TEORI AKUNTANSI
Kelompok 12 :
Dosen Pengampu :
Universitas Udayana
2019
1.1 STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPT (SFAC)
1.2 SFAC No. 1 Tujuan Pelaporan Keuangan Oleh Entitas Bisnis (The Objectives of
Financial Reporting by Business Enterprises)
a) Informasi yang dihasilkan hanyalah kualitatif yang diwujudkan hearts bentuk uang
yang mengarah keentitas bisnis individu.
b) Informasi yang disediakan sering merupakan hasil temuan dari pendekatan dan
estimasi, bukan murni atas kejadian transaksi masa lalu (historis).
c) Informasi yang disediakan hanya merupakan salah satu information yang dibutuhkan
dalam pengambilan keputusan, sehingga tidak mencakup seluruh information yang
dibutuhkan.
d) Pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelaporan keuangan adalah mereka yang
memerlukannya untuk pengambilan keputusan ekonomik, antara lain;
Pemilik dan Karyawan
Suplier dan Kreditur
Investor dan kreditor potensial
Analisis keuangan, advisor, pialang, penjamin emisi dan bapepam.
Penguasa Perpajakan.
Penguasa perundang-undangan.
Asosiasi dagang
Pencari Peluang-peluang Bisnis.
Dosen dan mahasiswa. Pengacara, Ahli Ekonomi, Serta masyarakat umum.
Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai prestasi suatu entitas
bisnis yang diukur dengan laba dan komponen-komponennya. Pelaporan keuangan terdiri dari
aspek internal dan aspek eksternal, dan pernyataan ini memfokuskan pada aspekeksternal.
Kegunaan umum pelaporan keuangan eksternal adalah mengarahkan pada kepentingan umum
potensial sesuai kemampuan entitas bisnis tersebut untuk menjeneralisir arus kas yang
menguntungkan.
Statemen ini bertujuan untuk memberikan karakteristik kualitas yang harus dimiliki
oleh informasi akuntansi sehingga informasi tersebut menjadi lebih bermanfaat. Materialitas
merupakan pernyataan atas kepentingan relatif dan merupakan pertimbangan mendasar yang
harus diberikan untuk melihat apakah informasi mempunyai dampak yang signifikan (material)
terhadap keputusan atau tidak. Hierarki kualitas yang disyaratkan untuk informasi akuntansi
sebagai berikut.
2.2 Relevansi informasi
Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dan disajikan dalam bentuk pelaporan
keuangan eksternal dapat menjadi kurang berguna bagi para pemegang saham, juga bagi publik
yang membutuhkannya, karena mereka tidak memahaminya. Informasi bisa menjadi relevan
terhadap situasi, walaupun ia tidak dipahami oleh orang yang mengkonfrontasi situasi.
Begitulah, informasi bisa berguna ke pengguna utama walaupun ia relevan terhadap situasi
yang dihadapi pengguna. Informasi yang tidak dapat dipahami, seperti informasi yang tidak
tersedia, bisa menjadi relevan, tetapi relevansinya akan dibuang karena kapasitasnya untuk
membuat perbedaan tidak dimanfaatkan. Informasi yang disediakan malalui laporan keuangan
harus memiliki sifat komprehensip khususnya bagi mereka yang memahami bisnis dan
kegiatan ekonomi. Pengguna harus mempelajari ekonomi dengan diligensi yang masuk akal,
sehingga mereka mampu memahami kualitas yang sama dari informasi. Informasi keuangan
harus relevan dan dapat dipercaya untuk bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
ekonomik, dan laporan keuangan bisa memiliki kedua karakteristik tersebut melalui derajat
variasi
Relevansi berhubungan dengan kepuasan dalam arti informasi harus atau tentu saja
menjadi logis jika dihubungkan dengan keputusan-keputusan agar menjadi relevan
terhadapnya. Menjadi relevan bagi investor, kreditor, dan pengguna lainnya untuk keputusan
investasi, kredit dan keputusan serupa lainnya, informasi keuangan harus mampu membuat
sebuah perbedaan dalam sebuah keputusan dengan membantu pengguna untuk membentuk
prediksi tentang hasil dari masa lalu, saat ini dan yang akan datang atau untuk
mengkonfirmnasikan atau mengkoreksi harapan. Informasi adalah relevan jika derajat
ketidakpastian tentang hasil keputusan yang telah dibuat didukung atau berubah dengan adanya
informasi baru. dasar untuk pengalaman. Informasi
2.3 Nilai umpan balik dan nilai prediksi sebagai unsur-unsur relevan
Informasi akan relevan dalam situasi tertentu jika informasi tersebut dapat mengurangi
ketidakjelasan tentang situasi yang ada. Nilai prediktif (predictive value) merupakan
pertimbangan yang penting dalam memisahkan informasi akuntansi yang relevan dan tidak
relevan. Nilai prediksi udak dapat ditentukan nilainya dalam bentuk abstrak prediksi tersebut
haruslah diubah dalam bentuk prediksi dan sifat dari transformasi tersebut sama dengan data
yang digunakan untuk menentukan keluaran. Predictive value adalah pertimbangan yang
penting dalam memisahkan informasi akuntansi relevan dan tidak relevan.
Timeliness adalah aspek pendukung relevansi. Ketika informasi tidak tersedia saat
dibutuhkan atau tersedia setelah sekian waktu setelah pelaporan maka informasi tersebut tidak
memiliki nilai untuk tindakkan masa depan. Informasi tersebut memiliki relevansi dan manfaat
yang rendah Timeliness berarti tersedianya informasi dalam pengambilan keputusan sebelum
informasi tersebut kehilangan kapasitas pengaruhnya dalam memperngaruhi keputusan.
Timeliness sendiri tidak dapat membuat informasi relevan, tetapi kurangnya timeliness dapat
membuat informasi kehilangan relevansinya.
Informasi haruslah andal (reliable) sebagaimana halnya opini tentang relevansi yang
merupakan centrai akuntansi. Jadi penting untuk memahami mengenai sifat dari klaim yang
harus dibuat untuk angka akuntansi sehingga dapat didiskripsikan secara reliable. Pengukuran
reliabilitas mengacu pada kejujuran. Reliabelitas bertujuan untuk mengambarkan, memberikan
jaminan kepada pemakai melalui verifikasi bahwa hal tersebut mengambarkan kualitas
informasi. Dua arti yang berbeda dari reliabilitas dapat dipisahkan dan dilustrasikan dengan
mempertimbangkan apa yang diartikan sebagai reliable sebagai berikut
dalam suatu entitas. Semua aset tersebut dinilai berdasarkan convention costing.
Dengan batasan GAAP, semua kos dari aset diatas tidak faithfullness mengambarkan kos
aktiva vang dimiliki. Penentuan kos menjadi lebih sulit saat aset tersebut tangible. Jika ada
sejumlah pembelian pada tingkat harga yang berbeda dan dilakukan pada tanggal yang berbeda,
maka hanya dengan mengadopsi sejumlah konvensi (LIFO, FIFO) dapat dilakukan penilaian
atas aset yang masih ada ditangan atau yang masih dimiliki oleh suatu entitas. Ketidak beradaan
harga pasar untuk aset menjadikan representational faithfulness yang dinyatakan dalam current
cost/fair values dari aset juga membawa kesulitan. Dengan makin kompleksnya konsep
akuntansi, penilaian faithfullness dari pengambaran fenomena ekonomi secara akuntansi
menjadi lebih sulit, demikian juga pemisahan relevansi dan efektivitas dalam reliabilitas juga
menjadi lebih sulit.
3.1 SFAC No. 8 keuangan Kerangka kerja untuk pelaporan (Conceptual framework for
financial reporting)
Statements of Financial Accounting Concepts No. 8 atau yang disingkat dengan SFAC
No.8 adalah salah satu dari serangkaian publikasi di Dewan Standar (FASB) untuk akuntansi
dan pelaporan keuangan. Sejak publikasi SFAC terakhir, Dewan Standar telah melakukan
sebuah proyek dengan Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) untuk meningkatkan
dan menyusun kerangka kerja konseptual. SFAC No.8 mencakup dua bab kerangka konseptual
baru, menggantikan SFAC No.1, Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Business Enterprises, dan
SFAC No.2, Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi. SFAC No. 8 dimaksudkan untuk
menetapkan tujuan- tujuan dan konsep-konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk
pengembangan akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan. Tujuan-tujuan akan berperan
untuk mengidentifikasi sasaran-sasaran dan kegunaan pelaporan keuangan.
Kerangka konseptual adalah sistem yang koheren dari tujuan yang saling berkaitan dan
konsep-konsep fundamental yang mengatur sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi dan
pelaporan keuangan yang diharapkan dapat memandu dengan konsisten. Hal ini dimaksudkan
untuk melayani kepentingan umum dengan menyediakan strukturdan arah untuk akuntansi dan
pelaporan keuangan serta memfasilitasi penyediaan informasi keuangan yang berhubungan dan
tidak bias. Informasi tersebut membantu pasar modal dan pasar lainnya untuk berfungsi secara
efisien dalam mengalokasikan sumber daya yang langka dalam perekonomian dan masyarakat.
SFAC bukan bagian dari FASB Accounting Standards Codification, tetapi merupakan
sumber-sumber otoritatif GAAP yang diakui oleh FASB untuk diterapkan pada entitas non-
pemerintah. Sebaliknya, statemen tersebut menjelaskan tentang konsep yang akan mendasari
pedoman praktik-praktik akuntansi keuangan masa depan dan pada waktunya akan menjadi
dasar untuk mengevaluasi pedoman dan praktek-praktek yang ada. Dewan standar mengakui
bahwa dalamn hal tertentu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang baru mungkin
tidak konsisten dengan keadaan yang mungkin berasal dari set tujuan dan konsep dasar vang
tercantum dalam SFAC. Bagaimanapun, suatu SFAC tidak (a) memerlukan perubahan dalam
US GAAP yang ada; (b) mengubah, memodifikasi, atau menafsirkan kodifikasi standar
akuntansi; atau (c) membenarkan salah satu perubahan yang ada dalam praktek-praktek
akuntansi. dan pelaporan yang berlaku umum atau menafsirkan kodifikasi standar akuntansi
berdasarkan interpretasi pribadi dari tujuan dan konsep-konsep dalam SFAC.
Jadi, secara umum isi dan tujuan SFAC No.8 adalah sebagai berikut
a) Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep dasar
akuntansi keuangan.
b) Menggantikan SFAC No. 1 dan 2.
c) Terdiri atas tiga bab.
Bab 1: Tujuan Pelaporan Keuangan Tujuan a. b. C. Umum.
Bab 2: Entitas Pelaporan.
Bab 3: Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan Bermanfaat.
3.2 Tujuan dari tujuan umum pelaporan keuangan (The Objective of General Purpose
Financial Reporting)
Investor maupun kreditor merupakan pihak-pihak yang menyediakan sumber daya bagi
suatu entitas tetapi tidak memiliki akses langsung pada informasi yang dibutuhkan.
Kegunaan informasi keuangan akan meningkat jika dapat dibandingkan, diverifikasi, tepat
waktu dan dapat dipahami atau dimengerti.
a. Karakteristik Fundamental
SFAC no.8 menetapkan unsur karakteristik kualitatif fundamental adalah relevansi dan
representasi yang tepat.
1. Relevan (Relevance)
Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam keputusan
yang dibuat oleh pengguna. Informasi menjadi relevan jika informasi tersebut
memiliki kriteria unsur kualitas sebagai berikut:
Nilai prediksi (Predictive Value), Informasi keuangan dikatakan prediktif jika
dapat digunakan sebagai masukan bagi proses yang digunakan oleh pengguna
untuk memprediksi masa depan. Informasi keuangan prediktif digunakan oleh
pengguna dalam membuat prediksi mereka sendiri.
Nilai konfirmatori (Confirmatory Value), Informasi keuangan dikatakan memiliki
nilai konfirmasi jika itu memberikan umpan balik (menegaskan atau perubahan)
tentang evaluasi sebelumnya atau keduanya. Nilai prediksi dan nilai konfirmasi
informasi keuangan bersifat saling terkait. Contoh, informasi pendapatan untuk
tahun berjalan dapat digunakan sebagai dasar untuk memprediksi pendapatan di
masa mendatang dan juga bisa dibandingkan dengan prediksi pendapatan untuk
tahun berjalan yang dibuat masa lalu.
Materialitas (Materiality), Materialitas adalah aspek entitas tertentu dari relevansi
berdasarkan sifat atau besarnya atau kedua item informasi tersebut berhubungan
dalam konteks entitas individu laporan keuangan. Akibatnya, dewan tidak dapat
menentukan batas kuantitatif yang seragam untuk materialitas atau melepaskan
apa yang bisa menjadi bahan pertimbangan dalam situasi tertentu.
2. Representasi yang tepat (Faithful Representation)
Untuk menjadi berguna, informasi keuangan tidak hanya harus mewakili
fenomena yang relevan tetapi juga memiliki nilai representasi memadai yang harus
mewakili fenomena yang memiliki tujuan untuk diwakili. Terdapat tiga karakteristik
untuk menjadi nilai informasi representasi sempurna yaitu:
Lengkap (Completeness), Lengkap mencakup semua informasi yang diperlukan bagi
pengguna untuk memahami fenomena yang sedang digambarkan, termasuk semua
deskripsi yang diperlukan dan penjelasannya. Untuk beberapa item, gambaran
lengkap juga mungkin memerlukan penjelasan berdasarkan fakta-fakta yang
signifikan mengenai kualitas dan sifat, serta keadaan yang mungkin mempengaruhi
kualitas, juga proses yang digunakan untuk menentukan penggambaran numerik.
Netral (Neutrality), Netral akan menggambarkan penyajian informasi keuangan
yang tanpa bias. Sebuah penggambaran netral tidak miring, tertimbang,
menekankan, memakai perlombaan, atau dimanipulasi untuk meningkatkan
probabilitas bahwa informasi keuangann akan diterima baik atau tidak baik oleh
pengguna informasi.
Bebas dari kesalahan (Free from error), Bebas dari kesalahan tidak berarti bahwa
informasi keuangan akurat dari berbagai aspek. Melainkan ini berarti tidak ada
kesalahan atau kelalaian dalam deskripsi fenomena, dan proses yang digunakan
untuk menghasilkan informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan tidak ada
kesalahan dalam proses.
Suatu representasi yang tepat tidak selalu menghasilkan informasi yang dapat digunakan.
Suatu suatu estimasi dapat menjadi representasi yang tepat jika entitas pelapor telah
menerapkan dengan benar proses yang sesuai, menggambarkan benar perkiraan dan
menjelaskan setiap ketidakpastian yang berpengaruh signifikan terhadap estimasi tersebut.
Namun, jika tingkat ketidakpastian dalam estimasi tersebut cukup besar, maka estimasi akan
menjadi tidak berguna. Dengan kata lain, relevansi nilai aset yang tepat akan dipertanyakan,
namun jika tidak ada representasi alternatif yang lebih baik, maka estimasi tersebut dapat
merupakan informasi yang terbaik yang tersedia.
b. Menerapkan Karaktertistik Kualitatif Fundamental
Proses yang paling efisien dan efektif untuk menerapkan karakteristik kualitatif
fundamental biasanya yaitu (tergantung manfaat dan kendala biaya):
Mengidentifikasi suatu fenomena ekonomi yang memiliki potensi untuk menjadi
berguna bagi pengguna informasi keuangan entitas pelaporan itu
Mengidentifikasi jenis informasi tentang fenomena yang akan paling relevan jika
tersedia dan dapat serta diwakili
Menentukan apakah informasi yang tersedia dan dapat setia diwakili
c. Meningkatkan Karakteristik Kualitatif
Dapat dibandingkan (comparability), dapat diverifikasi (verifiability), ketetapan
waktu (timelines), dan dapat dipahami (understandability) merupakan karakteristik
kualitatif ideal yang dirumuskan untuk meningkatkan kegunaan dari informasi dari sisi
relevance dan faithful representation. Karakteristik kualitatif juga meningkatkan dan
dapat membantu menentukan nama dari dua cara harus digunakan untuk menggambarkan
fenomena jika keduanya dianggap sama relevance dan faithful representation.
1) Dapat dibandingkan
Informasi tentang suatu entitas pelaporan lebih berguna jika dapat dibandingkan
dengan informasi yang sama tentang entitas lain dan dengan informasi yang sama
tentang entitas yang sama untuk periode atau tanggal lain. Komparatif adalah
karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan
memahami kesamaan dan perbedaan antara item-item laporan keuangan.
Komparabilitas tidak berhubungan dengan item tanggal dan studi perbandingan
membutuhkan setidaknya dua item.
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode yang sama untuk item yang
sama, baik dari waktu ke waktu dalam entitas. Komparatif adalah tujuan dan
konsistensi membantu untuk mencapai tujuan tersebut. Sebuah representasi yang tepat
dari suatu fenomena ekonomi yang relevan harus memiliki derajat komparatif yang
natural dengan representasi yang tepat dari suatu fenomena ekonomi yang serupa yang
relevan dengan entitas pelaporan lainnya. Fenomena ekonomi tunggal dapat
direpresentasikan dengan tepat dalam berbagai cara, berpotensi menyebabkan
metode-metode akuntansi alternatif untuk fenomena ekonomi yang sama memiliki
tingkat komparabilitas yang kurang atau tidak dapat dibandingkan.
2) Dapat diverifikasi (verifiability)
Verifiability berarti bahwa pengamat berpengetahuan dan independen yang
berbeda bisa mencapai konsensus, meskipun tidak selalu perjanjian lengkap, bahwa
penggambaran tertentu merupakan representasi setia. Berbagai jumlah yang mungkin
dan probabilitas terkait juga dapat diverifikasi. Verifikasi langsung berarti
memverifikasi jumlah atau representasi lain melalui pengamatan langsung contoh:
menghitung uang tunai. Verifikasi tidak langsung berarti memeriksa masukan ke
rumus, model atau teknik lain dan menghitung ulang output dengan menggunakan
metodologi yang sama. Verifikasi mungkin tidak possible untuk beberapa penjelasan
yang bersifat ekspektasi seperti nilai uang atau jumlah yang akan diterima di masa
mendatang.
3) Ketepatan waktu (timelines)
Ketepatan waktu berarti memiliki informasi yang tersedia untuk pengambil
keputusan dalam waktu yang akan mampu mempengaruhi keputusan mereka.
Beberapa informasi dapat terus tepat waktu relatif lama setelah akhir periode
pelaporan, misalnya pengguna mungkin perlu untuk mengidentifikasi dan menilai
tren.
4) Dapat dipahami (understandability)
Mengklarifikasikan, mengkarakterisasi dan menyajikan informasi secara jelas
dan ringkas akan membuat informasi tersebut dapat dimengerti atau dipahami.
Pengguna yang terinformasi juga kadang-kadang perlu meminta bantuan konsultasi
untuk dapat memahami informasi tentang fenomena ekonomi yang kompleks.
d. Menerapkan dan Meningkatkan Karakteristik Kualitatif
Meningkatkan karakteristik kualitatif baik secara individu maupun sebagai
kelompok, tidak dapat membuat informasi berguna jika informasi tidak relevan atau tidak
memiliki representasi yang tepat. Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif
merupakan proses berulang yang tidak mengikuti perintah yang ditentukan. Kadang satu
karakteristik kualitatif akan meningkat atau mungkin harus berkurang untuk
memaksimalkan karakteristik kualitatif lainnya.
e. Kendala Manfaat dan Biaya Pada Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan memaksakan biaya dan penting bahwa biaya tersebut
dibenarkan oleh manfaat dari pelaporan informasi tersebut. Ada beberapa jenis biaya dan
manfaat untuk dipertimbangkan. Penyedia informasi keuangan mengeluarkan sebagian
besar usaha yang terlibat dalam pengumpulan, pengolahan, memverifikasi dan
menyebarluaskan informasi keuangan, namun pengguna akhirnya menanggung biaya
dalam bentuk berkurangnya return. Pengguna informasi keuangan juga dikenakan biaya
dalam menganalisis dan menafsirkan informasi yang diberikan. Jika informasi yang
dibutuhkan tidak tersedia, pengguna akan dikenakan biaya tambahan untuk mendapatkan
informasi yang di tempat lain atau memperkirakan.
Dalam menerapkan kendala biaya, dewan menilai apakah manfaat dari pelaporan
informasi tertentu cenderung untuk membenarkan biaya yang dikeluarkan untuk
menyediakan dan menggunakan informasi tersebut. Ketika menerapkan kendala biaya
dalam mengembangkan standar pelaporan keuangan yang diusulkan, dewan mencari
informasi dari penyedia informasi keuangan, pengguna, auditor, akademisi dan lain-lain
tentang sifat dan kuantitas yang diharapkan dari manfaat dan biaya standar. Pada
kebanyakan situasi, penilaian didasarkan pada kombinasi informasi kuantitatif dan
kualitatif.
Karena subjektivitas yang melekat, penilaian individu yang berbeda atas biaya dan
manfaat dari pelaporan barang-barang tertentu atas infomasi keuangan akan bervariasi.
Oleh karena itu, dewan berupaya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat dalan
kaitannya dengan pelaporan keuangan umum, dan tidak hanya dalam kaitannya dengan
entitas pelaporan individu. Gambaran tersebut tidak berarti bahwa penilaian biaya dan
manfaat selalu membenarkan persyaratan pelaporan yang sama untuk semua entitas.
Perbedaan mungkin cocok karena ukuran entitas berbeda, cara berbeda untuk
meningkatkan modal (umum atau pribadi), kebutuhan pengguna yang berbeda atau faktor
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. I.B. Putra Astika, SE, Msi, Ak. 2011. Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan.
Denpasar: Udayana University Press