Anda di halaman 1dari 3

untuk mencegah dan menghapus pekerja anak di kutai sebagai berikut : (1) Meningkatkan

kualitas dan kesejahteraan anak melalui upaya peningkatan kesadaran pengetahuan dan
kemampuan masyarakat dalam mengembangkan potensi anak. (2) Meningkatkan akses dan
memperkuat kuantitas dan kualitas pendidikan formal dan nonformal. (3). Melakukan kerja
sama dan meningkatkan kesadaran akan masalah pekerja anak dan hak anak untuk
mendapatkan pendidikan. (4) Mengintegrasikan masalah pekerja anak ke dalam program dan
anggaran untuk kebijakan perkembangan ekonomi.

            Kebijakan-kebijakan ini didukung pula pada program –program yang relevan dengan
masalah pekerja anak diantaranya :

(1)   Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan SDM dilakukan antara lain dengan Program Pembebasan SPP dan
BP3 yang dijalankan sejak tahun 2001. Untuk tingkat SD mendapatkan Rp. 5.000,- per orang,
untuk tingkat SLTP sebesar Rp. 17.500 per orang dan SLTA sebesar Rp. 22.500 per orang.
Sedangkan untuk perguruan tinggi mendapatkan subsidi Rp. 100.000 per orang.

Sementara untuk meningkatkan kualifikasi guru SD, SLTP dan SLTA Pemkab Kukar
juga mengeluarkan subsidi dalam pemberian tugas belajar mulai program D2 sampai dengan
S1. Program ini setahun merekrut 100 orang guru dari 18 Kecamatan se Kabupaten Kutai
Kartanegara.Sedangkan untuk mendorong kinerja guru, Pemkab Kukar juga memberikan
insentif kepada 7.000 guru negeri dan swasta di seluruh Kutai Kartanegara sebesar Rp.
500.000,-per bulan dan memberikan fasilitas berupa sepeda motor untuk kepala sekolah.

Program kejar paket A dan B untuk anak putus sekolah juga dijalankan dengan Dinas
Pendidikan Luar Sekolah. Tujuannya untuk memberikan keterampilan untuk masa depannya,
misalnya keterampilan pengolahan sabut dan tempurung kelapa.

Dilakukan juga program bimbingan dan penyantunan anak terlantar. Keterampilan


diberikan tergantung minat peserta seperti bengkel, sablon, menjahit, tata rias dan elektro.
Untuk program ini anak dipantikan selama enam bulan. Kemudian memberikan keterampilan
bagi anak-anak dari keluarga pra-sejahtera berupa pemberian modal usaha (lahan dan
barang). Selain itu, melalui program wajib belajar Dinas Pendidikan Nasional melakukan
penyuluhan keluarga. Bertujuan untuk mengurangi absensi anak ketika harus bekerja di
musim panen dan mengurangai tingkat drop out.Sementara jaminan sosial (SWTM) bagi
anak dan penduduk miskin yang lanjut usia diberikan sebesar Rp. 100.000 per bulan. Juga
ada peyediaan alat transport berupa bus sekolah.

(2)   Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

Pengembangan Ekonomi Kerkayatan dicanangkan dengan pemberian kredit usaha


kecil perdesaan bagi individu dan masyarakat sebesar Rp. 500 juta per desa, bekerjasama
dengan BPD. Pemda menitipkan modal di bank tersebut untuk dikelola. Masyarakat bisa
meminjam modal tersebut dengan jumlah berdasarkan penilaian bank. Pinjaman ini tidak
berbunga. Sementara persyaratanya pun disederhanakan. Hal ini untuk mendidik masyarakat
berjiwa wiraswasta.

(3)   Pengembanagn Infrastruktur

Pengembangan Infrastruktur dimaksud adalah pengembangan infrastruktur perdesaan


yang diarahkan melalui kegiatan-kegiatan: a) pembangunan perumahan dan lingkungan
pemukiman, misalnya sanitasi lingkungan, MCK, drainase, dan b) prasarana perhubungan
semenisasi jalan desa, jembatan dan tambahan perahu.

(4)   Rehabilitasi

rehabilitasi dicanangkan untuk menyelamatkan anak-anak yang bekerja di sektor-


sektor yang termasuk dalam bentuk-bnetuk terburuk pekerjaan anak. Mereka diberikan
pertolongan dengan rehabilitasi. Salah satu bentuk rehabilitasi yang relatif mudah
dilaksanakan dengan yang relatif murah terjangkau adalah rehabilitas dalam masyarakat
(community based rehabilitation) di mana masyarakat secara bersama-sama dan partisipatif
ikut meberikan pertolongan kepada anak-anak yang diselamatkan dari pekerja-pekerja yang
berbahaya. Strategi pendekatan komunitas ini sesuai dengan strategi Gerbang Dayaku dalam
pembangunan wilayah perdesaan dan perkotaan.

Anda mungkin juga menyukai