Anda di halaman 1dari 9

PT BISI INTERNATIONAL Tbk

| EN
STRUKTUR ORGANISASI

DAFTAR ISI

Halaman judul..................................................................................................i
Motto dan persembahan..................................................................................ii
Kata pengantar ................................................................................................v
Daftar isi.........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Permasalahan..............................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan....................................................................................2
D. Manfaat Pembahasan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hutan Jati..................................................................................3
B. Manfaat Pohon Jati.....................................................................................4
C. Pengelolaan hutan jati di Indonesia....................7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................9
Lampiran.......................................................................................................10
Daftar Pustaka...............................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

A. latar belakang

Seperti yang dimuat dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 alenia 4


memajukan kesejahteraan umum. Dari pernyataan ini mengandung maksud bahwa
rakyat Indonesia di harapkan hidup dalam kondisi sejahtera. Untuk mencapai hidup
sejahtera di perlukan lingkungan hidup yang sehat. Lingkungan hidup yang sehat
bisa terwujud salah satunya bila mengelola dan melestarikan hutan di Indonesia
untuk mensejahterakan kehidupan.
Sedangkan di Indonesia sendiri, terdapat hutan yang beraneka ragam jenis hutan
dan fariasi tumbuhan yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah hutan Jati.
Menurut catatan Perum Perhutani Jateng, pada tahun 2003 ada Sekitar 76% lahan
hutan jati Perhutani di Jawa dikukuhkan sebagai hutan produksi, yaitu kawasan
hutan dengan fungsi pokok memproduksi hasil hutan (terutama kayu). Hanya kurang
dari 24% hutan jati Perhutani dikukuhkan sebagai hutan lindung, suaka alam, hutan
wisata, dan cagar alam. Mengingat lahannya yang relatif cukup luas, hutan jati
dipandang memiliki fungsi-fungsi ekonomis dan non-ekonomis yang penting bagi
kehidupan dan kesejahteaan makhluk hidup.
Namun disamping itu, masih banyak pula masyarakat yang tidak mengerti dan
kurang tanggap akan pentingnya melestarikan hutan jati. Padahal kesadaran
masyarakat untuk melestarikan hutan merupakan salah satu hal yang penting,
Karena dengan kesadaran tersebut masyarakat dapat menjaga dan melestarikan
hutan (khususnya hutan jati) tanpa paksaan dari pihak manapun sehingga hutanhutan di Indonesia menjadi senantiasa terawat dan terjaga kelestariannya serta
dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mensejahterakan kehidupannya.
Dengan memperhatikan ulasan serta uraian yang ada di atas, karya tulis ini berjudul
Pengelolaan Hutan Jati di Indonesia

B. Permasalahan
1. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud Hutan Pohon Jati ?
- Apa manfaat hutan Pohon Jati?
- Bagaimana pengelolaan hutan Jati di Indonesia?
2. Batasan Masalah
- Pengertian Hutan Jati
- Manfaat hutan Pohon Jati
- Pengelolaan hutan Jati di Indonesia.

C. Tujuan Pembahasan
1. Tujuan UmumPenulis ingin mengajak pembaca agar senantiasa menjaga dan
melestarikan hutan khususnya hutan Jati
2. Tujuan khusus
Penulis ingin mengetahui :
1. Pengertian Hutan Jati
2. Manfaat hutan Pohon Jati
3. Pengelolaan hutan Jati di Indonesia.
D. Manfaat Pembahasan
1. Bagi penulis
Manfaat yang dapat di peroleh oleh penyusun melalui makalah ini yaitu dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam membuat karya tulis berikutnya serta
untuk menambah wawasan penulis mengenai pengelolaan hutan jati
2. Bagi Masyarakat
Melalui makalah ini manfaat yang dapat diperoleh oleh masyarakat adalah
masyarakat dapat mengetahui hutan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan makhluk hidup.
3. Bagi Pelajar
Melalui makalah ini manfaat yang dapat diperoleh oleh pelajar adalah pelajar dapat
Belajar menjaga dan melestarikan hutan serta menemukan cara-cara terbaru untuk
mengoptimalkan hutan di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hutan jati adalah hutan yang di dalamnya mayoritas atau hampir keseluruhan
ditanami oleh tumbuhan Jati. Sedangkan,
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang
lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim
kemarau.
Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata
thekku () dalam bahasa Malayalam, bahasa di negara bagian Kerala di India
selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis L.f.. Pohon besar dengan batang
yang bulat lurus, tinggi total mencapai 40 m. Batang bebas cabang dapat mencapai
18-20 m. Pada hutan-hutan alam yang tidak terkelola ada pula individu jati yang
berbatang bengkok-bengkok. Sementara varian jati blimbing memiliki batang yang
berlekuk atau beralur dalam; dan jati pring (Jw., bambu) nampak seolah berbukubuku seperti bambu. Kulit batang coklat kuning keabu-abuan, terpecah-pecah
dangkal dalam alur memanjang batang.Pohon jati (Tectona grandis sp.) dapat
tumbuh meraksasa selama ratusan tahun dengan ketinggian 40-45 meter dan
diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter,
dengan diameter 0,9-1,5 meter.
Pohon jati yang dianggap baik adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang
lurus, dan sedikit cabangnya. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang
berumur lebih daripada 80 tahun.Daun umumnya besar, bulat telur terbalik,
berhadapan, dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anakan pohon
berukuran besar, sekitar 60-70 cm 80-100 cm; sedangkan pada pohon tua
menyusut menjadi sekitar 15 20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut
kelenjar di permukaan bawahnya. Daun yang muda berwarna kemerahan dan
mengeluarkan getah berwarna merah darah apabila diremas. Ranting yang muda
berpenampang segi empat, dan berbonggol di buku-bukunya.Bunga majemuk
terletak dalam malai besar, 40 cm 40 cm atau lebih besar, berisi ratusan kuntum
bunga tersusun dalam anak payung menggarpu dan terletak di ujung ranting; jauh di
puncak tajuk pohon. Taju mahkota 6-7 buah, keputih-putihan, 8 mm. Berumah
satu.Buah berbentuk bulat agak gepeng, 0,5 2,5 cm, berambut kasar dengan inti
tebal, berbiji 2-4, tetapi umumnya hanya satu yang tumbuh. Buah tersungkup oleh
perbesaran kelopak bunga yang melembung menyerupai balon kecil. Kayu jati
merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan dan keindahannya. Secara
teknis, kayu jati memiliki kelas kekuatan I dan kelas keawetan I. Kayu ini sangat
tahan terhadap serangan rayap.
Menurut sifat-sifat kayunya, di Jawa orang mengenal beberapa jenis jati (Mahfudz
dkk., t.t.):
1. Jati lengo atau jati malam, memiliki kayu yang keras, berat, terasa halus bila
diraba dan seperti mengandung minyak (Jw.: lengo, minyak; malam, lilin). Berwarna
gelap, banyak berbercak dan bergaris.
2. Jati sungu. Hitam, padat dan berat (Jw.: sungu, tanduk).
3. Jati werut, dengan kayu yang keras dan serat berombak.
4. Jati doreng, berkayu sangat keras dengan warna loreng-loreng hitam menyala,
sangat indah.

5. Jati kembang.
6. Jati kapur, kayunya berwarna keputih-putihan karena mengandung banyak kapur.
Kurang kuat dan kurang awet.
B. Manfaat Hutan Pohon Jati
1. Fungsi Ekonomis
. Hutan jati menyediakan lahan garapan. Kayu jati jawa telah untuk membangun
rumah dan alat pertanian.Di sela-sela pepohonan jati, para petani menanam palawija
berbanjar-banjar. Dari hutan jati sendiri, mereka dapat memperoleh penghasilan
tambahan berupa madu, sejumlah sumber makanan berkarbohidrat, dan obatobatan, Daun jati, yang lebar berbulu dan gugur di musim kemarau itu, mereka pakai
sebagai pembungkus makanan dan barang. Cabang dan ranting jati menjadi bahan
bakar bagi banyak rumah tangga di desa hutan jati. Pohon jati juga menghasilkan
bergugus-gugus bunga keputihan yang merekah tak lama setelah fajar. Masa
penyerbukan bunga jati yang terbaik terjadi di sekitar tengah hati setiap bunga
hidup hanya sepanjang satu hari. Penyerbukan bunga dilakukan oleh banyak
serangga, tetapi terutama oleh jenis-jenis lebah. Oleh karena itu, penduduk juga
sering dapat memanen madu lebah dari hutan-hutan jati.Masyarakat desa hutan jati
di Jawa juga biasa memelihara ternak seperti kerbau, sapi, dan kambing. Jenis
ternak tersebut memerlukan rumput-rumputan sebagai pakan.
2. Fungsi non-ekonomis hutan jati
Pada 2003, sekitar 76% lahan hutan jati Perhutani di Jawa dikukuhkan sebagai
hutan produksi, yaitu kawasan hutan dengan fungsi pokok memproduksi hasil hutan
(terutama kayu). Hanya kurang dari 24% hutan jati Perhutani dikukuhkan sebagai
hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, dan cagar alam.
3. Fungsi penyangga ekosistem
Tajuk pepohonan dalam hutan jati akan menyerap dan menguraikan zat-zat
pencemar (polutan) dan cahaya yang berlebihan. Tajuk hutan itu pun melakukan
proses fotosintesis yang menyerap karbondioksida dari udara dan melepaskan
kembali oksigen dan uap air ke udara. Semua ini membantu menjaga kestabilan
iklim di dalam dan sekitar hutan. Hutan jati pun ikut mendukung kesuburan tanah. Ini
karena akar pepohonan dalam hutan jati tumbuh melebar dan mendalam.
Pertumbuhan akar ini akan membantu menggemburkan tanah, sehingga
memudahkan air dan udara masuk ke dalamnya. Tajuk (mahkota hijau) pepohonan
dan tumbuhan bawah dalam hutan jati akan menghasilkan serasah, yaitu jatuhan
ranting, buah, dan bunga dari tumbuhan yang menutupi permukaan tanah hutan.
Serasah menjadi bahan dasar untuk menghasilkan humus tanah. Berbagai
mikroorganisme hidup berlindung dan berkembang dalam serasah ini. Uniknya,
mikroorganisme itu juga yang akan memakan dan mengurai serasah menjadi humus
tanah. Serasah pun membantu meredam entakan air hujan sehingga melindungi
tanah dari erosi oleh air.
4. Fungsi Biologis
Jika hutan jati berbentuk hutan murni sehingga lebih seperti kebun jati
erosi tanah justru akan lebih besar terjadi. Tajuk jati rakus cahaya matahari sehingga
cabang-cabangnya tidak semestinya bersentuhan. Perakaran jati juga tidak tahan
bersaing dengan perakaran tanaman lain. Dengan demikian, serasah tanah
cenderung tidak banyak. Tanpa banyak tutupan tumbuhan pada lantai hutan, lapisan

tanah teratas lebih mudah terbawa oleh aliran air dan tiupan angin.Untunglah, hutan
jati berkembang dengan sejumlah tanaman yang lebih beragam. Di dalam hutan jati,
kita dapat menemukan bungur (Lagerstroemia speciosa), dlingsem (Homalium
tomentosum), dluwak (Grewia paniculata), katamaka (Kleinhovia hospita), kemloko
(Phyllanthus emblica), kepuh (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), laban
(Vitex pubscens), ploso (Butea monosperma), serut (Streblus asper), trengguli
(Cassia fistula), winong (Tetrameles nudflora), dan lain-lain. Lamtoro (Leucenia
leucocephalla) dan akasia (Acacia villosa) pun ditanam sebagai tanaman sela untuk
menahan erosi tanah dan menambah kesuburan tanah.
5. Fungsi sosial
Banyak lahan hutan jati di Jawa, baik yang dikukuhkan sebagai hutan
produksi maupun hutan non-produksi, memberikan layanan sebagai pusat penelitian
dan pendidikan, pusat pemantauan alam, tempat berekreasi dan pariwisata, serta
sumber pengembangan budaya.

C. Pengelolaan hutan Jati di Indonesia.

1. Pengelolaan oleh pemerintah


Hutan jati di atas tanah negara, atau yang biasa disebut kawasan hutan negara, di
Jawa pengelolaannya dilakukan oleh Perum Perhutani. Akan tetapi dengan
dibangunnya berbagai taman nasional dalam duapuluh tahun belakangan, sebagian
hutan-hutan jati yang berbatasan atau menjadi satu kesatuan dengan wilayah taman
nasional, pengelolaannya diserahkan kepada pihak taman nasional yang
bersangkutan. Tentu saja hutan itu kini tidak lagi untuk produksi, melainkan sebagai
bagian dari hutan suaka alam.Pada 2001, pemerintah mengubah Perhutani dari
bentuk Perum menjadi PT (Perseroan Terbatas), yaitu badan usaha yang bertujuan
mencari laba. Berbagai pihak yang berkepentingan menyatakan keberatan terhadap
peraturan ini, mengingat pentingnya fungsi ekologis dan sosial hutan jati Jawa di
samping nilai ekonominya.
Ada sekitar 20-25 juta jiwa, yaitu seperenam jumlah penduduk Pulau Jawa, yang
tinggal di dalam dan sekitar kawasan Perhutani. Jumlah orang yang tak sedikit ini
paling bergantung langsung pada keberadaan hutan jati di Pulau Jawa. Atas
pertimbangan itu juga, pemerintah mengembalikan bentuk Perhutani sebagai Perum
pada 2002.Satuan wilayah pengelolaan hutan menurut Perum Perhutani, adalah unit
(kurang-lebih setingkat dengan propinsi), kesatuan pemangkuan hutan (KPH,
setingkat kabupaten), bagian KPH (BKPH, setingkat kecamatan), hingga resort
pemangkuan hutan (RPH, setingkat desa). Akan tetapi tidak selalu persis demikian.
Misalnya, KPH Banten terletak di bawah Unit III Jawa Barat, dan meliputi hutanhutan di wilayah Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
2. Pengelolaan hutan jati oleh masyarakat
Pengelolaan hutan Indonesia sebenarnya dulu merujuk pada sistem warisan
Pemerintah Kolonial. Sistem pengelolaan warisan itu (yang semula dikembangkan
untuk hutan jati di Jawa), lebih untuk menghasilkan keuntungan bagi negara dari
penjualan hasil kayu. Hal tersebut, pada satu sisi, menjadikan pemerintah memiliki
wewenag besar dalam mengatur dan mengendalikan pemanfaatan hutan. Hanya

pihak-pihak yang diberikan izin oleh pemerintah boleh memasuki dan memanfaatkan
hasil hutan. Biasanya, pihak-pihak tersebut terbatas pada perusahaan swasta atau
perusahaan negara.Pada sisi lain, masyarakat menganggap hutan merupakan
kekayaan bersama bangsa ini. Dengan demikian, masyarakat seharusnya dapat ikut
memanfaatkan hutan secara langsung. Lebih jauh, masyarakat seharusnya
mempunyai hak untuk ikut terlibat dalam pengelolaan hutan. Apalagi, jika mereka
memang tinggal di dalam atau sekitar hutan, sehingga kehidupan mereka
bersinggungan langsung dengan (bahkan tak terpisahkan dari) keberadaan hutan.
UU No. 41/1999 tentang Kehutanan adalah salah satu upaya untuk memperbaiki
sistem lama pengelolaan hutan di Indonesia. Masyarakat dinyatakan mempunyai
hak, bahkan kewajiban, yang lebih besar untuk terlibat dalam pengelolaan
hutan.Dengan ketentuan dari UU itu, dan dengan melihat pengalaman sebelumnya,
Perhutani memperkenalkan PHBM (Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat) pada
2002. Di bawah model PHMB, Perhutani akan bekerja sama dengan masyarakat
hutan dalam mengelola hutan: sejak merencanakan kegiatan pengelolaan hingga
memanfaatkan hasil hutan. Jika ikut memiliki dan mengurus suatu lahan hutan,
masyarakat tentu lebih terdorong untuk mengawasi keberlangsungan hidup hutan.
Perhutani menyatakan bahwa sejumlah daerah telah ikut serta dalam sistem
pengelolaan ini.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pada BAB II diatas penulis dapat mengambil beberapa kesimpulanyaitu:
1. Hutan jati adalah hutan yang di dalamnya mayoritas atau hampir keseluruhan
ditanami oleh tumbuhan Jati.
2. Hutan jati mempunyai banyak manfaat yang ditinjau dari : Fungsi Ekonomis,
Fungsi non-ekonomis hutan jati jawa, Fungsi penyangga ekosistem, Fungsi Biologis,
Fungsi social.
3. Sudah banyak usaha dan pengelolaan hutan jati di Indonesia baik yang dilakukan
pemerintah maupun masyarakat.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis sebagai berikut:
1. Kepada Masyarakat
Melihat banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari hutan jati, diharapkan
Masyarakat dapat lebih antusias dan berpartisipasi dalam usaha pelestarian dan
pengolahan hutan jati agar dapat berguna serta bermanfaat bagi seluruh makhluk
hidup.
2. Kepada Pelajar
Pelajar diharapkan terus menjaga dan merawat hutan serta dapat belajar dan
mengembangkan wawasannya mengenai cara pengelolaan (hutan Jati khususnya)
di Indonesia agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan
Indonesiamenjadilebihsejahtera.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia 2009 hutan jati


http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_jati#Pengelolaan_Sekarang
Wikipedia 2009 Jati
http://id.wikipedia.org/wiki/Jati#Fungsi_biologis
halaman gambar 1
http://kfk.kompas.com/system/files/imagecache/sfk_preview_600x600/Foto_Hutan_R
akyat.jpg
gambar 2
http://akumassa.org/wp-content/uploads/2009/10/hutan-jati.jpg

Anda mungkin juga menyukai