Anda di halaman 1dari 3

Jawaban!

1. Kewajiban pajak perusahaan tidak dapat dikurangi karena perpajakan perusahaan

terikat dengan undang-undang dan aturan perpajakan. Namun perusahaan dapat

meminimalkan pengeluarannya dalam memenuhi keseluruhan pelaksanaan perpajakan

agar kewajiban perpajakan jadi efektif dan efisien. Minimalisasi pembayaran pajak

dilakukan dengan cara pengelolaan atas transaksi yang dikelola dan diatur sehingga

memungkinkan untuk membebankan semua beban komersil ke dalam beban fiksal

dan menghindari penerimaan dari pengenaan pajak sehingga mampu menghemat

engenaan pajak.

2. Manfaat dari pelaksanaan yang taat atas kewajiban pajak yaitu:

a) Menghindari sanksi pajak (Sanksi sebelum pemeriksaan dan sanksi pajak

akibat pemeriksaan pajak).

b) Menghindari adanya pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan karena baru

ditemukan pada saat pemeriksaan.

c) Menghindari kadaluarsa masa pengkreditan pajak.

d) Menghindari adanya pajak masukan yang tidak bias dikreditkan karena pajak

masukan tersebut tidak dapat dikomfirmasi oleh pemeriksa.

e) Menghindari kadaluarsa pengajuan keberatan pajak yakni 3 bulan setelah

penerbitan SKP.

f) Mengusahakan persetujuan pengurangan angsuran PPh pasal 25 bila

berdasarkan hasil review syarta-syarat pengurangan angsuran pasal 25 sudah

bisa dipenuhi.
g) Mengusahakan surat keterangan bebas pajak bila berdasarkan hasil review

syarat-syarat pemberian SKB terpenuhi.

3. Audit perpajakan diperlukan untuk:

a) Mengelola kewajiban perpajakan perusahaan dengan efektif dan efisien.

b) Mengelola dan mengatur transaksi perusahaan untuk menghemat penggunaan

dana dari pemenuhan kewajiban pajak.

c) Mengoptimalisasi sumber daya dalam memenuhi kewajiban pajak.

d) Menghindari terjadinya sengketa pajak, kerugian akibat denda dan sanksi

administrasi.

e) Memberi penilaian terhadap ketaatan dan pemenuhan kewajiban pajak.

4. Perbedaanya adalah audit pajak yang dilakukan oleh aparat negara lebih fokus, teliti

dan menekankan pada penilaian atas ketaatan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya dan menyelamtkan penerimaan negara. Sedangkan audit pajak oleh

auditor internal lebih mementingkan pada kepentingan evaluasi internal terhadap

bagaimana perusahaan mengelola kewajiban perpajakan dengan efektif dan efisiensi,

sehinnga optimalisasi penggunaan sumber daya dalam memenuhi kewajiban pajak

dapat tercapai.

5. Ruang lingkup audit perpajakan:

a) Ruang lingkup audit dalam efisiensi pembarayan pajak:

 Meminimalkan penghasilan kena pajak (tax revenue)

 Memaksimalkan deuctile expense

b) Ruang lingkup dalam ketaatan dan pelaksanaan wajib pajak:

 Pemungutan dan pemotongan pajak

 Perhitungan pajak dengan benar

 Penyetoran pajak tepat waktu


 Pelaporan pajak secara lengkap dan tepat waktu

6. Tujuan dan manfaat audit perpajakan:

a) Tujuan

 Ketepatan kebijakan pajak yang ditetapkan perusahaan dan

kemampuan dalam memberikan panduan untuk mengelola kewajiban

pajak yang efektif dan efisien.

 Kemampuan meminimalkan konsekuensi pajak dari transaksi yang

terjadi di perusahaan tersebut

 Memaksimalkan biaya fiskal dalam setiap pengeluaran.

 Meminimalkan pendapatan fiskal dalam setiap penerimaan.

 Kemampuan perusahaan dalam menaati ketentuan dan peraturan pajak

 Melakukan pemungutan pajak

 Menghitung pajak dengan benar

 Menyetor dan melapora seluruh kewajiban pajak dengan benar

dan tepat waktu.

b) Manfaat dari audit perpajakan sebagai pencegah terhadap kegagalan

perusahaan dalam mengelola kewajiban perpajakannya yang seharusnya

ekonomis, efisien dan efektif.

7. Manajemen perpajakan harus mampu secara maksimal menjadikan beban komersial

yang tidak diakui sebagai beban fiskal (nondeductible expenses) ini menjadikan beban

fiskal (deductible expenses) melalui penetapan kebijakan perpajakan dan akuntansi

yang dapat dijadikan panduan dalam mengelola transaksi agar beban tersebut menjadi

deductible. Naum auditor tidaklah menyimpang dari peraturan perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai