Anda di halaman 1dari 304

1 UU

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................... 4


Untukmu Ukhtii... ................................................ 6
Untukmu Ukhti Muslimah........................................ 8
Muslimah Mulia Dengan Menutup Aurat. ..................... 10
Saudariku, Apa Yang Menghalangimu Untuk Berhijab ?. .. 11
Saudariku, Berjilbablah Sesuai Ajaran Nabimu! ............ 38
Komitmenlah Dengan Hijab ! .................................. 42
Siapakah Ratu Para Bidadari Surga Itu ? .................. 44
Asiyah binti Muzahim radhiyallahu ‘anha. .................. 47

Dengan Menjadi Seorang Muslimah, Engkau Sudah


Berbahagia.... .................................................... 49
Kemalasan Adalah Awal Kegagalan ........................... 51
Padamu Terdapat Nikmat Yang Melimpah ................. 53

Agar Engkau Menjadi Wanita Tercantik di Dunia.... ..... 55

Wanita Penghuni Surga ........................................ 57

Ummu Sulaim Radhiyallahu ‘Anhu ............................ 59

Mulianya Muslimah Yang Qana’ah ............................ 61


Pakaian Ketaqwaan.............................................. 70

Sampaikan Dariku Walau Satu Ayat ........................ 72

Nasehat-Nasehat Mulia Dari Seorang Ibu Yang Terdidik.


..................................................................... 74
Akhir Kesia-Siaan .............................................. 77
Keteguhan Hati Seorang Gadis Kecil.... ..................... 86
1
2 UU
Ukhti Sempurnakan Hijabmu, ................................. 91
Kisah Taubatnya Seorang Wanita Taat Beribadah Tapi
Tidak Berhijab. .................................................. 94
Hijab Punuk Unta ............................................... 99

Kisah Seorang Pengajar Al-Qur’an ........................ 105

Kisah Istri Sholehah ......................................... 112

Kesabaran Dan Kekuatan Do’a Sang Istri ................ 121

Setelah Menikah Satu Bulan Dua Malam, Tibalah Kejutan


Itu ! ............................................................. 129
Kecantikan Yang Hakiki ...................................... 146
Benarkah Hijab Lebar Pakaian Fanatik ?................... 148
Kisah Penantian Seorang Ibu ............................... 152

Saya Harus Membuang Air Susu Saya,,, ................. 157

Aku yang Bermaksiat, Apa Urusanmu.... .................. 161

Keagungan Isteri Seorang Mujahid ....................... 170


Akhirnya Aku Tersadar Dari Kelalaian ...................... 178
Kisah Mahar Paling Mulia .................................... 184

Perbuatan Yang Baik Akan Menyenangkan Hati ......... 188

Jilbab Untuk Adikku ......................................... 190


Wanita Penghafal Al Quran ................................ 201

Kesabaran Yang Mengagumkan ............................. 209

Malaikat Telah Menyelamatkannya ........................ 222

Kisah Najmuddin Ayyub Mencari Jodoh ................. 229

Saat Dimandikan,Aroma Kesturi Keluar Dari Hidung


Jenazah Wanita............................................... 233

2
3 UU
Kisah Nyata Penculikan Gadis SMP Di Riyadh. .......... 236

Kisah Masuk Islamnya Sara Bokker. ...................... 240

Takjub dengan Muslimah Yang Menjaga Kehormatannya


................................................................... 246
Kisah Hidayah Islam ......................................... 250

Kisah Kuburan Yang Harum ................................. 252

Menjadi Wanita Shalehah Karena Nasihat Seorang


Pemuda.......................................................... 254

Taubat Seorang Ibu Karena Putrinya ..................... 260


Kisah Masuk Islamnya Lana Joseph Khoury ............. 267

Perjalanan Yang Jauh ........................................ 275

Isterimu Adalah Bajumu, Dan Suami Itu Adalah Bajumu


Pula. ............................................................. 284

Wanita Shalihah Menyembunyikan Kekurangan Suami. 289

Nusaibah Binti Ka’ab ......................................... 292

3
4 UU
Kata Pengantar

Wanita sholehah bak mutiara yang ada di dasar laut, tak

selalu putih terkadang terbungkus lumut. Berada di

dalam cangkangnya dia merasa senang dapat menjaga

diri dan membuatnya tidak mudah tergoda. Bagaimana

dia bisa tergoda karena cangkangnya saja tertutup

rapat dan dia tidak tahu bagaimana dunia luar.

Kita mungkin harus menyelam dulu ke dasar laut untuk

dapat menemkannya. Tapi kita tidak akan tahu betapa

berharganya dia kecuali ketika kita sudah

mendapatkannya.

Seperti barang yang mahal harganya akan dijaga dan

dibelai serta disimpan di tempat teraman dan terbaik.

Berlian, mutiara, intan, permata sudah pasti tidak akan

dibiarkan terserak bukan?. Begitulah perumpamaan

seorang wanita sholehah.

Wanita mana yang tidak mau menjadi wanita sholehah?.

Menjadi wanita sholehah merupakan impian bagi setiap

muslim. karena wanita sholehah memang memiliki

kelebihan dan keistimewaan dibanding wanita biasa.

4
5 UU
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam, “Seluruh dunia ini adalah perhiasan dan

perhiasan terbaik di dunia ini adalah wanita sholehah.”


(H.R. An Nasa’i dan Ahmad).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Maukah aku beritahu kepadamu tentang sebaik-baik


pusaka seseorang?, yaitu sholehah yang menyenangkan
dipandang, yang taat padanya jika disuruh, dan bisa
menjaga kehormatannya jika ditinggal pergi.” (H.R. Abu
Daud).

Subhanallah, begitu istimewanya menjadi seorang

wanita sholehah yang kadang kita anggap remeh.

Demikian sayangnya Allah terhadap wanita sholehah.

Semoga kita menjadi bagian dari mereka. Aamiin.

5
6 UU
Untukmu Ukhtii...

Bismillahirrahmanirrahim....

Sepucuk surat cinta sederhana kutulis untukmu ukhtii,

“Uhibbuki fillah....“Aku mencintaimu karena Allah”

Ukhtii, Semoga saat engkau membaca surat ini engkau

dalam keadaan tersenyum. Karena Allah telah

menghadirkan rasa sayang serta kasihNya padamu.

Meski terkadang kita harus merangkai senyum dalam

keletihan menjalani hari yang penuh lelah demi

menggapai cinta Sang Maha Cinta..

Bagaimana kabarmu hari ini ukhtii ..? Dari tempatku

menulis sepucuk surat ini, aku selalu berdo’a dengan

segenap hatiku agar engkau tetap teguh dalam

keimanan. Ukhtii, pernahkah engkau berfikir mengapa

Allah mempertemukan kita? Adakah kenangan

kebersamaan yang kita jalani selama ini terjadi begitu

saja? Sungguh aku tak kuasa membendung butiran cinta

bila merenungi semua ini. Ukhtii.. Betapa bersyukurnya

diriku karena Allah telah menghadirkan dirimu pada

sepenggal mozaik hidupku. Karena bersamamu banyak

kisah hikmah yang bisa kupetik..


6
7 UU
Ukhtii.. Kuharap engkau selalu dalam kebaikan, jagalah

selalu shalatmu, tilawahmu, serta lisanmu. Sehingga

para malaikat menyaksikan engkau sebagai hamba Nya

yang sempurna dalam keimanan.

Ukhtii… Jagalah selalu akhlakmu dimanapun dan kepada

siapapun, bahkan kepada orang-orang yang

membencimu. Dan kuharap kaupun mendo’akanku selalu,

agar kita senantiasa menjadi pribadi yang menawan

karena akhlak dan ilmu.

Ukhtii,.. Seterjal apapun jalan yang kau tempuh, sepahit

apapun kisah yang kau rasa, Kumohon padamu, jangan

pernah berpaling dari cahayaNya. Yakinlah bahwa

engkau tak pernah sendiri. Karena Allah dengan segala

kemurahanNya akan selalu membimbingmu. Asalkan

dirimu selalu menjaga waktu untuk selalu dekat pada

Nya.

Ukhtii.. Semoga dengan membaca surat ini, semakin

kuat ikatan diantara kita dan semakin semangat ikhtiar

kita menuju jalanNya. Dan semoga kelak, Allah

menghimpun kita di taman- taman syurgaNya…

7
8 UU
Untukmu Ukhti Muslimah

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-

anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin,


Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih
mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab {33} : 59).

Wahai saudari muslimah, Siapakah yang menyuruhmu

untuk berjilbab?

Untukmu ukhti muslimah... Ke mana akan kau bawa

dirimu? Kepada gemerlapnya dunia? Kemilaunya harta?

Atau kepada ketampanan seorang pria walaupun kau

harus membuka hijabmu untuk mendapatkan semua

yang kau inginkan. Maka kehinaanlah yang akan kau

dapatkan.

Untukmu ukhti muslimah... Kemana akan kau bawa

dirimu? Kepada kemuliaan jiwa, Kepada keridhaan Sang

Pencipta atau mulianya menjadi bidadari surga.

Walaupun cacian dan hinaan harus kau terima. Demi

8
9 UU
untuk menjaga hijab yang telah disayri’atkan oleh

agama. Maka kebahagiaan yang akan kau dapatkan.

Katakan TIDAK pada gemerlapnya dunia Jika

HIJABMU harus terlepas karenanya. Katakan TIDAK

pada kemilaunya harta Jika HIJABMU harus menjadi

TEBUSANNYA. Karena HIJABMU adalah benteng

KEMULIAAN DIRIMU

Yang menyuruhmu untuk berjilbab, Yang menyuruhmu

untuk berbusana muslimah, Yang menyuruh Allah dan

Rasul-Nya.

Konsekuensi kita sebagai seorang Muslim/Muslimah

Wajib kita untuk taat kepada Allah Subhanahu wa

Ta’ala. Karena Allah-lah yang menciptakan kita. Allah

yang memberikan rezeki kepada kita.

Allah memberikan segalanya kepada kita. Al-Qur’an

memerintahkan untuk berjilbab . Allah yang

menciptakan kita yang menyuruh kita untuk berjilbab.

Setiap wanita tidak udzur untuk tidak memakai busana

muslimah.

9
10 UU
Muslimah Mulia Dengan Menutup Aurat.

Allah menyayangi wanita. Allah menyuruh wanita

menutup aurat di depan lelaki yang bukan mahramnya.

Syetan membenci wanita. Syetan menyuruh wanita

membuka aurat di depan lelaki yang bukan mahramnya.

Banyak wanita tidak merasa disayang Allah. Tidak

merasa dibenci syetan. Banyak wanita membuka aurat

di depan lelaki yang bukan mahramnya. Tidak malu.

Tidak merasa bersalah.

Kemuliaan itu ternyata ada 2 macam, mulia menurut

Allah dan mulia menurut syetan.

Banyak orang mau mulia menurut syetan. Banyak orang

tidak mau mulia menurut Allah.

Di kala wanita merasa mulia dengan pamer aurat di

depan lelaki yang bukan mahramnya. Itulah pemuliaan

terhadap syetan. Di mana syetan dimuliakan. Di sana

Allah direndahkan.

Astaghfirullah.

Yuuk .... menutup aurat di depan lelaki yang bukan

mahram kita.
10
11 UU
Saudariku, Apa Yang Menghalangimu Untuk
Berhijab ?.

Saudariku, Seorang mukmin dengan mukmin lain ibarat

cermin. Bukan cermin yang memantulkan bayangan fisik,

melainkan cermin yang menjadi refleksi akhlak dan

tingkah laku.

Kita dapat mengetahui dan melihat kekurangan kita dari

saudara seagama kita. Cerminan baik dari saudara kita

tentulah baik pula untuk kita ikuti. Sedangkan cerminan

buruk dari saudara kita lebih pantas untuk kita

tinggalkan dan jadikan pembelajaran untuk saling

memperbaiki.

Saudariku… Tentu engkau sudah mengetahui bahwa

Islam mengajarkan kita untuk saling mencintai. Dan

salah satu bukti cinta Islam kepada kita kaum wanita

adalah perintah untuk berjilbab. Namun, kulihat engkau

masih belum mengambil “kado istimewa” itu. Kudengar

masih banyak alasan yang menginap di rongga-rongga

pikiran dan hatimu setiap kali kutanya,

“Kenapa jilbabmu masih belum kau pakai?”

11
12 UU
Padahal sudah banyak waktu kau luangkan untuk

mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi ‫ﷺ‬

tentang perintah jilbab. Sudah sekian judul buku

engkau baca untuk memantapkan hatimu agar segera

berjilbab. Juga ribuan surat cinta dari saudarimu yang

menginginkan agar jilbabmu itu segera kau kenakan.

Lalu kenapa, jilbabmu masih terlipat rapi di dalam

lemari dan bukan terjulur untuk menutupi dirimu?

Mengapa Harus Berjilbab?

Mungkin aku harus kembali mengingatkanmu tentang

alasan penting kenapa Allah Subhanahu wa Ta’ala

menurunkan perintah jilbab kepada kita kaum Hawa dan

bukan kepada kaum Adam.

Saudariku, Jilbab adalah pakaian yang berfungsi untuk

menutupi perhiasan dan keindahan dirimu, agar dia

tidak dinikmati oleh sembarang orang. Ingatkah engkau

ketika engkau membeli pakaian di pertokoan, mula-mula

engkau melihatnya, memegangnya, mencobanya, lalu

ketika kau jatuh cinta kepadanya, engkau akan meminta

kepada pemilik toko untuk memberikanmu pakaian

12
serupa yang masih baru dalam segel. Kenapa demikian?
13 UU
Karena engkau ingin mengenakan pakaian yang baru,

bersih dan belum tersentuh oleh tangan-tangan orang

lain.

Jika demikian sikapmu pada pakaian yang hendak engkau

beli, maka bagaimana sikapmu pada dirimu sendiri?

Tentu engkau akan lebih memantapkan ‘segel’nya, agar

dia tetap ber’nilai jual’ tinggi, bukankah demikian?

Saudariku, izinkan aku sedikit mengingatkanmu pada

firman Rabb kita ‘Azza wa Jalla berikut ini,

“Katakanlah kepada wanita-wanita beriman, ‘Hendaklah


mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara
kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasan mereka kecuali yg (biasa) nampak
daripadanya.” 1

Dan firman-Nya, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-

istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang


mukmin, ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka

1
(Qs. An-Nuur: 31)
13
14 UU
tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” 2

Saudariku tercinta, Allah tidak semata-mata

menurunkan perintah jilbab kepada kita tanpa ada

hikmah dibalik semuanya. Allah telah mensyari’atkan

jilbab atas kaum wanita, karena Allah Yang Maha

Mengetahui menginginkan supaya kaum wanita

mendapatkan kemuliaan dan kesucian di segala aspek

kehidupan, baik dia adalah seorang anak, seorang ibu,

seorang saudari, seorang bibi, atau pun sebagai seorang

individu yang menjadi bagian dari masyarakat.

Allah menjadikan jilbab sebagai perangkat untuk

melindungi kita dari berbagai “virus” ganas yang

merajalela di luar sana. Sebagaimana yang pernah

disabdakan oleh Abul Qasim Muhammad bin ‘Abdullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya, “Wanita itu

2
(Qs. Al-Ahzaab: 59)
14
15 UU
adalah aurat, jika ia keluar rumah, maka syaithan akan
menghiasinya.” 3

Saudariku, Berjilbab bukan hanya sebuah identitas

bagimu untuk menunjukkan bahwa engkau adalah

seorang muslimah. Tetapi jilbab adalah suatu bentuk

ketaatanmu kepada Allah Ta’ala, selain shalat, puasa,

dan ibadah lain yang telah engkau kerjakan. Jilbab juga

merupakan konsekuensi nyata dari seorang wanita yang

menyatakan bahwa dia telah beriman kepada Allah

Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain

itu, jilbab juga merupakan lambang kehormatan,

kesucian, rasa malu, dan kecemburuan. Dan semua itu

Allah jadikan baik untukmu. Tidakkah hatimu terketuk

dengan kasih sayang Rabb kita yang tiada duanya ini?

“Aku Belum Berjilbab, Karena hatiku masih belum

mantap untuk berjilbab.”

3
(Hadits shahih. Riwayat Tirmidzi (no. 1173), Ibnu Khuzaimah (III/95) dan ath-

Thabrani dalam Mu’jamul Kabiir (no. 10115), dari Shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud

15
radhiyallahu ‘anhuma)
16 UU
Jika hatiku sudah mantap, aku akan segera berjilbab.

Lagipula aku masih melaksanakan shalat, puasa dan

semua perintah wajib kok..”

Wahai saudariku, Sadarkah engkau, siapa yang

memerintahmu untuk mengenakan jilbab? Dia-lah Allah,

Rabb-mu, Rabb seluruh manusia, Rabb alam semesta.

Engkau telah melakukan berbagai perintah Allah yang

berpangkal dari iman dan ketaatan, tetapi mengapa

engkau beriman kepada sebagian ketetapan-Nya dan

ingkar terhadap sebagian yang lain, padahal engkau

mengetahui bahwa sumber dari semua perintah itu

adalah satu, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala? Seperti

shalat dan amalan lain yang senantiasa engkau kerjakan,

maka berjilbab pun adalah satu amalan yang seharusnya

juga engkau perhatikan. Allah Ta’ala telah menurunkan

perintah hijab kepada setiap wanita mukminah. Maka

itu berarti bahwa hanya wanita-wanita yang memiliki

iman yang ridha mengerjakan perintah ini. Adakah

engkau tidak termasuk ke dalam golongan wanita

mukminah?

16
17 UU
Ingatlah saudariku,...Bahwa sesungguhnya keadaanmu

yang tidak berjilbab namun masih mengerjakan amalan-

amalan lain, adalah seperti orang yang membawa satu

kendi penuh dengan kebaikan akan tetapi kendi itu

berlubang, karena engkau tidak berjilbab. Janganlah

engkau sia-siakan amal shalihmu disebabkan orang-

orang yang dengan bebas di setiap tempat memandangi

dirimu yang tidak mengenakan jilbab. Silakan engkau

bandingkan jumlah lelaki yang bukan mahram yang

melihatmu tanpa jilbab setiap hari dengan jumlah

pahala yang engkau peroleh, adakah sama banyaknya?

“Iman kan letaknya di hati. Dan yang tahu hati

seseorang hanya aku dan Allah.”

Duhai saudariku, Tahukah engkau bahwa sahnya iman

seseorang itu terwujud dengan tiga hal, yakni meyakini

sepenuhnya dengan hati, menyebutnya dengan lisan, dan

melakukannya dengan perbuatan?

Seseorang yang beramal hanya sebatas perbuatan dan

lisan, tanpa disertai dengan keyakinan penuh dalam

hatinya, maka dia termasuk ke dalam golongan orang

17
munafik.
18 UU
Sementara seseorang yang beriman hanya dengan

hatinya, tanpa direalisasikan dengan amal perbuatan

yang nyata, maka dia termasuk kepada golongan orang

fasik. Keduanya bukanlah bagian dari golongan orang

mukmin. Karena seorang mukmin tidak hanya meyakini

dengan hati, tetapi dia juga merealisasikan apa yang

diyakininya melalui lisan dan amal perbuatan.

Dan jika engkau telah mengimani perintah jilbab dengan

hatimu dan engkau juga telah mengakuinya dengan

lisanmu, maka sempurnakanlah keyakinanmu itu dengan

bersegera mengamalkan perintah jilbab.

“Aku kan masih muda…”

Saudariku tercinta… Engkau berkata bahwa usiamu

masih belia sehingga menahanmu dari mengenakan

jilbab, dapatkah engkau menjamin bahwa esok masih

untuk dirimu? Apakah engkau telah mengetahui jatah

hidupmu di dunia, sehingga engkau berkata bahwa

engkau masih muda dan masih memiliki waktu yang

panjang? Belumkah engkau baca firman Allah ‘Azza wa

Jalla yang artinya:

18
19 UU
“Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja,
jika kamu sesungguhnya mengetahui.” 4

“Pada hari mereka melihat adzab yang diancam kepada


mereka, (mereka merasa) seolah-olah tidak tinggal (di
dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) waktu
pelajaran yang cukup.” 5

Tidakkah engkau perhatikan tetanggamu atau teman

karibmu yang seusia denganmu atau di bawah usiamu

telah menemui Malaikat Maut karena perintah Allah

‘Azza wa Jalla?

Tidakkah juga engkau perhatikan si fulanah yang

kemarin masih baik-baik saja, tiba-tiba menemui

ajalnya dan menjadi mayat hari ini? Tidakkah semua itu

menjadi peringatan bagimu, bahwa kematian tidak

hanya mengetuk pintu orang yang sekarat atau pun

orang yang lanjut usia?

Dan Malaikat Maut tidak akan memberimu penangguhan

waktu barang sedetik pun, ketika ajalmu sudah sampai.

19
4
(Qs. Al-Mu’minuun: 114)
5
(Qs. Al-Ahqaaf: 35)
20 UU
Setiap hari berlalu sementara akhiratmu bertambah

dekat dan dunia bertambah jauh.

Bekal apa yang telah engkau siapkan untuk hidup

sesudah mati? Ketahuilah saudariku, Kematian itu

datangnya lebih cepat dari detak jantungmu yang

berikutnya. Jadi cepatlah, jangan sampai terlambat…

“Jilbab bikin rambutku jadi rontok.” Sepertinya

engkau belum mengetahui fakta terbaru mengenai

‘canggih’nya jilbab. Dr. Muhammad Nidaa berkata

dalam Al-Hijaab wa Ta’tsiruuha ‘Ala Shihhah wa

Salamatus Sya’ri tentang pengaruh jilbab terhadap

kesehatan dan keselamatan rambut,

“Jilbab dapat melindungi rambut.” Penelitian dan

percobaan telah membuktikan bahwa perubahan cuaca

dan cahaya matahari langsung akan menyebabkan

hilangnya kecantikan rambut dan pudarnya warna

rambut. Sehingga rambut menjadi kasar dan berwarna

kusam. Sebagaimana juga udara luar (oksigen) dan hawa

tidaklah berperan dalam pertumbuhan rambut. Karena

bagian rambut yang terlihat di atas kepala yang dikenal

20
dengan sebutan batang rambut tidak lain adalah sel-sel
21 UU
kornea (yang tidak memiliki kehidupan). Ia akan terus

memanjang berbagi sama rata dengan rambut yang ada

di dalam kulit. Bagian yang aktif inilah yang

menyebabkan rambut bertambah panjang dengan

ukuran sekian millimeter setiap hari. Ia mendapatkan

suplai makanan dari sel-sel darah dalam kulit.

Dari sana dapat kita katakan bahwa kesehatan rambut

bergantung pada kesehatan tubuh secara umum. Bahwa

apa saja yang mempengaruhi kesehatan tubuh, berupa

sakit atau kekurangan gizi akan menyebabkan lemahnya

rambut. Dan dalam kondisi mengenakan jilbab, rambut

harus dicuci dengan sabun atau shampo dua atau tiga

kali dalam sepekan, menurut kadar lemak pada kulit

kepala. Maksudnya apabila kulit kepala berminyak, maka

hendaklah mencuci rambut tiga kali dalam sepekan. Jika

tidak maka cukup mencucinya dua kali dalam sepekan.

Jangan sampai kurang dari kadar ini dalam kondisi

apapun. Karena sesudah tiga hari, minyak pada kulit

kepala akan berubah menjadi asam dan hal itu akan

21
22 UU
menyebabkan patahnya batang rambut, dan rambut pun
6
akan rontok.”

“Kalau aku pakai jilbab, nanti tidak ada laki-laki yang

mau menikah denganku. Jadi, aku pakai jilbabnya

nanti saja, sesudah menikah.”

Wahai saudariku… Tahukah engkau siapakah lelaki yang

datang meminangmu itu, sementara engkau masih belum

berjilbab? Dia adalah lelaki dayyuts, yang tidak

memiliki perasaan cemburu melihatmu mengobral aurat

sembarangan. Bagaimana engkau bisa berpendapat

bahwa setelah menikah nanti, suamimu itu akan ridha

membiarkanmu mengulur jilbab dan menutup aurat,

sementara sebelum pernikahan itu terjadi dia masih

santai saja mendapati dirimu tampil dengan pakaian ala

kadarnya? Jika benar dia mencintai dirimu, maka

seharusnya dia memiliki perasaan cemburu ketika

melihat auratmu terbuka barang sejengkal saja. Dia

akan menjaga dirimu dari pandangan liar lelaki hidung

6 (Terj. Banaatunaa wal Hijab hal. 66-67)

22
23 UU
belang yang berkeliaran di luar sana. Dia akan lebih

memilih dirimu yang berjilbab daripada dirimu yang

tanpa jilbab. Inilah yang dinamakan pembuktian cinta

yang hakiki!

Maka jika datang seorang lelaki yang meminangmu dan

ridha atas keadaanmu yang masih belum berjilbab,

waspadalah. Jangan-jangan dia adalah lelaki dayyuts

yang menjadi calon penghuni Neraka. Sekarang

pikirkanlah olehmu saudariku, kemanakah bahtera

rumah tanggamu akan bermuara apabila nahkodanya

adalah calon penghuni Neraka?

“Pakai jilbab itu ribet dan mengganggu pekerjaan.

Bisa-bisa nanti aku dipecat dari pekerjaan.”

Saudariku… Islam tidak pernah membatasi ruang gerak

seseorang selama hal tersebut tidak mengandung

kemaksiatan kepada Allah. Akan tetapi, Islam

membatasi segala hal yang dapat membahayakan

seorang wanita dalam melakukan aktivitasnya baik dari

sisi dunia maupun dari sisi akhiratnya. Jilbab yang

menjadi salah satu syari’at Islam adalah sebuah

23
penghargaan sekaligus perlindungan bagi kaum wanita,
24 UU
terutama jika dia hendak melakukan aktivitas di luar

rumahnya. Maka dengan perginya engkau untuk bekerja

di luar rumah tanpa jilbab justru akan mendatangkan

petaka yang seharusnya dapat engkau hindari. Alih-alih

mempertahankan pekerjaan, engkau malah

menggadaikan kehormatan dan harga dirimu demi

setumpuk materi. Tahukah engkau saudariku, siapa

yang memberimu rizki? Bukankah Allah -Rabb yang

berada di atas ‘Arsy-Nya- yang memerintahkan para

malaikat untuk membagikan rizki kepada setiap hamba

tanpa ada yang dikurangi barang sedikitpun? Mengapa

engkau lebih mengkhawatirkan atasanmu yang juga

rizkinya bergantung kepada kemurahan Allah?

Apakah jika engkau lebih memilih untuk tetap tidak

berjilbab, maka atasanmu itu akan menjamin dirimu

menjadi calon penghuni Surga? Ataukah Allah ‘Azza wa

Jalla yang telah menurunkan perintah ini kepada Nabi-

Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan

mengadzabmu akibat kedurhakaanmu itu? Pikirkanlah

saudariku… Pikirkanlah hal ini baik-baik!

24
25 UU
“Jilbab itu bikin gerah, dan aku tidak kuat

kepanasan.”

Saudariku… Panas mentari yang engkau rasakan di

dalam dunia ini tidak sebanding dengan panasnya

Neraka yang akan kau terima kelak, jika engkau masih

belum mau untuk berjilbab. Sungguh, dia tidak

sebanding. Apakah engkau belum mendengar firman

Allah yang berbunyi, “Katakanlah: ‘(Api) Neraka


Jahannam itu lebih sangat panas. Jika mereka
mengetahui.'” 7

Dan sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam yang

artinya, “Sesungguhnya api Neraka Jahannam itu

dilebihkan panasnya (dari panas api di bumi sebesar)


enam puluh sembilan kali lipat (bagian).” 8

Manakah yang lebih sanggup engkau bersabar darinya,

panasnya matahari di bumi ataukah panasnya Neraka di

akhirat nanti? Tentu engkau bisa menimbangnya

sendiri…

7
(Qs. At-Taubah: 81)
8 [Hadits shahih. Riwayat Muslim (no. 2843) dan Ahmad (no. 8132). Lihat juga Shahih

Al-Jaami‘ (no. 6742), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]


25
26 UU
“Jilbab itu pilihan” Siapa yang mau pakai jilbab silakan,

yang belum mau juga gak apa-apa. Yang penting

akhlaknya saja benar.”

Duhai saudariku… Sepertinya engkau belum tahu apa

yang dimaksud dengan akhlak mulia itu. Engkau

menafikan jilbab dari cakupan akhlak mulia, padahal

sudah jelas bahwa jilbab adalah salah satu bentuk

perwujudan akhlak mulia. Jika tidak, maka Allah tidak

akan memerintahkan kita untuk berjilbab, karena dia

tidak termasuk ke dalam akhlak mulia.

Pikirkanlah olehmu baik-baik, adakah Allah

memerintahkan hamba-Nya untuk berakhlak buruk?

Atau adakah Allah mengadakan suatu ketentuan yang

tidak termasuk dalam kebaikan dan mengandung

manfaat yang sangat besar? Jika engkau menjawab

tidak ada, maka dengan demikian engkau telah

membantah pendapatmu sendiri dan engkau telah

setuju bahwa jilbab termasuk ke dalam sekian banyak

akhlak mulia yang harus kita koleksi satu persatu.

Bukankah demikian?

26
27 UU
Ketahuilah olehmu, keputusanmu untuk tidak

mengenakan jilbab akan membuat Rabb-mu menjadi

cemburu, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam pernah bersabda yang artinya, “Sesungguhnya

Allah itu cemburu dan seorang Mukmin juga cemburu.


Adapun cemburunya Allah disebabkan oleh seorang
hamba yang mengerjakan perkara yang diharamkan
oleh-Nya.” 9

“Sepertinya Allah belum memberiku hidayah untuk

segera berjilbab.”

Saudariku… Hidayah Allah tidak akan datang begitu

saja, tanpa engkau melakukan apa-apa. Engkau harus

menjalankan sunnatullah, yakni dengan mencari sebab-

sebab datangnya hidayah tersebut. Ketahuilah bahwa

hidayah itu terbagi menjadi dua, yaitu hidayatul bayan

dan hidayatut taufiq. Hidayatul bayan adalah

bimbingan atau petunjuk kepada kebenaran, dan di

dalamnya terdapat campur tangan manusia. Adapun

hidayatut taufiq adalah sepenuhnya hak Allah. Dia

9 [Hadits shahih. Riwayat Bukhari (no. 4925) dan Muslim (no. 2761)]

27
28 UU
merupakan peneguhan, penjagaan, dan pertolongan yang

diberikan Allah kepada hati seseorang agar tetap dalam

kebenaran. Dan hidayah ini akan datang setelah

hidayatul bayan dilakukan.

Janganlah engkau jual kebahagiaanmu yang abadi

dalam Surga kelak dengan dunia yang fana ini.

Buanglah jauh-jauh perasaan was-wasmu itu. Tempuhlah

usaha itu dengan berjilbab, sementara hatimu terus

berdo’a kepada-Nya,

“Allahummahdini wa saddidni. Allahumma tsabit qolbi


‘ala dinik (Yaa Allah, berilah aku petunjuk dan
luruskanlah diriku. Yaa Allah, tetapkanlah hatiku di atas
agama-Mu).”

Belajarlah Mencintai Jilbabmu

Duhai jilbab yang masih terlipat, jadilah perisai dan


tabir untuk diriku, Mengukir simbol kehormatan dan
kesucianku, Menjelmalah laksana rumah berjalan
untukku, Dan kusematkan setangkai cinta untukmu…

Saudariku, Jadikanlah jilbab seperti bagian dari

dirimu, yang jika tanpanya, engkau merasa tidak

sempurna. Jadikanlah dia penutup auratmu yang lebih


28
29 UU
baik dari sekedar pakaianmu. Jadikanlah dia sebagai

lambang rasa malumu yang akan memancarkan

wibawamu. Jadikanlah dia sebagai simbol kehormatan

dan kesucianmu yang harus engkau jaga sebaik-baiknya.

Maka dengan begitu, engkau akan mencintainya tanpa

engkau sadari bahwa engkau telah mencintainya.

Yang Cantik yang Berjilbab...

Tak ada ajaran yang lebih memuliakan wanita daripada

Islam. Dalam Islam, wanita ditempatkan sebagai

makhluk yang sangat mulia. Dan Islam sangat menjaga

kehormatan juga kesucian seorang wanita. Namun, di

belantara fitnah saat ini, wanita yang berkomitmen

untuk menjaga kesucian dirinya karena masih menjadi

kaum minoritas, seringkali mendapat cemoohan,

sindiran, dan cibiran dari kaum mayoritas yang awam.

Bahkan, ada yang menyebut dirinya sebagai kaum

feminis yang dengan tidak disadari oleh akal sehatnya

telah menjerumuskan kaum wanita kepada lembah

kehinaan yang bersampul keadilan. Wal’iyyadzubillah.

Mereka berteriak-teriak di jalanan, di media-media

29
massa dan elektronik mengenai kesetaraan gender,
30 UU
keadilan terhadap hak asasi manusia, dan harkat serta

martabat kaum wanita. Mereka menginginkan para

wanita mereka berpakaian seronok supaya diterima oleh

masyarakat –yang rusak akalnya–, mereka mencoba

mengafiliasi budaya barat dengan budaya timur agar

mereka dinobatkan sebagai wanita modern, wanita masa

kini, wanita fashionable.

Ketahuilah olehmu wahai saudariku, mereka inilah setan

berwujud manusia yang pernah disebutkan oleh Allah

Ta’ala dalam firman-Nya, artinya, “Dan demikianlah

Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-


setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian
mereka membisikkan kepada sebagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu
manusia…” 10

Allah Ta’ala memaksudkan perkataan yang indah dalam

ayat di atas adalah perkataan yang sebenarnya bathil,

tetapi pemiliknya menghiasi perkataan tersebut

semampunya, kemudian melontarkannya kepada

10 (Qs. Al-An’aam: 112)


30
31 UU
pendengaran orang-orang yang tertipu, sehingga
11
akhirnya mereka terpedaya.

Wanita shalihah yang kecantikannya ibarat mutiara

yang terbenam dalam lumpur, masih menjadi kaum minor

di kalangan masyarakat yang sudah mulai terpengaruh

dengan eksistensi kaum liberal, permisif dan hedonis

masa kini. Merekalah para wanita perindu Surga yang

selalu nyaman tinggal di istananya. Merekalah para

bidadari yang bersembunyi di balik tabir, kain longgar,

dan lebarnya kerudung.

Ketika orang mendatanginya, ia begitu khawatir jika

keindahannya terlihat, dan dia tidak mungkin menjumpai

tamunya dalam busana ala kadarnya yang bisa

menampakkan ‘simpanan berharga’nya. Mereka masih

dan akan selalu menjadi misteri bagi para lelaki asing di

luar sana. Tetapi mereka berubah bagai bidadari jika

bertemu dengan kekasih hati yang telah menjadi

suaminya.

Tahukah engkau siapa kekasih hati sang bidadari..?

11 (Terj. Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ hal. 225)


31
32 UU
Hanyalah lelaki shalih yang berani mendamba dirinya

dan hanya lelaki shalih yang memiliki nyali

mempersuntingnya sekaligus meminangnya menjadi

belahan hati. Sedangkan lelaki hidung belang, miskin

agama, dan kurang bermoral hanya akan mendekati

‘daging-daging’ yang dijual bebas di pasaran.

Para wanita yang menjajakan dirinya di pinggir-pinggir

jalan, di mal-mal, di tempat-tempat dugem, dan yang

sejenisnya. Sekalipun mereka tidak merasa atau tidak

berniat ‘menjual diri’ mereka, akan tetapi pada

hakikatnya –jika mereka mau menyadari–, merekalah

‘mangsa’ empuk para serigala manusia yang kelaparan.

Maka saudariku, manakah yang lebih engkau sukai, si

cantik yang diobral murah? Ataukah si shalihah yang

penuh rahasia?

Fenomena Jilbab Gaul, Berpakaian Tapi Telanjang.

Belakangan ini, merebak trend jilbab gaul atau kudung

gaul. Anggotanya mulai dari anak-anak remaja hingga

ibu-ibu yang aktif dalam berbagai kegiatan pengajian.

Kalau mereka ditanya, “Jilbab apa ini namanya?” Mereka

32
akan menjawab dengan dengan pede-nya, “Jilbab gaul..!”
33 UU
Jilbab gaul ini digandrungi karena alasan modisnya.

Peminatnya adalah para wanita yang sudah terlanjur

berjilbab tapi tetap ingin tampil modis dan trendi.

Mereka ingin celana jeans, kaos-kaos ketat dan

pakaian-pakaian minim mereka masih bisa terpakai,

meskipun mereka sudah berjilbab. Walhasil, para

desainer kawakan yang minim akan ilmu agama, mencoba

mengotak-atik ketentuan jilbab syar’i dan mewarnainya

sesuka hati dengan berkiblat kepada trend mode di

wilayah barat. Mereka tidak segan-segan membawakan

semboyan, “Jilbab modis dan syar’i” atau “Jilbab

muslimah masa kini, modis dan trendi” atau semboyan-

semboyan lain yang membuat kacau pikiran dan hati

para gadis remaja.

Sekarang, mari kita simak peringatan yang pernah

disampaikan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam

yang artinya:

“Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah


aku lihat sebelumnya, yaitu (1, -ed) suatu kaum yang
membawa cambuk seperti ekor-ekor sapi betina yang
mereka pakai untuk mencambuk manusia; (2,-ed)

33
34 UU
wanita-wanita yang berpakaian (namun) telanjang, yang
kalau berjalan berlenggak-lenggok menggoyang-
goyangkan kepalanya lagi durhaka (tidak ta’at),
kepalanya seperti punuk-punuk unta yang meliuk-liuk.
Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak dapat
mencium bau wanginya, padahal bau wanginya itu sudah
tercium dari jarak sekian dan sekian.” 12

Siapakah itu wanita-wanita yang berpakaian tapi

telanjang?

Mereka adalah para wanita yang pakaiannya tipis,

transparan dan ketat, sehingga kemolekan tubuhnya

terlihat. Mereka berpakaian secara zhahir (nyata),

namun sebenarnya mereka bertelanjang. Karena tidak

ada bedanya ketika mereka berpakaian maupun ketika

mereka tidak berpakaian, sebab pakaian yang mereka

kenakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, yakni

menutupi aurat. Dan mereka adalah wanita-wanita yang

menyimpang dari keta’atan kepada Allah dalam hal

12
(Hadits shahih. Riwayat Muslim (no. 2128) dan Ahmad (no. 8673).
34
35 UU
menjaga kemaluan serta menutupi diri mereka dari para
13
lelaki yang bukan mahramnya.

Nah saudariku…

Tentu engkau tidak ingin menjadi salah satu wanita yang

disebutkan dalam hadits di atas bukan? Tentu engkau

ingin menjadi wanita penghuni Surga yang jumlahnya

hanya sedikit itu bukan? Jadi jangan sampai kehabisan

tempat. Persiapkanlah tempatmu di Surga nanti mulai

dari sekarang!

Akhirnya, apabila Allah telah mengadakan suatu

ketentuan, maka sudah pasti dalam ketentuan itu

terkandung kebaikan yang amat besar. Maka dengan

meragukan ketentuan dan perintah-Nya, engkau telah

melewatkan banyak kebaikan yang seharusnya engkau

dapatkan. Coba engkau simak firman Allah yang

berbunyi:

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak


(pula) bagi perempuan mukminah, apabila Allah dan
Rasul-Nya telah menerapkan suatu ketetapan, akan ada

35
13
(Terj. Al-Jannatu Na’iimuhaa wat Thariiqu Ilaiha Jahannamu Ahwaaluhaa wa

Ahluhaa hal. 101-103)


36 UU
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya,
maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang
nyata.” 14

Saudariku, alasan apapun yang masih tersimpan

dihatimu untuk tidak melaksanakan perintah berjilbab

ini, janganlah engkau dengarkan dan engkau turuti.

Semua itu hanyalah was-was setan yang

dihembuskannya ke dalam hati-hati manusia, termasuk

ke dalam hatimu. Bersegeralah menuju jalan ketakwaan,

karena dengan begitu engkau akan melihat sosok lain

yang jauh lebih baik dari dirimu pada hari ini. Engkau

akan dengan segera mendapati rentetan kasih sayang

Allah yang tidak pernah engkau sangka-sangka

sebelumnya.

Jadi, apa lagi yang kau tunggu? Bentangkanlah jilbabmu

dan tutupilah cantikmu. Belajarlah menghargai dirimu

sendiri dengan menjaga jilbabmu, maka dengan begitu

orang lain pun akan ikut menghargai dirimu.

14 (Qs. Al-Ahzab: 36)


36
37 UU
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

yang artinya, “Barang siapa di antara kalian mampu

membuat perlindungan diri dari api Neraka meskipun


hanya dengan sebiji kurma, maka lakukanlah.” 15

Demikianlah saudariku, Kususun risalah ini sebagai

bentuk kasih sayang terhadapmu sembari terus berdo’a

semoga Allah membuka hatimu untuk menerima ‘kado

istimewa’ ini dengan ikhlas. karena semata-mata engkau

mengharapkan keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla.

Semoga risalah ini dapat mengetuk pintu yang tertutup

dan membangunkan nurani yang tertidur lelap, sehingga

membangkitkan semangat untuk bersegera menuju

ketaatan kepada Allah.

Semoga Allah memasukkan dirimu, diriku, dan seluruh

kaum muslimin yang berpegang teguh dalam tali agama

Allah ke dalam golongan orang-orang yang ditunjuki

jalan yang lurus. Wallahul musta’an. 16

15
(Hadits shahih. Lihat Shahih Al-Jaami’ (no. 6017). Dari jalan ‘Adi bin Hatim

radhiyallahu ‘anhu)

37
16 Penulis : Ummu Sufyan Rahmawaty Woly bintu Muhammad
38 UU
Saudariku, Berjilbablah Sesuai Ajaran
Nabimu!

Islam adalah ajaran yang sangat sempurna, sampai-

sampai cara berpakaian pun dibimbing oleh Allah Dzat

yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi diri kita.

Bisa jadi sesuatu yang kita sukai, baik itu berupa model

pakaian atau perhiasan pada hakikatnya justru jelek

menurut Allah.

Allah berfirman, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu

padahal itu adalah baik bagimu dan boleh jadi kamu


menyukai sesuatu padahal sebenarnya itu buruk bagimu,
Alloh lah yang Maha mengetahui sedangkan kamu tidak
mengetahui." 17

Karena itu marilah kita ikuti bimbingan-Nya dalam

segala perkara termasuk mengenai cara berpakaian.

Perintah dari Atas Langit:

Allah Ta'ala memerintahkan kepada kaum muslimah

untuk berjilbab sesuai syari’at. Allah berfirman,

17 (Al Baqaroh: 216).

38
39 UU
"Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-
anak perempuanmu serta para wanita kaum beriman
agar mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka ke
seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka
mudah dikenal dan tidak diganggu orang. Allaah Maha
pengampun lagi Maha penyayang." 18

Ketentuan Jilbab Menurut Syari'at:

Beberapa ketentuan jilbab syar'i ketika seorang

muslimah berada di luar rumah atau berhadapan dengan

laki-laki yang bukan mahrom (bukan 'muhrim', karena

muhrim berarti orang yang berihrom) yang bersumber

dari Al Qur'an dan As Sunnah yang shohihah dengan

contoh penyimpangannya, semoga Alloh memudahkan

kita untuk memahami kebenaran dan mengamalkannya

serta memudahkan kita untuk meninggalkan busana

yang melanggar ketentuan Raabbul 'alamiin.

Pertama. Pakaian muslimah itu harus menutup seluruh

badannya kecuali wajah dan kedua telapak tangan (lihat

Al Ahzab: 59 dan An Nuur: 31). Selain keduanya seperti

leher dan lain-lain, maka tidak boleh ditampakkan

18 (Al Ahzab: 59)


39
40 UU
walaupun cuma sebesar uang logam, apalagi malah buka-

bukaan. Bahkan sebagian ulama mewajibkan untuk

ditutupi seluruhnya tanpa kecuali.

Kedua. Bukan busana perhiasan yang justru menarik

perhatian seperti yang banyak dihiasi dengan gambar

bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar

makhluk bernyawa.

Ketiga. Harus longgar, tidak ketat, tidak tipis dan tidak

sempit yang mengakibatkan lekuk-lekuk tubuhnya

tampak atau transparan.

Keempat. Tidak diberi wangi-wangian atau parfum

karena dapat memancing syahwat lelaki yang mencium

keharumannya. Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallaam

bersabda, "Jika salah seorang wanita diantara kalian

hendak ke masjid, maka janganlah sekali-kali dia


memakai wewangian." 19

Kalau pergi ke masjid saja dilarang memakai wewangian

lalu bagaimana lagi para wanita yang pergi ke kampus-

kampus, ke pasar-pasar bahkan berdesak-desakkan

19 (HR. Muslim).
40
41 UU
dalam bis kota dengan parfum yang menusuk hidung?!?

Wallaahul musta'an.

Kelima. Tidak menyerupai pakaian laki-laki seperti

memakai celana panjang, kaos oblong dan semacamnya.

Rosulullaah melaknat laki-laki yang menyerupai


perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki. 20

Keenam. Tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir.

Nabi senantiasa memerintahkan kita untuk menyelisihi

mereka diantaranya dalam masalah pakaian yang

menjadi ciri mereka.

Ketujuh. Bukan untuk mencari popularitas. Untuk apa

kalian mencari popularitas wahai saudariku? Apakah

kalian ingin terjerumus ke dalam neraka hanya demi

popularitas semu. Lihatlah istri Nabi yang cantik

Ibunda 'Aisyah rodhiyallaahu 'anha yang dengan patuh

menutup dirinya dengan jilbab syar'i, bukankah

kecerdasannya amat masyhur di kalangan ummat ini? 21

20 (HR. Bukhari).

21 Disarikan oleh Abu Mushlih Ari Wahyudi dari Jilbab Wanita Muslimah karya

41
Syaikh Al Albani.
42 UU
Komitmenlah Dengan Hijab !

Wahai saudariku, Pakailah hijab syar’i dan istiqamalah

dengan hijab itu niscaya engkau akan terjaga dari

fitnah. Dengan berhijab maka pahala untukmu akan

mengalir sepanjang hari. Tetapi jika engkau tidak

berhijab di depan non mahram maka aliran dosalah yang

akan engkau dapatkan.

Sungguh, lebih baik merasa kepanasan di dunia karena

berhijab daripada kepanasan di neraka karena melepas

hijab.

Jangan engkau pedulikan omongan jelek orang tentang

hijab syar’imu. Tidak usah kau turuti para feminis yang

mengagung-agungkan kebebasan dengan melepas hijab.

Justru kebebasan itu hanya bisa kau dapatkan dengan

hijab sehingga engkau akan terbebas dari pandangan

liar mata keranjang dan fitnah yang merajalela.

Jangan engkau termakan syubhat-syubhat seputar

hijab. Yakinlah bahwa hijab adalah kewajiban dari Allah

untuk seluruh muslimah di manapun dia berada dan hijab

itu hanyalah mendatangkan kebaikan untukmu. Pegang

42
43 UU
kuat-kuat prinsip ini, buang jauh-jauh hawa nafsu dan

syubhat-syubhat yang menerpamu.

Allah Ta’ala berfirman dalam Qs. Al An’am : 116). “Dan

jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di


muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu
dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Allah).”

Qs. An Nisa : 27. “Dan Allah hendak menerima

taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa


nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-
jauhnya (dari kebenaran).”

Semoga Allah memberikan hidayah dan keistiqamahan

kepada kita untuk berhijab sesuai syariat. 22

22 Penulis : Ummu Isma’il

43
44 UU
Siapakah Ratu Para Bidadari Surga Itu ?

Ibnu Qayyim Rahimahullahu, menyebutkan dalam

sebuah hadist sahih dalam Musnad Imam Ahmad, bahwa

ketika seorang suami beristrikan Hur‘ain (bidadari),

kemudian pada saat itu akan datang seorang wanita lain

yang kecantikan dan keelokannya mampu membuat

seorang raja melupakan wanita-wanita lainnya.

Siapa Wanita itu ? Ternyata wanita tersebut adalah

istrinya selama di dunia. Itulah keistimewaan para

Istri di surga, dia akan menjadi RATU dari para Hur‘ain

(bidadari). Lalu, Ibnu Qayyim mengatakan ...

“Apakah seorang raja pernah memikirkan para

pelayan-pelayannya di hadapan Ratunya...?” Tentu

tidak! Jadi, Allah akan memberikan pada istri

kecantikan yang luar biasa jauh melebihi para bidadari.

Kira-kira, kenapa bisa begitu ??? Ibnu Qayyim

menjelaskan,

“Karena Hur‘ain (bidadari) tidak pernah menghadapi

kesulitan yang dirasakan wanita dunia. Mereka tidak

pernah berjuang di jalan Alloh, tidak pernah

44
45 UU
dicemooh orang karena mengenakan hijab, tidak

pernah merasakan sulitnya patuh pada suami....dan

lain-lain”

Mengenai keistimewaan istri (wanita) di surga

dibandingkan Bidadari, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa

sallam melalui haditsnya menyebutkan :

“Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu


lebih baik daripada dunia dan seisinya.” 23

Bahkan dalam hadits yang lain disebutkan pula bahwa

wanita dunia yang sholihah lebih utama daripada

bidadari surga.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih

utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata


jeli?” Beliau shallallahu’‘alaihi wa sallam menjawab,
“Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-
bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang
tampak daripada apa yang tidak tampak.” Kemudian saya
bertanya lagi, “Karena apa wanita dunia lebih utama

23
(HR. Bukhari dan Muslim)
45
46 UU
daripada para bidadari?” Lalu Beliau menjawab, "Karena
shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah.
Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh
mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih,
pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-
kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari
emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak
mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali,
kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama
sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut
sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami
dan kami memilikinya.”24

Masya Allah, Sungguh ini sebuah kemuliaan yang

diberikan kepada kaum wanita khususnya para istri-

istri. Derajat mereka bisa menjadi lebih mulia daripada

bidadari surga, mereka akan menjadi 'Ratu-Ratu'

bidadari surga. Untuk para kaum wanita, jangan sia-

siakan kesempatan kalian untuk menjadi ratu-ratu

bidadari di surga. Ingat, setelah meninggal tidak ada

lagi kesempatan untuk kembali ke dunia lagi...!!

24 (HR. Ath Thabrani)


46
47 UU
Asiyah binti Muzahim radhiyallahu ‘anha.

Dia adalah wanita yang hidup di istana termegah di

zamannya. Ia dikelilingi oleh kemewahan, kemegahan

dan ratusan pengawal dan pelayan. Wanita itu bernama

Asiyah binti Muzahim radhiyallahu ‘anha istri Fir’aun.

Ia merupakan sosok wanita yang jarang ditemukan.

Kelemahan fisiknya tidak sedikitpun menggoyahkan

keteguhan imannya. Padahal ia hidup di tengah-tengah

istana yang penuh kekufuran. Bahkan dari hatinya

justru memancar cahaya keimanan yang tak sedikitpun

redup meski berhadapan dengan kekejaman dan

kezaliman yang dikomandani oleh suaminya sendiri.

Ia memiliki prinsip dan keimanan yang sangat berharga

dan lebih mahal dari istananya, hartanya yang melimpah,

kehidupan penuh kemewahan, para budak sahayanya dan

para pengawalnya. Karena itu Allah mengabadikan

namanya dalam Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai

tauladan bagi orang-orang yang beriman.

”Allah menjadikan istri Fir’aun sebagai perumpamaan


bagi orang-orang beriman, ketika ia berkata, “Wahai

47
48 UU
Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di surga.
Selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya.
Selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” 25

Inilah kisah Asiyah radhiyallahu ‘anha.

Seorang wanita teguh beriman dan lentera yang

menerangi kegelapan istana Fir’aun.

Nah, siapakah yang akan meneladaninya ?

Untuk menerangi kita dengan lenteranya yang

senantiasa menebarkan cahaya, kesabaran, keteguhan

dan selalu mengajak ke jalan Allah ?.26

48
25 (Qs. At-Tahrim ayat 11).
26 Sumber : Buku Tips Menjadi Wanita Yang Paling Berbahagia, Karya DR. ‘Aidh al Qarni.
49 UU
Dengan Menjadi Seorang Muslimah,
Engkau Sudah Berbahagia....

Setiap musibah yang menimpamu karena keteguhanmu

di jalan Allah ‫ ﷻ‬atas seizin-Nya akan menjadi penebus

dosa. Bergembiralah dengan kabar yang tersurat dalam

sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬,

“Apabila seorang perempuan mendirikan shalat lima


waktu. Dan menjaga kehormatannya, maka ia akan
masuk surga Tuhannya.”

Maka laksanakanlah Amalan-amalan yang mulia

tersebut. Untuk bekalmu menghadap Tuhan Yang Maha

Pengasih kelak. Demi kebahagiaanmu di dunia dan

akhirat.

Taatilah syari’at Allah. Dan berpegang teguhlah pada

Al-Qur’an dan sunnah Nabi-Nya. Agar engkau menjadi

seorang Muslimah sejati.

Itulah kemuliaan dan kebanggaanmu yang tak terkira

harganya. Karena Allah telah memilihmu menjadi

seorang Muslimah.

49
50 UU
Pengikut ajaran Muhammad ‫ﷺ‬.Dan peneladan jejak

langkah Khadijah radhiallahu anha, Fatimah radhiallahu

anha dan Aisyah radhiallahu anha.

Selamat berbahagia karena engkau telah mendirikan

shalat lima waktu, Berpuasa Ramadhan, Melaksanakan

ibadah haji dan Mengenakan hijab.

Selamat berbahagia Karena engkau telah menerima

Allah sebagai Tuhanmu, Islam sebagai agamamu dan

Muhammad ‫ ﷺ‬sebagai Rasulmu.27

27 Sumber : Buku Tips Menjadi Wanita Yang Paling Berbahagia, Karya DR. ‘Aidh al Qarni.
50
51 UU
Kemalasan Adalah Awal Kegagalan

Wahai wanita muslimah, tekunlah bekerja, jangan

bosan, malas dan berleha-leha. Bangkitlah ! Perbaikilah

segala sesuatu yang bisa engkau mulai dari rumah atau

kantormu.

Penuhilah semua kewajibanmu. Dirikanlah shalat,

bacalah Al-Qur’an dan buku-buku yang bermanfaat,

dengarkanlah kaset yang membawa faedah, dan

duduklah bersama tetangga dan teman-temanmu hanya

untuk membicarkan sesuatu yang bisa mendekatkan

kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pada saat-saat seperti itu, insyaa Allah, engkau akan

mendapatkan kebahagiaan, kelapangan dan

kegembiraan. Jangan sia-siakan waktumu dengan

kekosongan, karena hal itu akan mendatangkan

penderitaan, kesempitan hati, godaan, keraguan dan

kesuraman jiwa yang tidak akan bisa dihilangkan kecuali

hanya dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan.

Perhatikanlah seluruh penampilanmu, keindahan

tubuhmu, wewangian dalam rumahmu, kerapian tempat

tinggalmu dan budi pekerti muliamu saat menemui


51
52 UU
suamimu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, kerabat

dekatmu dan teman-teman wanitamu. Janganlah engkau

lupa untuk selalu menebarkan senyum yang ikhlas serta

kelapangan dada kepada mereka!.

Jauhilah perbuatan maksiat. Sebab kemaksiatan adalah

pemicu kesedihan, terutama perbuatan maksiat yang

sering dilakukan para wanita, melihat sesuatu yang

diharamkan, mempertontonkan kecantikan, berkhalwat

dengan orang yang bukan mahramnya, menyerapah,

mencela dan menggunjingkan aib orang lain. Jangan

mengingkari hak-hak suami dan tidak mengakui

kebaikannya.

Itulah dosa-dosa yang sering diperbuat kaum wanita,

kecuali oleh mereka yang telah mendapatkan rahmat

Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Takutlah akan murka Allah dan bertaqwalah kepada-

Nya, karena taqwa adalah penjamin kebahagiaanmu dan

keridhaan-Nya atas ketulusan hatimu.28

28 Sumber : Buku Tips Menjadi Wanita Yang Paling Berbahagia, Karya DR. ‘Aidh al Qarni.
52
53 UU
Padamu Terdapat Nikmat Yang Melimpah

Saudariku, sesunguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan, setelah cucuran air mata akan terbit

senyuman, dan setelah malam ada siang, atas izin Allah.

Ketahuilah sesungguhnya engkau akan selalu

mendapat balasan terbaik dari-Nya.

Bila engkau seorang ibu yang senantiasa mendidik anak-

anakmu dengan baik dan benar, mereka kelak akan

menjadi para pejuang, pembela dan penegak agama

Islam. Mereka juga kan selalu berdoa untukmu dalam

sujud dan ibadah-ibadah malam mereka. Adalah suatu

kenikmatan yang luar biasa bila engkau menjadi seorang

ibu yang penuh kasih sayang dan kelembutan.

Engkaupun harus bangga dan tersanjung, bahwa ibu

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah

sosok wanita yang berhasil menghadiahkan seorang

pemimpin agung dan Rasul yang mulia kepada segenap

umat manusia.

Sesungguhnya engkaupun bisa menjadi penyeru kepada

jalan Allah bagi wanita-wanita lain sesamamu. Yakni,

53
54 UU
dengan perkataan yang sopan, pelajaran yang baik,

pernyataan yang tegas lagi benar, perbantahan secara

baik-baik, dialog secara santun, akhlak yang mulia dan

tingkah laku yang terpuji.

Sesungguhnya dakwah seorang wanita dengan akhlak

mulia dan amal-amal salehnya itu lebih efektif dari

dakwah para orator dan guru.

Berapa banyak wanita yang selalu tetap dikenang karena

keteguhan agamanya, kesucian hijabnya, akhlaknya yang

baik, kebaikannya dalam bertetangga dan ketaatannya

pada suami.

Bahkan berapa banyak wanita yang keharuman kisah

hidupnya terus dikenang, menjadi bahan nasehat di

majelis-majelis taklim dan panutan yang selalu diingat

dikenang karena keteguhan agamanya, kesucian

hijabnya, akhlaknya yang baik, kebaikannya dalam

bertetangga dan ketaatannya pada suami. 29

29 Sumber : Buku Tips Menjadi Wanita Yang Paling Berbahagia, Karya DR. ‘Aidh al Qarni.
54
55 UU
Agar Engkau Menjadi Wanita Tercantik di
Dunia....

Dengan kecantikanmu engkau lebih indah dari matahari.

Dengan akhlakmu engkau lebih harum dari aroma minyak

misik. Dengan rendah hatimu engkau lebih mulia dari

bulan. Dengan kelembutanmu engkau lebih lembut dari

rintik hujan.

Maka jagalah kecantikanmu dengan keimanan,

Kerelaanmu dalam menerima apa yang ada dengan

senang hati, Dan harga dirimu dengan jilbab.

Ketahuilah perhiasanmu bukanlah emas atau perak,

tetapi dua rakaat menjelang Shubuh.

Dahagamu di tengah hari yang panas saat berpuasa.

Dermamu yang tersembunyi dan hanya diketahui oleh

Allah semata.

Air mata tobat sujud panjang di atas karpet ibadah.

Rasa malumu kepada Allah tatkala tergoda oleh bisikan

nista dan ajakan setan.

55
56 UU
Kenakanlah pakaian taqwa maka engkau akan menjadi

wanita tercantik di dunia, meskipun bajumu terkoyak.

Kenakanlah mantel kesantunan agar engkau menjadi

wanita tercantik di dunia, kendati engkau tak memakai

alas kaki.30

30 Sumber : Buku Tips Menjadi Wanita Yang Paling Berbahagia, Karya DR. ‘Aidh al Qarni.
56
57 UU
Wanita Penghuni Surga

Atha' ibn Abu Rabbah menuturkan, Ibnu Abbas

radhiyallahu anhu berkata kepadaku, 'Maukah aku


tunjukkan padamu salah seorang wanita penghuni
surga?' Aku menjawab, 'ya, tentu saja.' ia berkata,

Dialah wanita berkulit hitam yang pernah menemui


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan berkata,
'Aku menderita penyakit ayan dan auratku terbuka
karenanya. karena itu mohonkanlah kepada Allah untuk
kesembuhanku. 'Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda, 'Bila engkau sanggup, aku sarankan untuk

bersabar menjalaninya, karena itu akan berbalas


syurga. Namun bila engkau tetap menghendaki
kesembuhan itu aku akan mendoakan agar Allah
menyembuhkanmu.' Maka wanita itu berkata,

"Sebenarnya aku memilih untuk bersabar, tetapi


auratku sering tersingkap karenanya. karena itu
doakanlah agar aku tidak seperti itu lagi (terbuka
auratnya).” Lantas beliaupun mendoakannya.

57
58 UU
Demikianlah, wanita yang beriman dan bertaqwa ini rela

menerima cobaan yang menimpa dirinya dalam hidupnya

yang sementara. karenanya ia kelak akan dianugerahi

surga sebagai balasannya. Sungguh jual beli yang sangat

menguntungkan.

Terlihat pula bahwa wanita ini merasa dirinya hina

ketika auratnya terbuka secara tak sengaja dan

kemudian manusia melihat hal-hal yang tidak pantas

diperlihatkan oleh seorang wanita muslimah yang

bertaqwa kepada orang lain.

semoga Allah Azza wa Jalla memberi hidayah kepada

kita semua untuk senantiasa menjaga kehormatan kita

dengan tetap menutup aurat, sebagai bentuk ketaatan

kita kepada-Nya. Aamiin.

58
59 UU
Ummu Sulaim Radhiyallahu ‘Anhu

Dalam hadits riwayat Imam Muslim, disebutkan :

Sewaktu anak Abu Thalhah dari Ummu Sulaim

meninggal dunia, Ummu Sulaim berkata kepada segenap

keluarganya : "Janganlah kalian menceritakan peristiwa

anakku kepada Abu Thalhah sebelum saya sendiri


menceritakannya.”

Setelah Abu Thalhah datang, istrinya segera

menghidangkan makanan, maka makan dan minumlah

Abu Thalhah, setelah itu istrinya mengajak bercanda

sehingga bersetubuh dan memberikan pelayanan dengan

sebaik-baiknya. setelah istrinya tahu bahwa suaminya

telah kenyang dan puas, maka berkatalah Ummu Sulaim,

"Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu


seandainya ada sekolompok orang yang meminjamkan
sesuatu kepada salah satu keluarga kemudian orang itu
meminta kembali pinjamannya, apakah pantas keluarga
itu menolaknya? "
Abu Thalhah menjawab; "Tidak Pantas."

Istrinya berkata: "Relakan putramu."

59
60 UU
Abu Thalhah marah-marah seraya berkata:

"Kenapa kamu diam saja sejak tadi sehingga saya


bersetubuh denganmu, barulah kamu memberi tahu
tentang anak kita."
Kemudian Abu Thalhah pergi dan datang kepada

Rasulullah Sallallaahu alaihi wasallam serta

menceritakan apa yang telah terjadi. kemudian

Rasulullah Sallaalahu alaihi wasallam berkata:

"Semoga Allah memberkahi apa yang telah kalian


lakukan tadi malam."
Selang beberapa bulan hamillah istrinya. dan

melahirkan seorang anak laki-laki. Kemudian bayi itu

dibawa kehadapan Rasulullah Shaaallahu ‘Alayhi wa

Sallam, kemudian Rasulullah Shaaallahu ‘Alayhi wa

Sallam mengambil kurma dan mengunyahnya,

meletakkan di bibir bayi kecil itu, mengusap-ngusapnya

dan memberinya nama "Abdullah".

Kita dapat menjadikan Ummu Sulaim sebagai teladan

dalam kesabaran. yakni kesabarannya ketika anak

semata wayangnya meninggal dunia dan kemudian Allah

Azza wa jalla menggantinya dengan yang lebih baik.

60
61 UU
Mulianya Muslimah Yang Qana’ah

Ketahuilah saudariku, terkadang banyak para wanita

yang kufur terhadap kebaikan suami adalah memandang

tinggi dunia. Mereka melihat dunia seperti gemerlapnya

cahaya yang bersinar.

Kebanyakan Penghuni Neraka Adalah Wanita

Duhai muslimah, engkau tahu kebanyakan penghuni

neraka adalah dirimu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa

sallam telah mengabarkannya padamu sejak 14 abad

yang lalu. Mengapa begitu banyak para wanita yang

menjadi penghuni neraka? Hal itu dikarenakan

kebanyakan dari mereka tidak mensyukuri nafkah yang

diberikan oleh suami mereka, mereka mengingkari

kebaikan yang telah diberikan oleh suami.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Wahai kaum wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah


istighfar karena aku melihat penghuni neraka
terbanyak adalah (kaum) kalian.’ Kemudian diantara
mereka ada seorang wanita berpantat besar bertanya,

61
62 UU
‘Kenapa (kaum) kami menghuni sebagian besar
neraka?’ Beliau menjawab, ‘Karena kalian sering
melaknat dan mengingkari (kebaikan) suami.’” 31

Saudariku, banyak para wanita ketika suami berlelah-

lelah dalam menafkahi mereka dan anak-anaknya, rela

berkerja keras, menahan peluh, agar diri mereka dan

anak-anaknya masih bisa makan dan bertahan hidup,

namun apa yang terjadi.. mereka tidak

menghargai kebaikan yang telah diberikan suami.

“Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat


pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat
kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat
pun bertanya, ‘Mengapa (demikian) wahai Rasulullah

shalallahu ‘alaihi wassalam?’ Beliau shalallahu ‘alaihi


wassalam menjawab, ‘Karena kekufuran mereka.’
Kemudian ditanya lagi, ‘Apakah mereka kufur kepada

Allah?’ Beliau menjawab, ‘Mereka kufur terhadap suami


mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya.
Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di

31 (HR Muslim)

62
63 UU
antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia
melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai)
niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat
sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” 32

Ya akhawatii.. Kita diciptakan di dunia ini untuk

beribadah kepada Allah, taat atas perintah-Nya dan

menjauhi larangan-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam telah bersabda:

“Jika seorang wanita selalu menjagashalat lima waktu,


juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta
betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina)
dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan
pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah ke
dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau
suka.” 33
Mereka para suami, terkadang disaat punya masalah

yang amat besar, mereka menyembunyikannya dari

istrinya. Terkadang, disaat sedang lelahnya bekerja,

disaat uang yang didapat tidak mencukupi kebutuhan,

32 (HR. Bukhari, no. 105 2 , dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma)

33 (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan

bahwa hadits ini shahih)


63
64 UU
namun raga mereka sudah terlalu penat untuk

mencarinya lagi, mereka pulang ke rumah berharap ada

bidadari yang menyambutnya dengan senyuman yang

indah, berharap dengan penghasilan yang seadanya,

sang istri menghiburnya dan menerima apapun

penghasilan suami tanpa memperhatikan seberapa

jumlahnya.

Apa salah satu kunci solusi dari permasalahan di atas?

Iya, bersikaplah qana’ah saudariku, qana’ah akan

memuliakanmu, melapangkan dadamu, melonggarkan

pikiranmu.

Hakekat Qana’ah

Dari ’Abdullah bin ’Amr bin Al ’Ash,

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

”Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam


Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah (merasa
cukup) dengan rizki tersebut.” 34

Seberapapun rizki yang Allah beri, kita merasa cukup

dan bertambah bersyukur atas rizki tersebut. Makan

34 (HR. Ibnu Majah no. 4138, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
64
65 UU
seadanya, rumah yang sederhana dan tak megah, semua

itu adalah nikmat yang telah Allah beri kepada kita.

Allah mengetahui apa-apa yang terbaik untuk hamba-

Nya. Apapun yang engkau makan, asal itu halal dan baik,

dan dapat menegakkan punggungmu untuk melaksanakan

shalat, bersyukurlah. Allah masih menguatkan dirimu

tegak beribadah kepada-Nya. Bukankah Allah telah

menjamin rizki para hamba-Nya? Namun, mengapa

tetap risau ya akhawati?

Al Hasan Al Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Apa

Rahasia di dalam zuhudmu di dalam dunia?” Beliau


menjawab, “Aku mengetahui bahwa rezekiku tidak akan

pernah ada yang mengambilnya selainku, maka tenanglah


hatiku untuknya, dan aku mengetahui bahwa ilmuku
tidak akan ada yang melaksanakannya selainku, maka
aku menyibukkan diri dengannya, aku mengetahui bahwa
Allah mengawasiku, maka aku malu berhadapan
dengannya dalam keadaan maksiat, aku mengetahui
bahwa kematian menghadangku, maka aku telah siapkan
untuk bekal bertemu dengan Allah.”

65
66 UU
Dari Amr bin Al-Ash Radhiyallahu ‘Anhu,

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Beruntunglah orang yang memasrahkan diri, dilimpahi


rizki yang sekedar mencukupi dan diberi kepuasan oleh
Allah terhadap apa yang diberikan kepadanya.” 35

Hakekat Dunia

Ketahuilah saudariku, terkadang banyak para wanita

yang kufur terhadap kebaikan suami adalah memandang

tinggi dunia. Mereka melihat dunia seperti gemerlapnya

cahaya yang bersinar, melihat dunia seakan-akan

mereka akan kekal di dalamnya. Sungguh saudariku,

tengoklah dunia yang banyak kita agungkan melalui

sebuah hadist yang amat mengena,

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Dunia ini dibanding akhirat tiada lain hanyalah seperti


jika seseorang di antara kalian mencelupkan jarinya ke
lautan, maka hendaklah dia melihat air yang menempel
di jarinya setelah dia menariknya kembali.” 36

35 (Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad dan Al-Baghawy)

36 (Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)

66
67 UU
Sekarang, masihkah menginginkan dunia yang lebih

ketika sudah mengetahui hakekat dunia di mata Allah?

Lihatlah kebawah, hindarkan terus menerus

mendongakkan kepala ke atas, melihat ke atas seakan-

seakan Allah lebih memberi kenikmatan kepadanya.

Inilah salah satu penyebab mengapa banyak dari

manusia yang begitu mencintai harta dunia, karena

mereka tidak pernah sedikitpun melihat ke

bawah, bahwa ternyata masih banyak orang yang lebih

kesusahan dibanding dirinya. Namun dirinya yang tidak

bersyukur kepada Allah, menjerumuskannya ke dalam

sikap mencela nikmat yang Allah beri dan kecintaan

yang berlebihan kepada hal-hal yang bersifat duniawi.

“Lihatlah orang yang dibawah kalian dan janganlah


melihat orang di atas kalian, karena yang demikian itu
lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang hina
nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian.” 37

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan,

“Jika engkau melihat seorang yang memiliki harta dan

37 (Diriwayatkan Muslim dan At-Tirmidzy)


67
68 UU
kedudukan yang melebihimu, maka lihatlah orang yang
berada di bawahmu” 38

Beliau juga mengatakan, “Perhatikanlah mereka yang

kondisi ekonominya berada di bawahmu dan janganlah


engkau perhatikan mereka yang kondisi ekonominya
berada di atasmu. Niscaya hal itu akan membuat dirimu
tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan
kepadamu” 39

Kemuliaan Sifat Qana’ah

Qana’ah adalah salah satu bentuk yang dapat

menimbulkan rasa syukur kepada Allah, qana’ah

terhadap apa yang Allah beri, merasa cukup dan pasrah

atas segala ketetapan-Nya. Rasulullahshallallahu ‘alaihi

wa sallam bersabda,

“Jadilah seorang yang wara’, niscaya engkau menjadi


manusia yang paling baik dalam beribadah. Dan jadilah
seorang yang qana’ah, niscaya engkau menjadi manusia
yang paling bersyukur” 40

38 (Shahih. HR. Ibnu Hibban).

39 (Shahih. HR. Bukhari dan Muslim).

40 (Shahih. HR. Ibnu Majah).


68
69 UU
Bersykurlah atas segala nikmat yang Allah berikan,

semua yang Allah tetapkan adalah yang terbaik bagi

hamba-Nya. Tidaklah hati menjadi lapang, jika terisi

dengan sifat qana’ah, tidaklah pikiran menjadi tenang,

jika syukur selalu tertambat, tidaklah kehidupan akan

tenteram, jika hati lapang dengan merasa cukup atas

segalan nikmat Allah.

69
70 UU
Pakaian Ketaqwaan

Saudariku, Pakaian yang tipis bukanlah pakaian

ketakwaan. Pakaian setengah telanjang bukanlah

pakaiaan ketakwaan. Pakaian yang ketat bukanlah

pakaian ketakwaan. Jilbab yang berhias bukan pakaian

ketakwaan.

Bertakwalah kepada Allah dalam urusan pakaian dan

hijab syar’i-mu. Jangan sampai sepotong kain yang

dilarang itu mengantarkanmu kepada kemurkaan Allah

Ta’ala. Jangan engkau menjual Surga yang seluas langit

dan bumi hanya dengan sebuah kain yang tidak membuat

ridha Rabb-mu.

Surga itu mahal. Siapa yang meninggalkan sesuatu

karena Allah, niscaya Allah akan memberikan ganti yang

lebih baik darinya. Allah Ta’ala berfirman,

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah


mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada
70
71 UU
suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-
putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau
putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya
kamu beruntung.” 41
Dan firmanNya,

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah


kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang
Jahiliyah yang dahulu.” 42

Maka mari wahai Saudariku, pakailah pakaian

ketaqwaanmu !

41 (QS. An-Nur ayat 31).

42 (QS. Al-Ahzab ayat 33).


71
72 UU
Sampaikan Dariku Walau Satu Ayat

Seorang pemuda hidup di atas kemaksiatan. Kemudian

dia menikah dengan seorang wanita yang shalihah. Lalu

istrinya melahirkan beberapa anak untuknya, dan

diantara anak-anak tersebut adalah seorang anak laki-

laki yang bisu dan tuli.

lbunya sangat berambisi untuk menumbuhkannya

dengan pertumbuhan yang shalih, dia ajari shalat dan

ketergantungan terhadap masjid sejak pertumbuhan

kuku-kukunya. Di saat dia telah mencapai usia tujuh

tahun dia menyaksikan penyimpangan dan kemungkaran

yang dilakukan oleh ayahnya. Sang anakpun mengulang-

ulang nasihat kepada ayahnya dengan isyarat untuk

meninggalkan kemungkaran dan agar menjaga shalat

lima waktu, namun tiada hasil.

Pada suatu hari, datanglah sang anak dengan suaranya

tersedu-sedu, disertai aliran air mata seraya

meletakkan mushhaf di hadapan ayahnya. Kemudian dia

membuka surat Maryam dan meletakkan jari

telunjuknya diatas firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

72
73 UU
“Wahai bapakku, Sesungguhnya Aku khawatir bahwa
kamu akan ditimpa azab dari Tuhan yang Maha pemurah,
maka kamu menjadi kawan bagi syaitan.” 43

lantas diapun menangis. Sang ayahpun terkesan dengan

pemandangan ini dan diapun menangis bersama

putranya. Lalu Allah pun berkehendak membuka segala

pengunci hati sang ayah melalui tangan sang anak yang

shalih tersebut. Diapun mengusap air mata dari kedua

mata anaknya, menciumnya kemudian berdiri

bersamanya menuju masjid. Inilah buah dan istri yang

shalihah, maka pilihlah, dan beruntunglah dengan istri

yang memiliki agama, jika tidak maka engkau akan

meraih penyesalan.

43 (QS. Maryam:45)

73
74 UU
Nasehat-Nasehat Mulia Dari Seorang Ibu
Yang Terdidik.

Ada satu nasehat bagus yang diwariskan oleh seorang

wanita Arab, yaitu Umamah binti Harits kepada

putrinya, Ummu Iyas binti Auf pada malam

pernikahannya. Beberapa nasehatnya waktu itu adalah

sebagai berikut:

“ Putriku, engkau akan meninggalkan suasana yang telah

melahirkanmu, dan engkau pun akan berpisah dengan

kehidupan yang selama ini membesarkanmu. Seandainya

seorang wanita tidak membutuhkan seorang suami

karena kekayaan kedua orangtuanya dan kebutuhan

mereka terhadapnya, maka engkau adalah orang paling

tidak membutuhkan suami. Namun, kenyataan

menyatakan bahwa wanita itu diciptakan untuk laki-laki

dan kaum laki-laki diciptakan untuknya.”

Adapun inti dari nasehat-nasehatnya adalah sebagai

berikut:

Pertama dan kedua: Seorang istri harus mematuhi

suaminya dengan penuh ketulusan dan memperhatikan

perintah-perintahnya dengan penuh ketaatan.


74
75 UU
Ketiga dan empat: Seorang istri hendaknya memelihara

kebersihan bagian-bagian tubuhnya yang selalu menjadi

tujuan hidung dan mata suami. Artinya, jangan sampai

matanya melihat sesuatu yang tidak menyenangkan pada

dirimu, dan agar ia selalu mencium bau wangi dari

tubuhmu.

Kelima dan keenam: Seorang istri hendaknya selalu

memperhatikan waktu tidur dan waktu makan suaminya.

Karena, rasa lapar akan membuatnya garang dan kurang

tidur akan membuatnya mudah marah.

Ketujuh dan kedelapan: Seorang istri hendaknya

menjaga harta suaminya, memelihara kehormatannya

dan keluarganya, mengatur keuangan rumah tangga

dengan cara yang baik dan merawat anak-anaknya

dengan penuh perhatian.

Kesembilan dan kesepuluh: Jangan pernah menentang

perintahnya dan juga menyebarkan aib atau

rahasianya. Sebab, dengan menentang perintahnya dan

juga menebarkan aib atau rahasianya. Sebab, dengan

menentang perintahnya, engkau akan membuat dadanya

75
76 UU
bergolak. Dan jika engkau menyebarkan rahasianya,

berarti engkau tidak bias menjaga kehormatannya.

Berikutnya, Hendaklah engkau tidak menampakkan

keceriaan di hadapannya mana kala ia sedang sedih.

Namun, jangan pula engkau menampakkan wajah

bersedih ketika ia dalam keadaan berbunga-bunga.

Subhanallah...........

76
77 UU
Akhir Kesia-Siaan

Sejak dua tahun yang lalu aku tinggal di sebuah rumah

di mana kami bertetangga dengan seorang tetangga

wanita yang sangat cantik dan rupawan. Hatiku begitu

menggebu-gebu padanya hingga membuatku tidak

sanggup untuk bersabar. Aku terus berusaha untuk

masuk ke dalam hatinya dengan berbagai cara, namun

aku tak kunjung sampai ke sana.

Hingga aku menemukan sebuah celah dengan janji

pernikahan dengannya. Aku berhasil merebut hatinya

dan ia pun membuka pintu hatinya. Bahkan lebih dari itu,

di hari yang sama bahkan merebut kehormatannya. Dan

tidak lama kemudian aku mengetahui bahwa sang gadis

itu telah mengandung janinku. Itu membuatku berpikir,

apakah aku harus memenuhi janjiku untuk menikahinya

atau aku putuskan saja cintanya?

Tapi aku lebih memilih yang kedua. Aku meninggalkan

rumah di mana ia biasa mengunjungiku. Dan setelah itu,

aku tidak pernah tahu lagi kabar tentangnya sedikit

pun…

77
78 UU
Bertahun-tahun lamanya kejadian itu berlalu, dan di

suatu hari, aku menerima sepucuk surat darinya. Di

dalam surat itu, ia menuliskan antara lain:

“Andai saja aku bermaksud untuk mengulang kembali

masa yang telah lalu atau cinta lama, maka aku tidak

akan pernah menuliskan sebaris pun bahkan satu huruf

pun. Karena aku yakin bahwa janji seperti janjimu yang

khianat dan cinta seperti cintamu yang palsu, sama

sekali tidak layak membuatku bahagia sehingga aku

perlu mengenangnya atau membuatku sedih sehingga

aku harus mengulangnya kembali. Sesungguhnya engkau

tahu, ketika engkau pergi meninggalkanku di dalam

diriku ada api yang sedang menyala dan janin yang

sedang bergerak, namun engkau sama sekali

memerdulikannya.

Engkau lari meninggalkanku, agar engkau tak

menanggung beban moral melihat kedurjanaan yang

engkau lakukan, agar engkau tidak membebani dirimu

untuk menghapus air mata yang engkau alirkan.

Maka setelah itu semua, apakah aku mampu untuk

menganggapmu sebagai seorang pria terhormat?!

78
79 UU
Tidak…bahkan untuk menganggapmu sebagai seorang

manusia saja aku tidak sanggup, karena tidak ada satu

pun watak kebinatangan melainkan engkau kumpulkan

dalam dirimu. Intinya engkau hanya memandangku

sebagai jalan untuk memuaskan dirimu. Dan ketika

engkau melintas di depanku untuk itu, engkau pun

melakukannya. Andai bukan karena itu, ia tidak akan

pernah mengetuk pintuku dan tidak melihat wajahku.

Engkau mengkhianatiku… sebab engkau telah

menjanjikan sebuah pernikahan, namun engkau

mengingkarinya dan pergi karena tidak mau menikahi

seorang wanita jahat yang tak mempunyai nilai. Padahal

kejahatan dan kehinaan itu tidak lain adalah perbuatan

tangan dan kejahatanmu sendiri.

Seandainya bukan karena engkau, aku tidak akan

menjadi seorang wanita jahat dan hina. Aku telah

berusaha menolakmu, namun engkau tetap berusaha

hingga aku jatuh bagai seorang anak kecil di hadapan

orang besar yang sangat kuat.

Engkau telah mencuri kehormatanku…hingga menjadi

79
jiwa yang hina, yang hatinya akan selalu bersedih. Aku
80 UU
merasa betapa beratnya beban kehidupan dan betapa

lambatnya kematian datang dalam kehidupanku. Yah,

kenikmatan hidup apa lagi yang akan dirasakan oleh

seorang wanita yang tidak bisa lagi menjadi seorang

istri bagi seorang pria dan menjadi seorang ibu bagi

seorang anak? Bahkan tidak mampu lagi untuk hidup

dalam masyarakat manusia, kecuali dengan

menundukkan kepala, memejamkan mata dan

meletakkan tangan di dagunya. Tubuhnya gemetar

karena trauma dengan gangguan orang-orang yang suka

melecehkan.

Engkau merampas ketenanganku, karena akhirnya

akibat peristiwa itu, aku terpaksa harus meninggalkan

“istana” di mana dahulu aku menikmati semuanya dalam

dekapan ayah dan bundaku. Aku harus meninggalkan

semua kelapangan dan kehidupan yang menyenangkan

itu menuju rumah yang kecil di sebuah lingkungan yang

sangat terpencil. Tidak ada yang mengenalnya. Dan

tidak ada yang sudi mengetuk pintunya. Di sana aku

menghabiskan sisa-sisa kehidupanku yang kelam.

80
81 UU
Engkau telah membunuh ayah dan ibuku, aku hanya tahu

bahwa mereka berdua telah meninggal. Dan aku yakin

mereka berdua meninggal tidak lain karena sedih telah

kehilanganku dan putus asa untuk berjumpa denganku…

Engkau telah membunuhku, karena kehidupan pahit yang

kuteguk dari gelas yang engkau sodorkan. Dan

kesedihan panjang yang kualami karenamu benar-benar

telah mencapai puncaknya dalam diri dan jiwaku.

Kini, aku tergolek di atas ranjang kematian bagai seekor

lalat yang terbakar, yang nafas demi nafasnya

berangsur-angsur sirna.

Maka engkaulah si pendusta dan penipu, pencuri dan

pembunuh. Dan aku yakin Allah tidak akan

membiarkanmu tanpa mengambil apa yang menjadi

hakku darimu.

Aku menulis surat ini padamu bukan untuk

memperbaharui kembali janji itu. Aku menulis ini

kepadamu bukan karena rindu, karena engkau jauh lebih

hina bagiku untuk mendapatkan itu.

81
82 UU
aku telah berada di sisi pintu alam kubur, tidak lama lagi

mengucapkan selamat tinggal kepada seluruh kehidupan

dunia, yang baik dan buruknya, bahagia dan susahnya.

Aku tidak lagi punya harapan tentang cinta. Tidak ada

lagi kelapangan waktu untuk memperbaharui janji…

Aku menulis ini untukmu karena aku menyimpan sebuah

titipan milikmu. Ia adalah anak gadismu. Maka jika Dzat

yang telah menghilangkan rasa kasih dari hatimu itu

masih menyisakan kasih seorang bapak dalam dirimu,

maka segeralah temui ia dan ambillah ia ke sisimu, agar

ia tidak merasakan kemelaratan seperti yang dirasakan

ibunya sebelumnya…”

Benar-benar kalimat-kalimat yang sangat

menyedihkan…

Sesungguhnya kisah seperti ini dan yang semisalnya

adalah hasil dan akibat dari ketidakharmonian yang kita

alami, sehingga akibatnya lahirlah problem seperti itu

yang membutuhkan pemecahan dalam waktu yang sangat

panjang…

Seorang pria berusaha menaklukkan seorang wanita,

dan untuk itu ia menyiapkan segala sesuatunya: janji


82
83 UU
yang dusta, perkataan yang manis dan muslihat yang

memikat. Hingga akhirnya, ketika ia telah berhasil

mengelabui dan menaklukkannya lalu mengambil hal yang

paling berharga yang ia miliki, pria itu pun menepiskan

tangannya dan mengucapkan selamat tinggal padanya

untuk tidak bertemu kembali selamanya…

Saat itulah, sang wanita itu akan terduduk di sudut

rumahnya untuk menangisi dan meratapi nasibnya,

berurai air mata yang terus mengalir di pipinya, sembari

menyandarkan kepalanya di atas tangan: tidak tahu

hendak ke mana? Tak tahu apa yang akan dilakukan? Dan

bagaimana ia harus melewati hidupnya? Ia berusaha

melanjutkan hidupnya melalui jalan pernikahan, namun

ia tidak akan menemukan orang yang sudi menikahinya,

sebagai kaum pria akan menyebutnya sebagai wanita tak

berharga!!

Wahai tuan-tuan yang terhormat, sang gadis itu harus

membuka hatinya kepada orang-orang sebelum ia

kemudian membukanya untuk sang suami, agar ia dapat

hidup bersamanya dengan tenang dan bahagia, tidak

terbayangi oleh kenangan masa lalu…

83
84 UU
Jarang sekali seorang gadis yang memulainya hidupnya

dengan petualangan cinta kemudian dapat menikmati

sebuah cinta yang mulia lagi terhormat.

Sesungguhnya gadis yang kalian rendahkan dan hinakan

itu, yang kalian mempermainkan diri dan jiwanya, dia itu

tak lain adalah sosok yang kelak akan menjadi ibu bagi

anak-anak kalian, tiang penopang rumah kalian, serta

gudang penjagaan harga diri dan kehormatan kalian.

Maka perhatikanlah bagaimana kehidupan kalian

bersamanya esok, dan bagaimana masa depan anak-anak

dan diri kalian ada di tangannya. Di mana kalian akan

menemukan istri-istri yang shalehah di masa datang

kehidupan kalian jika kalian merusak para pemudi hari

ini…

Dalam iklim apa anak-anak kalian akan hidup dan

menghirup semerbak kehidupan yang suci, jika hari ini

kalian telah semua udara dan memenuhinya dengan

racun dan kotoran. Kalian jangan heran jika setelah hari

ini, kalian tidak mampu lagi mencari istri-istri yang

shalehah dan terhormat yang dapat menjaga

84
85 UU
kehormatan harga diri kalian, yang menjaga kebahagian

diri dan rumah kalian.

Sebab itu semua adalah akibat kejahatan kalian

terhadap diri kalian sendiri, dan buah dari apa yang

ditanam oleh tangan-tangan kalian sendiri. Dan andai

kalian menjaga masa lalu kaum wanita itu, maka mereka

akan menjaga masa kini dan masa depan kalian. Namun

kalian telah merusak mereka. Kalian telah membunuh

jiwa mereka, hingga kalian kehilangan mereka saat

kalian justru membutuhkannya…

85
86 UU
Keteguhan Hati Seorang Gadis Kecil....

Seorang gadis kecil pulang dari sekolah. Setibanya di

rumah, ibunya melihat anak putrinya dirundung

kesedihan. Maka ia pun bertanya kepada putrinya itu

tentang sebab kesedihannya...

Anak: “Aduhai ibuku, sesungguhnya ibu guru telah

mengancam akan mengusirku dari sekolah karena


pakaian panjang yang kupakai.”

Ibu: “Tetapi itu adalah pakaian yang dikehendaki oleh

Allah, wahai putriku.”

Anak: “Benar, wahai ibu, akan tetapi ibu guru tidak

menghendakinya.”

Ibu: “Baiklah, wahai putriku, guru itu tidak


menghendaki, tetapi Allah menghendakinya. Lalu
siapakah yang akan kamu taati? Apakah kamu akan
mentaati Allah yang telah menciptakanmu dan
membentukmu, serta yang telah mengaruniakan
kenikmatan kepadamu? Ataukah kamu akan mentaati
seorang makhluk yang tidak mampu memberikan
manfaat dan madharat kepada dirinya?”

86
87 UU
Anak: “Sesungguhnya saya akan taat kepada Allah.”

Ibu: “Bagus, wahai putriku, kamu tepat sekali.”

Pada hari berikutnya, gadis kecil itu pergi dengan

mengenakan baju yang panjang. Tatkala ibu guru

melihatnya, ia langsung mencela dan memarahinya

dengan keras. Gadis kecil itu tidak mampu memikul

amarah tersebut, ditambah lagi oleh pandangan teman-

teman perempuannya yang mengarah kepadanya.

Tidak ada yang ia lakukan selain berteriak menangis.

Kemudian, gadis kecil itu mengeluarkan kata-kata yang

besar maknanya meski sedikit jumlahnya,

“Demi Allah, saya tidak tahu siapa yang akan saya taati,
anda ataukah Dia?”

Ibu guru itu pun bertanya, “Siapakah Dia itu?”

Anak itu menjawab, “Allah. Apakah saya harus taat

kepada anda, sehingga saya mesti memakai pakaian


seperti yang engkau kehendaki, tetapi saya berbuat
maksiat kepada-Nya. Ataukah saya mentaati-Nya dan
tidak mentaati engkau? Ah, biarlah saya akan mentaati-
Nya saja, dan apa yang terjadi terjadilah.”

87
88 UU
Aduhai, betapa agungnya kalimat yang keluar dari mulut

si kecil itu. Sebuah kalimat yang menampakkan

ketaatan yang mutlak kepada Allah. Gadis kecil itu

bertekad untuk berpegang kuat dan taat kepada

perintah Dzat Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.

Akan tetapi….apakah bu guru itu hanya berdiam saja

darinya?. Ibu guru itu meminta dipanggilkan ibu si anak

kecil tersebut. Apa yang ia inginkan darinya?

Maka datanglah si ibu itu. Ibu guru berkata kepada ibu

anak kecil itu,

“Sesungguhnya putri anda telah menasihatiku dengan


nasihat paling besar yang pernah aku dengar di
sepanjang hidupku.”

Benar, ibu guru telah mengambil pelajaran dan nasihat

dari murid kecilnya. Ibu guru yang mengajarkan

pendidikan dan telah mengambil bagian yang besar dari

ilmu. Seorang guru yang ilmunya tidak dapat

menghalanginya untuk mengambil nasihat dari seorang

gadis kecil yang mungkin seusia dengan putrinya.

Salam penghormatan, semoga terlimpahkan kepada guru

ini. Salam penghormatan juga untuk gadis kecil yang


88
89 UU
telah memberikan pendidikan Islamiyah dan telah

berpegang kepadanya.

Salam penghormatan untuk sang ibu yang telah

menanamkan dalam diri putrinya rasa cinta kepada Allah

dan Rasul-Nya. Seorang ibu yang yang telah

mengajarkan kepada putrinya rasa cinta kepada Allah

dan Rasul-Nya.

Wahai ibu-ibu muslimah, di depan andalah anak-anak

anda. Mereka seperti adonan tepung. Anda bisa

membentuknya sebagai-mana yang anda kehendaki,

maka bersegeralah untuk membentuk mereka dengan

bentuk yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya.

Ajarkanlah shalat kepada mereka. Ajari mereka

ketaatan kepada Allah. Ajari mereka untuk bisa tetap

tegar dan kokoh di atas kebenaran. Ajarkanlah semua

itu kepada mereka, sebelum mereka menginjak usia

baligh. Karena jika pada saat mereka masih kecil tidak

mendapatkan pendidikan yang baik, maka sesungguhnya

anda sekalian akan menyesal dengan penyesalan yang

besar, karena mereka akan menjadi anak-anak yang

89
menyimpang pada saat mereka telah dewasa.
90 UU
Gadis kecil ini tidak hidup pada zaman Sahabat dan juga

Tabi’in. Sesungguhnya ia hidup pada zaman modern

sekarang ini. Ini menunjukkan bahwa, kita bisa

menciptakan generasi-generasi semisal gadis kecil

tersebut dengan izin Allah. Seorang gadis kecil yang

bertakwa lagi berani untukmenampakkan kebenaran

serta tidak takut akan cemohan dan ejekan orang

orang, demi membela agama ALLAH.

Wahai saudariku yang beriman, inilah putrimu.

Ia berada dihadapanmu, berilah ia air minum takwa dan

kesalihan. Perbaikilah lingkungannya dengan cara

menjauhkannya dari air yang kotor, serta bakteri yang

membahayakan.

Hari-hari telah berada dihadapan anda,

Perhatikanlah apa yang akan anda perbuat,

terhadap amanah yang telah dititipkan kepada anda,

Oleh ALLAH Tuhan Pemilik langit dan bumi.

90
91 UU
Ukhti Sempurnakan Hijabmu,

Ketika suatu aturan itu diwajibkan untuk manusia, Allah

Maha Tahu bahwa itu terbaik buat hamba-Nya. Begitu

juga hukum menutup aurat untuk para muslimah. Itu

bertujuan baik untuk para wanita, di dalamnya

terkandung pesan mendalam, sang pemakai adalah

wanita istimewa dengan identitas berbeda dari

kebanyakan wanita penghuni bumi.

Ada unsur-unsur yang harus diperhatikan para

muslimah untuk berhijab. Mempelajari terlebih dahulu

anjuran berbusana, agar ketika ingin membeli busana

muslimah tidak salah pilih membeli busana yang berlabel

syar’i tapi justru mendatangkan fitnah. Beredarnya

banyak model busana muslimah tidak menjamin busana

itu sesuai ketentuan kriteria syar’i.

Sering kita menjumpai wanita berjilbab cukup lebar,

pakaian cukup longgar, tapi karena berbahan melar,

lentur, jadi ketika membungkuk atau terterpa angin,

pakaiannya benar-benar membentuk badan, bahkan apa

yang dikenakan dalam tubuhnya, jelas lekuknya terlihat.

Padahal menutup aurat itu untuk menyempurnakan cara


91
92 UU
berpakaian, harus menghindari hal-hal yang

mendatangkan fitnah.

Menyederhanakan bentuk hijab juga menjadi hal utama

yang harus diperhatikan. Berhijab sesuai ciri khas

muslimah yang sesungguhnya, dalam artian muslimah

yang tenang, sederhana, bersahaja, namun tetap

menjaga wibawa dengan akhlak mulia. Hijab yang ramai,

banyak hiasan, tumpuk-tumpuk, menjadikan sang

pemakai terkesan kurang percaya diri.

Ada banyak rujukan buku yang membahas mengenai

kriteria busana syar’i, muslimah bisa mempelajarinya

dari buku-buku, kajian, atau media lain yang valid. Yang

pasti, berhijab itu cukup sederhana saja, tidak

membutuhkan tutorial-tutorial untuk

mempercantiknya, karena sesungguhnya hati muslimah

itu sudah sangat cantik dengan kebaikan dan sifat

shalihahnya. Unsur syar’i akan hilang jika baju yang

dipakai itu membentuk lekuk-lekuk tubuh. Sempurnakan

hijabmu wahai Ukhty Muslimah.

Perhatikan bahan pakaian yang engkau kenakan. Jangan

92
berbusana dengan bahan-bahan yang justru menjadikan
93 UU
fitnah hijab yang engkau kenakan. Unsur syar’i akan

hilang jika baju yang dipakai itu membentuk lekuk-lekuk

tubuh. Jika pakaian yang dikenakan itu tipis, harus

memakai pakaian rangkap atau lapisan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum pernah


aku lihat : suatu kaum yang memiliki cambuk seperti
ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang
berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala
mereka seperti punuk onta yang miring. Wanita seperti
itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium
baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian
dan sekian”.44

Jadi pakaian longgar saja belum cukup, harus

diperhatikan juga jenis bahannya, lebih baik jika bukan

bahan melar yang rentan membentuk badan. Selain itu

juga harus pakaian yang tidak berwarna-warni dan

hindari pemakaian parfum.

44 (HR. Muslim).
93
94 UU
Kisah Taubatnya Seorang Wanita Taat
Beribadah Tapi Tidak Berhijab.

Diceritakan, ada seorang wanita yang dikenal taat

dalam beribadah. Dia sangat rajin melakukan ibadah

wajib maupun sunnah. Hanya ada satu kekurangannya, ia

tak mau berjilbab menutupi auratnya. Setiap kali

ditanya ia hanya tersenyum, seraya menjawab:

“Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab.”

Sudah banyak orang yang menanyakan maupun

menasihatinya. Tapi jawabannya tetap sama.

Hingga suatu malam ia bermimpi sedang berada

disebuah taman yang indah. Rumputnya sangat hijau.

Berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa

merasakan bagaimana segarnya udara dan wanginya

bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih. Airnya

kelihatan melintas di pinggir taman. Semilir angin pun ia

rasakan di sela-sela jarinya. Ada beberapa wanita di

situ yang terlintas juga menikmati pemandangan

keindahan taman.

94
95 UU
Ia pun menghampiri salah satu wanita tersebut.

Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan

cahaya yang sangat lembut.

“Assalamu’alaikum saudariku…”

“Wa’alaikum salam…, selamat datang wahai saudariku…”

“Terimakasih, apakah ini syurga?”

Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan wahai

saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum


surga.”

“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya


surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah
ini…”

Wanita itu tersenyum lagi kemudian bertanya, “Amalan

apa yang bisa membuatmu kembali wahai sudariku?”

“Aku selalu menjaga shalat, dan aku menambah dengan


ibadah-ibadah sunnah. Alhamdulillah.”

Tiba-tiba jauh diujung taman ia melihat sebuah pintu

yang sangat indah. Pintu itu terbuka, dan ia melihat

beberapa wanita yang di taman tadi mulai memasukinya

satu per satu.


95
96 UU
“Ayo, kita ikuti mereka!” Kata wanita itu sambil
setengah berlari.

“Apa di balik pintu itu?”

“Tentu saja surga wahai saudariku…” Larinya semakin


cepat.

“Tunggu… tunggu aku…” Ia berlari sekancang-

kencangnya, namun tetap tertinggal. Wanita itu hanya

setengah berlari sambil tersenyum padanya. Namun ia

tetap saja tak mampu mengejarnya meski ia sudah

berlari sekuat tenaga.

Ia lalu berteriak, “Amalan apa yang engkau lakukan

sehingga engkau tampak begitu ringan?”

“Sama denganmu wahai saudariku…” Jawab wanita itu


sambil tersenyum. Wanita itu telah mencapai pintu.

Sebelah kakinya telah melewati pintu.

Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia

berteriak pada wanita itu, “Amalan apalagi yang engkau

lakukan yang tidak aku lakukan?”

96
97 UU
Wanita itu menatapnya dan tersenyum lalu berkata,

“Apakah engkau tidak memperhatikan dirimu apa yang


membedakan dengan diriku?”

Ia sudah kehabisan nafas, tak mampu lagi menjawab.

“Apakah engkau mengira bahwa Rabbmu akan


mengizinkanmu masuk ke surga-Nya tanpa jilbab
penutup aurat?”. Kata wanita itu.

Tubuh wanita itu telah melewati, tapi tiba-tiba

kepalanya mengintip keluar memandangnya dan berkata,

“Sungguh disayangkan, amalanmu tak mampu


membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Cukuplah
surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah
menghijabi hati.”

Ia terbangun, beristighfar lalu mengambil wudhu. Ia

tunaikan shalat malam, menangis dan menyesali

perkataannya dahulu. Dan sekarang ia berjanji sejak

saat ini ia akan MENUTUP AURATNYA.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman “Hai Nabi,

katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak


perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin,
‘hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
97
98 UU
tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih
mudah untuk dikenal karena mereka tidak diganggu. Dan
ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 45

Berjilbab adalah perintah langsung dari ALLAH

Subhanahu Wa Ta’ala, lewat utusan-Nya yakni

Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam.

Perintah dari ALLAH adalah wajib bagi seorang hamba

untuk mematuhi-Nya. Dan apabila dilanggar, ini jelas ia

telah berdosa.

Semoga cerita di atas mengilhami bagi wanita yang

belum berhijab. Karna berhijab bukan sekedar menjadi

identitas seorang musimah saja tapi ini adalah

kewajiban yang harus di kerjakan.

45 (QS. Al- Ahzab: 59)


98
99 UU
Hijab Punuk Unta

Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam dalam Hadits

Shahih Riwayat Imam Muslim dan lainnya bersabda,

“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku


melihat keduanya, kaum yang membawa cemeti seperti
ekor sapi untuk mencambuk manusia (penguasa yang
dzalim) dan perempuan-perempuan yang berpakaian
tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-
kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang
berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan
tidak mencium bau wanginya. Padahal bau surga itu
tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu
(jarak jauh sekali).”

 Penjelasan hadits menurut para ulama :

Imam An Nawawi dalam syarh-nya atas Kitab Shahih

Muslim berkata, Hadits ini merupakan salah satu

mukjizat Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam. Apa

yang telah beliau kabarkan kini telah terjadi.

 Adapun “berpakaian tapi telanjang” maka ia memiliki

99
beberapa sisi pengertian.
100 UU
Pertama, artinya adalah mengenakan nikmat-nikmat

Allah namun telanjang dari bersyukur kepada-Nya.

Kedua, mengenakan pakaian namun telanjang dari

perbuatan baik dan memerhatikan akhirat serta

menjaga ketaatan.

Ketiga, yang menyingkap sebagian tubuhnya untuk

memperlihatkan keindahannya, mereka itulah wanita

yang berpakaian namun telanjang.

Keempat, mengenakan pakaian tipis sehingga

menampakkan bagian dalamnya, berpakaian namun

telanjang dalam satu makna.

 Sedangkan “maa’ilaatun mumiilaatun”, maka ada yang

mengatakan, menyimpang dari ketaatan kepada

Allah dan apa-apa yang seharusnya mereka perbuat,

seperti menjaga kemaluan dan sebagainya.

 “Mumiilaat” artinya mengajarkan perempuan-

perempuan yang lain untuk berbuat seperti yang

mereka lakukan.

 Ada yang mengatakan, “Maa’ilaat” itu berlenggak-

lenggok ketika berjalan, sambil menggoyang-

goyangkan pundak.

100
101 UU
 Ada yang mengatakan, “Maa’ilaat” adalah yang

menyisir rambutnya dengan gaya condong ke atas,

yaitu model para pelacur yang telah mereka kenal.

 “Mumiilaat” yaitu menyisirkan rambut perempuan

lain dengan gaya itu.

 Ada yang mengatakan, “Maa’ilaat” maksudnya

cenderung kepada laki-laki.

 “Mumiilaat” yaitu menggoda laki-laki dengan

perhiasan yang mereka perlihatkan dan sebagainya.

 Adapun “Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk

unta”, maknanya adalah mereka membuat kepala

mereka menjadi nampak besar dengan menggunakan

kain kerudung atau selempang dan lainnya yang

digulung di atas kepala sehingga mirip dengan punuk-

punuk unta. Ini adalah penafsiran yang masyhur.

Al Maaziri berkata, dan mungkin juga maknanya adalah

bahwa mereka itu sangat bernafsu untuk melihat laki-

laki dan tidak menundukkan pandangan dan kepala

mereka.

Sedang al Qoodhiy memilih penafsiran bahwa itu adalah

yang menyisir rambutnya dengan gaya condong ke atas.

101
102 UU
Beliau berkata, yaitu dengan memilin rambut dan

mengikatnya di tengah-tengah kepala sehingga menjadi

seperti punuk-punuk unta. Beliau berkata pula, ini

menunjukkan bahwa maksud perumpamaan dengan

punuk-punuk unta adalah karena tingginya rambut di

atas kepala kemudian dipilin sehingga rambut itu

berlenggak-lenggok ke kiri dan ke kanan kepala.

 Kesimpulan :

Maksud dari hadits “Kepala mereka seperti punuk onta”,

adalah wanita yang menguncir atau menggulung

rambutnya sehingga tampak sebuah benjolan di bagian

belakang kepala dan tampak dari balik hijabnya.

Ancaman yang sangat keras bagi setiap wanita yang

keluar rumah menonjolkan rambut yang tersembunyi di

balik hijabnya dengan ancaman tidak dapat mencium bau

wangi surga, padahal bau wangi surga bisa dicium dari

jarak yang sangat jauh.

Apabila telah ada ketetapan dari Allah baik berupa

perintah ataupun larangan, maka seorang mukmin tidak

perlu berfikir-fikir lagi atau mencari alternatif lain.

Terima dengan sepenuh hati terhadap apa yang


102
103 UU
ditetapkan Allah tersebut dalam segala permasalahan

hidup.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Qs. Al

Ahzab ayat 36.

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan


tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah
dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan
ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-
Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”

Dan Qs. Al Hujurat ayat 15.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah


orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang
yang benar.”

Kalau kita cermati dengan seksama maka akan jelas

sekali bahwa saat ini banyak kaum wanita yang telah

melakukan apa yang dikabarkan oleh Rasulullah

Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam dalam hadits tersebut,


103
104 UU
yaitu memakai jilbab yang dibentuk sehingga mirip

punuk onta. Kalau berjilbab seperti ini saja tidak masuk

surga, bagaimana pula yang tidak berjilbab?

Inti dari larangan dalam hadits tersebut adalah

bertabarruj, yaitu keluar rumah dengan berdandan

yang melanggar aturan syari’at dan berjilbab yang tidak

benar, sebagaimana firman Allah dalam Qs. Al Ahzaab

ayat 33.

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah


kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang
Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya
Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,
hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-
bersihnya.”

Adapun ketika di rumah dan dihadapan suami, maka para

istri diperbolehkan berdandan dengan cara apa saja

yang menarik hati suaminya.

104
105 UU
Kisah Seorang Pengajar Al-Qur’an

Kisah ini disampaikan oleh salah seorang pengajar al-

Quran al-Karim di salah satu masjid di Makkah al

Mukarramah. Ia berkata: “Telah datang kepadaku

seorang anak kecil berusia tidak lebih dari sepuluh

tahun yang ingin mendaftarkan diri dalam halaqah. Maka

aku bertanya kepadanya: ‘Apakah engkau hafal sebagian

dari al Quran?’

Ia berkata: ‘Ya.’

Aku bertanya kepadanya: ‘Bacakan dari juz 'amma!’

Maka kemudian ia membacanya. Aku bertanya lagi:

‘Apakah kamu hafal surat tabaarak (al Mulk)?’

Ia menjawab: ‘Ya.’

Aku pun takjub dengan hafalannya dalam usia yang

masih dini. Aku bertanya kepadanya tentang surat an

Nahl. Ternyata ia hafal juga, maka semakin bertambah

kekagumanku atasnya. Kemudian aku ingin mengujinya

dengan surat-surat yang panjang, aku bertanya:

“Apakah engkau hafal surat al-Baqarah?”

105
106 UU
Ia menjawab: “Ya.”

Dan ia membaca surat itu tanpa salah sedikit pun.

Kemudian aku berkata: “Wahai anakku apakah engkau

hafal al Quran?”

Ia menjawab: “Ya.”

Subhanallah, dan apa yang Allah kehendaki pasti akan

terjadi! Aku memintanya untuk datang esok hari

bersama dengan orang tuanya, sedangkan aku sungguh

benar-benar takjub. Bagaimana mungkin bapaknya

melakukan hal tersebut.

Suatu kejutan besar ketika bapak anak tersebut hadir.

Aku melihat penampilannya tidak menunjukkan orang

yang komitmen kepada as-sunnah. Segera ia berkata

kepadaku:

“Saya tahu Anda heran kalau saya adalah ayahnya, tapi


saya akan menghilangkan rasa keheranan Anda.
Sesungguhnya di belakang anak ini ada seorang wanita
yang setara dengan seribu laki-laki. Aku beritahukan
kepada Anda, bahwa aku di rumah memiliki tiga anak
yang semuanya hafal al-Quran. Dan anakku yang paling
kecil, gadis berusia 4 tahun, sudah hafal juz 'amma.”
106
107 UU
Aku kaget dan bertanya: “Bagaimana bisa seperti itu?.”

Ia mengatakan bahwa ibu mereka ketika mereka mulai

bisa berbicara pada usia bayi, maka ia memulainya

dengan menghafalkan al Quran dan memotivasi mereka

untuk itu. Siapa yang hafal pertama kali, maka dialah

yang berhak memilih menu untuk makan malam hari itu.

Siapa yang melakukan muraja'ah (setor hafalan)

pertama kali, dialah yang berhak memilih kemana kami

akan pergi mengisi liburan mingguan. Dan siapa yang

mengkhatamkan pertama kali, maka dialah yang berhak

menentukan kemana kami harus mengisi liburan. Seperti

inilah, istriku menciptakan suasana kompetisi

(persaingan) dalam menghafal dan melakukan

muraja'ah.

Ketika merenungkan dan memikirkan kisah yang penuh

pelajaran ini, kami mendapati bahwa seorang wanita

shalihah yang senantiasa memperhatikan kebaikan

rumah tangganya, maka dialah wanita yang Nabi telah

berwasiat pada kaum laki-laki untuk memilihnya sebagai

pasangan hidup. Meninggalkan orientasi harta,

kecantikan dan kedudukan.

107
108 UU
Maka benarlah ketika Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa

sallam bersabda: “Seorang wanita dinikahi karena

empat hal, karena hartanya, kedudukannya,


kecantikannya dan agamanya. Maka dapatkan wanita
yang memiliki agama (niscaya kamu beruntung) jika
tidak maka kamu akan merugi (hina) .” 46

Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,“Dunia

adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah


wanita shalihah.” 47

Selamat atasnya (ibu anak tersebut) yang telah

menjamin masa depan anak-anaknya dengan menjadikan

al Quran sebagai pemberi syafaat kepada mereka kelak

di hari kiamat.

Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Akan

dikatakan kepada orang yang hafal al-Quran pada hari


kiamat, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau
membacanya dalam kehidupan dunia, karena

46 (HR. Bukhari)

47 (HR. Muslim)
108
109 UU
sesungguhnya kedudukanmu (derajat tingkatanmu)
adalah pada ayat terakhir yang engkau baca.” 48

Maka bayangkanlah sekarang datangnya hari-hari itu,

ketika ibu itu berdiri di padang mahsyar. Ia akan

melihat anak-anaknya terus naik dan naik di

hadapannya, dan tiba-tiba mereka berada di tempat

yang paling tinggi. Kemudian dibawakan kepadanya

mahkota al waqaar (kemuliaan) yang diletakkan di atas

kepalanya. Apa yang akan dilakukan anak-anak kita jika

dikatakan kepada mereka: “Bacalah!”

Maka kemanakah (hafalan) mereka akan sampai?

Apakah akan diletakkan di atas kepala kita sebuah

mahkota?

Jika didatangkan timbangan amal, maka berapa banyak

lagu-lagu yang mereka hafalkan?, berapa banyak

gambar-gambar porno yang ada dalam HP mereka?,

berapa banyak bluetooth dengan materi menjijikkan?.

Semua ini akan menjadi modal dalam timbangan amal

kedua orang tua mereka!!.

48 (HR. Ibnu Hibban)


109
110 UU
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,

“Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai


pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang
pemimpin atas manusia adalah pemimpin dan dia akan
dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang
laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan dia akan
dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang
wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan anaknya
dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.
Dan seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya
dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya.
Ketahuilah bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin
dan setiap dari kalian akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” 49
Tidaklah Allah mengaruniakan kepada kita keturunan

agar kita memperbanyak orang-orang yang bermaksiat

kepada-Nya. Akan tetapi agar mereka bersyukur dan

ingat, apakah anak kita termasuk dari kalangan mereka?

49 (HR. Bukhori)
110
111 UU
Wahai setiap ibu, wahai saudariku semua! Mulailah

dengan mendidik dan memperbaiki anak-anak kalian.

Jadikanlah huruf dan ayat-ayat al-Quran sebagai

pemberat timbangan amal kalian dan saksi bagi kalian

pada hari perhitungan. Hari dimana al-Quran akan

memberikan syafaat kepada pembacanya pada hari

kiamat. Hari dimana para penghafal al-Quran

menempati tempat yang tinggi. Dan akan bersama

mereka (orang tua mereka) menempati tempat yang

tinggi. Tentunya risalah ini juga untuk para bapak.

Bayangkan wahai para bapak, jika Anda menjadikan anak

Anda hafal al-Quran. Setiap kali ia membaca satu

huruf, Anda akan mendapatkan pahala setiap huruf

yang ia baca dari al-Quran dalam hidupnya. 50

50 Syaikh Mamduh Farhan Al Buhairi

111
112 UU
Kisah Istri Sholehah

Seorang istri menceritakan kisah suaminya pada tahun

1415 H, ia berkata :

Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah, semangat,

rajin, tampan, berakhlak mulia, taat beragama, dan

berbakti kepada kedua orang tuanya. Ia menikahiku

pada tahun 1390 H. Aku tinggal bersamanya (di kota

Riyadh) di rumah ayahnya sebagaimana tradisi

keluarga-keluarga Arab Saudi. Aku takjub dan kagum

dengan baktinya kepada kedua orang tuanya. Aku

bersyukur dan memuji Allah yang telah

menganugerahkan kepadaku suamiku ini. Kamipun

dikaruniai seorang putri setelah setahun pernikahan

kami.

Lalu suamiku pindah kerajaan di daerah timur Arab

Saudi. Sehingga ia berangkat kerja selama seminggu (di

tempat kerjanya) dan pulang tinggal bersama kami

seminggu. Hingga akhirnya setelah 3 tahun, dan putriku

telah berusia 4 tahun.

112
113 UU
Pada suatu hari yaitu tanggal 9 Ramadhan tahun 1395 H

tatkala ia dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju

rumah kami di Riyadh ia mengalami kecelakaan, mobilnya

terbalik. Akibatnya ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia

dalam keadaan koma. Setelah itu para dokter spesialis

mengabarkan kepada kami bahwasanya ia mengalami

kelumpuhan otak. 95 persen organ otaknya telah rusak.

Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih lagi

kedua orang tuanya lanjut usia. Dan semakin menambah

kesedihanku adalah pertanyaan putri kami (Asmaa’)

tentang ayahnya yang sangat ia rindukan

kedatangannya. Ayahnya telah berjanji membelikan

mainan yang disenanginya…

Kami senantiasa bergantian menjenguknya di Rumah

Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya, tidak ada

perubahan sama sekali. Setelah lima tahun berlalu,

sebagian orang menyarankan kepadaku agar aku cerai

darinya melalui pengadilan, karena suamiku telah mati

otaknya, dan tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya.

Yang berfatwa demikian sebagian syaikh, aku tidak

ingat lagi nama mereka, yaitu bolehnya aku cerai dari

suamiku jika memang benar otaknya telah mati. Akan


113
114 UU
tetapi aku menolaknya, benar-benar aku menolak

anjuran tersebut.

Aku tidak akan cerai darinya selama ia masih ada di atas

muka bumi ini. Ia dikuburkan sebagaimana mayat-mayat

yang lain atau mereka membiarkannya tetap menjadi

suamiku hingga Allah melakukan apa yang Allah

kehendaki.

Akupun memfokuskan konsentrasiku untuk mentarbiyah

putri kecilku. Aku memasukannya ke sekolah tahfiz al-

Quran hingga akhirnya iapun menghafal al-Qur’an

padahal umurnya kurang dari 10 tahun. Dan aku telah

mengabarkannya tentang kondisi ayahnya yang

sesungguhnya. Putriku terkadang menangis tatkala

mengingat ayahnya, dan terkadang hanya diam membisu.

Putriku adalah seorang yang taat beragama, ia

senantiasa sholat pada waktunya, ia sholat di

penghujung malam padahal sejak umurnya belum 7

tahun. Aku memuji Allah yang telah memberi taufiq

kepadaku dalam mentarbiyah putriku, demikian juga

neneknya yang sangat sayang dan dekat dengannya,

114
demikian juga kakeknya rahimahullah.
115 UU
Putriku pergi bersamaku untuk menjenguk ayahnya, ia

meruqyah ayahnya, dan juga bersedekah untuk

kesembuhan ayahnya.

Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku berkata

kepadaku : “Ummi biarkanlah aku malam ini tidur

bersama ayahku…”

Setelah keraguan menyelimutiku akhirnya akupun

mengizinkannya.

Putriku bercerita : Aku duduk di samping ayah, aku

membaca surat Al-Baqaroh hingga selesai. Lalu rasa

kantukpun menguasaiku, akupun tertidur. Aku

mendapati seakan-akan ada ketenangan dalam hatiku,

akupun bangun dari tidurku lalu aku berwudhu dan

sholat sesuai yang Allah tetapkan untukku.

Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh rasa kantuk,

sedangkan aku masih di tempat sholatku. Seakan-akan

ada seseorang yang berkata kepadaku,

“Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur sementara Ar-


Rohmaan (Allah) terjaga?, bagaimana engkau tidur
sementara ini adalah waktu dikabulkannya doa, Allah
tidak akan menolak doa seorang hamba di waktu ini?”
115
116 UU
Akupun bangun, seakan-akan aku mengingat sesuatu

yang terlupakan, lalu akupun mengangkat kedua

tanganku (untuk berdoa), dan aku memandangi ayahku

sementara kedua mataku berlinang air mata. Aku

berkata dalam do’aku,

“Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup). Yaa ‘Adziim


(Yang Maha Agung), Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa),
Yaa Kabiir (Yang Maha Besar), Yaa Mut’aal (Yang Maha
Tinggi), Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih), Yaa Rohiim
(Yang Maha Penyayang), ini adalah ayahku, seorang
hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa
penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji
Engkau, kami beriman dengan keputusan dan
ketetapanMu baginya. Ya Allah, sesungguhnya ia berada
dibawah kehendakMu dan kasih sayangMu, Wahai
Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari
penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa
kepada ibunya, Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus
dari perut ikan paus, Engkau Yang telah menjadikan api
menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim,
sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya. Ya Allah,
sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia
116
117 UU
tidak mungkin lagi sembuh. Ya Allah milikMu-lah
kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah
penderitaannya.”

Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga akupun

tertidur sebelum subuh. Tiba-tiba ada suara lirih

menyeru.., “Siapa engkau?, apa yang kau lakukan di

sini?”.

Akupun bangun karena suara tersebut, lalu aku

menengok ke kanan dan ke kiri, namun aku tidak melihat

seorangpun.

Lalu aku kembali lagi melihat ke kanan dan ke kiri,

ternyata yang bersuara tersebut adalah ayahku. Maka

akupun tak kuasa menahan diriku, lalu akupun bangun

dan memeluknya karena gembira dan bahagia,

sementara ayahku berusaha menjauhkan aku darinya

dan beristighfar.

Ia berkata, “Ittaqillah, (Takutlah engkau kepada Allah),

engkau tidak halal bagiku !”.

Maka aku berkata kepadanya, “Aku ini putrimu Asmaa'”.

117
118 UU
Maka ayahkupun terdiam. Lalu akupun keluar untuk

segera mengabarkan para dokter. Merekapun segera

datang, tatkala mereka melihat apa yang terjadi

merekapun keheranan.

Salah seorang dokter Amerika berkata dengan bahasa

Arab yang tidak fasih : “Subhaanallahu…”.

Dokter yang lain dari Mesir berkata, “Maha suci Allah

Yang telah menghidupkan kembali tulang belulang yang


telah kering…”.

Sementara ayahku tidak mengetahui apa yang telah

terjadi, hingga akhirnya kami mengabarkan kepadanya.

Iapun menangis dan berkata, Sungguh Allah adalah

Penjaga Yang terbaik, dan Dialah yang Melindungi

orang-orang sholeh…, demi Allah tidak ada yang kuingat

sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya

kecelakaan aku berniat untuk berhenti melaksanakan

sholat dhuha, aku tidak tahu apakah aku jadi

mengerjakan sholat duha atau tidak..??

Sang istri berkata :

“Maka suamiku Abu Asmaa’ akhirnya kembali lagi bagi


kami sebagaimana biasnya yang aku mengenalinya,
118
119 UU
sementara usianya hampir 46 tahun. Lalu setelah itu
kamipun dianugerahi seorang putra, Alhamdulillah
sekarang umurnya sudah mulai masuk tahun kedua.
Maha suci Allah Yang telah mengembalikan suamiku
setelah 15 tahun…, Yang telah menjaga putrinya…, Yang
telah memberi taufiq kepadaku dan menganugerahkan
keikhlasan bagiku hingga bisa menjadi istri yang baik
bagi suamiku…meskipun ia dalam keadaan koma…

Maka janganlah sekali-kali kalian meninggalkan do’a…,

sesungguhnya tidak ada yang menolak qodoo’ kecuali

do’a…barang siapa yang menjaga syari’at Allah maka

Allah akan menjaganya.

Jangan lupa juga untuk berbakti kepada kedua orang

tua… dan hendaknya kita ingat bahwasanya di tangan

Allah lah pengaturan segala sesuatu…di tanganNya lah

segala taqdir, tidak ada seorangpun selainNya yang ikut

mengatur…

Ini adalah kisahku sebagai ‘ibroh (pelajaran), semoga

Allah menjadikan kisah ini bermanfaat bagi orang-orang

yang merasa bahwa seluruh jalan telah tertutup, dan

119
120 UU
penderitaan telah menyelimutinya, sebab-sebab dan

pintu-pintu keselamatan telah tertutup…

Maka ketuklah pintu langit dengan do’a, dan yakinlah

dengan pengabulan Allah…. Demikianlah….Alhamdulillahi

Robbil ‘Aaalamiin.

Janganlah pernah putus asa…jika Tuhanmu adalah

Allah…Cukup ketuklah pintunya dengan doamu yang

tulus…Hiaslah do’amu dengan berhusnudzon kepada

Allah Yang Maha Suci. Lalu yakinlah dengan pertolongan

yang dekat dariNya…51

51 http://www.muslm.org/vb/archive/index.php/t416953.html , Diterjemahkan oleh

Ust Firanda Andirja.


120
121 UU
Kesabaran Dan Kekuatan Do’a Sang Istri

Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi

bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya,

ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam

dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu

musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah

letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat

dia khusyu’ berdoa, merendah diri kepada sang

Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya

kepada-Nya. Dia juga amat rajin berpuasa, meski

sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin

bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.

Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya,

konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah.

Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan

tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat,

upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam

hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta

selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada

di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui

rahasia itu. Semua orang ta’jub. Pihak keluarganya


121
122 UU
sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah

pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya,

bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan

tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau

dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui

permintaan sang gadis.

Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh

kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan

bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu

pukul sembilan malam. Doa ‘Barakallahu laka wa baaraka

alaika wa jama’a bainakuma fii khairin’ mengalir dari


para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin

wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui

terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya.

Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh

beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang

istri yang demikian suci, beriman dan shalihah.

Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian

saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang

suami memegang tangan istrinya sambil berkendara,

diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju

122
123 UU
rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang

istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan

keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.

Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya

untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan

untuk membangun mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu

ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia

dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara

bersama-sama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan.

Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi

dirinya.

Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat,

bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang

Mandolin yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu

nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya

fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu

adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau.

Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang

tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya.

Oh…segala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia

amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia

123
124 UU
berulang kali mengucap istighfar, “Alhamdulillahi ‘alaa

Kulli Haalin”

…Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya

Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban.

Bagaimanapun Allah subhanahu wa ta’ala telah

memberikannya karunia seorang suami.

Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa

malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran

menyelubung. “Ya Allah, aku harus Kuat dan Tabah,

Sikap Baik Kepada Suami Adalah Jalan Hidupku…” Kata


wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap,

Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya

melalui tangannya.

Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih

dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu

terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami

bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri.

Ia bergumam dalam hati, “Saat ia sudah berganti

pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak


pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini.”

124
125 UU
Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah ta’ala

mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu

lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan

nafasnya begitu teratur. Sang istri segera

menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup

keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera

terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan

bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati

melayang.

Sang suami menuturkan, “Entah kenapa aku begitu

mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin


begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini.
Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi
disampingku. Aku bangkit dengan mata masih
mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu
sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku segera
membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara
sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir
membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah
kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan
jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada
di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak
125
126 UU
meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam
pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud
dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud
lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan
kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan
terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam
kekhusyu’annya, lebih cantik dari saat memakai pakaian
pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-
betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku.”

Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya.

Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya

dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah,

sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang

suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih

pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah,

Rabb yang menjadi kekasihnya.

Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan

kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan

malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat

musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-

senang.

126
127 UU
Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar

bacaan Al-Qur’an yang demikian syahdu menggugah

hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar

sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya

dan melihat istrinya tengah berdoa. Ia mendekatinya

dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai

wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai

terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa

sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran

mutiara yang menghiasi wajah cantiknya.

Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia

pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih?

Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang

bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman

kenikmatan, di hadapan Rabbnya. Lelaki itu menangis,

air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian

adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-

dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh

dengan kehusyukan yang belum pernah dilakukan

seumur hidupnya.

127
128 UU
Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu

memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang

pendamping hidup.

Beberapa tahun kemudian, segala wujud Pertaubatan

lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan

nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu

kini telah menjadi DA’I besar di kota Madinah.

Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang

amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki

bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan

permata hidupnya yang tak ternilai dan “Bukan Permata

Biasa”.

128
129 UU
Setelah Menikah Satu Bulan Dua Malam,
Tibalah Kejutan Itu !

Kisah ini dipostingkan oleh kakak kelas saya yang sedang

fokus studinya di UIM, Universitas Islam Madinah.

Fawzan Hizbulloh alhafidz. Semoga Allah memberkahi

setiap langkahnya.

Percakapan antara dua sahabat:

Dia berkata: “Setelah kami menikah satu bulan dua

malam, aku mengalami hal yang sangat mengejutkan,


Aku masuk menemuinya malam ini, setelah kami menikah
satu bulan dua malam, aku mendapatinya ….”

Akupun berkata: “Tenangkan dirimu. Bagaimana engkau

memilihnya? Apakah sebelumnya engkau telah


mengetahui agamanya?”

Dia menjawab: “Aku tidak mengenalnya sedikitpun.

Hanya saudara-saudaraku merekomendasikannya


untukku.”

Dia berasal dari kota yang jauh dariku. Namanya

Aisyah. Nama yang langsung membuatku tertarik ketika

mereka menyebutnya untukku. Ketika aku pergi

129
130 UU
melamarnya, ketika itu sepuluh hari terakhir bulan

Ramadhan. Aku telah shalat istikharah. Akupun musafir

ke negerinya yang jauh. Aku menahan berat safar di

kala puasa.

Aku ketuk pintu rumahnya, keluarlah kakaknya yang

telah janjian denganku sebelumnya. Dia menyambutku

dan akupun masuk. Waktu itu sebelum magrib kurang

sedikit, ternyata ayahnya tidak ada di rumah. Mereka

bilang ia sedang i’tikaf di masjid.

Subhanallah, ini sesuatu yang baik! Kami shalat Isya’

dan tarawih bersamanya. Kemudian kakaknya

memperkenalkan aku kepadanya: “Ini fulan, yang ingin

melamar Aisyah.” Ayahnyapun menyambutku. Aku ingin


memulai pembicaraan secara rinci namun ayahnya

mendahuluiku berkata: “Saat ini, aku tidak bisa

berbicara lebih jauh tentang masalah ini.”

“Kenapa?”

Jawabnya: “Waktu tidak mengizinkan.”

“Maksudnya?”

130
131 UU
“Aku sedang i’tikaf. Malam-malam ini hanya untuk
dzikir, ibadah dan membaca Al-Qur’an.”

Aku katakan: “Kalau begitu izinkan aku melihatnya.”

Dia menjawab: “Itu hakmu dan itu adalah sunnah.”

Lalu dia memintaku agar jangan lagi menyia-nyiakan

semenitpun dari waktunya. Lalu dia tersenyum dan

beranjak menuju salah satu sisi masjid.

Aku kembali lagi ke rumah mereka. Di jalan, dengan

malu-malu aku bertanya kepada kakaknya: “A..apa..kah

ukh..ti Aisyah banyak menghafal Al-Qur’an?”

Dia menjawabku dengan penuh perhatian: “Menghafal

itu tidak penting, yang penting adalah mengamalkan


Islam.”

Aku tidak tahu, apakah aku harus bertambah bahagia

ataukah bertambah heran.

“Aisyah, keluarlah.”

Aku menghadap ke arah kamar, ternyata dia tidak

menundukkan pandangannya, namun aku berpura-pura

menundukkan pandanganku. Kakaknya pun langsung

131
132 UU
menegurku: “Ini bukan tempatnya menundukkan
pandangan.”

Kembali aku tak tahu harus bagaimana, bahagia atau

bertambah heran. Tanda tanya dan keheranan tak

membuatku lupa memandangnya dengan dalam.

Terus terang dia cantik. Aku bertanya padanya: “Ukhti,

berapakah engkau hafal dari Al-Qur’an?”

Dia menjawab: “Juz ‘Amma.” Kemudian dia pamit dan

pergi.

Aku berkata pada kakaknya dengan menahan rasa kesal,

“Kenapa dia tidak duduk bersama kita?”

“Agama hanya membolehkanmu untuk melihat”


jawabnya.

Dia tidak membiarkanku untuk berfikir, dia langsung

berkata padaku, “Jika engkau sudah setuju, tolong

jangan sia-siakan waktu kami.”

“Kita belum menyepakati apapun, aku belum


mendatangkan keluargaku. Kita juga belum melewati
waktu yang cukup untuk berkenalan.”

132
133 UU
Dia berkata sambil menundukkan kepalanya: “Tuan, mari

kita sepakat dan datangkan keluargamu. Apa yang


engkau maksud dengan waktu yang cukup? Apakah
engkau datang kesini tanpa ada kepastian dari kami?”

Dia berkata lagi: “Kami tidak ingin engkau susah payah

menyiapkan sebuah rumah, kesederhanaan yang perlu.


Adapun masalah mahar, engkau tahu bahwa mahar yang
sedikit lebih berkah. Cukup datangkan keluargamu
sekali, kemudian berikutnya pernikahan. Dengan
demikian kami menghemat pengeluaranmu.”

Kakaknya yang lain memotong pembicaraan dan berkata,

“Mari kita tidur biar kita bisa bangun sebelum subuh


untuk tahajjud.”

Aku berkata sambil tersenyum tanpa sebab,“Kalian

memiliki televisi kan?”

Dia berkata padaku sambil bercanda, “Jangan keras-

keras, biar tidak didengar oleh calonmu.”

Sungguh pemandangan taat beragama yang sempurna.

133
134 UU
Tapi, kenapakah tidak bicara tentang segala sesuatunya

dengan rinci? Kenapa semuanya dipercepat? Mungkin

karena tidak mau menyusahkan aku.

Akupun datang bersama keluargaku kecuali ayahku, dia

menolak ikut dengan keras, katanya: “Putri-putri

pamanmu lebih pantas untukmu.”

Lalu dia berkata sambil menutup pembicaraan: “Pergilah

untuk wanita yang maharnya sedikit dan biayanya tidak


banyak. Ajaklah ibumu.”

Akupun pergi bersama ibuku dan Aisyah membuat ibuku

kagum. Aku bertanya kepada ibuku, “Apakah Aisyah ada

menyinggung tentang hafalan Al-Qur’annya?”

Ibuku menjawab: “Tidak, demi Allah, Cuma aku

mendengarnya berkata kepada adik perempuannya,


“Malam ini insya Allah aku menyimakmu mengulang ayat-
ayat yang mirip dalam surat Al-Ma’idah.”

Bumi ini terasa berputar, dia bilang padaku dia hafal juz

Amma. Apa dia hanya berpura-pura di depan ibuku?

Atau dia lupa ucapannya padaku?

134
135 UU
Aku putuskan untuk mengirim sms ke kakaknya untuk

memberikanku jawaban atas segala kebingunganku

selama ini, terlebih mereka menolak kami datang untuk

kedua kalinya dengan alasan tidak ada tuntutan untuk

itu.

Ayahnya berkata kepadaku dengan ringkas: “Anakku,

kami ingin ada seorang lelaki yang melindungi putri kami.


Kami tidak ingin menekanmu dengan materi dalam hal
apapun. Kami juga tidak senang orang sering keluar
masuk rumah kami, siapapun itu. Segeralah menikah.
Datanglah dan tidak usah memikirkan biaya. Aku telah
putuskan untuk mengeluarkan sendiri biaya persiapan
Aisyah agar tidak memberatkanmu. Anggaplah itu
hadiah dariku.”

Aku berfikir untuk mengulang istikharah, dan akupun

melakukannya.

Aku bertanya pada ibuku, “Bagaimana pendapat ibu

tentang mempercepat proses pernikahan seperti


permintaan mereka?”

Ibuku menjawab: “Tanyalah ayahmu.”

135
136 UU
Ayahku berkata: “Anakku, kita sekarang ini hidup di

zaman yang penuh dengan keanehan. Sepertinya engkau


harus menyegerakannya agar segala keanehan itu
lengkap.”

Aku berkata: “Apanya yang aneh? Bukankah kebajikan

yang paling baik adalah yang paling segera?”

Ayahku tertawa mengejek, “Kebajikan, yakni keburukan

yang nyata.”

Aku berkata: “Tapi kami hanya mengetahui kebaikan

dari mereka. Apa tidak cukup ketika ayahnya


menawarkan segala sesuatu yang telah kusampaikan
kepada ayah?”

Ayahku menjawab dengan penuh kepercayaan diri: “Hal

seperti ini tidak dilakukan oleh ayah pengantin wanita


melainkan jika ada sesuatu di balik semua itu.”

Aku berkata: “Kenapa hal seperti itu tidak bisa menjadi

kebaikan?”

Ayahku menjawab dengan tegas: “Zaman para nabi telah

lewat.”

136
137 UU
Air mataku meleleh, kebingungan dan kegelisahan

merayapiku, apa sebenarnya ini? Semua keshalihan yang

aku lihat. Akhlak yang aku baca dalam kitab-kitab.

Namun, ini keshalihan yang asing yang tidak biasa kami

temui, seakan semuanya berlebihan. Ayahku yakin ada

sesuatu di balik keanehan ini.

Namun aku yakin dengan Aisyah, selama ayahku tidak

menentang dengan keras, ini pertanda aku bisa

melanjutkan proses. Namun, ini butuh istikharah lagi.

Pada malam pengantin, aku masuk menemuinya. Setelah

perjalanan yang melelahkan bersama. Aku mengucapkan

salam, lalu ia membalasnya sambil tersenyum. Sungguh

dia mampu menyihir, dia ceria bersama bekas-bekas

perjalanan yang melelahkan. Kuletakkan telapak

tanganku di ubun-ubunnya:

cæ :qQü p u~fQ ät&fç- äi R5 p äsR5 ceýAü 3ü ktfeü


u~fQ ät&fç- äi =îE oi p äs =E oi
Aku mendengarnya berkata, ät&fR- äi seakan dia

mengoreksi bacaanku, akupun meralat kesalahanku, lalu

aku menyempurnakan doa nabawi tersebut agar aku

137
138 UU
menerapkan sunnah dengan sempurna. Kuturunkan

tanganku.

Setelah doa tersebut, kalimat pertama yang meluncur

dariku adalah sebuah pertanyaan lucu, “Berapa engkau

hafal dari Al-Qur’an?”

“Semuanya, Alhamdulillah” jawabnya.

Akupun berkata dengan nada protes seolah aku

mencelanya, “Bukankah dulu engkau bilang engkau hafal

juz Amma?”

Dia menjawab: “Aku hanya menyindir dan aku tidak

bohong. Hari itu adalah hari lamaran, aku tidak tertarik


untuk menghiasi diriku di hadapanmu.”

Aku gemetar dan dia memegang tanganku lalu berkata:

“Malam ini bukan malam untuk menyalahkan dan


mencela, mari...

Sebulan berlalu …

Kami tidur setiap malamnya setelah isya’ atau kami

bergadang beberapa waktu. Kami tidur hingga dekat

waktu subuh. Jarak antara kami bangun tidur dengan

138
waktu subuh hanya seukuran waktu wudhu’.
139 UU
Selama itu tidak pernah dia shalat malam ataupun puasa

sunnah, tidak pula shalat sunnah. Kesibukannya hanya

berhias, mempercantik diri, memakai wewangian. Tidak

pernah sekalipun dia membangunkanku untuk shalat

malam. Tidak pernah sekalipun dia mengusulkan agar

aku menjenguk ayahku atau saudari-saudariku atau

kerabat-kerabatku.

Hingga tiba malam itu …

Aku telah melewati cuti yang diberikan dan aku harus

pulang. Lalu aku dikejutkan oleh sebuah tugas yang

mengharuskanku musafir selama dua hari. Dan aku

harus patuh. Aku beritahu dia tentang kepergianku.

Namun aku bilang padanya bahwa bisa jadi aku pergi

tiga hari, agar jika aku terlambat dia tidak gelisah.

Namun ternyata tugasku selesai tepat waktu dan tidak

butuh waktu tambahan.

Aku pulang dan sampai di rumahku sekitar satu jam

setelah isya’. Aku mengetuk pintu dengan lembut, namun

tidak ada orang. Aku berkata dalam hati: “Mungkin dia

tidur.” Aku tidak ingin membuatnya terbangun.

139
140 UU
Aku memasukkan kunci ke lubangnya dengan pelan. Lalu

memutarnya dengan hati-hati. Aku membuka pintu dan

masuk. Aku membaca bismillah dan mengucapkan salam

dengan lirih tanpa bisa didengar orang lain. Aku tutup

pintu dengan tenang. Lalu aku segera menuju kamar

tidurku.

Ketika aku berjalan mendekati kamar tidur aku

mendengar suara nafasnya yang seolah tengah

menghembuskan nafas-nafas terakhir, diselingi

tangisan dan isakan.

Apa yang sedang terjadi?!

Aku mendekati pintu kamar, ternyata tidak tertutup

rapat. Aku memutar gagang pintu.

Ketika aku masuk aku menyaksikan sesuatu yang tidak

aku sangka-sangka, pemandangan yang tidak terlintas

dalam benakku. Aisyah, istriku tengah sujud menghadap

pintu. Bersimpuh di hadapan Allah. Menangis di

hadapan-Nya. Menangis dan terisak. Berdoa dan

terguncang. Dia terus sujud, lama. Kemudian dia

bangkit, pintu di arah kiblat, dia menyadari

140
141 UU
keberadaanku, lalu dia sujud kembali namun tidak

memanjangkannya, lalu dia duduk dan salam.

Dia segera menujuku, menyambutku, sedang aku tak

kuasa menahan tangisku. Betapa aku anggap kerdil

diriku di hadapan wanita yang menangis dalam sujudnya

yang tengah mendekatiku ini.

Dia letakkan tangannya yang lembut di dadaku, lalu kami

duduk bersama, seolah aku terlahir kembali. Suaranya

yang lembut menyadarkanku:

“Kemana saja engkau pergi?”


“Aku pergi demimu, aku pergi menujumu, namun sungguh
aku takkan pernah pergi darimu.”

Kupandangi ia, wajah yang menyihir dan bersinar.

“Aisyah, semoga Allah memberkahimu, akhlak yang aku


saksikan malam ini tidak pernah aku saksikan selama
sebulan ini. Hingga berbagai prasangka muncul di
benakku.”

“Akhlak yang mana?”

“Shalat malammu, tangisanmu, dan …”

141
142 UU
Dia memotongku: “Suamiku tercinta, apakah engkau

menungguku shalat malam di malam-malam pengantin


kita?. Sesungguhnya puncak ibadahku kepada Allah
pada masa yang telah lewat ini adalah aku mendekatkan
diri kepadamu, aku berhias untukmu, aku mempercantik
diri untukmu, agar engkau tidak melihat bagian diriku
melainkan engkau menyukaiku karenanya. Inilah ibadah
paling utama yang bisa dilakukan oleh seorang istri di
masa awal pernikahannya.”

“Tapi ... tapi, engkau tidak pernah menyuruhku untuk


ziarah atau silatur rahim selama ini.”

Dia tersenyum: “Bagaimana aku bisa menganjurkanmu

untuk itu sedangkan syaitan mengalir bersama aliran


darah dalam tubuh manusia. aku tak mau syaitan
menggodamu dan mengatakan bahwa aku hanya ingin
jauh darimu meski hanya sesaat.”

Namun ketika engkau ziarah dan berbuat baik pada

kerabatmu aku merasa bahagia dalam hati dengan

perbuatanmu. Namun aku tidak menampakkannya.

Ketika engkau musafir aku menyadari bahwa kehidupan

biasa telah dimulai. Maka akupun kembali menjalani


142
143 UU
hidupku seperti biasa seperti ketika aku belum

menikah.

Dan mulai sekarang, bersiap-siaplah untuk bangun

shalat malam.” (sambil dia tertawa penuh kasih). Jika

tidak, aku akan menyiram wajahmu yang tampan dengan

air dalam gelas ini.”

Dia menarik nafas dalam-dalam. Lalu melanjutkan

ucapannya: “Tapi aku punya kritikan atasmu …”

“Apa itu?” kataku.

“Ketika engkau musafir dan setelah itu kembali dengan


selamat, usahakan menemui kami di siang hari, bukan di
malam hari.”

“Kenapa?”

Dia berkata: “Inilah adab nabawi bagi orang yang

musafir.”

Bukankah Nabi Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:

“Jika salah seorang dari kalian pulang dari safarnya,


maka janganlah dia menemui istrinya pada malam hari,
agar dia bisa berhias terlebih dahulu.”

143
144 UU
Aku berkata, dan sungguh hadits itu telah membuatku

malu, “Wanita yang rambutnya kusut dan wanita yang

ditinggal pergi suaminya?”

Dia menjawab: “Ya. Yaitu wanita yang tidak


memperhatikan penampilan dirinya pada waktu
suaminya pergi. Inilah yang harus dilakukan oleh
seorang istri yang shalihah dan amanah. Dia hanya
berhias untuk suaminya. Ketika suaminya pergi dia tidak
berhias sama sekali karena tidak ada faktor
pendorongnya. Seandainya suami pulang siang, tentu dia
punya waktu untuk berhias.”

Aku menghela nafas, aku berkata dalam hati, Kini

engkau lebih berkesan bagiku dari segala yang indah,

aku merasa telah memiliki harta paling berharga, yah...

sebaik-baik perhiasan dunia. Inilah buah dari sebuah

keluarga yang lebih memilih untuk istiqamah meskipun

dianggap aneh oleh orang-orang.

Sahabatku berkata padaku: “Sejak hari itu … sejak 20

tahun yang lalu, aku sangat bahagia, aku berada dalam


kebaikan yang banyak, keturunan yang baik, dimana ibu

144
145 UU
mereka mendidik mereka dengan baik untuk taat dan
ikhlas.”

Aku memotongnya dengan berkata: “Ya Tuhan Kami,

anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan


keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa.”

145
146 UU
Kecantikan Yang Hakiki

Wanita, bila cantik yang kau inginkan hanya untuk

memuaskan mata manusia saja, perbanyaklah danamu,

maka apapun yang kau inginkan pasti tercapai dan

hasilnya akan benar-benar memuaskan.

Tapi, saat kau ingin cantikmu benar-benar bersemayam

dihati dan ingatan orang yang melihat, maka

perbanyaklah berbuat kebaikan, karena cantik hakiki

itu tercipta bukan karena polesan luar semata, namun

kebaikan yang hakiki itu dari hati.

Cantik di wajah, hanya dapat menyentuh mata.

Tapi Cantik akhlaknya, pasti menyentuh hati. Tidak

setiap mata dapat melihat kecantikan wajah. Tapi

setiap hati pasti dapat merasakan kecantikan

akhlaknya. Cantik di wajah sering membangkitkan nafsu.

Dan Cantik akhlaknya selalu membangkitkan iman.

Jika kamu memiliki cantik wajah, maka semoga Allah

mencantikkan pula akhlakmu. Sebab, jika hilang cantik

wajahmu, maka adakah lagi kecantikan pada dirimu??

146
147 UU
Kecantikan wajah yang kamu banggakan, akan

menghilang. Dan setiap mata akan berpindah

memandang yang lain, karna akan selalu ada orang yang

lebih cantik lebih dari kamu, Sedangkan kecantikan

akhlak, maka ia akan abadi di hati.

Maryam, wanita suci yang terhormat.

Fatimah, wanita sederhana puteri Rasulullah.

Khadijah, wanita yang berakhlak mulia.

Asiyah, wanita yang teguh dengan keimanan.

Mereka lebih dikenal akhlak dan budi pekertinya.

Bukan kecantikannya, walau tanpa diragukan lagi, bahwa

mereka pun memiliki kecantikan wajah yang Masya

Allah. Bahkan bumi pun enggan memakan wajah mereka.

Dan rugilah lelaki yang melepas wanita yang cantik

akhlaknya, demi mengejar wanita yang cantik wajahnya..

147
148 UU
Benarkah Hijab Lebar Pakaian Fanatik ?

Hijabku, Maafkan aku dahulu menyangkamu sebagai

pakaian orang dengan aliran tertentu. Aku sering

menyangka, pemakaimu terlalu fanatik, berlebihan

dalam beragama. Kenapa sih, ga biasa-biasa aja

beragama, yang penting kan baik. Lagi pula memakaimu

membuat wanita terlihat kuno, sama sekali tidak cantik.

Kupikir waktu itu, yaa setidaknya fashionable-lah dikit,

biar mudah diterima semua orang. Kan banyak wanita

berhijab tetap cantik jadi enak dilihatnya.

Sampai suatu hari aku melihat sebuah gambar wanita

berhijab lebar, aku lalu membacanya : "Wahai nabi,

katakanlah kepada istri istrimu, anak anak


perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin hendaknya
mereka menjulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk
dikenali, sehingga mereka tidak di ganggu. Dan Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang". 52

52 (QS. Al Ahzab 59)


148
149 UU
Hening saat itu, menghanyutkan hatiku pada

kegelisahan. Sesaat aku mencari pembenaran, toh

sekarang zaman sudah berubah. Dan ayat ini mungkin

disampaikan untuk muslimah di zaman nabi.

Tapiii, jika begitu berarti perintah sholat dan puasapun

merupakan perintah dizaman nabi dan apakah boleh

dimodifikasi sesuai zaman?

Ah, kalau hijab kan tak apa. Aku akan berhijab tapi

tetap fashionable saja, yang penting kan ibadahku yang

lain sempurna. Daripada aku dipandang aneh teman-

teman. Tak enak lah, kan lebih baik aku berusaha baik

dimata manusia dan tetap baik di mata Allah.

Keesokan harinya aku kembali mencari tahu tentangmu

wahai hijabku, bagaimanapun aku penasaran. Mengapa

banyak muslimah berhijab lebar dan sangat tidak

menarik?. Padahal bisa saja mereka memilih tetap

cantik. Apa alasan mereka?

Aku memberanikan diri bertanya pada temanku yg

berhijab lebar. Dia lalu menyuruhku membuka surat An

Nur dan Al Ahzab. Ternyata benar, Allah juga

149
150 UU
menyampaikannya di Surat An-Nur 31 lalu Al Ahzab 33

yang isinya:

"Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu, dan janganlah


kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang
jahiliyah dahulu, dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah
zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya".

Hari itu hatiku berkecamuk, hijab rupanya benar bahwa

fungsinya adalah penutup aurat, menutup perhiasan,

tidak untuk pamer dan mempercantik diri. Hijab adalah

ketaatan yang murni untuk Allah. Sebagaimana aku

biasa sholat menggunakan mukena sebagai penutup

aurat. Dan memang pakaian yang seperti mukena itulah

secara tidak sadar aku sudah mengetahuinya sejak dulu.

Namun aku melepasnya kembali sesudah sholat padahal

menutup aurat wajib dilakukan muslimah tidak hanya

saat sholat.

Ya Allah ampuni aku. Betapa terlaknatnya aku jika aku

mengira tak berdosa jika aku melanggar PerintahMu.

Ya Allah aku rela Engkau sebagai Rabb-Ku maka aku rela

taat pada perintah-Mu tanpa memilih, menunda yang

aku belum siap. Bismillah, untuk Mu aku berhijab...


150
151 UU
Hijabku, Kini engkau seperti rem hawa nafsu bagiku.

Aku tidak lagi tergoda dengan berbagai trend baru

pakaian. Aku tidak lagi menginginkan koleksi aksesoris,

tas, sepatu yang terlalu banyak.

Laki-laki kini bersikap hormat dan tak berani lagi

menggangguku. Aku tidak lagi berharap jadi pusat

perhatian, atau mendapat pujian cantik dari manusia.

Aku ingin cantik hanya untuk suamiku saja. Aku ingin

cantik di mata Allah dengan berbagai perbaikan diri dan

akhlakku.

Hijabku, Kamu memang tidak cantik karena fungsimu

menutupi perhiasan.

151
152 UU
Kisah Penantian Seorang Ibu

Kisah ini diceritakan sendiri oleh pelakunya, yang

dimuat di koran Al-Yaum. Dia berkata, “Saya menikah

ketika usia saya menginjak 21 tahun, di awal Sya’ban

pada tahun 1411 H. Seperti wanita muda yang siap

menikah dan mengarungi hidup baru, saya bersatu

dengan suami saya diliputi banyak impian. Yang paling

penting adalah impian menjadi ibu.

Bulan-bulan berlalu, dinaungi perasaan bahagia dan

penantian, penantian terwujudnya impian terpenting

bagi suami-istri, yakni kehadiran seorang anak yang

menebarkan kebahagiaan dan keceriaan di penjuru

rumah.

Tetapi penantian itu berlangsung lama, bulan berganti

bulan, tahun berganti tahun. Dan semakin lebarlah

lingkaran penantian. Orang-orang di sekitar mulai ikut

serta dalam penantian kami, yang justru semakin

mempersulit keadaan.

Dalam pandangan sebagian orang saya menjadi

tertuduh. sebagian lain menganggap saya sebagai wanita

152
153 UU
yang patut dikasihani, sehingga mereka menjauhi

pembicaraan tentang topik apapun yang berkaitan

dengan masalah ini secara berlebihan. Yang lebih

menyulitkan adalah sikap sebagian orang yang

menganggap saya sebagai wanita pendengki.

Salah seorang tetangga tidak memberitahukan

kehamilannya kepada saya. Yang lain tidak

menampakkan anak-anaknya di depan saya, takut dari

pandangan mata saya yang mendengki. Semua itu

menjadikan saya seorang wanita yang terkucil.

Hal ini semakin menambah kesendirian dan keterasingan

saya. Perjalanan pengobatan dimulai sejak 6 bulan

setelah pernikahan. Saya menghayalkan seorang anak

yang berlarian di setiap sudut rumah. Saya

membayangkan bermain dengannya di satu waktu, atau

dia menggoda saya dengan kebandelannya di lain waktu.

Setelah menunggu selama 7 tahun, saya dihinggapi

keputus asaan. Sava menyerah dan meninggalkan

pengobatan. Saya berhenti mondar-mandir dari satu

dokter ke dokter lainnya. Tetapi Suami saya tidak

153
154 UU
menyetujui sikap saya. Dia memperingatkan saya agar

tidak berputus asa dari rahmat Allah.

Suami saya mempunyai perhatian dan kasih sayang yang

besar. Saya telah menawarkan kepadanya untuk

menikah, tetapi dia menolak seraya berkata, “Menikah

itu memberi dan menerima. Kedua belah pihak


menanggung untung dan rugi.”

Suatu saat ketika saya berkonsultasi secara rutin

dengan seorang dokter wanita, dokter itu meminta

melakukan beberapa pemeriksaan. Dia membawa saya

ke ruang USG. Selang lima menit dari pemeriksaan,

dokter itu tiba-tiba melompat dari tempat duduknya,

merangkul dan mencium saya sambil menangis,

berulang-ulang dia berucap, “Kembar, kembar. Hamil

kembar.”

Suami saya bergegas masuk ke ruangan tersebut sambil

bertanya-tanya, “Apakah berita ini khusus untuk istri

saya? Apakah yang muncul di layar monitor itu benar-


benar janin saya?, tolong dicek ulang !”

Itulah ucapan terakhir yang saya dengar sebelum saya

pingsan. Ketika sadar saya telah berada di suatu ruang


154
155 UU
peristirahatan di rumah sakit. Suami, bapak dan ibu

mertua sava berada di sekeliling saya mengucapkan

selamat atas kehamilan saya.

Sava keluar dari rumah sakit setelah dua hari menginap.

Kebahagiaan dan keceriaan menyelimuti diri saya. Akan

tetapi hari-hari panjang, Sembilan tahun masa

pengobatan menjadi lebih pendek bagi saya daripada

satu hari dari hari-hari kehamilan untuk menunggu

kelahiran anak-anak saya.

Setelah kehamilan saya berusia dua setengah bulan,

tiba-tiba terjadi pendarahan . Setelah dicek ke dokter,

dikatakan bahwa kehamilan saya tidak bisa diteruskan.

Janin telah wafat dan rahim harus dibersihkan.

Percayalah saya tidak bersedih. Saya justru bersyukur

kepada Allah karena saya pernah mengalami dan

merasakan hamil. Ya, sebagai wanita saya pernah hamil,

lima bulan setelah keguguran, saya kembali lagi ke

dokter karena perut saya sakit seperti sakitnya orang

hamil.

Tiba-tiba dia menyampaikan bahwa saya hamil tujuh

bulan dan bahwa satu dari janin yang kembar


155
156 UU
ditakdirkan Allah untuk hidup. Dokter menyampaikan

hal itu sementara dia hampir-hampir tidak percaya,

terlebih saya sendiri. Setelah proses keguguran saya

telah puas pernah hamil, sebagaimana yang dulu saya

katakan. “Subbanallah, ya Allah betapa besar


kekuasaan-Mu.”

Saya menulis kalimat-kalimat ini dan saya masih berada

di ruang perawatan di rumah sakit. Di samping saya, ada

Muhammad anak saya, usianya sekarang 22 jam.

“Wahai putraku, betapa lama aku merindukanmu, rumah


kita, sudut-sudutnya merindukan kedatanganmu. la
merindukanmu. Aku akan meletakkanmu dihatiku,
membawamu ke rumah kami, di mana aku melihatmu
bermain, tumbuh besar selama masa penantian panjang
selama sepuluh tahun. Tetapi kali ini kamulah yang harus
bersabar, tunggulah ayahmu pulang dari umrah. Dia
bersyukur dan memuji Allah atas karunia-Nya dan
nikmat-Nya kepada kita.”53

53 Sumber: Buku ”Dan Datanglah Kemudahan…”, Ahmas Salim Baduwailan, Hal.43-47,

156
Penerbit Elba, Cet.2.
157 UU
Saya Harus Membuang Air Susu Saya,,,

Kisah ini didapatkan dari Riyadh Saudi Arabia. Di

sebuah desa Huraimla, ada seorang wanita yang sudah

dinyatakan oleh Dokter terkena kanker darah, kondisi

fisiknya sudah tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Untuk

merawat dirinya dan memenuhi semua keperluannya, dia

mendatangkan pembantu dari Indonesia. Pembantu ini

adalah seorang wanita yang taat beragama. Satu minggu

setelah bekerja, majikan merasa pekerjaannya

dianggap bagus. Majikan wanita selalu memperhatikan

apa yang dia kerjakan. Suatu waktu si majikan

memperhatikan kelakukan aneh si pembantu.

Pembantunya ini sering sekali ke kamar mandi dan

berdiam cukup lama.

Dengan tutur kata yang lemah lembut si majikan

bertanya. “Apa yang sebenarnya engkau lakukan di

kamar mandi?” Pembantu itu tidak menjawab, tetapi


justru menangis tersedu-sedu. Si majikan menjadi iba

dan kemudian menghiburnya sambil menanyakan apa

yang sebenarnya terjadi.

157
158 UU
Akhirnya pembantunya itupun bercerita bahwa dirinya

baru 20 hari melahirkan anaknya. Karena desakan

ekonomi itulah dia terpaksa berangkat bekerja sebagai

TKW di Arab Saudi. “Saya harus membuang air susu

saya Bu, kalau tidak dibuang dada saya terasa sesak dan
penuh karena tidak disusu oleh anak saya.” Air susu
yang menumpuk dan tidak tersalurkan itulah yang

membuatnya sakit sehingga harus diperas dan dibuang

di kamar mandi. “Subhanallah, Anda berjuang untuk

anak dan keluarga Anda!!!” kata majikan.

Seketika itu juga si majikan memberikan gajinya secara

penuh selama 2 tahun sesuai dengan akad kontraknya

dan memberikannya tiket pulang. “Kamu pulanglah dulu,

uang sudah saya berikan penuh untuk 2 tahun


kontrakmu, kamu susui anakmu secara penuh selama 2
tahun dan jika kamu ingin kembali bekerja kamu
mengubungi telepon ini sekaligus saya akan mengirim
uang untuk tiket keberangkatanmu .”

“Subhanallah, apa Ibu tidak apa- apa saya tinggal?”

158
159 UU
Si majikan waktu itu hanya menggelengkan kepala dan

berkata bahwa apa yang kamu tinggal lebih berharga

dari pada mengurus saya.

Setelah pembantu itu pulang, majikan mengalami

perubahan luar bisa. Pikirannya menjadi terfokus pada

kesembuhan, dan hatinya menjadi sangat senang karena

dapat membantu orang yang sedang kesulitan. Hari-

harinya tidak lagi memikirkan sakitnya lagi, yang ada

hanyalah rasa bahagia. Sebulan kemudian dia baru

kembali lagi ke rumah sakit untuk kontrol.

Dokter yang menanganinya segera melakukan

pemeriksaaan mendetail. Tapi apa yang terjadi? Dokter

yang menangani awal tidak melihat ada penyakit seperti

diagnosa sebelumnya. Dia tidak melihat ada penyakit

kanker darah yang diderita pasiennnya. Dokter itu

terkagum-kagum, bagaimana mungkin bisa sedahsyat

dan secepat itu penyakitnya bisa sembuh, apalagi

kanker darah. Apa telah terjadi salah diagnosa?

Akhirnya Dokter itupun bertanya, apa sebenarnya yang

telah dilakukan oleh pasien.

159
160 UU
Wanita itupun menjawab, “Saya tidak melakukan apa-

apa dengan sakit saya, mungkin sedekah yang telah saya


lakukan ke pembantu saya telah membantuku sembuh,
nyatanya setelah saya menolong hati saya menjadi lebih
bergairah untuk sembuh dan hidup, saya mempunyai
pembantu yang sedang menyusui anaknya tapi susu itu
tidak dapat disalurkan dan harus dibuang di kamar
mandi.” Saya menangis apabila mengingat akan
keadaannya, akhirnya pembantu itu saya suruh pulang
agar bisa menyalurkan air susunya dan dia sehat dan
anaknya juga bisa sehat. Mungkin dengan itu akhirnya
sakit saya sembuh Dokter.”

Dokter itupun akhirnya tersadar, bahwa diagnosa dan

sakit apapun bisa sembuh karena Allah memang telah

menghendakinya. “Obatilah orang yang sakit dengan

sedekah.” 54

54 Penulis : Ustadz Abu Hamzah.

160
161 UU
Aku yang Bermaksiat, Apa Urusanmu....

Bilal bin Said menyatakan: "Berapa banyak orang yang

gembira justru terpedaya, makan, minum dan tertawa,


padahal telah dipastikan dalam takdir Allah bahwa ia
akan menjadi bahan bakar api neraka."

Aku membawa poci teh itu. Aku mulai merasa bahwa

segala sesuatu bergerak dari tempatnya. Gelas-gelas

seolah-olah berlari ke depan dan poci teh itu berbalik

ke belakang. Namun aku memegang erat-erat nampan

teh itu hingga berhasil kuletakkan. Saudaraku

memanggil: "Mari ke sini."

Dengan lambat aku bergerak sambil malu-malu, malu

karena grogi. Ketika aku duduk, tiba-tiba kedua mataku

sudah berada di hadapan matanya. Aku mulai menekan

tanganku dan menggerak-gerakkan jari-jariku. Aku

tidak merasakan sakit dan tidak merasakan apa saja

yang ada di sekelilingku. Mataku berkunang-kunang,

detak jantungku bahkan terdengar dari jauh,

sementara air mata menetes di kedua belah pipiku,

mengaliri sungai dan lembat.

161
162 UU
Pembicaraan saudaraku dan lelaki yang meminangku itu

seputar cuaca di hari-hari ini, tentang hujan dan

kebaikan-kebaikan lain. Ia juga bertanya kepadaku:

"Bagaimana kabarmu?" Aku mendengar pertanyaan itu,


tetapi seolah kehilangan jawabannya. Lidahku terasa

kelu untuk berbicara, berubah menjadi beku. Aku

memaksa lidahku bergerak. Aku katakan dengan suara

yang tidak terdengar: "Alhamdulillah." Aku berfikir,

sebaiknya aku berlari saja. Namun kedua kakiku justru

berkata: "Jangan bergerak!"

Ia memperhatikan kegugupan dan sikapku yang selalu

diam. Ia mengarahkan pembicaraan kepada saudaraku.

Aku menganggap itu kesempatan yang tidak datang

untuk kedua kalinya. Lari!!

Beberapa saat kemudian, aku bernafas dengan

terengah-engah. Aku meminum segelas air, dan segelas

lagi. Ketika saraf-sarafku sudah tenang, saudaraku

bertanya: "Apakah semua ini karena malu?" Aku balik

bertanya: "Bagaimana perasaanmu melihat pertama kali

lelaki yang bukan mahrammu?"

162
163 UU
Seminggu kemudian, tiba-tiba lelaki itu mengetuk pintu.

Ayahku duduk bersamaku dan berbincang-bincang

dengan lelaki itu. Kemudian lelaki tersebut

menyerahkan maharnya. Ayahku adalah orang yang

tegas. Ia sudah banyak makan asam garam dalam

persoalan dunia.

Ia bertanya: "Apa ini wahai anakku?"

Lelaki itu menjawab: "Itu mahar untuk kehormatan..."

Ayahku mengejutkannya dengan pertanyaan: "Semua ini

mahar? Akan digunakan untuk apa oleh anakku nanti?"

Lelaki muda itu bingung menjawabnya. "Bisa digunakan

untuk membeli pakaian dan perhiasan."

Dengan lembut, ayahku berkata: "Ini saja maharnya."

Ia mengambil sedikit dari uang itu, dan menyerahkan

sisanya sambil berkata: "Cukup emas saja! Putriku tidak

pernah tahu seluk beluk emas, engkau saja yang beli.


Adapun pakaian, kami akan menyiapkan untuknya
seadanya, kemudian kewajibanmu untuk memberinya
pakaian. Wahai anakku! Wanita yang paling banyak
berkahnya adalah yang paling ringan maharnya. Kami
telah membelimu dari semua yang datang melamar.
163
164 UU
Artinya, kami telah mengutamakan dirimu dari semua
lelaki yang datang. Jangan kecewakan keinginan kami
pada dirimu. Kami menikahkanmu dengannya agar
engkau memuliakannya dan menolongnya untuk taat
kepada Allah dan berbuat kebaikan."

Segala urusan beres. Semua orang di rumah turut

bergembira, termasuk di antaranya adalah aku sendiri.

Ia seorang lelaki yang sebagaimana diceritakan oleh

saudaraku, tidak pernah meninggalkan senyumnya.

Penampilannya menunjukkan kebaikannya. Tidak pernah

meninggalkan shalat berjamaah, dan selalu berbuat baik

kepada kedua orang tuanya. Ia menggabungkan antara

kebagusan akhlak dan agamanya..

Beberapa karakter yang cukup bagiku untuk

memberitahukan kegembiraanku karenanya. Aku

memuji Allah. Aku berkata kepada diriku sendiri masih

banyak waktu tersisa. Namun ternyata aku harus

memulai perjalanan Neraka. Perjalanan Neraka apa?

Oh, perjalanan ke pasar.

Dahulu kami jarang sekali pergi ke pasar. Sekarang,

164
urusan telah berubah. Setiap minggu, harus ke pasar.
165 UU
Untuk mengasah tekad kami, mengefisienkan waktu dan

untuk dapat mengalkulasi pengeluaran. Kami harus

menyiapkan malam pengantin.

Aku berfikir: "Kenapa kita tidak bersiap-siap seperti ini

untuk menuju kubur?" Persiapan, cita-cita, habisnya


waktu ayah dan saudaraku, bertanya ke sana ke mari
tentang ini dan itu, berapa harganya?

Aku berkata kepada saudariku: "Kita harus mengatur

diri kita dan waktu kita.." Aku menuliskan segala


keperluanku dalam selembar kertas, kemudian kubagi-

bagi sesuai tempat dan harinya. Dengan cara demikian,

aku bisa membatasi kemana aku pergi dan apa yang

harus kubeli.

Aku tidak akan memulai kehidupan suami istri dengan

banyak dosa dan kemaksiatan. Namun aku mencari

taufik, tidak ragu lagi tentu dengan cara selalu taat

kepada Allah dan mematuhi perintah-perintah-Nya...

Sekali pergi ke pasar, mungkin aku membeli banyak yang

kuinginkan. Aku tahu kemana aku pergi dan apa yang

akan aku beli, karena catatannya ada di tanganku.

165
166 UU
Pada kali yang lain, aku pergi ke pasar. Ketika aku masuk

ke tempat pembelian dan mengambil sebagian yang

kuinginkan, tiba-tiba tempat itu menjadi penuh sesak.

Beberapa wanita berada di pojok, di hadapan setiap

penjual. Mereka semua sama, sama-sama sebagai putri-

putri Islam. Tetapi segalanya sudah jelas,

perbedaannya sudah tampak. Satu di antaranya terlihat

rambutnya, yang satu lagi menampakkan wajahnya, yang

satu lagi terdengar suara gelang kakinya di tempat itu.

Aku berniat berbicara dengan wanita yang membuka

wajahnya: Untuk siapa gerangan ia menampakkan

perhiasannya? Tidakkah engkau takut terhadap siksa

Allah? Wajahmu cantik, bagaimana wajah itu akan tahan

menghadapi api Neraka? Ingatlah bagaimana nanti bila

engkau terbaring di dalam kubur!! Ingatlah hari

dihadapkan di depan Allah nanti! Apa yang akan engkau

katakan di hari penghisaban nanti?

Aku mengumpulkan kata-kataku, akan tetapi tempat itu

terlalu sesak dan dipenuhi orang-orang belanja. Aku pun

memilih untuk tidak memperdengarkan suaraku di

hadapan laki-laki. Aku mencari lokasi tenang untuk

menasehatinya. Aku berfikir untuk mencari waktu yang


166
167 UU
tepat. Namun tiba-tiba ada seorang lelaki yang memiliki

tanda-tanda baik, ia bersama seorang wanita yang

kemungkinan adalah istrinya atau saudara

perempuannya.

Lelaki itu berbicara kepada wanita tadi, "Wahai

saudariku, hendaknya engkau menutupi dirimu.


Seandainya engkau menutupi wajahmu, itu lebih baik
bagimu."
Namun kulihat rasa malu sudah hilang dari wanita itu.

Ia berkata keras: "Apa urusanmu?!"

Lelaki itu terdiam sebentar. Semua mata memandang

kepada wanita itu. Kemudian lelaki itu berkata: "Wahai

saudariku, ucapanmu itu berbahaya. Dikhawatirkan


engkau akan kafir karenanya. Jangan engkau merasa
bangga dengan perbuatan dosa. Bertaubatlah kepada
Allah.."
Kemudian ia melemahkan suaranya dan berdoa: "Semoga

Allah memberi petunjuk kepadamu." Lelaki itu pergi.


Aku membayangkan kalau urusannya sudah beres

setelah kepergiannya. Namun ternyata berbagai cacian

dan kecaman mengiringi kepergiannya.

167
168 UU
Ini urusanku, apa urusannya?

Akupun memikirkan ucapannya: "Khawatir engkau


kafir." Apa alasannya?

Aku bertanya pada diriku sendiri: "Apakah lelaki itu

mengucapkan ucapannya itu dengan panas hatinya?


Apakah layak seorang muslim yang memberikan nasehat

untuk mengucapkan kalimat atas nama Allah yang tidak

dia ketahui?. Aku bertekad insya Allah dengan segala

kemampuanku untuk mencari tahu persoalan itu. Aku

bertanya dan bertanya, namun tidak juga mendapatkan

jawaban yang memuaskan. Karena aku terlalu sibuk, aku

lupa dengan persoalan itu, dan berhenti untuk bertanya-

tanya.

Beberapa bulan setelah pernikahanku, kembali kata-

kata itu terngiang di telingaku. Aku bertanya kepada

suamiku. Suamiku menjawab: "Ucapannya benar. Aku

pernah mendengarkan ucapan semacam itu, tetapi di


mana aku tidak ingat."

Hari-haripun berlalu. Tiba-tiba aku mendapatkan hal

yang mengejutkan. Dalam Hasyiah Ibni Abidin bahwa

orang yang mengatakan "ini urusanku" ketika diberikan


168
169 UU
amar ma'ruf nahi munkar maka ia murtad. Aku juga

membaca bahwa orang yang mengatakan "ini urusanku"

ketika diberikan amar ma'ruf nahi munkar maka

dikhawatirkan ia akan kafir. Aku mengulang

membacanya sekali lagi dan bertanya kepada diriku

sendiri: "Apakah sudah sampai kepada hal demikian

kejahilan yang menimpa kaum muslimin sekarang ini


sehingga mereka memerangi Allah dan Rasul-Nya? Lalu
murtad dari Islam?.55

55 ( Perjalanan Menuju Hidayah karya Abdul Malik Al-Qasim (penerjemah: Abu Umar
Basyir), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Ramadhan 1422 H / Desember 2001 M. Hal. 215-

221.)

169
170 UU
Keagungan Isteri Seorang Mujahid

Lelaki berumur enam puluh tahun itu memasuki

rumahnya di Madinah. Nyaris tak mengenali lagi rumah

yang pernah ditinggalinya itu. Ia menemukan rumah itu,

saat menyusuri jalan-jalan di kota Madinah, yang sudah

ramai.

Rumahnya yang sangat sederhana itu, pintunya agak

terbuka, dan nampak lengang. Lelaki itu meninggalkan

rumahnya, tiga puluh tahun lalu, dan waktu itu isterinya

masih belia dan menjelang melahirkan anak pertamanya.

Lelaki tua itu meninggalkan Medinah pergi berjihad ke

negeri yang sangat jauh. Ia berangkat bersama pasukan

muslimin. Membuka Bukhara dan Samarkand, dan

sekitarnya, yang terletak di Asia Tengah. Begitu jauh

perjalanan jihad bersama pasukan muslimin, mengarungi

samudera padang pasir, menembus perjalanan beribu-

ribu mil dari kota Madinah. Sungguh sangat luar biasa

para mujahidin itu. Kepergiannya dengan tekad dan

tawakal kepada Allah Azza wa Jalla.

170
171 UU
Menjelang Isya’ dengan kuda yang dituganginya itu,

prajurit tua itu, memasuki kota Madinah, yang masih

ramai, dan melihat kehidupan yang tidak berubah,

sesudah ditinggalkannya selama tiga puluh tahun.

Namun, ingatannya yang tajam, akhirnya lelaki tua itu,

menemukan rumahnya kembali, yang masih tampak

sederhana, dan didapati pintunya sedikit terbuka.

Kegembiraan menggelayut, dan merasa yakin bertemu

dengan kembali dengan isterinya yang lama ditinggalkan

itu.

Si penghuni rumah melihat ada orang yang masuk

rumahnya, maka lelaki yang ada di atas langsung

melompat dan turun sambil membentak lelaki tua yang

datang itu, “Engkau berani memasuki rumah dan


menodai kehormatanku malam-malam, wahai musuh
Allah?”. Si penghuni rumah mencengkeram leher lelaki
tua.

Lelaki tua yang baru datang itu berkata, “Aku bukan

musuh Allah dan bukan penjahat. Ini rumah milikku,


kudapati pintunya terbuka lalu aku masuk”.

171
172 UU
Lelaki tua itu melanjutkan, “Wahai saudara-saudara,

dengarkanlah. Rumah ini milikku, kubeli dengan uangku.


Wahai kaum, aku adalah Farrukh. Tiadakah seorang
tetangga yang masih mengenali Farrukh yang tiga puluh
tahun lalu pergi berjihad fi sabilillah?”

Bersamaan itu ibu si empunya rumah yang sedang tidur

itu bangun oleh keributan lalu menengok dari jendela

atas dan melihat suaminya sedang bergulat dengan

darah dagingnya sendiri. Lidahnya nyaris tak berucap.

Dengan nada yang kuat berseru, “Lepaskan .. lepaskan

dia. Rabiah … lepaskan dia. putraku, dia adalah ayahmu


.. dia ayahmu … Saudara-saudara sekalian tinggalkan
mereka, semoga Allah memberkahi kalian. Tenanglah,
Abu Abdirrahman, dia putramu .. dua putramu .. jantung
hatimu …

Lalu, Ar-Rabi’ah mencium tangan ayahnya. Orang-orang

meninggalkan keduanya. Setelah itu, isterinya Ummu

Rabi’ah menyambut suaminya dan memberi salam.

Ummu Rabi’ah tak mengira bahwa ia akan bertemu

kembali dengan suaminya yang pergi berjihad selama

172
tiga puluh tahun itu.
173 UU
Saat-saat bahagia antara Farrukh dengan Ummu

Rabi’ah, terkadang duduk berdua, sambil bercerita

keduanya selama berpisah tiga puluh tahun. Mereka

mendapatkan kebahagiaan kembali, keduanya dapat

bertemu, meskipun sekarang suaminya telah berumur

enam puluh tahun.

Namun, saat itu muncul kekawatiran dari Ummu Rabi’ah

tentang uang yang pernah dititipkan oleh suaminya

dahulu, dan ia harus menjaganya. Karena uang yang

dititipkan suaminya itu, habis untuk membiayai

pedidikan putranya senilai 30.000 dinar. “Percayakah

Farrukh bahwa pendidikan putranya itu menghabiskan


30.000 dinar”, gumam Ummu Rabi’ah.

Selagi pikirannya mengelayut itu, tiba-tiba Farrukh,

yang duduk disampingnya itu berkata, “Aku membawa

uang 4.000 dinar. Ambillah uang yang akut titipkan


kepadamu dahulu. Kita kumpulkan lalu kita belikan kebun
atau rumah, dan akan kita ambil sewanya”, ucap Farrukh
kepada Ummu Rabi’ah.

173
174 UU
Pembicaraan terputus saat adzan datang. Farrukh

bergegas menuju masjid, seraya menanyakan, “Mana

Ar-Rabi’ah?’

Isterinya menjawab, “Dia sudah lebih dahulu berangkat

ke masjid. Saya kira engkau akan tertinggal shalat


berjama’ah”.

Dia segera shalat, dan sesudah itu pergi ke Rhaudah

mutharah, berdo’a di dekat makam Rasulullah, karena

betapa rindunya dia dengan Rasulullah.

Saat mau meninggalkan masjid, begitu ramai orang yang

sedang mengelilingi seorang ulama, yang belum pernah

melihat sebelumnya. Mereka duduk melingkari Syaikh

itu. Sampai tak ada tempat yang kosong untuk dapat

berjalan. Farrukh mengamati, ternyata orang-orang

yang hadir, ada yang sudah lanjut usia, anak-anak muda,

mereka semua duduk sambil menghamparkan lututnya.

Semuanya menghadapkan pandangan kepada Sheikh.

Farrukh itu berusaha melihat wajah Sheikh yang luar

biasa itu, tetapi tak dapat, karena begitu banyaknya

orang yang mengelilinginya. Sampai saat majelis itu usai.

Orang-orang meninggalkan masjid. Kemudian di tengah-


174
175 UU
tengah suasana yang sudah mulai sepi itu Farrukh

bertanya kepada salah seorang yang masih tinggal di

masjid itu.

Farrukh: “Siapakah Syaikh yang baru saja berceramah

itu?”

Fulan: “Apakah anda bukan penduduk Madinah?”

Farrukh: “Saya penduduk Madinah”.

Fulan: “Masih adakah di Madinah ini orang yang tak

mengenal Syaikh yang memberikan ceramah itu?”

Farrukh: “Maaf, saya benar-benar tidak tahu, karena

saya sudah meninggalkan kota ini sejak 30 tahun yang


lalu, dan baru kemarin tiba”

Fulan: “Tidak apa. Duduklah sejenak, saya akan

menjelaskannya. Syaikh yang anda dengarkan


ceramahnya itu adalah seorang tokoh tabi’in. Termasuk
diantara ulama yang paling terpandang, dialah ahli
hadist di Madinah, fuqaha dan imam kami, meksipun
masih sangat muda”. Majelisnya dihadiri oleh Malik bin
Anas, Abu Hanifah, An-Nu’man, Yahya bin Sa’id Al-

175
176 UU
Anshari, Sufyan Tsauri, Abdurrahman bin Amru Al-
Auza’I, Laits bin Sa’id dan lainnya”.

Farrukh: “Tetapi anda belum menyebutkan namanya?”

Fulan: “Namanya adalah Ar-Rabi’ah Ar-Ra’yi”.

Farrukh: “Namanya Ar-Rabi’ah Ar-Ra’yi?”

Fulan: “Nama aslinya Ar-Rabi’ah, tetapi para ulama dan

pemuka Madinah biasa memanggilnya Ar-Rabi’ah Ar-


Ra’yi. Karena setiap menjumpai kesulitan tentang nash
dari Kitabullah yang tidak jelas, mereka selalu bertanya
kepadanya”.

Farrukh: “Anda belum menyebutkan nasabnya?”

Fulan: “Dia adalah Ar-Rabi’ah putra Farrukh yang

memiliki kunyah (julukan) Abu Abdurrahman. Tak lama


dilahirkan setelah ayahnya meninggalkan Madinah
sebagai mujahid fi sabilillah, lalu ibunya memelihara dan
mendidiknya. Tetapi sebelum shalat tadi orang-orang
ramai mengatakan ayahnya telah datang kemarin
malam.”

Tiba-tiba meleleh air mata Farrukh, tanpa lawan

176
bicaranya mengerti mengapa Farrukh melelehkan air
177 UU
matanya. Sesampai di rumah isterinya Ummu Rabi’ah

melihat suaminya meneteskan air matanya, dan

bertanya kepada suaminya, Farrukh : “Ada apa wahai

Abu Abdirrahman?”

Suaminya menjawab : “Tidak ada apa-apa. Aku melihat

putraku berada dalam kedudukan ilmu dan kehormatan


yang tinggi, yang tidak kulihat pada orang lain”,
tukasnya.

Di ujung kehidupan itu, Ummu Rabi’ah bertanya kepada

suaminya, “Menurutmu manakah yang lebih engkau

sukai, uang 30.000 dinar, atau ilmu dan kehormatan


yang telah dicapai putramu?”.

Farrukh menjawab : “Demi Allah, bahkan ini lebih aku

sukai dari pada dunia dan seisinya”, ucapnya.

Begitulah kisah generasi Tabi’in yang penuh kemuliaan,

dan peranan seorang ibu yang ditinggal oleh suaminya

berjihad ke negeri yang sangat jauh, selama tiga puluh,

dan dapat mendidik putranya menjadi seorang ulama

besar dan memiliki ilmu dan kehormatan yaitu Ar-

Rabi’ah.

177
178 UU
Akhirnya Aku Tersadar Dari Kelalaian

Seorang wanita mengisahkan perjalanannya meraih

hidayah. Aku menceritakan kisah ini kepada anda,

karena aku merasa kisah ini pantas untuk

disebarluaskan. Sebab kisah ini menjelaskan sampai

sejauh mana bencana yang menimpa sebagian gadis

dibawah slogan persamaan hak antara laki-laki dan

perempuan juga akibat buruk pacaran.

Aku ungkapkan kisah ini kepada anda agar menjadi

pelajaran bagi kaum laki-laki sebelum wanita. Agar kaum

laki-laki menjaga keluarga wanita mereka dan anak

gadis mereka agar tidak kehilangan harga diri dan

terjatuh dalam perangkap setan. Juga agar para wanita

menjaga diri dan kehormatan mereka dengan menaati

perintah Allah.

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah

menyelamatkanku sebelum terjatuh ke dalam jurang

yang tak berdasar. Aku dulu menjalanai hidup dengan

penuh kebebasan, kebebasan yang seharusnya tidak

kulakukan. Sampai-sampai aku memiliki hubungan

dengan para pemuda tetangga dan aku membujuk


178
179 UU
mereka untuk berbicara denganku. Dan aku bersikap

lemah lembut dalam berbicara kepada mereka.

Sungguh, kala itu aku sangat tidak mempunyai rasa

malu. Aku menggunakan telepon untuk berhubungan

dengan mereka. Sampai suatu saat ada seorang pemuda

yang ketika melihatku langsung berkeinginan untuk

melamarku. Akan tetapi ketika dia mendengar cerita

tentang diriku yang sering disebut-sebut oleh pemuda

lingkunganku dia berpaling dariku dan memilih untuk

menikah dengan adikku. Kerusakanku tidak hanya

bergaul dengan pemuda-pemuda lingkungan sekitar,

yang lebih parah dari itu aku tidak shalat dan juga tidak

menjalankan sedikitpun ajaran agama.

Demikianlah kehidupanku yang penuh dengan

pelanggaran kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala berjalan

dalam waktu yang cukup lama. Hingga Allah Subhanahu

wa Ta’ala berkehendak memberikan kepadaku jalan

hidayah agar aku bangkit dari keterpurukan rohani.

Pada suatu hari ketika aku sedang mengendarai mobil,

tiba-tiba mobilku macet di tengah jalan. Sebagai wanita

179
yang tidak memiliki rasa malu, maka aku melambai-
180 UU
lambaikan tanganku setiap ada mobil yang lewat dengan

harapan agar ada mobil yang sudi untuk berhenti dan

membantuku. Aku lakukan hal ini beberapa lamanya.

Walaupun banyak pemuda yang berhenti dan turun

tetapi tujuan mereka hanya untuk menikmati senyumku

dan memandangi tubuhku yang waktu itu berpakaian

tapi seolah telanjang.

Di saat itu ada sebuah mobil yang berhenti dan

turunlah seorang pemuda yang biasa-biasa saja. Tidak

nampak padanya tanda-tanda orang yang beragama,

namun aku sangat terperanjat ketika melihat tingkah

lakunya. Ia tidak mau memandangiku sama sekali dan

hanya bekerja keras serta serius dalam memperbaiki

mobilku.

Aku sangat keheranan karena pemuda ini tidak tergoda

olehku dan juga tidak berusaha untuk merayuku

sebagaimana dilakukan oleh para pemuda yang lainnya.

Maka aku berusaha untuk merayunya dan akupun

tersenyum manis di hadapannya. Akan tetapi dia tetap

bersikap dingin, dia sama sekali tidak mau membalas

180
rayuan dan senyum manisku. Ketika dia menyelesaikan
181 UU
pekerjaannya dan selesai dari memperbaiki mobilku, dia

berkata kepadaku, “Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala

melindungimu dan hendaknya engkau menutup dirimu.”


Kemudian dia berlalu meninggalkanku yang masih dalam

keadaan terheran-heran melihat sikapnya.

Akupun bertanya-tanya pada diriku, apa yang

menyebabkan seorang pemuda belia yang jiwa muda dan

kelakiannya sedang memuncak tidak terpikat denganku,

bahkan dia menasihatiku agar aku menutup diriku.

Disepanjang jalan aku bertanya-tanya kekuatan apa

yang menahan pemuda itu sehingga dia sama sekali tidak

tergoda terhadapku. Akupun terus memikirkan

perkataannya kepadaku, apakah aku dalam kebenaran

ataukah aku sedang meniti jalan-jalan menuju jurang

kebinasaan?.

Aku tidak henti-hentinya keheranan sampai akhirnya

aku tiba di rumah. Kebetulan pada hari itu tidak ada

seorangpun yang berada di rumah. Ketika aku telah

masuk ke dalam rumah. Tidak berapa lama datanglah

suami adikku yang dulu hendak menikahiku. Lantas

diapun mengajak bercanda denganku sebagaimana

181
182 UU
kebiasaanku akupun meladeninya dengan lirikan dan

kata-kata yang manis. Ternyata kata-kata manisku

memancingnya untuk melakukan hal yang keji sampai-

sampai dia berusaha untuk menodaiku. Saat itulah aku

tersadar dan aku merasakan betapa hinanya diriku,

perasaan yang tidak pernah aku merasakan sebelumnya.

Akupun menangis, memang akupun berhasil lolos dari

serigala ini dalam keadaan selamat badanku akan tetapi

jiwaku sakit. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan

dan apa penghujung jalan yang harus aku tempuh

keselamatan atau kebinasaan? Aku tidak tahu.

Akupun berusaha untuk mencari pelarian dari jiwaku

yang gundah. Aku tidak mendapatkan sesuatu yang

dapat melupakanku dari kejadian tersebut dengan film-

film, lagu-lagu ataupun kisah-kisah, sehingga aku jatuh

sakit selama beberapa pekan.

Setelah kesehatanku kembali pulih, aku berkenalan

dengan beberapa wanita yang taat beragama, dan salah

seorang dari mereka menasihatiku agar aku

melaksanakan shalat. Akupun mengikuti nasihatnya,

sungguh mengherankan. Ketika pertama kali aku

182
183 UU
melakukan shalat aku merasakan adanya ketenangan

yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Bahkan

akupun rajin melaksanakan shalat dan menghadiri

ceramah, membaca al-Quran dan akupun mengenakan

jilbab yang syar’i.

Semenjak itulah aku meniti jalan yang benar dan

berdakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akupun

meninggalkan jalan kesesatan. Alhamdulillahilladzi

bini’matihi tatimmush shalihaat. Segala puji hanya milik

Allah yang dengan ni’mat-Nya hal-hal kebaikan dapat

terlaksana.

183
184 UU
Kisah Mahar Paling Mulia

Sejarah telah berbicara tentang berbagai kisah yang

bisa kita jadikan pelajaran dalam menapaki kehidupan.

Sejarah pun mencatat perjalanan hidup para wanita

muslimah yang teguh dan setia di atas keislamannya.

Mereka adalah wanita yang kisahnya terukir di hati

orang-orang beriman yang keterikatan hati mereka

kepada Islam lebih kuat daripada keterikatan hatinya

terhadap kenikmatan dunia. Salah satu diantara mereka

adalah Rumaisha’ Ummu Sulaim binti Malhan bin Khalid

bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin

Adi bin Najar Al-Anshariyah Al-Khazrajiyah. Beliau

dikenal dengan nama Ummu Sulaim.

Siapakah Ummu Sulaim ?

Ummu Sulaim adalah ibunda Anas bin Malik radhiyallahu

‘anhu, salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam yang terkenal keilmuannya dalam

masalah agama. Selain itu, Ummu Sulaim adalah salah

seorang wanita muslimah yang dikabarkan masuk surga

oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau

184
185 UU
termasuk golongan pertama yang masuk Islam dari

kalangan Anshar yang telah teruji keimanannya dan

konsistensinya di dalam Islam. Kemarahan suaminya

yang masih kafir tidak menjadikannya gentar dalam

mempertahankan aqidahnya. Keteguhannya di atas

kebenaran menghasilkan kepergian suaminya dari

sisinya. Namun, kesendiriannya mempertahankan

keimanan bersama seorang putranya justru berbuah

kesabaran sehingga keduanya menjadi bahan

pembicaraan orang yang takjub dan bangga dengan

ketabahannya.

Dan, apakah kalian tahu wahai saudariku???

Kesabaran dan ketabahan Ummu Sulaim telah

menyemikan perasaan cinta di hati Abu Thalhah yang

saat itu masih kafir. Abu Thalhah memberanikan diri

untuk melamar beliau dengan tawaran mahar yang

tinggi. Namun, Ummu Sulaim menyatakan ketidak

tertarikannya terhadap gemerlapnya pesona dunia yang

ditawarkan kehadapannya.

185
186 UU
Di dalam sebuah riwayat yang sanadnya shahih dan

memiliki banyak jalan, terdapat pernyataan beliau

bahwa ketika itu beliau berkata, “Demi Allah, orang

seperti anda tidak layak untuk ditolak, hanya saja


engkau adalah orang kafir, sedangkan aku adalah
seorang muslimah sehingga tidak halal untuk menikah
denganmu. Jika kamu mau masuk Islam maka itulah
mahar bagiku dan aku tidak meminta selain dari itu.”
(HR. An-Nasa’i VI/114, Al Ishabah VIII/243 dan Al-

Hilyah II/59 dan 60).

Akhirnya menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah

dengan mahar yang teramat mulia, yaitu Islam.

Dari Anas yang diriwayatkan oleh Tsabit bahwa

Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, “Aku

belum pernah mendengar seorang wanita pun yang lebih


mulia maharnya dari Ummu Sulaim karena maharnya
adalah Islam.” (Sunan Nasa’i VI/114).

186
187 UU
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang

kita untuk bermahal-mahal dalam mahar, diantaranya

dalam sabda beliau adalah: “Di antara kebaikan wanita

ialah memudahkan maharnya dan memudahkan


rahimnya.” (HR. Ahmad) dan “Pernikahan yang paling
besar keberkahannya ialah yang paling mudah
maharnya.” (HR. Abu Dawud)

Demikianlah saudariku muslimah, Semoga kisah ini

menjadi sesuatu yang berarti dalam kehidupan kita dan

menjadi jalan untuk meluruskan pandangan kita yang

mungkin keliru dalam memaknai mahar. Selain itu,

semoga kisah ini menjadi salah satu motivator kita

untuk lebih konsisten dengan keislaman kita. Wallahu

Waliyyuttaufiq.

187
188 UU
Perbuatan Yang Baik Akan Menyenangkan
Hati

Aisyah radhiAllahu ‘anha mengisahkan, Suatu ketika

seorang wanita miskin datang menemuiku dengan

membawa dua anak perempuannya. wanita itu

memberikan kepada masing-masing anaknya sebuah

kurma (yang aku berikan) dan satu lagi sudah hendak ia

makan. Pada saat itulah kedua anaknya meminta kurma

yang akan dimakannya itu. Maka ia pun membelah kurma

itu dan kemudian membagikannya kepada keduanya.

Aku tersentuh melihat kebijaksanaan wanita itu. Maka

aku ceritakan peristiwa itu kepada Rasulullah

Shallallahu alaihi wasallam, dan beliau menimpali, "

Karena kurma itu, Allah telah memastikan surga


untuknya atau menyelamatkannya dari api neraka."

Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah Shallalahu

alaihi wasallam, "Apakah aku juga mendapat pahala

karena dermaku pada anak-anak Abu Salamah ini?


Karena aku tidak mungkin meninggalkan mereka seperti
ini dan seperti itu. sesungguhnya mereka anak-anakku
juga."
188
189 UU
Demikianlah, sebelum Rasulullah Shallalahu alaihi

wasallam menjawab, "Ya", Ummu Salamah telah

menegaskan bahwa dirinya tidak akan meninggalkan

anak-anaknya. Rupanya nalurinya sudah menjawab

bahkan sebelum Rasulullah Shallalahu alaihi wasallam

menjawab pertanyaan itu.

Inilah Islam, Ia senantiasa menganjurkan perbuatan

baik, Kelemah lembutan kepada sanak famili

dan menanamkan kasih sayang dan rahmat di tengah

masyarakat agar anak-anak tumbuh menjadi anak-anak

yang saleh dan berbakti.

189
190 UU
Jilbab Untuk Adikku

Aku berharap kisah ini berguna bagi yang mau

merenunginya terutama kaum Hawa, juga bagi yang

memiliki istri, yang punya anak perempuan, adik

perempuan, saudara perempuan, kakak perempuan dan

yang masih memiliki ibu.

Ini cerita tentang adikku, gadis yang baru beranjak

dewasa namun agak nakal dan tomboi. Pada saat umur

adikku menginjak 17 tahun perkembangan dari tingkah

lakunya agak mengkhawatirkan ibuku. Banyak teman

laki-lakinya yang datang ke rumah dan itu tidak

mengenakkan ibuku sebagai seorang guru ngaji. Untuk

mengantisipasi hal itu ibuku menyuruh adikku memakai

jilbab. Namun selalu ditolaknya hingga timbul

pertengkaran-pertengkaran kecil diantara mereka.

Pernah satu kali adikku berkata dengan suara yang

sedikit keras, “Mama coba lihat tetangga sebelah

anaknya memakai jilbab namun kelakuannya tidak


berbeda denganku, malah teman-temanku yang
disekolah memakai jilbab dibawa oleh laki-laki asing.
Sering jalan-jalan, aku lebih baik dari mereka.
190
191 UU
Walaupun begini aku tidak pernah mau berbuat seperti
itu.” Bila sudah seperti itu ibuku hanya mengelus dada.
Kadangkala diakhir malam kulihat ibuku menangis lirih

terdengar doanya, “Ya Allah, kenalkanlah putriku

dengan hukummu ya Allah.”

Pada suatu hari di dekat rumahku ada tetangga yang

baru pindah. Kepala keluarganya bernama Abu Khairi,

aku tidak kenal nama aslinya, aku kenal dengannya waktu

di masjid. Setelah beberapa mereka pindah timbul

desas desus mengenai istri dari Abu Khairi yang tidak

pernah keluar rumah, hingga dijuluki si bisu, buta,

sombong dan tuli.

Hal ini terdengar pula oleh adikku dan dia bertanya

padaku, “Kak, memang yang baru pindah itu istrinya

buta, bisu, sombong dan tuli?”

Aku jawab, “Jangan berkata seperti itu, jika ingin

mengetahui kebenarannya datang saja langsung ke


rumahnya.”

Tidak kusangka adikku benar-benar menjalankan

saranku. Ia datang mengunjungi tetangga baru kami

tersebut . sekembalinya dari rumah tetanggaku kulihat


191
192 UU
perubahan yang drastis pada wajahnya. Wajahnya yang

biasa cerah, tidak pernah muram ataupun lesu menjadi

pucat pasi.

Entah apa yang terjadi, namun tidak kusangka selang

dua hari kemudian dia meminta pada ibuku untuk

dibuatkan jilbab yang panjang, rok panjang dan lengan

panjang. Aku sendiri jadi bingung, kebingungan yang

bercampur syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

semakin bertambah karena kulihat perubahan yang

ajaib pada diri adikku.

Dia berubah total, tidak banyak lagi anak laki-laki yang

datang kerumah ataupun teman-teman wanitanya untuk

sekedar berbicara yang tidak jelas juntrungannya.

Kulihat dia banyak merenung, banyak membaca majalah

Islam dan kulihat ibadahnyapun melebihi aku. Tak

ketinggalan tahajjudnya, baca al Qurannya, shalat

sunnahnya dan yang yang lebih menakjubkan lagi adalah

bila temanku datang dia menundukkan pandangan.

Segala puji bagi Engkau Ya Allah... Alhamdulillah...

Tidak berapa lama kemudian aku mendapat panggilan

192
kerja di Kalimantan bekerja di satu perusahaan asing.
193 UU
Dua bulan aku bekerja di sana aku mendapat kabar

bahwa adikku sakit keras hingga ibuku memanggilku

untuk pulang ke rumah.

Di atas pesawat tak henti-hentinya aku berdoa kepada

Allah Subhanahu wa Ta’ala agar adikku diberi

kesembuhan. Namun aku hanya berusaha, ketika aku

tiba di rumah di depan pintu sudah banyak orang. Tak

dapat kutahan, aku lari masuk ke dalam rumah, kulihat

ibuku menangis, aku langsung menghampiri dan memeluk

ibuku sambil tersendat-sendat ibuku berkata padaku,

“Adikmu bisa mengucapkan dua kalimat syahadat di


akhir hidupnya.”

Tak dapat kutahan air mata ini.

Setelah selesai acara penguburan dan lainnya aku masuk

kamar adikku dan kulihat buku catatan harian di atas

mejanya. Catatan yang selalu dia tulis, kubuka selembar

demi selembar hingga tertuju pada satu halaman yang

menguak misteri dari pertanyaan yang selalu timbul di

hatiku. Perubahan yang terjadi ketika adikku pulang

dari rumah Abu Khairi.

193
194 UU
Dalam catatan ini kubaca tanya jawab antara adikku dan

istri dari tetanggaku. Kulihat dilembaran tersebut

banyak bekas tetesan air mata. Adikku menuliskan

perbincangannya dengan istri tetanggaku, dia menulis,

“Aku bergumam, wajah ini cerah dan bersinar layaknya

bidadari. “Ibu, wajah ibu sangat mudah dan cantik.”

Ibu tersebut berkata, “Alhamdulillah, sesungguhnya

kecantikan itu datang dari lubuk hati.”

Adikku berkata, “Tapi ibu kan sudah punya anak enam,

tapi masih kelihatan cantik.”

Dia menjawab, “Subhanallah, sesungguhnya keindahan

itu milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bila Allah


berkehendak siapakah yang bisa menolaknya.”

Kemudian adikku berkata, “Ibu, selama ini aku selalu

disuruh memakai jilbab oleh ibuku namun aku selalu


menolak karena aku fikir tidak masalah aku tidak
memakai jilbab asal aku tidak macam-macam dan kulihat
banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya
melebihi kami yang tidak memakai jilbab hingga aku
tidak pernah mau memakai jilbab. Menurut ibu
bagaimana?.”
194
195 UU
Dia berkata, “Duhai nanda, sesungguhnya Allah Azza wa

Jalla menjadikan seluruh tubuh ini perhiasan dari ujung


rambut hingga ujung kaki. Segala sesuatu dari tubuh
kita yang terlihat oleh orang asing atau bukan mahrom
akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah di
akhirat nanti, di Yaumul Hisab nanti. Jilbab adalah hijab
yaitu pelindung untuk wanita. Coba kau dengarkan dan
tulis ibu bacakan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
diabadikan di dalam al Qur’an.

Pertama dalam Surat al A’raaf ayat ke 26 Allah

Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan


kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian
indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang
paling baik.”

Kedua dalam Surah An Nuur ayat ke 31 Allah Subhanahu

wa Ta’ala berfirman :

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah


mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah
195
196 UU
mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada
suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-
putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau
putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.”

Yang ketiga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam

Surat Ahzab ayat 59.

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-


anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih

196
197 UU
mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”

Coba kau dengarkan dan kau tulis ibu bacakan hadits

shahih dari Imam Muslim dari Abu Hurairah

Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi

wa Sallam bersabda, “Ada dua macam penduduk neraka

yang keduanya tidak kulihat sebelumnya. Yang pertama


kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang
dipergunakan untuk memukul orang. Yang kedua wanita-
wanita yang berpakaian tetapi telanjang karena
pakaiannya terlalu minim terlalau tipis atau tembus
pandang, terlalu ketat atau pakaian yang merangsang
kaum pria karena sebagian auratnya terbuka dan
wanita-wanita yang mudah dirayu atau suka merayu,
rambut mereka disasak bagaikan punuk unta. Wanita-
wanita tersebut tidak dapat masuk surga bahkan tidak
dapat mencium bau surga padahal bau surga dapat
tercium dari jarak yang sangat jauh.”

Kemudian adikku berkata, “Aku jadi jelas sekarang

tentang kewajiban mengenakan jilbab, mudah-mudahan

197
198 UU
aku bisa memakai jilbab. Namun bagaimana aku bisa
melaksanakan itu?.”

Dia menjawab, “Bila kamu sudah memakai jilbab itulah

karunia dan rahmat yang datang dari Allah Azza wa


Jalla, Yang Maha Pemberi Rahmat, Yang Maha
Penyayang, Yang Maha Pengampun. Bila kamu menyukuri
rahmat itu, kamu akan diberi kekuatan iman untuk
melaksanakan amalan lainnya hingga mencapai
kesempurnaan yang diinginkan Allah. Duhai ananda,
ingatlah akan satu hari di mana seluruh manusia akan
dibangkitkan dari kuburnya ketika ditiup terompet yang
kedua kali pada saat ruh manusia seperti semut-semut
kecil yang bertebaran dikumpulkan dalam satu padang
yang tiada batas yang tanahnya dari logam yang panas,
tidak ada rumput maupun tumbuhan, ketika tujuh
matahari didekatkan di atas kepala kita. Namun
keadaan gelap gulita, ketika seluruh nabi ketakutan,
ketika seorang ibu sudah tidak lagi memperdulikan
anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, bapak tidak
bisa menolong anaknya, anak tidak bisa menolong
bapaknya, sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi.
Kadang satu sama lain bisa menjadi musuh. Satu amal
198
199 UU
salih akan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada
di alam dunia ini. Ketika manusia berbaris dengan
barisan yang panjang dan masing-masing hanya
memperdulikan nasib dirinya dan pada saat itu ada
berkeringat karena rasa takut yang luar biasa hingga
menenggelamkan dirinya. Dan berbagai kondisi manusia
tergantung dari amalannya. Ada yang melihat ketika
hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang
berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti
setan. Semuanya menangis, menangis karena hari itu
Allah subhanahu wa Ta’ala murka. Belum pernah Allah
Subhanahu wa Ta’ala murka sebelum dan sesudah hari
itu, hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allah di
Padang Mahsyar yang panas membara. Duhai ananda,
bila kita tidak berusaha untuk beramal salih hari ini,
entah dengan apa kita menajwab bila kita disidang oleh
Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat,
Yang Maha Agung Allah Subhanahu wa Ta’ala di Yaumul
Hisab nanti. Di hari perhitungan nanti, bila sewaktu-
waktu malaikat menjemput ajal kita, karena kapan ajal
kita akan dijemput kita tidak tahu.”

199
200 UU
Sampai di sini aku baca catatan harian adikku, karena

kulihat berhenti dan banyak tetesan air mata yang

jatuh dari pelupuk matanya.

SubhanaLLAH, itulah yang dapat aku baca dari buku

catatannya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala

menerima amal sholih adikku dan mengampuninya.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa

memberikan kekuatan iman kepada kita untuk

menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhkan

segala yang dilarang-Nya dan mendapatkan derajat

taqwa yang tinggi selamat di dunia sampai di akhirat

nanti, mendapat pertolongan di hari perhitungan dan

mendapat surga yang tinggi. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

200
201 UU
Wanita Penghafal Al Quran

Cita-citaku untuk menghafal al Quran sudah tumbuh

sejak kecil, kala itu ayah selalu mendoakanku agar

menjadi hafidzoh atau penghafal al Quran seperti

beliau dan juga seperti kakak laki-lakiku. Dari hal itulah

di usiaku yang masih dini aku mampu menghafal

beberapa surat, kira-kira 3 juz.

Ketika usiaku menginjak 13 tahun, aku menikah. Setelah

itu aku tersibukkan dengan urusan rumah dan anak-

anakku. Aku dikaruniai 7 orang anak, suamiku pergi

dipanggil oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena

ketujuh buah hatiku masih kecil-kecil maka seluruh

waktuku tersita untuk mengurusi dan mendidik mereka.

Ketika mereka sudah dewasa dan berkeluarga maka

waktukupun kembali luang. Dan hal yang pertama kali

aku tunaikan adalah mencurahkan waktu dan tenagaku

untuk mewujudkan cita-citaku yang tertunda yaitu

menghafal kitabuLLAH al Qur anul Karim.

Aku mulai menghafal kembali ketika putriku bungsuku

masih duduk di bangku Tsanawiyah. Dia salah satu

201
202 UU
putriku yang paling dekat denganku dan dia sangat

mencintaiku sebab kakak-kakak perempuannya telah

menikah dan disibukkan dengan kehidupan baru mereka.

Sedangkan dia sebagai putri bungsu tinggal bersama

denganku.

Dia sangat santun, jujur dan mencintai kebaikan. Putri

bungsukupun bercita-cita untuk menghafal al Qur an,

dari sinilah aku dan putri bungsuku menghafal setiap

hari 10 ayat.

Metode menghafal kami saat itu adalah setiap hari kami

hanya menghafal 10 ayat saja. Pada ba’da Ashar kami

selalu duduk bersama, putriku membaca ayat kemudian

aku menirukannya hingga tiga kali. Setelah itu putriku

menerangkan makna dari ayat-ayat yang kami baca,

lantas membaca kembali ayat-ayat tersebut hingga tiga

kali.

Keesokan harinya sebelum berangkat ke sekolah

putriku mengulangi ayat-ayat tersebut untukku. Akupun

menggunakan tape recorder untuk mendengar murottal

dan aku mengulanginya hingga tiga kali. Akupun

202
203 UU
mendengar murottal tersebut pada sebagian besar

waktuku.

Kami menetapkan hari jumat khusus untuk mengulangi

kembali ayat-ayat yang kami hafal selama satu pekan.

Setelah waktu berjalan kira-kira empat setengah tahun

aku sudah hafal dua belas juz dengan cara yang telah

kusebutkan.

Kemudian putrikupun menikah, ketika suaminya

mengetahui kebiasaan kami, diapun mengontrak sebuah

rumah yang dekat dengan rumahku untuk memberikan

kesempatan kepadaku dan putriku agar

menyempurnakan hafalan kami.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas kebaikan

menantuku dengan kebaikan yang lebih baik. Dialah yang

selalu menyemangati kami bahkan terkadang dia

menemani kami untuk menyimak hafalan kami,

menafsirkan ayat-ayat yang kami baca dan memberikan

pelajaran-pelajaran berharga kepada kami .

Tiga tahun kemudian putriku tersibukkan dengan urusan

anak-anaknya dan pekerjaan rumahnya sehingga tidak

bisa melazimi kebiasaan yang telah kami jalani.


203
204 UU
Putrikupun merasa khawatir hafalanku menjadi

terbengkalai. Maka putrikupun mencarikan untukku

seorang pembimbing agar dapat menemaniku

menyempurnakan hafalan al Qur an .

Dengan taufik Allah Subhanahu wa Ta’ala akupun telah

menghafalkan seluruh al Qur an. Semangat putrikupun

masih membara untuk menyusulku menjadi hafidz al

Qur an, bahkan tidak mengendur sedikitpun. Tentu saja

cita-citaku yang tinggi ini dapat kuwujudkan setelah

pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian

berkat orang-orang sekitarku yang selalu mendukungku.

Motivasiku telah jelas dan terang, puteri-puteriku juga

para menantu perempuanku pastinya selalu

mendukungku. Walau hanya satu jam kami sepakat

mengadakan pertemuan sepekan sekali. Dalam

pertemuan itu kami menghafal beberapa surat dan

saling menyimak hafalan. Terkadang pertemuan itu

terkendala tetapi kemudian mereka bersepakat kembali

untuk bertemu. Aku yakin niat mereka semua sangat

baik. Tak ketinggalan pula cucu-cucu perempuanku yang

selalu memberikan kaset-kaset murottal al Qur an

204
205 UU
hingga akupun selalu memberi mereka bermacam-

macam hadiah.

Awalnya tetangga-tetanggaku tidak simpati dengan

cita-citaku, mereka selalu mengingatkanku betapa

sulitnya menghafal al Qur an di usia yang daya ingatnya

telah lemah. Tetapi ketika mereka melihat kebulatan

tekadku, akhirnya merekapun berbalik mendukung dan

menyemangatiku. Ada diantara tetanggaku yang juga

tersulut semangatnya untuk menghafal dan sedikit

demi sedikit hafalannyapun mulai bertambah. Ketika

tetangga-tetanggaku mengetahui bahwa aku telah

menghafal seluruh al Quran merekapun sangat

berbahagia, sehingga kulihat air mata bahagia menetes

di pipi mereka. Kini aku selalu memuroja’ah atau

mengulang-ulang hafalan al Quranku, aku selalu

mendengarkan murottal al Quran dan menirukannya,

demikian juga ketika sholat aku selalu membaca

beberapa surat panjang. Terkadang pula aku meminta

salah seorang putriku untuk menyimak hafalanku.

Meskipun belum ada satupun dari putri-putriku yang

hafal keseluruhan al Quran. Tetapi insya Allah mereka

selalu berusaha mencapai cita-cita menghafal. Semoga


205
206 UU
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan mereka pada

hal tersebut dengan bimbingan-Nya.

Selain menghafal al Quran aku telah hafal 90 hadits

dan aku tetap berkeinginan untuk melanjutkannya insya

Allah.

Aku menghafalnya dengan mendengarkan dari kaset,

pada setiap akhir pekan putriku membacakan 3 hadits

untukku. Sekarang aku telah mencoba untuk menghafal

hadits lebih banyak lagi.

Adapun kondisiku saat ini setelah menghafal al Quran

aku merasakan perubahan yang mendasar pada diriku.

Walau sebelum menghafal aku selalu menjaga diri untuk

senantiasa berada dalam ketaatan kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala, setelah disibukkan dengan

menghafal al Quran justru aku merasakan kelapangan

hati yang tak terkira dan sirnalah seluruh kecemasan

dalam diriku.

Akupun tidak pernah menyangka akan terbebas dari

perasaan khawatir terhadap urusan-urusan yang

menimpa anak-anakku. Moral dan spiritku benar-benar

terangkat hingga akupun rela berpayah-payah untuk


206
207 UU
mewujudkan kerinduanku dalam mewujudkan cita-

citaku. Inilah nikmat terbesar yang diberikan oleh Sang

Khalik Azza wa Jalla kepadaku.

Sebagai wanita tua, suamipun telah tiada dan anak-

anakpun mulai berkeluarga. Disaat wanita lanjut usia

lainnya terjebak dalam angan-angan dan lamunan, tetapi

aku “Segala puji hanya milik Allah’ tidak merasakan hal

yang demikian. Aku benar-benar tersibukkan dengan

urusan besar yang memiliki faidah di dunia dan di

akhirat. Saranku kepada wanita yang telah lanjut usia

dan menginginkan untuk dapat menghafalkan al Quran

tetapi terhalang oleh rasa khawatir dan merasa tidak

mampu untuk melaksanakannya.

“Jangan berputus asa terhadap cita-cita yang benar.

Teguhkanlah keinginanmu, bulatkan tekadmu dan

berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala disetiap

waktu. Kemudian mulailah sekarang juga. Setelah

umurmu berlalu dan kau curahkan seluruhnya untuk

memenuhi tanggungjawab sebagai ibu rumah tangga,

mendidik anak dan mengurus suami.

207
208 UU
Maka sekarang saatnyalah anda memanjakan diri, bukan

memperbanyak keluar rumah, banyak tidur, bermewah-

mewah dan banyak beristirahat. Tetapi memanjakan

diri dengan amal salih. Hanya kepada Allah Subhanahu

wa Ta’ala kita memohon Husnul Khatimah.

Dan nasihatku terhadap para remaja, “Jagalah Allah

Subhanahu wa Ta’ala, niscaya Allah Azza wa Jalla akan

menjagamu. Nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa

kesehatan dan banyaknya waktu luangmu,

maksimalkanlah untuk menghafal kitab Allah Azza wa

Jalla. Inilah cahaya yang akan menyinari hatimu,

hidupmu dan kuburmu setelah engkau mati. Jika kalian

masih memiliki ibu, bersungguh-sungguhlah dalam

membimbingnya menuju keta’atan kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala. Demi Allah tidak ada nikmat yang

lebih dicintai seorang ibu kecuali seorang anak salih

yang mau menolongnya untuk mendekatkan diri kepada

Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan

hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin, Yaa Rabbal

‘Alamiin.

208
209 UU
Kesabaran Yang Mengagumkan

Aku adalah Prof. Dr. Khalid al Jubair, penasihat

spesialis bedah jantung dan urat nadi di rumah sakit al

Malik Khalid Riyadh. Aku hendak mengisahkan sebuah

kisah pada anda tentang kesabaran yang yang

mengagumkan. Mari sejenak kita merenung bersama.

Karena dalam kisah ini ada nasihat dan pelajaran yang

sangat berharga bagi kita.

Pada hari Selasa aku melakukan operasi pada seorang

anak berusia dua setengah tahun. Pada hari Rabu anak

tersebut berada di ruang ICU dalam keadaan segar dan

sehat. Pada hari Kamis tepatnya pkl. 11. 15. aku tidak

melupakan waktu ini karena pentingnya kejadian

tersebut. Tiba-tiba salah seorang perawat mengabariku

bahwa jantung dan pernafasan anak tersebut berhenti

bekerja. Maka akupun bergegas pergi menuju anak

tersebut kemudian melakukan proses kejut jantung

yang berlangsung selama 45 menit. Selama itu

jantungnya tidak berfungsi. Namun setelah itu Allah

Subhanahu wa Ta’ala menakdirkan agar jantung anak

209
210 UU
tersebut kembali berfungsi. Kamipun memuji Allah

Subhanahu wa Ta’ala.

Kemudian aku pergi untuk mengabarkan keadaan sang

anak kepada keluarganya. Tahukah anda, betapa sulit

mengabarkan keadaan seorang pasien kepada

keluarganya jika ternyata keadaannya buruk. Ini adalah

hal tersulit yang harus dihadapi oleh seorang dokter.

Akan tetapi ini adalah sebuah keharusan. Akupun

bertanya tentang ayah si anak, tapi aku tidak

menemukannya, aku hanya bertemu dengan ibunya saja.

Lalu aku katakan kepadanya “Penyebab berhentinya

jantung putera ibu dari fungsinya adalah akibat


pendarahan yang ada pada pangkal tenggorokan dan
kami tidak mengetahui penyebabnya, aku rasa otaknya
telah mati”.

Coba tebak, kira-kira apa jawaban ibu tersebut!

Apakah dia berteriak ?,

Apakah dia histeris ?,

Apakah dia berkata engkaulah penyebab wahai dokter !.

210
211 UU
Namun tidak berbicara apapun dari semua itu, bahkan

ibu tersebut berkata, “Alhamdulillah” kemudian dia

meninggalkanku dan pergi.

Sepuluh hari berlalu, mulailah sang anak bergerak-

gerak, kamipun memuji Allah serta menyampaikan kabar

gembira sebuah kebaikan yaitu bahwa keadaan otaknya

sudah berfungsi.

Pada hari kedua belas setelah operasi, jantungnya

kembali berhenti bekerja disebabkan pendarahan yang

telah kusebutkan. Kamipun melakukan kejut jantung

selama 45 menit dan jantungnya tidak.

Maka akupun mengatakan kepada ibunya “Kali ini

menurutku tidak ada harapan lagi.”

Maka dia berkata, “Alhamdulillah Ya Allah jika dalam

kesembuhannya ada kebaikan maka sembuhkanlah ia, Ya


Rabbiy.

Maka dengan memuja Allah jantungnya kembali

berfungsi. Akan tetapi setelah itu jantungnya kembali

berhenti sampai enam kali. Akhirnya dengan ketentuan

Allah Subhanahu wa Ta’ala dokter specialis

211
212 UU
tenggerokan berhasil menghentikan pendarahan

tersebut dan jantungnya kembali berfungsi.

Berlalulah waktu tiga setengah bulan dan anak tersebut

dalam keadaan koma tidak bergerak. Kemudian setiap

kali mulai bergerak anak tersebut terkena semacam

pembengkakan bernanah aneh yang besar di kepalanya.

Akupun belum pernah melihat hal seperti ini. Maka kami

katakan kepada sang ibu bahwa puteranya akan

meninggal, jika dia bisa selamat dari kegagalan jantung

yang berulang-ulang maka dia tidak akan bisa selamat

dengan adanya pembengkakan di kepalanya.

Maka sang ibu dengan tegar tetap berkata,

“Alhamdulillah” kemudian meninggalkanku dan pergi.

Setelah itu kami melakukan usaha untuk segera

merubah keadaan dengan melakukan operasi otak dan

urat saraf, serta berusaha untuk menyembuhkan sang

anak.

Tiga pekan berlalu, dengan karunia Allah dia

tersembuhkan dari pembengkakan tersebut. Akan

tetapi anak tersebut belum bisa bergerak.

212
213 UU
Dua pekan kemudian darahnya terkena racun aneh yang

menjadikan suhunya 41 derajat Celcius. Maka kukatakan

kepada sang ibu, “Sesungguhnya otak putra ibu berada

dalam bahaya besar, saya kira tidak akan ada harapan


sembuh”

Maka sang ibu berkata dengan penuh kesabaran dan

keyakinan “Alhamdulillah, Ya Allah jika pada


kesembuhannya terdapat kebaikan maka sembuhkanlah
dia.”

SubhanaLLAH setelah aku kabarkan kepada ibu anak

tersebut tentang kondisi puteranya yang terbaring di

atas ranjang nomor 5. Aku pergi ke pasien lain yang

terbaring di ranjang nomor 6 untuk menganalisanya.

Tiba-tiba ibu pasien nomor 6 tersebut menangis

histeris seraya berkata, “Wahai dokter, kemari ! wahai

dokter suhu badannya 37,6 dia akan mati, dia akan


mati!”

Maka kukatakan kepadanya dengan penuh heran,

“Lihatlah ibu anak yang terbaring di ranjang nomor 5,


suhu badannya 41 derajat lebih namun dia tetap
bersabar dan memuji Allah.”
213
214 UU
Maka berkatalah ibu pasien nomor 6 tentang ibu

tersebut, “Wanita itu itu tidak waras dan tidak sadar.”

Mendengar ucapan tersebut maka aku teringat sebuah

hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang

indah lagi agung “tuuba li Ghurobaa. Beruntunglah

orang-orang yang asing” sebuah kalimat yang terdiri


dari dua kata, akan tetapi keduanya menggoncangkan

ummat.

Selama 23 tahun bekerja di rumah sakit, aku belum

pernah melihat dalam hidupku orang sabar seperti ibu

ini kecuali dua orang saja. Selang beberapa waktu

setelah itu anak tersebut mengalami gagal ginjal.

Maka kami katakan kepada sang ibu, “Tidak ada

harapan kali ini, dia tidak akan selamat”

Maka sang ibu tetap menjawab dengan sabar dan

bertawakkal kepada Allah , “Alhamdulillah” seraya

meninggalkanku seperti biasa kemudian pergi.

Sekarang kami memasuki pekan terakhir dari bulan

keempat, dan anak tersebut telah tersembuhkan dari

keracunan.

214
215 UU
Kemudian saat memasuki pada bulan kelima, dia

terserang penyakit aneh yang belum pernah aku

melihatnya selama hidupku. Radang ganas pada selaput

pembungkus jantung di sekitar dada yang mencakup

tulang-tulang dada serta seluruh daerah di sekitarnya.

Di mana keadaan ini memaksaku untuk membuka

dadanya dan terpaksa membiarkannya jantungnya

dalam keadaan terbuka. Sekiranya kami mengganti alat

bantu anda akan melihat jantungnya berdenyut di

hadapan anda.

Saat kondisi anak tersebut sampai pada tingkatan ini

aku hanya bisa berkata kepada sang ibu, “Sudah, yang

ini tidak mungkin disembuhkan lagi, aku tidak berharap


keadaannya semakin gawat,”

Sang ibu berkata, “Alhamdulillah.” Sebagaimana

kebiasaannya tanpa berkata apapun selainnya.

Kemudian berlalulah enam setengah bulan, anak

tersebut keluar dari ruang operasi dalam keadaan tidak

berbicara, melihat, mendengar, bergerak dan tertawa.

215
216 UU
Sementara dadanya dalam keadaan terbuka yang

memungkinkan bagi anda untuk melihat jantungnya

berdenyut di hadapan anda.

Dan ibunyalah yang membantu mengganti alat-alat

bantu di jantung puteranya dengan penuh sabar dan

berharap pahala.

Apakah anda tahu apa yang terjadi setelah itu?

Sebelum kukabarkan kepada anda, apakah yang anda

kira dari keselamatan anak tersebut yang telah melalui

segala macam ujian berat, hal gawat, rasa sakit dan

beberapa penyakit yang aneh serta sangat kompleks.

Menurut anda kira-kira apa yang akan dilakukan oleh

sang ibu yang sabar terhadap puteranya yang telah

berada diambang kubur itu?

Kondisi yang dia tidak punya kuasa sedikitpun kecuali

hanya berdoa dan merendahkan diri kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala.

Tahukah anda, apa yang terjadi terhadap anak tersebut

setelah dua setengah bulan kemudian?

216
217 UU
Dengan rahmat Allah, anak tersebut telah sembuh

sempurna sebagai balasan bagi ibu yang sholehah

tersebut. Sekarang anak tersebut telah berlari dan

dapat menyalip ibunya dengan kedua kakinya, seakan-

akan tidak ada sesuatupun yang pernah menimpanya.

Anak tersebut telah kembali seperti sediakala dalam

keadaan sembuh dan sehat.

Akan tetapi kisah ini tidaklah berhenti sampai di sini,

apa yang membuatku menangis bukanlah ini. Yang

membuatku menangis adalah apa yang terjadi kemudian.

Satu setengah tahun setelah anak tersebut keluar dari

rumah sakit, salah seorang kawan di bagian operasi

mengabarkan kepadaku bahwa ada seorang laki-laki

beserta istri bersama dua orang anak ingin melihatku.

Maka kukatakan kepada kawanku, “Siapakah mereka?”

Dia menjawab, “Aku tidak mengenal mereka”.

Akupun pergi untuk melihat mereka, ternyata mereka

adalah ayah dan ibu dari anak yang dulu kami operasi

umurnya sekarang lima tahun. Seperti bunga dalam

keadaan sehat, seakan-akan tidak pernah terkena

217
218 UU
apapun. Dan juga bersama mereka seorang bayi

berumur empat bulan.

Aku menyambut mereka dan bertanya kepada sang ayah

dengan bercanda tentang bayi baru yang digendong oleh

ibunya, “Apakah dia anak yang ketiga belas atau

keempat belas?”

Diapun melihat kepadaku dengan senyuman aneh,

kemudian dia berkata, ”Ini adalah anak kami yang kedua,

sedang anak pertama adalah anak yang dulu anda


operasi, dia adalah anak pertama yang dianugerahkan
kepada kami setelah 17 tahun mandul. Setelah kami
diberi rezeki dengannya. Diapun tertimpa penyakit
seperti yang telah anda ketahui sendiri”.

Aku tidak mampu menguasai jiwaku, kedua mataku

penuh dengan air mata, tanpa sadar aku menyeret laki-

laki tersebut dengan tanganku, kemudian kumasukkan

ke dalam ruanganku dan bertanya tentang istrinya.

Kukatakan kepadanya, “Lalu siapakah istrimu yang

mampu bersabar dengan penuh kekuatan atas puteranya


yang baru datang setelah 17 tahun mandul?, pastilah
hatinya bukan hati yang gersang, bahkan hati yang
218
219 UU
subur dengan keimanan terhadap Allah Subhanahu wa
Ta’ala.”

Tahukah anda, apa yang ayah dari anak tersebut

katakan?

Diamlah bersamaku wahai saudara-saudariku, terutama

kepada anda wahai saudari-saudariku yang mulia,

cukuplah anda bisa berbangga pada zaman ini ada

seorang wanita muslimah yang seperti dia.

Sang suami berkata, “Aku menikahi wanita tersebut 19

tahun yang lalu, sejak masa itu istriku tidak pernah


meninggalkan shalat malam kecuali dengan udzur syar’i,
aku tidak pernah menyaksikannya menggunjing,
mengadu domba, tidak juga ia berdusta. Jika aku keluar
atau pulang ke rumah dia membukakan pintu untukku,
mendoakanku, menyambutku serta melakukan tugas-
tugasnya dengan segenap kecintaan, tanggungjawab,
akhlak dan kasih sayang.”

Kemudian sang suami menyempurnakan ceritanya

dengan berkata, “Wahai dokter dengan segenap akhlak

dan kasih sayang yang dia berikan kepadaku aku tidak


mampu untuk membuka satu mataku terhadapnya
219
220 UU
karena malu”. Maka kukatakan kepadanya, “Wanita
seperti dia berhak mendapatkan perlakuan darimu
seperti itu.”

Saudara-saudariku kadang anda terheran-heran dengan

kisah tersebut, terutama terhadap kesabaran sang

wanita. Akan tetapi ketahuilah bahwa beriman kepada

Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan segenap keimanan

dan tawakkal kepada-Nya sepenuhnya serta beramal

salih adalah perkara yang mengokohkan seorang muslim

saat dalam kesusahan dan ujian. Kesabaran yang

demikian adalah sebuah taufik dan rahmat dari Allah

Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman dalam Qs. Al-Baqarah [2] : 155-157.

155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,


dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar

156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,


mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji´uun"

220
221 UU
157. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Dalam hadits shahih riwayat Bukhari, bahwa Nabi

Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda, ”Tidaklah

menimpa seorang muslim baik kelatihan, rasa sakit,


kecemasan, kesedihan tidak juga gangguan dan
kesusahan sampai-sampai hanya duri yang menusuknya
kecuali dengannya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
menghapus kesalahan-kesalahannya.”

Maka dari itu wahai saudara-saudariku mintalah

pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, minta

dan berdoalah hanya kepada Allah terhadap berbagai

kebutuhan anda. Bersandarlah kepada-Nya dalam

keadaan senang dan susah. Sesungguhnya Allah adalah

sebaik-baik pelindung dan penolong.

“Wahai Rabb kami limpahkanlah kesabaran kepada kami


dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri
kepada-Mu.”

Aaminn.

221
222 UU
Malaikat Telah Menyelamatkannya

Ini sebuah kisah nyata yang terjadi di Riyadh. Tapi sang

pelaku berharap kisahnya dapat disebarkan agar dapat

memberikan manfaat kepada siapa pun.

Dahulu aku adalah seorang remaja putri yang nakal. Aku

mengecat rambutku dengan warna warni setiap waktu

dengan mengikuti mode yang sedang trend. Aku juga

mengenakan pewarna kuku yang nyaris tidak pernah

kuhapus, kecuali untuk merubah warnanya. Abayaku

hanya kuletakkan di atas pundakku agar dapat menarik

perhatian para pemuda. Aku sengaja ke pasar dengan

memakai wewangian dan perhiasan yang menarik. Iblis

benar-benar telah menggodaku untuk melakukan semua

dosa, yang kecil mau pun yang besar. Lebih dari itu

semua, aku tidak pernah sujud kepada Allaah sekali pun.

Aku bahkan tidak tahu bagaimana mengerjakan shalat.

Yang lebih mengherankan adalah karena aku seorang

guru dan pendidik anak-anak. Guru yang selalu

dipandang dengan penuh penghormatan. Aku mengajar

di salah satu sekolah yang terletak jauh dari kota

222
223 UU
Riyadh. Aku selalu meninggalkan rumahku setelah shalat

shubuh, dan tidak kembali kecuali setelah shalat ashar.

Yang penting waktu itu kami adalah sekelompok guru

perempuan.

Di antara mereka, akulah satu-satunya yang belum

menikah. Di antara mereka ada yang baru saja menikah,

ada yang tengah mengandung. Ada pula yang sedang

menjalani cuti melahirkan. Aku pula satu-satunya di

antara mereka yang telah mencabut rasa malunya. Aku

biasa ngobrol dan bercanda dengan sopir seperti ketika

aku berbicara dengan salah satu kerabatku. Hari demi

hari berlalu, dan aku masih dalam kelalaian dan

kesesatanku.

Pada suatu pagi, aku bangun terlambat. Aku segera

keluar dan mengendarai mobil yang biasa kami tumpangi.

Ketika aku naik ke mobil dan memperhatikan, ternyata

di kursi belakang tidak ada orang lain selain diriku.

Aku menanyakan itu kepada sopir, lalu ia menjawab:

“Fulanah sakit, yang ini melahirkan, dan…dan…”

223
224 UU
Mendengar itu, di dalam hatiku aku mengatakan:

“Baiklah, karena perjalanannya jauh, maka aku akan


tidur hingga nanti kami tiba di tujuan.”

Aku pun tidur di mobil dan tidak terbangun kecuali saat

mobil itu berada di sebuah jalan yang rusak. Aku

terbangun dengan penuh ketakutan. Aku membuka

penutup jendela.

Jalan apa ini..?! Apa yang telah terjadi..?? Pak sopir,


kemana engkau membawaku..?!

Dengan penuh kesetanan dia menjawab: “Sekarang

engkau akan mengetahuinya..!!”

Aku memperhatikannya dan aku pun tahu rencana

busuknya. Maka dengan penuh ketakutan, aku pun

mengatakan: “Pak sopir, apakah engkau tidak takut

kepada Allaah..?!” Apakah engkau tahu hukuman atas


perbuatan yang akan engkau lakukan..?!”

Dan entah ucapan apalagi yang kukatakan untuk

menghalanginya melakukan niatnya. Yang pasti, aku tahu

bahwa aku akan binasa.

224
225 UU
Dengan penuh percaya dirinya pula si sopir itu

mengatakan: “Engkau sendiri, apakah engkau tidak

takut kepada Allaah..? Engkau tertawa-tawa dan


bercanda denganku..?? Apakah engkau tidak tahu kalau
engkau telah menggodaku..?? Dan aku tidak akan
melepaskanmu hingga aku melakukan apa yang
kuinginkan..!”

Aku pun menangis. Aku mencoba berteriak, tapi tempat

itu begitu jauh. Tidak ada seorang pun selain aku dan

sopir terlaknat itu. Ini adalah sebuah padang pasir yang

menakutkan. Aku memelas dan lelah menangis. Hingga

dengan penuh keputus asaan dan menyerah, aku

mengatakan: “Kalau begitu biarkanlah aku mengerjakan

shalat dua rakaat, siapa tahu Allah sudi mengasihaniku.”

Ia pun setuju memenuhi permintaanku. Aku pun turun

dari mobil seperti orang yang akan diseret menuju

hukuman mati. Aku pun shalat. Itu adalah pertama

kalinya aku mengerjakan shalat dalam hidupku. Aku

shalat dengan perasaan takut dan pengharapan. Air

mata memenuhi tempatku bersujud. Aku memelas

kepada Allaah agar mengasihiku dan menerima

225
226 UU
taubatku. Suara tangisku memecah keheningan tempat

itu. Dengan cepat kematian terasa begitu dekat. Aku

pun menyelesaikan shalatku.

Menurut kalian apa yang terjadi..?? Sebuah kejutan

terjadi. Apa yang kulihat itu..?? Aku melihat mobil

saudara laki-lakiku datang..!! Benar sekali, itu saudara

laki-lakiku dan jelas sekali ia sengaja mendatangi

tempat ini.

Aku tidak sempat lagi berfikir bagaimana ia bisa

mengetahui tempatku ini. Tapi aku benar-benar gembira

dan mulai meloncat-loncat memanggilnya. Sopir itu

memarahiku, tapi aku tidak mempedulikannya. Yang

kulihat adalah saudaraku yang tinggal di Syarqiyyah dan

saudaraku yang lain adalah yang tinggal bersama kami.

Salah seorang dari mereka pun turun dan memukul sopir

itu dengan sebuah kayu yang keras, lalu berkata :

“Naiklah bersama Ahmad di mobil..!! Aku akan menaruh


sopir ini di dalam mobilnya sendiri di pinggir jalan..”

Aku pun segera naik ke mobil bersama Ahmad.

Kebingungan menyelimutiku dan aku bertanya padanya :

226
227 UU
“Bagaimana kalian bisa mengetahui tempatku..?
Bagaimana engkau bisa jauh-jauh datang dari
Syarqiyyah..?? Lalu kapan..?”

“Nanti di rumah, engkau akan mengetahui semuanya..”,


jawabnya.

Muhammad pun bergabung bersama kami, dan kami pun

kembali ke Riyadh. Sementara aku masih tidak percaya

dengan apa yang terjadi.

Ketika kami tiba di rumah, saudara-suadara ku itu

mengatakan : “Pergilah menemui ibu dan sampaikan

padanya apa yang terjadi. Kami akan kembali sebentar


lagi..!”

Aku masuk menemuinya di dapur. Segera aku

memeluknya sambil menangis. Aku ceritakan kisahku

padanya.

Lalu dengan penuh rasa kaget, ibu berkata : “Tapi

memang Ahmad masih di Syarqiyyah..!! Sedang


Muhammad masih tidur di kamarnya.

227
228 UU
Kami pun pergi ke kamar Muhammad, dan ternyata

memang ia masih tidur. Aku membangunkannya seperti

orang gila dan bertanya : “Apa yang telah terjadi..??

Namun ia bersumpah atas nama Allaah bahwa ia tidak

pernah keluar dari kamarnya dan tidak tahu peristiwa

yang aku aku alami!!

Aku segera pergi ke tempat telepon lalu mengangkatnya

aku benar-benar hampir gila. Aku menelpon Ahmad, tapi

ia mengatakan: “Aku sekarang sedang di tempat

kerjaku..”

Setelah itu semua, aku menangis tersedu-sedu. Aku

akhirnya sadar bahwa semua yang kualami adalah dua

Malaikat yang diutus oleh Robbku untuk menyelamatkan

aku dari tindakan keji sang sopir itu. Aku memuji Allah

atas itu semua. Dan itulah yang menjadi sebab aku

mendapatkan hidayah. Segala puji hanya untuk Allah..

228
229 UU
Kisah Najmuddin Ayyub Mencari Jodoh

Semoga Allah mengkaruniakan kami dan anda sekalian

dengan semisal isteri yang shalehah ini yang akan

menggandeng tangan anda menuju ke dalam jannah.

Najmuddin Ayyub (amir Tikrit) belum juga menikah

dalam tempo yang lama. Maka bertanyalah sang saudara

Asaduddin Syirkuh kepadanya: “Wahai saudaraku,

kenapa engkau belum juga menikah?”

Najmuddin menjawab: “Aku belum menemukan seorang

pun yang cocok untukku.”

“Maukah aku pinangkan seorang wanita untukmu?” tawar


Asaduddin.

“Siapa?” Tandasnya.

“Puteri Malik Syah, anak Sulthan Muhammad bin Malik


Syah Suthan Bani Saljuk atau puteri menteri Malik,”
jawab asaduddin.

“Mereka semua tidak cocok untukku” tegas Najmuddin


kepadanya.

Ia pun terheran, lalu kembali bertanya kepadanya:

“Lantas siapa yang cocok untukmu?”


229
230 UU
Najmuddin menjawab: “Aku menginginkan wanita
shalehah yang akan menggandeng tanganku menuju
jannah dan akan melahirkan seorang anak yang ia didik
dengan baik hingga menjadi seorang pemuda dan ksatria
yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke dalam
pangkuan kaum muslimin.”

Ini merupakan mimpinya. Asaduddin pun tak merasa

heran dengan ucapan saudaranya tersebut. Ia bertanya

kepadanya: “Terus dari mana engkau akan mendapatkan

wanita seperti ini?”

“Barang siapa yang mengikhlaskan niatnya hanya kepada


Allah, niscaya Allah akan memberikan rezeki
kepadanya,” jawab Najmuddin.

Suatu hari, Najmuddin duduk bersama salah seorang

syaikh di masjid di kota Tikrit berbincang-bincang. Lalu

datanglah seorang pemudi memanggil syaikh tersebut

dari balik tabir sehingga ia memohon izin dari

Najmuddin guna berbicara dengan sang pemudi.

Najmuddin mendengar pembicaraan sang syaikh dengan

si pemudi.

230
231 UU
Syaikh itu berkata kepada si pemudi: “Mengapa engkau

menolak pemuda yang aku utus ke rumahmu untuk


meminangmu?”

Pemudi itu menjawab: “Wahai syaikh, ia adalah sebaik-

baik pemuda yang memiliki ketampanan dan kedudukan,


akan tetapi ia tidak cocok untukku.”

“Lalu apa yang kamu inginkan?” Tanya syaikh.

Ia menjawab: “Tuanku asy-syaikh, aku menginginkan

seorang pemuda yang akan menggandeng tanganku


menuju jannah dan aku akan melahirkan seorang anak
darinya yang akan menjadi seorang ksatria yang bakal
mengembalikan Baitul Maqdis ke dalam pangkuan kaum
muslimin.”

Allahu Akbar, satu ucapan yang persis dilontarkan oleh

Najmuddin kepada saudaranya Asaduddin.

Ia menolak puteri Sulthan dan puteri menteri

bersamaan dengan kedudukan dan kecantikan yang

mereka miliki.

Demikian juga dengan sang pemudi, ia menolak pemuda

yang memiliki kedudukan, ketampanan, dan harta.

Semua ini dilakukan demi apa? Keduanya mengidamkan


231
232 UU
sosok yang dapat menggandeng tangannya menuju

jannah dan melahirkan seorang ksatria yang akan

mengembalikan Baitul Maqdis ke dalam pangkuan kaum

muslimin.

Bangkitlah Najmuddin seraya memanggil syaikh

tersebut, “wahai Syaikh aku ingin menikahi pemudi ini.”

“Tapi ia seorang wanita fakir dari kampung,” jawab asy-


syaikh.

“Wanita ini yang saya idamkan.” tegas Najmuddin.

Maka menikahlah Najmuddin Ayyub dengan sang

pemudi. Dan dengan perbuatan, barang siapa yang

mengikhlaskan niat, pasti Allah akan berikan rezeki

atas niatnya tersebut. Maka Allah mengaruniakan

seorang putera kepada Najmuddin yang akan menjadi

sosok ksatria yang bakal mengembalikan Baitul Maqdis

ke dalam pangkuan kaum muslimin. Ketahuilah, ksatria

itu adalah Shalahuddin al-Ayyubi.

Inilah harta pusaka kita dan inilah yang harus dipelajari

oleh anak-anak kita.

232
233 UU
Saat Dimandikan,Aroma Kesturi Keluar
Dari Hidung Jenazah Wanita

Ummu Ahmad ad-Du’aijy berkata ketika ia ditemui

Majalah Yamamah tentang kematian seorang gadis

berusia 20 tahun pada kecelakaan kendaraan. Beberapa

saat sebelum meninggal, ia pernah ditanya oleh

familinya,

“Bagaimana keadaanmu wahai fulanah?”


Ia menjawab, “Baik, alhamdulillah.”

Tetapi beberapa saat setelah itu ia meninggal dunia.

Semoga Allah merahmatinya.

Mereka membawanya ke tempat memandikan mayat.

Ketika kami meletakkan mayatnya di atas kayu

pemandian untuk dimandikan, kami melihat wajahnya

ceria dan tersimpul senyuman seakan-akan ia sedang

tidur. Di tubuhnya tidak ada cacat, patah dan luka. Dan

anehnya (sebagaimana yang dikatakan ummu Ahmad)

ketika mereka hendak mengangkatnya untuk

menyelesaikan mandinya, keluar benda berwarna putih

yang memenuhi ruangan tersebut menjadi harum

233
kasturi. Subhanallah! Benar ini adalah bau kasturi. Kami
234 UU
bertakbir dan berdzikir kepada Allah sehingga anakku

yang merupakan sahabat si mayit menangis melihatnya.

Kemudian aku bertanya kepada bibi si mayit tentang

keponakannya, bagaimana keadaannya semasa hidup? Ia

menjawab, “Sejak mendekati usia baligh, ia tidak

pernah meninggalkan sebuah kewajiban, tidak pernah

melihat film, sinetron dan musik. Sejak usia tiga belas

tahun, ia sudah mulai puasa senin-kamis dan ia pernah

berniat secara sosial membantu memandikan mayat.

Tetapi ia terlebih dahulu dimandikan sebelum ia

memandikan orang lain. Para guru dan teman-temannya

mengenang ketakwaannya, akhlaknya dan pergaulannya

yang banyak berpengaruh terhadap teman-temannya

baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal.”

Aku katakan, “Benarlah perkataan syair, Detak jantung

seseorang berkata kepadanya, bahwa kehidupan hanya

beberapa menit dan detik saja. Camkanlah itu dalam

dirimu sebelum engkau mati, Seorang insan mengingat

umurnya yang hanya sedetik.”

Dan perkataan yang lebih baik dari itu adalah firman

“Dan Allah telah


234
Allah Subhanahu wa Ta’a,
235 UU
menjadikanku selalu berbakti di manapun aku berada.”
(Maryam: 31)

Lalu ummu Ahmad melanjutkan ceritanya, Ada lagi

jenazah seorang gadis yang berumur 17 tahun. Para

wanita memandikannya dan kami melihat jasadnya

berwarna putih lalu beberapa saat kemudian berubah

menjadi hitam seperti kegelapan malam. Hanya Allah-

lah yang mengetahui tentang keadaannya. Kami tidak

sanggup bertanya kepada keluarganya, agar kami dapat

menyembunyikan aib jenazah. Hanya Allah-lah yang

Maha Tahu.

Kita bermohon kepada Allah keselamatan dan

kesehatan.

Wahai saudariku apakah dua kisah ini dapat engkau

jadikan sebagai pelajaran? Apakah engkau akan

mengikuti jejak orang shalih ataukah engkau

menjadikan wanita-wanita fasik dan durhaka sebagai


56
tauladan? Kematian bagaimanakah yang engkau pilih?.

56 Sumber: Serial Kisah Teladan karya Muhammad bin Shalih al-Qahthan

235
236 UU
Kisah Nyata Penculikan Gadis SMP Di
Riyadh.

Kisah ini disampaikan oleh seorang guru Qur`an

Doktorah Raawiyah. Sebelum mengakhiri pelajaran

seperti biasa beliau selalu menyelipkan beberapa

nasihat, tapi kali ini nasihatnya adalah kisah nyata yang

terjadi di Riyadh.

“Yaa Akhwat apa telah sampai berita kepada kalian


tentang penculikan seorang gadis mutawasithah (SMP)
sepekan lalu?” Dan tidak ada satu pun dari kami
mengetahui berita tersebut”. “Baiklah yaa Akhwat,

akan ku ceritakan kepada kalian bagaimana itu terjadi”.

Siang ba’da Dzuhur si gadis pulang sekolah, karena

jarak sekolah dan rumahnya dekat seperti biasa dia

memilih jalan kaki. Ternyata kebiasaannya pulang

sekolah dengan berjalan kaki ini sudah lama diketahui

oleh seorang pemuda. Maka terbersitlah dalam

pikirannya untuk menculik gadis tersebut dan berhasil

!!! Tak seorang pun yang melihatnya ketika menyekap si

gadis dan memasukkannya ke “syanthoh sayyarah”

(bagasi mobil) kemudian menguncinya. Sang pemuda


236
237 UU
membawa gadis malang itu ke daerah Tsumamah. Kalian

sendiri tahu Tsumamah di waktu siang seperti itu ?! Ada

siapa disana ?! Bisa dipastikan hanya orang kesasar atau

tidak punya pekerjaan yang ada disana di waktu siang.

Hanya Allah yang tahu apa yang hendak diperbuat

pemuda tersebut terhadap si gadis. Turunlah si pemuda

dengan kunci di tangannya, ingin cepat-cepat melihat

“hasil tangkapannya”. Dengan gembira dimasukkannya

kunci dan diputarnya, tapiii..ada apa ??? bagasi tidak

bisa terbuka ??? Dicobanya terus dan teruuus. Tapi

percuma, adzan Ashar sudah berkumandang. Sang

pemuda sudah mulai dihinggapi rasa takut dan “heran”

yang sangat. Bisa-bisa si gadis mati karena tidak

menghirup udara,maka dicobanya lagi dan lagi.

Sang pemuda sudah putus harapan, bagasi tetap

terkunci rapat. Sementara malam sudah membayangi.

Dengan perasaan takut dan pasrah sang pemuda

memacu mobilnya ke bengkel terdekat, berharap disana

ada jalan untuk membuka bagasi mobilnya dan

menyelamatkan nyawa si gadis. Di bengkel hal yang sama

terjadi. Semua cara sudah dilakukan oleh pekerjanya.

237
238 UU
Terakhir sang pemuda memanggil polisi dan melaporkan

hal tersebut. Sekarang yang ada dalam pikirannya hanya

bagaimana supaya gadis itu bisa diselamatkan. Oleh

polisi diputuskan supaya bagasi dilubangi dengan di las,

tapi ajaib, las pun tidak mampu melubangi bagasi.

Maka semua sepakat memanggil seorang Mutawwa’

(Syaikh). Oleh Syaikh bagasi dibacakan ayat-ayat

ruqyah kemudian dibuka dengan kunci. Ajaib…, sekali

putar bagasi langsung terbuka… Dan didapati si gadis

dalam keadaan selamat dan tidak terjadi apapun atas

dirinya… Subhanallah… Tercenganglah semua orang

dibuatnya…

Maka Syaikh bertanya kepadanya, “Wahai bint (anak

perempuan)… ceritakanlah kepada kami apa yang telah


engkau lakukan sampai Allah menjagamu dengan
PENJAGAAN seperti ini?”

Jawabnya singkat, “Sesungguhnya aku tidak pernah

meninggalkan dzikir pagi dan petang” Subhanallah…


Kami takjub dengan kisah ini !

Nasehat Doktorah Raawiyah, “Lihatlah yaa Akhwat,

238
bagaimana Dzikrullah menjadi sebab pertolongan Allah
239 UU
yang AJAIB bagi hamba-hambaNya… Maka jangan

pernah tinggalkan Dzikir pagi dan petang sesibuk

apapun kalian…”

Semoga kisah ini bisa menjadi cambuk bagi kita untuk

senantiasa berusaha mengamalkan dzikir pagi dan

petang dan tidak lagi menyia-nyiakannya. Dan hanya

kepada Allah-lah kita memohon Taufiq dan Hidayah.

239
240 UU
Kisah Masuk Islamnya Sara Bokker.

Aku adalah perempuan Amerika yang lahir di tengah

pedalaman Amerika. Aku tumbuh sebagaimana gadis

lain, terobsesi dengan kehidupan yang glamor di kota

besar.

Hingga pada akhirnya, aku pindah ke Florida dan tinggal

di South Beach, Miami. Tempat bagi mereka yang

mencari kehidupan yang glamor. Secara alami, aku

melakukan apa yang dilakukan kebanyakan gadis-gadis

Barat. Aku berfokus pada paras dan penampilan,

berfokus pada seberapa banyak perhatian yang akan

saya dapatkan dari orang lain.

Aku berolahraga dengan keras dan menjadi personal

trainer, lalu mendapatkan tempat tinggal kelas atas

yang berhadapan dengan lautan. Menjadi pengunjung

rutin di pantai dan mampu mencari nafkah untuk

bertahan hidup dan bergaya.

Tahun demi tahun berlalu, aku kemudian menyadari

bahwa kepuasan dan kebahagiaan diriku ini berkurang

drastis. Semakin aku berupaya meningkatkan

240
241 UU
penampilan feminimku, semakin aku diperbudak oleh

fashion. Aku terbelenggu oleh penampilanku sendiri.

Jurang pemisah semakin terbuka lebar antara kepuasan

pribadi dan gaya hidup.

Aku mencari pelipur para dengan meminum alkohol dan

ikut party, hingga melakukan meditasi dan mencari

agama alternatif agar bisa meraih ketenangan dalam

hidup.Aku kemudian menyadari bahwa itu semua

hanyalah penghilang rasa sakit sementara bukanlah

obat penyembuh.

Sebagai feminis liberal dan aktivis yang ingin dunia

menjadi lebih baik bagi semuanya, aku kemudian

bersinggungan dengan aktivis lain yang bergerak di

bidang pembaruan dan keadilan untuk semua. Aku

bergabung dengan kampanye yang dibuat oleh mentor

baruku untuk menyuarakan perbaikan pemilu dan hak-

hak sipil.

Suatu hari aku menemukan sebuah buku yang dipandang

negatif di Barat, Al-Qur'an. Pada saat itu, yang ku tahu

berkaitan dengan Islam adalah wanitanya ditutupi

241
242 UU
jubah, penyiksaan terhadap istri, harem [selir] dan

dunia yang penuh teror.

Pada awalnya aku tertarik dengan gaya dan pendekatan

Qur'an, lalu kemudian tergugah dengan pandangannya

tentang hidup, kehidupan, penciptaan dan hubungan

antara Sang Pencipta dan makhluk-Nya. Aku

menemukan bahwa kandungan Qur'an sangat mendalam

dan menyentuh hati dan jiwa tanpa perlu ada seorang

interpreter atau pastur [untuk menjelaskannya].

Hingga akhirnya aku menemukan kebenaran. Aktivitas

pencarian ketenangan hidup hanya bisa didapatkan

dengan memeluk sebuah keyakinan bernama Islam.

Dimana aku bisa hidup dengan damai sebagai Muslim

yang bermanfaat [bagi sesama].

Aku kemudian membeli pakaian panjang dan kerudung

yang cantik, sebagai ketentuan pakaian untuk Muslimah.

Aku berjalan di jalan dan lingkungan yang sama di mana

hari sebelumnya aku berjalan juga di sana dengan

memakai bikini atau pakaian Barat yang elegan.

Walaupun orang-orang, wajah dan pertokoannya masih

sama, satu hal yang sangat berbeda adalah aku menjadi


242
243 UU
seorang wanita sejati untuk pertama kalinya. Aku

merasa seolah-olah rantai belenggu itu telah terputus

dan akhirnya aku bebas. Aku merasa bahagia dengan

penampilan baru ini, tanpa takut orang lain melihatku

seperti pemangsa yang mengincar mangsanya

sebagaimana yang pernah ku rasakan. Seketika itu juga,

beban terlepas dari pundakku. Aku tak lagi membuang-

buang waktu dengan belanja, make up, menata rambut

dan olahraga [agar tampil cantik dan seksi].

Saat ini aku masih seorang feminis, tapi seorang feminis

Muslim yang mengajak Muslimah untuk sebisa mungkin

menerima tanggung jawab mereka untuk mendukung

suami menjadi Muslim yang baik, membesarkan anak

sebagai Muslim yang tulus, sehingga kelak dia menjadi

penunjuk jalan bagi umat manusia, mengajak kepada

kebaikan apapun dan mencegah dari perbuatan jahat

apapun, menyuarakan kebenaran dan melawan

kebathilan, memperjuangkan hak kita untuk memakai

hijab dan memohon kepada sang Pencipta.

Apapun jalan yang telah kita tempuh, namun yang

penting adalah membagikan pengalaman kita dalam

berhijab kepada semua wanita yang mungkin belum


243
244 UU
pernah mempunyai kesempatan untuk memahami apa

makna dari berhijab dan mengapa kita dengan penuh

kebahagiaan menerimanya. Mau tidak mau, wanita saat

ini dibombardir dengan gaya pakaian yang terbuka

dengan berbagai macam cara di seluruh dunia.

Sebagai mantan non-Muslim, aku menuntut [kepada

umat Muslim agar memberikan] hak para wanita untuk

mengetahui tentang Hijab [dengan benar], keutamaan

memakainya, memberikan kedamaian dan kebahagiaan

bagi kehidupan wanita, sebagaimana yang telah aku

alami. Kemarin, bikini menjadi simbol kebebasanku,

padahal kenyataannya merenggut spiritualitas dan nilai

hakiki sebagai manusia yang mulia.

Aku merasakan jauh lebih bahagia setelah membuang

bikini yang ku miliki di South Beach dan menjauhi

kehidupan glamor ala Barat agar bisa hidup dengan

damai dengan Sang Pencipta, dan menikmati hidup

dengan sesama sebagai manusia yang memberikan

manfaat.

Saat ini, Hijab menjadi simbol baru bagi kemerdekaan

244
wanita untuk menemukan jati diri mereka sebenarnya,
245 UU
apa tujuan hidupnya dan hubungan yang dia pilih dengan

Sang Pencipta. Bagi wanita yang bersandar pada

pandangan buruk tentang keanggunan Hijab Muslimah,

aku katakan bahwa Anda tidak tahu apa sebenarnya

yang Anda cari [selama ini].57

57 Sumber: Muslim Convert Stories

245
246 UU
Takjub dengan Muslimah Yang Menjaga
Kehormatannya

Dokter Orivia mengisahkan sebuah kejadian yang

begitu berkesan bagi dirinya, sehingga membuatnya

memeluk Islam.

Aku adalah dokter spesialis kandungan di sebuah rumah

sakit di Amerika. Suatu hari, datang seorang

perempuan Arab muslimah ke rumah sakit tempatku

bekerja, wanita itu hendak melahirkan. Setelah

beberapa saat menunggunya, waktu jagaku habis, lalu

aku berpamitan kepadanya untuk pulang ke rumah dan

kusampaikan bahwa ada seorang dokter laki-laki yang

akan menggantikanku bertanggung jawab atas

persalinannya. Tiba-tiba perempuan itu bersedih,

kemudian menangis dan mulai sedikit histeris. Ia

mengatakan, “Tidak!, aku tidak ingin dokter laki-laki.”

Aku pun heran dengan perempuan ini, lalu suaminya

memberitahukan kepadaku bahwa dia tidak mau ada

seorang laki-laki asing yang melihatnya. Seumur

hidupnya tidak ada seorang laki-laki pun yang pernah

246
247 UU
melihat wajahnya kecuali ayahnya, saudara-saudara

laki-lakinya, paman-pamannya (mahramnya).

Ucapan suaminya itu membuatku tertawa keheranan,

malah aku mengira tidak ada seorang laki-laki di

Amerika (yang mengenalku pen.) yang belum pernah

melihat wajahku. Namun aku menuruti permintaan

mereka untuk menemani persalinan istrinya.

Di hari berikutnya, aku menemui mereka kembali untuk

memeriksa keadaan sang istri pasca melahirkan. Lalu

kuberitahukan kepada mereka bahwa setelah

melahirkan kebanyakan wanita di Amerika mengalami

infeksi internal dan demam. Hal itu dikarenakan mereka

melakukan hubungan suami istri setelah melahirkan.

Oleh karena itu, aku nasihatkan kepada mereka

hendaknya tidak melakukan hubungan suami istri

minimal di 40 hari pertama. Dan selama 40 hari ini

hendaknya memakan makanan yang bergizi dan tidak

sibuk beraktivitas karena kondisi tubuh yang masih

lelah pasca melahirkan.

Muslimah ini menanggapi saran-saranku dengan

247
mengatakan, Islam memang menetapkan, tidak boleh
248 UU
berhubungan suami istri selam 40 hari setelah

melahirkan (nifas) hingga wanita tersebut suci kembali.

Dan mereka pun diberikan keringanan untuk tidak

shalat dan puasa.

Luar biasa! Ucapannya ini benar-benar membuatku

kagum bercampur heran. Islam telah mengajarkan

demikian, dan kami orang-orang non-Islam baru

mengetahuinya setelah melakukan berkali-kali

penelitian panjang. Kekagumanku tidak berhenti sampai

di situ, ketika kukatakan agar bayi hendaknya tidur

dengan sisi kanannya, karena yang demikian itu lebih

baik untuk detak jantungnya. Lalu mereka mengatakan,

demikianlah memang yang disunnahkan Nabi kami

Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Aku mengambil spesialis kandungan untuk mempelajari

lebih detil lagi tentang masalah melahirkan dan hal-hal

yang berhubungan dengannya. Kita para dokter

menghabiskan umur kita untuk mempelajari ilmu

kedokteran ini, ternyata umat Islam telah

mengetahuinya dari agama mereka.

248
249 UU
Sejak saat itu aku mulai menekuni mempelajari agama

Islam. Aku ambil cuti beberapa bulan lalu pergi ke kota

lain di Amerika dimana terdapat Islamic Center yang

besar. Alhamdulillah, setelah beberapa bulan mengkaji

aku menyatakan keIslamanku dengan dua kalimat

syahadat.58

58 Islamstory.com.

249
250 UU
Kisah Hidayah Islam

A.H (nama inisial) adalah wanita berumur dua puluh

tahun menuturkan kisahnya, dahulu kehidupanku

seperti kehidupan jahiliyah. Walaupun aku anak dari

orang tua yang taat dalam melaksanakan ajaran Islam,

namun saat itu aku tidak menjaga waktu-waktu shalat.

Saudara-saudaraku begadang pada bulan Ramadhan

untuk melakukan Qiyamullail dan membaca Alquran,

sedangkan aku menghidupkan malamku dengan

menonton acara yang dimurkai Allah.

Pada suatu malam aku bermimpi sedang bermain dengan

teman-temanku, tiba-tiba di hadapan kami lewat

sekelompok orang yang membawa jenazah. Aku pun

melihat kearah jenazah itu, sedangkan teman-temanku

berusaha mengalihkan perhatianku dari jenazah itu.

Aku berusaha mengikuti jenazah itu, aku berlari dan

terus berlari hingga aku menyusul jenazah itu. Ketika

melewati jalan yang sukar dilalui aku tidak mampu

meneruskan perjalanan, lalu aku menemukan kamar kecil

yang gelap, maka aku memasukinya dan bertanya,

“Tempat apa ini?”


250
251 UU
Mereka berkata kepadaku, “Ini adalah kuburanmu.

Inilah tempat kembalimu. Di sinilah umurmu berakhir.”

Aku lalu berteriak dengan suara yang keras. Rasanya

aku ingin shalat dan ingin mengeluarkan air mata yang

dapat menyelamatkanku dari adzab Allah yang pedih

namun kemudian suara yang berasal dari belakangku

berkata: “Mustahil, mustahil, telah habis umurmu

sedangkan kamu tenggelam dalam kelezatan.”

Tiba-tiba aku terbangun dari tidurku pada saat imam

sedang melaksanakan shalat shubuh, dan ia membaca

firman Allah Ta’ala: “Belumkah datang waktunya bagi

orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka


mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun
(kepada mereka)….” (QS. Al-Hadiid: 16)

Maha Suci Allah, Allah telah memberikan nikmatnya

kepadaku agar aku bertobat kepada-Nya sebelum

wafat, maka segala puji dan sanjungan hanya untuk

Allah.59

59 Air Mata Wanita yang Bertobat, karya majdi asy-Syahawi, pustaka cendekia sentra

251
muslim, hal: 193.
252 UU
Kisah Kuburan Yang Harum

Saya semalam menerima kiriman SMS, seorang ibu

meninggal dunia. Biasa kalau kita mendengar kabar ada

orang meninggal dunia. Karena kita semua akan

menghadapi kematian. Tetapi yang istimewa, peristiwa

yang terjadi saat dimakamkan.

Anaknya menceritakan, saat dimakamkan, diantar ke

kuburan, begitu mendekati kuburan tempat ibunya,

malah semua jamaah yang ada disitu saat itu, sangat

terasa harumnya kuburan itu. Harum sekali. Keluar

semacam wangi yang luar biasa. Sampai orang

pandangannya kepada yang lain barangkali diantara

jamaah yang membawa wangi-wangian yang bagus. Tapi

ternyata enggak, malah dari bawah keluar (di kuburan),

malah sampai ada yang melihat asap-asapnya. Asap ini

bukannya asap kebakaran, tapi asapnya itu karena

wangian masuk dari kuburan itu. Sampai dikuburkan.

Malah kata anaknya, “Begitu saya sendiri yang turun,

memakamkan, menguburkan ibu saya, sampai tangan-


tangan saya sendiri membawakan tanahnya, menutupi
kuburannya. Pulang ke rumah saya mandi dan mencuci
252
253 UU
tangan dengan sabun tapi masih terasa tangan saya
harumnya luar biasa, sampai tidak bisa kehilangan. Tiga
malam masih tersimpan harumnya.”

Saya bertanya lewat SMS, “Apa kelebihan ibu kamu?”

Dia bilang, “Ibu saya biasa, malah orang awam, bukan

wanita yang apa begitu, ya wanita biasa yang awam-


awam biasa. Tapi setahu saya, ibu tidak pernah tidur,
sebelum membaca Surat Al Mulk. Tabaraqalladzii
biyadihil Mulk…”

Saya langsung menjawab, “ Itulah yang Allah hantarkan

kepada ibu kamu.” Dan inilah berita gembira bagi kita


semua. Sesuai janjian Rasulullah Shallallahu 'alayhi

Wasallam , “30 ayat yang telah membawakan syafaat

bagi orang diselamatkan dari siksa kubur.”60

60 Oleh: Syeikh Ali Jaber

253
254 UU
Menjadi Wanita Shalehah Karena Nasihat
Seorang Pemuda

Dari Ahmad bin Said dari bapaknya, ia berkisah, Di

Kufah terdapat seorang pemuda yang rajin beribadah.

Ia selalu ke masjid, tidak pernah tidak. Ia juga seorang

yang tampan dan baik. Lalu ada seorang gadis cantik dan

cerdas jatuh hati padanya. Selang berapa lama, suatu

hari gadis itu berdiri di jalan yang biasa dilewati

pemuda menuju masjid.

Gadis itu berkata untuk merayunya, “Dengarkanlah

ucapanku, kemudian setelah itu terserah kamu.”

Pemuda itu berlalu tanpa sepatah kata keluar dari

mulutnya. Sewaktu pemuda itu pulang dari masjid,

wanita tersebut masih berdiri di tempatnya, dia

berkata, “Wahai fulan, dengarkanlah ucapanku.”

Pemuda itu serba salah, lalu ia pun menjawab, “Ini

adalah perbuatan yang bisa mendatangkan prasangka


buruk. Sementara aku tidak menyukai hal itu.”

Gadis itu berkata, “Demi Allah, tidaklah aku berdiri di

sini karena ketidaktahuanku tentang dirimu.

254
255 UU
Na’udzubillah, kalau orang-orang melihat seperti itu
dariku. Yang membuatku berani dalam urusan ini adalah
pengetahuanku bahwa sedikit dari hal ini menurut
orang-orang adalah banyak, dan kalian para ahli ibadah
dalam urusan ini bisa berubah oleh sesuatu yang
remeh.Yang ingin aku katakan kepadamu adalah anggota
tubuhku selalu tertuju padamu. Maka Allah… Allah
pertimbangkanlah urusanku dan urusanmu.”

Maksud gadis ini ia telah lama memperhatikan sang

pemuda oleh karena itu ia katakan tujuannya berdiri di

jalan tersebut karena tahu dan kagum kepada sang

pemuda.

Ia berani merayu sang pemuda walaupun orang-orang

shaleh seperti pemuda ini menganggap besar dosa-dosa

yang diremehkan orang, namun tidak jarang mereka

juga tergelincir oleh wanita, gadis itu katakan “kalian

ahli ibadah bisa berubah karena urusan yang remeh.”

Pemuda itu pulang dan hendak menunaikah shalat sunah

di rumah, namun ia tidak bisa melakukannya karena

pikirannya terganggu. Lalu ia menulis dan keluar dari

255
rumahnya. Ternyata sang wanita masih berdiri di
256 UU
tempatnya, sang pemuda pun memberikan apa yang ia

tulis kepada wanita tersebut, lalu kembali lagi ke rumah.

Tulisan itu berisi, “Bismillahirrahmanirrahim..


ketahuilah wahai Fulanah, jika ada seorang muslim yang
bermaksiat kepada-Nya, maka Dia menutupinya. Jika
dia mengulanginya maka Allah tetap menutupinya.
Tetapi jika ia telah memakai pakaian kemaksiatan, maka
Allah ‘Azza wa Jalla murka dengan kemurkaan dimana
langit, bumi, gunung, pohon, dan hewan-hewan tidak
kuasa menanggungnya. Siapa yang kuat menanggung
murka-Nya? Jika apa yang kamu sebutkan itu suatu
kebatilan, maka aku mengingatkanmu akan suatu hari
ketika langit seperti luluhan perak dan gunung-gunung
seperti kapas. Umat manusia berlutut di hadapan Allah
Yang Maha Besar lagi Maha Agung. Demi Allah, aku
sendiri tidak mampu menyelamatkan diriku, lalu
bagaimana mungkin aku mampu menyelamatkan orang
lain saat itu? Jika apa yang kamu sebutkan itu benar
(ingin mengobati luka), maka akan kutunjukkan kamu
kepada dokter yang mampu mengobati luka yang perih
dan rasa sakit yang pedih, Dia adalah Allah Rabbul
‘alamin.
256
257 UU
Kepada-Nya lah kamu harus berlari dengan permohonan
yang benar. Aku sendiri telah sibuk tak sempat
memikirkanmu karena firman Allah “Berilah mereka
peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat) ketika
hati menyesak sampai di kerongkongan dengan menahan
kesedihan. Orang-orang zalim tidak menyukai teman
setia seorang pun dan tidak (pula) mempunyai seorang
pemberi syafaat yang diterima syafaatnya. Dia
mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa
yang disembunyikan oleh hati. Dan Allah menghukum
dengan keadilan. Dan sembahan-semabahan yang
mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum
dengan sesuatu apa pun. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Mukmin: 18-
20).

Adakah tempat berlari dari ayat ini?

Beberapa hari kemudian gadis itu kembali berdiri di

jalan yang dilewati pemuda itu. Tatkala si pemuda itu

melihatnya dari jauh, ia pun hendak kembali supaya

tidak melihatnya.

257
258 UU
Tetapi gadis itu berkata, “Wahai pemuda, jangan

kembali. Karena tidak ada pertemuan setelah ini,


kecuali di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla.” Lalu dia
menangis dengan keras.

Gadis itu berkata, “Aku memohon kepada Allah dimana

kunci hatimu berada di tangan-Nya agar memudahkan


urusanmu yang sulit.” Kemudian gadis itu mengikutinya
dan berkata, “Bermurah hatilah kepadaku dengan

nasihat yang bisa aku bawa. Berikanlah wasiat kepadaku


yang bisa aku kerjakan.”

Pemuda itu berkata, “Bertakwalah kepada Allah, jagalah

dirimu, ingatlah firman Allah, ‘Dan Dia-lah yang


menidurkanmu di malam hari dan Dia mengetahui apa
yang kamu kerjakan pada siang hari.” (QS. Al-An’am:
60).

Gadis itu tertunduk, dia menangis lebih keras dari

tangisannya yang pertama. Setelah itu dia tidak keluar

rumah, dia bersungguh-sungguh beribadah. Dia tetap

seperti itu hingga meninggal dalam kesedihan,

menyesali dosa-dosanya selama ini. Di kemudian hari,

258
259 UU
pemuda itu teringat akan sang gadis, ia pun bersedih

karena kasihan kepadanya.

Menurut penilaian kita, wanita itu tidak meraih apa-apa

dari orang yang dicintainya, tetapi dia meraih sesuatu

yang lebih utama dari dunia dan seisinya, ia menemukan

jalan yang baik dan amal yang shaleh. Karenanya Allah

memberi wanita tersebut taufik untuk bertaubat dan

memudahkannya untuk beribadah. Semoga di akhirat

dia meraih apa yang diinginkannya dan berkumpul

dengan orang yang dicintainya.61

61 (Ensiklopedi Kisah Generasi Salaf)

259
260 UU
Taubat Seorang Ibu Karena Putrinya

Ada seorang ibu yang merasa geram terhadap putrinya

kerena ia tidak lagi seperti dulu dalam menghormati

para tamu. Pekan ini, ia tidak menghormati tamu-tamu

ibunya. Sang ibu merasa terheran-heran karena

putrinya adalah seorang gadis yang multazimah, kuat

beragama.

Di hari terakhir dari pekan ini sang gadis duduk ketika

ibunya menyambut tetangganya yang datang

berkunjung. Hampir saja sang ibu pingsan ketika

melihat anaknya tetap terpaku duduk tidak bergerak

dari tempat duduknya, tidak berdiri untuk menyambut

tetangganya yang baik hati lagi mulia. Lebih-lebih

ketika tetangga itu mendekati si putri sambil

mengulurkan tangannya. Akan tetapi sang putri Fatimah

namanya, pura-pura tidak tahu dan tidak menyambut

uluran tangan tetangganya. Ia membiarkan saja sang

tetangga berdiri beberapa saat sambil mengulurkan

tangannya didepan ibunya yang geram dan kebingungan.

Hingga ibunya berteriak: “Berdiri! Dan jabat


tangannya!” Sang putri hanya membalas dengan
260
261 UU
pandangan ketidak pedulian tanpa bergeser sedikitpun

dari tempat duduknya seolah-olah ia tuli tidak

mendengar kata-kata ibunya.

Sang tetangga merasa sangat tidak enak terhadap

kelakukan sang putri dan ia menganggap bahwa

kehormatannya telah diinjak-injak dan dihina. Maka

segera ia menarik tangannya kembali dan berbalik ingin

segera pulang kerumahnya sambil mengatakan:

“Sepertinya, saya mengunjungi kalian pada waktu yang


tidak tepat.”

Disini sang putri tiba-tiba meloncat dari tempat

duduknya dan memegangi tangan tetangganya lalu

mencium kepalanya sambil mengatakan: “Maafkan saya,

demi Allah saya tidak bermaksud berbuat buruk


kepadamu.” Sang putri menuntun tangannya dengan
lembut penuh dengan rasa sayang dan penghormatan

dan mengajaknya duduk seraya mengatakan: “Tahukah

engkau wahai bibi, betapa saya mencintaimu dan


menghormatimu.”

Sang putri berhasil menenangkan perasaan tetangganya

dan menghapus goresan yang telah melukai hatinya

261
262 UU
karena sikapnya yang aneh dan tidak terfahami.

Sementara sang ibu menahan amarahnya jangan sampai

termuntahkan dihadapan putrinya.

Sang tetanggapun berpamitan untuk pulang dan sang

putri segera bangkit mengulurkan tangan kanannya

sedangkan tangan kirinnya memegangi tangan kanan

tetangganya agar tidak mengulurkan kepadanya. Dia

mengatakan: “Seyogyanya tangan kanan saya harus

tetap terulur tanpa engkau mengulurkan tanganmu


kepadaku agar saya dapat melunasi keburukan apa yang
telah aku perbuat terhadapmu.” Akan tetapi sang
tetangga langsung mendekap sang putri kedadanya dan

menciumi kepalanya seraya mengatakan: “Tidak apa-apa

anakku, karena kamu telah bersumpah bahwa kamu


tidak bermaksud buruk kepadaku.”

Begitu sang tetangga meninggalkan rumah, sang ibu

langsung menegur putrinya dalam kemarahan yang

tertahan: “Mengapa kamu bertindak seperti ini?”

Fathimah menjawab: “Saya tahu kalau saya


menyebabkan ibu merasa tidak enak seperti ini,
maafkan saya ibu.” Ibunya bertanya: “Ia mengulurkan

262
263 UU
tangannya kepadamu, tetapi kamu tetap duduk tidak
berdiri, dan tidak menjabat tangannya?!” Putri

menjawab: “Engkau wahai ibu, juga melakukan yang

demikian!” Ibu berteriak dengan penuh rasa heran:


“Apa? Aku melakukannya?!” Ia menjawab: “Ibu
melakukannya siang dan malam.”

Ibunya semakin marah terheran-heran: “Apa? Aku

melakukannya siang dan malam?” Ia menjawab: “Betul


bu, Dia menjulurkan tangannya kepada ibu, tapi ibu
tidak pernah menjabat tangan-Nya.” Ibunya semakin
marah tidak faham: “Siapa yang mengulurkan tangan-

Nya kepadaku dan aku tidak menyambutnya?!” Fathimah


menjawab: “Allah bu, Allah yang Maha Suci mengulurkan

tangan-Nya kepada ibu di siang hari agar ibu bertaubat,


dan Dia mengulurkan tangan-Nya kepada Ibu di malam
hari agar ibu bertaubat, akan tetapi ibu tidak mau
bertaubat. Ibu tidak mengulurkan tangan kepada-Nya.”
Ibu terdiam. Ucapan putrinya membuatnya terperanjat

dan tertegun.

Sang putri melanjutkan perkataannya: “Bukankah ibu

merasa bersedih, ketika saya tidak mengulurkan tangan

263
264 UU
untuk menjabat tetangga kita? Dan ibu khawatir jika
dia berpresepsi buruk kepadaku? Wahai ibu, saya
merasa bersedih setiap hari ketika mendapati ibu tidak
mengulurkan tangan untuk bertaubat kepada Allah yang
Maha Suci yang mengulurkan tangan-Nya kepada ibu di
siang hari dan di malam hari.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam

sebuah hadits shahih yang artinya: “Sesungguhnya

Allah membentangkan tangan-Nya dimalam hari agar


bertaubat orang yang berbuat kesalahan di siang hari,
dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar
bertaubat orang yang berbuat kesalahan di malam hari
hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya.” (HR.
Muslim)

“Apakah engkau mengetahui wahai ibu, Tuhan kita


membentangkan tangan-Nya kepada ibu dua kali dalam
setiap hari sementara ibu tetap menggenggam tangan
tidak menyambut tangan-Nya dengan taubat.” Maka
berlinanglah kedua mata sang ibu. Sang putri

melanjutkan ucapannya, semakin menajamkan

nasihatnya: “Saya sangat mengkhawatirkan ibu, ketika

264
265 UU
ibu tidak shalat, karena pertama kali yang akan
ditanyakan kepada ibu di hari kiamat adalah shalat.
Saya sangat bersedih ketika melihat ibu keluar dari
rumah tanpa menutup aurat yang diperintahkan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukankah ibu merasa tidak
enak ketika melihat tindakanku terhadap tetangga
kita? Wahai ibu saya sangat merasa tidak enak
dihadapan teman-temanku ketika mereka
mempertanyakan kepadaku tentang keluarnya ibu tanpa
hijab dan tanpa memperhatikan aturan-aturan agama
sementara saya adalah gadis yang berhijab.”

Maka air mata taubat semakin deras mengalir

membasahi kedua pipi sang ibu dan putripun ikut

menangis karena tidak bisa menahan rasa harunya

melihat ibunya memperhatikan nasihat dan menerima

kebenaran. Maka iapun bangkit dan memeluk ibunya

dengan penuh kasih sayang yang amat dalam. Sementara

ibunya dengan isak tangisnya mengatakan: “Aku


bertaubat kepada-Mu ya Rabb… Aku bertaubat
kepadamu ya Rabb…”

265
266 UU
Oleh karena itu wahai para ibu, wahai para bapak, wahai

para gadis, wahai para pemuda bertaubatlah kepada

Allah. Allah mengetahui keadaan kalian. Allah

mengetahui apa yang tersirat dalam hati kalian. Dan

Allah menunggu taubat kalian. Dan Allah sangat

mencintai orang-orang yang bertaubat. Maka, apakah

kitaakan bertaubat kepada-Nya? Dalam firman Allah

yang artinya:

“Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain


daripada Allah?” (QS. Ali Imran: 135). 62

62 Sumber : Majalah Qiblati Tahun I Edisi 5

266
267 UU
Kisah Masuk Islamnya Lana Joseph Khoury

Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam mudah-

mudahan tetap tercurahkan kepada penghulu, kekasih,

dan penyejuk mata kita, Muhammad ‫ﷺ‬, shalawat dan

salam yang paling utama mudah-mudahan tercurah

kepada beliau, keluarga dan sahabatnya. Amma ba’du.

Saya adalah saudari kalian, Lana Joseph Khoury, asal

Libanon, akan tetapi saya dilahirkan di Ontario, Kanada

pada 8 Juni 1993 dari kedua orang tua Nasrani (mudah-

mudahan Allah memberikah hidayah dan petunjuk

mereka kepada agama yang hak dan keselamatan ini)

Allah ‫ ﷻ‬telah memuliakanku dengan menjadikanku

seorang muslimah, yang pasrah kepada Allah yang tiada

sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan dan

pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Saya ingin memberitakan kepada Anda sekalian akan

kisah keIslamanku, serta perjalananku selama lima

belas tahun yang kuhabiskan dalam kegelapan yang jauh

dari cahaya agama yang jelas lagi bercahaya. Saya

seorang gadis berusia enam belas tahun, tinggal di salah


267
268 UU
satu kota di Kanada. Dulu saya pernah mendengar

tentang agama Islam, akan tetapi saya tidak tahu bahwa

suatu hari saya akan bergabung kepada agama indah

mempesona yang Allah anugerahkan kepada saya ini,

karena saya belum pernah suatu hari pun

merencanakannya, dan saya tidak tahu bahwa hal itu

akan menjadi permulaan cahaya kebenaran dalam dunia

ini.

Kisah saya bermula saat guru kami di SMA meminta

kami untuk membuat satu penelitian tentang manusia

paling utama yang dikenal oleh manusia. Maka saya tidak

tahu dari mana saya memulai pembahasan tema saya

yang diminta oleh guru. Saya memutuskan untuk

mencari pribadi paling utama di Internet. Maka setiap

kali saya menulis pada media searching tentang pribadi

yang istimewa, saya tidak menemukan seorang pun

kecuali Muhammad, Nabi dan Rasul kaum muslimin. Maka

saya pun mengulangi lagi searching baru, namun muncul

pribadi yang sama. Maka saya memutuskan untuk

membaca kisah perjalanan laki-laki yang sangat

berkesan pada saya tersebut.

268
269 UU
Ketika membaca, saya tidak tahu bahwa suatu hari saya

akan menjadi termasuk orang yang Allah cinta dan

muliakan dengan agama yang lurus ini, akan tetapi

betapa pun saya membaca, saya tidak pernah merasa

bahwa saya sangat antusias terhadap Islam. Karena

melihat apa yang saya temui dari media tentang peran

kaum muslimin dalam usaha terorisme, dan juga apa

yang saya jumpai dari perbuatan kaum muslimin di

Kanada yang saya lihat mayoritas mereka tidak

menjalankan apa yang telah saya dengar dan baca

tentang Islam. Maka saya hanya menganggap bahwa

Islam hanya sekedar agama, tidak lebih dari itu.

Hari-hari pun berjalan, dan di sela-sela rasa bosan saya,

pada suatu hari saya masuk ke tempat permainan

Billiard di suatu ruangan. Saya temukan di dalamnya

seorang anak perempuan, dan kala itu saya memiliki

bagian untuk bermain bersamanya. Saat kami memulai

pembicaraan untuk saling kenal bersama, maka saya

tidak menemukan darinya kecuali laknat, cacian dan

makian kepada saya saat dia tahu bahwa saya adalah

seorang wanita Nasrani.

269
270 UU
Saya keluar dari ruangan tempat kami bermain, tapi dia

menambah cacian dan makian kepada saya, yang

menjadikan saya merasa malu untuk menyebutnya di

sini. Maka bertambahlah kebencian saya pada kaum

muslimin, mereka tidak lain kecuali para teroris

pendengki terhadap agama lain. Saya pun membenci

agama ini, sekalipun saya punya teman-teman muslim.

Pada suatu hari, setelah kejadian itu beberapa waktu

lamanya, menunggu saya sebuah kejadian penting yang

akan mengubah garis perjalanan hidup dan pola pikir

saya terhadap agama ini. Saat saya masuk ke tempat

Billiard yang sama untuk bermain, saya menemukan

seorang pemain laki-laki yang meletakkan bendera

Perancis, akan tetapi namanya adalah Astaghfirullah.

Mulanya, saya tidak perhatian dengan namanya, akan

tetapi saya perhatian dengan bendera Negara yang

diletakkannya. Maka saya putuskan untuk bermain

bersamanya. Ini terjadi di awal bulan Dzulhijjah 1429

H.

Mulailah perbincangan antara kami tentang Islam dan

Nasrani, serta kebencian kaum muslimin terhada Nabi

270
271 UU
Allah Isa, serta citra buruk mereka di dunia

internasional sebagai para teroris. Pemain itu pun

menjawab dengan cara yang memaksa saya untuk mulai

mendengarnya. Lalu mulailah dialog tersebut dengan

caya yang berbeda, mudah-mudahan Allah membalasnya

dengan kebaikan.

Kami berdialog bersama tentang segala sesuatu yang

berkaitan khusus dengan perselisihan kaum muslimin

dan Nasrani pada seluruh sisi agama. Saya pun benar-

benar mendapati segala yang menyelisihi apa yang telah

saya pelajari dan hidup dalam agama Nasrani. Maka saya

memutuskan untuk mulai berfikir serius dalam

membaca berbagai informasi tentang agama ini dengan

lebih rinci. Maka saya menemukan bahwa Islam adalah

jalan kebenaran dan kesuksesan, serta jalan cahaya

yang jauh dari kegelapan.

Berlalulah beberapa hari bersama lelaki itu, dan kami

berdiaolog seharian secara terus menerus, dan

berdebat tentang banyak perselisihan kedua agama

tersebut. Kemudian Allah ‫ ﷻ‬memuliakan saya dengan

bersyahadat pada hari ke sembilan dari Bulan

Dzulhijjah 1429 H.
271
272 UU
Ini adalah satu hari saya melihat televise dan

menyaksikan kaum muslimin semuanya berkumpul di

Arafah. Maka menangislah kedua mata saya pada hari

itu ketika melihat pemandangan yang menggetarkan

hati, perasaan, dan akal saya itu. Yang sebelumnya saya

telah melihat pemandangan kaum muslimin di Masjidil

Haram saat mereka shalat. Sungguh mencengangkan

cara shalat mereka dengan gerakan yang sama yang

belum pernah saya melihat bandingannya dalam

kehidupan saya. Pada satu waktu, mereka menunaikan

gerakan satu, dengan bentuk yang tidak ada

bandingannya. Subhanallah!

Saya pun mengumumkan keIslaman saya di hadapan

seorang da’i Amerika, Syaikh Yusuf Estes yang telah

mengajari saya bagaimana mengumumkan syahadat.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Setelah itu saya mulai mempelajari tata cara shalat,

tata cara mengamalkan rukun-rukun Islam dan iman.

Berhari-hari setelahnya, saya menemukan bukti akan

keindahan agama ini dalam jumlah besar. Maka segala

puji bagi Allah atas nikmat agama dan Islam ini. mudah-

mudahan Allah membalas dengan sebaik-baik balasan


272
273 UU
kepada setiap orang yang turut Andil dalam

mengenalkan saya kepada agama ini, dan setiap orang

yang terus menerus bersama saya. Mudah-mudahan

Allah ‫ ﷻ‬membalas kebaikan Anda wahai orang-orang

yang mengajari dan memberikan tuntunan kepada agama

dan hukum agam ini.

Saya juga ingin mengkhususkan terima kasih kepada

salah seorang akhawat di Yordania. Saya mencintainya

karena Allah, dimana dia selalu membantu saya, dan

tidak melupakan saya. Juga kepada akhawat lain yang

saya tidak pernah melupakan mereka dalam do’a dan

kecintaan saya. Saya memohon kepada Allah agar

menetapkan saya di atas agama ini.

Itulah kisah saya dengan Islam, dan jalan saya

kepadanya. Saya menulisnya sebagai bentuk kecintaan

saya agar saya bisa menyampaikan surat bagi setiap

muslim dan muslimah. Saya nasihatkan kepada Anda

wahai saudaraku, agar kalian tidak memperlakukan

orang selain agama Anda dengan cara yang bisa

membawa kepada meruginya sebuah kesempatan bagi

seorang laki-laki atau perempuan kepada agama Islam.

Jadilah kalian sebagai orang-orang terbaik yang


273
274 UU
dikeluarkan untuk manusia. Kalian memerintah yang

ma’ruf dan menahan dari yang mungkar. Saya memohon

kepada Anda untuk mendo’akan keluarga saya biar

mendapatkan hidayah, sebagaimana Allah

memberikannya kepada saya.

Washallallahu ‘ala sayyida muhammadin, wa ‘ala Aalihi

washabihi.

274
275 UU
Perjalanan Yang Jauh

Nurah, Saudara perempuanku Nampak pucat dan kurus

sekali. Tetapi seperti biasa ia masih membaca Al-

Quranul Karim. Jika ingin menemuinya, pergilah ke

mushallanya. Di sana engkau akan mendapatinya sedang

ruku, sujud dan menengadahkan ke langit. Itulah yang

dilakukannya setiap pagi, sore dan di tengah malam

hari. Ia tidak pernah jenuh.

Berbeda dengannya aku selalu asyik membaca majalah-

majalah seni, tenggelam dalam buku-buku cerita dan

hampir tidak pernah beranjak dari video. Bahkan aku

sudah identik dengan benda yang satu ini. Setiap video

diputar pasti di situ ada aku. Karena ‘kesibukanku’ ini

banyak kewajiban yang tak bisa kuselesaikan. Bahkan

aku suka meninggalkan shalat. Setelah tiga jam

berturut-turut menonton video di tengah malam aku

dikagetkan oleh suara adzan yang berkumandang dari

masjid dekat rumahku. Sekonyong-konyong malas

menggelayuti semua persendianku. Maka aku pun segera

menghampiri tempat tidur.

275
276 UU
Nurah memanggilku dari mushallanya. Dengan berat

sekali, aku menyeret kaki menghampirinya. “Ada apa

Nurah?,” tanyaku.
“Jangan tidur sebelum shalat Shubuh!”, ia

mengingatkan.

“Ah, Shubuh kan masih satu jam lagi. Yang baru saja kan
adzan pertama?”

Begitulah, ia selalu penuh perhatian padaku. Sering

memberiku nasehat, sampai akhirnya ia terbaring

sakit. Ia tergeletak lemah di tempat tidur.

“Hanah!,” panggilnya lagi suatu ketika. Aku tak mampu


menolaknya. Suara itu begitu jujur dan polos.

“Ada apa saudariku?”, tanyaku pelan


“Duduklah!” Aku menurut dan duduk di sisinya.

Hening, Sejenak kemudian Nurah melantunkan ayat suci

Al-Qur’an dengan suaranya yang merdu.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan


Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah
beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain
276
277 UU
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Qs. Ali
Imran : 185).

Diam sebentar, lalu ia bertanya: “Apakah kamu tidak

percaya adanya kematian?”

“Tentu saja saya percaya!”

“Apakah kamu tidak percaya bahwa amalmu kelak akan


dihisab, baik yang besar maupun yang kecil?”

“Percaya. Tetapi bukankah Allah Maha Pengampun dan


Maha Penyayang sementara aku masih muda, umurku
masih panjang!”

“Ukhtiy, Apakah kamu tidak takut mati yang datangnya


tiba-tiba?” Lihatlah Hindun, dia lebih muda
darimu, tetapi meninggal karena sebuah
kecelakaan. Lihat pula si Fulanah…Kematian tidak
mengenal umur. Umur bukan ukuran bagi kematian
seseorang.

Aku menjawabnya dengan penuh ketakutan. Suasana

tengah malam yang gelap mencekam, semakin

menambah rasa takutku.

277
278 UU
“Aku takut dengan gelap, bagaimana engkau menakut-
nakutiku lagi dengan kematian? Di mana aku akan tidur
nanti?” jiwa asliku yang amat penakut betul-betul
tampak. Kucoba menenangkan diri. Aku berusaha

tegar dengan mengalihkan pembicaraan pada tema

yang menyenangkan. Rekreasi....

“Oh ya, ku kira ukhti setuju pada liburan ini kita pergi
rekreasi bersama?”, pancingku.

“Tidak, barangkali tahun ini aku akan pergi jauh, ke


tempat yang jauh…mungkin… umur ada di tangan Allah,
Hana”, ia lalu terisak, Suara itu bergetar.

Aku ikut hanyut dalam kesedihan. Sekejap langsung

terlintas dalam benakku tentang sakitnya yang

ganas. Para dokter secara rahasia telah mengabarkan

hal itu kepada ayah. Menurut analisa medis para dokter

sudah tak sanggup, dan itu berarti dekatnya

kematian. Tetapi, siapa yang mengabarkan ini semua

padanya, atau ia memang sudah merasa sudah datang

waktunya?...

“Mengapa termenung? Apa yang engkau lamunkan?”


Nurah membuyarkan lamunanku.
278
279 UU
“Apa kau mengira, hal ini kukatakan karena aku sedang
sakit? Tidak, bahkan boleh jadi umurku lebih panjang
dari umur orang-orang sehat. Dan kamu...sampai kapan
akan terus hidup? Mungkin 20 tahun lagi, 40 tahun
lagi ...atau…

Lalu apa setelah itu? Kita tidak berbeda. Kita semua


pasti akan pergi, entah ke Surga atau ke
Neraka. Apakah engkau belum mendengar ayat:
“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung."(Qs.
Ali Imran ayat 185)
“Sampai besok pagi,” ia menutup nasehatnya.

Aku bergegas meninggalkannya menuju

kamar. Nasehatnya masih terngiang-ngiang di gendang

telingaku, “Semoga Allah memberimu


petunjuk, jangan lupa shalat!”

Pagi hari, Jam dinding menunjukkan angka delapan

pagi. Terdengar pintu kamarku diketuk dari luar.

“Pada jam ini biasanya aku belum mau bangun” fikirku.


Tetapi diluar terdengar gaduh, orang banyak terisak.

“Ya Rabbi, apa yang terjadi? , mungkin Nurah…?”


279
280 UU
Firasatku berbicara, dan benar, Nurah pingsan, ayah

segera melarikannya ke rumah sakit. Tidak ada rekreasi

tahun ini. Kami semua harus menunggui Nurah yang

sedang sakit. Lama sekali menunggu kabar dari rumah

sakit dengan harap-harap cemas. Tepat pukul satu

siang, telepon di rumah kami berdering. Ibu segera

mengangkatnya. Suara ayah di seberang, ia menelepon

dari rumah sakit.

“Kalian bisa pergi ke rumah sakit sekarang!,” demikian


pesan ayah singkat. Kata ibu, tampak sekali ayah begitu

panik, nada suaranya berbeda dari biasanya.

“Mana sopir…?” kami semua terburu-buru.

“Dia anak shalihah. Ia tidak pernah menyia-nyiakan


waktunya. Ia begitu rajin berbadah,” ibu bergumam
sendirian.

Kami sampai di rumah sakit. Nurah berada di ruang

perawatan intensif. Di depan pintu terpampang

peringatan:

“Tidak boleh masuk lebih dari satu orang!”.

Setelah ibu keluar dari ruangan intensif. Kini tiba

giliranku masuk.
280
281 UU
“Assalaamu ‘alaikum!, bagaimana keadaanmu
Nurah?, tadi malam, engkau baik-baik saja. Apa yang
terjadi denganmu?”, aku menghujaninya dengan

pertanyaan.

“Tapi mengapa tanganmu dingin sekali, kenapa?” Aku


menyeledik.

Aku duduk dipinggir dipan. Lalu kucoba meraba betisnya

tapi ia segera menjauhkannya dari jangkauanku.

“Maaf, kalau aku mengganggumu!”, aku tertunduk.

“Tidak apa-apa." Aku hanya ingat firman Allah Ta’ala:


“Dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan) kepada
Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau. (Qs. Al-
Qiyamah : 29-30)

Nurah melantunkan ayat suci Al-Qur’an. Aku

menguatkan diri. Sekuat tenaga aku berusaha untuk

tidak menangis di hadapan Nurah, aku membisu.

“Hanah, berdo’alah untukku, mungkin sebentar lagi aku


akan menghadap. Mungkin aku segera mengawali hari
pertama kehidupanku di akhirat, perjalananku amat
jauh tapi bekalku sedikit sekali”.

281
282 UU
Pertahananku runtuh. Air mataku tumpah. Aku

menangis, aku tak ingat lagi di mana aku sekarang. Aku

terus menangis sejadi-jadinya. Ayah mengkhawatirkan

keadaanku. Sebab mereka tak pernah melihatku

menangis seperti itu. Bersamaan dengan tenggelamnya

matahari pada hari itu Nurah meninggal dunia…

Suasana begitu cepat berubah. Seperti baru kemarin

aku berbincang-bincang dengannya. Kini ia telah

meninggalkan kami buat selama-lamanya. Dan, ia tak

akan pernah bertemu lagi dengan kami. Tak akan pernah

pulang lagi. Tidak akan bersama-sama lagi.

Oh Nurah, Saudariku yang senantiasa mengalirkan air

mata pada tiap-tiap pertengahan malam, yang selalu

menasehatiku tentang mati, hari perhitungan…

Ya Allah! Malam ini adalah malam pertama bagi Nurah

di kuburnya. Ya Allah, rahmatilah dia, terangilah

kuburnya.

Tiba-tiba aku tersentak dengan fikiranku sendiri.

“Apa yang terjadi jika yang meninggal adalah


aku? Bagaimana kesudahanku?”

282
283 UU
Aku tak berani mencari jawabannya, ketakutanku

memuncak. Aku menagis, menangis lebih keras lagi.

Allahu Akbar, Allahu Akbar… Adzan fajar

berkumandang. Tetapi, duhai alangkah merdunya

panggilan itu kali ini. Aku merasakan kedamaian dan

ketentraman yang mendalam. Aku menjawab ucapan

muadzin, lalu segera shalat Shubuh. Aku shalat seperti

keadaan orang yang hendak berpisah selama-

lamanya. Shalat yang pernah kusaksikan terakhir kali

dari saudari kembarku Nurah.

“Jika tiba waktu pagi, aku tak menunggu waktu sore dan

jika tiba waktu sore, aku tidak menunggu waktu pagi.”

283
284 UU
Isterimu Adalah Bajumu, Dan Suami Itu
Adalah Bajumu Pula.

Al kisah ada suami isteri di usia senja. Tinggal di rumah

yang telah dihuni puluhan tahun. Dua anak mereka telah

mandiri. Suami pensiunan, sedang isteri ibu rumah

tangga. Mereka lebih memilih tinggap di rumah yang

sekarang, meski anak-anak meminta mereka pindah.

Jadilah mereka berdua yang sudah renta,

menghabiskan waktu sisa di rumah yang telah jadi saksi

ribuan bahkan jutaan peristiwa.

Suatu saat lepas senja ba'da shalat Isya, di masjid tak

jauh dari rumah, isteri tidak temukan sandalnya. Saat

sibuk mencari, suami menghampiri: “Kenapa, Bu?” Isteri

menoleh sambil berkata: “Sandal ibu gak ketemu Pak”.

“Ya sudah gak apa2. Pakai sandal ini saja” kata suami
sambil sodorkan sandal yg dipakainya. Walau ragu,

isteri kenakan sandal bapak.

Menuruti perkataan suami adalah kebiasaannya. Jarang

membantah. Paham kegundahan isteri, suami genggam

lengan isteri. Pikiran suami berkelebat. Bagaimanapun

284
285 UU
aku bisa melangkah karena ditopang kaki isteriku

selama puluhan tahun.

Terimakasih sebanyak, sebesar, dan sedalam apapun

takkan pernah setimpal dengan apa yang telah dilakukan

untukku.

Kaki isterinya yang mungil, selalu berlari kecil

membukakan pintu untukku saat aku pulang kerja. Juga

di tengah-tengah malam.

Kaki yang telah antar anak-antar ke sekolah tanpa kenal

lelah. Kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari

kebutuhanku dan anak-anak di rumah.

Sang isteri memandang suaminya sambil tersenyum.

Dengan tulus mereka kembali ke rumah setelah shalat

Isya berjamaah di masjid.

Di usia lanjut, penyakit diabet telah menyerang

pandangan mata isteri. Saat kesulitan merapihkan kuku,

suami dengan lembut membantu.

Suami ambil gunting kuku dari tangan isteri. Jari-jari

yang sudah keriput digenggam suami. Lalu dipotong kuku

isteri.

285
286 UU
Setelah selesai, dikecup jemari isteri. Suami lirih

berkata: “Terimakasih ya, Bu”. Sembari tersenyum

suami memandang wajah isteri.

“Tidak, Pak. Ibu yg seharusnya berterimakasih. Bapak


telah membantu memotong kuku Ibu”, tukas isteri
tersipu-sipu.

“Terimakasih utk semua pekerjaan luar biasa repotnya,


yg tentu tak sanggup aku lakukan”.

“Aku takjub betapa luar biasanya Ibu. Aku tahu semua


takkan terbalas sampai kapanpun”, kata suami tulus.

Mata ibu sembab. Dua titik air mata menggayut di mata

isteri. “Bapak koq bicara begitu?” Ibu senang atas

semuanya, Pak.

Apa yang telah kita lalui bersama adalah sesuatu yang

luar biasa. Ibu selalu bersyukur pada keluarga, baik

atau buruk. Semua kita hadapi.

Hari Jumat yang cerah, suami siap berangkat ke masjid.

Setelah pamit, suami menoleh sekali lagi pd isteri.

Wajah Bapak teduh, bening.

286
287 UU
Tak ada tanda apapun, seperti biasa. Hingga beberapa

saat kemudian, bbrp org mengetuk pintu memberi kabar

yg tak pernah diduga.

Inalillahi waina ilahihi rojiun. Bapak, suaminya, siang itu

telah menyelesaikan perjalanan di dunia. Menghadap

Sang Khalik. Bapak pulang saat sedang duduk di tahiyat

akhir Shalat Jumat. Telunjuknya masih sempurna

menunjuk Kiblat. Subhanallah, sungguh akhir perjalanan

hidup yg indah.

Ibu tersadar, ketika bapak menoleh lagi sebelum

beranjak keluar pagar. Terbayang tatapan terakhir

Bapak. Senyumnya teduh.

Apakah itu tanda bahwa suaminya berat hati akan

meninggalkan isteri untuk selamanya? Ibu mendesah

sesunggukkan.

Beberapa hari kemudian, Ibu bermimpi bertemu

suaminya. Dengan wajah cerah, suami hampiri dirinya.

Membelai rambutnya selembut dulu.

“Apa yg Bapak lakukan?” tanya isteri bercampur


bingung.

287
288 UU
“Ibu harus kelihatan cantik. Kita akan lakukan
perjalanan jauh”.“Bapak tak bisa tanpa ibu. Bahkan
setelah kehidupan dunia ini berakhir sekalipun. Bapak
selalu butuh Ibu.”

“Saat Bapak disuruh memilih pendamping, Bapak


bingung. Bapak bilang pendamping saya tertinggal. Saya
mohon izin untuk menjemputnya.”
Isteri menangis sebelum akhirnya berkata: “Ibu ikhlas

Bapak pergi. Tapi Ibu tak bisa bohong kalau Ibu takut
sekali sekarang sendirian.” “Kalau ada kesempatan
mendampingi bapak sekali lagi, apalagi untuk selamanya,
tentu tidak akan Ibu sia-siakan.”

Tangis ibu berganti dengan senyuman. Senyum terakhir

yg indah dalam mimpi ibu yg terakhir pula.

Tetangga berdatangan, memandikan jenazah seorang

wanita, yang hanya tiga hari setelah ditinggal Bapak.

“Isterimu adalah bajumu. Dan suami itu adalah bajumu


pula" (Al Baqarah 187).63

63 (Ustadz Kholid Syamhudi di multaqod du'at ilallah)

288
289 UU
Wanita Shalihah Menyembunyikan
Kekurangan Suami.

Seorang lelaki pergi untuk melamar seorang wanita.

Disaat dia melakukan nazhar syar'i (melihat calon

istrinya ), Calon istrinya bertanya : "Berapa hafalan

AlQuranmu ?"
Dia menjawab : "Saya tidak hafal banyak, tapi saya ingin

menjadi seorang yang shalih"


Dia lalu berkata kepada calon istrinya : "Kalau kamu ?"

Calonnya menjawab : "Saya hafal juz amma"

Calonnya kemudian sepakat untuk menikah, karena

merasa, dia ( laki-laki yg datang melamar ini ) adalah

seorang yang jujur. Setelah menikah, sang istri lalu

memintanya untuk membantunya menghafal AlQuran.

Sang suami berkata : "Mengapa kita tidak saling

membantu dalam menghafal bersama-sama?"

Mereka lalu memulai menghafal dengan Surat Maryam

kemudian berikutnya dan berikutnya sampai hafalan

289
290 UU
Qurannya selesai dan mereka berdua mendapat Ijazah

hafalan Quran.

Kemudian istrinya menawarkan : "Mungkin kita juga bisa

memulai menghafal Hadits-hadits Bukhari.."


Dan suaminya pun setuju, kemudian mereka mulai

menghapalnya.

Di sebuah kesempatan ketika dia berziarah kerumah

mertuanya, sang suami mengabarkan kepada mertuanya

kalau anaknya sekarang Alhamdulillah sudah hafal

AlQuran Al Karim.

Mertuanya kaget dengan apa yg dikatakan menantunya,

dia lalu masuk ke kamar anaknya seraya memperlihatkan

banyak kertas kepada menantunya.

Sontak dan alangkah kaget dan bingungnya sang suami,

Istrinya ternyata memiliki ijazah hafalan Alquran dan

Kutub Sittah (kumpulan kitab-kitab hadits), bahkan

sebelum dia menikah dengannya.

290
291 UU
SUBHANALLAH....dia tidak mempermasalahkan dari

awal sedikitnya ilmu yang dimiliki sang calon suami, dan

bahkan dia kemudian membantunya menghafalkan Al

Quran sebagaimana dia telah menghafalnya disaat dia

merasa kalau memang sang suami adalah orang Shalih.

Ya Robb jika aku bukan orang yang shalih, maka

karuniakan kepadaku seorang istri yang shalihah yang

membantuku dan menjadikanku dekat dengan engkau,

dan jadikanlah aku diantara golongan orang-orang yang

berbakti kepadamu.

291
292 UU
Nusaibah Binti Ka’ab

Kisah ini mungkin telah sering kita dengar. Namun,

sekedar mengingatkan kembali tentang perjuangan

wanita mulia ini, semoga dapat mengembalikan ghirah

kita untuk juga bisa menteladani beliau, wanita yang

‘berhati baja’.

Nusaibah Binti Ka’ab radhiyallahu anha, namanya

tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan.

Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk

menyambutnya.

Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya,

Said sedang beristirahat di bilik tempat tidur. Tiba-

tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung

batu yang runtuh. Nusaibah menerka, itu pasti tentara

musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan

memuncak di kawasan Gunung Uhud. Dengan bergegas,

Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya

dan masuk ke bilik. Suaminya yang sedang tertidur

dengan halus dan lembut dikejutkannya.

292
293 UU
Nusaibah berkata, “Suamiku tersayang, aku mendengar

pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir


telah menyerang.”

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak.

Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya.

Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri.

Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum


menang.”

Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar

perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya

untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya

kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda

menuju ke utara. Said langsung terjun ke tengah medan

pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut

yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum

kepadanya. Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan

keberanian Said.

Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua

anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad

293
yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya
294 UU
dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul

seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.

“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang


kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan

perang. Beliau syahid…”

Nusaibah tertunduk sebentar, “Inna lillah…..”


gumamnya, “Suamiku telah menang perang. Terima

kasih, ya Allah.”

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat,

Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di

tengah tangis yang tertahan, “Amar, kaulihat Ibu

menangis?.. Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu


telah Syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa
lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah
engkau melihat ibumu bahagia?”

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar. “Ambillah

kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah


bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus.”

294
295 UU
Mata Amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah

yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu, seandainya


Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela
agama Allah.”

Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus

menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak

terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di

hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri.

“Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk


menggantikan ayahku yang telah gugur.”

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau

adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah


memberkatimu….”

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah

berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan

pasukan Islam berangkat dari perkemahan di medan

tempur, mereka menuju ke rumah Nusaibah.

Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang

termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah

gerangan?..” serunya gemetar ketika sang utusan belum


lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?..”
295
296 UU
Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”

“Inna lillah….” Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis.


“Kau berduka, ya Ummu Amar?..”

Nusaibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya

aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan?.. Saad


masih kanak-kanak.”

Mendengar itu, Saad yang sedang berada tepat di

samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku.

Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad


adalah putera seorang ayah yang gagah berani.”

Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. “Kau

tidak takut, nak?..”

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng,

yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika

Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya,

Saad hilang bersama utusan tentara itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan

kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah

banyak menghempaskan nyawa orang kafir. Hingga

akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak

296
297 UU
panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium

bumi dan menyerukan, “Allahu Akbar!..”

Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah

Nusaibah. Mendengar berita kematian itu, Nusaibah

meremang bulu tengkuknya. “Hai utusan,” ujarnya, “Kau

saksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi.


Hanya masih tersisa diriku yang tua ini. Untuk itu
izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”

Sang utusan mengerutkan keningnya. “Tapi engkau

wanita, ya Ibu….”

Nusaibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena

aku wanita?.. Apakah wanita tidak ingin pula masuk ke


Syurga melalui jihad?..”

Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan

tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah dengan

mengendarai kuda yang ada.

Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan

Nusaibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan

senyum.

297
298 UU
“Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita
mengangkat senjata. Untuk sementara engkau
kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang
luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun

segera menenteng obat-obatan dan berangkatlah ke

tengah pasukan yang sedang bertempur.

Dirawatnya mereka yang mengalami luka-luka dengan

cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk dan

memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka,

tiba-tiba rambutnya terkena percikan darah. Nusaibah

lalu memandang. Ternyata kepala seorang tentara Islam

tergolek, tewas terbabat oleh senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman

ini. Apalagi ketika dilihatnya Rasulullah terjatuh dari

kudanya akibat keningnya terserempet anak panah

musuh. Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi,

menyaksikan hal itu.

Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang

prajurit yang tewas itu. Dinaiki kudanya.

Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk.


298
299 UU
Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya.

Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang.

Hingga pada suatu waktu ada seorang kafir yang

mengendap dari arah belakang, dan langsung menebas

putus lengan kirinya. Nusaibah pun terjatuh, terinjak-

injak oleh kuda. Peperangan terus berjalan. Medan

pertempuran makin menjauh, sehingga tubuh Nusaibah

teronggok sendirian.

Tiba-tiba Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi

kalau-kalau ada orang yang bisa ditolongnya. Sahabat

itu, begitu melihat ada tubuh yang bergerak-gerak

dengan susah payah, dia segera mendekatinya.

Dipercikannya air ke muka tubuh itu.

Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Isteri Said-kah

engkau?..”

Nusaibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu

bertanya, “Bagaimana dengan Rasulullah?.. Selamatkah

baginda?..”
“Baginda Rasulullah tidak kurang suatu apapun…”

“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan?.. Pinjamkan kuda dan


senjatamu kepadaku….”
299
300 UU
“Engkau masih terluka parah, Nusaibah….”

“Engkau mau menghalangi aku untuk membela


Rasulullah?..”

Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan

senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki

kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke medan

pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikkannya.

Namun karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak

urung juga lehernya terbabat putus oleh sabetan

pedang musuh.

Gugurlah wanita perkasa itu ke atas pasir. Darahnya

membasahi tanah yang dicintainya.

Tiba-tiba langit berubah mendung, hitam kelabu.

Padahal tadinya langit tampak cerah dan terang

benderang. Pertempuran terhenti sejenak. Rasul

kemudian berkata kepada para sahabatnya,

“Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan?.. Itu


adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu
jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut
kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.”

300
301 UU
Subhanallah..

Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar..

Tanpa pejuang sejati seperti dia, mustahil agama Islam

bisa sampai dengan damai kepada kita yang hidup di

jaman sekarang.

Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla menempatkan mereka,

dan kita semua di Syurga-Nya disamping Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Aamiin..

Apa yang telah kita perbuat untuk menegakkan

Dienullah Islam ?

Kisah penuh inspiratif ini seharusnya dapat menggugah

jiwa juang kita, agar tidak cengeng melepas anak -anak

yang sedang berjuang. Kalau ingin anak menjadi kuat,

maka kita harus menjadi ibu yang kuat terlebih dahulu

Semoga bermanfaat.

ob~Y ufeã!<äæ

301
Bel
akangani ni,me rebakt re
ndj i
lbabgaulat au
kudunggaul .Anggot anyamul aidarianak- anak
remaj ahi nggai bu- i
buyangakt if
dalam be rbagaike giat
anpe ngaji
an
Kalaume r
e kadi tanya,“J ilbabapai ninamanya? ”
Me r
ekaakanme njawabde ngande nganpe de -
nya,
Ji
lbabgaul
Wahais audar iku,Sadar kahe ngkau,s i
apayang
meme rintahmuunt ukme ngenakanjilbab..
.
Dia-lahAl l
ah
Rabb-mu,Rabbs eluruhmanus ia,Rabbalam s emesta

Bagai
manaI
slam be
rbicar
amenge
naife
nomenai
ni?
Si
lakandisi
makdal
am bukuini

Anda mungkin juga menyukai