Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat-Nya tugas kami dapat diselesaikan.
Dalam tugas ini kita membahas "Perilaku Terpuji" yang termasuk pada buku pendamping
kami.T u g a s i n i d i b u a t d a l a m r a n g k a u n t u k m e m p e r d a l a m p e m a h a m a n s i s w a
t e n t a n g p e r i l a k u terpuji dan semoga di kemudian hari makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Demikian rasa terima kasih kami kepada seluruh pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Bapak/guru pembimbing kami. Atas
perhatiannya kami ucapakan terima kasih.

Kayuagung, September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantarii
Daftar Isiiii

BAB I PENDAHULUAN4
A. Latar Belakang4
B. Rumusan Masalah4
C. Tujuan4

BAB II PEMBAHASAN5
A.    Dalil Menutup Aurat5
B.     Menunjukkan Perilaku Berbusanah Muslim & Muslimah6

BAB III PENUTUP8


A.     Kesimpulan8

DAFTAR PUSTAKA9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakaianku adalah Pribadiku

" Ajining Raga saka Busana”

yang memiliki arti : "kehormatan badan dilihat daripakain yang di kenakan"

Sejarah busana lahir seiring dengan dengan sejarah peradaban manusia itu sendiri.
Oleh karenanya, busana sudah ada sejak manusia diciptakan. Kesimpulan ini dapat diambil
dari firman Allah SWT,
“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syetan sebagaimana ia telah
mengeluarkan ibu-bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada keduanya auratnya”.

B.     Rumusan Masalah

Busana memiliki fungsi yang begitu banyak, dari menutup anggota tertentu di tubuh hingga
penghias tubuh. Sebagaimana yang telah diterangkan pula oleh Allah dalam Al-Qur’an, yang
mengisyaratkan akan fungsi busana, “Wahai anak Adam (manusia), sesungguhnya Kami telah
menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi (aurat) tubuhmu dan untuk perhiasan.”

Dari tata cara, bentuk, dan mode berbusana, manusia dapat dinilai kepribadiannya. Dengan
kata lain, cara berbusana merupakan cermin kepribadian seseorang.
Konsekwensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal mungkin untuk
melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan agamanya. Salah satu
bentuk perintah agama Islam adalah perintah untuk mengenakan busana yang menutup seluruh
aurat yang tidak layak untuk dinampakkan pada orang lain yang bukan muhrim.

C.    Tujuan

Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna gaun
tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata cara
berbusana. Busana muslimah bukan hanya sekedar simbol, melainkan dengan mengenakannya,
berarti seorang perempuan telah memproklamirkan kepada makhluk Allah akan keyakinan,
pandangannya terhadap dunia, dan jalan hidup yang ia tempuh, dimana semua itu didasarkan
pada keyakinan mendalam terhadap Tuhan Yang Mahaesa dan Kuasa.
BAB II
PEMBAHASAN

Aurat wanita adalah seluruh anggota tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tangannya.
Leher dan rambutnya adalah aurat di hadapan lelaki ajnabi (bukan mahram) walaupun sehelai.
Pendek kata, dari hujung rambut sampai hujung kaki kecuali wajah dan dua telapak tangan
adalah aurat yang wajib ditutup.

A.    Dalil Menutup Aurat

Dalil-dalil AL-QUR'AN
"Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-perempuan
yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka
keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-
baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun,
lagi Maha Mengasihani." (Surah Al-Ahzab, ayat 59).

"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan


mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah
mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah
mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka
memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka
atau bapak mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-
saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-
saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka,
atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan,
atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka
menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka;
dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu
berjaya." (Surah An-Nur, ayat 31).

B.     Menunjukkan Perilaku Berbusana Muslim Dan Muslimah

Hadis-hadis NABI S.A.W.


“Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, setiap kali mereka keluar, syeitan akan
memperhatikannya.” (HR. Bazzar & At- Tirmizi).
Bahawa Asma’ bint Abi Bakr (kakaknya) bertemu Nabi s.a.w. dalam keadaan pakaiannya nipis
sehingga nampak kulit badannya, lalu Nabi s.a.w. pun bersabda: “Wahai Asma’, seorang
perempuan yang telah sampai haidh (baligh) tidak boleh dilihat (hendaklah bertutup) pada
badannya melainkan ini dan ini” (sambil baginda menunjukkan ke arah wajah dan kedua
pergelangan tangannya). (HR Abu-Dawud)

“Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin yang pertama, apabila turunnya ayat (yang
bermaksud) “…dan hendaklah mereka menutup belahan leher baju mereka dengan tudung kepala
mereka…”,serta-merta mereka mengoyakkan apa sahaja kain (yang ada di sekeliling mereka)
lalu bertudung dengannya.” (HR, Al-Bukhari).

Siksaan Neraka Wanita Yang Berpenampilan Menyimpang Dari Islam :


         Wanita yang memakan badannya sendiri adalah ia yang berhias untuk lelaki yang bukan
muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.
         Wanita yang akan memotong badannya sendiri dengan gunting neraka adalah ia
memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya
kecantikannya dilihat para laki-laki yang bukan muhrimnya.
Etika Berpakaian:
  Tidak berpakaian yang menyerupai lawan jenisnya, laki-laki tidak berpakaian yang
menyerupai wanita dan juga wanita tidak berpakaian yang menyerupai laki-laki.
  Tidak berpakaian menyerupai orang yang non-Islam. Islam melarang umatnya untuk
memekai pakaian yang menyerupai pakaian, menggunkan simbol-simbol yang dimiliki oleh
orang-orang non-Islam.
  Hendaklah tidak menggunakan wangi-wangian yang menimbulkan fitnah dan rangsangan
nafsu.
  Hendaklah pakaian itu yang wajar dan beradab, bukan berupa perhiasan yang menyolok,
yang aneh-aneh baik potongannya maupun memiliki warna warni yang menarik, yang
menimbulkan fitnah dan perhatian.
  Hendaklah hijab/jilbab/ pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya), tidak tipis,
transparan, tidak sempit, tidak ketat, tidak menampakkan lekuk tubuh dan aurat. Karena
dimaksud dan tujuan hijab/jilbab adalah menutup, jika tidak menutup, tidak dinamakan hijab,
karena hal tersebut tidak menghalangi penglihatan terhadap aurat dan lekuk-lekuknya aurat.
Hal inilah yang disinyalir oleh Nabi SAW “wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang”.
wanita yang demikian itu dinyatakan tidak masuk surga dan tidak mencium baunya surga.
  Hendaknya tidak memakai pakaian dengan model yang aneh-aneh agar berbeda dengan
kebanyakan orang, dan memakainya dengan perasaan sombong dan takabbur, karena hal ini
dilarang oleh agama Islam.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari tulisan ringkas ini, dapat diambil kesimpulan bahwa, mode, seni, budaya, dan etika yang
masih masuk dalam bingkai ajaran agamalah yang sanggup menghantarkan manusia pada
kesempurnaan hakiki sebagai manusia, termasuk dalam masalah mode busana yang berfungsi
menjaga etika kepada Allah dan lingkungan sekitar, terkhusus sesama komunitas manusia.

Dari sini pula akhirnya muncul apa yang disebut dengan “Mode Busana Muslimah” yang
masih masuk dalam koridor ajaran agama Islam. Dan dikarenakan ajaran agama Islam bersumber
dari Dzat Yang Mahasuci dan Sakral, maka mode busana yang bersandar pada ajaran sakral itu
pun bersifat sakral pula.
Jadi, segala bentuk pelecehan terhadap busana muslimah, dengan berbagai modenya yang masih
masuk kategori busana muslimah, sama halnya dengan melecehkan ajaran agama Allah. Selain
itu, menyebarkan budaya busana muslimah, sama halnya dengan menyebarkan salah satu ajaran
Allah.

Jadi Itulah Sahabat Wanita, sekilas tentang Etika dalam berpakaian ala Muslimah, karenanya
tak perlu ragu dan merasa rendah diri dalam memenuhi perintah Allah, karena sesungguhnya
Allah Maha Penyayang.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber :
http://azahroislami.blogspot.com/2011/09/pakaianku-adalah-pribadiku.html

sumber :
http://www.tarbawi.my/2013/01/apakah-dalil-al-quran-mengenai-aurat.html

sumber :
http://baktiar.pun.bz/dalil-hadist-tentang-kewajiban-menutup-a.xhtml

sumber :
http://taqiyyuddinalawiy.com/etika-berpakaian-seorang-muslimmuslimah.html

Anda mungkin juga menyukai