Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG MENINGKATKAN MARTABAT DIRI

DENGAN BERPAKIAN SYAR’I

KELOMPOK 4
1.FURQON FADILAH 2.AJIE ISMUWATI
3.HUSNI MARDIANSYAH 4.ADAM MALIKUL A
5.CHIKAL GILANG R 6.AHMAD RIADI

SMKN 52 JAKARTA TIMUR


JUDUL
………………………………………………………………………………I
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………II
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………… III
BAB I PENDAHULUAN
A….Latar belakang ……………………….………………… 4
BAB II PEMBAHASAN
A……...Pengertian Adab Berpakaian………………………. 5
B……... Dalil Pakaian Wanita Dalam Islam……………… 6
C……….Etika Berpakaian Menurut Ajaran Isalam……… 8
D………. Hikmah Berpakaian Islami……………………… 11
BAB III PENUTUP
A……… Kesimpulan………………………………………… 12
B………. Saran……………………………………………….. 12
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………….. 13
MENINGKATKAN MARTABAT DIRI DENGAN BERPAKAIAN
SECARA SYAR’I

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis telah panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sang Pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-
Nya, karena, berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga
penulis dapat vmenyelesaikan makalah dengan tema “Adap Berpakaian” yang
sederhana ini dapat terselesaikan tidak kurang dari pada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi
salah satu dari sekian kewajiban mata kuliah, serta merupakan bentuk langsung
tanggung jawab penulis pada tugas yang diberikan. Pada kesempatan ini, penulis
juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku dosen
serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun sadar
bahwasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan yang maha Esa,
sehingga dalam penulisan dan penyusununnya masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa
penulis nanti dalam upaya evaluasi diri.
                  
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Adanya berbagai kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang serba
canggih dan cepat dapat menghasilakan produk-produk yang beraneka ragam yang
digunakan untuk kebutuhan manusia. Salah satu aspek yang sangat berkembang
dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah industri pakaian. Pakaian
pada dasarnya adalah kebutuhan primer (pokok) yang sangat dibutuhkan oleh
manusia di dunia dan perkembanganya cukup signifikan, hal ini  terbukti dengan
berdirinya pabrik-pabrik pakaian dengan berbagai model dan bahan yang sangat
bervariasi diseluruh dunia, khususnya di Indonesia.
Sebagai seorang muslim kita harus melihat kaidah-kaidah berpakaian yang
sesuai dengan syari’at islam, supaya apa yang kita kenakan dapat
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak dan tidak memicu hal-hal yang tidak
diinginkan. Berbeda dengan zaman sekarang banyak dikenal model yang tidak
sesuai dengan syari’at islam, sebagai contoh adalah model pakaian yang dikenal
dengan istilah “you can see” yang artinya kamu boleh melihat, atau bahkan ada
yang rela mati-matian untuk menaikan bagian bawahnya ke atas dan yang atas rela
diturunkan kebawah, atau ada yang mengenangkan baju yang tidak semestinanya
dipakai oleh anak TK/SD (pakaian super ketat) hingga terlihatlah apa yang
seharusnya tidak terlihat. Naudzubillah min dzalik.
Begitu pula dengan kehidupan di kampus yang tentunya tidak terlepas dari
peratura-peraturan kampus sendiri. Dimana kampus merupakan salah satu media
untuk mencetak kader-kader penerus bangsa yang menjadi figur dari beberapa
kalangan, baik kota maupun desa dan kalangan lainnya. Sehingga masalah
berpakain di kampus juga perlu di jaga dan disesuaikan dengan syari’at Islam.
Akhir-akhir ini banyak diantara mahasiswa dan mahasiswi yang
memfigurkan pakaian-pakain barat sebagai kebanggaan mereka biasanya identik
serba seksi walaupun melanggar ketentuan syari’at islam. Dengan gaya dan mode
pakaian tersebut secara tidak langsung akan dapat memicu para generasi muda
bangsa pada perbuatan-perbuatan tidak diinginkan, terutama moral dan akhlak
mereka serta merugikan baik secara duniawi maupun ukhrawi.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Adap Berpakaian


Pakaian merupakan penutup tubuh untuk memberikan proteksi dari bahaya
asusila, memberikan perlindungan dari sengatan matahari dan terpaan hujan,
sebagai identitas seseorang, sebagai harga diri seseorang, dan sebuah kebutuhan
untuk mengungkapkan rasa malu seseorang. Dahulu, pakaian yang sopan adalah
pakaian yang menutup aurat, dan juga longgar sehingga tidak memberikan
gambaran atau relief bentuk tubuh seseorang terutama untuk kaum wanita.
Sekarang orang-orang sudah menyebut pakaian seperti itu sudah dibilang kuno dan
tidak mengikuti mode zaman sekarang atau tidak modis.
Islam melarang umatnya berpakaian terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga
membentuk tubuhnya yang asli). Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup aurat)
telah dipenuhi, namun apabila pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit) maka
hal itu dilarang oleh Islam. Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis.
Pakaian yang ketat akan menampilkan bentuk tubuh pemakainya, sedangkan
pakaian yang terlalu tipis akan menampakkan warna kulit pemakainya.
Kedua cara tersebut dilarang oleh Islam karena hanya akan menarik
perhatian dan menggugah nafsu syahwat bagi lawan jenisnya. Dalam hal ini
Rasulullah SAW bersabda:

ٌ 7َ‫َاري‬
‫ات‬7 ِ ‫ات ع‬ ٌ َ‫ي‬7‫ا ِس‬7‫ا ٌء َك‬7‫ َو نِ َس‬. ‫اس‬َ َّ‫ا الن‬7َ‫ ِربُوْ نَ بِه‬7‫ض‬
ْ َ‫ر ي‬7ِ 7َ‫ب ْالبَق‬ ِ ‫ا‬77َ‫م ِسيَاطٌ َكا االَ ْذن‬7ٌ ْ‫ار لَ ْم اَ َرهُ َما قَو‬ ِ َ‫ص ْنق‬
ِ َّ‫ان ِم ْن اَ ْه ِل الن‬ ِ
ً ً ُ ْ ْ ْ ْ
‫ت ال َمائِالَ ِة الَ يَ ْد ُخلنَ ال َجنَّةَ َو الَ يَ ِخذ نَ ِري َْحهَا لَيُوْ خَ ذ ِم ْن َم ِسي َْر ِة َكذا َو َكذا (رواه‬ ْ َ
ِ ‫ت َرؤَوْ َسه َُّن َكأ ْشنِ َم ِة الب ُْخ‬ ٌ َ‫ُم ِم ْيال‬
)‫لم‬777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777‫مس‬

Artinya: “Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat
keduanya, yaitu 1) kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka
pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam, 2) perempuan-perempuan yang
berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat, rambutnya
sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa masuk surga dan tidak akan mencium
bau surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh perjalanan demikian dan
demikian.” (HR Muslim)

Surat Al Isra ayat 26-27 :


Artinya: “26) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. 27) Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar
kepada Tuhannya. (QS Al Isra : 26-27)
   
      B.     Dalil Pakaian Wanita Dalam Islam
Adapun dalil bahwa jilbab merupakan pakaian dalam kehidupan umum,
adalah hadits yang telah diriwayatkan dari Ummu, Athiyah r.a, bahwa dia berkata:
“Rasulullah Saw memerintahkan kaum wanita agar keluar rumah menuju shalat
ied, maka Ummu’ Athiyah berkata, ‘salah seorang diantara kami tidak memiliki
jilbab’ Maka Rasulullah Saw bersabda: “Hendaklah saudarinya meminjamkan
jilbabnya kepadanya.” (Muttafaqun ‘alaihi) (Al-Albani,)
Berkaitan dengan hadits Ummu ‘Athiyah ini, Syaikh Anwar Al-Kasymiri,
dalam kitabnya Faidhul Bari, mengatakan: “Dapatlah dimengerti dari hadits ini,
bahwa jilbab itu dituntut manakalah seorang wanita keluar rumah, dan ia tidak
boleh keluar rumah jika tidak mengenakan jilbab.” (Al-Albani : 93).

Allah Ta’ala berfirman:


“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan
pandangan dan kemaluan mereka. Janganlah mereka menampakkan perhiasan
mereka, kecuali yang (terpaksa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan khimar ke dada-dada mereka.” (QS. An-Nur: 31)

Perhiasan yang dimaksud adalah perhiasan yang digunakan oleh wanita


untuk berhias, selain dari asal penciptaannya (tubuhnya). Khimar adalah sesuatu
yang digunakan oleh wanita untuk menutupi kepalanya, wajahnya, lehernya, dan
dadanya. Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang memanjangkan kainnya karena sombong maka Allah tidak
akan melihatnya.” Ummu Salamah bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang harus
dilakukan oleh para wanita dengan ujung pakaian mereka?” Beliau menjawab,
“Kalian boleh memanjangkannya sejengkal.” Ummu Salamah bertanya lagi,
“Jika begitu, maka kaki mereka akan terbuka!” Beliau menjawab, “Kalian boleh
menambahkan satu hasta dan jangan lebih.” (HR. At-Tirmizi) Sehasta adalah dari
ujung jari tengah hingga ke siku.
Hijab secara syar’i adalah seorang wanita menutupi seluruh tubuhnya dan
perhiasannya, yang dengan hijab ini dia menghalangi orang asing (non mahram)
untuk melihat sedikitpun dari bagian tubuhnya atau perhiasan yang dia pakai. Dan
hijab ini bisa berupa pakaian dan bisa juga berupa berdiam di dalam rumah.
Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak
tangan. Ini ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:
   
1.      Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan
pandangan mereka dari yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan
pandangan tidak akan sempurna kecuali jika wanita tersebut berhijab dengan hijab
yang sempurna menutupi seluruh tubuhnya. Sementara tidak diragukan lagi bahwa
menyingkap wajah merupakan sebab terbesar untuk memandang ke arahnya.
     2.       Allah Ta’ala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari perhiasan
luarnya kepada non mahram, kecuali terlihat dalam keadaan terpaksa karena tidak
bisa disembunyikan, semisal pakaian terluarnya. Jika Allah Ta’ala melarang untuk
memperlihatkan perhiasan luar (selain tubuh), maka tentunya wajah dan telapak
tangan yang merupakan perhiasan yang melekat pada diri seorang wanita lebih
wajib lagi untuk disembunyikan.
     3.      Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke
dada-dada mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita untuk
menutup kepalanya. Jika khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai ke dada,
maka tentunya secara otomatis wajah tertutup oleh khimar tersebut.
Aisyah radhiallahu anha berkata, “Semoga Allah merahmati wanita-wanita
Muhajirin yang pertama. Tatkala Allah menurunkan, “Dan hendaklah mereka
menutupkan khimar ke dada-dada mereka,” mereka merobek kain-kain mereka
lalu menjadikannya sebagai khimar.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata,:“Ucapan ‘mereka lalu menjadikannya
sebagai khimar’, yakni: Mereka menggunakannya untuk menutupi wajah-wajah
mereka.”
Adapun hadits Ibnu Umar di atas, maka dia menjelaskan mengenai beberapa
perkara:
1)   Kaki wanita adalah aurat yang wajib ditutup.
2)   Larangan isbal hanya berlaku bagi lelaki dan tidak berlaku bagi wanita.
3)   Panjang maksimal pakaian wanita adalah sehasta dari mata kaki, tidak boleh
lebih dari itu.
      Sementara hadits Abu Hurairah menjelaskan tentang syarat-syarat hijab
dan hijab secara umum, yaitu:
1)   Hijab tidak boleh tipis sehingga menampakkan apa yang ada di baliknya.
2)   Hijab tidak boleh ketat sehingga membentuk lekukan tubuhnya.
3)   Haramnya wanita berjalan dengan berlenggok, karena itu merupakan bentuk
menampakkan           perhiasannya.
4)   Wajibnya wanita menjaga kehormatan dan rasa malu mereka.
5)   Menutup sebagian tubuh dan menampakkan sebagian tubuh yang lain sama
saja dengan telanjang.
      C.    Etika Berpakaian Menurut Ajaran Islam
Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian
sopan dan menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam
tidak menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah
atau di luar ibadah. Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih,
menutup aurat, sopan dan sesuai dengan akhlak seorang Muslim.
Mengapa berjilbab bagi wanita muslim diwajibkan oleh Allah swt ? 
Karena dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah aurat bagi wanita dan
diperintah kan oleh Allah untuk menutupinya. Aurat wanita dapat mengundang
kemaksiatan bagi orang yang melihatnya, menutup auratpun dapat menghindarkan
wanita dari kedzaliman orang lain. Selain daripada itu, bisa mengangkat derajat
dan martabat wanita di mata Allah maupun masyarakat. 
Dalam beberapa hadist telah jelas sangat dilarang bermegah – megahan
membangga – banggakan barang yang dikenakan, Allah SWT sangat membenci
orang yang sombong bisa dipikirkan dan ditelaah dalam-dalam, Allah saja pemilik
semesta alam tidak pernah sombong kepada Makhluknya.
Surat Al a’raf ayat 26 menjelaskan bahwa Allah menurunkan pakaian yang
baik untuk menutup aurat dan menghindarkan Manusia dari zalim terhadap dirinya
dan orang lain.
yang artinya : “Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya kami telah
menyediakan pakaian untuk menutup auratmu dan untuk perhiasan bagimu’tetapi
pakaian takwa itulah yang lebih baik demikianlah sebagai tanda-tanda
Allah’mudah-mudahan ingat.”(al-A’raf: 26)

Di dalam Islam ada garis panduan tersendiri mengenai adab berpakaian


(untuk lelaki dan wanita) yaitu:
    1)      Menutup aurat: aurat lelaki menurut ahli hukum ialah daripada pusat hingga
ke lutut. Aurat wanita pula ialah seluruh anggota badannya, kecuali wajah, tapak
tangan dan tapak kakinya. Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Paha itu adalah
aurat." (Bukhari)
   2)      Tidak menampakkan tubuh: pakaian yang jarang sehingga menampakkan
aurat tidak memenuhi syarat menutup aurat. Pakaian jarang bukan saja menampak
warna kulit, malah boleh merangsang nafsu orang yang melihatnya.
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Dua golongan ahli neraka yang
belum pernah aku lihat ialah, satu golongan memegang cemeti seperti ekor lembu
yang digunakan bagi memukul manusia dan satu golongan lagi wanita yang
memakai pakaian tetapi telanjang dan meliuk-liukkan badan juga kepalanya
seperti bonggol unta yang tunduk. Mereka tidak masuk syurga dan tidak dapat
mencium baunya walaupun bau syurga itu dapat dicium daripada jarak yang
jauh." (Muslim).
      
3)     Pakaian tidak ketat: tujuannya adalah supaya tidak kelihatan bentuk tubuh
badan.

4)     Tidak menimbulkan riak: Rasulullah saw bersabda bermaksud: "Sesiapa yang


melabuhkan pakaiannya kerana perasaan sombong, Allah SWT tidak akan
memandangnya pada hari kiamat." Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda
bermaksud: "Sesiapa yang memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah
akan memberikan pakaian kehinaan pada hari akhirat nanti." (Ahmad, Abu Daud,
an-Nasa'iy dan Ibnu Majah)
      5)     Lelaki, wanita berbeza: maksudnya pakaian yang khusus untuk lelaki tidak
boleh dipakai oleh wanita, begitu juga sebaliknya. Rasulullah SAW mengingatkan
hal ini dengan tegas menerusi sabdanya yang bermaksud:
 "Allah mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap lelaki, dan lelaki yang
meniru pakaian dan sikap perempuan." (Bukhari dan Muslim)
Baginda juga bersabda bermaksud:
"Allah melaknat lelaki berpakaian wanita dan wanita berpakaian lelaki." ?(Abu
Daud dan Al-Hakim).
6)     Larangan pakai sutera: Islam mengharamkan kaum lelaki memakai sutera.
Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Janganlah kamu memakai sutera,
sesungguhnya orang yang memakainya di dunia tidak dapat memakainya di
akhirat." (Muttafaq 'alaih)
7)     Melabuhkan pakaian: contohnya seperti tudung yang seharusnya dipakai
sesuai kehendak syarak iaitu bagi menutupi kepala dan rambut, tengkuk atau leher
dan juga dada. Allah berfirman bermaksud:
"Wahai Nabi, katakanlah (suruhlah) isteri-isteri dan anak-anak perempuanmu
serta perempuan-perempuan beriman, supaya mereka melabuhkan pakaiannya
bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih
sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu
mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun dan Maha
Penyayang."
(al-Ahzab:59)
8)     Memilih warna sesuai: contohnya warna-warna lembut termasuk putih kerana
ia nampak bersih dan warna ini sangat disenangi dan sering menjadi pilihan
Rasulullah SAW. Baginda bersabda bermaksud: "Pakailah pakaian putih kerana ia
lebih baik, dan kafankan mayat kamu dengannya (kain putih)." (an-Nasa'ie dan al-
Hakim)
9)     Larangan memakai emas: termasuk dalam etika berpakaian di dalam Islam
ialah barang-barang perhiasan emas seperti rantai, cincin dan sebagainya. Bentuk
perhiasan seperti ini umumnya dikaitkan dengan wanita namun pada hari ini ramai
antara para lelaki cenderung untuk berhias seperti wanita sehingga ada yang
sanggup bersubang dan berantai. Semua ini amat bertentangan dengan hukum
Islam. Rasulullah s.a.w. bersabda bermaksud: "Haram
kaum lelaki memakai sutera dan emas, dan dihalalkan (memakainya) kepada
wanita.
10) Mulakan sebelah kanan: apabila memakai baju, seluar atau seumpamanya,
mulakan sebelah kanan. Imam Muslim meriwayatkan daripada Saidatina Aisyah
bermaksud: "Rasulullah suka sebelah kanan dalam segala keadaan, seperti
memakai kasut, berjalan kaki dan bersuci."Apabila memakai kasut atau
seumpamanya, mulakan dengan sebelah kanan dan apabila menanggalkannya,
mulakan dengan sebelah kiri. Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Apabila
seseorang memakai kasut, mulakan dengan sebelah kanan, dan apabila
menanggalkannya, mulakan dengan sebelah kiri supaya yang kanan menjadi yang
pertama memakai kasut dan yang terakhir menanggalkannya." (Riwayat Muslim).
11) Selepas beli pakaian: apabila memakai pakaian baru dibeli, ucapkanlah seperti
yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan At-Tarmizi yang bermaksud:
"Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkau yang memakainya kepadaku, aku
memohon kebaikannya dan kebaikan apa-apa yang dibuat baginya, aku mohon
perlindungan kepada-Mu daripada kejahatannya dan kejahatan apa-apa yang
diperbuat untuknya. Demikian itu telah datang daripada Rasulullah".
12) Berdoa: ketika menanggalkan pakaian, lafaz- kanlah: "Pujian kepada Allah
yang mengurniakan pakaian ini untuk menutupi auratku dan dapat mengindahkan
diri dalam kehidupanku, dengan nama Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia”.
Sebagai seorang Islam, sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai
menurut tuntutan agamanya kerana sesungguhnya pakaian yang sopan dan
menutup aurat adalah cermin seorang Muslim yang sebenar.
D.    Hikmah berpakaian Islami :

1)   Seseorang yang berpakaian islami akan terjaga kehormatannya. Akhwat2 yang


memakai jilbab insyaAllah tidak akan diganggu oleh para ikhwan usil (Al
Ahzab:59).
2)   Terjaga dari perilaku yang menyimpang. Kalau di sekeliling kita masih banyak
yang membuka aurat, maka kita harus pandai2 mengalihkan pandangan. ''
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat.'' (Q.S. An Nur: 30).
" Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan
pandangannya." (Q.S. An Nur: 31)
3)   Terhindar dari penyakit tertentu. Pakaian takwa adalah pakaian yang menutupi
tubuh. Artinya, secara otomatis kulit kita akan terlindungi dari bahaya sinar
ultraviolet yang bisa menyebabkan kanker kulit.
4)   Terhindar dari azab Allah. Pernah ada kejadian, seorang wanita yang sedang
hamil muda pergi ke suatu tempat untuk melaksanakan tugar dari perusahaan
tempat ia bekerja. Jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya. Tiba-tiba dalam
perjalanan mobilnya bertabrakan dengan mobil lain. Setelah diselidiki, tidak ada
satu korban pun yang selamat dari kecelakaan itu. Dan setelah diselidiki lebih jauh,
tidak ada satu pun identitas korban yang diketahui. Makanya mayat para korban
dimakamkan oleh penduduk setempat termasuk wanita yang hamil muda itu.
Setelah beberapa hari ternyata sang suami dan keluarga korban menerima berita
tersebut dan langsung menuju pemakaman sang istri. Kemudian mayatnya
dipindahkan ke dekat tempat tinggalnya. Tapi ketika makamnya digali,mereka
melihat mayat wanita itu langsung pingsan karena tidak kuat melihat mayat. Ketika
dimakamkan, mayat tersebut diletakan dalam kondisi membujur sementara setelah
digali kembali posisi mayat sudah berubah menjadi jongkok dengan kedua tangan
diletakan diatas kepala seperti menahan siksaan sementara kepalanya ditumbuhi
paku2 besi yang sangat banyak hampir memenuhi semua bagian kepalanya.
Setelah diselidiki, ternyata wanita tersebut belum berjilbab semasa hidupnya. Itu
siksaan di alam kubur belum lagi siksaan nanti di akhirat. 
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua
telapak tangan. Ini ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari
beberapa sisi:
1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan
pandangan mereka dari yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan
pandangan tidak akan sempurna kecuali jika wanita tersebut berhijab
dengan hijab yang sempurna menutupi seluruh tubuhnya. Sementara
tidak diragukan lagi bahwa menyingkap wajah merupakan sebab
terbesar untuk memandang ke arahnya.
2. Allah Ta’ala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari
perhiasan luarnya kepada non mahram, kecuali terlihat dalam keadaan
terpaksa karena tidak bisa disembunyikan, semisal pakaian terluarnya.
Jika Allah Ta’ala melarang untuk memperlihatkan perhiasan luar (selain
tubuh), maka tentunya wajah dan telapak tangan yang merupakan
perhiasan yang melekat pada diri seorang wanita lebih wajib lagi untuk
disembunyikan.
3. Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka
sampai ke dada-dada mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang
digunakan wanita untuk menutup kepalanya. Jika khimar diperintahkan
untuk diulurkan sampai ke dada, maka tentunya secara otomatis wajah
tertutup oleh khimar tersebut.

SARAN
Diharapkan semua orang didunia ini akan mengerti pentingnya adab
berpakaian secara syar’I dan saya harap semua umat manusia mematuhi
yang diajarkan allah swt terutama tentang adab berpakaian.
DAFTAR PUSAKA
SMKN 52 JAKRTA. 2019. MENINGKATKAN MARTABAT DIRI
DENGAN BERPAKIAN SYAR’I STM/SMKN Kls X DITF.A.
CIBUBUR :Jakarta TIMUR.

Anda mungkin juga menyukai