Anda di halaman 1dari 7

APR

22

ADAB BERPAKAIAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis telah panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sang
Pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena,
berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat
vmenyelesaikan makalah dengan tema Adap Berpakaian yang sederhana ini dapat
terselesaikan tidak kurang dari pada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah
satu dari sekian kewajiban mata kuliah, serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab
penulis pada tugas yang diberikan. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku dosen serta semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun sadar
bahwasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan yang maha Esa, sehingga dalam
penulisan dan penyusununnya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang konstruktif akan senantiasa penulis nanti dalam upaya evaluasi diri.

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Adanya berbagai kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang serba canggih
dan cepat dapat menghasilakan produk-produk yang beraneka ragam yang digunakan untuk
kebutuhan manusia. Salah satu aspek yang sangat berkembang dan dapat mempengaruhi
kehidupan manusia adalah industri pakaian. Pakaian pada dasarnya adalah kebutuhan primer
(pokok) yang sangat dibutuhkan oleh manusia di dunia dan perkembanganya cukup
signifikan, hal ini terbukti dengan berdirinya pabrik-pabrik pakaian dengan berbagai model
dan bahan yang sangat bervariasi diseluruh dunia, khususnya di Indonesia.
Sebagai seorang muslim kita harus melihat kaidah-kaidah berpakaian yang sesuai
dengan syariat islam, supaya apa yang kita kenakan dapat dipertanggungjawabkan di akhirat
kelak dan tidak memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Berbeda dengan zaman sekarang
banyak dikenal model yang tidak sesuai dengan syariat islam, sebagai contoh adalah model
pakaian yang dikenal dengan istilah you can see yang artinya kamu boleh melihat, atau
bahkan ada yang rela mati-matian untuk menaikan bagian bawahnya ke atas dan yang atas
rela diturunkan kebawah, atau ada yang mengenangkan baju yang tidak semestinanya dipakai
oleh anak TK/SD (pakaian super ketat) hingga terlihatlah apa yang seharusnya tidak terlihat.
Naudzubillah min dzalik.
Begitu pula dengan kehidupan di kampus yang tentunya tidak terlepas dari peratura-
peraturan kampus sendiri. Dimana kampus merupakan salah satu media untuk mencetak
kader-kader penerus bangsa yang menjadi figur dari beberapa kalangan, baik kota maupun
desa dan kalangan lainnya. Sehingga masalah berpakain di kampus juga perlu di jaga dan
disesuaikan dengan syariat Islam.
Akhir-akhir ini banyak diantara mahasiswa dan mahasiswi yang memfigurkan
pakaian-pakain barat sebagai kebanggaan mereka biasanya identik serba seksi walaupun
melanggar ketentuan syariat islam. Dengan gaya dan mode pakaian tersebut secara tidak
langsung akan dapat memicu para generasi muda bangsa pada perbuatan-perbuatan tidak
diinginkan, terutama moral dan akhlak mereka serta merugikan baik secara duniawi maupun
ukhrawi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Adap Berpakaian


Pakaian merupakan penutup tubuh untuk memberikan proteksi dari bahaya asusila,
memberikan perlindungan dari sengatan matahari dan terpaan hujan, sebagai identitas
seseorang, sebagai harga diri seseorang, dan sebuah kebutuhan untuk mengungkapkan rasa
malu seseorang. Dahulu, pakaian yang sopan adalah pakaian yang menutup aurat, dan juga
longgar sehingga tidak memberikan gambaran atau relief bentuk tubuh seseorang terutama
untuk kaum wanita. Sekarang orang-orang sudah menyebut pakaian seperti itu sudah dibilang
kuno dan tidak mengikuti mode zaman sekarang atau tidak modis.
Islam melarang umatnya berpakaian terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga
membentuk tubuhnya yang asli). Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup aurat) telah
dipenuhi, namun apabila pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit) maka hal itu dilarang
oleh Islam. Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis. Pakaian yang ketat akan
menampilkan bentuk tubuh pemakainya, sedangkan pakaian yang terlalu tipis akan
menampakkan warna kulit pemakainya.
Kedua cara tersebut dilarang oleh Islam karena hanya akan menarik perhatian dan
menggugah nafsu syahwat bagi lawan jenisnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:


.


( )

Artinya: Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu 1)
kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang
(penguasa yang kejam, 2) perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang, yang
cenderung kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa
masuk surga dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh
perjalanan demikian dan demikian. (HR Muslim)

Surat Al Isra ayat 26-27 :


Artinya: 26) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. 27) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al Isra : 26-27)
B. Dalil Pakaian Wanita Dalam Islam
Adapun dalil bahwa jilbab merupakan pakaian dalam kehidupan umum, adalah hadits
yang telah diriwayatkan dari Ummu, Athiyah r.a, bahwa dia berkata: Rasulullah Saw
memerintahkan kaum wanita agar keluar rumah menuju shalat ied, maka Ummu Athiyah
berkata, salah seorang diantara kami tidak memiliki jilbab Maka Rasulullah Saw bersabda:
Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya kepadanya. (Muttafaqun alaihi) (Al-
Albani,)
Berkaitan dengan hadits Ummu Athiyah ini, Syaikh Anwar Al-Kasymiri, dalam
kitabnya Faidhul Bari, mengatakan: Dapatlah dimengerti dari hadits ini, bahwa jilbab itu
dituntut manakalah seorang wanita keluar rumah, dan ia tidak boleh keluar rumah jika tidak
mengenakan jilbab. (Al-Albani : 93).

Allah Taala berfirman:


Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangan
dan kemaluan mereka. Janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang
(terpaksa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada-dada
mereka. (QS. An-Nur: 31)

Perhiasan yang dimaksud adalah perhiasan yang digunakan oleh wanita untuk berhias,
selain dari asal penciptaannya (tubuhnya). Khimar adalah sesuatu yang digunakan oleh
wanita untuk menutupi kepalanya, wajahnya, lehernya, dan dadanya. Dari Ibnu Umar
radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Barangsiapa yang memanjangkan kainnya karena sombong maka Allah tidak akan
melihatnya. Ummu Salamah bertanya, Wahai Rasulullah, apa yang harus dilakukan oleh
para wanita dengan ujung pakaian mereka? Beliau menjawab, Kalian boleh
memanjangkannya sejengkal. Ummu Salamah bertanya lagi, Jika begitu, maka kaki
mereka akan terbuka! Beliau menjawab, Kalian boleh menambahkan satu hasta dan
jangan lebih. (HR. At-Tirmizi) Sehasta adalah dari ujung jari tengah hingga ke siku.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda:
Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat: (1)
Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang.
(2) Wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan berlenggok-lenggok,
mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-
wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal
bau surga itu dapat tercium dari begini dan begini. (HR. Muslim).
Makna berpakaian tetap telanjang adalah: Dia menutup sebagian auratnya tapi
menampakkan sebagian lainnya. Dan ada yang menyatakan maknanya adalah: Dia menutupi
seluruh auratnya tapi dengan pakaian yang tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya.
Dari dalil di atas menunjukkan wajibnya seorang muslimah untukberhijab.

Hijab secara syari adalah seorang wanita menutupi seluruh tubuhnya dan
perhiasannya, yang dengan hijab ini dia menghalangi orang asing (non mahram) untuk
melihat sedikitpun dari bagian tubuhnya atau perhiasan yang dia pakai. Dan hijab ini bisa
berupa pakaian dan bisa juga berupa berdiam di dalam rumah.

Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak tangan.
Ini ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:
1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan mereka
dari yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak akan sempurna kecuali
jika wanita tersebut berhijab dengan hijab yang sempurna menutupi seluruh tubuhnya.
Sementara tidak diragukan lagi bahwa menyingkap wajah merupakan sebab terbesar untuk
memandang ke arahnya.
2. Allah Taala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari perhiasan luarnya kepada
non mahram, kecuali terlihat dalam keadaan terpaksa karena tidak bisa disembunyikan,
semisal pakaian terluarnya. Jika Allah Taala melarang untuk memperlihatkan perhiasan luar
(selain tubuh), maka tentunya wajah dan telapak tangan yang merupakan perhiasan yang
melekat pada diri seorang wanita lebih wajib lagi untuk disembunyikan.
3. Allah Taala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke dada-dada
mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya.
Jika khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai ke dada, maka tentunya secara otomatis
wajah tertutup oleh khimar tersebut.
Aisyah radhiallahu anha berkata, Semoga Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin
yang pertama. Tatkala Allah menurunkan, Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke
dada-dada mereka, mereka merobek kain-kain mereka lalu menjadikannya sebagai
khimar.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata,:Ucapan mereka lalu menjadikannya sebagai
khimar, yakni: Mereka menggunakannya untuk menutupi wajah-wajah mereka.
Adapun hadits Ibnu Umar di atas, maka dia menjelaskan mengenai beberapa perkara:
1) Kaki wanita adalah aurat yang wajib ditutup.
2) Larangan isbal hanya berlaku bagi lelaki dan tidak berlaku bagi wanita.
3) Panjang maksimal pakaian wanita adalah sehasta dari mata kaki, tidak boleh lebih dari
itu.
Sementara hadits Abu Hurairah menjelaskan tentang syarat-syarat hijab dan hijab
secara umum, yaitu:
1) Hijab tidak boleh tipis sehingga menampakkan apa yang ada di baliknya.
2) Hijab tidak boleh ketat sehingga membentuk lekukan tubuhnya.
3) Haramnya wanita berjalan dengan berlenggok, karena itu merupakan bentuk
menampakkan perhiasannya.
4) Wajibnya wanita menjaga kehormatan dan rasa malu mereka.
5) Menutup sebagian tubuh dan menampakkan sebagian tubuh yang lain sama saja dengan
telanjang.

C. Etika Berpakaian Menurut Ajaran Islam


Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian sopan dan
menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam tidak menetapkan
bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah atau di luar ibadah. Islam
hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat, sopan dan sesuai
dengan akhlak seorang Muslim.
Mengapa berjilbab bagi wanita muslim diwajibkan oleh Allah swt ?
Karena dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah aurat bagi wanita dan diperintah kan oleh
Allah untuk menutupinya. Aurat wanita dapat mengundang kemaksiatan bagi orang yang
melihatnya, menutup auratpun dapat menghindarkan wanita dari kedzaliman orang lain.
Selain daripada itu, bisa mengangkat derajat dan martabat wanita di mata Allah maupun
masyarakat.
Dalam beberapa hadist telah jelas sangat dilarang bermegah megahan membangga
banggakan barang yang dikenakan, Allah SWT sangat membenci orang yang sombong bisa
dipikirkan dan ditelaah dalam-dalam, Allah saja pemilik semesta alam tidak pernah sombong
kepada Makhluknya.
Surat Al araf ayat 26 menjelaskan bahwa Allah menurunkan pakaian yang baik untuk
menutup aurat dan menghindarkan Manusia dari zalim terhadap dirinya dan orang lain.
yang artinya : Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya kami telah menyediakan
pakaian untuk menutup auratmu dan untuk perhiasan bagimutetapi pakaian takwa itulah
yang lebih baik demikianlah sebagai tanda-tanda Allahmudah-mudahan ingat.(al-Araf:
26)
Di dalam Islam ada garis panduan tersendiri mengenai adab berpakaian (untuk lelaki
dan wanita) yaitu:
1) Menutup aurat: aurat lelaki menurut ahli hukum ialah daripada pusat hingga ke lutut.
Aurat wanita pula ialah seluruh anggota badannya, kecuali wajah, tapak tangan dan tapak
kakinya. Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Paha itu adalah aurat." (Bukhari)
2) Tidak menampakkan tubuh: pakaian yang jarang sehingga menampakkan aurat tidak
memenuhi syarat menutup aurat. Pakaian jarang bukan saja menampak warna kulit, malah
boleh merangsang nafsu orang yang melihatnya.
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Dua golongan ahli neraka yang belum pernah
aku lihat ialah, satu golongan memegang cemeti seperti ekor lembu yang digunakan bagi
memukul manusia dan satu golongan lagi wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang
dan meliuk-liukkan badan juga kepalanya seperti bonggol unta yang tunduk. Mereka tidak
masuk syurga dan tidak dapat mencium baunya walaupun bau syurga itu dapat dicium
daripada jarak yang jauh." (Muslim).
3) Pakaian tidak ketat: tujuannya adalah supaya tidak kelihatan bentuk tubuh badan.
4) Tidak menimbulkan riak: Rasulullah saw bersabda bermaksud: "Sesiapa yang
melabuhkan pakaiannya kerana perasaan sombong, Allah SWT tidak akan memandangnya
pada hari kiamat." Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Sesiapa yang
memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan
pada hari akhirat nanti." (Ahmad, Abu Daud, an-Nasa'iy dan Ibnu Majah)
5) Lelaki, wanita berbeza: maksudnya pakaian yang khusus untuk lelaki tidak boleh
dipakai oleh wanita, begitu juga sebaliknya. Rasulullah SAW mengingatkan hal ini dengan
tegas menerusi sabdanya yang bermaksud:
"Allah mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap lelaki, dan lelaki yang meniru
pakaian dan sikap perempuan." (Bukhari dan Muslim)
Baginda juga bersabda bermaksud:
"Allah melaknat lelaki berpakaian wanita dan wanita berpakaian lelaki." ?(Abu Daud dan
Al-Hakim).
6) Larangan pakai sutera: Islam mengharamkan kaum lelaki memakai sutera. Rasulullah
SAW bersabda bermaksud: "Janganlah kamu memakai sutera, sesungguhnya orang yang
memakainya di dunia tidak dapat memakainya di akhirat." (Muttafaq 'alaih)
7) Melabuhkan pakaian: contohnya seperti tudung yang seharusnya dipakai sesuai
kehendak syarak iaitu bagi menutupi kepala dan rambut, tengkuk atau leher dan juga dada.
Allah berfirman bermaksud:
"Wahai Nabi, katakanlah (suruhlah) isteri-isteri dan anak-anak perempuanmu serta
perempuan-perempuan beriman, supaya mereka melabuhkan pakaiannya bagi menutup
seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka
dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan
(ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang."
(al-Ahzab:59)
8) Memilih warna sesuai: contohnya warna-warna lembut termasuk putih kerana ia
nampak bersih dan warna ini sangat disenangi dan sering menjadi pilihan Rasulullah SAW.
Baginda bersabda bermaksud: "Pakailah pakaian putih kerana ia lebih baik, dan kafankan
mayat kamu dengannya (kain putih)." (an-Nasa'ie dan al-Hakim)
9) Larangan memakai emas: termasuk dalam etika berpakaian di dalam Islam ialah barang-
barang perhiasan emas seperti rantai, cincin dan sebagainya. Bentuk perhiasan seperti ini
umumnya dikaitkan dengan wanita namun pada hari ini ramai antara para lelaki cenderung
untuk berhias seperti wanita sehingga ada yang sanggup bersubang dan berantai. Semua ini
amat bertentangan dengan hukum Islam. Rasulullah s.a.w. bersabda bermaksud: "Haram
kaum lelaki memakai sutera dan emas, dan dihalalkan (memakainya) kepada wanita.
10) Mulakan sebelah kanan: apabila memakai baju, seluar atau seumpamanya, mulakan
sebelah kanan. Imam Muslim meriwayatkan daripada Saidatina Aisyah bermaksud:
"Rasulullah suka sebelah kanan dalam segala keadaan, seperti memakai kasut, berjalan kaki
dan bersuci."Apabila memakai kasut atau seumpamanya, mulakan dengan sebelah kanan dan
apabila menanggalkannya, mulakan dengan sebelah kiri. Rasulullah SAW bersabda
bermaksud: "Apabila seseorang memakai kasut, mulakan dengan sebelah kanan, dan apabila
menanggalkannya, mulakan dengan sebelah kiri supaya yang kanan menjadi yang pertama
memakai kasut dan yang terakhir menanggalkannya." (Riwayat Muslim).
11) Selepas beli pakaian: apabila memakai pakaian baru dibeli, ucapkanlah seperti yang
diriwayatkan oleh Abu Daud dan At-Tarmizi yang bermaksud:
"Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkau yang memakainya kepadaku, aku memohon
kebaikannya dan kebaikan apa-apa yang dibuat baginya, aku mohon perlindungan kepada-
Mu daripada kejahatannya dan kejahatan apa-apa yang diperbuat untuknya. Demikian itu
telah datang daripada Rasulullah".
12) Berdoa: ketika menanggalkan pakaian, lafaz- kanlah: "Pujian kepada Allah yang
mengurniakan pakaian ini untuk menutupi auratku dan dapat mengindahkan diri dalam
kehidupanku, dengan nama Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia.
Sebagai seorang Islam, sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai menurut
tuntutan agamanya kerana sesungguhnya pakaian yang sopan dan menutup aurat adalah
cermin seorang Muslim yang sebenar.

D. Hikmah berpakaian Islami :


1) Seseorang yang berpakaian islami akan terjaga kehormatannya. Akhwat2 yang memakai
jilbab insyaAllah tidak akan diganggu oleh para ikhwan usil (Al Ahzab:59).
2) Terjaga dari perilaku yang menyimpang. Kalau di sekeliling kita masih banyak yang
membuka aurat, maka kita harus pandai2 mengalihkan pandangan. '' Katakanlah kepada laki-
laki yang beriman,hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat.'' (Q.S. An Nur: 30).
" Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan
pandangannya." (Q.S. An Nur: 31)
3) Terhindar dari penyakit tertentu. Pakaian takwa adalah pakaian yang menutupi tubuh.
Artinya, secara otomatis kulit kita akan terlindungi dari bahaya sinar ultraviolet yang bisa
menyebabkan kanker kulit.
4) Terhindar dari azab Allah. Pernah ada kejadian, seorang wanita yang sedang hamil muda
pergi ke suatu tempat untuk melaksanakan tugar dari perusahaan tempat ia bekerja. Jaraknya
cukup jauh dari tempat tinggalnya. Tiba-tiba dalam perjalanan mobilnya bertabrakan dengan
mobil lain. Setelah diselidiki, tidak ada satu korban pun yang selamat dari kecelakaan itu.
Dan setelah diselidiki lebih jauh, tidak ada satu pun identitas korban yang diketahui.
Makanya mayat para korban dimakamkan oleh penduduk setempat termasuk wanita yang
hamil muda itu. Setelah beberapa hari ternyata sang suami dan keluarga korban menerima
berita tersebut dan langsung menuju pemakaman sang istri. Kemudian mayatnya dipindahkan
ke dekat tempat tinggalnya. Tapi ketika makamnya digali,mereka melihat mayat wanita itu
langsung pingsan karena tidak kuat melihat mayat. Ketika dimakamkan, mayat tersebut
diletakan dalam kondisi membujur sementara setelah digali kembali posisi mayat sudah
berubah menjadi jongkok dengan kedua tangan diletakan diatas kepala seperti menahan
siksaan sementara kepalanya ditumbuhi paku2 besi yang sangat banyak hampir memenuhi
semua bagian kepalanya. Setelah diselidiki, ternyata wanita tersebut belum berjilbab semasa
hidupnya. Itu siksaan di alam kubur belum lagi siksaan nanti di akhirat.

BAB III
PE N UTU P

KESIMPULAN
Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak tangan. Ini
ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:
1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan mereka dari
yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak akan sempurna kecuali jika
wanita tersebut berhijab dengan hijab yang sempurna menutupi seluruh tubuhnya. Sementara
tidak diragukan lagi bahwa menyingkap wajah merupakan sebab terbesar untuk memandang
ke arahnya.
2. Allah Taala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari perhiasan luarnya kepada non
mahram, kecuali terlihat dalam keadaan terpaksa karena tidak bisa disembunyikan, semisal
pakaian terluarnya. Jika Allah Taala melarang untuk memperlihatkan perhiasan luar (selain
tubuh), maka tentunya wajah dan telapak tangan yang merupakan perhiasan yang melekat
pada diri seorang wanita lebih wajib lagi untuk disembunyikan.
3. Allah Taala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke dada-dada
mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya.
Jika khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai ke dada, maka tentunya secara otomatis
wajah tertutup oleh khimar tersebut.
Aisyah radhiallahu anha berkata, Semoga Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin
yang pertama. Tatkala Allah menurunkan, Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke
dada-dada mereka, mereka merobek kain-kain mereka lalu menjadikannya se

DAFTAR PUSTAKA
Hirasah Al-Fadhilah karya Asy-Syaikh Bakr Abu Zaid
Departemen Ilmiah Darul Wathan.Etika Seorang Muslim.2008.Jakarta:Darul Haq
Prof. Dr. H. Abdurrahman, Asymuni, dkk. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.
2000. Jakarta: Suara Muhammadiyah.
Humpunan Putusan Tarjih.Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah Cetakan III.
Yogyakarta:Pustaka SM

Anda mungkin juga menyukai