Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“MEMBIASAKAN PERILAKU IHSAN”

DISUSUN OLEH:

RENO VIRGO MAULANA


ADY RISKY MAULANA
AGISKA SALATIA
ARYATI INDAH LESTARI
RAHMATUNISA
ELSA ANDINI

KELAS : XII IPA 2

SMA NEGERI 1 CILAMAYA


TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Membiasakan perilaku ihsan ”.

Kami sangat menyadari, selama penulisan makalah ini berbagai pihak telah banyak
memberikan bantuan dan dorongan kepada kami. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada
semua pihak yang telah membantu kami.

Akhirnya, kami berharap makalah ini dapat berperan dan memberikan pengetahuan
yang positif bagi kita semua.Amin.

Wasalamualaikum wr wb

Karawang, 20 januari 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Kesimpulan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ihsan .............................................................................. 2
B. Surat Al baqarah......................................................................................... 3
C. Kosa kata ................................................................................................... 4

D. Tafsir dan penjelasan......................................................................... 5


E. Hikmah dan manfaat................................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................ 10
C. Daftar pustaka.................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang memerlukan pendidikan atau “homo educandum “. Manusia
dipandang sebagai homo educandum yaitu makhluk yang harus dididik, oleh karena menurut
aspek ini nanusia dikategorikan sebagai “animal educabil ” yang sebangsa binatang yang
dapat dididik,sedangkan binatang selain manusia hanya dapat dilakukan dressur
(latihan)sehingga dapat mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis (tidak berubah).Perlunya
manusia untuk dididik menurut Hasan Langgulung terlebih dahulu harus dilihat dari dua segi
aspek pendidikan sebagai berikut:
Dari segi pandangan individu, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang
terpendam dan tersembunyi. Seperti potensi akal, potensi berbahasa, potensi agama dan
sebagainya. Potensi-potensi tersebut harus diusahakan dan dikembangkan agar dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu
permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. 1.Apa kandungan surah Luqman [31]Ayat 13-14?
2. 2.Apa Hikmah dari beribadah dan bersyukur kepadaAllah?
3. 3.Apa kandungan dari surah Al-Baqara [2]Ayat 83?

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah :
1.Mengetahui pengertian ihsan
2.Mengetahui hikmah dari beribadah dan bersyukur kepadaAllah.
3.Mengetahui kandungan surahAl-Baqarah [2] ayat 83

1
BAB II
PEMBAHASAN

A Pengertian ihsan

Ihsan (bahasa Arab: ‫" ;إحسان‬kesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang yang
menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan
melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat
perbuatannya.
Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia
mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain.
Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan, dan
badannya

Pengertian Ihsan dari sisi kebahasaan, kata Ihsan berasal dari kata kerja (fill)
Hasuna-Yahsunu-Hasarian, artinya baik. Kemudian mendapat tambahan hamzah di
depannya, menjadi Ahsana-Yuhsinu Ihsanan, artinya memperbaiki atau berbuat baik
Menurut istilah, hsdn pada umumnya diberi pengertian dari kutipan percakapan Nabi
Muhammad saw dengan malaikat Jibril ketika beliau menjelaskan makna ihsan, yaitu
menyembah Allah Swt. Seolah-olah melihat-Nya, dan jika la tidak mampu
membayangkan melihat-Nya, maka membayangkan bahwa sesungguhnya Allah Swt.
Melihat perbuatan kita. Dengan kata lain, Ihsan adalah beribadah dengan ikhlas, baik
yang berupa ibadah khusus (seperti salat dan sejenisnya) maupun ibadah umum (aktivitas
sosial).

B. SurahAl-Baqarah [2] ayat 83

Surah Al-Baqarah [2] ayat 83 menjelaskan untuk berbuat ihsan. Dari sisi
kebahasaan, kata Ihsann berasal dari kata kerja (fi’il) Hasuna-YahsunuHasanan, artinya
baik. Kemudian mendapat tambahan hamzah di depannya, menjadi Ahsana-Yuhsinu-
Ihsanan, artinya memperbaiki atau berbuat baik. Jadi, ihsan adalah menyembah Allah
Swt. Seolah-olah melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya,
maka membayangkan bahwa sesungguhnya Allah Swt. Melihat perbuatannya.Dengan
kata lain, ihsan adalah beribadah dengan ikhlas, baik yang berupa ibadah khusus (seperti

2
3

salat dan sejenisnya) maupun ibadah umum (aktivitas sosial). Berikut ayat al-Qur’an yang
menjelaskan tentang ihsan:

‫هّٰللا‬
ْ <ُ‫سانًا َّو ِذى ا ْلقُ ْر ٰبى َوا ْليَ ٰتمٰ ى َوا ْل َم ٰس< ِك ْي ِن َوقُ ْول‬
‫<وا‬ َ ‫س َر ۤا ِء ْي َل اَل تَ ْعبُد ُْونَ اِاَّل َ َوبِا ْل َوالِ َد ْي ِن اِ ْح‬ َ ‫َواِ ْذ اَ َخ ْذنَا ِم ْيثَا‬
ْ ِ‫ق بَنِ ْٓي ا‬
ُ ‫ص ٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكو ۗةَ ثُ َّم تَ َولَّ ْيتُ ْم اِاَّل قَلِ ْياًل ِّم ْن ُك ْم َواَ ْنتُ ْم ُّم ْع ِر‬
َ‫ض ْون‬ َّ ‫سنًا َّواَقِ ْي ُموا ال‬ ْ ‫س ُح‬ِ ‫لِلنَّا‬

Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat,
anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada
manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling
(mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi)
pembangkang
4

C. Kosa kata

Hukum bacaan
5

D. Tafsir dan penjelasan

Dalam ayat di atas Allah Swt. Mengingatkan Nabi Muhammad saw.Atas janji Bani Israil
yang harus mereka penuhi, yaitu bahwa mereka tidak akan menyembah sesuatu selain Allah
Swt.. Setelah itu disusul dengan perintah berbuat baik kepada orangtua, amal kebajikan
tertinggi, karena melalui kedua orangtua itulahAllah Swt. menciptakan manusia.
Sesudah Allah Swt. Menyebut hak kedua orangtua, disebutkan pula hak kerabat (kaum
keluarga), yaitu berbuat kebajikan kepada mereka.Kemudian Allah Swt. Menyebut hak
orang-orang yang memerlukan bantuan, yaitu anak yatim dan orang miskin. Allah Swt.
Mendahulukan menyebut anak yatim daripada orang miskin karena orang miskin dapat
berusaha sendiri, sedangkan anak yatim karena masih kecil belum sanggup untuk itu.
Setelah memerintahkan berbuat baik kepada orangtua, keluarga, anak yatim, dan orang
miskin, Allah Swt. Memerintahkan agar mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesama
manusia.
Kemudian Allah Swt. Memerintahkan kepada Bani Israil agar melaksanakan salat dan
menunaikan zakat. Ruh salat itu adalah keikhlasan dan ketundukan kepada Allah Swt.. Tanpa
ruh itu salat tidak ada maknanya apaapa. Orang-orang Bani Israil mengabaian ruh tersebut
dari dulu hingga turun al-Qur’an, bahkan sampai sekarang. Demikian juga dengan
zakat.Kewajiban zakat bagi kaum Bani Israil juga mereka ingkari. Hanya sedikit orang-orang
yang mau mentaati perintah Allah Swt. Pada masa Nabi Musa dan pada setiap zaman.
Pada akhir ayat ini Allah Swt. Menyatakan, “dan kamu (masih menjadi) pembangkang”. Ini
menunjukkan kebiasaan orang-orang Bani Israil dalam merespons perintah Allah Swt., yaitu
“membangkang”,sehingga tersebarlah kemungkaran dan turunlah azab kepada mereka.
Hadis yang terkait dengan perintah berbuat Ihsan juga banyak sekali.Setiap hadis yang
mengandung perintah berbuat baik kepada sesama

،‫َب ْاِإل حْ َسانَ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء‬


َ ‫ ِإ َّن هللاَ َكت‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬ َ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ ع َْن َرسُوْ ِل هللا‬ ِ ‫س َر‬ ٍ ْ‫ع َْن َأبِي يَ ْعلَى َش َّداد اب ِْن َأو‬
]‫ [رواه مسلم‬. ُ‫فَِإ َذا قَت َْلتُ ْم فََأحْ ِسنُوا ْالقِ ْتلَةَ َوِإ َذا َذبَحْ تُ ْم فََأحْ ِسنُوا ال ِّذ ْب َحةَ َو ْليُ ِح َّد َأ َح ُد ُك ْم َش ْف َرتَهُ َو ْلي ُِرحْ َذبِ ْي َحتَه‬

Terjemah hadits / ‫ ترحمة الحديث‬:


Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda : Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala
sesuatu . Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian
menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah pisaunya dan
menyenangkan hewan sembelihannya. (Riwayat Muslim).
6

Dalam hadis di atas Rasulullah menegasan bahwa sikap dan perilaku Ihsan itu diperintahkan
oleh Allah Swt. Dalam semua bidang kehidupan.Pada surat al-Baqarah terdapat contoh
pihak-pihak yang berhak mendapat perlakuan Ihsan.
Lebih lanjut, dalam hadis ini Rasulullah saw memberikan contoh lain tentang cara berlaku
Ihsan. Jika harus membunuh (dalam peperangan),maka harus dilakukan dengan baik,
dilakukan karena Allah Swt., bukan karena dendam atau yang lain, dan tidak pula
menganiaya. Bahkan jika musuh menyerah, maka tidak boleh dibunuh.
Kemudian pada bagian akhir dari hadis, Rasulullah saw mengajarkancara berlaku Ihsan
kepada binatang dengan menjelaskan adab Menyembelih, yaitu agar pisau ditajamkan, dan
binatang yang mau Disembelih pun dibuat senang, dengan memberikan makan yang
cukup.Jika binatang saja harus dipelakukan demikian, apalagi sesama manusia.

Ruang Lingkup Ihsan


Kepada siapa kita harus berlaku Ihsan? Dilihat dari objek nya (pihak-pihak yang berhak
mendapat perlakuan baik/Ihsan dari kita), kita harus berbuat Ihsan kepada Allah Swt. Sebagai
Sang Pencipta dan juga kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah
saw. Berikut.“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat Ihsan atas segala sesuatu…”.
(HR. Muslim).
Secara lebih rinci, pihak-pihak yang berhak mendapatkan Ihsan ialah sebagai berikut:
1. Ihsan kepadaAllah Swt.
Yaitu berlaku Ihsan dalam menyembah/beribadah kepada Allah Swt., baik dalam bentuk
ibadah khusus yang disebut ibadah mahdah (murni, ritual), seperti salat, puasa, dan
sejenisnya, ataupun ibadah umum yang disebut dengan ibadah gairu mahdah (ibadah
sosial),seperti belajar-mengajar, berdagang, makan, tidur, dan semua perbuatan manusia yang
tidak bertentangan dengan aturan agama.Berdasarkan hadis tentang Ihsan di atas, Ihsan
kepada Allah Swt.mengandung dua tingkatan berikut ini.
A.Beribadah kepada Allah Swt. Seakan-akan melihat-Nya.
Keadaan ini merupakan tingkatan Ihsan yang paling tinggi,karena dia berangkat dari sikap
membutuhkan, harapan, dan kerinduan. Dia menuju dan berupaya mendekatkan diri kepada-
Nya.
B..Beribadah dengan penuh keyakinan bahwaAllah Swt. Melihatnya. Kondisi ini lebih rendah
tingkatannya daripada tingkatan yang pertama, karena sikap Ihsannya didorong dari rasa
diawasidan takut akan hukuman. Kedua jenis Ihsan inilah yang akan mengantarkan
pelakunya kepada puncak keikhlasan dalam beribadah kepadaAllah Swt., jauh dari motif
riya’.

2. Ihsan kepada sesama makhluk ciptaanAllah Swt.


Dalam Q.S al-Qassash/28:77 Allah berfirman: “…dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik,kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
7

(muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat Kerusakan.”


Dari berbagai ayat dan hadis, berbuat kebajikan (Ihsan) Kepada sesama makhluk Allah Swt.
Meliputi seluruh alam raya Ciptaan-Nya. Lebih kongkritnya seperti penjelasan berikut:
A.Ihsan kepada kedua Orangtua.
Allah Swt. Berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah
selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekalikali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan .” dan ucapkanlah:
“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua mendidik aku di
waktu kecil.”(Q.S. al-Isra’/17:24)
Berbuat baik kepada kedua orangtua ialah dengan cara mengasihi, memelihara, dan menjaga
mereka dengan sepenuh hati serta memenuhi semua keinginan mereka selama tidak
bertentangan dengan aturan Allah Swt.. Mereka telah berkorban untuk kepentingan anak
mereka sewaktu masih kecil dengan perhatian penuh dan belas kasihan. Mereka mendidik
dan mengurus semua keperluan anak-anak ketika masih lemah. Selain itu, orangtua
memberian kasih sayang yang tidak ada tandingannya. Jika demikian, apakah tidak
semestinya orangtua mendapat perlakuan yang baik pula sebagai imbalan dari budi baiknya
yang tulus itu? Sedangkan Allah Swt. Telah menegaskan dalam firman-Nya, “Tidak ada
balasan untuk kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (Q.S. ar-Rahman/55:60).

B. ihsan kepada kerabat dan keluarga


Menjalin hubungan baik dengan karib kerabat adalah bentuk Ihsan kepada mereka,
bahkanAllah Swt. Menyamakan seseorang yang memutuskan hubungan silaturahmi dengan
perusak di muka bumi.Allah Swt. Berfirman: “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa
kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?”
(Q.S. Muhammad/47:22). Silaturahmi merupakan kunci mendapatkan keridaan Allah Swt.
Sebab paling utama terputusnya hubungan seorang hamba dengan Tuhannya adalah karena
terputusnya hubungan silaturahmi. Dalam Hadis qudsi, Allah Swt. Berfirman: “Aku adalah
Allah, Aku adalah Rahman, dan Aku telah menciptakan rahim yang Kuberi nama bagian Dari
nama-Ku. Maka, barangsiapa yang menyambungkan akan Kusambungkan pula baginya dan
barangsiapa yang memutuskannya,Akan Kuputuskan hubunganKu dengannya.” (HR. At-
Tirmizi).

C. Ihsan kepada anak yatim


Berbuat baik kepada anak yatim ialah dengan cara mendidiknya Dan memelihara hak-
haknya. Banyak ayat dan hadis menganjurkan Berbuat baik kepada anak yatim, di antaranya
adalah sabda Rasulullah Saw.: “Aku dan orang yang memelihara anak yatim di surga kelak
Akan seperti ini…(seraya menunjukkan jari telunjuk jari tengahnya).”
(HR. Al-Bukhari, Abu Dawud, dan at-Tirmizi).
8

D. Ihsan kepada Fakir Miskin.


Berbuat Ihsan kepada orang miskin ialah dengan memberikan bantuan kepada mereka
terutama pada saat mereka mendapat Kesulitan. Rasulullah bersabda,”Orang-orang yang
menolong janda Dan orang miskin, seperti orang yang berjuang di jalan Allah.” (HR.Muslim
dari Abu Hurairah).

E. Ihsan Kepada Tetangga.


Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau tetangga yang berada
di dekat rumah, serta tetangga jauh, baik jauh karena nasab maupun yang berada jauh dari
rumah.Teman sejawat adalah yang berkumpul dengan kita atas dasar pekerjaan, pertemanan,
teman sekolah atau kampus, perjalanan,ma’had, dan sebagainya. Mereka semua masuk ke
dalam kategori tetangga. Seorang tetangga kafir mempunyai hak sebagai tetangga saja, tetapi
tetangga muslim mempunyai dua hak, yaitu sebagai tetangga dan sebagai muslim, sedang
tetangga muslim dan kerabat mempunyai tiga hak, yaitu sebagai tetangga, sebagai muslim,
dan sebagai kerabat. Rasulullah saw. Bersabda: “Demi Allah, tidak beriman, demiAllah, tidak
beriman.” Para sahabat bertanya: “Siapakah yang tidakBeriman, ya Rasulullah?” Beliau
menjawab: “Seseorang yang tidak Aman tetangganya dari gangguannya.” (HR. Al-
Syaikhani). Pada Hadis yang lain, Rasulullah saw bersabda, “Tidak beriman kepadaku
Barangsiapa yang kenyang pada suatu malam, sedangkan Tetangganya kelaparan, padahal ia
megetahuinya.”(HR. At-Tabrani).

F. Ihsan kepada Tamu


Ihsan kepada tamu, secara umum adalah dengan menghormati dan menjamunya. Rasulullah
saw. Bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan
tamunya.” (HR.Jama’ah, kecuali Nasa’i).
Tamu yang datang dari tempat yang jauh, termasuk dalam Sebutan ibnu sabil (orang yang
dalam perjalanan jauh). Cara berbuat Ihsan terhadap ibnu sabil dengan memenuhi
kebutuhannya, menjaga Hartanya, memelihara kehormatannya, menunjukinya jalan jika ia
Meminta.

G. Ihsan kepada Karyawan/Pekerja


Kepada karyawan atau orang-orang yang terikat perjanjian kerja dengan kita, termasuk
pembantu, tukang, dan sebagainya, kita diperintahkan agar membayar upah mereka sebelum
keringat mereka kering (segera), tidak membebani mereka dengan sesuatu yang mereka tidak
sanggup melakukannya. Secara umum kita juga harus menghormati dan menghargai profesi
mereka.
9

H. Ihsan kepada Sesama Manusia


Rasulullah saw. Bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, hendaklah
ia berkata yang baik atau diam.” (¦R. Al-Bukhari dan Muslim). Wahai manusia, hendaklah
kita melembutkan Ucapan, saling menghargai satu sama lain dalam pergaulan, menyuruh
Kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Menunjuki jalan Jika ia tersesat, mengajari
mereka yang bodoh, mengakui hak-hak Mereka, dan tidak mengganggu mereka dengan tidak
melakukan hal-Hal dapat mengusik serta melukai mereka.

I. Ihsan kepada Binatang


Berbuat Ihsan terhadap binatang adalah dengan memberinya makan jika ia lapar,
mengobatinya jika ia sakit, tidak membebaninya Di luar kemampuannya, tidak menyiksanya
jika ia bekerja, dan Mengistirahatkannya jika ia lelah. Bahkan, pada saat
menyembelih,Hendaklah dengan menyembelihnya dengan cara yang baik, tidak
Menyiksanya, serta menggunakan pisau yang tajam. “…Maka apabila Kamu membunuh
hendaklah membunuh dengan cara yang baik, dan Jika kamu menyembelih maka sembelihlah
dengan cara yang baik dan Hendaklah menajamkan pisaunya dan menyenangkan hewan
Sembelihannya”. (¦R. Muslim).

J. Ihsan kepadaAlam Sekitar


Alam raya beserta isinya diciptakan untuk kepentingan manusia.Untuk kepentingan
kelestarian hidup alam dan manusia sendiri, alam Harus dimanfaatkan secara
bertanggungjawab. Allah Swt. Berfirman:“…dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah Berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan
di(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang Berbuat kerusakan.”
(Q.S. al-Qásas/28:77).

E. Hikmah dan Manfaat Ihsan


“Kebaikan akan berbalas kebaikan”, adalah janji Allah dalam al-Qur’an. Bebruat Ihsan
adalah tuntutan kehidupan kolektif. Karena tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri, maka
Allah menjadikan salingberbuat baik sebagai sebuah keniscayaan. Berbuat baik (Ihsan)
kepada siapa pun, akan menjadi stimulus terjadinya “balasan” dari kebaikan yang dilakukan.
Demikianlah, Allah Swt. Membuat sunah (aturan) bagi alam ini, ada jasa ada balas. Semua
manusia diberi “nurani” untuk berterima kasih dan keinginan untuk membalas budi baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Allah Swt. Memerintahkan manusia melalui nasihat Luqman agar tidak menyekutukan Allah
Swt. Dengan apapun, dan menegaskan bahwa syirik adalah kezaliman yang besar. Allah Swt.
Memerintahkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtua, terutama ibunya yang
telah mengandung, melahirkan, dan merawatnya dengan penuh kasih. Perintah agar manusia
bersyukur kepada Allah Swt. Dan berterima kasih kepada kedua orangtua. Dalam Q.S. al-
Baqarah/2:83 Allah Swt. Memerintahkan Bani Israil ,Agar menyembah Allah Swt., berbuat
baik (Ihsan) kepada keduaorangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-oang miskin. Dan
agarbertuturkata yang baik kepada manusia, tetapi mereka tetapmembangkang. Rasulullah
menegaskan bahwa Allah Swt. Menyuruh kitaberlaku Ihsan dalam segala hal dan kepada
semua makhluk Allah Swt.Ihsan adalah berbuat baik dengan penuh keikhlasan, yang
digambarkandalam hadis seakan-akan kita melihat Allah Swt., atau setidaknya merasadilihat
oleh Allah Swt. Ihsan mencakup ibadah ritual kepada Allah Swt.dan berbuat baik kepada
semua makhluk hidup dengan ikhlas. PerbuatanIhsan pasti akan mendapat balasan Ihsan
juga, karena itu adalah janjiAllah Swt. Yang tidak mungkin diingkari. Berbuat baik (Ihsan)
kepadasiapapun, akan menjadi sebab terjadinya “balasan” dari kebaikan yangdilakukan,
karena demikianlah Allah Swt. Menjadikan aturan bagimakhluk-Nya (Sunnatullah), bahwa
kebaikan akan dibalas kebaikan juga

B. Saran
Adapun saran dari penulis yaitu:
1.Mengamalkan surah Luqman [31] ayat 13-14 dalam keseharian.2.Mengamalkan surah al-
Baqarah [2] ayat 83 dalam keseharian.

C. Daftar pustaka

_____. 2015. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas
XII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ni’mah Ma’sumatun, Barudin Topaji Pandu. 2018. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Klaten: Intan Pariwa

10

Anda mungkin juga menyukai