22
ADAB BERPAKAIAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis telah panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sang
Pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena,
berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat
vmenyelesaikan makalah dengan tema Adap Berpakaian yang sederhana ini dapat
terselesaikan tidak kurang dari pada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah
satu dari sekian kewajiban mata kuliah, serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab
penulis pada tugas yang diberikan. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku dosen serta semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun sadar
bahwasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan yang maha Esa, sehingga dalam
penulisan dan penyusununnya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang konstruktif akan senantiasa penulis nanti dalam upaya evaluasi diri.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Adanya berbagai kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang serba canggih
dan cepat dapat menghasilakan produk-produk yang beraneka ragam yang digunakan untuk
kebutuhan manusia. Salah satu aspek yang sangat berkembang dan dapat mempengaruhi
kehidupan manusia adalah industri pakaian. Pakaian pada dasarnya adalah kebutuhan primer
(pokok) yang sangat dibutuhkan oleh manusia di dunia dan perkembanganya cukup
signifikan, hal ini terbukti dengan berdirinya pabrik-pabrik pakaian dengan berbagai model
dan bahan yang sangat bervariasi diseluruh dunia, khususnya di Indonesia.
Sebagai seorang muslim kita harus melihat kaidah-kaidah berpakaian yang sesuai
dengan syariat islam, supaya apa yang kita kenakan dapat dipertanggungjawabkan di akhirat
kelak dan tidak memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Berbeda dengan zaman sekarang
banyak dikenal model yang tidak sesuai dengan syariat islam, sebagai contoh adalah model
pakaian yang dikenal dengan istilah you can see yang artinya kamu boleh melihat, atau
bahkan ada yang rela mati-matian untuk menaikan bagian bawahnya ke atas dan yang atas
rela diturunkan kebawah, atau ada yang mengenangkan baju yang tidak semestinanya dipakai
oleh anak TK/SD (pakaian super ketat) hingga terlihatlah apa yang seharusnya tidak terlihat.
Naudzubillah min dzalik.
Begitu pula dengan kehidupan di kampus yang tentunya tidak terlepas dari peratura-
peraturan kampus sendiri. Dimana kampus merupakan salah satu media untuk mencetak
kader-kader penerus bangsa yang menjadi figur dari beberapa kalangan, baik kota maupun
desa dan kalangan lainnya. Sehingga masalah berpakain di kampus juga perlu di jaga dan
disesuaikan dengan syariat Islam.
Akhir-akhir ini banyak diantara mahasiswa dan mahasiswi yang memfigurkan
pakaian-pakain barat sebagai kebanggaan mereka biasanya identik serba seksi walaupun
melanggar ketentuan syariat islam. Dengan gaya dan mode pakaian tersebut secara tidak
langsung akan dapat memicu para generasi muda bangsa pada perbuatan-perbuatan tidak
diinginkan, terutama moral dan akhlak mereka serta merugikan baik secara duniawi maupun
ukhrawi.
BAB II
PEMBAHASAN
.
( )
Artinya: Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu 1)
kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang
(penguasa yang kejam, 2) perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang, yang
cenderung kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa
masuk surga dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh
perjalanan demikian dan demikian. (HR Muslim)
Perhiasan yang dimaksud adalah perhiasan yang digunakan oleh wanita untuk berhias,
selain dari asal penciptaannya (tubuhnya). Khimar adalah sesuatu yang digunakan oleh
wanita untuk menutupi kepalanya, wajahnya, lehernya, dan dadanya. Dari Ibnu Umar
radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Barangsiapa yang memanjangkan kainnya karena sombong maka Allah tidak akan
melihatnya. Ummu Salamah bertanya, Wahai Rasulullah, apa yang harus dilakukan oleh
para wanita dengan ujung pakaian mereka? Beliau menjawab, Kalian boleh
memanjangkannya sejengkal. Ummu Salamah bertanya lagi, Jika begitu, maka kaki
mereka akan terbuka! Beliau menjawab, Kalian boleh menambahkan satu hasta dan
jangan lebih. (HR. At-Tirmizi) Sehasta adalah dari ujung jari tengah hingga ke siku.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda:
Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat: (1)
Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang.
(2) Wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan berlenggok-lenggok,
mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-
wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal
bau surga itu dapat tercium dari begini dan begini. (HR. Muslim).
Makna berpakaian tetap telanjang adalah: Dia menutup sebagian auratnya tapi
menampakkan sebagian lainnya. Dan ada yang menyatakan maknanya adalah: Dia menutupi
seluruh auratnya tapi dengan pakaian yang tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya.
Dari dalil di atas menunjukkan wajibnya seorang muslimah untukberhijab.
Hijab secara syari adalah seorang wanita menutupi seluruh tubuhnya dan
perhiasannya, yang dengan hijab ini dia menghalangi orang asing (non mahram) untuk
melihat sedikitpun dari bagian tubuhnya atau perhiasan yang dia pakai. Dan hijab ini bisa
berupa pakaian dan bisa juga berupa berdiam di dalam rumah.
Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak tangan.
Ini ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:
1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan mereka
dari yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak akan sempurna kecuali
jika wanita tersebut berhijab dengan hijab yang sempurna menutupi seluruh tubuhnya.
Sementara tidak diragukan lagi bahwa menyingkap wajah merupakan sebab terbesar untuk
memandang ke arahnya.
2. Allah Taala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari perhiasan luarnya kepada
non mahram, kecuali terlihat dalam keadaan terpaksa karena tidak bisa disembunyikan,
semisal pakaian terluarnya. Jika Allah Taala melarang untuk memperlihatkan perhiasan luar
(selain tubuh), maka tentunya wajah dan telapak tangan yang merupakan perhiasan yang
melekat pada diri seorang wanita lebih wajib lagi untuk disembunyikan.
3. Allah Taala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke dada-dada
mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya.
Jika khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai ke dada, maka tentunya secara otomatis
wajah tertutup oleh khimar tersebut.
Aisyah radhiallahu anha berkata, Semoga Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin
yang pertama. Tatkala Allah menurunkan, Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke
dada-dada mereka, mereka merobek kain-kain mereka lalu menjadikannya sebagai
khimar.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata,:Ucapan mereka lalu menjadikannya sebagai
khimar, yakni: Mereka menggunakannya untuk menutupi wajah-wajah mereka.
Adapun hadits Ibnu Umar di atas, maka dia menjelaskan mengenai beberapa perkara:
1) Kaki wanita adalah aurat yang wajib ditutup.
2) Larangan isbal hanya berlaku bagi lelaki dan tidak berlaku bagi wanita.
3) Panjang maksimal pakaian wanita adalah sehasta dari mata kaki, tidak boleh lebih dari
itu.
Sementara hadits Abu Hurairah menjelaskan tentang syarat-syarat hijab dan hijab
secara umum, yaitu:
1) Hijab tidak boleh tipis sehingga menampakkan apa yang ada di baliknya.
2) Hijab tidak boleh ketat sehingga membentuk lekukan tubuhnya.
3) Haramnya wanita berjalan dengan berlenggok, karena itu merupakan bentuk
menampakkan perhiasannya.
4) Wajibnya wanita menjaga kehormatan dan rasa malu mereka.
5) Menutup sebagian tubuh dan menampakkan sebagian tubuh yang lain sama saja dengan
telanjang.
BAB III
PE N UTU P
KESIMPULAN
Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak tangan. Ini
ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:
1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan mereka dari
yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak akan sempurna kecuali jika
wanita tersebut berhijab dengan hijab yang sempurna menutupi seluruh tubuhnya. Sementara
tidak diragukan lagi bahwa menyingkap wajah merupakan sebab terbesar untuk memandang
ke arahnya.
2. Allah Taala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari perhiasan luarnya kepada non
mahram, kecuali terlihat dalam keadaan terpaksa karena tidak bisa disembunyikan, semisal
pakaian terluarnya. Jika Allah Taala melarang untuk memperlihatkan perhiasan luar (selain
tubuh), maka tentunya wajah dan telapak tangan yang merupakan perhiasan yang melekat
pada diri seorang wanita lebih wajib lagi untuk disembunyikan.
3. Allah Taala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke dada-dada
mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya.
Jika khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai ke dada, maka tentunya secara otomatis
wajah tertutup oleh khimar tersebut.
Aisyah radhiallahu anha berkata, Semoga Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin
yang pertama. Tatkala Allah menurunkan, Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke
dada-dada mereka, mereka merobek kain-kain mereka lalu menjadikannya se
DAFTAR PUSTAKA
Hirasah Al-Fadhilah karya Asy-Syaikh Bakr Abu Zaid
Departemen Ilmiah Darul Wathan.Etika Seorang Muslim.2008.Jakarta:Darul Haq
Prof. Dr. H. Abdurrahman, Asymuni, dkk. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.
2000. Jakarta: Suara Muhammadiyah.
Humpunan Putusan Tarjih.Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah Cetakan III.
Yogyakarta:Pustaka SM