Anda di halaman 1dari 24

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH KORBAN BULLYING


TERHADAP KESEHATAN MENTAL
BAGI SISWA SMA NEGERI 1 KAYUAGUNG

DISUSUN OLEH :

1. IMAM ANUNGRAH
2. AMMAR RAYDA.A
3. PUTRI ENPI YOLANDA
4. AYIB IBRAHIM
5. M. ADTRIK
6. M. ARDIUS

KELAS : XI IPS 2
GURU PEMBIMBING : EVA SUSANTI, S.Pd

SMA NEGERI 1 KAYUAGUNG


KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
TAHUN AJARAN 2021/2022
1
KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH KORBAN BULLYING


TERHADAP KESEHATAN MENTAL
BAGI SISWA SMA NEGERI 1 KAYUAGUNG

UNTUK MENYELESAIKAN PROJEK 1 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH :

1. IMAM ANUNGRAH
2. AMMAR RAYDA.A
3. PUTRI ENPI YOLANDA
4. AYIB IBRAHIM
5. M. ADTRIK
6. M. ARDIUS

KELAS : XI IPS 2

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL


SMA NEGERI 1 KAYUAGUNG
MEI 2022
i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita ucapkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kesehatan dan anugrahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kelompok ini dengan tepat waktu
Adapun isi dari makalah ini mengenai, yang akan membahas tentang Dampak
Bullying terhadap Pelajar SMA Negeri 1 Kayuagung.XI IPS 2.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat
dibutuhkan agar makalah ini kedapanya dapat di sempurnakan.

Kayuagung, Mei 2022


Penulis

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Berjudul

PENGARUH KORBAN BULLYING TERHADAP KESEHATAN MENTAL


BAGI SISWA SMA NEGERI 1 KAYUAGUNG

Yang bertujuan untuk menyelesaikan Tugas Bahasa Indonesia

Telah Diketahui dan Di Setujui Oleh,

Wali Kelas XI IPS 2 Guru Pembimbing

NENG ELLY, S.Pd EVA SUSANTI, S.Pd


NIP. 196911292005012005 NIP.198303232022212027

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
ABSTRAK.................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................4


A. Tinjauan Pustaka.......................................................................................4
1. Penyebab Terjadinya Bullying...............................................................5
2. Karakteristik Bullying............................................................................6

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................8


A. Metode Penelitian Kualitatif...........................................................8
B. Teknik .......................................................................................................9
C. Hipotesis....................................................................................................9
D. Prosedur....................................................................................................9
E. Lokasi Penelitian .......................................................................................9
F. Jadwal Penelitian........................................................................................10
G. Anggaran Dana..........................................................................................10

BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................11

BAB V PENUTUP.....................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran .........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
LAMPIRAN...............................................................................................................15

iv
ABSTRAK

Adtrik muhammad,anugrah imam, rayda ammar, ibrahim ayib, ardius


muhammad,enfi putri 22-5-2022 anak remaja, bullying sman 1 kayu agung Pemimbing:
(1) eva susanti s.p.d (2) Kata kunci:anak remaja,bullying,penampilan fisik,mengucilkan,
gossip Latar Belakang Bullying (perundungan) adalah perilaku kekerasan yang agresif
dan menimbulkan permusuhan antara dua pihak (pelaku dan korban), serta berulang
sebagai perilaku yang negatif sehingga terjadi ketidakseimbangan kekuatan antar pihak
tersebut.1,2 Perilaku ini dilakukan secara fisik atau verbal, dan secara langsung (tatap
muka) atau tidak langsung.1 Contoh perilakunya seperti, berkelahi, memberi nama
panggilan, mengucilkan, menyebarkan gosip, berkata kasar, atau pelecehan seksual.1-3
Perilaku tidak langsung juga terkait dengan penggunaan pesan teks, gambar, video, atau
media sosial yang dikenal sebagai cyberbullying -Berdasarkan latar belakang tersebut,
bullying masih banyak terjadi di kalangan remaja di lingkungan sekolah.
Tindakan ini memerlukan perhatian akan perkembangannya karena menimbulkan salah
satu dampak buruk pada kejiwaan seseorang, yaitu depresi, serta mampu mengancam
nyawa. Penelitian ini akan memperlihatkan hubungan antara bullying dengan depresi
pada remaja dengan menggunakan salah satu sekolah, yakni SMA Negeri 1 Kayuagung.

v
DAFTAR LAMPIRAN

Siswa Yang di Bullying.............................................................................................14

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Penelitian..........................................................................................................10
Tabel Anggaran Dana...........................................................................................................10

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bullying (perundungan) adalah perilaku kekerasan yang agresif dan

menimbulkan permusuhan antara dua pihak (pelaku dan korban), serta berulang

sebagai perilaku yang negatif sehingga terjadi ketidakseimbangan kekuatan antar

pihak tersebut.1,2 Perilaku ini dilakukan secara fisik atau verbal, dan secara

langsung (tatap muka) atau tidak langsung.1 Contoh perilakunya seperti, berkelahi,

memberi nama panggilan, mengucilkan, menyebarkan gosip, berkata kasar, atau

pelecehan seksual.1-3 Perilaku tidak langsung juga terkait dengan penggunaan

pesan teks, gambar, video, atau media sosial yang dikenal sebagai cyberbullying.3-5

Bullying dapat terjadi di berbagai kalangan, salah satunya remaja di

sekolah. Secara global, diperkirakan 246 juta anak-anak dan remaja menjadi

menjadi korban dengan berbagai bentuk tindakan setiap tahunnya.3 Pada 2016,

UNICEF U-Report/ Special Representative of the UN Secretary General on

Violence against Children (SRSG-VAC) melakukan survei pada 100.000 remaja

di 18 negara (Burkina Faso, Chili, Guinea, Indonesia, Irlandia, Liberia, Malaysia,

Mali, Meksiko, Mozambique, Nigeria, Pakistan, Senegal, Sierra Leone,

Swaziland, Uganda, Ukraina, dan Zambia), dua pertiga responden menanggapi

telah menjadi korban bullying (25% karena penampilan fisik mereka, 25% karena

jenis kelamin mereka atau orientasi seksual dan

25% karena etnis mereka atau asal kebangsaan) yang dilakukan teman sebaya dan

menimbulkan dampak fisik seperti, luka, memar, patah tulang. Bahkan, dampak

yang paling serius dapat menimbulkan kecacatan. Selain itu, dampak psikologis

seperti depresi, kecemasan, gangguan makan, gangguan tidur, penurunan

1
kepercayaan diri, sulitnya bersosialisasi dengan lingkungan, penurunan

performa akademik. Bahkan, hal paling buruk adalah timbulnya ide dan tindakan

bunuh diri.3

Selain itu, kemudahan mengakses internet menjadi faktor krusial yang

meningkatkan terjadinya cyberbullying. Diperkirakan sepertiga pengguna internet

di seluruh dunia berusia di bawah 18 tahun.6 Di Eropa, pengguna internet berusia

9-14 tahun terpapar cyberbullying meningkat dari 8% menjadi 12% di antara tahun

2010- 2014.6 Di Amerika, pelajar kelas 9-12 sekolah menengah dilaporkan

mengalami hal yang sama sebesar 15,5% dalam kurun waktu 12 bulan sebelum

dilakukan survei.7 Dampak psikologis yang serupa dengan bullying secara

langsung dapat pula timbul akibat cyberbullying.4

Di Indonesia sendiri masih ditemukan bullying di kalangan remaja. Global

School-based Student Health Survey (GSHS) Indonesia melaporkan sebesar

20,62% siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas

(SMA) mengalami bullying (24,08% pada laki-laki dan 17.40% pada perempuan).8

Analisis lanjutan dilakukan oleh Mubasyiroh dkk di 75 sekolah SMP-SMA yang

tersebar di 26 provinsi dan 68 kabupaten/kota di Indonesia, didapatkan 60,17%

mengalami ganguan

mental emosional (44,54% merasa kesepian, 40,75% merasa cemas, dan 7,33%

pernah ingin bunuh diri).9

Sesuai dengan pemaparan di atas, dampak bullying terhadap psikologis

seseorang berkaitan dengan depresi. Depresi ditandai dengan kesedihan, perasaan

tertekan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri,

tidur terganggu atau nafsu makan berkurang atau berlebihan, perasaan lelah, dan
2
konsentrasi yang buruk, bahkan dapat disertai kecemasan.10,11 Masalah ini dapat

membuat seseorang kesulitan menangani tanggung jawabnya sehari-hari. Hal

paling buruk terjadi adalah bunuh diri.10 Proporsi populasi global dengan depresi

pada tahun 2015 diperkirakan 4,4% dan lebih umum di antara perempuan (5,1%)

dibandingkan laki-laki (3,6%). Depresi menjadi penyebab kematian terbanyak

pada remaja dan dewasa muda.11

Berdasarkan latar belakang tersebut, bullying masih banyak terjadi di

kalangan remaja di lingkungan sekolah. Tindakan ini memerlukan perhatian akan

perkembangannya karena menimbulkan salah satu dampak buruk pada kejiwaan

seseorang, yaitu depresi, serta mampu mengancam nyawa. Penelitian ini akan

memperlihatkan hubungan antara bullying dengan depresi pada remaja dengan

menggunakan salah satu sekolah, yakni SMA Negeri 1 Kayuagung.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Kayuagung ?
Apakah terdapat hubungan antara Bullying dengan depresi pada remaja

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adanya hubungan antara bullying dengan depresi pada remaja di
SMA Negeri 1 Kayuagung.
Tujuan Khusus :
a. Mengetahui jenis Kelamin yang paling sering menjadi korban bullying
b. Mengetahui jenis bullying yang paling sering terjadi pada remaja di SMA Negeri
1 kayuagung.
c. Mengetahui jenis kelami yang lebih berisiko mengalami depresi

D. Manfaat Penelitian
a. Untuk penulis menambah pengetahuan tentang penagaruh bullying terhadap
depresi pada remaja
b. Untuk institusi mejadi satu rujukan untuk penelitian selanjutnya terkait dengan
kesehatan pada remaja
c. Untuk masyarakat mengenalkan dan menamvah pengetahuan tentang bullying

3
dan dampak buruknya kepada masyarakat, terlebih remaja dan pihak sekolah.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
Pengertian
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja terjadi
berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah
dihina dan tidak bisa membela diri sendiri (Sejiwa, 2008). Bullying juga
didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka panjang yang dilakukan
seseorang atau kelompok, terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan
dirinya dalam situasi di mana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang itu atau
membuat dia tertekan (Wicaksana, 2008).
Menurut Black dan Jackson (2007, dalam Margaretha 2010) Bullying
merupakan perilaku agresif tipe proaktif yang didalamnya terdapat aspek
kesengajaan untuk mendominasi, menyakiti, atau menyingkirkan, adanya
ketidakseimbangan kekuatan baik secara fisik, usia, kemampuan kognitif,
keterampilan, maupun status sosial, serta dilakukan secara berulang-ulang oleh satu
atau beberapa anak terhadap anak lain.
Sementara itu Elliot (2005) mendefinisikan bullying sebagai tindakan yang
dilakukan seseorang secara sengaja membuat orang lain takut atau terancam.
Bullying menyebabkan korban merasa takut, terancam atau setidak - tidaknya tidak
bahagia.
Olweus mendefenisikan bullying adalah perilaku negatif seseorang atau lebih
kepada korban bullying yang dilakukan secara berulang-ulang dan terjadi dari
waktu ke waktu. Selain itu bullying juga melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang
tidak seimbang, sehingga korbannya berada dalam keadaan tidak mampu
mempertahankan diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif yang diterima
korban (Krahe, 2005).
Menurut uraian dari berbagai ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
bullying adalah penggunaan agresi dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik
secara fisik maupun secara mental serta dilakukan secara berulang. Perilaku bullying
dapat berupa tindakan fisik, verbal, serta emosional/psikologis. Dalam hal ini korban
bullying tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya sendiri karena lemah

5
secara fisik atau mental.
1. Penyebab Terjadinya Bullying
Menurut Mudjijanti dan Kholilah (2012), penyebab terjadinya
bullying antara lain :
a) Keluarga
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah :
orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau
situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan permusuhan. Anak akan
mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang
terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap
teman-temannya. Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari
lingkungan terhadap perilaku coba-cobanya itu, ia akan belajar bahwa
“mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku
agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan
kekuasaan seseorang”. Dari sini anak mengembangkan perilaku
bullying.
b) Sekolah
Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini,
anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan
terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak
lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah
sering memberikan masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa
hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa
menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah.

c) Faktor Kelompok Sebaya


Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di
sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying.
Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan
bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka
sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
Bullying termasuk tindakan yang disengaja oleh pelaku pada
korbannya, yang dimaksudkan untuk menggangu seorang yang lebih
lemah. Faktor individu dimana kurangnya pengetahuan menjadi salah satu
6
penyebab timbulnya perilaku bullying, Semakin baik tingkat pengetahuan
remaja tentang bullying maka akan dapat meminimalkan atau
menghilangkan perilaku bullying.

2. Karakteristik Bullying
Menurut Ribgy (2002, dalam Astuti 2008) tindakan bullying mempunyai
tiga karakteristik terintegrasi, yaitu:
a. Adanya perilaku agresi yang menyenangkan pelaku untuk menyakiti
korban.
Bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini
diperlihatkan kedalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi
ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang
lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan
dengan perasaan senang (Astuti, 2008).
b. Tindakan dilakukan secara tidak seimbang sehingga korban merasa
tertekan.
Bullying juga melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak
seimbang, sehingga korbannya berada dalam keadaan tidak mampu
mempertahankan diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif
yang diterima korban (Krahe, 2005).
c. Perilaku ini dilakukan secara terus menerus dan juga berulang-ulang.
Bullying merupakan perilaku agresif tipe proaktif yang didalamnya
terdapat aspek kesengajaan untuk mendominasi, menyakiti, atau
menyingkirkan, adanya ketidakseimbangan kekuatan baik secara
fisik, usia, kemampuan kognitif, keterampilan, maupun status sosial,
serta dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau beberapa anak
terhadap anak lain (Black dan Jackson 2007, dalam Margaretha
2010).
Ciri pelaku bullying antara lain (Astuti, 2008) :
a. Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa
disekolah
b. Menempatkan diri ditempat tertentu di sekolah / sekitarnya
c. Merupakan tokoh populer di sekolah

7
d. Gerak - geriknya seringkali dapat ditandai : sering berjalan
didepan, sengaja menabrak, berkata kasar, menyepelekan /
melecehkan.
Pelaku bullying dapat diartikan sesuai dengan pengertian
bullying yaitu bahwa pelaku memiliki kekuasaan yang lebih tinggi
sehingga pelaku dapat mengatur orang lain yang dianggap lebih
rendah. Korban yang sudah merasa menjadi bagian dari kelompok dan
ketidakseimbangan pengaruh atau kekuatan lain akan mempengaruhi
intensitas perilaku bullying ini. Semakin subjek yang menjadi korban
tidak bisa menghindar atau melawan, semakin sering perilaku bullying
terjadi. Selain itu, perilaku bullying dapat juga dilakukan oleh teman
sekelas baik yang dilakukan perseorangan maupun oleh kelompok
(Wiyani, 2012).
Ciri korban bullying antara lain (Susanto, 2010) :
a. Secara akademis, korban terlihat lebih tidak cerdas dari orang
yang tidak menjadi korban atau sebaliknya.
b. Secara sosial, korban terlihat lebih memiliki hubungan yang erat
dengan orang tua mereka.

c. Secara mental atau perasaan, korban melihat diri mereka sendiri


sebagai orang yang bodoh dan tidak berharga. Kepercayaan diri
mereka rendah, dan tingkat kecemasan sosial mereka tinggi.
d. Secara fisik, korban adalah orang yang lemah, korban laki-laki
lebih sering mendapat siksaan secara langsung, misalnya bullying
fisik. Dibandingkan korban laki-laki, korban perempuan lebih
sering mendapat siksaan secara tidak langsung misalnya melalui
kata-kata atau bullying verbal.
e. Secara antar perorangan, walaupun korban sangat menginginkan
penerimaan secara sosial, mereka jarang sekali untuk memulai
kegiatan-kegiatan yang menjurus ke arah sosial. Anak korban
bullying kurang diperhatikan oleh pembina, karena korban tidak
bersikap aktif dalam sebuah aktifitas.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Kualitatif

Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Peneliti menggunakan metode


kualitatif karena dengan data verbal yang diperoleh, peneliti dapat mengungkapkan
informasi secara lebih mendalam. Sehingga, peneliti dapat mendeskripsikan
dinamika psikologis korban perilaku bullying pada remaja di sekolah, dimana dalam
pendekatannya tidak dapat diungkapkan oleh angka-angka atau secara kuantitatif.
Bogdan dan taylor (2007, h.4) medefinisikan metode kualitatif sebagai suatu
metode penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang yang perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan kepada
individu dan lingkungannya secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini peneliti tidak
dapat mengisolasi individu atau organisasi dalam variabel atau hipotesisi, tapi perlu
memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Bungin (2007 : 68-69) menjelaskan bahwa terdapat tiga macam desain dalam penelitian
kualitatif. Tiga macam desain tersebut antara

lain desain deskripsi kualitatif, desain kualitatif verifikatif dan desain grounded

theory. Dari ketiga desain tersebut, peneliti menggunakan desain deskriptif kualitatif.

Desain ini bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai

situasi dan berbagai fenomena realistis sosial yang ada di masyarakat menjadi objek

penelitian. Penelitian dengan desain ini berupaya menarik realitas itu ke permukaan

sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi,

situasi ataupun fenomena tertentu.

Dalam penelitian ini, tuntunan dari beberapa teori yang ada akan tetap digunakan

sebagai dasar untuk menganalisis fenomena tertentu namun tidak menutup

kemungkinan juga ada beberapa hal baru yang akan ditambahkan nantinya sesuai

dengan data yang diambil di lapangan. Hal-hal baru tersebut akan mencoba terus

digali dalam penelitian ini supaya teori yang sudah ada dapat terus berkembang

9
berdasarkan data yang akan didapat di lapangan nanti.

B. Teknik

a. Tunjukkan Prestasi
b. Jalin Pertemanan dengan Banyak Orang
c. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri
d. Tidak Terpancing untuk Melawan
e. Jadikan Bully-an Sebagai Penyemangat untuk Sukses
f. Jangan Menunjukkan Sikap Takut atau Sedih
g. Laporkan pada Pihak yang Berwenang

Adapun cara pelaksanan bimbingan kelompok dengan tehnik sosiodrama adalah sebagai
berikut menjelaskan secara singat tentang sosiodrama, terkait prosedur dan tata
pelaksanaan sosiodrama, menetapkan siswa yang menjadi permeran proragonis,
pendukung dan observer yang telah di susun, mendorong siswa untuk memahami jalan
cerita dari naskah spontan, berinteraksi dan komunikasi siswa untuk memperoleh atau
memainkan peran secara dari cerita dan naskah tersebut adalah mengenai kasus bullying
yang sering terjadi dikalangan siswa dan pelajar

C. Hipotesis
HO : tidak ada hubungan antara bullying dengan depresi pada remaja
di SMA Negeri 1 Kayuagung
H1 : ada hubungan antara bullying dengan depresi pada remaja di
SMA Negeri 1 Kayuagung

D. Prosedur
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka
Metode Penelitian
Teknik
Hipotesis
Lokasi Penelitian
Jadwal Penelitian
Anggaran Dana

E. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kayuagung yang berlokasi di Jl. Letnan
Muchtar Saleh. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian salah satunya yatu belum
tersedianya layanan bimbingan dan konseling khususnya dengan teknik role playing
yang secara khusus difokuskan untuk mengurangi perilaku bullying dengan teknik
role playing. Selain itu pemilihan lokasi penelitian berdasarkan hasil studi

10
pendahuluan di SMA Negeri 1 Kayuagung yang dilakukan pada tanggal 18 Februari
2022 melalui wawancara dengan guru BK den pengamatan langsung masih terdapat
didik menunjukan perilaku bullying yang tinggi.
F. Jadwal Penelitian

No Penelitian Tanggal Penelitian


1 Pengajuan Judul 18 Januari 2022
2 Konsultasi Judul Penelitian 19 Januari 2022
3 Konsultasi Penyusunan Penelitian kepada 25 Januari 2022
Pembimbing
4 Penyerahan Proposal Penelitian Kepada 02 Februari 2022
Pembimbing
5 Perbaikan atau Revisi Proposal Penelitian 11 April 2022
Tabel Penelitian
G. Anggaran Dana

No Kegiatan Biaya
1 Biaya Pembuatan Proposal Rp. 20.000
2 Biaya Perbaikan Proposal Rp. 20.000
Total Rp. 40.000
Tabel Anggaran Dana

11
BAB IV
PEMBAHASAN

Bullying berasal dari bahasa Inggris, yang asal katanya bully jika diartikan dalam bahasa
Indonesia berarti menggertak atau mengganggu. Menurut Olweus, bullying merupakan
suatu perilaku negatif berulang yang bermaksud menyebabkan ketidaksenangan atau
menyakitkan oleh orang lain, baik satu atau beberapa orang secara langsung terhadap
seseorang yang tidak mampu melawannya.12 Menurut American Psychiatric Association
(APA) bullying adalah perilaku agresif yang dikarakteristikkan dengan 3 kondisi yaitu
(a) perilaku negatif yang bertujuan untuk merusak atau membahayakan (b) perilaku
yang diulang selama jangka waktu tertentu (c) adanya ketidakseimbangan kekuatan atau
kekuasaan dari pihak-pihak yang terlibat.13
Menurut Coloroso, bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan secara
berulang-ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan
dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbannya secara fisik maupun
emosional.14 Rigby menyatakan, bullying merupakan perilaku agresi yang dilakukan
secara berulang-ulang dan terus menerus, terdapat kekuatan yang tidak seimbang antara
pelaku dan korbannya,

serta bertujuan untuk menyakiti dan menimbulkan rasa tertekan bagi korbannya.15
Pengertian agresif sendiri adalah suatu serangan, serbuan atau tindakan permusuhan
yang ditujukan kepada seseorang atau benda. Sedangkan, agresifitas sendiri adalah
kecenderungan habitual (yang dibiasakan) untuk memamerkan permusuhan, dominasi
sosial, kekuasaan sosial secara ekstrem. Berdasarkan penelitian Kalliotis, ia menyatakan
bahwa penindasan ini sering terjadi pada lingkungan sekolah yang disebabkan adanya
isolasi yang dilakukan oleh teman-teman sebayanya karena perbedaan tingkat sosial dan
ekonomi pelajar.
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan pengertian bullying adalah perilaku
negatif yang dilakukan oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah
dengan menggunakan maupun tidak menggunakan alat bantu yang bertujuan agar
merasa tertekan baik secara fisik maupun emosional.

12
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bullying adalah bentuk

tindakan atau perilaku negatif, agresif seperti mengganggu, menyakiti atau

melecehkan yang dilakukan secara sadar, sengaja dengan cara berulang-ulang

oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menyebabkan ketidaksenangan

atau menyakiti orang lain secara berulang kali. Dan bullying ini sifatnya

mengganggu orang lain karna dampak dari perilaku negatif yang kini sedang

popular dikalangan masyarakat ini adalah ketidaknyamanan orang lain atau

korban bullying.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Bullying meliputi faktor keluarga

menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying dikalangan peserta didik, sebab

keluarga khususnya pelaku bullying tidak mendapatkan perhatian dan kasih

sayang dari orang tuanya. Mereka cenderung mendapatkan perlakuan yang

tidak baik dari orang tua. Sehingga mereka mencontoh apa yang mereka lihat

dari orang tua. Faktor teman sebaya juga memiliki peran yang besar sebagai

penyebab bullying karena sebagian besar waktu yang mereka miliki

dihabiskan bersama teman-temannya.Lingkungan pergaulan pelaku bullying

memiliki peran penting dalam tindakan bullying yang ia lakukan, karena

13
pelaku cenderung mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya.faktor media

massa Tayangan yang sering dinikmati oleh pelaku didalamnya banyak

mengandung unsur-unsur kekerasan sehingga mempengaruhi perilaku si anak.

B. Saran

Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, dapat diajukan beberapa saran sebagai

beirkut:

1. Bagi sekolah, hendaknya lebih menambah pengawasan dengan berkeliling sekolah

di jam-jam tertentu dan temppat-tempat tertentu yang berpotensi terjadinya

bullying.

2. Bagi guru, hendaknya lebih tanggap terhadap perilaku bullying dalam bentuk yang

kecil ataupun besar agar tidak sampai menimbulkan korban.

3. Bagi guru BK, hendaknya mencatat setiap kasus-kasus bullying yang terjadi

disekolah sebagai catatan untuk penanganan tindakan yang tepat dalam menangani

kasus-kasus tersebut.

4. Bagi orang tua hendaknya menjadi panutan yang bersifat positif bagi anak serta

menciptakan hubungan yang hangat antar keluarga.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, E. & Braithwaite, V. (2004). Bullying and victimization: Cause for concern
for both families and schools. Social Psychology of Education, 7(1) 35-54.

Assegaf, A.R. (2004) Pendidikan Tanpa Kekerasan. Tipologi kondisi, Kasus dan
Konsep. Yogyakarta : Tri Wacana

Ates A.D. dan Yagmurlu B. (2010) Examining Victimization in Turkish Schools


Europan Journal of Educational Studies 2(1)31-37

Azwar, S. (2009). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Berzonsky,

D.M. (2001). Moral Development. Child development. USA: The


MacMillan Psychology Reference Series.

Burns, D.D. (2010). Konsep Diri, Teori Pengukuran Perkembangan dan Perilaku.
(penerjemah: Eddy). Jakarta : Arcan.

Calhoun, J.F., and Acocella, J.R. (2004). Psikologi Tentang Penyesuaian dan
Hubungan Kemanusiaan (penerjemah Satmoko) Semarang : Penerbit IKIP
Semarang.

Chaplin, J.P. (2010) Kamus Psikologi. (penerjemah : Kartono). Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Coloroso, B. (2004). Stop Bullying! Memutus Rantai Kekerasan Anak Dari


Prasekolah Hingga SMU (penerjemah; Santi Indira Astuti) Jakarta : Serambi
ilmu Semesta.

Depdikbud. (2001). Kurikulum Bimbingan Khusus Bagi Anak Tuna Laras.


Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud. (2001). Petunjuk Penyelenggaran Pendidikan SLB. Jakarta: Depdikbud.

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Effendi, M. (2009). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:Bumi


Aksara.

15
LAMPIRAN

Siswa yang di Bullying

16

Anda mungkin juga menyukai