Kelompok :2
Nama Kelompok : LIA NASWARI
SITI HAEDATUN
BAHRI ARFIAN
MUHSININ
1. Allah SWT yang telah mempermudah dan memberi kelancaran dalam proses
pencarian materi dan penyusunan makalah
2. Ustadz , guru akidah akhlak yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami
sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
3. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini selesai.
4. Teman-teman dari kelompok 2 yang telah membantu dalam pencarian materi dan
penyusunan makalah ini sehingga makalah ini bisa selesai tepat waktu.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Membiasakan Akhlak Terpuji”
ini dapat memberikan manfaat maupun menjadi tamabahan referensi bagi teman-teman yang
membutuhkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................ 3
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................... 3
1.3 TUJUAN..................................................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................... 4
BAB III
KESIMPULAN.............................................................................................................. 10
SARAN........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 12
BAB 1
Pendahuluan
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, dalil dan cara amal soleh
2. Untuk mengetahui pengertian, dalil, ciri-ciri, dan cara toleransi
3. Untuk mengetahui pengertian, dalil, contoh musawah
4. Untuk mengetahui pengertian, macam-macam, dalil serta fungsi ukhuwah
BAB 2
Pembahasan
Secara bahasa, amal artinya perbuatan dan saleh artinya baik. Jadi, amal saleh dapat
diartikan sebagai perbuatan baik. Adapun secara istilah amal saleh dapat diartikan dengan
perbuatan kebajikan yang dilandasiniman kepada Allah Swt. dengan niat memperoleh ridho-
Nya.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), amal diartikan (baik atau
buruk). Sedangkan secara istilah amal saleh berarti perbuatan sungguh sungguh dalam
menjalnkan ibadah ataupun menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk
berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia.
Muhammad Abduh, ulama kenamaan asal Mesir berpendapat, saleh adalah segala
perbuatan yang berguna bagi pribadi keluarga kelompok dan manusia secara keseluruhan.
Amal saleh dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Amal saleh yang dilakukan
oleh seseorang akan menjadi tambahan pahala kebaikan setiap yang dilakukan. Islam
menekankan kepada umatnya untuk beramal saleh dalam setiap kesempatan. Terkait dengan
amal saleh, al-Hasan al-Basri mengatakan, “wahai anak Adam, jika engkau melihat manusia
berada dalam suatu kebajikan, saingilah mereka. Namun, jika engkau melihatnya berada pada
sebuah kebinasaan, janganlah engkau menyaingi mereka dan pilihan mereka.”
“sungguh kami telah melihat beberapa kaum lebih memilih bagian mereka yang
disegerakan (di dunia) dari pada yang diakhirkan (akhirat). Akhirnya, mereka menjadi hina,
binasa dan terkenal (keburukannya).”
Dalil Naqli
“Demi masa.
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.” (QS Al-‘Ashr 1-3)
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.”(QS: Al-’Araaf: 96)
“Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin
Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah “salaam”"(QS:
Ibrahim: 23)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh,
mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka
mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan.”(QS: Yunus: 9)
“Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami
hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka
balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.“(QS: Al-Ankabut: 7)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-
ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka
bertawakal,“(QS: Al-Anfal: 2)
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka
tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku.
Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-
orang yang fasik.” (QS: An-Nur: 55)
“Dan barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-
sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh
tempat-tempat yang tinggi (mulia),”(QS: Thaahaa: 75)
“dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Qur’an itulah
yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya,
dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman
kepada jalan yang lurus.“ (QS: Al-Hajj: 54)
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. “ (QS:
Al-Baqarah: 62)
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram.Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan
dan tempat kembali yang baik.” (QS. Ar-Ra’d: 28-29)
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barang siapa yang ingkar
kepada Thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah : 256).
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada
mereka): “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: “Kami telah tunduk”, karena
iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-
Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.” (Al-Hujurat : 14).
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu
adalah sebaik-baik makhluk. “(Al-Bayyinah : 7).
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya. ” (QS Al-Bayyinah 8)
“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi,
para shiddiiqiin, syuhadaa’, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang
sebaik-baiknya. “(QS An-Nisaa’ 69)
Beramal saleh harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, berikut beberapa cara
membiasakan amal saleh dalam kehidupan.
1. Menghormati sesama manusia
2. Mengoptimalkan kemampuan diri
3. Menggunakan ilmu dengan benar
4. Memanfaatkan harta di jalan Allah
5. Menjaga lingkungan dari keusakan
6. Selalu berdzikir dan berdo’a kepada Allah setelah berusaha dan berikhtiar.
7. Tidak membiasakan diri jatuh kedalam dosa, kebinasaan, dan kehancuran.
8. Menjauhkan sikap tercela seperti buruk sangka, iri, dengki, kikir, boros, adu domba dalam
bergaul sesam manusia.
9. Menjauhkan sikap malas belajar, malas bekerja, pesimis, penakut, tergesa-gesa, dan sikap
atau sifat yang jelak lainnya.
A. Pengertian Toleransi
Secara bahasa toleransi artinya bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) pendirian (pendapat, pendangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang
berbeda atau yang bertentangan dengan pendirian sendiri. Sedangkan secara istilah adalah
suatu sikap yang saling menghargai kelompok-kelompok atau antar individu dalam
masyarakat atau lingkup lainnya. Toleransi adalah sikap yang melarang diskriminasi
sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam masyarakat.
Toleransi ini dapat terlihat jelas dalam hal agama. Toleransi agama sering kita jumpai di
masyarakat. Adanya toleransi agama menimbulkan adanya sikap saling menghormati antar
masing-masing pemeluk agama.
Toleransi dalam ajaran Islam disebut dengan tasamuh. Tasamuh adalah sikap
menghormati dan menghargai keinginan serta keyakinan orang lain dengan batasan yang
jelas. Dalam hal ini memfokuskan dalam persoalan agama.
Dalil Aqli
A. Pengertian Musawah
Dalil Naqli
Al-Hujurat [49]:13
َّللاِ أَتْقَا ُك ْم ۚ إِ هن ه
ٌ َِّللاَ َع ِلي ٌم َخب
ير ارفُوا ۚ إِ هن أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْندَ ه ُ اس إِنها َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ذَك ٍَر َوأ ُ ْنث َ ٰى َو َجعَ ْلنَا ُك ْم
َ شعُوبًا َوقَبَائِ َل ِلت َ َع ُ يَا أَيُّ َها النه
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.
Dalil Aqli
َو َم ْن َيجترى ُء:َّللاِ ؟ فَقَالُوا ُ َم ْن يُك َِل ُم فيها َر: فقالوا،ت
سو َل ه ْ َس َرق ِ أن قريشا ً أ َ َه همتْ ُه ْم شَأْنُ المرأ ِة ال َم ْخ ُز
َ وميه ِة التي عن عائشةَ ه
،ب َ َفاخت
َ ط «أَتشفَ ُع في َحدَ ِم ْن ُحدو ِد ه: َِّللا
َ َّللاِ؟» ث ُ هم
ْ قام سو ُل هُ فقا َل َر،ُسا َمةَ ُ كل َمهُ أ
فَ ه. َِّللا ُ سا َمةُ بنُ زَ ْي ٍد ِحبُّ َر
سو ِل ه َ ُ علي ِه ِإَل أ
وأ ْي ُم ه، أَقا ُموا َعلَ ْي ِه ال َحده،يف
َِّللا ُ ض ِع َ وإذا،ُيف ت ََر ُكوه
س َرقَ فِيه ُم ال ه ُ ش ِر َ « ِإنهما َهلَكَ الهذِينَ قَ ْبلَ ُك ْم أَنههم كانُوا إِذا:َفقال
س َرقَ فيهم ال ه
قت لَ َقط ْعتُ يَدَهَا
ْ س َر َ فاط َمةَ بِ ْنتَ ُم َح هم ٍد
ِ أن «لَ ْو ه.
Dari Aisyah ra.: bahwasanya bangsawan Quraisy mau memberi ampunan kepada salah
seorang perempuan dari bangsawan Quraisy bani Mahzum yang kedapatan mencuri, lantas
mereka berkata: Siapa yang bisa dijadikan perantara untuk menghadap Nabi saw?, maka
sebagian dari mereka menjawab: Siapa lagi yang mampu untuk itu selain orang yang paling
Nabi saw cintai yaitu Usamah bin Zaid. Kemudian Usamah menghadap Nabi saw, lalu Nabi
saw bersabda: Apakah anda akan meminta ampunan berkenaan degan salah satu dari had
Allah?”, kemudian Nabi saw berdiri dan berpidato: Sesungguhnya kehancuran umat-umat
terdahulu adalah disebabkan (oleh ketidakadilan); jika salah seorang dari bangsawan mereka
mencuri, maka mereka memberi ampunan, namun jika yang mencuri itu orang biasa (bukan
bangsawan), maka mereka menegakan had.Dan demi Allah! Jika Fatimah binti Muhammad
saw itu mencuri, maka aku akan tetap memotong tangannya”
Dalam haji wada’ Rasulullah SAW bersabda : “Wahai segenap manusiaingatlah
bahwa Tuhan kalian sama, ayah kalian sama. Kalian adalah keterunan Adam dan Adam
berasal dari tanah. Tidak ada perbedaan bagi orang arab atau non-arab, orang yang berkulit
merah dengan orang yang berkulit hitam atau sebaliknya kecuali taqwa. Sesungguhnya orang
yang paling mulia dari kalian adalah orang yang paling bertaqwa”.
C. Contoh Musawah
Contoh ibadah yang mengandung prinsip musawah antara lain salat berjamaah membentuk
saf-saf yang lurus. Di dalm saf-saf tersebut terdiri atas berbagai orang, baik orang yang kaya,
miskin, pejabat, rakyat biasa dan golongan lainnya. Tidak ada perbedaan dalam saf-saf
tersebut.
A. Pengertian Ukuwah
Ukhuwah secara bahasa berasal dari kata ( أخakhun) yang artinya saudara. Kata ukhuwah
berakar dari kata kerja akha. Makna asal kata ini berarti memperhatikan. Ukhuwah berarti
persaudaraan. Persaudaraan yang dimaksud dalam ukhuwah ini bukan hanya terbatas pada
saudara yang masih punya hubungan darah, melainkan saudara seiman. Sehingga dalam
ukhuwah Islamiyah tidak hanya terbatas oleh suku, bangsa dan lain sebagainya.
Adapun secara istilah ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang
dikaruniakan Allaah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan
perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara
seakidah.
Menurut Imam Hasan Al-Basri, ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu
sama lain dengan ikatan akidah. Ukhuwah islamiah bersifat abadi dan universal karena
berdasarkan akidah dan syariat islam.
ِِير ُ اس إِنها َخلَ ْقنَا ُكم ِمن ذَك ٍَر وأُنثَى َو َجعَ ْلنَا ُك ْم
ٌ ِشعُوبًا َوقَبَآئِ َل إِ هن أَ ْك َر َم ُك ْم عندَ للاِ أَتْقَا ُك ْم إِ هن للاَ َع ِلي ٌم َخب ُ يَآأَيُّ َها النه
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal”.
Ta’aruf adalah saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin
merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT . Adanya interaksi dapat
membuat ukhuwah lebih solid dan kekal. Persaudaraan Islam yang dijalin oleh Allah SWT
merupakan ikatan terkuat yang tiada tandingannya, Perpecahan mengenal karakter individu.
Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah,
gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran (Fikriyyan). Hal ini dilakukan
dengan dialog, pandangan terhadap suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang
dikagumi dan diikuti, dan lain sebagainya. Pengenalan terakhir adalah mengenal kejiwaan
(Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan
tingkah laku. Setiap manusia tentunya punya keunikan dan kekhasan sendiri yang
memepengaruhi kejiwaannya. Proses ukuhuwah islamiyah akan terganggu apabila tidak
mengenal karakter kejiwaan ini.
3. Melakukan At-Ta’aawun
ًضال ْ َام يَ ْبتَغُونَ ف َ ْى َوَلَ ْالقَالَئِدَ َوآلَ َء ِآمينَ ْالبَيْتَ ْال َح َر
َ ام َوَلَ ْال َهد َ ش ْه َر ْال َح َر
ش َعائِ َر للاِ َوَلَ ال ه َ يَاأَيُّ َها الهذِينَ َءا َمنُوا َلَت ُ ِحلُّوا
ع ِن ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام أَن تَ ْعتَد ُوا َ شنَئ َانُ قَ ْو ٍم أَن
َ صدُّو ُك ْم َ طاد ُوا َوَلَ َيجْ ِر َم هن ُك ْم ْ ِمن هر ِب ِه ْم َو ِرض َْوانًا َو ِإذَا َحلَ ْلت ُ ْم فَا
َ ص
ِ شدِيدُ ْال ِعقَا
ب ِ َوتَعَ َاونُوا َعلَى ْالبِ ِر َوالت ه ْق َوى َوَلَت َ َع َاونُوا َعلَى اْ ِإلثْ ِم َو ْالعُد َْو
َ َان َواتهقُوا للاَ إِ هن للا
Artinya: “Hai kehormatan bulan-bulan Haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-
ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) menggganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Rabbnya dan
apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-
kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidil Haram, mendorong kamu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya”. (Q.S. Al-maidah:2)
Bila saling memahami sudah lahir, maka timbullah rasa ta’awun. Ta’awun dapat dilakukan
dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan aman
(saling bantu membantu). Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri.
Manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan orang lain.
Kebersamaan akan bernilai bila kita mengadakan saling Bantu membantu.
4. Melaksanakan proses Takaful
yang muncul setelah proses ta’awun berjalan. Rasa sedih dansenang diselesaikan bersama.
Takaful adalah tingkatan ukhuwah yang tertinggi. Banyak kisah dan hadits Nabi SAW dan
para sahabat yang menunjukkan pelaksanaan takaful ini. Seperti ketika seorang sahabat
kehausan dan memberikan jatah airnya kepada sahabat lainnya yang merintih kehausan juga,
namun setelah diberi, air itu diberikan lagi kepada sahabat yang lain, terus begitu hingga
semua mati dalam kondisi kehausan. Mereka saling mengutamakan saudaranya sendiri
dibandingkan dirinya (itsar). Inlah cirri utama dari ukhuwah islamiyah.
Seperti sabda Nabi SAW: “Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya
seperti kamu mencintai dirimu sendiri”. (HR. Bukhari-Muslim).
Sekurang-sekurangnya ada dua pernyataan Nabi SAW, yang menggambarkan
persaudaraan yang Islami. Pertama, persaudaraan Islam itu mengisyaratkan wujud tertentu
yang dipersonifikasikan ke dalam sosok jasad yang utuh, yang apabila salah satu dari anggota
badan itu sakit, maka anggota lainnya pun turut merasakan sakit. Kedua, persaudaraan Islam
itu juga mengilustrasikan wujud bangunan yang kuat, yang antara masing-masing unsur
dalam bangunan tersebut saling memberikan fungsi untuk memperkuat dan memperkokoh.
Rasululullah bersabda : “Belum beriman seseorang itu sebelum ia mencita saudara nya
seperti mencitai dirinya sendiri.
B. Macam-macam Ukhuwah
1.Ukhuwah fi al Ubudiyyah, yaitu bahwa seluruh makhluk adalah bersaudara dalam arti
memiliki persamaan. Dan tidaklah binatang-binatang yang ada dibumi, dan tidak pula
burung-burung yang terbang dengan kedua sayafnya, kecuali umat seperti kamu juga (QS Al
an'am {6}; 38). Persamaan ini antara lain, dalam ciptaan dan ketundukan kepada Allah
(QS. Al Baqarah {2}; 28)
2.Ukhuwah fi al insaniyah, dalam arti seluruh manusia bersaudara, karena mereka semua
bersumber dari ayah dan ibu yang satu.Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya.(QS Al hujurat, 49: 12), berdasarkan pembagian ukhuwwah yang kedua ini maka
semua manusia tanpa melihat agama adalah bersaudara, sehingga tidak salah kalau masalah-
masalah sosial semua manusia harus saling bantu, saling menghargai, saling menghormati.
Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu
(dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. (Qs an Nisa’
4, 86)
Berdasarkan ayat ini, bila ada seorang non muslim mengucap salam (penghormatan) dengan
ucapan Assalamu’alaikum kepada muslim, maka umat islam harus menjawab wa’alaikum
salam warahmatullahiwabarokatuh. Karena salam bukan permasalahan aqidah tetapi ucapan
Assalamu’alaikum adalah etika manusia bertemu dengan temannya. Selain itu juga salam
adalah bahasa bagi umat islam yang boleh dipakai setiap ketemu dengan temannya sendiri.
3.Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab. Persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan
seperti yang disyaratkan dalam al-qur'an artinya:
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka
mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya. (Qs Al A’raf, 7: 65), dan Qs Al Hujurat 10-12)
5. Ukhuwah fi din al Islam, persaudaraan antara sesama muslim seperti bunyi surat al
ahzab 5. demikian juga dalam sabda Rasul Saw.” Antum ashabi, ikhwanuna al ladzina ya’
tuna ba’di” ( kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang
datang sesudah (wafat) ku. ( Quraish Shihab, 1994 : 358 ).
Ayat diatas menunjukkan bahwa persaudaraan yang terjalin atas dasar sesama muslim
adalah persaudaraan berganda. Pertama atas dasar persamaan iman, dan yang kedua atas
dasar persamaan seketurunan. Meski pengertian yang kedua tersebut bukanlah pengertian
yang hakiki, namun tidak ada alasan untuk memuluskan hubungan persaudaraan tersebut.
Dalil Aqli
D. Fungsi ukhuwah
a. Persaudaraan yang tulus akan melahirkan kasih sayang yang mendalam pada jiwa setiap
muslim.
b. Menimbulkan dampak positif seperti toong menolong, mudah memaafkan d.
c. Terhindardari hal-hal yang dapat merugikan oranglain, baik dalam harta, jiwa, kehormatan,
harkat dan martabat.
d. Ukhuwah akan meahirkan sifat yang mulia, yaitu santupeduidancinta kasih.
e. Ukhuwah memperkukuh kekuatan umat islam sehingga terwujud kejayaan islam.
BAB 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Amal sholeh, toleransi, tasammuh dan ukhuwah merupakan salah satu dari
banyakanya rangkaian umat islam dalam bermuamalah antar sesama manusia. Amal sholeh,
toleransi, tasamuh dan ukhuwah sendiri juga saling berkaitan antara satu dengan yang lain,
tiap ahlak terpuji ini juga harus saling mendukung dalam pengamalannya untuk mampu
dikerjakan secara maksimal. Dalam alquaran sendiri telah tertulis perintah untuk saling
berperilaku baik antar sesama manusia, Allah juga telah mengatur hubungan kita antar
sesama manusia, khususnya hubungan kita antar sesama umat islam. Sehingga keempat ahlak
terpuji ini bisa dikatakan sebagai hal yang sangat penting dalam menjalin hubungan bersosial
dengan siapa saja, baik itu non muslim ataupun muslim. Dengan mengamalkan keempat
ahlak terpuji ini kita akan mampu menjadi pribadi yang baik dimata manusia umumnya dan
lebih khusus dimata Allah