DISUSUN OLEH:
Assalamualaikum wr wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Membiasakan perilaku ihsan ”.
Kami sangat menyadari, selama penulisan makalah ini berbagai pihak telah banyak
memberikan bantuan dan dorongan kepada kami. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada
semua pihak yang telah membantu kami.
Akhirnya, kami berharap makalah ini dapat berperan dan memberikan pengetahuan
yang positif bagi kita semua.Amin.
Wasalamualaikum wr wb
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Kesimpulan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ihsan .............................................................................. 2
B. Surat Al baqarah......................................................................................... 3
C. Kosa kata ................................................................................................... 4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang memerlukan pendidikan atau “homo educandum “. Manusia
dipandang sebagai homo educandum yaitu makhluk yang harus dididik, oleh karena menurut
aspek ini nanusia dikategorikan sebagai “animal educabil ” yang sebangsa binatang yang
dapat dididik,sedangkan binatang selain manusia hanya dapat dilakukan dressur
(latihan)sehingga dapat mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis (tidak berubah).Perlunya
manusia untuk dididik menurut Hasan Langgulung terlebih dahulu harus dilihat dari dua segi
aspek pendidikan sebagai berikut:
Dari segi pandangan individu, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang
terpendam dan tersembunyi. Seperti potensi akal, potensi berbahasa, potensi agama dan
sebagainya. Potensi-potensi tersebut harus diusahakan dan dikembangkan agar dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu
permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. 1.Apa kandungan surah Luqman [31]Ayat 13-14?
2. 2.Apa Hikmah dari beribadah dan bersyukur kepadaAllah?
3. 3.Apa kandungan dari surah Al-Baqara [2]Ayat 83?
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah :
1.Mengetahui pengertian ihsan
2.Mengetahui hikmah dari beribadah dan bersyukur kepadaAllah.
3.Mengetahui kandungan surahAl-Baqarah [2] ayat 83
1
BAB II
PEMBAHASAN
A Pengertian ihsan
Ihsan (bahasa Arab: " ;إحسانkesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang yang
menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan
melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat
perbuatannya.
Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia
mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain.
Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan, dan
badannya
Pengertian Ihsan dari sisi kebahasaan, kata Ihsan berasal dari kata kerja (fill)
Hasuna-Yahsunu-Hasarian, artinya baik. Kemudian mendapat tambahan hamzah di
depannya, menjadi Ahsana-Yuhsinu Ihsanan, artinya memperbaiki atau berbuat baik
Menurut istilah, hsdn pada umumnya diberi pengertian dari kutipan percakapan Nabi
Muhammad saw dengan malaikat Jibril ketika beliau menjelaskan makna ihsan, yaitu
menyembah Allah Swt. Seolah-olah melihat-Nya, dan jika la tidak mampu
membayangkan melihat-Nya, maka membayangkan bahwa sesungguhnya Allah Swt.
Melihat perbuatan kita. Dengan kata lain, Ihsan adalah beribadah dengan ikhlas, baik
yang berupa ibadah khusus (seperti salat dan sejenisnya) maupun ibadah umum (aktivitas
sosial).
Surah Al-Baqarah [2] ayat 83 menjelaskan untuk berbuat ihsan. Dari sisi
kebahasaan, kata Ihsann berasal dari kata kerja (fi’il) Hasuna-YahsunuHasanan, artinya
baik. Kemudian mendapat tambahan hamzah di depannya, menjadi Ahsana-Yuhsinu-
Ihsanan, artinya memperbaiki atau berbuat baik. Jadi, ihsan adalah menyembah Allah
Swt. Seolah-olah melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya,
maka membayangkan bahwa sesungguhnya Allah Swt. Melihat perbuatannya.Dengan
kata lain, ihsan adalah beribadah dengan ikhlas, baik yang berupa ibadah khusus (seperti
2
3
salat dan sejenisnya) maupun ibadah umum (aktivitas sosial). Berikut ayat al-Qur’an yang
menjelaskan tentang ihsan:
هّٰللا
ْ <ُسانًا َّو ِذى ا ْلقُ ْر ٰبى َوا ْليَ ٰتمٰ ى َوا ْل َم ٰس< ِك ْي ِن َوقُ ْول
<وا َ س َر ۤا ِء ْي َل اَل تَ ْعبُد ُْونَ اِاَّل َ َوبِا ْل َوالِ َد ْي ِن اِ ْح َ َواِ ْذ اَ َخ ْذنَا ِم ْيثَا
ْ ِق بَنِ ْٓي ا
ُ ص ٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكو ۗةَ ثُ َّم تَ َولَّ ْيتُ ْم اِاَّل قَلِ ْياًل ِّم ْن ُك ْم َواَ ْنتُ ْم ُّم ْع ِر
َض ْون َّ سنًا َّواَقِ ْي ُموا ال ْ س ُحِ لِلنَّا
Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat,
anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada
manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling
(mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi)
pembangkang
4
C. Kosa kata
Hukum bacaan
5
Dalam ayat di atas Allah Swt. Mengingatkan Nabi Muhammad saw.Atas janji Bani Israil
yang harus mereka penuhi, yaitu bahwa mereka tidak akan menyembah sesuatu selain Allah
Swt.. Setelah itu disusul dengan perintah berbuat baik kepada orangtua, amal kebajikan
tertinggi, karena melalui kedua orangtua itulahAllah Swt. menciptakan manusia.
Sesudah Allah Swt. Menyebut hak kedua orangtua, disebutkan pula hak kerabat (kaum
keluarga), yaitu berbuat kebajikan kepada mereka.Kemudian Allah Swt. Menyebut hak
orang-orang yang memerlukan bantuan, yaitu anak yatim dan orang miskin. Allah Swt.
Mendahulukan menyebut anak yatim daripada orang miskin karena orang miskin dapat
berusaha sendiri, sedangkan anak yatim karena masih kecil belum sanggup untuk itu.
Setelah memerintahkan berbuat baik kepada orangtua, keluarga, anak yatim, dan orang
miskin, Allah Swt. Memerintahkan agar mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesama
manusia.
Kemudian Allah Swt. Memerintahkan kepada Bani Israil agar melaksanakan salat dan
menunaikan zakat. Ruh salat itu adalah keikhlasan dan ketundukan kepada Allah Swt.. Tanpa
ruh itu salat tidak ada maknanya apaapa. Orang-orang Bani Israil mengabaian ruh tersebut
dari dulu hingga turun al-Qur’an, bahkan sampai sekarang. Demikian juga dengan
zakat.Kewajiban zakat bagi kaum Bani Israil juga mereka ingkari. Hanya sedikit orang-orang
yang mau mentaati perintah Allah Swt. Pada masa Nabi Musa dan pada setiap zaman.
Pada akhir ayat ini Allah Swt. Menyatakan, “dan kamu (masih menjadi) pembangkang”. Ini
menunjukkan kebiasaan orang-orang Bani Israil dalam merespons perintah Allah Swt., yaitu
“membangkang”,sehingga tersebarlah kemungkaran dan turunlah azab kepada mereka.
Hadis yang terkait dengan perintah berbuat Ihsan juga banyak sekali.Setiap hadis yang
mengandung perintah berbuat baik kepada sesama
Dalam hadis di atas Rasulullah menegasan bahwa sikap dan perilaku Ihsan itu diperintahkan
oleh Allah Swt. Dalam semua bidang kehidupan.Pada surat al-Baqarah terdapat contoh
pihak-pihak yang berhak mendapat perlakuan Ihsan.
Lebih lanjut, dalam hadis ini Rasulullah saw memberikan contoh lain tentang cara berlaku
Ihsan. Jika harus membunuh (dalam peperangan),maka harus dilakukan dengan baik,
dilakukan karena Allah Swt., bukan karena dendam atau yang lain, dan tidak pula
menganiaya. Bahkan jika musuh menyerah, maka tidak boleh dibunuh.
Kemudian pada bagian akhir dari hadis, Rasulullah saw mengajarkancara berlaku Ihsan
kepada binatang dengan menjelaskan adab Menyembelih, yaitu agar pisau ditajamkan, dan
binatang yang mau Disembelih pun dibuat senang, dengan memberikan makan yang
cukup.Jika binatang saja harus dipelakukan demikian, apalagi sesama manusia.
A. Kesimpulan
Allah Swt. Memerintahkan manusia melalui nasihat Luqman agar tidak menyekutukan Allah
Swt. Dengan apapun, dan menegaskan bahwa syirik adalah kezaliman yang besar. Allah Swt.
Memerintahkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtua, terutama ibunya yang
telah mengandung, melahirkan, dan merawatnya dengan penuh kasih. Perintah agar manusia
bersyukur kepada Allah Swt. Dan berterima kasih kepada kedua orangtua. Dalam Q.S. al-
Baqarah/2:83 Allah Swt. Memerintahkan Bani Israil ,Agar menyembah Allah Swt., berbuat
baik (Ihsan) kepada keduaorangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-oang miskin. Dan
agarbertuturkata yang baik kepada manusia, tetapi mereka tetapmembangkang. Rasulullah
menegaskan bahwa Allah Swt. Menyuruh kitaberlaku Ihsan dalam segala hal dan kepada
semua makhluk Allah Swt.Ihsan adalah berbuat baik dengan penuh keikhlasan, yang
digambarkandalam hadis seakan-akan kita melihat Allah Swt., atau setidaknya merasadilihat
oleh Allah Swt. Ihsan mencakup ibadah ritual kepada Allah Swt.dan berbuat baik kepada
semua makhluk hidup dengan ikhlas. PerbuatanIhsan pasti akan mendapat balasan Ihsan
juga, karena itu adalah janjiAllah Swt. Yang tidak mungkin diingkari. Berbuat baik (Ihsan)
kepadasiapapun, akan menjadi sebab terjadinya “balasan” dari kebaikan yangdilakukan,
karena demikianlah Allah Swt. Menjadikan aturan bagimakhluk-Nya (Sunnatullah), bahwa
kebaikan akan dibalas kebaikan juga
B. Saran
Adapun saran dari penulis yaitu:
1.Mengamalkan surah Luqman [31] ayat 13-14 dalam keseharian.2.Mengamalkan surah al-
Baqarah [2] ayat 83 dalam keseharian.
C. Daftar pustaka
_____. 2015. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas
XII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ni’mah Ma’sumatun, Barudin Topaji Pandu. 2018. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Klaten: Intan Pariwa
10