Anda di halaman 1dari 3

Audit Perpajakan

A. Pengertian Audit Perpajakan


Menurut pengertiannya, audit pajak adalah tindakan pemeriksaan pajak yang
dilakukan auditor atau ahli perpajakan untuk memeriksa kepatuhan para wajib pajak.
Pemeriksaan pajak ini juga penting untuk menentukan apakah perlu adanya koreksi fiskal.
Seperti diketahui, fungsi pajak bagi negara sangat penting untuk membiayai pembangunan
fasilitas dan infrastruktur umum. Maka itu, dibutuhkan audit pajak agar memastikan badan
usaha atau wajib pajak tidak melakukan kesalahan pelanggan yang berakibat terkena
sanksi denda. Tujuan audit ini adalah untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam hal :
1. SPT lebih bayar termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan pajak
2. SPT Rugi
3. SPT tidak atau terlambat disampaikan
4. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan
meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya
5. Menyampaikan SPT yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis (risk
based selection) mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang tidak
dipenuhi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan

B. Tujuan dan Manfaat Audit


Tujuan dari audit perpajakan ini adalah untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh
terhadap pengelolaan kewajiban perpajakan perusahaan, yang meliputi penilaian terhadap
hal-hal berikut :
1. Ketetapan kewajiban perpajakan yang ditetapkan perusahaan dan kemampuannya
dalam memberikan panduan untuk pengelolaan kewajiban perpajakan yang efektif dan
efisien
2. Kemampuan meminimalkan konsekuensi perpajkan dari transaksi yang terjadi di
perusahaan tersebut.
a. Memaksimalkan biaya fiskal dalam setiap pengeluaran perusahaan
b. Meminimalkan pendapatan fiskal dalam setiap penerimaan perusahaan
3. Kemampuan perusahaan dalam menaati ketentuan dan peraturan perpajakan
a. Melakukan pemungutan/pemotongan seluruh pajak yang harus dilakukan
b. Melakukan perhitungan pajak dengan benar
c. Menyetor dan melaporkan seluruh kewajiban perpajakan dengan benar dan tepat
waktu.
Audit internal perpajakan lebih berfungsi sebagai pencegahan terhadap kegagalan
perusahaan dalam mengelola kewajiban perpajakannya yang seharusnya berjalan secara
ekonomis, efisien dan efektif. Maka dari itu, agar dapat memberikan manfaat yang
maksimal, audit ini seharusnya dilakukan setiap terjadinya transaksi yang memiliki
dampak perpajakan, penyetoran, dan pelaporan kewajiban perpajakan tersebut. Hasil audit
ini menjadi umpan balik bagi perusahaan dalam meningkatkan kemampuannya mengelola
kewajiban perpajakan, meningkatkan efisiensi pembayaran pajak dan ketaatan pada
peraturan perpajakan.

C. Ruang Lingkup Audit


Ruang lingkup audit ini adalah keseluruhan aspek perpajakan perusahaan, baik dalam
rangka meminimalkan pembayaran pajak maupun ketaatan pelaksanaan kewajiban
perpajakan. Dari aspek efisiensi pembayaran pajak audit melakukan penilaian terhadap
kemampuan perusahaan dalam :
1. Meminimalkan penghasilan kena pajak (taxable revenue)
2. Memaksimalkan deducitble expense

Sementara dari aspek ketaatan dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan, audit


melakukan penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam melakukan :
1. Pemungutan dan pemotongan pajak;
2. Penghitungan pajak dengan benar;
3. Penyetoran pajak dengan benar;
4. Pelaporan pajak secara lengkap dan tepat waktu.

D. Langkah-Langkah Audit
Tahap-tahap audit perpajakan meliputi:
1. Audit pendahuluan
Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan
organisasi auditee. Untuk mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan rencana audit dan
penggalian informasi umum tentang organisasi auditee, objek yang akan diaudit,
mengenal lebih lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses
produksi dan operasi.
2. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa
perubahan yang terjadi pada struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas,
perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit
pendahuluan, auditor melakukan penilaian terhadap tujuan utama produksi dan operasi
serta variabel-variabel yang mempengaruhinya.
3. Audit lanjutan.
Pada tahap ini auditor melakukan audit yang lebih dalam dan pengembangan temuan
terhadap fasilitas, prosedur, catatan-catatan (dokumen) yang berkaitan dengan produksi
dan operasi. Konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit dilakukan untuk
mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang
merupakan kelemahan yang ditemukan auditor.
4. Pelaporan
Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam
kertas kerja audit (KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan
rumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai alternatif solusi atas
kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan.
5. Tindak lanjut
Tindak lanjut (perbaikan) yang dilakukan merupakan bentuk komitmen manajemen
untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dari yang sebelumnya dengan cara
auditor mendampingi manajemen dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengendalikan program-program perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai