Anda di halaman 1dari 51

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan buku yang berjudul “Wanita
Muslimah”. Disamping itu,Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya buku ini.

Akhir kata, penulis memahami jika buku ini tentu jauh dari kesempurnaan maka
kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di
waktu-waktu mendatang.

Medan, April 2018

Penulis

v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
BAB I. WANITA MUSLIMAH
A. Tidak Ada Kata “RUGI” Dalam Memakai Jilbab Besar..................................... 3
1. Hijab adalah Ibadah, bukan adat Kebiasaan................................................ 4
2. Keutamaan Hijab bagi Muslimah................................................................. 8
3. Kata Mutiara Hijab...................................................................................... 12
B. Yuk, Hijrah......................................................................................................... 13
1. Kata Kata Hijrah Wanita Muslimah............................................................ 14
2. Catatan Wanita Muslimah........................................................................... 16
3. Hadist Tentang Wanita Muslimah............................................................... 18
C. Yang Berat Itu Bukan Rindu, Tapi Istiqomah................................................... 19
1. Arti Istiqomah dalam Islam dan Cara Menjaganya dalam Ibadah.............. 19
2. Rindu Istiqomah.......................................................................................... 23
a. 037. Hingga Ujung Napas.................................................................... 23
b. 036. Keheningan….............................................................................. 25
c. 035. Aku dan Kenangan...................................................................... 26
d. 034. Ada ALLAH ….......................................................................... 27
e. 033. Semua Terserah PadaMu............................................................. 29
f. 032. Nikmat Sakit................................................................................ 31
g. 031. Matahari Untuk Meutia............................................................... 32

3. Tips agar tetap Istiqomah .......................................................................... 34

D. Ketika Muslimah Jatuh Cinta, Apa Yang Harus dilakukan?............................ 37

1. Ketika muslimah jatuh cinta ..................................................................... 41

E. Hukum Wanita Muslimah Berobat Ke Dokter Laki-Laki, Apakah Boleh??... 43

F. Hukum Berhias bagi Wanita............................................................................ 46


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 50
LAMPIRAN ................................................................................................... 51
vi
BAB I

WANITA MUSLIMAH

A.Tidak Ada Kata “RUGI” Dalam Memakai Jilbab


Besar
Salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan khususnya untuk seorang muslimah
adalah menutup aurat dengan memakai hijab atau jilbab. Ini perlu diterapkan kepada diri
muslimah agar terhindar dari segala fitnah dan anggapan-anggapan buruk yang kerap
dilontarkan di luar.
Mengapa muslimah diwajibkan untuk memakai hijab ? Karena seperti yang sobat
ketahui, bahwa aurat dari seorang wanita adalah seluruh tubuh. Jadi, tidaklah pantas bila
seorang wanita memakai pakaian ketat atau bahkan tidak memakai hijab, sedangkan
secara bebaskan ia melenggangkan kaki keluar rumah dengan percaya diri. Sungguh, itu
merupakan suatu hal yang sangat tidak layak untuk seorang wanita.

Ibarat singkatnya seperti ini. Ada dua buah permen lolipop, yang satu sudah dibuka
sedangkan yang satu belum. Keduanya dijatuhkan ke tanah. Lantas, mana yang akan
sobat ambil? Tentu permen yang masih terbungkus. Seperti itulah yang kami
sederhanakan dalam ibarat di atas. Orang yang berhijab masih tetap berharga meskipun ia
telah jatuh dan kotor, tidak seperti yang berhijab.
Melihat fenomena lain seperti ada yang memakai Hijab tetapi lekuk tubuhnya terlihat
sangat jelas. Ini tidak sesuai dengan ajaran hijab syar’i yang sebenarnya. Berhijablah
dengan sederhana serta memakai baju yang longgar. Apalah gunanya jika memakai hijab
tetapi lekuk tubuh masih dapat dinikmati mata lelaki yang bukan mahrom secara gratis.
Sungguh ironis, subhaanallah…

3
Hijab adalah Ibadah, bukan adat Kebiasaan

Dalam risalah ringkas ini, terdapat penjelasan mengenai wajibnya hijab, keutamaan dan
syarat-syaratnya. Di dalamnya pula terhadap peringatan bagi orang-orang yang bertabarruj
dan hukumannya, kita memohon kesejahteraan kepada Allah, mudah-mudahan tulisan ini
bermanfaat bagi saudari-saudari kita kaum Muslimah, sesungguhnya Dia Maha berkuasa dan
Maha menentukan. * Hijab adalah Ibadah, bukan adat ‘Saudari muslimah: sesungguhnya para
penyeru kepada kesesatan dan berbuat kerusakan senantiasa berusaha secara terus terusan
untuk mengoyak kewajiban hijab dan menyangka bahwa Hijab ialah penyebab
keterbelakangan wanita, hijab pula membatasi dan memperkosa kebebasan wanita. Lalu para
penyeru itu memotivasi kaum Muslimah untuk menanggalkan hijab mereka, untuk kemudian
bertabarruj dan memamerkan wajah, mereka berusaha untuk meniadakan syariat hijab,
mereka menyebut usaha ini sebagai pembebasan dan kemajuan bagi wanita. Mereka pada
hakikatnya tidak menghendaki kebaikan terhadap diri wanita Muslimah sebagaimana yang
mereka nyatakan.

Dengan klaim seperti itu, sebenarnya mereka tidak menghendaki selain kehancuran harga diri
dan kehidupan wanita. Maka berwaspadalah wahai saudari Muslimah. Jadilah kalian sebagai
orang-orang yang mulia dengan dien (agama) kalian, dengan tetap teguh mengenakan hijab-
hijab kalian. Kuatkanlah keyakinan kalian bahwa Hijab adalah merupakan syariat Islam. Dan
diatas itu semua, bahwa mengenakan hijab adalah merupakan Ibadah kepada Allah, dalam
menta’ati Allah dan Rasul-Nya Shallallaahu ‘Alaihi Wa-Sallam. Hijab bukanlah merupakan
adat kebiasaan, ketika suka dikenakan, ketika tidak suka ditanggalkan. Hijab adalah harga
diri dan kemuliaan. ‘Saudari Muslimah, sesungguhnya Allah Ta’ala, ketika memerintah
kalian mengenakan hijab, tidak lain sesungguhnya Allah berkehendak untuk menjaga

4
kesucian kalian. Menjaga tubuh kalian dan seluruh anggota badan kalian, agar tidak ada
orang yang menyakiti kalian dengan perbuatan yang tak senonoh dan ucapan-ucapan
murahan.

Dengan hijab pula Allah hendak meninggikan kalian. Maka hijab adalah kehormatan dan
kemuliaan bagi kalian, bukan merupakan pengungkungan terhadap kalian. Ini merupakan
sesuatu yang indah dan kesempurnaan bagi kalian. Dan ianya merupakan bukti yang nyata
akan iman kalian, sekaligus menjadi ukuran sejauh mana adab dan akhlak kalian. Dan ini
pula merupakan pembeda antara kalian dengan orang-orang yang telah hilang harga diri dan
kehormatannya. ‘Maka janganlah sekali-kali kalian menyepelekan masalah ini apalagi
mengingkari kewajiban berhijab. Karena sesungguhnya -demi Allah- tidaklah seorang wanita
menganggap sepele masalah hijab atau mengingkarinya, kecuali pastilah ia terancam oleh
kemurkaan Allah dan siksa-Nya. Dan tidaklah seorang muslimah menjaga hijabnya kecuali
bertambahlah keridhaan dan kedekatan Allah kepadanya, bertambah pulalah kehormatannya.

Syarat-syarat Hijab Syar’I ‘Sesungguhnya Hijab syar’I bagi wanita Muslimah wajib tebal dan
tidak nipis, tidak boleh hijab itu bercorak warna-warni yang mencolok mata. Hijab pula tidak
boleh sempit (ketat). Tidak boleh pula berhijab disertai parfum dan menawan, karena Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wa-sallam mengharamkan wanita yang mengenakan parfum dan keluar
menuju satu tempat yang didalamnya terdapat ajnabi (lelaki yang bukan mahram). Baginda
Rasulullah ShallaLlaahu ‘Alaihi Wa-Sallam bersabda: “Siapa dari kalangan wanita yang
mengenakan wewangian lantas ia melalui suatu kaum sehingga kaum itu mencium wanginya,
maka si wanita itu adalah (dianggap) penzina”. Hijab Muslimah tidak boleh pula menyerupai
pakaian lelaki. Diwajibkan pula hijab ini menutupi seluruh anggota badan, termasuk wajah,
dimana sesetengah wanita menganggapnya sebagai perkara sepele, sehingga membiarkan
wajahnya terbuka, dengan alasan bahwa wajah bukanlah aurat. Sungguh ini satu hal yang
aneh, bagaimana mungkin wajah tidak dianggap sebagai aurat, padahal wajahlah sumber
fitnah terbesar dalam diri wanita, pada wajahlah terdapat kecantikan dan terhimpun
keindahannya, kalaulah lelaki tidak terfitnah oleh kecantikan wajah wanita, lalu dengan apa
dia terfitnah?!! ‘Sungguh terdapat banyak nash (dalil) dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
menunjukkan kewajiban wanita untuk menutupi seluruh anggota badannya, karena wanita itu,
seluruh tubuhnya adalah aurat, tidak dibenarkan lelaki yang bukan mahram melihat sesuatu
apapun dari dirinya. Diantara dalilnya ialah: “Hendaklah mereka (wanita) menghulurkan
khimar (kain labuh) ke atas leher-leher mereka” (An-Nuur:31).

Berkenaan dengan ayat ini Rasulullah s.a.w bersabda: “Ketika ayat ini turun, wanita-wanita
Anshar menjadikan kain-kain tirai (gordin) mereka dan memotong-motongnya menjadi
khimar (penutup tubuh)” yaitu : “menutupi wajah-wajah mereka” Dalam hadits lain, yang
telah disepakati kesahihannya, berkenaan dengan kisah Aisyah Radhiyallaahu `Anha, dalam
satu peristiwa yang terkenal dengan sebutan “Hadiitsul Ifki” (Gosip dusta), ketika beliau
tertidur di tempatnya, kemudian datanglah Shafwan Ibnul Mu’thal kepadanya dan beliau
ummul mu’minin berkata: “Lalu aku berkhimar” (dalam lain riwayat disebutkan : aku
menutupi wajahku dengan jilbabku). Ini semua menunjukkan wajibnya menutup wajah”

Oleh sebab itu, menjadi kewajiban bagi seluruh wanita Muslimah, hendaklah mereka
bertaqwa kepada Allah, terhadap dirinya. Dan hendaklah ia tetap iltizam dengan hijabnya
dengan keiltizaman (komitmen) yang optimal. Jangan menyepelekan satu hal pun dari
masalah ini, misalnya membiarkan telapak tangan dan tangannya terbuka, atau mengenakan

5
kain yang dari celah-celahnya terlihat sebagian besar wajahnya, atau pula menutupi seluruh
wajahnya tetapi dengan kain tipis, sehingga nampaklah apa yang dibalik penutup wajahnya
itu, kemudian ia menyangka bahwa dirinya telah berhijab dengan sempurna. Lalu dia
menyangka bahwa bagian dari anggota badannya tidak berpengaruh apa-apa dan tidak
menimbulkan fitnah, atau dia menganggap bahwa hal itu bukanlah merupakan tabarruj yang
tercela. Maka merupakan kewajiban baginya untuk berusaha keras menjauhi perkara-perkara
yang mempengaruhi komitmennya terhadap hijab, atau perkara-perkara lain yang
merusakkan sifat malunya. Demi menghindari keburukan orang-orang fasiq sebagaimana
kebiasaan mereka terhadap wanita yang secara fisik tidak menampakkan kemuliaan akhlak
mereka.

Agar dirinya tidak terperangkap ke dalam kemurkaan Allah dan siksa-Nya, sebagai terdapat
keterangan mengenai hal tersebut, yang datang daripada Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa-
Sallam, baginda bersabda: “Dua golongan dari ahli neraka yang aku tidak peduli kepada
keduanya” disebutkan diantaranya : ” Dan wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang
melenceng meninggalkan kebenaran, kepalanya seperti punuk unta, dia telah tersesat, dan
tidak akan memasuki jannah dan tidak akan mencium bau jannah (syurga), padahal wanginya
jannah ini tercium dari perjalanan sejauh sekian dan sekian ” (HR.Muslim).

Para ahli ilmu berkata: Maksud dari kalimat: “Berpakaian tapi telanjang” ialah bahwa mereka
mengenakan pakaian akan tetapi pakaian itu sempit(ketat) atau tidak menutupi seluruh bagian
tubuhnya”.

Syaikh Shalih Utsaimin ditanya tentang sifat Hijab Syar`I, maka ia menjawab: Pendapat yang
paling rajih (benar) ialah bahwa hendaklah wanita menghijabi seluruh bagian yang dapat
menimbulkan fitnah terhadap kaum lelaki, diantara sumber paling besar fitnah dalam diri
wanita adalah wajah, maka wajib baginya untuk menutup wajahnya dari seluruh ajnabi (lelaki
asing, bukan mahram), adapun terhadap orang-orang yang masih ada hubungan mahram
maka tidak mengapa ia menampakkan wajahnya. ‘Adapun orang-orang yang mengatakan
bahwa Hijab Syar`ie adalah dengan menutupi rambutnya dan membiarkan wajahnya
terbuka…maka ini merupakan pendapat yang sangat aneh!! Manakah penyebab fitnah yang
paling besar, rambut ataukah wajah?! Dan manakah bagi orang yang menghendaki wanita,
apakah mereka menanyakan wajah wanita ataukah rambutnya? ‘Dua pertanyaan diatas tidak
mungkin dijawab kecuali dengan : “Sesungguhnya sumber fitnah paling besar adalah terdapat
pada wajah” Dan hal ini tidak diragukan lagi. Lelaki akan tertarik kepada wanita jika
wajahnya cantik walaupun rambutnya dibawah kecantikan wajahnya. Dan, sebaliknya lelaki
tidak akan tertarik kepada wanita yang berwajah buruk sekalipun rambutnya indah menawan.
Maka pada hakikatnya hijab syar`I adalah yang menghijabi wanita sehingga tidak
menimbulkan fitnah atau dengannya ia terfitnah, dan tidak diragukan lagi bahwa wajah lah
sumber utama fitnah itu.

Tabarruj dan membiarkan wajah terbuka menyeru kepada Dosa dan kerusakan
‘Sesungguhnya seorang wanita itu, jika ia bertabarruj dan membiarkan wajahnya terbuka di
hadapan kaum lelaki, pada hakikatnya ia telah jatuh harga dirinya, amat sedikit rasa malunya,
di mata manusia harga dirinya sebenarnya telah jatuh. Ini menunjukkan kebodohannya dan
kelemahan imannya, juga kurang kepribadiannya. Semua ini adalah awal kejatuhan harga
dirinya. Bahkan akan tiba saatnya hal tersebut menjadikan harga dirinya lebih rendah
daripada keharusannya sebagai insan, dimana -jika dia normal- manusia ini telah dimuliakan

6
oleh Allah, Allah telah melindunginya dan membentenginya, namun akhirnya akan terjatuh
dan hina dengan sebab-sebab diatas. Apalagi, sebenarnya Tabarruj dan sufur (membiarkan
wajah bebas terbuka), sebenarnya tidak menuju kepada kebebasan dan kemajuan,
sebagaimana yang disangka oleh sebagian orang-orang yang mengklaim sebagai beragama
Islam, dan orang-orang yang telah sesat diri mereka. Perbuatan tabarruj dan sufur ini sama
sekali bertentangan dengan Akhlaq dan Adab Islam. Tidak akan ada wanita yang sanggup
melakukannya kecuali wanita-wanita yang masih jahil tentang hal ini, yang telah hilang rasa
malu dan akhlaqnya. Karena sesungguhnya amat tidak terbayangkan jika ada seorang wanita
yang terhormat dan memiliki harga diri membiarkan dirinya dan sumber-sumber fitnah yang
ada pada dirinya diumbar kepada kehinaan dan kerendahan, kepada kaum lelaki di pasar-
pasar dan di tempat-tempat lainnya, tanpa memiliki rasa malu dalam dirinya. ‘Barangkali
sebagian wanita meyakini bahwasanya jika ia keluar rumah dalam keadaan tabarruj (berhias)
dan wajahnya bebas terbuka tanpa hijab juga tempat-tempat yang mendatangkan fitnah dari
dari dirinya terhadap orang-orang lain, hal itu akan menyebabkan dirinya dikagumi dan
dihormati manusia. Sesungguhnya ini adalah prasangka yang salah sama sekali, karena
sesungguhnya manusia tidak mungkin selamanya menghormati orang-orang yang berbuat
seperti itu, bahkan sebenarnya mereka mencelanya dan memandang diri wanita itu dengan
pandangan hina dan rendah. Dan wanita itu, dalam pandangan manusia dianggap sebagai
wanita yang tidak punya harga diri dan akhlaq, lalu bagaimana mungkin seorang wanita yang
berakal menghendaki hal ini terjadi pada dirinya? Apa yang memanggilnya kepada kehinaan
dan menjatuhkan dirinya dalam keadaan seperti itu? Kemana akal dan rasa malunya hilang?
‘Maka, wahai orang-orang yang memuliakan syetan dengan perbuatan Tabarruj dan Sufuur
(membiarkan wajah terbuka tanpa hijab):

Takutlah kalian kepada Allah dan bertaubatlah kalian kepada Allah daripada perbuatan yang
buruk tersebut, kenalilah apa bagianmu kelak, ingatlah tempat kembalimu kelak, ingatlah
kedudukan kalian kelak di alam kubur, yang gelap dan mengerikan. Dan ingatlah keberadaan
kalian di hadapan Allah kelak. Dan ingatlah dahsyatnya hari kiamat. Ingatlah hari
perhitungan dan ditimbangnya amal. Ingatlah akan neraka jahannam dan apa-apa yang Allah
sediakan di dalamnya, yaitu adab yang pedih bagi mereka yang berpaling dan menyalahi
perintah-perintah Allah Subhaanahu Wa-Ta`ala. Ingatlah akan semua itu, sebelum kalian
berbuat tabarruj dan sufuur. Dan demi Allah, sesungguhnya kalian adalah makhluk yang amat
lemah dalam memikul siksa Allah kelak, atau menghadapi dahsyatnya hari kiamat yang akan
kalian hadapi kelak, maka kasihanilah dirimu, jangan biarkan terjerumus dalam keadaan
seperti itu, bersegeralah untuk bertaubat Nasuha (sebenar-benar Taubat) sebelum pintu taubat
tertutup, sebelum tanah menimbun jasadmu, maka sesalilah hal itu dengan sebenar-benar
penyesalan.

Kepada para Lelaki ‘Sesungguhnya tidaklah wanita rusak, dan sampai kepada tingkat
kerusakan seperti ini, yaitu Tabarruj dan Sufuur, dan memandang remeh urusan dien (agama)
dan hijabnya kecuali karena sebagian lelaki memandang remeh terhadap urusan wanita
mereka, dan bermasa bodoh terhadap dien mereka, dan hilangnya sifat mereka sebagai lelaki,
hilang sifat cemburu dari diri mereka, bahkan tidak merasa hina dengan adanya perbuatan
tabarruj dan sufur yang dilakukan oleh wanita-wanita mereka. ‘Aduhai, betapa hinanya,
kalian lihat sebagian lelaki telah hilang sifat mereka sebagai lelaki, sehingga mereka pada
akhirnya menjadi lelaki yang tambun (pemalas) bukan lelaki yang satria [maksudnya para
lelaki tidak mau lagi menasehati wanita yang tabaruj dan sufur-ed].

7
Kemudian celakalah mereka yang tidak mengerti kehormatan diri-diri mereka, dan tidak
menjaga orang-orang yang berada dalam tanggung jawab mereka, yang tidak melaksanakan
dengan baik apa yang Allah telah perintahkan dalam menjaga kaum wanita, sedangkan
Rasulullah Shalallaahu Alayhi Wa Sallam telah memberikan peringatan tentang hal ini,
beliau bersabda: “Tidaklah seorang penanggung jawab yang Allah berinya tanggung jawab
untuk mengurusi tanggungannya, kemudian orang yang menjadi tanggungannya itu
meninggal, dalam keadaan si penanggung tidak mempedulikan keberadaan orang yang
meninggal tadi, kecuali Allah akan haramkan baginya jannah (syurga) ” ‘Wahai kaum lelaki,
sesungguhnya harga diri kalian itu adalah seperti nyawa kalian, sesungguhnya telah banyak
orang yang rusak di antara kalian, mereka menyepelekan masalah tanggung jawab,
melalaikan amanah. Kalian telah berada dalam keadaan bahaya, dan tidaklah kalian rusak
kecuali oleh diri kalian sendiri sedangkan kalian tidak menyadari. Tidakkah kalian berfikir
dan bertaubat kepada Rabb (Tuhan) kalian dan menjaga wanita-wanita kalian?

Al-faqir Wal-Haqiir Ilallaah : ‘Abdullah ‘Azzam

(arrahmah)

1. Keutamaan Hijab bagi Muslimah

Pertama, Hijab merupakan tanda ketaatan seorang muslimah kepada Allah dan
Rasul-Nya.
8
Allah telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firmanNya:
‫ضى إِذَا ُمؤْ ِمنَة َوال ِل ُمؤْ ِمن َكانَ َو َما‬
َ َ‫ّللاُ ق‬ ُ ‫ص َو َم ْن أ َ ْم ِر ِه ْم ِم ْن ْال ِخيَ َرة ُ ُه ُم ََل يَ ُكونَ أ َ ْن أ َ ْم ًرا َو َر‬
َ ُ‫سولُه‬ َ ُ‫سولَه‬
ِ ‫ّللاَ يَ ْع‬ ُ ‫ض َل فَقَدْ َو َر‬
َ
‫ضالال‬ َ ‫ُم ِبي ًنا‬
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 36)
Allah juga telah memerintahkan para wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman
Allah:
‫ت َوقُ ْل‬ ِ ‫ضضْنَ ِل ْل ُمؤْ ِمنَا‬
ُ ‫اره َِن ِم ْن يَ ْغ‬
ِ ‫ص‬ ْ َ‫ظ َه َر َما إِال ِزينَتَ ُه َن يُ ْبدِينَ َوال فُ ُرو َج ُه َن َويَحْ ف‬
َ ‫ظنَ أ َ ْب‬ َ ‫علَى بِ ُخ ُم ِره َِن َو ْليَض ِْربْنَ ِم ْن َها‬
َ
‫ُجيُو ِب ِه َن‬
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” (QS.
An Nuur: 31)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
َ‫األولَى ْال َجا ِه ِليَ ِة تَ َب ُّر َج تَ َب َرجْ نَ َوال بُيُوتِ ُك َن فِي َوقَ ْرن‬
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang Jahiliyah.” (QS. Al Ahzab: 33)
‫سأ َ ْلت ُ ُموه َُن َوإِذَا‬
َ ‫اء ِم ْن فَا ْسأَلُوه َُن َمتَاعًا‬ ْ َ‫َوقُلُو ِب ِه َن لُوبِ ُك ْم َُ ِلق أ‬
ِ ‫ط َه ُر ذَ ِل ُك ْم ِح َجاب َو َر‬
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri- istri Nabi), Maka
mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka.” (QS. Al Ahzab: 53)

Kedua, Hijab itu Iffah (Menjaga diri).

Allah menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah (menahan diri dari
maksiat). Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
‫ي أَيُّ َها َيا‬
ُّ ‫اجكَ قُ ْل النَ ِب‬ ْ َ‫اء َو َبنَاتِك‬
ِ ‫ألز َو‬ ِ ‫س‬َ ِ‫ّللاُ َو َكانَ يُؤْ ذَيْنَ فَال يُ ْع َر ْفنَ أ َ ْن أَدْنَى ذَلِكَ َجال ِبي ِب ِه َن ِم ْن َعلَ ْي ِه َن يُدْنِينَ ْال ُمؤْ ِمنِينَ َون‬ ً ُ‫َغف‬
َ ‫ورا‬
‫َر ِحي ًما‬
“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)
Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindar dan menahan diri dari
perbuatan dosa, karena itulah Allah menjelaskan manfaat dari hijab ini, “karena itu mereka
tidak diganggu.” Ketika seorang muslimah memakai hijabnya dengan benar maka orang-
9
orang fasik tidak akan mengganggu mereka dan pada firman Allah “karena itu mereka tidak
diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk
gangguan berupa godaan dan timbulnya minat untuk melakukan kejahatan bagi mereka.

Ketiga, Hijab itu kesucian.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:


‫سأ َ ْلت ُ ُموه َُن َوإِذَا‬
َ ‫اء ِم ْن فَا ْسأَلُوه َُن َمتَاعًا‬ ْ َ‫َوقُلُو ِب ِه َن لُوبِ ُك ْم َُ ِلق أ‬
ِ ‫ط َه ُر ذَ ِل ُك ْم ِح َجاب َو َر‬
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri- istri Nabi), Maka
mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka.” (QS. Al Ahzab: 53)
Allah subhanahu wa ta’ala menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mukmin,
laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hati pun tidak akan
bernafsu. Pada keadaan ini maka hati yang tidak melihat maka akan lebih suci. Keadaan
fitnah (cobaan) bagi orang yang banyak melihat keindahan tubuh wanita lebih jelas dan lebih
nampak. Hijab merupakan pelindung yang dapat menghancurkan keinginan orang-orang yang
ada penyakit di dalam hatinya, Allah berfirman:
َ ‫ط َم َع بِ ْالقَ ْو ِل ت َْخ‬
‫ض ْعنَ فَال اتَقَ ْيت ُ َن إِ ِن‬ ْ َ‫َم ْع ُروفًا قَ ْوال َوقُ ْلنَ َم َرض قَ ْلبِ ِه فِي الَذِي فَي‬
“Jika kalian adalah wanita yang bertakwa maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara
sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah
Perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab: 32)

Keempat, Hijab adalah pelindung.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:


“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Kelima, Hijab itu adalah ketakwaan.

‫سا َعلَ ْي ُك ْم أَ ْنزَ ْلنَا قَدْ آدَ َم َبنِي َيا‬


ً ‫س ْوآتِ ُك ْم ي َُو ِاري ِل َبا‬ ُ ‫ت ِم ْن ذَلِكَ َخيْر ذَلِكَ الت َ ْق َوى َو ِل َب‬
ً ‫اس َو ِري‬
َ ‫شا‬ َ ‫َيذَ َك ُرونَ لَ َعلَ ُه ْم‬
ِ ‫ّللاِ آ َيا‬
“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah yang paling baik.
yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan
mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf: 26)
10
Keenam, Hijab menunjukkan keimanan.

Allah subhanahu wa ta’ala tidaklah berfirman tentang hijab kecuali bagi wanita-wanita yang
beriman, sebagaimana firmannya, “Dan katakanlah kepada wanita-wanita beriman.”(QS.
An-Nuur: 31), juga firman-Nya: “Dan istri-istri orang beriman.” (QS. Al-Ahzab: 59)
Dalam ayat-ayat di atas Allah menghimbau kepada wanita beriman untuk memakai hijab
yang menutupi tubuhnya. Ketika seorang wanita yang benar imannya mendengar ayat ini
maka tentu ia akan melaksanakan perintah Tuhannya dengan senang hati. Maka
bagaimanakah iman seorang wanita yang mengetahui ada perintah dari Rabbnya kemudian ia
tidak melaksanakannya, bahkan ia melanggarnya dengan terang-terangan di hadapan umum
!!! (contohnya mengumbar aurat di muka umum).

Ketujuh, Hijab adalah rasa malu.

Rasulullah bersabda:
‫اس أَد َْركَ ِم َما إِ َن‬ ُ
َ ‫ ْاأل ْو‬: ‫صنَ ْع ت َ ْست َحِ لَ ْم إِذَا‬
ُ َ‫لى النُّب َُوةِ َكالَ ِم ِم ْن الن‬ ْ ‫ِشئْتَ َما فَا‬
“Sesungguhnya yang didapatkan manusia pada ucapan nubuwwah yang pertama kali: Jika
kalian tidak malu maka lakukanlah perbuatan sesuka kalian.” (HR. Bukhari)
Wanita yang mengumbar auratnya tidak disangsikan lagi bahwa tidak ada rasa malu darinya,
ia mengumbar auratnya di mana-mana tanpa ada perasaan risih darinya, ia menampilkan
perhiasan yang tidak selayaknya dibuka, ia memamerkan barang berharganya yang pantasnya
hanya layak untuk ia berikan kepada suaminya, ia membuka sesuatu yang Allah perintahkan
untuk menutupnya!

Kedelapan, Hijab adalah ghirah (rasa cemburu).

Hijab berbanding dengan perasaan cemburu yang menghinggapi seorang wanita sempurna
yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju pada istri dan anak
wanitanya. Betapa banyak pertikaian yang terjadi karena wanita, betapa banyak tindakan
buruk yang terjadi kepada wanita serta betapa banyak seorang lelaki gagah yang menjadi
rusak karena wanita. Wahai para wanita jagalah aurat kalian supaya kalian menjadi wanita-
wanita yang terhormat! Wahai para lelaki perintahkanlah kepada keluargamu untuk menutup
auratnya dan cemburulah kepada orang-orang dekatmu yang membuka auratnya di hadapan
orang lain karena tidak ada kebaikan bagi seseorang yang tidak mempunyai perasaan
cemburu!.

11
HIKMAH DARI FIRMAN ALLAH:

ُ‫الزانِ َية‬ ِ ‫َج ْلدَة ِمائَةَ ِم ْن ُه َما َو‬


َ ‫احد ُك َل فَاجْ ِلد ُوا َو‬
َ ‫الزانِي‬
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus dali dera.” (QS. An Nuur: 2)
Dalam ayat ini Allah menyebutkan seorang pezina perempuan terlebih dahulu daripada
pezina laki-laki, karena dalam perzinaan seorang wanitalah yang menentukan akan terjadi
atau tidaknya perzinaan, ketika seorang wanita membuka hijabnya dan membuka dirinya
untuk berdua-duaan dengan seorang pria maka wanita ini telah membuka pintu selebar-
lebarnya untuk terjadinya perzinaan! Wallahul musta’an.

Dari : Abu Sa’id Satria Buana

2. Kata Mutiara Hijab


Kenapahijab?
Aku sayang suamiku,
Istri yang tak menutup aurat dapat menyeret suaminya ke neraka
Wanita tanpa jilbab adalah panas
Wanita dengan jilbab akan cantik
Itulah mengapa neraka itu panas dan surga itu cantik
Kecantikan haqiqi bukan dari wajah
Melainkan cahaya yang keluar dari hatinya
Duhai muslimah
Jika keluar rumah jauh atau dekat
Jangan lupa memakai jilbab
Karena sesungguhnya hal itu menghindarkan dari fitnah
Berjilbab syar’i tidak perlu menunggu kesiapan
Karena ia adalah kewajiban diri
Hijab untuk melindungi keindahan muslimah
Bukan sebagai alat perhiasan
Hijab itu menjaga, maka berhijablah dengan sederhana
Hijab itu melindungi, maka berhijablah yang syar’i
Mulimah berhijab bukanlah malaikat
Namun ia sedang proses menuju taat
Lelaki sholeh pasti tidak akan tertarik dengan perempuan yang tidak berjilbab
Secantik apapun dia
Aku berhijab bukan karena aku pintar ilmu agama
Tetapi aku berhijab karena belajar menaati perintah Allah
12
B. Yuk, Hijrah

Keputusan untuk hijrah ke arah yang lebih baik merupakan sebuah perjuangan,
hambatan bahkan bisa menjadi tantangan bagi jiwa. Oleh sebab itu, keputusan hijrah
13
wanita muslimah ke jalan yang lebih baik memerlukan bahan bakar motivasi agar tetap bisa
berjalan dalam koridor kebaikan, ketakwaan dan keshalihahan
Hijrah wanita muslimah bisa bermacam-macam, ada yang hijrah untuk berhijab (menutup
aurat secara sempurna) yang sebelumnya berpakaian yang tidak sesuai, ada pula yang
hijrah untuk tidak lagi pacaran, ada yang hijrah ke jalan Allah, dan masih banyak lagi yang
lain.Namun pada intinya hijrah itu baik karena menuju kepada kebaikan.

Nah, untuk menguaatkan hijrah wanita muslimah agar tetap istiqomah dengan
keputusannya. Berikut kami sajikan kata kata mutiara hijrah wanita dalam Islam.

1. Kata Kata Hijrah Wanita Muslimah

Jangan asal berubah, tetapi perhatikan juga arahnya. Arah perubahan yang terbaik adalah
menuju ke jalan yang lebih baik.

Hijrah itu bukan sekedar niat tapi dibuktikan dengan taat.

Menuju jalan kebaikan memang, Tak semudah dibayangkan. Tak semudah dikatakan. Tak
semudah dilakukan.

Putus asa, menyerah, pesimis mungkin selalu menggoda untuk memberhentikannya.


Mencoba untuk mengembalikannya pada masa lalu yang kelam. Mencoba
mengembalikannya pada keindahan dunia yang panas.

Bersyukur masih dikasih waktu oleh Allah. Tidak semua orang diberikan cukup waktu untuk
berubah menjadi lebih baik.

Wanita yang menutupi tubuh mampu mendatangkan pria yang mencintainya dengan hati.
Sedangkan wanita yang memperlihatkan tubuh mampu mendatangkan pria yang
mencintainya dengan nafsu.

Berubah bukan untuk menjadi yang Terbaik , namun berubah untuk menjadi yang lebih baik.

Aku tidak mencari yang terbaik, tetapi aku hanya mencari yang bisa merubah aku menjadi
lebih baik lagi.

Kalau kita ingin berubah menjadi lebih baik karena Allah maka Allah akan mempertemukan
orang-orang baik untuk kita.

Jomblo itu masuk kategori orang-orang sabar, menahan godaan untuk tidak pacaran di luar
pernikahan.

Dengan memakai hijab, secara tidak langsung kamu menyampaikan bahwa kamu adalah
wanita yang terhormat dan tidak murahan dan gampangan.

14
Sesuatu akan lebih bernilai tinggi, jika dijaga dengan sebaik-baiknya. Dan untuk wanita
muslimah adalah dengan menutup aurat dari pandangan orang banyak.

Allah selalu siapkan yang terbaik bagi orang yang juga selalu pantaskan diri dalam kebaikan.

Hijab membuatmu terhormat di dunia dan mulia di akhirat, hijab buat cantikmu tak lekang
diseret waktu bagai emas karat.

Tak ada yang lebih romantis dari sujudnya hamba pada Tuhannya. Menyesal, berdoa, dan
bertekad untuk berubah menjadi lebih baik lagi.

Bukan karena aku tak memiliki cinta apalagi rasa, namun aku ingin agar cinta dan rasa ini
tetap terjaga.

Jomblo juga harus setia. Setia dengan kesendirian, sampai akhirnya menikah tanpa melalui
pacaran.

Memang sangat berat menggunakan hijab, karena sulit untuk mengulurkan kerudung, tapi
setiap perbuatan baik akan dibalas dengan baik juga.

Segala sesuatu menjadi indah karena awalnya telah terjaga. Peliharalah hati ini, hingga nanti
pada masanya, kita persembahkan untuk sebuah jiwa yang juga menjaga, lagi diridhoi-Nya.

Jatuh cinta itu tidaklah haram, apa yang kita lakukan dengan cinta itulah yang akan membuat
cinta itu haram ataukah halal. - Sheikh Yasir Qadhi

Berhijab bukan menjamin pahala sempurna, namun ia usahakan pahala tetap ada. Bila yang
dijaga bisa tiada, apalagi yang dibiar saja.

Sendiri? Tidak masalah. Yang bermasalah itu 'berdua', padahal bukan sama haknya.

Jangan sibukan diri menghias demi mencari jodoh. Sibukkan diri memperbaiki iman demi
mencari ridho Allah karena kita tak akan tahu siapa yang akan lebih dulu melamar kita, jodoh
ataupun ajal.

Hijrah itu bukan sekedar niat tapi dibuktikan dengan taat.

Menjadi wanita, ada dua pilihan, menjadi besar-besar fitnah atau menjadi sebaik-baik
perhiasan.

Karena dalam Islam hijab adalah identitas bagi muslimah, maka belum lengkap kalau kita
belum terulur dengannya.

Dan untukmu yang telah dengan ikhlas menjemput hidayah Allah, selamat. Semoga Allah
menetapkan hatimu untuk tetap melabuhkan jilbab pada dirimu.

Yuk, hijrah. Jangan takut tak ditemani, Jangan takut dijauhi. Karena ada Allah yang
Menemani. Di setiap langkah kita tuk membenahi diri. – sinar

15
Aku tetapkan dalam hatiku, aku ingin berhijrah. Aku ingin hidupku terarah, lebih bermakna,
tidak diremehkan, hidup bahagia dunia sampai ke surga-Nya.

Mereka bilang diri ini berbeda dengan penampilan saat ini.Mereka bilang diri ini terlihat
aneh.

Banyak ejekan, sindiran, hinaan dan hasutan untuk mempengaruhi diri ini.Tapi diri ini
berpikir, untuk apa kembali pada lubang yang sama? Bukankah pada akhirnya akan menyesal
juga

Sebagian wanita muslimah kadang agak sulit untuk hijrah. Selain tidak mudah kadang juga
lingkungan tidak mendukung. Oleh karena itu perlu motivasi yang sangat luar biasa dalam
diri untuk mengambil keputusan tersebut.

Semoga kata kata hijrah muslimah di atas bisa membangkitkan lagi semangat anda untuk
terus memperbaiki diri, teguh di atas keputusan itu dan tetap berusaha untuk konsisten dalam
kebaikan. Ingat bahwa keputusan hijrah wanita muslimah itu indah karena ketaatan itu manis
dan Allah akan membersamai kita dengan rahmatNya.

2.Catatan Wanita Muslimah

Ciri-ciri wanita muslimah:

16
1. Setiap wanita yang Allah SWT Tuhannya, Nabi Muhammad menjadi rasulnya, Islam
sebagai agamanya Alias wanita islam.

2. Cara paling mudah mengenalinya.?? Auratnya tertutup alias memakai jilbab atau
hijab.

3. Sederhana dalam berpenampilan. Rapi bersih.

4. Ditas nya selalu ada Al Qur'an. Dan cuek aja baca qur'an dimana-mana.

5. Kalau galau, baca Al Qur'an. Bukan denger lagu-lagu mellow yang bikin tambah
galau.

6. Seorang pribadi yang tangguh. Manja..?? No way..!! Life is struggle.

7. Berhati lembut, memiliki simpati dan empati yang tinggi

8. Tidak pelit..!! Berbagilah. Share whatever you have. Tidak ada harta, kasih tenaga.
Tidak ada tenaga, bagi senyum dan doa.

9. Birrul walidain. Baik pada orang di luar, apalagi kepada orang tua, adik dan kakak.

10. Menemui saudara-saudara dengan wajah ceria.

11. Tidak melibatkan diri dalam hal-hal yg tidak bermanfaat.

12. Berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, sesuai bidangnya dan sesuai
kemampuannya.

13. Memilih pekerjaan yg sesuai dengan fitrahnya sebagai wanita. Banyak lho.

14. Sahabat-sahabat terdekatnya adalah wanita-wanita shalihah.

15. Meneladani: Khadijah yang tenang, bijaksana,dan kaya raya. Juga Aisyah yang
periang dan cerdas.

16. Menjadi inspirasi untuk wanita saudari-saudari lainnya.


17
3. Hadist Tentang Wanita Muslimah

1. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Aku tidak melihat orang-orang yang

kurang akal dan kurang agama yang lebih bias menghilangkan akal laki laki yang teguh

daripada salah seorang diantara kalian (para wanita)." (HR. Al Bukhari no 304 dan Muslim

no. 80)

2. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Janganlah kalian menikahi wanita

karena kecantikannya, bisa jadi kecantikannya itu merusak mereka. Janganlah menikahi

mereka karena harta-harta mereka, bisa jadi harta-harta mereka itu membuat mereka sesat.

Akan tetapi nikahilah mereka berdasarkan agamanya. Seorang budak wanita berkulit hitam

yang telinganya sobek tetapi memiliki agama adalah lebih utama." (HR. Muslim)

3. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Maukah aku beritahukan kepadamu

tentang sebaik-baik harta pusaka seseorang ? Yaitu wanita shalehah yang menyenangkan jika

dipandang, yang taat padanya jika disuruh, yang bisa menjaganya jika ditinggal pergi." (HR.

Abu Daud dan Al-Hakim dari 'Umar Radhiyallahu 'Anhu)

18
4. Dari Abu Hurairah, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi was sallam pernah ditanya; Wanita

yang bagaimana yang paling baik ? "Beliau bersabda : Wanita yang menyenangkan hati jika

dilihat, taat jika diperintah, dan tidak menyelisihinya pada sesuatu yang ia benci terjadi pada

dirinya (istri) dan hartanya (suami)." (HR. Ahmad, 9217)

C.Yang Berat Itu Bukan Rindu, Tapi Istiqomah

4. Arti Istiqomah dalam Islam dan Cara Menjaganya dalam


Ibadah
Arti Istiqomah

Apa sih makna dari istiqomah? Dalam pandangan islam, istiqomah mempunyai makna tegak,
lurus atau dalam bhs gaulnya yaitu berkelanjutan. Beberapa ulama besar juga memberi
pandangan mereka mengenai makna dari istiqomah :

19
 Istiqomah yaitu tak menyekutukan Allah dengan semua hal yang ada. Cuplikan dari
Abu Bakar Ash Shiddiq R. A.
 Istiqomah itu sebaiknya untuk bertahan dalam satu perintah serta larangan, lalu tidak
untuk berpaling dari keduanya. Kutipan dari Umar bin Khattab R. A.
Istiqomah mempunyai makna ikhlas. Kutipan dari Utsman bib Affan R. A.
 Istiqomah yaitu melakukan satu keharusan tanpa ada terputus. Cuplikan dari Ali bin
Abi Thalib R. A.
 Istiqomah mempunyai 3 jenis makna : Istiqomah dengan lisan (bertahan selalu dalam
membaca 2 kalimat syahadat), istiqomah dengan jiwa (senantiasa melakukan
beribadah serta ketaatan pada Allah dengan cara terus-menerus tanpa ada pernah
terputus) serta istiqomah dengan hati (lakukan semua suatu hal dengan kemauan yang
tulus serta jujur). Kutipan dari Ibnu Abbas R. A.
 Istiqomah yaitu tetaplah jalan pada jalan yang lurus. Cuplikan dari Ar Raghib.
 Istiqomah yaitu tetaplah dalam ketaatan serta diatas jalan yang lurus dalam
melaksanakan ibadah pada Allah SWT. Cuplikan dari An Nawawi yang di ambil dari
kitab Riyadhussalihin.
 Istiqomah yaitu prinsip pada 2 kalimat syahadat serta tauhid hingga berjumpa dengan
Allah SWT. Cuplikan dari beberapa Mujahid (orang yang berjihad di jalan Allah).
 Istiqomah yaitu menyukai serta melaksanakan ibadah pada Allah tanpa ada melihat ke
arah yang lain. Cuplikan dari Ibnu Taymiah.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman :

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka
istiqomah pada pendirian mereka, jadi malaikat turun pada mereka (dengan mengatakan) :
Janganlah kamu merasa takut serta janganlah anda merasa sedih serta bergembiralah kamu
(memperoleh) surga yang sudah dijanjikan Allah kepadamu. (Q. S Fushilat : 30)

Ayat ini diperkuat dengan satu hadits, seseorang sahabat ajukan pertanyaan pada Rasulullah
SAW :

“Ya Rasulullah SAW tolong sampaikan suatu hal kepadaku yang paling utama dalam islam
serta saya tidak akan ajukan pertanyaan lagi pada siapa saja. Nabi menjawab : “Katakanlah
saya beriman pada Alah, lalu istiqomah (Berkelanjutan menjalankan perintahnya serta
mejauhi larangan).

Istiqomah adalah mereka yang benar-benar meyakini bakal kebenaran agama islam dengan
akan tidak menukar keyakinan mereka dengan hal yang lain.

Menurut tafsir ‘Aisar, yang disebut dari istiqomah adalah mereka yang benar-benar meyakini
kebenaran agama islam, dengan tak menukar dengan keyakinan lain. Dan berkelanjutan
dalam menggerakkan beribadah serta menjauhi kemungkaran, jadi malaikat bakal turun 2 kali
padanya.

20
Intisari dari Kata Istiqomah

Jadi yang dapat kita dapatkan dari itu semuanya yaitu, istiqomah mempunyai makna
berkelanjutan dalam lakukan kebaikan. Teguh dalam satu pendirian serta tidak akan
tergoyahkan oleh beragam jenis halangan dalam memperoleh ridho Allah Ta’ala.

Jangan pernah salah dalam mengartikan kata istiqomah kedalam suatu yang jelek, satu hal
yang jelek jangan sampai didukung serta di beri semangat. Cukup untuk beberapa orang yang
berupaya lakukan kebaikan serta diberikan semangat berbentuk kata berkelanjutan serta
istiqomah.

Istiqomah yaitu satu prinsip dalam menggerakkan satu program untuk menuju satu tujuan.
Istiqomah itu memiliki kandungan :

1) berkelanjutan, hingga secara terus menerus apa yang di anggap baik itu dikerjakan,

2) tahan uji pada godaan-godaan yang mungkin saja jadi penghalang, jadi rintangan kita
hingga pada tujuan yang cita-citakan. Dalam kaitan dengan konsentrasi, hidup ini disarankan
oleh agama kita untuk mempunyai tujuan. Allah berfirman kalau tak di ciptakan jin serta
manusia terkecuali untuk melaksanakan ibadah pada-Nya. Itu maksud hidup kita.

Lalu juga Allah mengingatkan kalau kita di turunkan ke bumi sebagai umat yang paling baik..
Istiqomah itu mengikuti keimanan. Iman naik serta turun, ujian datang serta pergi. Lantas
dapat pula disebut kalau istiqomah itu satu diantara ciri keimanan kita teruji atau tidak.Saat
kita tak istiqomah, dapat disebutkan memanglah kalau keimanan kita tak teruji dengan baik.
Memanglah istiqomah jadi satu keadaan, satu benteng untuk tunjukkan ketundukan kita pada
Allah.Tanda keberagamaan kita atau ketakwaan itu memanglah ada pada sikap istiqomah.

21
Menjalankan suatu hal, sendirian atau ramai-ramai, di beri reward tak di beri reward,
sikapnya sama juga. Itulah sikap orang yang istiqomah, yang dibalut dengan tingkah laku
ikhlas sebagai hamba.

Dalam satu hadits dikisahkan, sahabat Abdullah al-Tsaqafi meminta nasehat pada Nabi
Muhammad saw supaya dengan nasehat itu, ia tak perlu bertanya-tanya lagi masalah agama
pada orang lain. Lantas, Rasulullah saw bersabda, ”Qul Amantu Billah Tsumma Istaqim”
(Katakanlah, saya beriman pada Allah, serta lantas berlakulah istiqamah!). (H. R. Muslim)

Hadtis itu mengajarkan kita untuk selalu beriman pada Allah swt dan melakukan segala
perintah-Nya. Orang yg tidak mempunyai karakter istiqomah sangat merugi lantaran bakal
percuma segala usaha serta perjuangannya.

Beberapa kiat Mewujudkan Sikap Istiqomah

Mengikhlaskan kemauan hanya cuma mengharap Allah serta dikarenakan Allah swt. Saat
beramal, tidak ada yang ada dalam jiwa serta fikiran kita terkecuali cuma Allah serta Allah.
Lantaran keikhlasan adalah pijakan basic dalam bertawakal pada Allah. Mustahil seorang
bakal bertawakal, tanpa ada diiringi rasa ikhlas.

Bertahap dalam beramal. Dalam pengertian, saat menjalankan satu ibadah, kita sebaiknya
mengawali dari suatu hal yang kecil tetapi teratur. Bahkan juga karakter kerutinan ini bila
dilihat butuh, mesti berbentuk sedikit dipaksakan. Hingga bakal terwujud satu amalan yang
teratur walau sedikit. Kerutinan berikut yang insya Allah jadi cikal bakalnya keistiqamahan.
Seperti dalam bertilawah Al-Qur’an, dalam qiyamul lail serta lain sebagainya ; sebaiknya
diawali dari sedikit untuk sedikit, lalu ditingkatkan jadi tambah baik lagi.

Dibutuhkan adanya kesabaran. Lantaran untuk lakukan satu amalan yang berbentuk
kontinyu serta teratur, memanglah merupakan amalan yang berat. Lantaran kadang-kadang
sebagai seseorang insan, kita kadang-kadang dihinggapi rasa giat serta terkadang rasa malas.
Oleh karena itu dibutuhkan kesabaran dalam menyingkirkan rasa malas ini, guna
menggerakkan ibadah atau amalan yang bakal diistiqamahi.

Istiqamah tidak bisa direalisasikan tetapi dengan berdasar teguh pada ajaran Allah
swt. Allah berfirman (QS. 3 : 101) : ”Bagaimanakah kamu (sampai) jadi kafir, padahal ayat-
ayat Allah dibacakan pada kamu, serta Rasul-Nya juga ada di tengah-tengah kamu?
Barangsiapa yang berpegang teguh pada (agama) Allah maka sebenarnya ia sudah di beri
petunjuk pada jalan yang lurus. ”

22
5. RINDU ISTIQOMAH

a. 037. Hingga Ujung Napas

Selama di perjalanan hijrah, Allah selalu mengatur saya untuk bertemu dengan orang orang
yang kadang amazing buat saya, kadang saya tidak percaya dengan pertemuan demi
pertemuan yang selalu membuat pikiran saya terbuka, yang selalu mengingatkan saya bahwa
hijrah ini tidak mudah, hijrah ini berat, hijrah itu harus total, hijrah itu gak bisa separuh
separuh, hijrah itu gak pake istirahat, hijrah itu fokus, dan saya belajar dari mereka yang
Allah hadirkan disepanjang jalan hijrah saya..

Di Papua kemarin saya bertemu dengan seorang perempuan tangguh, perempuan yang
mewakafkan dirinya untuk menjadi guru ngaji, untuk membangun puluhan liqo, untuk
menjadi agent islam, untuk menjadi tangan Allah, dihamparan bumi, yang jauh disana,
diujung Indonesia. Perempuan ini hijrah dari Makasar setelah suaminya pergi untuk selama
lamanya karena pesawat yang dinaikinya jatuh dipegunungan wamena, bukan kesedihan yang
berlarut larut ketika Allah memisahkannya dengan yang paling dicintainya, tapi ia berdiri
tegak, menjihadkan jiwa dan raganya untuk mengajarkan islam di Papua.

“Kak, bagaimana bisa menghapus airmata?” tanya saya, dan jawabnya membuat saya
menangis “Ibadah tertinggi adalah ketika kita mampu memberikan yang paling kita
cintai untuk Allah, ikhlas, kita hanya menjalani takdir, Allah uji dengan yang kita
cintai” dan setiap kehilangan jika itu membuat kita mendekat pada Allah, kita tak kehilangan
apapun, ujian jika tak membuat kita mendekat pada Allah, kita rugi !! katanya lagi, noted..
tamparan keras buat saya, sungguh, ini yang membuat perjalanan jauh ini menjadi begitu
berarti.

Sepulang dari Papua, saya tiba tiba dihubungi oleh Peggy Melati Sukma, seorang artis yang
hijrahnya sudah terdengar seantero negeri, Allah hadirkan saya dihadapannya untuk
mendengarkan satu katu “Semua terserah Allah” ia bercerita tentang penyakitnya dan
tentang dua kali gagalnya ia berumah tangga, kehilangan demi kehilangan membuatnya kuat,

23
semua yang disayang olehnya diambil kembali oleh Allah, perpisahan telah mengubah
paradigma hati nya bahwa tiada cinta selain Allah, tiada kekuatan selain Allah, tiada ada yang
lain selain Allah,

Terbayang kan bagaimana masa lalunya tapi Allah mengubah hidupnya, mengubah
perjalanannya yang kurang lebih sama dengan perjalanan hidup saya, “jangan berprasangka
buruh pada Allah ya dek, semua hanya dunia, jangan sampai dunia membuat kita jauh
dari Allah dengan terlalu takut kehilangannya, biarkan semua pergi asal Allah tidak
pergi dari kita” duh !! tamparan kedua buat saya yang tiga bulan ini kerjaan saya hanya
menangis, ah !!

STOP !! ini takdir, ini takdir, ini takdir… takdir tak akan meleset dari jalan hidup setiap
hamba hambaNya yang beriman. Paham? PAHAM..apa yang dipahami? saya kurang mampu
memaknai takdir, kurang iman ini mah, yuk kejar Allah dengan merangkak, dengan berjalan
meski tertatih, karena jihad dan hijrah memang tak pernah mudah, ditinggalkan itu biasa
dalam hijrah, dihina itu biasa dalam hijrah, untuk mengukur seberapa besar keinginan kita
untuk mendekati Allah..

Hijrah memang tak mudah, menjaga hati tidaklah gampang, saya malu ketika mengaku
beriman, ketika mengaku sedang hijrah tapi saya masih menangis untuk urusan sepele
melihat perempuan itu memasang photo bahagia di semua lini socmed, di profile pict, saya
menangisi status whatsapp yang meledek, ya ALLAH, kejamnya dunia, mungkin bukan
dunia yang kejam tapi salah saya yang tak mampu menjaga hati agar tak terluka..

Bahagia untuk disyukuri bukan untuk di pamerkan -kata Aa Gym- bahagia sudah membuat
dia lupa masalah AKHLAK, akhlak yang membuat kita paham bagaimana tidak melukai
orang lain bukan? kita jaga, jika masih mampu melukai berarti belum baik akhlaknya,
padahal yang paling dekat dengan Rasul di akhirat nanti adalah yang paling baik akhlaknya..
begitu kan yah? i have been there too, waktunya kita kembali ke Allah, waktunya bertaubat
nasuha, dengan niat tidak saling menyakiti, dengan niat agar Allah mengampuni..

Saya lemah, bukan perihnya yang saya sesali, yang saya tangisi, tapi yang mereka lakukan
sudah membuat saya yang lemah ini khufur nikmat, semoga Allah memberi ampunan pada
saya yang sibuk menangis lupa tersenyum, sibuk terluka lupa bahagia, menjaga hati memang
sulit karena kita tak bisa membuat orang lain menjaga hati kita, tak bisa berharap mereka tak
menyakiti !! kecuali akhlak mereka sendiri.

Tinggalkan dunia, pikirkan umat, pikirkan umat, pikirkan umat, layaknya Rasul, urusan lain
nanti Allah yang mengatur semua..

Terima kasih untuk semua yang mengingatkan saya bahwa ini dunia, dan dunia tak boleh
membeli akhirat saya, yuk !! bangun, tegakkan badan.. jadihlah setangguh Aisyah, dakwah
total mulai sekarang, siap? siap, Allah sudah menempatkan saya di jalur ini, Maha Baik
Allah, jadilah tangan Allah, kaki Allah, mata Allah, telinga Allah.. Alhamdulillah.

@hijrahnotes

24
b. 036. Keheningan…

Sejak tiga bulan terakhir hidup saya berubah, saya jarang sekali bisa tidur cepat, saya tidak
mampu tidur ditempat tidur saya sendiri bahkan, saya lebih suka tidur diatas sajadah,
berteman dengan buku, berkawan dengan tasbih, saya lebih suka menghabiskan waktu di
temani tilawah dan isak tangis saya sendiri yang mulai mengering, saya berubah menjadi
orang yang mudah sekali menangis, udah cengeng tambah cengeng deh, duh!! dan satu yang
pasti saya tahu seberapa dekatnya saya dengan pemilik jiwa saya sekarang …

Saya berubah menjadi orang yang begitu merindukan kehadiranNya, iya saya sangat
membutuhkan Allah untuk membuat saya mampu membuka mata keesokan harinya tanpa
rasa luka, bangun tanpa sakit disekujur tubuh saya, tanpa sesak didada karena rindu yang
menghimpit, ternyata saya masih sangat saya sangat merindukan semua yang hilang dari
hidup saya selama dua bulan ini, dan jika bukan karena Allah mungkin saya sudah lupa
bahwa saya masih harus bernapas..

Dua bulan ini saya penuhi dada saya dengan lebih mencari Allah, tahajud menjadi keseharian
saya, menunggu dari satu waktu shalat ke waktu shalat yang lain tanpa melakukan apapun,
gak pengen kerja gitu? iya, i lost my appetite to work, dan Al Quran kini menjadi sahabat,
beginilah hijrah, setelah dihina, setelah ditinggalkan, tapi cukuplah bagi saya ALLAH..
cukuplah semua menjadi bagian dari qodarullah, bagian dari penghapus dosa dosa yang
berserakan selama ini. Dan selebihnya saya hanya robot yang menjalankan rutinitas, jiwa
saya kosong jika tanpa dia dan tanpaNya.

ya Rabb, penuhi jiwa ini dengan satu rindu, rindu untuk mendapatkan rahmatMu, hamba
bersimpuh dengan ketiadaan, hamba merangkak mendekatimu dalam kesendirian hening,
hingga waktu memangil, ya Allah, hamba merindukannya yang pergi, entah sampai kapan!!
Sampaikan salam hamba untuknya ya Rabb, bahwa hamba masih sangat mencintainya hingga
terhenti napas hamba.Saya ingin menjadi sungai yang bisa bertemu dengannya di lautan nanti
… saya ingin berlari ditengah hamparan sawah dan mendapatinya diujung saung itu, seperti
dulu dia selalu ada

25
saat saya menangis, seperti dia yang dulu selalu membentangkan tangannya untuk
menyambut saya lari kedalam pelukannya.

@hijrahnotes

Posted on January 18, 2017Categories #hijrahnotes, UncategorizedTags #hijrah #perjalanan, #ikhlas

#sabar, #menikah #rindu #istiqomahLeave a comment on 036. Keheningan…

c. 035. Aku dan Kenangan

Hidup adalah perjalanan dan setiap perjalanan menyisakan kenangan, kenangan indah,
kenangan luka, semua tersimpan dalam memory, pertanyaan selanjutnya adalah seberapa luas
hati kita untuk merelakan kenangan yang pahit dan hanya menyimpan kenangan kenangan
yang indah, mampukah kita melepas semuanya? mengganggap seolah oleh tidak pernah
terjadi..

Saya adalah orang yang paling sulit move on, saya sulit sekali menganggap semua yang
sudah berakhir ya berakhir, kata sahabat saya “lo mau busuk dengan masa lalu sist?” ketika
suatu hari saya tidak ingin pergi dari satu ruang yang penuh dengan kenangan, yang saya
merasa nyaman disana, yang saya merasa bahwa disana saya bisa bertemu dengan lelaki
kesayangan saya, bahwa disana iya disana saya bisa bertemu dengannya lalu mengulang lagi
semua tentang dia..

26
Sahabat saya bilang “Sist, lo tuh kaya berada di satu ruangan nyaman di sebuah cafe,
menunggu seseorang dan pengan memiliki nih cafe, tapi asal lo tahu yah, ini cafe senyaman
apapun milik orang, elo harus keluar dari sini, karena lampu akan dimatikan, toko akan
ditutup. lo mau di seret keluar, di panggilin satpam buat ngusir elo, ditonton orang. Atau lo
mau mati disini, membusuk? udah deh, keluar sekarang dengan elegant, dan lihat diluar
sana ada matahari, atau bulan nanti malam, ada bis, ada kereta, ada pesawat yang bisa
bawa elu ke cafe yang lebih bagus, meskipun gak ada cafe yang lebih bagus setidaknya lo
gak mati membusuk disini“

Mungkin ada benarnya untuk pergi meninggalkan kenangan seindah apapun hanya akan
tinggal kenangan, saya akan datang sesekali ke cafe ini sekedar menikmati kenangan,
menyeruput kopi, menikmati pisang goreng meski tanpa senja dimatamu, tapi saya tidak akan
menetap disini, saya akan melangkah, memulai hidup yang baru, mungkin diujung bukit sana
justru ada kamu … #nangis

-AIM-

Posted on January 13, 2017Categories HIjrah NotesTags #airmata #tangis #hidup #istiqomah #rindu

#sabar #shalat, #hijrah #perjalanan, #Ikhlas #rinduLeave a comment on 035. Aku dan Kenangan

d. 034. Ada ALLAH …

27
Ada Allah…

Jangan pada kecil hati. Ada Allah, jangan putus asa. Ada Allah. Teruslah berbesar hati, dan
berharap. Keajaiban itu ada. Pertolongan Allah tidak pernah terlambat. Yang sabar, yang
ridho, yang ikhlas. Tunjukin aja dulu sama Allah, kita kuat…

Banyak merendah saja ke Allah. Jangan sampai ada pertanyaan yang mempertanyakan
Kehendak dan Ketentuan Allah. Ridha saja. Merendahs aja, teruslah meminta ampun atas
dosa sendiri. Jangan sampai menyalahkan keadaan juga dan orang lain yang menyebabkan
semua ini terjadi. Bahkan Nabi Adam a.s dulu tidak menyalahkan Hawa. Dan Hawa tidak
menyalahi Nabi Adam, keduanya, tidak juga nyalahin setan. Lebih milih minta ampun dan
memohon rahmat-Nya saja.

Temukan Allah dan Kasih Sayang-Nya di tengah kesendirian, di tengah kejatuhan, di tengah
kesusahan, kesulitan, kesedihan dan perihnya luka..

Di akhirat nanti Allah Memperlihatkan balasan-balasan kebaikan doa doa hamba-Nya ketika
di dunia. Maka seorang hamba melihat bergunung-gunung kebaikan yang ga kehitung
banyaknya. Bertanyalah ia kepada malaikat yang mengiringinya… “Gunung-gunung apakah
itu?” Malaikat menjawab, “itu doa-doamu yang ketika di dunia tidak dikabulkan. Sekarang
siap dicairkan untuk jadi kebaikan tambahan bagimu.”

Allah Terlalu Kaya untuk kita mintai jika hanya urusan dunia. Allah Terlalu Kuasa dengan
limit yang kadang kita berikan ke Allah, kita juga secara akhlak harus lebih memberi
kesempatan kepada Allah. Biarkan Allah Bekerja Mengatur tanpa diintervensi dengan
keluhan dan ketidaksabaran. Allah sungguh sedang aturkan yang terbaik. Maka bersabarlah.
Kehendak Allah, mestilah yang terbaik, walau hati dan pikiran, serta rasa kita, bilang pahit,
cobalah rasakah indahnya bersama Allah dalam sabar.. ada ALLAH !!

Bersabarlah dalam berdoa dan menanti pertolongan Allah. Allah saja bersabar nunggu kita
bertaubat. Asli Sabar Buanget Allah itu. Maka berilah Allah kesempatan. Sekali lagi,
tunjukkan ke Allah, kita ini kuat, ridha, sabar, bisa menenangkan diri, ikhlas, menjalani dulu
episode yang sedang digelar Allah. Seraya kita perbaiki ibadah kita, perbanyak doa-doa, amal
saleh, dan tambah lagi ilmu kita tentang Allah, Rasul-Nya, Quran-Nya…

Satu hal… Buat kita yang hina dina ini… Diberi kesempatan berdoa saja, sudah merupakan
anugerah tiada tara, diberi kesempatan bertaubat saja sudah sayang banget ALLAH sama kita
jadi jangan tambah luka kita dengan membandingkan kita dengan orang lain, yang kita lihat
belum tentu seperti yang kita bayangkan, jadi jangan bayangkan luka karena akan terluka,
jauh jauh dari semua yang melukai, jauh kan diri, bawa diri menjauh sejauh yang kita mampu
!!

Sekali lagi.. kamu tidak sendiri, ada ALLAH, ajari hati bahwa ada Allah, satu pesan lagi
tinggalkan semua yang melukai, dan jangan bayangkan semua yang bisa melukai, jangan
lihat, jangan kesana !!

-Hijrah Notes-

28
*potongan tulisan Ustdz YM*

Posted on December 11, 2016Categories HIjrah NotesTags #hijrahnotes, #Ikhlas #rindu, #khusyuk

#shalat #Allah #Hijrahnotes #Istiqomah #RinduLeave a comment on 034. Ada ALLAH …

e. 033. Semua Terserah PadaMu

Alhamdulillah sudah hampir sebulan ini tak ada malam tanpa tahajud, tak ada malam terlewat
tanpa bermesraan pada Allah, pada saat seluruh penduduk bumi sedang bermesraan pada
pasangan mereka, saya bermesraan dengan pemilik jiwa saya, hening diatas sajadah,
mencoba memahami apa yang sedang terjadi, mencoba bertanya, mungkin bukan bertanya
tapi mencoba mencari jawaban dari Allah mengapa dia sanggup melakukan ini, dimana janji
janji yang dia sampaikan pada langit, dimana janji suci yang pernah ia ucapkan dengan
disaksikan para malaikat… dimana? masih tentang dia kah? ehhmmm…

Tapi takdir bukan untuk dipertanyakan, karena tidak ada takdir yang kejam, semua demi
kebaikan hambaNya, “takdir kehilangan sekalipun?” iya, karena Allah mengambil sesuatu
yang akan melukai kita, menyelamatkan diri hambaNya dari sesuatu yang akan menyakitinya
lebih dalam, musti diingat juga yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah,
kan gitu yah?

29
Kalau kita gak berpikir semua terserah Allah maka akan berat menerima takdir, akan
berprasangka buruk terus pada Allah, tanya terus mengapa saya yang mengalami? mengapa
begini dan mengapa begitu? hallo.. hidup ini kita yang ngatur atau Allah yang ngatur? kalau
tahu Allah yang atur, ya biarkan DIA mengatur, gak usah ditanya tanya lagi mengapa ada
orang yang sanggup menyakiti kita, gak perlu !! terima tanpa syarat..

Yang menyakiti biarkan dia menyakiti, nanti ada Allah yang balas, pasti dibalas, Allah gak
pernah ngantuk apalagi tidur, kita gak perlu pusing. Ada orang yang menghina kita, gak usah
dipikirin, mulut busuknya itu nanti Allah yang memberi pelajaran, dengan cara Allah loh yah,
bukan dengan cara manusia, karena otak kita sebagai manusia ini terbatas, sedang Allah tak
terbatas. Kita gak bisa adil tapi Allah Maha Adil.. Allah membalas setiap perbuatan, jangan
khawatir airmatamu tumpah sia sia, gak akan disia siakan Allah, tiap bulirnya terbalas, Allah
Maha Baik.

Jadi jika masih saja mempertanyakan takdir Allah atas kita, “Pertanyaan bodoh tidak
dijawab” kata Allah, hehehe… hidup hanya sebentar kan, masa mau pulang dengan
pertanyaan pertanyaan tentang takdir, lalu dimana “IMAN” percaya bahwa takdir baik dan
buruk, urusan hati nih gak akan kita bawa mati, urusan luka gak akan kita bawa ke kubur,
karena begitu napas berhenti, hilang semua luka ini, terus mau menghabiskan umur untuk
menangisi semua yang gak akan kita bawa mati? duuuaarrrr .. jangan yah, kita dihidupkan
didunia ini untuk beribadah, jadi ibadah aja dulu!! urusan dunia biar Allah yang atur yah, kita
mikirin urusan akhirat aja.

Ya Rabb, jadikan hamba yang lemah ini hamba yang mampu memaknai takdir takdirMu,
cukup Allah yang menjamin, cukup Allah yang mengatur, cukup ALLAH.. cukup!

-Hijrah Notes-

Posted on December 9, 2016Categories UncategorizedTags #takdir #airmata #hidup #sabar #shalat

#istiqomah #rindu #lukaLeave a comment on 033. Semua Terserah PadaMu

30
f. 032. Nikmat Sakit

Badan ini terasa semakin ringan, napas yang kadang sesak, membuat semua makanan yang
masuk rasanya sia sia, rasanya seperti kapas, maka untuk menyiasatinya saya berpuasa,
karena toh makan juga tak menambah berat, hehehe… seperti yakin bisa lari sekencang
mungkin tapi apa daya untuk berdiri saja saya butuh usaha yang luar biasa, karena darah yang
saya miliki mulai sering mengental kata dokter akibat asupan insulin yang kurang dari
pangreas yang lumpuh. Dan ini menyebabkan saya lebih sering lemes dan rasanya mau
pingsan..

Tapi untuk yang kesekian kalinya saya masih bisa tersenyum dan mengucap syukur masih
diberikan napas setiap paginya. Untuk apa bernapas? ini pernah menjadi pertanyaan saya
setiap pagi.. tapi sekarang tak saya pertanyakan lagi, karena Allah memberikan nikmat untuk
waktu yang masih tersisa ini..

Terbesit untuk terus menulis, setiap hari kalau perlu seperti buku “Surat Kecil Untuk Tuhan”
sedikit coretan untuk menumpahkan uneg uneg, atau sekedar melegakan napas, atau sekedar
membuat beberapa catatan yang bisa dibaca oleh orang orang yang mencintai saya setelah
saya tiada nanti, agar termotivasi diri ini bahwa saya sangat disayang dan sedang diperhatiin
oleh Allah.

Nikmat Tuhan manakah yang sanggup hamba dustakan? mulai terasa firman ini sangat berarti
untuk memupuk rasa syukur dalam keadaan seberat apapun, pada saat semua orang pergi,
setidaknya saya punya Allah, penyakit boleh datang, orang boleh menghina saya, boleh
meninggalkan saya, boleh meniadakan saya tapi selama masih ada Allah, everything gonna
be okey, right?

31
Karena terus menangisi keadaan tak membuat pangreas saya sembuh, bahkan mau berteriak
sakitpun, teriakan tak akan membuat darah saya normal, karena hati yang terluka menjadi
pemicu semua organ ini menjadi tak berfungsi, apa mau berteriak sekeras kerasnya lalu
semua orang tahu kalo ini sakit banget, dan membuat saya merasa perlu dikasihani bahwa
saya ini lemah dan tidak berdaya? NO, cukup hanya Allah yang tahu, karena hanya Allah
yang bisa menyembuhkan, jikapun tak sembuh, Allah memberi saya waktu untuk bermesraan
denganNya..

Jadi sudah diam saja, perbanyak istigfar. Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu… kata
Allah begitu, ya begitu.. jalani saja, jikapun semua harus berakhir disini, setidaknya syarat
dan ketentuan Allah sudah saya jalankan untuk sabar dan shalat !! kan gitu yah?

Saya sering sekali bermuhasabah di tengah malam tentang kematian saya suatu waktu nanti,
rasanya kalo jiwa ini diambil pulang, pahala apa yang bisa dihisap, kebaikan apa yang bisa
jadi penolong, amalan amalan apa yang akan meringankan pertanyaan pertanyaan alam kubur
yang selalu diterangkan guru agama saat sekolah dasar dulu..

Irhamnna ya Allah, bagaimanapun keadaan pada saat kematian saya nanti, saya ingin pulang
khusnul Khatimah, pada saat saya berada di level keimanan tertinggi meski tanpa pelukan
lelaki kesayangan seperti janji diatas mimpi yang selama ini saya gantung dilangit, saya ingin
pulang dalam kebaikan..

-Hijrah Notes-

Posted on December 2, 2016Categories HIjrah NotesTags #kematian #muhasabah #istiqomah #rindu

#AllahLeave a comment on 032. Nikmat Sakit

g. 031. Matahari Untuk Meutia

32
Pagi ini saya bertemu dengan Meutia, karena sudah seminggu ini saya mendengar dia sakit,
dan seperti biasa setiap kali dia sakit, saya menjadi orang pertama yang akan ditelphone nya
sebelum dia telphone dokternya #perempuan yang aneh, iya kadang saat sakit dan terbaring
kita tak selalu membutuhkan dokter, kadang kita hanya membutuhkan seseorang yang ikhlas
memberikan telingannya untuk mendengarkan kita berceloteh tentang ini yang sakit, itu yang
luka, atau bahkan cukup diam sambil menikmati secangkir teh hangat dan beberapa potong
pisang goreng..

Sesampai disana saya tidak menemui Meutia didepan pintu seperti biasa dia membukakan
pintu plus senyum manisnya setiap kali saya datang, kali ini saya menemuinya terbaring
ditempat tidur, tubuhnya melemah karena typus yang katanya sudah seminggu ini menyerang
tubuh mungilnya, ah matanya cekung kurang tidur, ya Rabb, sembuhkan dia, saya jujur tidak
tega melihatnya terbaring begini.. saya kehilangan Meutia yang dulu, yang selalu ceria, yang
penuh semangat, yang penuh energy untuk hidup, bahkan dia yang selama ini memberikan
saya energi untuk hidup lebih hidup..

Ya Rabb, beri dia kesempatan sekali lagi dan sekali lagi untuk melewati masa masa sulit
dalam hidupnya, untuk melawan penyakitnya yang untuk kesekian kali nyaris merenggut
nyawanya, untuk kuat, saya tahu persis perjalanan hidupnya, saya paham sekali
perjuangannya untuk hidup, saya paham airmatanya, saya paham fisiknya yang lemah, saya
paham orang yang satu persatu pergi dari hidupnya, saya paham kuatnya dia melewati semua
yang sulit, saya paham bagaimana Meutia bertahan atas gelombang hebat, atau angin
kencang..

Ya Rabb, beri dia kekuatan sekali lagi .. beri dia hidup sekali lagi, saya ingin melihatnya
bahagia diujung napasnya “Sist, masih ingat mimpi aku kan?aku pengen meninggal didalam
pelukan lelaki yang sangat aku cintai sist, meski bertemu hanya sedetik, sekedar melepaskan
napas terakhir aku, pengen dia bisikin “jangan takut, tunggu saya disana””

Dan saya hanya bisa memeluknya, mungkin pelukan ini bisa membuatnya bernapas lebih
lega, semoga tangisnya di bahu saya bisa sedikit meringankan bebannya..

Ya Rabb, jika ada satu doa saya yang hendak Engkau kabulkan, beri sahabat saya ini hidup
sekali lagi, saya ingin melihatnya bahagia, saya ingin mimpinya jadi nyata tanpa hempasan
hempasan lagi, sungguh saya tidak punya hati untuk melihatnya terluka seperti ini.. saya
TIDAK SANGGUP !!

-Hijrah Notes-

33
3. Tips agar tetap Istiqomah
Saudaraku, kita memerlukan apa yang di sebut dengan istiqomah. Istiqomah dalam dinnul
islam ini. Karena kita tidak bisa hanya beramal mungkin dalam jangka waktu tertentu saja,
tetapi harus tiap saat tiap waktu kita beristiqomah memegang sunnah, melaksanakan perintah
Allah dan Rosul Nya. Karena kita tahu bahwasannya maut menjeput bisa kapan saja. Lantas
apakah kita mau mati dengan su’ul khotimah? Tentu tidak saudaraku, pastilah husnul
khotimah yang kita inginkan.

Nah ini sedikit tips agar kita bisa beristiqomah di jalan Allah Azza wa Jalla :

1. Mengikhlaskan niat saat melakukan amalan-amalan ketaatan

Inilah pintu utama, yaitu pintu yang dapat mengantarkan seseorang untuk dapat
istiqamah dalam hidupnya sehingga ia dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan
bahagia.

Allah berfirman (yang artinya):

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia


mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan Tuhannya dengan
seorangpun dalam melakukan ibadah kepada-Nya”. (Al-Kahfi: 110)

Hendaklah seseorang membersihkan hatinya dari sifat ingin dipuji atau tujuan-tijuan
duniawi saat melakukan amalan-amalan ketaatan kepada-Nya (riya’ dan sum’ah).
Mungkin kita dapatkan orang yang saat berkunjung dan menginap di rumah
temannya, ia begitu semangat dalam membaca Al-Qur’an, qiyamul lail dan amalan-
amalan ketaatan lainnya Namun ketika ia kembali ke rumahnya, entah mengapa
bacaan Al-Qur’an tidak terdengar lagi dari bibirnya, demikian pula tidak terdengar
lagi percikan air wudhu di sepertiga malam yang terakhir di rumahnya. Ia telah
meninggalkan amalannya. Ia tidak dapat istiqamah dalam menjalankan amalan-
amalan ketaatan. Kenapa hal itu bisa terjadi? Hendaklah orang tersebut
mengintrospeksi dirinya, yaitu apakah saat ia membaca Al-Qur’an dan melakukan
qiyamul lail betul-betul murni untuk Allah ataukah ada niatan-niatan lain di balik
ibadahnya? Hanya Allah kemudian dirinyalah yang tahu bisikan hatinya. Dalam suatu
hadist disebutkan :

“Sesungguhnya ada salah seorang di antara kalian yang ia beramal dengan amalan
penduduk surga sampai-sampai jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal
satu jengkal, akan tetapi taqdir telah mendahuluinya sehingga iapun beramal dengan
amalan penduduk neraka, akhirnya iapun masuk ke dalam neraka.” (HR. Muslim no
4781)

Orang ini adalah orang yang sangat merugi, setiap harinya ia beramal dengan amalan
ketaatan akan tetapi menjelang ajalnya ia tutup amalnya dengan keburukan dan ia pun
menjadi penghuni neraka. Wal iyadzubillah.

34
Orang ini tidak istiqamah dalam menjalankan amalan-amalan ketaatan sampai akhir
hayatnya. Tatkala ia beramal, niatnya bukan untuk Allah akan tetapi telah tercampuri
dengan tujuan-tujuan lain walaupun manusia melihatnya sebagai sebuah amalan
ketaatan. Namun Allah yang mengetahui isi hati para hamba-Nya tidak meridhai
amalannya tersebut dan akhirnya Allah tutup amalannya dengan amalan penduduk
neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

“Sesungguhnya ada orang yang beramal dengan amalan penduduk surga sesuai yang
tampak/terlihat oleh manusia, padahal ia adalah termasuk penduduk neraka.”
(HR.Bukhori, no 3885)

Jadi harus senantiasa mengoreksi, memperbarui da menjaga niat amalan kita


agar selalu hanya dan hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2. Berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan

Saudaraku, do’a adalah senjata seorang muslim yang paling ampuh. Oleh karena itu
hendaklah seorang muslim banyak berdo’a kepada Allah agar diberikan
keistiqamahan.Dai antara do’a yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah :

َ ‫ب ثَبِِّتْ قَ ْلبِي‬
َ‫علَى دِينِك‬ ِ ‫ب ا ْلقُلُو‬
َ ‫يَا ُمقَ ِِّل‬

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku untuk selalu berada
di atas agama-Mu” (HR. Tirmidzi, no 2066. Ia berkata: “Hadits Hasan”)

Rosululloh yang dijamin Allah masuk surga masih berdoa meminta


perlindungan Allah, apalagi kita yang iman nya sangat sangat tipis dan labil.

3. Menanamkan keyakinan dan mengingat-ingat tentang balasan yang akan diraih


bagi orang yang istiqamah

Istiqamah adalah perkara yang membutuhkan perjuangan besar, tentunya orang yang
dapat istiqamah akan mendapatkan balasan yang besar sebagai balasan atas usaha
yang dilakukannya. Allah berfirman (yang artinya):

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian


mereka tetap istiqamah, maka mereka akan dibebaskan dari rasa takut dan
kesedihan. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya;
sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-Ahqof: 13-14)

Orang yang beriman dan memegang teguh keimanannya, kemudian ia


istiqamah dalam melakukan amalan-amalan ketaatan sebagai konsekuensi dari
keimanannya, maka ia akan mendapatkan pahala yang besar berupa rasa aman
di tiga kehidupan yaitu kehidupan dunia, alam kubur dan kehidupan akherat.
Allahpun akan memasukkannya ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan dan
ia kekal di dalamnya. Apakah ada di antara kita yang enggan untuk menolak pahala
yang besar ini? Ada yg tidak tertarik?

35
4. Memilih teman yang baik

Sudah sering kita dengar hadits yang masyhur dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang gambaran teman yang baik dan teman yang buruk, dimana beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpamakan teman yang baik sebagai penjual
minyak wangi dan teman yang buruk sebagai tukang pandai besi. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

“ Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak
wangi dan tukang pandai besi. Tentang si penjual minyak wangi, kalau engkau tidak
membeli minyak wanginya maka engkau akan medapatkan bau wanginya. Adapun
tentang si tukang pandau besi, kalau engkau atau bajumu tidak terbakar maka
engaku akan mendapatkan bau yang tidak enak.” (HR. Bukhori, no 1959)

Teman yang baik akan membantu kita untuk dapat istiqamah di jalan Allah, namun
sebaliknya teman yang buruk akan menggelincirkan kita dari jalan istiqamah dan
bahkan justru dapat mencelakakan kita. Kalau kita ingat sejarah nabawiyah, paman
Rosululloh, Abu Thalib, yang di akhir hayatnya enggan mengucapkan syahadat,
karena apa? Karena teman yang buruk saudaraku. Abu Jahal dan Abdullah bin Abi
Umayyah bin Mughirah di samping nya selalu menimpali perkataan Rosululloh,
mereka mengingatkan terus tentang agama leluhurnya, dan akhirnya teman yang
buruk tersebut menjadi sebab kehancuran dirinya.

5. Banyak membaca sirah (perjalanan hidup) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa


sallam dan orang-orang yang shalih.

Berdasarkan realita, seseorang akan banyak terpengaruh oleh perkara-perkara yang


sering dilihat dan didengarnya. Ketika seseorang menjadikan cemilan sehari-harinya
adalah gosip para artis dan kehidupan glamour mereka, maka sadar atau tidak sadar
perilaku para artis tersebut akan banyak membekas dan mempengaruhi gaya
hidupnya. Hidup gak mau repot, serba instan serta “yang penting gue senang” ibarat
telah menjadi icon khusus bagi mereka. Orang-orang seperti ini sangat susah
diharapkan untuk istiqamah di jalan ketaatan. Boro-boro untuk istiqamah di jalan
ketaatan, untuk menjalankan amalan-amalan ketaatan saja mungkin terasa berat bagi
jiwa mereka. Menuntut ilmu syar’I, shalat berjama’ah, menundukkan pandangan
terhadap lawan jenis, berhias diri dengan sifat qana’ah, sabar dalam menghadapi
cobaan hidup adalah merupakan contoh-contoh amalan ketaatan yang kedengarannya
amat mustahil bagi orang-orang yang berpaham artisme (bergaya hidup seperti artis)
seperti ini, kecuali orang-orang yang dirahmati Allah.Ketika seseorang ditimpa futur
sindrom (penyakit melemahnya iman yang merupakan musuh dari istiqamah)
sehingga terasa malas baginya untuk menjalankan qiyamul lail, maka saat ia membaca
perjalanan hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ternyata didapatkan
bahwa beliau adalah orang yang rajin dalam menjalankan qiyamul lail hingga
bengkak kakinya. Ketika seseorang merasakan jiwanya malas untuk berdzikir dan
berat untuk banyak memohon ampun kepada Allah, maka saat ia membaca perjalanan
hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ternyata didapatkan bahwa
beliau adalah orang yang beristighfar dan bertaubat kepada Allah sebanyak seratus
kali dalam sehari. Dan siroh2 yang lain.

36
Inilah beberapa perkara yang dapat membantu seorang hamba untuk dapat istiqamah
di jalan Allah, mudah-mudahan bermanfaat. Semangat saudaraku untuk menggapai
cinta dan surga Nya, dan terhindar dari siksa neraka Nya.

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan
sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat
dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia)”. ( Ali-Imran: 8

D.KETIKA MUSLIMAH JATUH CINTA, APA YANG


HARUS DILAKUKAN?

oleh: Ust. Muafa

Assalamu’alaikum.

37
Ust, saya butuh nasihat. Bagaimana seharusnya sikap muslimah bila ia jatuh cinta pada
seorang lelaki? Mohon nasehatnya ust. Afwan mungkin pertanyaan saya sangat blak-blakan.
Afwan ust.

Muslimah- di suatu tenpat

Jawaban

Wa’alaikumussalam Warahmatullah,

Jika seorang Muslimah merasakan hatinya jatuh cinta kepada seorang laki-laki, maka selama
ada jalan hendaknya diusahakan untuk menikah dengannya. Jika tidak ada jalan yang
memungkinkan menikahinya, maka muslimah tersebut wajib Shobr (tabah hati), sampai
Allah menggantikan dengan lelaki yang lebih baik, atau Allah “menyembuhkannya” dari
“sakit” cinta tersebut, atau Allah mewafatkannya. Inilah solusi yang lebih dekat dengan
petunjuk Nash-Nash Syara’ dan lebih menjaga kehormatan serta dien Muslimah tersebut.

Jatuh cinta kepada lawan jenis, dari segi jatuh cinta itu sendiri bukanlah aib dan juga bukan
dosa. Jatuh cinta adalah hal yang manusiawi dan menjadi naluri yang ada secara alamiah
pada setiap manusia normal. Nabi, orang suci, orang shalih, dan ulama mengalami jatuh cinta
kepada lawan jenis sebagaimana manusia pada umumnya. Rasulullah ‫سل‬ َ ‫صلَى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ َََ ‫َم‬
cinta kepada Khadijah dan Aisyah, ibnu Umar cinta yang sangat kepada istrinya, Ibnu Hazm
cinta pada wanita yang sampai membuatnya menjadi ulama besar, Sayyid Quthub mencintai
wanita namun gagal menikahinya, dll semuanya adalah contoh bagaimana perasaan itu adalah
perasaan yang normal, wajar, natural, dan biasa.

Adapun mengapa orang yang jatuh cinta perlu mengusahakan menikah dengan orang yang
dicintai, maka hal tersebut dikerenakan Syara’ menunjukkan bahwa solusi cinta terhadap
lawan jenis adalah dengan menikah dengannya. Di zaman Rasulullah ‫سلَ َم‬ َ ‫صلَى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ada
seorang lelaki yang jatuh cinta setengah mati dengan seorang wanita. Lelaki tersebut bernama
Al-Mughits dan wanitanya bernama Bariroh. Rasulullah ‫سلَ َم‬ َ ‫صلَى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ yang mengetahui
cinta tersebut merekomendasikan kepada Bariroh agar berkenan menikah dengan Al-
Mughits. Rekomendasi Rasulullah ‫سلَ َم‬
َ ‫صلَى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ini menunjukkan bahwa solusi jatuh cinta
adalah menikah.

Bukhari meriwayatkan;

‫( صحيح البخاري‬16/ 332)


‫َع ْن اب ِْن َعبَاس‬
ُ‫ّللا‬َ ‫صلَى‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫عهُ تَسِي ُل َعلَى لِحْ يَتِ ِه فَقَا َل النَ ِب‬ ُ ‫وف خ َْل َف َها يَ ْب ِكي َودُ ُمو‬
ُ ‫ط‬ ُ ‫يرة َ َكانَ َع ْبدًا يُقَا ُل لَهُ ُم ِغيث َكأَنِي أ َ ْن‬
ُ َ‫ظ ُر ِإلَ ْي ِه ي‬ َ ‫أ َ َن زَ ْو َج بَ ِر‬
َ‫سل َم‬ َ
َ ‫ّللاُ َعل ْي ِه َو‬َ ‫ص لى‬ َ َ ‫ي‬ َ َ َ ً
ُّ ِ‫يرة َ ُم ِغيثا فقا َل النب‬ َ ‫ض بَ ِر‬ ْ ْ
ِ ‫يرة َ َو ِمن بُغ‬ َ ‫ب ُم ِغيث بَ ِر‬ ْ َ
ِ ‫َاس أال ت ْع َجبُ ِمن ُح‬َ َ ُ ‫سل َم ِلعبَاس يَا َعب‬ َ َ ‫َعلَ ْي ِه َو‬
‫ت َال َحا َجةَ ِلي فِي ِه‬ َ َ ْ
ْ َ‫ّللاِ ت َأ ُم ُرنِي قَا َل ِإنَ َما أنَا أ ْشفَ ُع قَال‬
َ ‫سو َل‬ ُ ‫ت يَا َر‬ ْ َ‫لَ ْو َرا َج ْعتِ ِه قَال‬

Dari Ibnu Abbas bahwasanya suami Bariroh adalah seorang budak. Namanya Mughits.
(setelah keduanya bercerai) Sepertinya aku melihat ia selalu menguntit di belakang
Bariroh seraya menangis hingga air matanya membasahi jenggot. Maka Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abbas, tidakkah kamu ta’ajub akan kecintaan Mughits
terhadap Bariroh dan kebencian Bariroh terhadap Mughits?”

38
Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda: “andai saja kamu mau
meruju’nya kembali (menikah dengannya).” Bariroh bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah
engkau menyuruhku?” beliau menjawab, “Aku hanya menyarankan.” Akhirnya Bariroh pun
berkata, “Sesungguhnya aku tak butuh sedikit pun padanya.” (H.R. Bukhari)

Pernah juga ada kejadian, seorang lelaki yang mencintai seorang wanita dan wanita tersebut
mencintai lelaki itu. Lalu keduanya ingin menikah, namun dihalang-halangi oleh kakak
wanita tersebut. Ternyata Allah melarang sikap sang kakak dan memerintahkan agar
menikahkan mereka berdua. Kisah ini juga menunjukkan bahwa jatuh cinta antara dua
anak manusia solusinya tetap dikembalikan pada pernikahan selama masih memungkinkan.
Bahkan Allah mencela sikap menghalang-halangi pernikahan jika kedua belah pihak telah
saling ridha.

At-Tirmidzi meriwatkan kisahnya;

(‫ بترقيم الشاملة آليا‬،217 /11) ‫سنن الترمذى – مكنز‬


‫َت‬ ْ ‫َت ِع ْندَهُ َما كَان‬ ْ ‫ فَكَان‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫ّللا‬ َ ‫سو ِل‬ ُ ‫سار أَنَهُ زَ َو َج أ ُ ْختَهُ َر ُجالً ِمنَ ْال ُم ْس ِل ِمينَ َعلَى َع ْه ِد َر‬ َ َ‫َع ْن َم ْع ِق ِل ب ِْن ي‬
َ ُ
‫ب فَقَا َل لَهُ يَا ل َك ُع أ ْك َر ْمتُكَ بِ َها‬ َ ْ
ِ ‫طبَ َها َم َع ال ُخطا‬ ُ ْ
َ ‫ت ال ِعدَة ُ فَ َه ِويَ َها َو َه ِو َيتْهُ ث َم َخ‬ ِ ‫ض‬َ َ‫اج ْع َها َحتَى ا ْنق‬ ْ
ِ ‫طلَقَ َها ت َط ِليقَة لَ ْم ي َُر‬
ً َ ‫ث ُ َم‬
‫ّللاُ ) َو ِإذَا‬ َ ‫ّللاُ َحا َجتَهُ ِإلَ ْي َها َو َحا َجتَ َها ِإلَى َب ْع ِل َها فَأ َ ْنزَ َل‬
َ ‫آخ ُر َما َعلَيْكَ قَا َل فَ َع ِل َم‬ ِ ‫ّللاِ الَ ت َْر ِج ُع ِإلَيْكَ أ َ َبدًا‬
َ ‫طلَ ْقت َ َها َو‬
َ َ‫َوزَ َوجْ ت ُ َك َها ف‬
ُ ً
‫طا َعة ث َم دَ َعاهُ فَقَا َل‬ َ ‫س ْمعًا ِل َربِى َو‬ َ ‫س ِم َع َها َم ْع ِقل قَا َل‬ َ
َ ‫)وأ ْنت ُ ْم الَ ت َ ْع َل ُمونَ ( فَلَ َما‬ َ
َ ‫سا َء فَبَلَ ْغنَ أ َجلَ ُه َن( إِلَى قَ ْو ِل ِه‬ َ ِ‫طلَ ْقت ُ ُم الن‬
َ
َ‫أُزَ ِوجُكَ َوأ ُ ْك ِر ُمك‬.

Dari Ma’qil bin Yasar bahwa pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia
menikahkan saudarinya dengan seorang lelaki dari kaum muslimin, lalu saudarinya tinggal
bersama suaminya beberapa waktu, setelah itu dia menceraikannya begitu saja, ketika masa
Iddahnya usai, ternyata suaminya cinta kembali kepada wanita itu begitu sebaliknya, wanita
itu juga mencintainya, kemudian dia meminangnya kembali bersama orang-orang yang
meminang, maka Ma’qil berkata kepadanya; hai tolol, aku telah memuliakanmu dengannya
dan aku telah menikahkannya denganmu, lalu kamu menceraikannya, demi Allah dia tidak
akan kembali lagi kepadamu untuk selamanya, inilah akhir kesempatanmu.” Perawi berkata;
“Kemudian Allah mengetahui kebutuhan suami kepada istrinya dan kebutuhan isteri kepada
suaminya hingga Allah Tabaraka wa Ta’ala menurunkan ayat: “Apabila kamu mentalak
isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya.” QS Al-Baqarah: 231 sampai ayat
“Sedang kamu tidak Mengetahui.” Ketika Ma’qil mendengar ayat ini, dia berkata; “Aku
mendengar dan patuh kepada Rabbku, lalu dia memanggilnya (mantan suami saudarinya
yang ditolaknya tadi) dan berkata; “Aku nikahkan kamu dan aku muliakan kamu.” (At-
Tirmidzi)

Rasulullah ‫سلَ َم‬


َ ‫صلَى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ sendiri bahkan mengajarkan kepada kita bahwa menikah adalah
obat yang paling mujarab bagi dua orang yang saling mencintai. Ibnu Majah meriwayatkan;

‫( سنن ابن ماجه‬5/ 440)


‫َع ْن اب ِْن َعبَاس قَا َل‬
‫سلَ َم لَ ْم ن ََر ِل ْل ُمتَ َحابَي ِْن ِمثْ َل‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫صلَى‬
َ ُ‫ّللا‬ ُ ‫َاح قَا َل َر‬
َ ‫سو ُل‬
َ ِ‫ّللا‬ ِ ‫النِك‬

Dari Ibnu Abbas ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kami belum
pernah melihat (obat yang mujarab bagi ) dua orang yang saling mencintai sebagaimana
sebuah pernikahan.” (H.R.Ibnu Majah)

39
Nash-Nash ini, dan yang semakna dengannya menunjukkan bahwa menikah adalah solusi
Syar’i bagi orang yang jatuh cinta.

Oleh karena itu seorang muslimah yang jatuh cinta kepada seorang lelaki bisa memulai
mengusahakan menikah dengan lelaki tersebut dengan cara menawarkan dirinya untuk
dinikahi. Cara ini lebih tegas, Syar’i, solutif, dan terhormat. Menawarkan diri kepada lelaki
untuk dinikahi bukan perbuatan hina dan tercela. Justru wanita yang menawarkan dirinya
kepada seorang lelaki adalah wanita yang mengerti solusi Syar’i terhadap problemnya, tegas
dalam mengambil keputusan, terhormat karena tahu cara menjaga kehormatannya dengan
ikatan pernikahan yang suci, dan mulia karena mengetahui kepada siapa dia harus
mempersembahkan bakti. Khadijah adalah contoh wanita mulia yang tahu persis kepada siapa
beliau mempersembahkan bakti, dan siapa yang pantas jadi imamnya dalam rumah tangga.
Dengan ketegasan sikap beliau, maka Khadijah mendapatkan lelaki yang terbaik di alam ini.
Justru sikap yang menjauhi ketakwaan jika seorang wanita mencintai seorang lelaki, lalu
perasaan tersebut dipendamnya seraya mengotori hatinya dengan angan-angan tercela.
Sesungguhnya angan-angan hati ada yang terkategori dosa sebagaimana yang dinyatakan
dalam hadis dibawah ini;

‫( صحيح مسلم‬13/ 124)

َ‫ش ْيئًا أَ ْش َبهَ ِباللَ َم ِم ِم َما قَا َل أَبُو ه َُري َْرة‬


َ ُ‫َع ْن اب ِْن َعبَاس قَا َل َما َرأَيْت‬

‫ظ ُر َو ِزنَا‬ َ َ‫الزنَا أَد َْركَ ذَلِكَ َال َم َحالَةَ فَ ِزنَا ْال َع ْينَي ِْن الن‬
ِ ‫ظهُ ِم ْن‬َ ‫َب َعلَى اب ِْن آدَ َم َح‬ َ ‫سلَ َم قَا َل ِإ َن‬
َ ‫ّللاَ َكت‬ َ ‫صلَى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫أ َ َن النَ ِب‬
َ ‫ي‬
َ َ
ُ‫ِق ذلِكَ أ ْو يُك َِذبُه‬ ُ ‫صد‬ ْ
َ ُ‫س تَ َمنَى َوتَ ْشتَ ِهي َوالفَ ْر ُج ي‬ ْ ْ
ُ ‫ان النُّط ُق َوالنَف‬
ِ ‫س‬ َ ‫الل‬
ِ

Dari Ibnu Abbas dia berkata; ‘Saya tidak mengetahui sesuatu yang paling dekat dengan
makna Lamam (dosa dosa kecil) selain dari apa yang telah dikatakan oleh Abu Hurairah dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam: “Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla telah menetapkan
pada setiap anak cucu Adam bagiannya dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak
mungkin dihindari. Maka zinanya mata adalah melihat, zinanya lisan adalah ucapan,
sedangkan zinanya hati adalah berangan-anga dan berhasrat, namun kemaluanlah yang
(menjadi penentu untuk) membenarkan hal itu atau mendustakannya.” (H.R. Muslim)

Wanita yang menawarkan diri lebih tegas dan jelas sikapnya. Jika hal tersebut bisa berlanjut
ke pernikahan, maka hal itu kebahagiaan baginya, namun jika tidak mungkin berlanjut,
sikapnya juga sudah jelas dan tinggal menyelesaikan problem sisanya. Wanita yang
memendam rasa sambil berfantasi justru berpeluang untuk lebih menderita dan dekat dengan
pelanggaran Syara’, kecuali wanita-wanita yang dirahmati Allah.

Terkait teknis melakukannya, maka wanita bebas memilihnya diantara berbagai cara yang
dianggap paling mudah. Bisa melalui perantara atau langsung dirinya sendiri. Bisa secara
lisan, bisa juga melalui tulisan. Bisa sekedar memulai untuk menawarkan atau langsung
memulai dengan lafadz pinangan.

Hanya saja, solusi menikah ini tidak bermakna bolehnya memaksa lelaki untuk menikahinya.
Hal itu dikarenakan memilih istri adalah hak lelaki yang merupakan pilihan baginya.
Sebagaimana wanita berhak memilih calon suami, maka lelaki juga berhak memilih calon
istri manapun yang dikehendakinya.

40
Tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa lelaki wajib menikahi wanita yang
mencintainya.Kisah cinta Al Mughits kepada Bariroh menunjukkan hal tersebut. Betapapun
Al-Mughits sangat mencintai Bariroh, dan Nabi juga merekomendasikan Bariroh untuk
menikah dengan Al-Mughits, namun Nabi tidak memaksa Bariroh untuk menikah dengan Al-
Mughits. Namun, jika cinta itu memang sangat kuat (cinta setengah mati), memang
dianjurkan pihak yang dicintai menikahinya sebagai bentuk rohmah, meskipun dia sendiri
belum mencintainya.

Jika pihak yang dicintai belum berkenan menikahi dan tertutup semua jalan/kemungkinan
untuk menikahi, maka tidak ada jalan bagi muslimah tersebut selain Shobr (tabah hati). Hal
itu dikarenakan Syara’ memerintahkan Shobr pada semua bentuk musibah yang menyedihkan
hati secara mutlak dan berjanji memberikan ganjaran yang besar atasnya. Shobr ini terus
dilakukan sambil berdoa sampai Allah memberikan ganti lelaki yang lebih baik, atau Allah
menghilangkan perasaan tersebut, atau Allah mewafatkannya.

Dengan cara penyikapan seperti ini, maka seorang muslimah akan senantiasa dalam keadaan
beramal. Mendapat nikmat suami bisa beramal Syukur, dan jika gagal bisa beramal Shobr.
Semuanya adalah kebaikan baginya.

Hanya saja, jika lelaki yang dicintai tersebut haram dinikahi, seperti Mahram, atau musyrik,
atau yahudi, atau nasrani, maka Muslimah tersebut tidak boleh menurutinya dan harus
menghilangkannya karena menikah dengan mereka hukumnya haram dan tidak sah.

Wallahua’lam.

1. Ketika muslimah jatuh cinta

Wanita muslimah jatuh Cinta?

Tiada yang pelik, mereka juga adalah manusia.

Bukankah cinta itu adalah fitrah.manusia?


Mereka juga punya.hati dan rasa.
Tetapi tahukah kalian betapa berbezanya mereka ketika cinta seorang lelaki menyapa
hatinya?

Tiada senyuman bahagia, tiada rona malu diwajah, tiada perasaan suka di dada.
Namun sebaliknya.

Ketika wanita muslimah jatuh cinta, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang
begitu besar akan cinta yang tidak lagi
suci Yang ada adalah kegelisahan, kerana rasa yang salah arah..Yang ada adalah
penderitaan akan hati yang mulai sakit.

41
Ketika wanita muslimah jatuh cinta, bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan,
tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari
orang tersebut.

Tiada kata-kata cinta dan rayuan. Yang ada adalah kekhuatiran yang amat sangat , akan
hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal ataupun mungkin yang tak akan
pernah halal baginya.

Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya yang tidak mampu
lagi memberikan ketenangan diwajahnya yang dulu teduh.
Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya. Bahkan
jika cinta dia harus menghilang, maka itu pun akan dilakukan.

Alangka kasihannya jika wanita muslimah jatuh cinta, kerana.yang ada adalah
penderitaan.

Tetapi saudari, bersabarlah. Jadikan ini ujian dari Rabbmu. Matikan rasa itu
secepatnya. Pasang tembok pembatas antara kau dan dia.
Pasangkan duri dalam hatimu, agar rasa itu tidak tumbuh bersemai. Cuci dengan air
mata penyesalan akan hijab yang
sempat tersingkap. Putarkan balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya
padaNya.

Pupuskan rasa rindu padanya


dan kembalikan dalam hatimu
rasa rindu akan cinta Rabbmu.

Saudari, janganlah khuatir kau akan kehilangan cintanya.


Kerana jika memang kalian
ditakdirkan bersama, maka tak
akan ada yang dapat mencegah
kalian bersatu.
Tetapi ketahuilah, bagaimana pun
usaha kalian untuk bersatu, jika Allah tidak menghendakinya, maka tidak akan boleh
kalian bersatu.

Saudari, bersabarlah. Biarkan Allah yang mengaturnya. Maka yakinlah, semuanya


akan baik-baik sahaja. Semuanya akan
indah pada waktunya.

42
E. Hukum Wanita Muslimah Berobat Ke Dokter Laki-
Laki, Apakah Boleh??

kaum wanita muslimah, apakah boleh seorang wanita muslimah berobat ke dokter laki-laki,
bagaimanakah hukum dalam islam, apakah islam membolehkannya ?

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: Katakanlah kepada orang laki-laki yang
beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka,
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera
mereka, atau putera-putera suami mereka, atau

saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera


saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-
anak yang belum mengerti tentang aurat wanita . . .” [an-Nûr/24: 30-31].

Seorang muslimah harus menjaga kehormatannya, sehingga ia harus menjaga rasa malu yang
telah menjadi fitrah wanita, menghindarkan diri dari tangan pria yang bukan makhramnya.
Tatkala ia ingin mendapat kan penjelasan mengenai penyakitnya secara lebih banyak, lebih
leluasa bertanya, dan sebagainya, maka mau tidak mau hal ini tidak akan bisa didapat kan
dengan baik, melainkan jika seorang wanita berobat atau memeriksakan dirinya kepada
dokter atau ahli medis wanita.

Hukum asalnya, apabila ada dokter umum dan dokter spesialis dari kaum Muslimah, maka
menjadi kewajiban kaum Muslimah untuk menjatuhkan pilihan kepadanya. Meski hanya
sekedar keluhan yang paling ringan, flu batuk pilek sampai pada keadaan genting, semisal
persalinan ataupun jika harus melakukan pembedahan.

Berkaitan dengan masalah itu, Syaikh Bin Bâz rahimahullah mengatakan:

“Seharusnya para dokter wanita menangani kaum wanita secara khusus, dan dokter lelaki
melayani kaum lelaki secara khusus kecuali dalam keadaan yang sangat terpaksa. Bagian
pelayanan lelaki dan bagian pelayanan wanita masing-masing disendirikan, agar masyarakat
terjauhkan dari fitnah yang bisa mencelakakan. Inilah kewajiban semua orang”.

Lajnah Dâ-imah juga menfatwakan, bila seorang wanita mudah menemukan dokter wanita
yang cakap menangani penyakitnya, ia tidak boleh membuka aurat atau berobat ke seorang
dokter lelaki. Kalau tidak memungkinkan maka ia boleh melakukannya.

43
Bagaimana Bila Tidak Ada Dokter Wanita?

Dokter umum maupun spesialis dari kalangan kaum hawa memang tidak banyak. Ini
membuat wanita terpaksa berobat kepada dokter pria, Kenyataan yang kita saksikan cukup
membuat risih kaum wanita, bila mereka mesti berhadapan dengan lawan jenis untuk berobat.
Sehingga banyak diantara kaum wanita yang terpaksa berobat kepada dokter pria.

Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi karunia ketakwaan dan ilmu kepada
seorang wanita, maka ia harus bersikap hati-hati untuk dirinya, benar-benar memperhatikan
masalah ini dan tidak menyepelekan. Seorang wanita memiliki kewajiban untuk mencari
dokter wanita terlebih dahulu.

Bila memang dalam keadaan darurat dan terpaksa, Islam memang membolehkan untuk
menggunakan cara yang mulanya tidak diperbolehkan. seperti untuk pemeliharaan dan
penyelamatan jiwa dan raganya. Seorang muslimah yang keadaannya benar-benar dalam
kondisi terhimpit dan tidak ada pilihan, (maka) ia boleh pergi ke dokter lelaki, baik karena
tidak ada ada seorang dokter muslimah yang mengetahui penyakitnya maupun memang
belum ada yang ahli. Allah Ta`ala menyebut kan dalam firman-Nya surat al-An’âm/6 ayat
119:

َ َ‫علَ ۡي ُك ۡم َح َر َم َما لَـ ُك ۡم ف‬


..‫ص َل َوقَ ۡد‬ ُ ‫اض‬
َ ‫ط ِر ۡرت ُ ۡم َما ا َِال‬ ۡ ‫اِلَ ۡي‬

“(padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya
atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya)”.

Meskipun dibolehkan dalam kondisi yang betul-betul darurat, tetapi harus mengikuti rambu-
rambu yang wajib untuk ditaati. Tidak berlaku secara mutlak. Keberadaan mahram adalah
keharusan, tidak bisa ditawar-tawar. Sehingga tatkala seorang muslimah terpaksa harus
bertemu dan berobat kepada dokter lelaki, ia harus didampingi mahram atau suaminya saat
pemeriksaan. Tidak berduaan dengan sang dokter di kamar praktek atau ruang periksa.

Ketika Syaikh Shalih al-Fauzan ditanya mengenai hukum berobat kepada dokter yang
berbeda jenisnya, beliau menjelaskan:

“Seorang wanita tidak dilarang berobat kepada dokter pria, terlebih lagi ia seorang spesialis
yang dikenal dengan kebaikan, akhlak dan keahliannya. Dengan syarat, bila memang tidak
ada dokter wanita yang setaraf dengan dokter pria tersebut. Atau karena keadaan si pasien
yang mendesak harus cepat ditolong, (karena) bila tidak segera, penyakit (itu) akan cepat
menjalar dan membahayakan nyawanya. Dalam masalah ini, perkara yang harus diperhatikan
pula, dokter tersebut tidak boleh membuka sembarang bagian tubuh (aurat) pasien wanita itu,
kecuali sebatas yang diperlukan dalam pemeriksaan. Dan juga, dokter tersebut adalah muslim
yang dikenal dengan ketakwaannya. Pada situasi bagaimanapun, seorang muslimah yang
terpaksa harus berobat kepada dokter pria, tidak dibolehkan memulai pemeriksaan terkecuali
harus disertai oleh salah satu mahramnya”.

Demikian pula menurut Syaikh Muhammmad bin Shalih al-‘Ut saimin. Hanya saja, untuk
menangani wanita muslimah, beliau rahimahullah lebih memilih seorang dokter wanita
beragama Nashrani yang dapat dipercaya, daripada memilih seorang dokter lelaki muslim.

44
Kata beliau: “Menyingkap aurat lelaki kepada wanita, atau aurat wanita kepada pria ketika
dibutuhkan tidak masalah, selama terpenuhi dua syarat, yaitu aman dari fitnah, dan tidak
disertai khalwat (berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya). Akan tetapi, berobat
kepada dokter wanita yang beragama Nasrani dan amanah, tetap lebih utama daripada ke
doker muslim meskipun lelaki, karena aspek persamaan”.

KESIMPULAN

Sebagaimana hukum asalnya, bila ada dokter wanita yang ahli, maka dialah yang wajib
menjalankan pemeriksaan atas seorang pasien wantia. Bila tidak ada, dokter wanita non-
muslim yang dipilih. Jika masih belum ditemukan, maka dokter lelaki muslim yang
melakukannya. Bila keberadaan dokter muslim tidak tersedia, bisa saja seorang dokter non-
muslim yang menangani. akan tetapi saat dokter lelaki menangani pasien wanita, maka pasien
wanita itu harus disertai mahram, atau suaminya, atau

wanita yang dapat dipercaya, begitu juga dokter lelaki yang melakukan pemeriksaan hanya
boleh melihat tubuh pasien wanita itu sesuai dengan kebutuhannya saja, yaitu saat
menganalisa penyakit dan mengobatinya, serta harus menjaga pandangan, Dalam semua
kondisi ini tidak boleh ada orang lain yang menyertai dokter lelaki kecuali yang memang
diperlukan perannya. Selanjutnya, para dokter lelaki itu harus menjaga kerahasiaan si pasien
wanita.

Miris : Akan tetapi banyak diantara kaum wanita muslimah yangmenyepelakan masalah ini,
mereka tidak berusaha semaksimal mungkin untuk mencari dokter wanita, dan membuat
bermacam alasan dikarenakan malas untuk berusaha. PADAHAL Barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah , niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

Anjuran : Apabila terpaksa hanya menemukan dokter laki-laki, maka cari dan pilihlah dokter
yang amanat karena dokter yang amanat dia tidak akan membuka aurat atau membuka bagian
tubuh lainnya kecuali bagian yang akan diobati. Kedaruratan bisa membolehkan hal yang
asalnya terlarang AKAN TETAPI kedaruratan itu diukur sesuai dengan kadarnya saja.

45
F. HUKUM BERHIAS bagi Wanita
1. Hukum Memakai Pemerah Bibir (Lipstik)
2. Hukum Wanita Memakai Make-Up Untuk Suaminya
3. Bolehkah Wanita Memakai Sepatu Yang Bertumit Tinggi ?
4. Hukum Wanita Memotong Rambut Di Atas Pundak
5. Memakai Celak Bagi Wanita Dan Juga Bagi Lelaki?

1.Pertanyaan

Secara khusus, apa hukum memakai pemerah bibir (lipstik)?

Jawab:
Fadhilatusy Syaikh Al-’Allamah Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu
menjawab, “Tidak mengapa memakai pemerah bibir. Karena hukum asal sesuatu itu halal
sampai jelas keharamannya. Lipstik ini bukan dari jenis wasym/tato (Sementara untuk tato ini
terdapat keterangan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau melaknat wanita
yang membuat tato dan wanita yang minta ditato (HR. Al-Bukhari dan Muslim)., karena
wasym itu menanam salah satu warna di bawah kulit. Perbuatan ini diharamkan, bahkan
termasuk dosa besar. Akan tetapi bila lipstik tersebut jelas memberikan madharat bagi bibir,
membuat bibir kering dan kehilangan kelembabannya, maka terlarang. Pernah disampaikan
kepada saya, lipstik tersebut terkadang membuat bibir pecah. Bila memang pasti hal yang
demikian, maka seorang insan dilarang melakukan perkara yang dapat memadharatkan
dirinya.” (Majmu’ah As’ilah Tuhimmu Al-Usrah Al-Muslimah, hal. 35)

2.Pertanyaan

Apakah diperkenankan seorang wanita memakai make-up untuk suaminya?

Jawab:

Fadhilatusy Syaikh Al-’Allamah Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu


menjawab, “Seorang istri berhias untuk suaminya dalam batasan-batasan yang disyariatkan,
merupakan perkara yang memang sepantasnya dilakukan oleh seorang istri. Karena setiap
kali si istri berhias untuk tampil indah di hadapan suaminya, jelas hal itu akan lebih
mengundang kecintaan suaminya kepadanya dan akan lebih merekatkan hubungan antara
keduanya. Hal ini termasuk tujuan syariat. Bila make-up itu memang mempercantik si wanita
dan tidak memadharatkannya, tidaklah mengapa dipakai dan tidak ada dosa. Namun
masalahnya, saya pernah mendengar make-up tersebut bisa berdampak buruk pada kulit
wajah, serta mengubah kulit wajah si wanita di kemudian hari menjadi rusak sebelum
masanya rusak disebabkan usia. Karena itu saya menyarankan agar para wanita bertanya
kepada dokter tentang hal tersebut. Bila memang demikian dampak/efek samping make-up,
maka pemakaian make-up bisa jadi haram atau minimalnya makruh. Karena segala sesuatu
yang mengantarkan manusia pada keburukan dan kejelekan, hukumnya haram atau makruh.

46
Kesimpulannya dalam masalah make-up ini, kami melarangnya bila memang make-up
tersebut hanya menghiasi wajah sesaat, tetapi membuat madharat yang besar bagi wajah
dalam jangka lama. Karena itulah kami menasihatkan kepada para wanita agar tidak memakai
make-up disebabkan madharatnya yang pasti.” (Majmu’ah As’ilah Tuhimmu Al-Usrah Al-
Muslimah, hal. 11-12, 35-36)

3.Pertanyaan

Marak di kalangan remaja putri kebiasaan memotong rambut hingga pundak dalam rangka
berdandan. Demikian pula memakai sepatu bertumit sangat tinggi dan bermake-up. Lantas
apa hukum dari perbuatan-perbuatan tersebut?

Pertanyaan berikutnya, apa hukum memakai celak bagi wanita dan juga bagi lelaki?

Jawab:

Fadhilatusy Syaikh Al-’Allamah Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu


memberikan fatwa dalam masalah di atas, “Potongan rambut wanita bisa jadi modelnya
menyerupai potongan rambut laki-laki dan bisa jadi tidak. Bila sekiranya modelnya seperti
potongan rambut laki-laki maka hukumnya haram dan termasuk dosa besar, karena Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat wanita yang tasyabbuh/menyerupai laki-laki (HR. Al-
Bukhari, Kitab Al-Libas, bab Al-Mutasyabbihina bin Nisa’ wal Mutasyabbihat bir Rijal)

Bila modelnya tidak sampai menyerupai laki-laki, maka ulama berbeda pendapat hingga
menjadi tiga pendapat. Di antara mereka ada yang mengatakan boleh, tidak mengapa. Di
antaranya ada yang berpendapat haram. Pendapat yang ketiga mengatakan makruh. Yang
masyhur dari madzhab Al-Imam Ahmad rahimahullahu adalah perbuatan tersebut makruh.

Sebenarnya, memang tidak sepantasnya kita menerima segala kebiasaan dari luar yang datang
pada kita. Belum lama dari zaman ini, kita melihat para wanita berbangga dengan rambut
mereka yang lebat dan panjang. Tapi kenapa keadaan mereka pada hari ini demikian
bersemangat memendekkan rambut mereka? Mereka telah mengadopsi kebiasaan yang
datang dari luar negeri kita. Saya tidaklah bermaksud mengingkari segala sesuatu yang baru.
Namun saya mengingkari segala sesuatu yang mengantarkan perubahan masyarakat dari
kebiasaan yang baik menuju kepada kebiasaan yang diambil dari selain kaum muslimin.

Adapun sandal ataupun sepatu yang tinggi, tidak boleh digunakan apabila tingginya di luar
kebiasaan, mengantarkan pada tabarruj, dan (dengan maksud) mengesankan si wanita tinggi
serta menarik pandangan mata lelaki. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫ْاألُولَى ْال َجا ِه ِليَ ِة تَبَ ُّر َج تَبَ َرجْ نَ َو َال‬

“Janganlah kalian bertabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang jahiliah yang awal.” (Al-
Ahzab: 33)

Maka, segala sesuatu yang membuat wanita melakukan tabarruj, membuat ia tampil beda
daripada wanita lainnya, dengan maksud berhias, maka haram, tidak boleh dilakukannya.

47
Tentang pemakaian make up, tidak mengapa bila memang tidak memberi madharat atau
membuat fitnah.

Masalah bercelak ada dua macam:


Pertama: Bercelak dengan tujuan menajamkan pandangan mata dan menghilangkan
kekaburan dari mata, membersihkan mata dan menyucikannya tanpa ada maksud berdandan.
Hal ini diperkenankan. Bahkan termasuk perkara yang semestinya dilakukan (bagi lelaki
maupun wanita, pen.) Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mencelaki kedua mata
beliau, terlebih lagi bila bercelak dengan itsmid (Celak jenis tertentu).
Kedua: Bercelak dengan tujuan berhias dan dipakai sebagai perhiasan. Hal ini dituntut untuk
dilakukan para wanita/istri, karena seorang istri dituntut berhias untuk suaminya. Adapun bila
lelaki memakai celak dengan tujuan yang kedua ini maka harus ditinjau ulang masalah
hukumnya. Saya sendiri bersikap tawaqquf (tidak melarang tapi tidak pula membolehkan,
pen.) dalam masalah ini. Terkadang pula dibedakan dalam hal ini antara pemuda yang
dikhawatirkan bila ia bercelak akan menimbulkan fitnah, maka ia dilarang memakai celak,
dengan orang tua (lelaki yang tidak muda lagi) yang tidak dikhawatirkan terjadi fitnah bila ia
bercelak.” (Majmu’ah As’ilah Tuhimmu Al-Usrah Al-Muslimah, hal. 8-11)

Dalam masalah sepatu bertumit tinggi, Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhuts Al-Ilmiyyah wal
Ifta’ yang saat itu diketuai oleh Samahatusy Syaikh Al-Walid Abdul Aziz ibn Abdillah ibnu
Baz rahimahullahu memfatwakan, “Memakai sepatu bertumit tinggi tidak boleh, karena
dikhawatirkan wanita yang memakainya berisiko jatuh. Sementara seseorang diperintah
secara syar’i untuk menjauhi bahaya berdasarkan keumuman firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala:

‫التَ ْهلُ َك ِة ِإلَى ِبأ َ ْيدِي ُك ْم ت ُ ْلقُوا َو َال‬

“Janganlah kalian menjatuhkan diri-diri kalian kepada kebinasaan.” (Al-Baqarah: 195)

َ ُ‫أَ ْنف‬
‫س ُك ْم ت َ ْقتُلُوا َو َال‬

“Janganlah kalian membunuh jiwa kalian.” (An-Nisa’: 29)

Selain itu, sepatu bertumit tinggi akan menampakkan tubuh wanita lebih dari yang
semestinya (lebih tinggi dari postur sebenarnya, pen.). Tentunya yang seperti ini mengandung
unsur penipuan. Dengan memakai sepatu bertumit tinggi berarti menampakkan sebagian
perhiasan yang sebenarnya dilarang untuk ditampakkan oleh wanita muslimah. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫اء أَ ْو َءابَا ِئ ِه َن أَ ْو ِلبُعُولَ ِت ِه َن إِ َال ِزي َنت َ ُه َن يُ ْبدِينَ َو َال‬


ِ َ‫َاء أ َ ْو أ َ ْبنَا ِئ ِه َن أ َ ْو ِت ِه َن ََبُعُول َءاب‬
ِ ‫إِ ْخ َوا ِن ِه َن بَنِي أ َ ْو ْخ َوانِ ِه َنَِإ أ َ ْو بُعُولَ ِت ِه َن أ َ ْبن‬
‫سا ِئ ِه َن أَ ْو أَخ ََواتِ ِه َن بَنِي أَ ْو‬َ ِ‫ن‬

“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali kepada suami-suami mereka
atau bapak-bapak mereka atau bapak-bapak mertua mereka (ayah suami) atau anak-anak laki-
laki mereka atau anak-anak laki-laki dari suami-suami mereka atau saudara-saudara laki-laki
mereka atau anak-anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka (keponakan laki-laki dari
saudara lelaki) atau keponakan laki-laki dari saudara perempuan mereka atau di hadapan
wanita-wanita mereka.” (An-Nur: 31) [Fatwa no. 1678, Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah,
17/123-124]
48
DAFTAR PUSTAKA

http://bilikata.com/kata-mutiara-hijab/
http://katamutiarabagus.com/kata-mutiara-muslimah
penyejuk-hati/
https://www.bicarawanita.xyz/2017/08/kata-kata-hijrah
muslimah.html
http://artikel-wanita-muslimah.blogspot.co.id/
https://hijrahnotes.wordpress.com/
http://www.lahiya.com/arti-istiqomah-dalam-islam/
https://rayditch.wordpress.com/2010/04/13/tips-agar-tetap
istiqomah/
http://abuaiman786.blogspot.co.id/2010/10/beratnya-hati-untuk
melepaskanmu.html
http://meilnote.blogspot.co.id/2012/08/mari-ukhti-berhijrah
berjilbab-sesuai.html
http://www.catatanhati.com/2017/12/ketika-kesucian
terenggut.html
http://www.catatanhati.com/2017/12/jangan-melupakan.html
http://www.catatanhati.com/2017/07/jomblo-itu.html
http://artikelmuslimah.com/hijab/
http://nikenambarpertiwi.blogspot.co.id/2014/12/keutamaan
hijab-bagi-muslimah.html
http://alyarohalia.blogspot.co.id/2014/11/ketika-muslimah-jatuh cinta.html
http://irtaqi.net/2016/09/08/ketika-muslimah-jatuh-cinta-apa-yang-harus-
dilakukan/
https://tabirjodoh.wordpress.com/2010/08/04/hati-hati-dengan-ikhwan-
genit-mengajak-taaruf-gak-jelas/

https://niasrs.wordpress.com/2015/02/12/hukum-wanita-muslimah-
berobat-ke-dokter-laki-laki-apakah-boleh/
http://urldian.blogspot.co.id/2012/11/hukum-berhias-bagi-wanita.html

50
LAMPIRAN

NAMA : NUR ANISA JANNAH

NAMA : DIAN SYAHFITRI KELAS : X-3 TKJ

KELAS : X-3 TKJ ASAL SEKOLAH : SMK BINA SATRIA

ASAL SEKOLAH : SMK BINA SATRIA T.T.L : MEDAN, 24 APRIL 2002

T.T.L : MEDAN, 10 MARET 2002 HOBI : BERNYANYI

HOBI : BELADIRI CITA-CITA : POLWAN

CITA-CITA : GURU

NAMA : NUR AMITA JANNAH


NAMA : PUTRI
KELAS : X-3 TKJ
KELAS : X-3 TKJ
ASAL SEKOLAH : SMK BINA SATRIA
ASAL SEKOLAH : SMK BINA SATRIA
T.T.L : MEDAN, 24 APRIL 2002
T.T.L : MEDAN,16 JANUARI 2002
HOBI : BERENANG
HOBI : MEMBACA
CITA-CITA : PENGUSAHA
CITA-CITA : KOWAD

51

Anda mungkin juga menyukai