ِﺮﺟ
ْﻔﺎﺳﻘُﻮ َن
ِ ِﺘﺎب ﻟَﻜﺎ َن َﺧﻴْﺮاً ﻟَ ُﻬ ْﻢ ِﻣ ْﻨـ ُﻬ ُﻢ اﻟْﻤ ُْﺆِﻣﻨُﻮ َن َوأَ ْﻛﺜَـ ُﺮُﻫ ُﻢ اﻟ
ِ آ َﻣ َﻦ أَ ْﻫ ُﻞ اﻟْﻜ
”Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik”.
Jika menafsirkan ayat “wa tu’minuna billah” dalam ayat diatas Sayyid
Quthub berkata: ”bekal mereka adalah iman. Perbendaharaan mereka juga
iman, sandaran mereka adalah Allah, semua bekal selain bekal iman pasti
akan habis, adapun setiap sandaran selain sandaran Allah pasti akan roboh.
Maka dari itu pentingnya bekal iman bagi setiap da’i.”
b. Bekal ibadah
ialah ibadah dimalam hari, sholat disepertiga malam atau sholat tahajud,
maka jagalah sholat kalian.30 Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:
َﺎﺷﻌِﻴ َﻦ
ِ ﺼ ْﺒ ِﺮ وَاﻟﺼﱠﻼةِ َوإِﻧﱠـﻬَﺎ ﻟَ َﻜﺒِﻴ َﺮةٌ إِﻻ َﻋﻠَﻰ اﻟْﺨ
وَا ْﺳﺘَﻌِﻴﻨُﻮا ﺑِﺎﻟ ﱠ
30
I’natut Thoifah,M.Pd.I, Manajemen Dakwah, madani press, hal.17
31
Ibid, hal.18
Urgensi Da’i untuk Negeri | 57
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
32
I’natut Thoifah,M.Pd.I, Manajemen Dakwah, madani press, 2015, hal.10
58 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
33
Prof. Dr. H. Achmad Mubarok, MA, Psikologi Dakwah, Madani press, malang 2014. Hal. 3
Urgensi Da’i untuk Negeri | 59
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
yang diterima da’i dari kenyataan hidup dewasa ini, yakni apa yang terjadi
dengan manusia kini, dalam dunia Islam mupun dunia pada umumnya.
Wawasan konteporer yang harus dimiliki oleh setiap da’i diantaranya ialah:
34
I’natut Thoifah,M.Pd.I, Manajemen Dakwah, madani press, 2015, hal.11
60 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
terkena perkara yang diperbolehkan, dia juga sederhana. Ingat sajalah ketika
Rasulullah hidup, diperintahkan kepada umat Islam supaya turut
mengerjakan sholat malam “qiyamul lail” tetapi kemudian, karena ada yang
ingin mencari rizki, berniaga, karena akan pergi kemedan perang, perintah itu
diringankan dari pada yang semula, hanya diberatkan kepada Nabi ﷺ.
Tidak usah berniat ingin menjadi da’i yang ingin dipandang oleh
masyarakat, menjadi raja. Tidak perlu bercita-cita ingin pngkat yang tinggi,
gaji yang besar. Perlu diperbaiki adalah niatnya. Sebagai makhluk hidup kita
harus bersahaja bagi kehidupan. Sebagai kaum lelaki kita harus tegak pada
garis laki-laki, sebagai perempuan kita harus menjadi ibu, menjadi saudara
perempuan yang dapat mengobati hati saudara laki-laki, Tidak butuh
terkenal atau yang lainnya karena itu hanyalah warna hidup belaka, bukan
hakikat hidup. Hakikat hidup ialah tujuan, niat suci dan sederhana itu. Da’i
harsulah sederhana dalam semua hal.35
Sabar dapat berarti tabah, tahan ujian, tidak mudah marah, karena
adanya haling rintangan dan hambatan di jalan dakwah, adalah suatu hal
yang niscaya adanya. Allah berfirman:
ُوب
ِ ْﺲ َوﻗَـ ْﺒ َﻞ اﻟْﻐُﺮ
ِ ﺸﻤ
ُﻮع اﻟ ﱠ
ِ ﱢﻚ ﻗَـ ْﺒ َﻞ ﻃُﻠ
َ ﺻﺒ ِْﺮ َﻋﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻳَـﻘُﻮﻟُﻮ َن َو َﺳﺒﱢ ْﺢ ﺑِ َﺤ ْﻤ ِﺪ َرﺑ
ْ ﻓَﺎ
”Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan
bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum
terbenam (nya)”. (QS. Qaaf: 39)
35
Prof.Dr. HAMKA, Falsafah hidup, Jakarta republika penerbit, 2015, hal.172
62 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
d. Tawadhu’
36
Wejangan Sunan Derajat
Urgensi Da’i untuk Negeri | 63
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
Tidaklah suatu bangsa akan tegak, akan berdiri dengan baik jika
bangsa itu sendiri tidak ada yang berani menyatakan kebenaran. Sebab tiap-
tiap bangsa amat segan mengubah yang lama. Dia hendak menyatakan yang
lama, padahal sudah tidak cocok dengan zamannya. Kalau ada suara baru
mengeritik yang lama, tentu akan mendapatkan sambutan sengit dari si cap
lama tadi, tapi yang berani menyatakan kebenaran mesti akan tahan. Karena
didalam menjatuhkan suatu benteng, orang yang tegak dibarisan pertama
harus terkena peluru bahkan jatuh mati, tetapi kelak senardu barisan
belakang akan berjalan terus di atas bangkai orang-orang berada dibarisan
muka tadi. Maju terus menyerang terus sampai peluru musuh habis,
kemenangan didapat dari perjuangan membawa hasil yang menyenangkan.
Apakah kalian tahu? Diantara para orang cerdik, pandai, da’i hebat
terkenal namanya disejarah, pengetahhuannya dijadikan pedoman bagi
banyak orang. Padahal jika dibandingan ilmunya lebih rendah dengan orang
yang ahli namun kurang terkenal, apa yang menyebabkan seseorang dikenal
riwayatnya dan yang seseorang tidak? Padahal yang tidak masuk itu lebih
alim?
Ada sedikit cerita tentang seorang murid yang masih duduk dibangku
SD ia sangat bodoh jika dibandingkan oelh teman-teman lainnya. Nilainya
sangat jelek Ia tidak lulus sekolah, teman-temannya pun semua mengejek
dia. Teman-teman lainnya semua memburu ijazah namun lain dengan dia,
dia keluar dari sekolah dan tidak sekolah lagi.
37
Prof.Dr. HAMKA, Falsafah hidup, Jakarta republika penerbit, 2015, hal.256
66 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
Apa harga segulung diploma, kalau dalam hati yang empunya tidak
ada keberanian? Berates-ratus, beribu-ribu orang yang keluar dari sekolah
setiap tahun, membawa diploma. Tetapi hanya yang berani sanggup
kemuka.
38
Ibid, hal. 263
Urgensi Da’i untuk Negeri | 67
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
Acuh tak acuh adalah perbuatan yang tidak disukai oleh orang lain.
Oleh karena itu, disiplin dalam artian luas sangat dibutuhkan oleh seorang
da’i, disiplin pada saat melaksanakan tugas dakwahnya, dalam
mengembangkan tugasnya. Begitupun dengan bijaksana dalam menjalankan
tugas sangat berperan untuk menunjang keberhasialan dalam dakwah.39
Dakwah dapat diterima jika seorang da’I bersikap ramah, sopan, dan
ringan tangan untuk mengahadapi objek dakwah. Karena dakwah adalah
pekerjaan yang bersifat propaganda kepada orang lain. Harus berperilaku
sopan dan lemah lembut agar dakwah diterima dengan baik. Sesuai firman
Allah di dalam QS. Ali-imran: 159
ْﻒ
ُ ِﻚ ﻓَﺎﻋ
َ ْﺐ ﻻﻧْـ َﻔﻀﱡﻮا ِﻣ ْﻦ ﺣ َْﻮﻟ
ِ ﻆ اﻟْ َﻘﻠ
َ ْﺖ ﻓَﻈﺎ ﻏَﻠِﻴ
َ ْﺖ ﻟَ ُﻬ ْﻢ َوﻟ َْﻮ ُﻛﻨ
َ ﻓَﺒِﻤﺎ َر ْﺣ َﻤ ٍﺔ ِﻣ َﻦ اﻟﻠﱠ ِﻪ ﻟِﻨ
ﺐ
ُﺤ ﱡ
ِ َﻮﱠﻛ ْﻞ َﻋﻠَﻰ اﻟﻠﱠ ِﻪ إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ ﻳ
َ ْﺖ ﻓَـﺘـ
َ َﻋ ْﻨـ ُﻬ ْﻢ وَا ْﺳﺘَـﻐْﻔ ِْﺮ ﻟَ ُﻬ ْﻢ وَﺷﺎ ِوْرُﻫ ْﻢ ﻓِﻲ ْاﻷَ ْﻣ ِﺮ ﻓَﺈِذا َﻋ َﺰﻣ
َﻮﱢﻛﻠِﻴ َﻦ
َ اﻟْ ُﻤﺘـ
39
Dikutip dari jurnal St. Rahmatiah Dosen Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar sittirahmatiah@uin-alauddin.ac.id
h. Amanah
Pada hakikatnya sifat amanah ialah sifat yang asasi bagi seorang da’i,
sifat amanah merupakan hiasan bagi para Nabi, para Rasul, dan orang-orang
shalih. Seperti yang telah digambarkan dalam Al-qur’an surat An-Nisa’ ayat
58:
ﱠﺎس أَ ْن ﺗَ ْﺤ ُﻜﻤُﻮا ﺑِﺎﻟْ َﻌ ْﺪ ِل ِ إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ ﻳَﺄْ ُﻣ ُﺮُﻛ ْﻢ أَ ْن ﺗـ َُﺆدﱡوا ْاﻷ
ِ َﻣﺎﻧﺎت إِﻟﻰ أَ ْﻫﻠِﻬﺎ َوإِذا َﺣ َﻜ ْﻤﺘُ ْﻢ ﺑَـ ْﻴ َﻦ اﻟﻨ
ًإِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ ﻧِ ِﻌﻤﱠﺎ ﻳَ ِﻌﻈُ ُﻜ ْﻢ ﺑِ ِﻪ إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ ﻛﺎ َن َﺳﻤِﻴﻌﺎً ﺑَﺼِﻴﺮا
"َﻚ
َ وََﻻ ﺗَ ُﺨ ْﻦ َﻣ ْﻦ ﺧَﺎﻧ،َﻚ
َ "أَ ﱢد ْاﻷَﻣَﺎﻧَِﺔ إِﻟَﻰ َﻣ ِﻦ اﺋْـﺘَ َﻤﻨ
40
Tafsir Ibnu Katsir Al-qur’an surat An-Nisa’ ayat 58
Urgensi Da’i untuk Negeri | 69
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
III
WASPADAILAH KESALAHAN DA'I DALAM
BERDAKWAH
D
alam berdakwah hendaklah kita mengetahui cara yang benar,
karena semua perbuatan pasti ada caranya sendiri, jangan sampai
kita salah metode dalam berdakwah, banyak da’i jaman sekarang
yang salah akan berdakwah, yang belum sesuai dengan Al-qur’an dan As-
sunnah. Sebelum berdakwah wajiblah seorang da’i untuk mengetahui cara
berdakwah yang baik jangan sampai menyalahi Al-qur’an. Ada beberapa
kesalahan da’i dalam dakwahnya seperti:
Diantara hal terpenting dalam berdakwah ialah Niat karena hal ini
yang menentukan keberhasilan da’I dalam berdakwah, berkah atau tidaknya
dapat dilihat dari niat dalam berdakwahnya. Perbuatan apapun harus
disertai dengan niat yang benar, karena Allah semata tidak boleh niat selain
itu. Rasulullah b ersabda dalam haditsnya yang bebunyi:
Oleh karena itu dakwah bukan lah profesi, niat berdakwah tidak
boleh salah. Tidak boleh hanya meminta imbalan, karena Allahlah Sang
pengatur segalanya termasuk Rezeki kita hanya Allah yang tahu.
Berikut ada beberapa macam imbalan yang harus dihindari bagi seorang
da’i:
Imbalan yang harus dihindari oleh seorang da’i tidak hnya sebatas
uang saja, yang biasanya jika ia selesai berdakwah diberi amplop uang oleh
sang mad’u, namun juga termasuk fasilitas yang datang dari aktifitas
dakwahnya. Da’i juga tidak boleh menunggu-nunggu ucapan terimakasih
atau imbalan lainnya dari sang mad’u. seharusnya hanya satu yang yang
semestinya diminta oleh da’i ialah apakah dakwahnya merasuk kedalam hati
mad’u. cukup itu saja yang harus difikirkan seorang da’i.
Dan (dia berkata), "Hai kaumku, aku tidak meminta harta benda
kepada kalian (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah
dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman.
Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, tetapi aku
memandang kalian suatu kaum yang tidak mengetahui.”
41
Dr. Hammam Abdurrahim said, Qowa’idud Dakwah Ilallah, PT ERA ADICITRA
INTERMEDIA, Solo 2013, hal.148
Urgensi Da’i untuk Negeri | 73
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
Yang harus menjadi peratian dalam hal ini adalah orang-orang yang
mempunyai profesi yang mengikat, seperti mengajar, menjadi imam, khotib
alim, bahkan dipandang sebagai orang yang sempurna dan berilmu, tak ada
kesempurnaan didunia ini melaikan Allah yang Maha Sempurna. 44
َاب
ٌ ﺻﻔْﻮَا ٍن َﻋﻠَْﻴ ِﻪ ﺗُـﺮ
َ اﻵﺧ ِﺮ ﻓَ َﻤﺜَـﻠُﻪُ َﻛ َﻤﺜ َِﻞ
ِ ﱠﺎس وَﻻ ﻳـ ُْﺆِﻣ ُﻦ ﺑِﺎﻟﻠﱠ ِﻪ وَاﻟْﻴـَﻮِْم
ِ ﻳـُْﻨ ِﻔ ُﻖ ﻣَﺎﻟَﻪُ ِرﺋَﺎءَ اﻟﻨ
ﺴﺒُﻮا وَاﻟﻠﱠﻪُ َﻻ ﻳَـ ْﻬﺪِي اﻟْﻘ َْﻮ َم اﻟْﻜَﺎﻓِ ِﺮﻳ َﻦ
َ ﺻ ْﻠﺪًا َﻻ ﻳَـ ْﻘ ِﺪرُو َن َﻋﻠَﻰ َﺷ ْﻲ ٍء ِﻣﻤﱠﺎ َﻛ
َ ُﻓَﺄَﺻَﺎﺑَﻪُ وَاﺑِﻞٌ ﻓَـﺘَـ َﺮَﻛﻪ
Dari ayat ini sudah jelas bahwasannya kita tidak diprbolehkan untuk
riya’, jika kita melakukan hal tersebut maka amal ibadah yang kita lakukan
akan sia-sia, rugi karena pahala kita juga berkurang. Demikian
perumpamaan orang yang beramal namun ia berbuat riya, seperti batu licin
dan dikenai hujan yang lebat itu membuat batu licin yang dikenainya bersih
dan licin, tidak ada sedikit tanah pun padanya, melainkan semuanya lenyap
tak berbekas. Demikian pula halnya amal orang yang riya (pamer),
pahalanya lenyap dan menyusut di sisi Allah, sekalipun orang yang
44
Fathur Rahman, Nasehat bagi para pencari ilmu, 2020, hal.124
Urgensi Da’i untuk Negeri | 77
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
Ilmu sangatlah penting bagi kehidupan. Dengan ilmu orang yang hina
akan menjadi mulia, orang yang miskin akan menjadi kaya, orang yang jauh
akan menjadi dekat, orang yang pesimis akan menjadi optimis dan orang
yang tersesat akan menjadi selamat.
Ilmu merupakan sebuah anugerah dan juga dasar hukum islam yang
dikaruniai oleh Allah. Maka dari itu mencari ilmu merupakan sebuah
keutamaan yang luar biasa, sebagaimana dalam firman Allah berikut ini:
45
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Urgensi Da’i untuk Negeri | 79
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
أَ ْﺧﺒَـ َﺮﻧَﺎ ﻋَﺒْ ُﺪ اﻟﻠﱠﻪِ ﺑْ ُﻦ ﻳَﺰِﻳ َﺪ َﺣ ﱠﺪ ﺛـَﻨَﺎ ﻋَﺒْ ُﺪ اﻟ ﱠﺮ ْﺣ َﻤ ِﻦ ﺑْ ُﻦ ِزﻳَﺎ ِد ﺑْ ِﻦ أَﻧْـﻌُ َﻢ ﻋَ ْﻦ ﻋَﺒْ ِﺪ اﻟ ﱠﺮ ْﺣ َﻤ ِﻦ ﺑْ ِﻦ
ﺴﻴْ ِﻦ ﻓِﻲ
َ ِﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻣ ﱠﺮ ﺑِ َﻤ ْﺠﻠ
َ ُِﻮل اﻟﻠﱠﻪ
َ رَاﻓِ ٍﻊ ﻋَ ْﻦ ﻋَﺒْ ِﺪ اﻟﻠﱠﻪِ ﺑْ ِﻦ ﻋَ ْﻤﺮٍو أَ ﱠن َرﺳ
ََﺎﺣﺒِﻪِ أَﻣﱠﺎ َﻫﺆَُﻻ ِء ﻓَـﻴَ ْﺪﻋُﻮ َن اﻟﻠﱠﻪ
ِ ﻀﻞُ ِﻣ ْﻦ ﺻ
َ َْﺎل ﻛ َِﻼ ُﻫﻤَﺎ ﻋَﻠَﻰ َﺧﻴْ ٍﺮ َوأَ َﺣ ُﺪ ُﻫﻤَﺎ أَﻓ
َ ْﺠ ِﺪﻩِ ﻓَـﻘ
ِ َﻣ ﺴ
َوﻳـَ ْﺮﻏَﺒُﻮ َن إِﻟَﻴْﻪِ ﻓَِﺈ ْن ﺷَﺎءَ أَ ْﻋﻄَﺎ ُﻫ ْﻢ َوإِ ْن ﺷَﺎءَ َﻣﻨَـﻌَ ُﻬ ْﻢ َوأَﻣﱠﺎ َﻫﺆَُﻻ ِء ﻓَـﻴَﺘَـﻌَﻠﱠﻤُﻮ َن اﻟْ ِﻔ ْﻘﻪَ أ َْو
ﺲ ﻓِﻴ ِﻬ ْﻢ
َ ََﺎل ﺛُ ﱠﻢ َﺟﻠ
َ ﺖ ﻣُﻌَﻠﱢﻤًﺎ ﻗ
ُ ْﻀﻞُ َوإِﻧﱠﻤَﺎ ﺑُﻌِﺜ
َ ْاﻟْﻌِﻠْ َﻢ َوﻳـُﻌَ ﻠﱢﻤُﻮ َن اﻟْﺠَﺎ ِﻫﻞَ ﻓَـ ُﻬ ْﻢ أَﻓ
46
Dikutip pada https://shareoneayat.com/hadits-darimi-352 tanggal 6 November
2020.
Dari ilmu-ilmu diatas terdapat ilmu yang paling penting yaitu ilmu
agama, dikarenakan jika tidak dengan agama tuntunan Al-qur’an dan As-
sunnah semua itru akan salah persepsi dan metodenya. Dengan demikian
ilmu agama yang paling penting dan sangat dibutuhkan oleh seorang da’i.
Mempelajari ilmu agama bukan saat waktu sampingan, jika ada waktu
belajar maka jika sibuk ditinggalkan, jadikan mempelajari ilmu agama
sebagai kewajiban, yang selalu dilakukan setiap waktu jadikan kebutuhan
sehari-hari dalam kehidupan kita, Allah berfirman dalam QS. Al- Mulk : 2
Sebagian ulama menyimpulkan dari makna ayat ini bahwa maut itu
adalah hal yang konkret, karena ia adalah makhluk (yang diciptakan). Makna
ayat ialah bahwa Allah-lah yang menciptakan makhluk dari tiada menjadi
ada untuk menguji mereka, siapakah di antara mereka yang paling baik amal
perbuatannya, seperti apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman
Allah Swt.:
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu. (Al-Baqarah: 28)
Keadaan yang pertama dinamakan mati, yaitu al- 'adam (ketiadaan), dan
pertumbuhan ini dinamakan hidup. Karena itulah dalam firman berikutnya
di sebutkan:
“Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.”
(Al-Mulk: 2)
48
Tafsir Ibnu Katsir, QS. Al-Mulk ayat 2
84 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
Ilmu agama penting untuk menggapai Ridho Allah. Barang siapa yang
mencari dan mempelajari ilmu agama maka akan dicintai dan dimuliakan
oleh-nya. Tujuan mempelajari ilmu adalah dapat membentengi umat dari
kejahilan dan kesesatan agama. “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang
mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya.” ( At-Taubah: 122)
49
Fahmi Sali, M.A. Tafsir Sesat, GEMA INSANI, Depok, November 2013. hal. 75
Urgensi Da’i untuk Negeri | 85
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
50
Fathur Rahman. Nasihat Bagi Para Pencari Ilmu, elkisi, 2020. Hal.110
86 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
Muslim). Hal ini menunjukkan bahwasannya ilmu yang membuat kita syukur,
dan semakin ingat kepada Allah.
Orang yang berilmu juga memiliki pahala yang kekal, ilmu akan kekal
dan bermanfaat bagi pemiliknya walaupun ia sudah meninggal dunia.
Disebutkan dalam hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya “jika
seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga
perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang
sholeh”
Fakta dari adanya kekeliruan dalam berdakwah saat ini adalah oleh
mereka yang masih awam, mu’alaf tapi sudah sangat bersemangat padahal
Urgensi Da’i untuk Negeri | 87
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
Maka dari itu jika kita belum seberapa paham akan ilmu maka
pahamilah terlebih dahulu sebelum menyampaikannya, meskipun hendak
menyampaikan hanya satu ayat tidak mengapa, asalkan sudah benar tahu
akan makna dan maksud ayat tersebut. Menghawatirkan akan menyesatkan
yang lain.
Ketika kita beramal harus sesuai dengan apa yang diajarkan oleh
Rasulullah, apa yang diperintahkan oleh Allah. Harus sesuai dengan Al-
qur’an dan As-sunnah. Jadikalnlah Al- qur’an sebagai “WAY OF LIFE”.
﴾ َوﻟََﻘ ْﺪ ﻓَـﺘَـﻨﱠﺎ۲﴿س أَ ْن ﻳـُ ْﺘـ َﺮﻛُﻮا أَ ْن ﻳَـﻘُﻮﻟُﻮا آ َﻣﻨﱠﺎ َو ُﻫ ْﻢ َﻻ ﻳـُ ْﻔﺘَـﻨُﻮ َن
ُ ﺐ اﻟﻨﱠﺎ
َ َﺴ
ِ أَﺣ
﴾۳﴿ﺻ َﺪﻗُﻮا َوﻟَﻴَـ ْﻌﻠَ َﻤ ﱠﻦ اﻟْﻜَﺎ ِذﺑِﻴ َﻦ
َ اﻟﱠﺬِﻳ َﻦ ِﻣ ْﻦ ﻗَـ ْﺒﻠِ ِﻬ ْﻢ ﻓَـﻠَﻴَـ ْﻌﻠَ َﻤ ﱠﻦ اﻟﻠﱠﻪُ اﻟﱠﺬِﻳ َﻦ
Ketiga, kuatkan tekat dan amal untuk terus hidup dibawah naungan
bimbingan Al-qur’an sebagai petunjuk jalan dikala kegelapan, sebagai
penuntun kaum muslimin untuk terus hidup dalam keridhoan Allah, namun
dalam hidup pasti ada tantangan dan ujiannya entah itu dari lahir maupun
dari batin, banyak para musuh Al- qur’an yang akan menghalangi manusia
untuk berbuat kebaikan, mereka tidak pernah mau mendengarkan, mereka
menyibukkan dengan hal-hal yang lainnya, yang menandingi Al-qur’an
bahkan menyamakan Al-qur’an dengan legenda kisah-kisah masa laulu, hal-
hal yang dilaknat oleh Allah.
orang dan kelompok yang satu tipe dengan Nadhr bin Al- Harits ini, baik
dikalangan Islam maupun di luar Islam. yang selalu berkampanye hitam dan
selalu memojokkan Al- qur’an.
51
Ibid, hal. 89
92 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
Kita sebagai umat muslim harus menaati apa yang dicontohkan oleh
para Nabi kita, menirunya beliau adalah teladan bagi umat muslim sedunia
dan barang siapa yanag berpaling dan tidak menaati Allah Ta’alla dan Rasul-
Nya, itu merupakan sifat-sifat orang kafir. Sesuai firman-Nya dalam QS. Ali-
Imran ayat 32
ﺐ اﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳ َﻦ
ُﺤ ﱡ
ِ ُﻮل ﻓَِﺈ ْن ﺗـ ََﻮﻟﱠﻮْا ﻓَِﺈ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ َﻻ ﻳ
َ ﻗُ ْﻞ أَﻃِﻴﻌُﻮا اﻟﻠﱠﻪَ وَاﻟ ﱠﺮﺳ
Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi. (Ali Imran:
81), hingga akhir ayat.52
52
Tafsir Ibnu Katsir light QS. Ali- Imran ayat 32
Urgensi Da’i untuk Negeri | 93
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
53
HR Abu Dawud, no. 4.607; Tirmidzi, 2.676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al
‘Irbadh bin Sariyah
54
HR. Ahmad 2I/50 dan 92, dari Ibnu ‘Umar c. Hadits shahih, lihat Irwa’ al-Ghalil no. 1269)
55
Dinukil secara ringkas dengan sedikit penyesuaian, dari kitab al-Hikam al-Jadirah bi al-
Idza’ah karya al-Imam Zainuddin ‘Abdurrahman bin Rajab al-Hanbali, yang dikenal dengan Ibnu
Rajab al-Hanbali rahimahullah.
ﺴ ﺮُوْا
ﺴ ﺮُوْا وََﻻ ﺗـُﻌَ ﱢ
ﺸ ﺮُوْا وََﻻ ﺗـُﻨَـ ﱢﻔ ﺮُوْا َوﻳَ ﱢ
ﺑَ ﱢ.
Rasulullah salllahu ‘alaii wassalam bersabda, “sampaikan kabar gembira
dan jangan membuat orang lain lari serta mempermudalah jangan di
persulit.” (HR. Muslim [1732] dari Abu Musa al Asy’ari r.a.).
dakwah, jika tidak diawali ilmu dan kepahaman. Tidak aka nada
keteguhan di jalan dakwah, jiika tidak memiliki cakrawala pangetauan
yang memadai.”
Cahyadi Takariawan
IV
M
etode berasal dari baasa Yunani methodos, yang
merupakan gabungan dari kata meta dan hodos. Meta
berarti melalui, mengikuti, atau sesudah, sedangkan
hodos artinya jalan, arah atau cara. Jadi metode bisa diartikan sebagai
suatu jalan atau cara yang bisa ditempuh, dari pengertian tersebut metode
98 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
dakwa dapat diartiakan sebagai cara-cara yang digunakan oleh seorang da’I
untuk menyampaikan suatu materi, menyukseskan dakwahya.56
56
I’natut Thoifah,M.Pd.I, Manajemen Dakwah, madani press, 2015. hal. 49
57
Prof.Dr. Achmad Mubarak, MA, Psikologi Dakwah, Madani Malang 2014, Hal.43
Urgensi Da’i untuk Negeri | 99
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
Ini adalah wahyu Allah yang pertama kali diturunkan kepada Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam lewat malaikat jibril, ayat yang
mula-mula memerintahkan Nabi menyeru manusia kepada suatu agama,
dan belum pula memberitahukan bahwasanya Nabi adalah utusan-Nya.
Setelah turuynya wayu pertama ini malaikat jibril tidak datang lagi
kepada Nabi Muammad Shalallahu ‘alaihi wassalam, padahal Nabi
menantikannya dan salalu datang ke gua Hira’, dalam keadaan menanti
itulah turunya wayu yang membawa perintah kepadanya. Wahyu itu
berbunyi sebagian berikut: “Hai orang yang berselimut, bangun, dan beri
ingatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhan mudah bersihkanlah
pakaianmu, tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah engkau memberi
(dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak dan untuk
(memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah.”
58
Dikutip pada jurnal milik Yudika Wahid Firdaus, Komunikasi dakwah Nabi Muhammad
periode mekkah, Januari 2020
102 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
a. pengajaran agama
b. penerapan Islam dalam kehidupan
c. penanaman makna ukhwah antar sesama muslim
d. saling mengoreksi satu sama lain
Kedua suku bangsa Arab ini idup dengan damai. Tetapi dalam
perkembangan selanjutnya, terjadi pertikaian antara kedua bangsa Arab ini
sendiri. Konflik berjalan berkepanjngan dan dimenangkan oleh suku bangsa
Khazraj, sementara suku ‘Aus berpihak yang kalah. Akhirnya suku ‘Aus
berkerjasama dengan kaum Quraisy untuk melawan suku Khazraj. Tetapi
usaha mereka gagal. Akirnya ‘aus mencari dukungan dari bani Nadhir dan
bani Quraizhah. Usaa mereka diketahui oleh musunya yaitu kaum khazraj,
untuk itu bangsa Khhazraj meminta bangsa Yaudi untuk mengirimkan 40
pemuda untuk tawanan dan jaminan. Permintaan itupun di penuhi oleh
bangsa Yahudi, meski suda diserahkan suku Khazraj juga tidak percaya dan
meminta kaum Yahudi memili alternative, meninggalkan Madinah atau 40
pemuda tersebut akan dibunuh.
Al- Qur’an telah mnjelaskan dasar- dasar metode dakwah dalam Islam sesuai
dengan firman Alla pada QS. An- Nahl: 125
ُﻮ
َ ﱠﻚ ﻫ
َ ﺴﻨَ ِﺔ َوﺟَﺎ ِدﻟْ ُﻬ ْﻢ ﺑِﺎﻟﱠﺘِﻲ ِﻫ َﻲ أَ ْﺣ َﺴ ُﻦ إِ ﱠن َرﺑ
َ ْﺤ ْﻜ َﻤ ِﺔ وَاﻟْﻤ َْﻮ ِﻋﻈَ ِﺔ اﻟْ َﺤ
ِ ﱢﻚ ﺑِﺎﻟ
َ ِﻴﻞ َرﺑ
ِ ا ْدعُ إِﻟَﻰ َﺳﺒ
ُﻮ أَ ْﻋﻠَ ُﻢ ﺑِﺎﻟْ ُﻤ ْﻬﺘَﺪِﻳ َﻦ
َ ﺿ ﱠﻞ َﻋ ْﻦ َﺳﺒِﻴ ِﻠ ِﻪ َوﻫ
َ أَ ْﻋﻠَ ُﻢ ﺑِ َﻤ ْﻦ
60
Dikutip http://eprints.walisongo.ac.id/3486/4/091211011_Bab3.pdf pada tanggal 1
Desember 2020.
106 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
61
I’natut Thoifah,M.Pd.I, Manajemen Dakwah, madani press, 2015, hal. 52
Urgensi Da’i untuk Negeri | 107
Menebar Kebaikan Mengambalikan Keagungan Islam
yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-
akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. (QS.
Ibrahim: 24-25).
Tutur kata yang lembut sehingga hal itu akan terkesan dihati.
Hindari sikap tegar dan kasar.
Tidak menyebut-nyebut kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang
yang didakwahi, karena bole jadi hal tersebut dilakukan dengan
dasar ketidaktahuan atau dengan niat yang baik.
Sedangkan untuk metode bil mujadalah ini perlu diperhatikan hal-al seperti
berikut:
62
Ibid, hal. 53
108 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
a) Metode personal
b) Metode pendidikan
c) Metode penawaran
d) Metode misi
e) Metode korespodensi
f) Metode diskusi
untuk memulihkan gambaran yang benar dari tatanan yang serta terbit,
dan disisi lain merupakan upaya untuk menegakkan negara Islam yang
sedang tumbuh.
4. Menghadapi musuh yan berusaha menentang, memerangi serta
menteror musuh yang tersembunyi baik dari dalam maupun dari luar
dengan cara mengirimkan pasukan perang baik yang diikuti oleh Rasul
ataupun yang tidak diikuti oleh-Nya serta kesiagaan untuk berperang.
Firman Allah:
”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah, musuh kalian, dan orang-
orang selain mereka yang kalian tidak mengetahuinya; sedangkan Allah
mengetahuinya. Apa saja yang kalian nafkahkan pada jalan Allah, niscaya
akan dibalasi dengan cukup kepada kalian dan kalian tidak akan dianiaya.”
(QS. Al- Anfal: 60)
5. Mewujudkan dakwah Islamiyah yang mendunia dengan mengawali dari
berbagai dimensi, seperti dengan jalan mengirim surat dan mengirim
delegasi atau sebaliknya menerima utusan raja lain dan seterusnya.
Seluruh sifat metode dari kedua masa ini (Makkah dan Madinah) dengan
sebagai periode yang terambil
B. METODE DAKWAH DI ERA GLOBALISASI
Di zaman era globalisasi yang sedang kita lalui saat ini adala
merupakan dunia dikemas dalam teknologi dan inormatika, namun tidak
semua dapat mengarakan kita ke hal posituf, akan tetapi zaman teknologi ini
juga dapat mengarahkan kita kedalam hal yang negative dan yang ampir lgi
seinggga lupa bahwa di ciptakannnya teknologi ini Alla yang mengilaminya
untuk mendapatkan berbagai metode dalam penyampaian dakwa sehinggga
mendapat hasil yang maksimal dicapainya.63
63
I’natut Thoifah,M.Pd.I, Manajemen Dakwah, madani press, 2015, hal.75
112 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
Ketiga, strategi ta’lim ini hamper sama dengan strategi tilawah yang
keduanya berjalan dengan pesan. Akan tetapi ini lebih bersifat mendalam,
dilakukan secara formal dan sistematis. Artinya metode ini dapat diterapkan
pada mitra yang tetap, dengan kurikulum yang dirancang, dilakukan secara
bertahap serta memiliki target tujuan tertentu. Dlam al ini haruslah para da’i
memaksimalkan dakwahnya agar dapat mencapai tujuan yang maksimal.
64
Dikutip dari jurnal milik Ridwan Hasan Pascasarjana, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
KONTRIBUSI DAN STRATEGI METODE DAKWAH DI ERA GLOBALISASI, th. 2018
V
URGENSI MENELADANI TOKOH DAKWAH
TERDAHULU
A.NAWAWI AL-BANTANI
Ulama’ pemilik banyak gelar, penanda
kedalaman ilmu
Pada taun 1830, Nawawi berhaji dan lalu belajar di Mekkah bersama
para ulama’ setela tiga taun, Nawawi kembali ke Indonesia, melihat dan
merasakan alam penjajaan, gelora jiad Nawawi mengemuka. Dia berkeliling
di Banten untuk mengobarkan semangat pahlawan terhadap penjajah tentu
saja pemerinta Belanda tidak suka terhadap apa yang dilakukan oleh Nawai,
mereka selalu membatasi gerak-geriknya, bahkan dia dilanrang berkhutbah
di masjid-masjid.
Nawawi tidak betah dengan situasi saat itu, dan dia memutuskan
untuk kembali ke Mekkah untuk melanjutkan belajaranya disana, dia
memndalami ilmunya di sana, bermukim di Mekkah, dan tak pernah pulang
ke Indonesia, ia sangat tekun dalam belajar selama 30 tahun, diitung sejak
awal ke Mekkah pada taun 1830. namanya mulai masyur ketika ia menetap
di Syi’ib Ali, Mekkah. Nawawipun dikenal sebagai ulama karena sangat
mendalami ilmu agamanya terutama tentang tauhid, fikih, tafsir, dan
tasawuf.
B. HASYIM ASY’ARI
Pendiri Nadhatul Ulama’ (NU) dan Pejuang
Syari’at yang tegas
menulis antara pukul 10 sampai menjelang dhuhur. Waktu itu yang longgar
menurut ia untuk menulis, membaca dan menerima tamu.
K.H Hasyim Asy’ari telah wafat pada tanggal 25 Juli 1947, tapi dia
telah mewarisakan banyak hal. Dari warisan berupa sejumlah buku, kita
harus dapat mengambil pelajaran dari buku-buku yang beliau buat,
persoalan-persoalan agama Islam.
- Hasyim Asy’ari
C. HAMKA
Sang Autodidak “Produsen” Seratus Buku
HAMKA tak tamat Sekola Dasar, tapi dia autodidak untuk berbagai
biodang ilmu seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi, dan politik. Dan
diapun mahir dalam Bahasa Arab, yang dengan itu dapat meneliti berbagai
karya Intelektual Besar dan Timur dan Barat.
65
M. Anwar Djaelani, 50 Pendakwah Penguba Sejarah Pro-U Media. Yogyakarta, 2016.
124 | Urgensi Da’i untuk Negeri
Rosalia Ananta
D. IMAM ZARKASYI
Ketiga saudara itu bertekat agar ada pesantren yang tidak kumuh,
berpengetahuan luas, terbuka danberfikiranprogresif. Para santrinya tidak
hanya dibekali ole pelajaran dasar tentang Islam tapi juga diajari tentang
pengetauan umum. Sejak didirikannya KMI, masyarakat menyebutnya
sebagai pondok modern. Namanya yang lalu melekat dengan nama
D. WAHID HASYIM
Gigih memperjuangkan Islam sampai level
Negara.
Pada usia sekitar 20 tahun, Waid Hasyim suda aktif di NU, dia
merintis karier di NU mulai dari bawah, yaitu dari ranting Tebuireng. Secara
berjenjang dia ikuti mekanisme yang ada, sampai dikemudian hari dia
menjabat sebagai ketua umum PBNU.
E. ROHANA KUDDUS
Pendidik dan perempuan jurnalis pertama
Tak hanya itu Raihana berfikiran agar ilmunya tidak hanya disalurkan
lewat mnengajar di sekolahan saja tapi, ia ingin ilmunya tersebar luas di
masyarakat. Ia mempunyai ide untuk membuat surat kabar. Akirnya ia pun
membuat surat kabar. Tujuan dia berkiprah di dunia jurnalistik adalah untuik
mengomunikasikan kepoada public tentang perlunya pembebasan
perempuan dari keterbelakangan. Lebih kusunya ialah agar akses teradap
pendidikan harus dibuka umum bagi kaum wanita.
keidupan para Rasul dan para da’i yang menjadi pengikut mereka
- Rosalia ananta
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Jumu’ah Amin. 2010. Fikih Dakwah, Solo: PT ERA ADICITRA
INTERMEDIA.
Arwansyah. 2015. Peran Syeikh Nawai Al- Bantani dalam Penyebaran Islam
Nusantra. dikutip dari
https://media.neliti.com/media/publications/145377-ID-peran-syaikh-
nawawi-al-bantani-dalam-pen.pdf pada tanggal 06 Desember 2020
BIOGRAFI PENULIS
Ada sebuah ungkapan "tak kenal maka tak sayang.” Kita sebagai
umat muslim harus menyayangi terhadap sesama, penulis sudah
memperkenalkan dirinya diatas, namun jika ingin mengenalnya lebih dalam
lagi, atau ingin memberi saran terhadap tulisannya maka dapat
menghubunginya lewat sosial media yang ia miliki seperti:
Instagram: anantachaa