Ada yang sudah berpakaian sesuai tuntunan agama Islam. Ada pula yang meski sudah memakai
jilbab, namun masih jauh dari ajaran Islam.
Sebagai contoh, ada yang memakai jilbab, namun jilbabnya tidak menutupi dada. Parahnya lagi,
dia memakai kaos dan celana yang ketat sehingga lekuk tubuhnya terlihat jelas. Akhirnya timbul
keanehan, memakai jilbab tapi kok terlihat seksi ya? Ckckck...
Nah tulisan ini bukan bermaksud untuk mengecam. Tapi untuk memberikan pencerahan agar kita
tahu cara berpakaian yang benar menurut ajaran Islam.
Dari Saidatina Aisyah bahawa satu hari kakaknya, Asma binti Abu
Bakar datang mengadap Rasulullah SAW sedang ia berpakaian tipis
(jarang). Melihatkan keadaan itu, Rasulullah SAW terus berpaling
muka.” [HR Abu Daud]
Kadang ada pakaian yang meski menutup seluruh tubuh, namun serat kainnya begitu jarang
persis seperti kain kasa atau transparan seperti plastik. Akibatnya tubuh atau warna kulit pun
terlihat jelas seolah-olah telanjang.
Seharusnya yang sederhana saja dan tidak berlebihan sehingga sisa uangnya bisa dipakai untuk
sedekah membantu fakir miskin.
Pakaian Lelaki harus berbeda dengan pakaian wanita. Tidak boleh lelaki berpakaian wanita dan
wanita berpakaian lelaki meski mungkin itu hanya untuk memancing tawa/lelucon.
Allah S.W.T berfirman dalam surat An Nur ayat 31 ” .. dan hendaklah mereka menutup kain
kerudung ke dadanya … “
Menurut riwayat Imam Tarmizi dan Nasa’i, dari Ummu Salamah r.a. “Ya Rasulullah, bagaimana
perempuan akan berbuat kain-kain mereka yang sebelah bawah?“
Sabda Rasulullah S.A.W : “Hendaklah mereka memanjangkan barang sejengkal dan janganlah
menambahkan lagi keatasnya“
Rasulullah bersabda ” hendaklah kamu meminjamkan dia baju yang panjang dan longgar itu “
Allah SWT berfirman dalam surat Al’Araf ayat 31 : ” Wahai anak cucu Adam. Pakailah
pakaianmu yang bagus pada setiap memasuki mesjid, makan dan minumlah, tetapi jangan
berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan ”
” Dan katakanlah kepada para perempuan beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasan (auratnya) kecuali yang bisa
terlihat….” Surat An Nur, ayat 31
” Barang siapa yang memakai pakaian yang mencolok mata, maka Allah S.W.T akan
memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat nanti “ [HR Ahmad, Abu Daud, An Nasa'i dan Ibn
Majah]
Apakah cara berpakaian anda meski sudah menutup kepala masih banyak salahnya?
“Bahwa anak perempuan apabila telah cukup umurnya, maka mereka tidak boleh dilihat akan
dia melainkan mukanya dan kedua telapak tangannya hingga pergelangan” (H.R. Abu Daud)
Memang berat untuk mengenakan busana Muslimah yang baik dan sesuai
ajaran Islam. Seperti pengalaman pribadi yang dituturkan oleh satu penulis
sumber ini. Mungkin busana muslim yang baik itu seperti ibu-ibu, tidak
modis, tidak seksi, dan sebagainya. Tapi itulah yang baik dan benar.
Tata Krama Berpakaian/ a. Fungsi Pakaian
Mengenai bentuk atau model pakaian, Islam tidak memberi batasan, karena hal ini
berkaitan dengan budaya setempat. Oleh karena itu, kita diperkenankan memakai pakaian
dengan model apapun, selama pakaian tersebut memenuhi persyaratan sebagai penutup
aurat.
Pakaian merupakan penutup tubuh untuk memberikan proteksi dari bahaya asusila,
memberikan perlindungan dari sengatan matahari dan terpaan hujan, sebagai identitas
seseorang, sebagai harga diri seseorang, dan sebuah kebutuhan untuk mengungkapkan rasa
malu seseorang. Dahulu, pakaian yang sopan adalah pakaian yang menutup aurat, dan juga
longgar sehingga tidak memberikan gambaran atau relief bentuk tubuh seseorang terutama
untuk kaum wanita. Sekarang orang-orang sudah menyebut pakaian seperti itu sudah
dibilang kuno dan tidak mengikuti mode zaman sekarang atau tidak modis. Timbul pakaian
you can see atau sejenis tanktop, dll. Yang uniknya, semakin sedikit bahan yang digunakan
dan semakin ketat pakaian tersebut maka semakin mahal pakaian tersebut. Ada seseorang
yang berkata sedikit mengena, “Anak jaman sekarang bajunya kayak baju anak kecil,
pantesan saya nyari baju anak rada susah, berebut ama orang dewasa.” Memang tidak salah
dia mengatakan hal seperti itu, toh, itu memang kenyataan. Padahal jika kita tidak bisa
menjaga aurat kita, kita akan kerepotan. Sangat tidak mungkin kita akan mengumbar aurat di
depan umum, jika hal tersebut dilakukan, maka kita bisa disebut gila. Mau tidak anda
disebut gila?
Artinya: Hai, anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang
paling baik. Yang demikian itu adalah sebagaian dari tanda-tanda Kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS Al A’raf : 26)
Atau Q.S. Al-Ahzab ayat 59 yang artinya : (lihat al-qur’an onlines di google)
Artinya: Hai para Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan
istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka.” Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali karena itu mereka tidak
diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Ahzab : 29)
Tapi mengapa kaum hanya kaum wanita saja yang dibahas? Ya, karena wanita adalah
manusia yang paling dijaga harga dirinya oleh Allah SWT. Sudah dijaga koq masih tidak
bersyukur?
Coba pikirkan, sangat sayangnya Allah kepada wanita, Allah Yang Maha Penyayang
sampai-sampai membahas hal-hal sekecil itu. Maka dari itu marilah kita menjaga harga diri
wanita muslimah kita demi tercapainya masa depan yang cerah.
b. Adab Berpakaian
Islam melarang umatnya berpakaian terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga
membentuk tubuhnya yang asli). Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup aurat) telah
dipenuhi, namun apabila pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit) maka hal itu dilarang
oleh Islam. Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis. Pakaian yang ketat akan
menampilkan bentuk tubuh pemakainya, sedangkan pakaian yang terlalu tipis akan
menampakkan warna kulit pemakainya. Kedua cara tersebut dilarang oleh Islam karena
hanya akan menarik perhatian dan menggugah nafsu syahwat bagi lawan jenisnya. Dalam
hal ini Rasulullah SAW bersabda:
ِرب ُْو َنKض ْ َر يK ِ Kَب ْالبَقِ اKKَا االَ ْذنKKار لَ ْم اَ َرهُ َما قَ ْو ٌم ِسيَاطٌ َك
ِ َّان ِم ْن اَ ْه ِل الن ِ َص ْنق
ِ
نِ َم ِةK ه َُّن َكأ َ ْشK ت َر َؤ ْو َسٌ َات ُم ِم ْيالKٌ Kَاري
ِ ات َع ٌ َيK ا ِسKKا ٌء َكK َو نِ َس. اس َ َّا النKKَبِه
ي َْر ِةKذ ِم ْن َم ِسKُ Kا لَي ُْو َخKKَ ْذ َن ِري َْحهK ْد ُخ ْل َن ْال َجنَّةَ َو الَ يَ ِخKَت ْال َمائِالَ ِة الَ ي ِ ْالب ُْخ
)كذاً (رواه مسلم َ َكذاً َو
Artinya: “Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu
1) kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul
orang (penguasa yang kejam, 2) perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang,
yang cenderung kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu
tidak bisa masuk surga dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat
tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR Muslim)
Ada dua maksud yang menjadi kesimpulan pada hadits ini, yaitu sebagai berikut:
A.
1. Maksud kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi ialah perempuan-
perempuan yang suka menggunakan rambut sambungan (cemara dalam bahasa
jawa), dengan maksud agar rambutnya tampak banyak dan panjang sebagaimana
wanita lainnya. Selanjutnya, yang dimaksud rambutnya seperti atau sebesar punuk
unta adalah sebutan bagi wanita yang suka menyanggul rambutnya. Kedua
macam cara tersebut (memakai cemara dan menyanggul) termasuk perkara yang
tecela dalam Islam
2. Mereka dikatakan berpakaian karena memang mereka menempelkan pakaian pada
tubuhnya, tetapi pakaian tersebut tidak berfungsi sebagai penutup aurat. Oleh
karena itu, mereka dikatakan telanjang. Pada zaman modern seperti sekarang ini,
amat banyak manusia (perempuan) mengenakan pakaian yang amat tipis sehingga
warna kulitnya tampak jelas dari luar. Sementara itu banyak pula perempuan yang
memakai pakaian relatif tebal, namun karena sangat ketat sehinga bentuk lekuk
tubuhnya terlihat jelas. Kedua cara berpakaian seperti itu (terlampau tipis dan
ketat) termasuk perkara yang dilarang dalam Islam.