Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“SUMBER DAYA ALAM LAUT”

DI SUSUN OLEH :

ROHANA

WAHYUNI RAMADANISA
NURCAHYANI PUTRI R

KELAS : XI IPS 3

SMA NEGERI 7 SAMARINDA

Jl. Taman siswa , Kota Samarinda, Kalimantan Timur


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, November 2017


BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sumber daya alam adalah semua potensi alam, baik berupa benda mati maupun makhluk hidup, yang
berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Penting bagi kita
untuk mengetahui potensi dan persebaran sumber daya alam keutanan, pertambangan, kelautan, dan
pariwisata di indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

Apa saja potensi dan persebaran sumber daya alam kehutanan, pertambangan, kelautan, dan pariwisata di
indonesia?.

C. TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui Apa saja potensi dan persebaran sumber daya alam kehutanan, pertambangan,
kelautan, dan pariwisata di indonesia.
BAB II PEMBAHASAN

A. POTENSI DAN PERSEBARAN SUMBER DAYA ALAM KEHUTANAN

Hutan merupakan suatu wilayah yang mana menjadi tempat tumbuhnya pohon- pohon dan jenis tanaman
yang lain. Pengertian hutan tidak hanya berhenti sesederhana itu. Hutan juga bisa dikatakan sebagai
ekosistem yang mejadi tempat hidup dan berinteraksi bagi hewan maupun tumbuh- tumbuhan. Hutan
terdiri dari tiga bagian utama, yakni bagian atas, bagian permukaan tanah dan bagian di bawah tanah. Di
bagian atas hutan terdapat kanopi alami yakni dedaunan pohon yang tumbuh lembat. Di permukaan tanah
hutan terdapat guguran daun- daun kering serta ditumbuhi semak- semak dan rerumputan. Sedangkan di
bagian bawah tanah hutan terdapat unsur hara, akar tanaman, sumber mata air dan juga dihuni
mikroorganisme. Hutan bisa ditemukan di wilayah dengan iklim tropis, dataran rendah dan juga dataran
tinggi (baca : Jenis Jenis Hutan Berdasarkan Iklim). Terdapat berbagai jenis hutan diantaranya adalah
hutan gugur, hutan sabana, hutan heterogen, hutan homogen, hutan mangrove, hutan buatan dan hutan
hujan tropis. Indonesia sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa mempunyai hutan hujan tropis
yang selalu lembab sepanjang tahun. Keanekaragaman hayati yang berada di dalam hutan hujan tropis
sangatlah tinggi. Hal ini menjadi potensi sumber daya alam tersendiri bagi Indonesia. Potensi sumber
daya hutan dapat berupa kayu dan non kayu.

a. Kayu

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa hutan ditumbuhi oleh pepohonan berkayu. Potensi hutan berupa
kayu ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, bahan baku kertas, bahan baku industri meubel
dan lain sebagainya (baca : Pemanfaatan Hutan). Setidaknya terdapat 4000 jenis kayu yang
keberadaannya tersebar di nusantara. Lebih dari 250 jenis kayu tersebut merupakan kayu dengan nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Diantara jenis – jenis kayu tersebut adalah :

• Kayu jati

Potensi hutan berupa kayu yang pertama adalah kayu jati. Nama latin dari pohon yang menghasilkan jenis
kayu ini adalah Tectona grandis. Pohon jati tumbuh di hutan buatan maupun hutan alami yang memiliki
curah hujan berkisar antara 1.500 sampai 2000 mm per tahun. Jati dapat tumbuh di dataran tinggi maupun
dataran rendah yang tidak digenangi air. Persebaran hutan jati di nusantara meliputi beberapa daerah
seperti Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Bali. Di Pulau Jawa sendiri, persebaran jati paling banyak
terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kayu jati memiliki tekstur yang keras dan awet karena terdapat minyak di dalamnya. Hal ini membuat
kayu jati banyak dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat interior rumah. Selain sebagai interior
rumah, kayu jati juga digunakan sebagai atap dan tiang penyangga rumah- rumah tradisional jawa. Kayu
jati yang sudah diolah juga bisa dimanfaatkan untuk membuat kapal dan konstruksi jembatan. Semua
manfaat yang bisa diperoleh dari kayu jati membuat kayu ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi. (baca
juga : Pemanfaatan Sumber Daya Alam)
• Kayu meranti

Kayu meranti terkenal di kalangan pertukangan dan perdagangan kayu. Terdapat berbagai jenis pohon
meranti yang diantaranya adalah meranti hitam batang, balangeran, tengkawang gunung, dan meranti
buaya bukit. Jenis- jenis pohon meranti tersebut menghasilkan kayu meranti merah. Persebarannya
meliputi hutan- hutan di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Kayu meranti sering dimanfaatkan sebagai
kayu konsrtuksi, penyekat ruangan dalam bangunan, bahan pembuatan meubel dan berbagai interior
dalam rumah. Selain menghasilkan kayu, pohon meranti juga menghasilkan resin, yaitu sejenis getah
yang keluar dari batang pohon. Resin ini selanjutnya akan dibahas dalam potensi hutan non kayu.

• Kayu cendana

Kayu cendana dihasilkan dari pohon dengan nama latin Santalum album yang ditemukan di Nusa
Tenggara Timur. Meski demikian, persebaran cendana sekarang sudah meliputi hutan- hutan di daerah
Jawa dan keseluruhan Nusa Tenggara. Kayu cendana ini sudah menjadi barang langka sehingga harganya
menjadi begitu mahal. Kayu cendana memiliki aroma yang wangi. Itulah nilai lebih dari kayu cendana
dibandiingkan jenis kayu lainnya. Pemanfaatan kayu cendana diantaranya adalah sebagai bahan
pembuatan dupa & aroma terapi, sebagai campuran parfum, serta bahan pembuatan sarung keris.

• Kayu akasia

Akasia memiliki nama latin Acacia mangium. Kayu akasia banyak ditemukan di hutan- hutan Jawa Barat.
Pada awalnya, kayu akasia dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kertas. Banyak pabrik kertas yang
mencari pohon akasia dengan usia berkisar antara 3 sampai 5 tahun. Perkembangan selanjutnya, kayu
akasia juga digunakan sebaga bahan baku pembuatan furnitur. Hal ini membuat permintaan kayu akasia
oleh industri meubel maupun kertas semakin meningkat.

b. Non Kayu

Meskipun potensi hutan dominan dengan kayu, tetapi ada juga potensi lain dari hutan yang tak kalah
bermanfaat (baca : Manfaat Hutan). Potensi hutan ini juga termasuk dalam sumber daya alam biotik yang
dapat terus diperbaharui (baca juga : Contoh Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui). Beberapa
hasil hutan non kayu adalah madu, buah- buahan, jamur, damar, rotan, sagu, sutera dan lain sebagainya.
Berikut adalah penjelasan singkat dari masing- masing contoh potensi hutan non kayu.

• Buah- buahan – Terdapat berbagai jenis buah- buahan yang bisa diperoleh dari hutan. Diantara
buah- buahan yang bisa ditemukan di hutan adalah buah durian, buah bery, buah kaktus pir berduri,
jambu monyet, buah ara, markisa, buah keramu dan lain sebagainya.

• Madu – Cairan kental yang diperoleh dari sarang lebah ini kaya akan manfaat. Madu asli hutan
biasanya dijadikan obat herbal dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
• Karet – Potensi hutan non kayu yang satu ini sebenarnya adalah getah dari pohon yang biasa kita
sebut pohon karet. Penghasil karet ini sebetulnya adalah para atau Hevea brasillensis. Nilai ekonomis
karet juga tergolong tinggi karena karet banyak digunakan diberbagai industri seperti industri pembuatan
ban.

• Rempah- rempah – Jenis rempah- rempah yang dihasilkan hutan diantaranya adalah kayu manis,
pala, cengkih dan vanila. Hutan di Maluku banyak menghasilkan rempah- rempah yang sering
diperdagangkan sejak zaman dahulu. Karena rempah- rempah ini lah dulu Indonesia menjadi negara
tujuan penjajahan Portugis dan Belanda.

• Rotan – Batang rotan mempunyai panjang puluhan meter dan banyak dimanfaatkan untuk
membuat interior rumah. Sebelum diolah, rotan harus dibersihkan terlebih dahulu karena rotan
mempunyai pelepah yang berduri. Sebagian besar rotan di Indonesia dihasilkan dari hutan yang berada di
daerah Sumatera, Jwa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.

• Sagu – Potensi hutan non kayu yang berbentuk tepung ini berasal dari proses pengolahan batang
pohon sagu. Penduduk Indonesia bagian timur menjadikan sagu sebagai bahan makanan pokok.
Masyarakat Maluku dan Papua biasanya memanen sagu dari hutan kemudian mengolahnya menjadi
masakan bernama papeda.

B. POTENSI DAN PERSEBARAN SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan bahan tambang. Beraneka bahan
tambang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Aktivitas pertambangan
telah menghasilkan banyak devisa bagi Indonesia.

a. Minyak Bumi dan Gas

Minyak bumi dan gas merupakan sumber energi utama yang saat ini banyak dipakai untuk keperluan
industri, tranportasi, dan rumah tangga. Saat ini telah dikembangkan sumber energi alternatif, misalnya
bioenergi dari beberapa jenis tumbuhan dan sumber energi lainnya, seperti energi matahari, angin, dan
gelombang. Namun, produksi energi dari sumber energi alternatif masih terbatas jumlahnya. Cadangan
minyak bumi Indonesia terus berkurang seiring dengan pengambilan atau eksploitasi yang terus
dilakukan. Ada yang memperkirakan dalam kurun waktu 14 tahun ke depan, cadangan tersebut akan
habis dan Indonesia terpaksa harus membeli atau mengimpor dari negara lain. Hal itu tidak akan terjadi
dengan cepat jika ditemukan cadangan baru yang diperkirakan masih besar. Cadangan minyak bumi
Indonesia diperkirakan masih cukup besar. Adapun sebaran penghasil minyak pada sejumlah pulau di
Indonesia sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia dapat dilihat pada data berikut ini.
Sumatra : Pereula dan Lhokseumawe (Aceh Darussalam), Sungai Pakning dan Dumai (Riau), Plaju,
Sungai Gerong dan Muara Enim (Sumatra Selatan)

Jawa : Jati Barang Majalengka (Jawa Barat), Wonokromo, Delta (Jawa Timur), Cepu, Cilacap (Jawa
Tengah).

Kalimantan : Pulau Tarakan, Balikpapan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (Kalimantan Timur),
Rantau, Tanjung, dan Amuntai (Kalimantan Selatan).

Maluku : Pulau Seram dan Tenggara

Papua : Klamono, Sorong, dan Babo

b. Batu Bara

Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan mengendap
selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang menyusunnya terutama adalah karbon, hidrogen, dan
oksigen. Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang dihasilkan
batu bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak),
pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri kimia,
dan lain-lain. Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan batu bara dunia. Namun, dilihat
dari produksinya, cadangan batu bara Indonesia merupakan yang ke-6 terbesar di dunia dengan jumlah
produksi mencapai 246 juta ton. Batu bara dapat dijumpai di sejumlah pulau, yaitu Kalimantan dan
Sumatra. Potensi batu bara sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia di kedua pulau tersebut
sangat besar. Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur (Lembah Sungai
Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin dan Sawahlunto), Sumatra Selatan (Bukit Asam dan
Tanjung Enim).

c. Bauksit

Bauksit adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium. Bauksit bermanfaat untuk industri
keramik, logam, kimia, dan matulergi. Indonesia memiliki bauksit sebagai potensi sumber daya tambang
di Indonesia yang cukup besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton. Sebagian dari hasil
pertambangan bauksit dimanfaatkan untuk industri dalam negeri dan sebagian lainnya diekspor. Bauksit
ditambang di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).

d. Pasir Besi

Pasir besi dimanfaatkan untuk industri logam besi dan industri semen. Aktivitas penambangan pasir besi
sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra,
Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan), dan Pulau
Sebuku (Kalimantan Selatan).
e. Emas

Emas umumnya dimanfaatkan untuk perhiasan. Berdasarkan data Tekmira ESDM, produksi emas
Indonesia pada tahun 2003 mencapai 141.019 ton. Emas ditambang di Jawa Barat (Cikotok dan Pongkor),
Papua (Freeport, Timika), Kalimantan Barat (Sambas), Nanggroe Aceh Darussalam (Meulaboh),
Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Riau (Logos), dan Bengkulu (Rejang Lebong).

f. Timah

Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain. Aktivitas
penambangan timah sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia terdapat di Sungai Liat (Pulau
Bangka), Manggara (Pulau Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau Karimun.

g. Tembaga

Tembaga banyak dimanfaatkan dalam industri peralatan listrik, industri konstruksi, pesawat terbang,
kapal laut, atap, pipa ledeng, dekorasi rumah, mesin-mesin pertanian, pengatur suhu ruangan, dan lain-
lain. Aktivitas penambangan tembaga terdapat di Papua oleh PT. Freeport.

h. Nikel

Nikel adalah bahan paduan logam yang banyak digunakan pada industri logam. Nikel sebagai potensi
sumber daya tambang di Indonesia ditambang di daerah Soroako, Sulawesi Tenggara. Daerah lain yang
memiliki potensi nikel adalah Papua dan Maluku.

i. Aspal

Aspal digunakan sebagai bahan utama untuk membuat jalan. Aspal sebagai potensi sumber daya tambang
di Indonesia ditambang di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

j. Mangan

Mangan banyak digunakan untuk proses pembuatan besi baja, pembuatan baterai kering, keramik, gelas,
dan sebagainya. Mangan sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia ditambang di daerah
Tasikmalaya (Jawa Barat), Kiripan (Yogyakarta), dan Martapura (Kalimantan Selatan). Belerang

k. Belerang

Belerang sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia banyak ditemukan di Gunung Welirang,
Jawa Timur dan Gunung Patuha, Jawa Barat.

l. Marmer

Marmer terbentuk dari proses malihan batu gamping atau batu kapur. Suhu dan tekanan bekerja pada batu
gamping karena adanya tenaga endogen atau tenaga dari dalam bumi. Marmer banyak digunakan untuk
seni pahat, patung, meja, dinding, lantai rumah, dan lain-lain. Marmer sebagai potensi sumber daya
tambang di Indonesia ditambang di Tulungagung (Jawa Timur), Lampung, dan Makassar.
m. Yodium

Yodium digunakan sebagai bahan baku utama untuk larutan obat dalam alkohol, kesehatan, herbisida,
industri desinfektan, serta digunakan dalam garam agar lebih sehat. Yodium sebagai potensi sumber daya
tambang di Indonesia ditambang di Semarang (Jawa Tengah) dan Mojokerto (Jawa Timur).

C. POTENSI DAN PERSEBARAN SUMBER DAYA ALAM KELAUTAN

Sumber daya laut adalah unsur hayati dan non hayati yang terdapat di wilayah laut. Luas laut Indonesia
mencakup 2/3 dari seluruh luas wilayah Indonesia, yaitu 5,8 juta km2. Di dalam laut tersebut, tersimpan
kekayaan alam yang luar biasa besarnya. Potensi sumber daya laut Indonesia tidak hanya berupa ikan,
tetapi juga bahan tambang seperti minyak bumi, nikel, emas, bauksit, pasir, bijih besi, timah, dan lain-lain
yang berada di bawah permukaan laut. Kekayaan yang dapat dimanfaatkan dari sumber daya laut yang
lain adalah sumber daya alam berupa mangrove, terumbu karang, dan lain-lain. Sumber daya tersebut
dikenal dengan sumber daya pesisir.

a. Perikanan

Budi Daya Ikan Sumber daya perikanan laut adalah salah satu potensi sumber daya laut di indonesia
yang sejak dulu telah dimanfaatkan penduduk. Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari yang besar,
yaitu 6,4 juta ton per tahun. Yang dimaksud dengan potensi lestari adalah potensi penangkapan ikan yang
masih memungkinkan bagi ikan untuk melakukan regenerasi hingga jumlah ikan yang ditangkap tidak
mengurangi populasi ikan. Berdasarkan aturan internasional, jumlah tangkapan yang diperbolehkan
adalah 80% dari potensi lestari tersebut atau sekitar 5,12 juta ton per tahun. Kenyataannya, jumlah hasil
tangkapan ikan di Indonesia belum mencapai angka tersebut. Ini berarti masih ada peluang untuk
meningkatkan jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Jika dibandingkan sebaran potensi ikannya, terlihat
adanya perbedaan secara umum antara wilayah Indonesia bagian Barat dan Timur. Di Indonesia bagian
Barat dengan rata-rata kedalaman laut 75 meter, jenis ikan yang banyak dtemukan adalah ikan pelagis
kecil. Kondisi agak berbeda terdapat di kawasan Indonesia Timur dengan rata-rata kedalaman laut
mencapai 4.000 m. Di kawasan Indonesia bagian Timur, banyak ditemukan ikan pelagis besar seperti
cakalang dan tuna. Selain ikan yang tersedia di lautan, penduduk Indonesia juga banyak yang melakukan
budi daya ikan, terutama di daerah pesisir. Di pantai utara Pulau Jawa, banyak masyarakat yang
mengembangkan usaha budi daya ikan dengan menggunakan tambak. Jenis ikan yang dikembangbiakkan
disana adalah ikan bandeng dan udang. Selain ikan, kekayaan laut Indonesia juga berada di wilayah-
wilayah pesisir berupa hutan mangrove, rumput laut, padang lamun, dan terumbu karang. Indonesia
memiliki lebih dari 13 ribu pulau sehingga garis pantainya sangat panjang. Garis pantai Indonesia
panjangnya mencapai 81.000 km, ukuran ini merupakan panjang pantai kedua terpanjang di dunia setelah
Kanada. Oleh karena itu, potensi sumber daya alam di wilayah pesisir sangat penting bagi Indonesia.
Tidak salah jika pemerintah di bawah pemerintahan presiden Jokowi memfokuskan pembangunan
maritim di Indonesia. Kekayaan alam kita yang berupa ikan malah banyak diambil oleh oknum-oknum
dari negara lain berupa praktik pencurian ikan atau illegal fishing. Ada beberapa wilayah perairan
Indonesia yang rawan dengan kegiatan illegal fishing. Wilayah yang paling rawan dengan praktik
pencurian ikan adalah Laut Arafuru (Papua) di Timur perairan Indonesia.

b. Hutan Mangrove

Hutan Mangrove Hutan mangrove (hutan bakau) adalah tipe hutan yang berada di daerah pasang surut air
laut. Saat air pasang, hutan mangrove digenangi oleh air laut, sedangkan pada saat air surut, hutan
mangrove bebas dari genangan air laut. Umumnya hutan mangrove berkembang baik pada pantai yang
terlindung, muara sungai, atau laguna. Tumbuhan yang hidup di habitat hutan mangrove tahan terhadap
garam yang terkandung di dalam air laut. Ada dua fungsi hutan mangrove sebagai potensi sumber daya
laut di indonesia yaitu fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai
habitat (tempat hidup) binatang laut untuk berlindung, mencari makan, dan berkembang biak. Fungsi
ekologis yang lain dari hutan mangrove adalah untuk melindungi pantai dari abrasi air laut. Fungsi
ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk hidup yang ada di
dalamnya. Biasanya penduduk memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar atau bahan pembuat arang.
Kayu bakau juga dapat dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga dihuni oleh
beragam jenis fauna yang bernilai ekonomis, misalnya udang dan jenis ikan lainnya yang berkembang
biak dengan baik di wilayah ini. Hutan mangrove tersebar di pesisir sebelah barat Pulau Sumatra,
beberapa bagian ada di pantai utara Pulau Jawa, sepanjang pesisir Pulau Kalimantan, Pesisir Pulau
Sulawesi, Pesisir sebelah Selatan Papua, dan beberapa pulau kecil lainnya. Jumlah hutan mangrove di
Indonesia mencapai angka 3.716.000 ha (data dari UNESCO). Hutan mangrove Indonesia tidak tersebar
secara merata. Luas terbesar hutan mangrove berada di Pulau Papua yang mencapai 3,7 juta ha.
Berikutnya adalah Kalimantan (165 ribu ha), Sumatra (417 ribu ha), Sulawesi (53 ribu ha), Jawa (34,4
ribu ha), Bali dan Nusa Tenggara (3,7 ha).

c. Terumbu Karang

Terumbu karang adalah terumbu (batuan sedimen kapur di laut) yang terbentuk dari kapur yang sebagian
besar dihasilkan dari koral (binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya). Jika ribuan
koral membentuk koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang. Sebagai negara kepulauan,
Indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terluas di dunia. Luas terumbu karang
Indonesia mencapai 284,3 ribu km2 atau setara dengan 18% dari terumbu karang yang ada di seluruh
dunia. Kekayaan terumbu karang Indonesia tidak hanya dari luasnya, akan tetapi juga keanekaragaman
hayati yang ada di dalamnya. Keanekaragaman hayati terumbu karang sebagai potensi sumber daya laut
di indonesia juga yang tertinggi di dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis ikan, 2.500 jenis moluska,
1.500 jenis udang-udangan, dan 590 jenis karang. Mengapa terumbu karang banyak ditemukan di wilayah
Indonesia? Terumbu karang akan dapat tumbuh dengan baik pada suhu perairan laut antara 21O - 29O C.
Pada suhu lebih besar atau lebih kecil dari itu, pertumbuhan terumbu karang menjadi kurang baik. Karena
Indonesia berada di daerah tropis dan suhu perairannya hangat, pantaslah jika terumbu karang banyak
ditemukan di Indonesia. Pertumbuhan terumbu karang juga akan baik pada kondisi air yang jernih dan
dangkal. Kedalaman air yang baik untuk tumbuhnya terumbu karang tidak lebih dari 18 meter. Jika lebih
besar dari kedalaman tersebut, pertumbuhan terumbu karang juga akan menjadi kurang baik. Selain
persyaratan tersebut, terumbu karang juga mensyaratkan salinitas (kandungan garam air laut) yang tinggi.
Oleh karena itu, terumbu karang sulit hidup di sekitar muara sungai karena kadar garam air lautnya
menurun akibat bercampurnya air sungai ke laut. Mengapa terumbu karang wajib dilindungi dari
kerusakan? Terumbu karang memiliki banyak manfaat, baik manfaat yang bersifat ekonomis, ekologis,
maupun sosial ekonomi. Adapun gambaran dari manfaat terumbu karang tersebut adalah sebagai berikut.
Manfaat ekonomi : sebagai sumber makanan, obat-obatan, dan objek wisata bahari. Manfaat ekologis :
mengurangi hempasan gelombang pantai yang dapat berakibat terjadinya abrasi. Manfaat sosial ekonomi :
sebagai sumber perikanan yang dapat meningkatkan pendapatan para nelayan. Terumbu karang juga
dapat menjadi daya tarik objek wisata yang dapat meningkatkan pendapatan penduduk sekitar dari
kegiatan pariswisata. Terumbu karang banyak ditemukan di bagian tengah wilayah Indonesia seperti di
Sulawesi, Bali, Lombok, dan Papua. Konsentrasi terumbu karang juga ditemukan di Kepulauan Riau,
pantai barat dan ujung barat Sumatra.

D. POTENSI DAN PERSEBARAN SUMBER DAYA ALAM PARIWISATA

Negara Indonesia dikaruniai Tuhan dengan berbagai wilayah dan fenomena alam yang memiliki
keindahan dan daya tarik yang sangat beraneka ragam. Selain itu juga memiliki berbagai macam suku
bangsa dengan variasi tradisi, adat istiadat, seni, dan budaya yang beraneka ragam. Di samping itu banyak
pula jumpai peninggalan sejarah. Semua kondisi alam dan sosial tersebut merupakan sumber daya yang
sangat potensial untuk dioptimalisasikan bagi kepentingan sektor pariwisata.

Secara umum objek wisata di muka bumi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu objek wisata alam, meliputi
keindahan alam pegunungan, hutan, cagar alam dan suaka margasatwa, danau, pantai, dan kawasan laut,
objek wisata budaya berhubungan dengan bangunan bersejarah, tradisi dan adat istiadat kelompok
masyarakat, hasil karya seni dan kerajinan, museum, monumen, benteng, taman hiburan. Agro Wisata,
yaitu objek wisata yang berhubungan dengan kegiatan pertanian dan hasilnya.

Persebaran beberapa objek wisata yang ada di negara Indonesia antara lain sebagai berikut.

a. Pulau Sumatra

Taman Nasional Gunung Leuser, Danau Laut Tawar, Rantau Prapat, Danau Toba, Brastagi, Danau
Maninjau, Danau Singkarak, Benteng Fort de Kock, Lembah Anai, Danau Ranau, Suaka Alam Way
Kambas, dan Benteng Marlborough.
b. Pulau Jawa

Gunung Tangkuban Perahu, Maribaya, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Museum Geologi, Taman Mini
Indonesia Indah, Ancol, Museum Satria Mandala, Museum Gajah, Monumen Nasional, Kebun Binatang
Ragunan, Planetarium, Dataran Tinggi Dieng, Batu Raden, Gua Jatijajar, Candi Borobudur, Prambanan,
Keraton Jogja, Kota Gede, Pantai Parangtritis, Kaliurang, Makam Imogiri, Gunung Bromo-Tengger,
Taman Nasional Baluran, dan Pemandian Tretes.

c. Bali

Pantai Kuta, Legian, Tanah Lot, Danau Batur, Klungkung, Pura Besakih, Daerah Trunyan, dan berbagai
macam kesenian.

d. Kalimantan

Pantai Pasir Panjang, Danau Riam Kanan, Museum Lambung Mangkurat, Istana Kesultanan Sambas,
Taman Nasional Tanjung Puting, dan masyarakat Dayak.

e. Nusa Tenggara

Gunung Tambora, Taman laut Gili Air, Taman Nasional Komodo, dan Danau Kelimutu.

f. Sulawesi

Taman Laut Bunaken, Danau Tondano, Tana Toraja, Suaka marga satwa Anoa dan burung Maleo, Mesjid
tua Palopo, Taman wisata Renboken, dan Pantai Losari.

g. Papua

Danau Sentani, Pantai Koren, Hutan wisata Supiori Tanjung Kasuari, Tugu Pepera, Tugu peninggalan
gugurnya Yos Sudarso, dan lokasi bekas markas Jendral Doglas Mc. Arthur.
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Hutan merupakan suatu wilayah yang mana menjadi tempat tumbuhnya pohon- pohon dan jenis tanaman
yang lain.

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan bahan tambang. Beraneka bahan
tambang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Aktivitas pertambangan
telah menghasilkan banyak devisa bagi Indonesia.

Sumber daya laut adalah unsur hayati dan non hayati yang terdapat di wilayah laut. Luas laut Indonesia
mencakup 2/3 dari seluruh luas wilayah Indonesia, yaitu 5,8 juta km2. Di dalam laut tersebut, tersimpan
kekayaan alam yang luar biasa besarnya.

Negara Indonesia dikaruniai Tuhan dengan berbagai wilayah dan fenomena alam yang memiliki
keindahan dan daya tarik yang sangat beraneka ragam. Selain itu juga memiliki berbagai macam suku
bangsa dengan variasi tradisi, adat istiadat, seni, dan budaya yang beraneka ragam. Di samping itu banyak
pula jumpai peninggalan sejarah.
DAFTAR PUSTAKA

http://wacanapengetahuan.blogspot.co.id/2013/11/persebaran-objek-wisata-di-indonesia_7031.html

http://ipsgampang.blogspot.co.id/2014/08/potensi-dan-persebaran-sumber-daya-laut_14.html

Anda mungkin juga menyukai