DISUSUN OLEH :
1. IMAM ANUNGRAH
2. AMMAR RAYDA.A
3. PUTRI ENPI YOLANDA
4. AYIB IBRAHIM
5. M. ADTRIK
6. M. ARDIUS
KELAS : XI IPS 2
GURU PEMBIMBING : EVA SUSANTI, S.Pd
DISUSUN OLEH :
1. IMAM ANUNGRAH
2. AMMAR RAYDA.A
3. PUTRI ENPI YOLANDA
4. AYIB IBRAHIM
5. M. ADTRIK
6. M. ARDIUS
KELAS : XI IPS 2
Puji Syukur kita ucapkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kesehatan dan anugrahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kelompok ini dengan tepat waktu
Adapun isi dari makalah ini mengenai, yang akan membahas tentang Dampak
Bullying terhadap Pelajar SMA Negeri 1 Kayuagung.XI IPS 2.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat
dibutuhkan agar makalah ini kedapanya dapat di sempurnakan.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
ABSTRAK.................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................11
BAB V PENUTUP.....................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran .........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
LAMPIRAN...............................................................................................................15
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Penelitian..........................................................................................................10
Tabel Anggaran Dana...........................................................................................................10
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menimbulkan permusuhan antara dua pihak (pelaku dan korban), serta berulang
pihak tersebut.1,2 Perilaku ini dilakukan secara fisik atau verbal, dan secara
langsung (tatap muka) atau tidak langsung.1 Contoh perilakunya seperti, berkelahi,
pesan teks, gambar, video, atau media sosial yang dikenal sebagai cyberbullying.3-5
sekolah. Secara global, diperkirakan 246 juta anak-anak dan remaja menjadi
menjadi korban dengan berbagai bentuk tindakan setiap tahunnya.3 Pada 2016,
telah menjadi korban bullying (25% karena penampilan fisik mereka, 25% karena
25% karena etnis mereka atau asal kebangsaan) yang dilakukan teman sebaya dan
menimbulkan dampak fisik seperti, luka, memar, patah tulang. Bahkan, dampak
yang paling serius dapat menimbulkan kecacatan. Selain itu, dampak psikologis
1
kepercayaan diri, sulitnya bersosialisasi dengan lingkungan, penurunan
performa akademik. Bahkan, hal paling buruk adalah timbulnya ide dan tindakan
bunuh diri.3
9-14 tahun terpapar cyberbullying meningkat dari 8% menjadi 12% di antara tahun
mengalami hal yang sama sebesar 15,5% dalam kurun waktu 12 bulan sebelum
20,62% siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) mengalami bullying (24,08% pada laki-laki dan 17.40% pada perempuan).8
mengalami ganguan
mental emosional (44,54% merasa kesepian, 40,75% merasa cemas, dan 7,33%
tertekan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri,
tidur terganggu atau nafsu makan berkurang atau berlebihan, perasaan lelah, dan
2
konsentrasi yang buruk, bahkan dapat disertai kecemasan.10,11 Masalah ini dapat
paling buruk terjadi adalah bunuh diri.10 Proporsi populasi global dengan depresi
pada tahun 2015 diperkirakan 4,4% dan lebih umum di antara perempuan (5,1%)
seseorang, yaitu depresi, serta mampu mengancam nyawa. Penelitian ini akan
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Kayuagung ?
Apakah terdapat hubungan antara Bullying dengan depresi pada remaja
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adanya hubungan antara bullying dengan depresi pada remaja di
SMA Negeri 1 Kayuagung.
Tujuan Khusus :
a. Mengetahui jenis Kelamin yang paling sering menjadi korban bullying
b. Mengetahui jenis bullying yang paling sering terjadi pada remaja di SMA Negeri
1 kayuagung.
c. Mengetahui jenis kelami yang lebih berisiko mengalami depresi
D. Manfaat Penelitian
a. Untuk penulis menambah pengetahuan tentang penagaruh bullying terhadap
depresi pada remaja
b. Untuk institusi mejadi satu rujukan untuk penelitian selanjutnya terkait dengan
kesehatan pada remaja
c. Untuk masyarakat mengenalkan dan menamvah pengetahuan tentang bullying
3
dan dampak buruknya kepada masyarakat, terlebih remaja dan pihak sekolah.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Pengertian
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja terjadi
berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah
dihina dan tidak bisa membela diri sendiri (Sejiwa, 2008). Bullying juga
didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka panjang yang dilakukan
seseorang atau kelompok, terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan
dirinya dalam situasi di mana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang itu atau
membuat dia tertekan (Wicaksana, 2008).
Menurut Black dan Jackson (2007, dalam Margaretha 2010) Bullying
merupakan perilaku agresif tipe proaktif yang didalamnya terdapat aspek
kesengajaan untuk mendominasi, menyakiti, atau menyingkirkan, adanya
ketidakseimbangan kekuatan baik secara fisik, usia, kemampuan kognitif,
keterampilan, maupun status sosial, serta dilakukan secara berulang-ulang oleh satu
atau beberapa anak terhadap anak lain.
Sementara itu Elliot (2005) mendefinisikan bullying sebagai tindakan yang
dilakukan seseorang secara sengaja membuat orang lain takut atau terancam.
Bullying menyebabkan korban merasa takut, terancam atau setidak - tidaknya tidak
bahagia.
Olweus mendefenisikan bullying adalah perilaku negatif seseorang atau lebih
kepada korban bullying yang dilakukan secara berulang-ulang dan terjadi dari
waktu ke waktu. Selain itu bullying juga melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang
tidak seimbang, sehingga korbannya berada dalam keadaan tidak mampu
mempertahankan diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif yang diterima
korban (Krahe, 2005).
Menurut uraian dari berbagai ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
bullying adalah penggunaan agresi dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik
secara fisik maupun secara mental serta dilakukan secara berulang. Perilaku bullying
dapat berupa tindakan fisik, verbal, serta emosional/psikologis. Dalam hal ini korban
bullying tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya sendiri karena lemah
5
secara fisik atau mental.
1. Penyebab Terjadinya Bullying
Menurut Mudjijanti dan Kholilah (2012), penyebab terjadinya
bullying antara lain :
a) Keluarga
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah :
orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau
situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan permusuhan. Anak akan
mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang
terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap
teman-temannya. Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari
lingkungan terhadap perilaku coba-cobanya itu, ia akan belajar bahwa
“mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku
agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan
kekuasaan seseorang”. Dari sini anak mengembangkan perilaku
bullying.
b) Sekolah
Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini,
anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan
terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak
lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah
sering memberikan masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa
hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa
menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah.
2. Karakteristik Bullying
Menurut Ribgy (2002, dalam Astuti 2008) tindakan bullying mempunyai
tiga karakteristik terintegrasi, yaitu:
a. Adanya perilaku agresi yang menyenangkan pelaku untuk menyakiti
korban.
Bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini
diperlihatkan kedalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi
ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang
lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan
dengan perasaan senang (Astuti, 2008).
b. Tindakan dilakukan secara tidak seimbang sehingga korban merasa
tertekan.
Bullying juga melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak
seimbang, sehingga korbannya berada dalam keadaan tidak mampu
mempertahankan diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif
yang diterima korban (Krahe, 2005).
c. Perilaku ini dilakukan secara terus menerus dan juga berulang-ulang.
Bullying merupakan perilaku agresif tipe proaktif yang didalamnya
terdapat aspek kesengajaan untuk mendominasi, menyakiti, atau
menyingkirkan, adanya ketidakseimbangan kekuatan baik secara
fisik, usia, kemampuan kognitif, keterampilan, maupun status sosial,
serta dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau beberapa anak
terhadap anak lain (Black dan Jackson 2007, dalam Margaretha
2010).
Ciri pelaku bullying antara lain (Astuti, 2008) :
a. Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa
disekolah
b. Menempatkan diri ditempat tertentu di sekolah / sekitarnya
c. Merupakan tokoh populer di sekolah
7
d. Gerak - geriknya seringkali dapat ditandai : sering berjalan
didepan, sengaja menabrak, berkata kasar, menyepelekan /
melecehkan.
Pelaku bullying dapat diartikan sesuai dengan pengertian
bullying yaitu bahwa pelaku memiliki kekuasaan yang lebih tinggi
sehingga pelaku dapat mengatur orang lain yang dianggap lebih
rendah. Korban yang sudah merasa menjadi bagian dari kelompok dan
ketidakseimbangan pengaruh atau kekuatan lain akan mempengaruhi
intensitas perilaku bullying ini. Semakin subjek yang menjadi korban
tidak bisa menghindar atau melawan, semakin sering perilaku bullying
terjadi. Selain itu, perilaku bullying dapat juga dilakukan oleh teman
sekelas baik yang dilakukan perseorangan maupun oleh kelompok
(Wiyani, 2012).
Ciri korban bullying antara lain (Susanto, 2010) :
a. Secara akademis, korban terlihat lebih tidak cerdas dari orang
yang tidak menjadi korban atau sebaliknya.
b. Secara sosial, korban terlihat lebih memiliki hubungan yang erat
dengan orang tua mereka.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
lain desain deskripsi kualitatif, desain kualitatif verifikatif dan desain grounded
theory. Dari ketiga desain tersebut, peneliti menggunakan desain deskriptif kualitatif.
situasi dan berbagai fenomena realistis sosial yang ada di masyarakat menjadi objek
penelitian. Penelitian dengan desain ini berupaya menarik realitas itu ke permukaan
sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi,
Dalam penelitian ini, tuntunan dari beberapa teori yang ada akan tetap digunakan
kemungkinan juga ada beberapa hal baru yang akan ditambahkan nantinya sesuai
dengan data yang diambil di lapangan. Hal-hal baru tersebut akan mencoba terus
digali dalam penelitian ini supaya teori yang sudah ada dapat terus berkembang
9
berdasarkan data yang akan didapat di lapangan nanti.
B. Teknik
a. Tunjukkan Prestasi
b. Jalin Pertemanan dengan Banyak Orang
c. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri
d. Tidak Terpancing untuk Melawan
e. Jadikan Bully-an Sebagai Penyemangat untuk Sukses
f. Jangan Menunjukkan Sikap Takut atau Sedih
g. Laporkan pada Pihak yang Berwenang
Adapun cara pelaksanan bimbingan kelompok dengan tehnik sosiodrama adalah sebagai
berikut menjelaskan secara singat tentang sosiodrama, terkait prosedur dan tata
pelaksanaan sosiodrama, menetapkan siswa yang menjadi permeran proragonis,
pendukung dan observer yang telah di susun, mendorong siswa untuk memahami jalan
cerita dari naskah spontan, berinteraksi dan komunikasi siswa untuk memperoleh atau
memainkan peran secara dari cerita dan naskah tersebut adalah mengenai kasus bullying
yang sering terjadi dikalangan siswa dan pelajar
C. Hipotesis
HO : tidak ada hubungan antara bullying dengan depresi pada remaja
di SMA Negeri 1 Kayuagung
H1 : ada hubungan antara bullying dengan depresi pada remaja di
SMA Negeri 1 Kayuagung
D. Prosedur
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka
Metode Penelitian
Teknik
Hipotesis
Lokasi Penelitian
Jadwal Penelitian
Anggaran Dana
E. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kayuagung yang berlokasi di Jl. Letnan
Muchtar Saleh. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian salah satunya yatu belum
tersedianya layanan bimbingan dan konseling khususnya dengan teknik role playing
yang secara khusus difokuskan untuk mengurangi perilaku bullying dengan teknik
role playing. Selain itu pemilihan lokasi penelitian berdasarkan hasil studi
10
pendahuluan di SMA Negeri 1 Kayuagung yang dilakukan pada tanggal 18 Februari
2022 melalui wawancara dengan guru BK den pengamatan langsung masih terdapat
didik menunjukan perilaku bullying yang tinggi.
F. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Biaya
1 Biaya Pembuatan Proposal Rp. 20.000
2 Biaya Perbaikan Proposal Rp. 20.000
Total Rp. 40.000
Tabel Anggaran Dana
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Bullying berasal dari bahasa Inggris, yang asal katanya bully jika diartikan dalam bahasa
Indonesia berarti menggertak atau mengganggu. Menurut Olweus, bullying merupakan
suatu perilaku negatif berulang yang bermaksud menyebabkan ketidaksenangan atau
menyakitkan oleh orang lain, baik satu atau beberapa orang secara langsung terhadap
seseorang yang tidak mampu melawannya.12 Menurut American Psychiatric Association
(APA) bullying adalah perilaku agresif yang dikarakteristikkan dengan 3 kondisi yaitu
(a) perilaku negatif yang bertujuan untuk merusak atau membahayakan (b) perilaku
yang diulang selama jangka waktu tertentu (c) adanya ketidakseimbangan kekuatan atau
kekuasaan dari pihak-pihak yang terlibat.13
Menurut Coloroso, bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan secara
berulang-ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan
dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbannya secara fisik maupun
emosional.14 Rigby menyatakan, bullying merupakan perilaku agresi yang dilakukan
secara berulang-ulang dan terus menerus, terdapat kekuatan yang tidak seimbang antara
pelaku dan korbannya,
serta bertujuan untuk menyakiti dan menimbulkan rasa tertekan bagi korbannya.15
Pengertian agresif sendiri adalah suatu serangan, serbuan atau tindakan permusuhan
yang ditujukan kepada seseorang atau benda. Sedangkan, agresifitas sendiri adalah
kecenderungan habitual (yang dibiasakan) untuk memamerkan permusuhan, dominasi
sosial, kekuasaan sosial secara ekstrem. Berdasarkan penelitian Kalliotis, ia menyatakan
bahwa penindasan ini sering terjadi pada lingkungan sekolah yang disebabkan adanya
isolasi yang dilakukan oleh teman-teman sebayanya karena perbedaan tingkat sosial dan
ekonomi pelajar.
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan pengertian bullying adalah perilaku
negatif yang dilakukan oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah
dengan menggunakan maupun tidak menggunakan alat bantu yang bertujuan agar
merasa tertekan baik secara fisik maupun emosional.
12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
atau menyakiti orang lain secara berulang kali. Dan bullying ini sifatnya
mengganggu orang lain karna dampak dari perilaku negatif yang kini sedang
korban bullying.
tidak baik dari orang tua. Sehingga mereka mencontoh apa yang mereka lihat
dari orang tua. Faktor teman sebaya juga memiliki peran yang besar sebagai
13
pelaku cenderung mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya.faktor media
B. Saran
Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, dapat diajukan beberapa saran sebagai
beirkut:
bullying.
2. Bagi guru, hendaknya lebih tanggap terhadap perilaku bullying dalam bentuk yang
3. Bagi guru BK, hendaknya mencatat setiap kasus-kasus bullying yang terjadi
disekolah sebagai catatan untuk penanganan tindakan yang tepat dalam menangani
kasus-kasus tersebut.
4. Bagi orang tua hendaknya menjadi panutan yang bersifat positif bagi anak serta
14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, E. & Braithwaite, V. (2004). Bullying and victimization: Cause for concern
for both families and schools. Social Psychology of Education, 7(1) 35-54.
Assegaf, A.R. (2004) Pendidikan Tanpa Kekerasan. Tipologi kondisi, Kasus dan
Konsep. Yogyakarta : Tri Wacana
Burns, D.D. (2010). Konsep Diri, Teori Pengukuran Perkembangan dan Perilaku.
(penerjemah: Eddy). Jakarta : Arcan.
Calhoun, J.F., and Acocella, J.R. (2004). Psikologi Tentang Penyesuaian dan
Hubungan Kemanusiaan (penerjemah Satmoko) Semarang : Penerbit IKIP
Semarang.
Chaplin, J.P. (2010) Kamus Psikologi. (penerjemah : Kartono). Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
15
LAMPIRAN
16