Anda di halaman 1dari 9

SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA

Sumber daya hutan di indonesia

1. Penghasil Kayu
 Kayu jati
Potensi hutan berupa kayu yang pertama adalah kayu jati. Nama latin
dari pohon yang menghasilkan jenis kayu ini adalah Tectona grandis. Pohon
jati tumbuh di hutan buatan maupun hutan alami yang memiliki curah hujan
berkisar antara 1.500 sampai 2000 mm per tahun. Jati dapat tumbuh di dataran
tinggi maupun dataran rendah yang tidak digenangi air. Persebaran hutan jati di
nusantara meliputi beberapa daerah seperti Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan
Bali. Di Pulau Jawa sendiri, persebaran jati paling banyak terdapat di Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
Kayu jati memiliki tekstur yang keras dan awet karena terdapat minyak
di dalamnya. Hal ini membuat kayu jati banyak dimanfaatkan sebagai bahan
untuk membuat interior rumah. Selain sebagai interior rumah, kayu jati juga
digunakan sebagai atap dan tiang penyangga rumah- rumah tradisional jawa.
Kayu jati yang sudah diolah juga bisa dimanfaatkan untuk membuat kapal dan
konstruksi jembatan. Semua manfaat yang bisa diperoleh dari kayu jati
membuat kayu ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

 Kayu meranti
kayu meranti terkenal di kalangan pertukangan dan perdagangan kayu.
Terdapat berbagai jenis pohon meranti yang diantaranya adalah meranti hitam
batang, balangeran, tengkawang gunung, dan meranti buaya bukit. Jenis- jenis
pohon meranti tersebut menghasilkan kayu meranti merah. Persebarannya
meliputi hutan- hutan di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Kayu meranti sering
dimanfaatkan sebagai kayu konsrtuksi, penyekat ruangan dalam bangunan,
bahan pembuatan meubel dan berbagai interior dalam rumah. Selain
menghasilkan kayu, pohon meranti juga menghasilkan resin, yaitu sejenis getah
yang keluar dari batang pohon. Resin ini selanjutnya akan dibahas dalam
potensi hutan non kayu.
 Kayu cendana
Kayu cendana dihasilkan dari pohon dengan nama latin Santalum
album yang ditemukan di Nusa Tenggara Timur. Meski demikian, persebaran
cendana sekarang sudah meliputi hutan- hutan di daerah Jawa dan keseluruhan
Nusa Tenggara. Kayu cendana ini sudah menjadi barang langka sehingga
harganya menjadi begitu mahal. Kayu cendana memiliki aroma yang wangi.
Itulah nilai lebih dari kayu cendana dibandiingkan jenis kayu lainnya.
Pemanfaatan kayu cendana diantaranya adalah sebagai bahan pembuatan dupa
& aroma terapi, sebagai campuran parfum, serta bahan pembuatan sarung keris.

 Kayu akasia
Akasia memiliki nama latin Acacia mangium. Kayu akasia banyak
ditemukan di hutan- hutan Jawa Barat. Pada awalnya, kayu akasia dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan kertas. Banyak pabrik kertas yang mencari pohon
akasia dengan usia berkisar antara 3 sampai 5 tahun. Perkembangan selanjutnya,
kayu akasia juga digunakan sebaga bahan baku pembuatan furnitur. Hal ini
membuat permintaan kayu akasia oleh industri meubel maupun kertas semakin
meningkat.
 Pohon cemara
Pohon cemara adalah pohon yang bisa ditemukan di mana saja, dari
daerah panas, gurun, dataran tinggi, rendah, hingga daerah bersalju sekalipun.
Pohon ini mempunyai berbagai manfaat seperti sebagai tanaman peneduh di
halaman rumah, kantor, perindang jalan. Pohon cemara juga berfungsi sebagai
tanaman yang mencegah erosi di perbukitan atau tepi sungai, sehingga tidak
terjadi banjir atau tanah longsor. Kegunaan lain adalah tanaman cemara dapat
dijadikan bonsai sehingga menjadi hiasan yang sangat indah

2. Penghasil buah

 Matoa
Matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman buah khas Papua, tergolong pohon
besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum
100 cm. Umumnya berbuah sekali dalam setahun Berbunga pada
bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau 4 bulan kemudian. Penyebaran
buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga
ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya
kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang
tinggi (>1200 mm/tahun). Matoa juga terdapat di beberapa daerah
di Sulawesi, Maluku, dan Papua New Guinea. Buah matoa memiliki rasa
yang manis.

 Mangga
Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula
nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri
dari 35-40 anggota dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya
adalah Mangifera indica.Nama ini kira-kira mengandung arti: “(pohon) yang
berbuah mangga, berasal dari India”. Pohon mangga termasuk tumbuhan
tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus,
yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga
bisa mencapai tinggi antara 10 hingga 40 m. Nama "mangga" berasal dari
bahasa Malayalam maanga. Kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-
orang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa
Inggris) dan lain-lain. Berasal dari daerah di sekitar
perbatasan India dengan Burma, mangga telah menyebar ke Asia
Tenggara sekurang-kurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini
dikenal pula dalam berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.).
Sumber Daya Tambang
1. Minyak Bumi dan Gas Alam
Sumber daya tambang yang pertama adalah minyak bumi dan gas alam. Minyak
bumi merupakan contoh sumber daya alam yang saat ini keberadaannya semakin sulit
ditemukan dan tidak dapat diperbaharui. Hal ini karena proses pembentukan minyak
bumi membutuhkan waktu yang cukup lama.
Minyak bumi dan gas yang merupakan sumber utama dalam perindustrian,
transportasi serta rumah tangga ini semakin lama semakin menipis, maka dari itu perlu
dijaga kelestariannya. Di Indonesia minyak bumi yang dihasilkan dapat dikatakan
dalam kondisi yang cukup baik, karena setidaknya potensi minyak bumi indonesia
berkisar 4,3 milyar barrel. Adapun wilayah Indonesia yang dijadikan sebagai tambang
minyak bumi antara lain adalah Lhoksumawe, Muara Enim, Majalengka, Cilacap,
Amuntai dan Sorong.

2. Batu Bara
Batu bara yang merupakan hasil tambang ini biasanya dimanfaatkan sebagai
bahan bakar utama dalam pembangkit listrik tenaga uap, perindustrian serta peleburan
biji logam. Proses pembentukan batu bara ini juga memakan waktu yang lama hampir
sama dengan proses pembentukan minyak bumi. Di Indonesia sendiri hasil tambang
batu bara mencapai 246 juta ton dengan suku cadang hanya 0,5 %. Adapun wilayah
yang menghasilkan tambang batu bara antara lain adalah Tanjung Enim, Sungai Berau
dan Sumatera Barat.
3. Timah
Biji timah merupakan hasil dari peldxcf[-apukan batuan granit. Biasanya timah
digunakan dalam pembuatan kaleng, pelapis besi dan tube. Akan tetapi biji timah yang
diolah lebih lanjut menjadi logam timah ini biasanya digunakan sebagai pembungkus
permen, rokok, coklat dan sebagainya karena logam timah tersebut tipis menyerupai
kertas timah. Di Indonesia sendiri hasil timahnya menduduki peringkat 4 di dunia
dengan presentase suku cadangnya 8,1% dari jumlah cadangan timah di dunia. Adapun
wilayah Indonesia yang menghasilkan timah antara lain adalah Pulau Bangka, daratan
Riau, Pulau Karimun dan Manggara (Belitung).

4. Emas
Emas di Indonesia memiliki suku cadang 2,3% dari jumlah keseluruhan
cadangan emas di dunia. Sedangkan produksi hasil emas di Indonesia sendiri memiliki
presentasi 6,7% sehingga berada di posisi keenam dunia. Emas ini biasanya
dimanfaatkan untuk dibuat untuk perhiasan dan aksesoris lainnya. Adapun wilayah di
Indonesia yang menghasilkan emas antara lain di Meuleboh (Aceh), Bengkalis
(Sumatera), Logas (Riau) dan Cikotok (Jawa Barat).
5. Nikel
Nikel merupakan logam yang memiliki warna putih sedikit kelabu, bahannya
agak keras dan tidak cepat berkarat. Nikel ini dapat dicampur dengan besi agar mutunya
lebih baik atau bisa dengan logam lain seperti tembaga dalam pembuatan kuningan atau
perunggu. Tidak hanya itu saja, nikel ini juga dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam
pembuatan uang logam. Adapun presentase hasil nikel Indonesia adalah 8,6% serta
memiliki suku cadang sebesar 2,9%. Adapun daerah-daerah yang menghasilkan nikel
di Indonesia diantaranya Bengkalis di Sumatera, Cikotok di Jawa Barat, Meuleboh di
Aceh, Rejang Lebong di Bengkulu dan Logas di Riau.
Potensi Kemaritiman

1. Perikanan
Sumber daya perikanan laut merupakan salah satu potensi sumber daya laut di
Indonesia yang sejak dulu telah dimanfaatkan penduduk. Di Indonesia bagian Barat
dengan rata-rata kedalaman laut 75 meter, jenis ikan yang banyak dtemukan adalah ikan
pelagis kecil. Di kawasan Indonesia bagian Timur dengan rata-rata kedalaman laut
4000 m, banyak ditemukan ikan pelagis besar seperti cakalang dan tuna.
Selain ikan yang tersedia di lautan, penduduk Indonesia juga banyak yang
melakukan budi daya ikan, terutama di daerah pesisir. Di pantai utara Pulau Jawa,
banyak masyarakat yang mengembangkan usaha budi daya ikan dengan menggunakan
tambak. Jenis ikan yang dikembangbiakkan disana adalah ikan bandeng dan udang.
Kekayaan alam kita yang berupa ikan banyak diambil oleh nelayan dari negara
lain berupa praktik pencurian ikan atau illegal fishing. Ada beberapa wilayah perairan
Indonesia yang rawan dengan kegiatan illegal fishing. Wilayah yang paling rawan
dengan praktik pencurian ikan adalah Laut Arafuru (Papua) di Timur perairan
Indonesia.

Hasil Tangkapan Ikan Laut

2. Terumbu Karang
Terumbu karang adalah terumbu (batuan sedimen kapur di laut) yang terbentuk
dari kapur yang sebagian besar dihasilkan dari koral (binatang yang menghasilkan
kapur untuk kerangka tubuhnya). Jika ribuan koral membentuk koloni, koral-koral
tersebut akan membentuk karang.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu
karang terluas di dunia. Kekayaan terumbu karang Indonesia tidak hanya dari luasnya,
akan tetapi juga keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Keanekaragaman hayati
terumbu karang sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia juga yang tertinggi di
dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis ikan, 2.500 jenis moluska, 1.500 jenis udang-
udangan, dan 590 jenis karang. Terumbu karang banyak ditemukan di wilayah
Indonesia karena suhu perairan laut Indonesia antara 21 - 29 derajat Celcius. Pada suhu
lebih besar atau lebih kecil dari itu, pertumbuhan terumbu karang menjadi kurang baik.
Karena Indonesia berada di daerah tropis dan suhu perairannya hangat, pantaslah jika
terumbu karang banyak ditemukan di Indonesia. Terumbu karang wajib dilindungi dari
kerusakan karena terumbu karang memiliki banyak manfaat, baik manfaat yang bersifat
ekonomis, ekologis, maupun sosial ekonomi.

Terumbu Karang

3. Hutan Mangrove (Hutan Bakau)


Hutan mangrove (hutan bakau) adalah tipe hutan yang berada di daerah pasang
surut air laut. Saat air pasang, hutan mangrove digenangi oleh air laut, sedangkan pada
saat air surut, hutan mangrove bebas dari genangan air laut.
Umumnya hutan mangrove berkembang dengan baik pada pantai yang
terlindung, muara sungai, atau laguna. Ada dua fungsi hutan mangrove sebagai potensi
sumber daya laut di Indonesia yaitu fungsi ekologis dan ekonomis.
Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat (tempat hidup) binatang
laut untuk berlindung, mencari makan, dan berkembang biak. Fungsi ekologis yang lain
dari hutan mangrove adalah untuk melindungi pantai dari abrasi air laut. Fungsi
ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Biasanya penduduk memanfaatkan kayu sebagai bahan
kayu bakar atau bahan pembuat arang. Kayu bakau juga dapat dijadikan bahan pembuat
kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga dihuni oleh beragam jenis fauna yang bernilai
ekonomis, misalnya udang dan jenis ikan lainnya yang berkembang biak dengan baik
di wilayah ini.
Hutan mangrove di Indonesia tersebar di pesisir sebelah barat Pulau Sumatra,
beberapa bagian ada di pantai utara Pulau Jawa, sepanjang pesisir Pulau Kalimantan,
Pesisir Pulau Sulawesi, pesisir sebelah Selatan Papua, dan beberapa pulau kecil lainnya.

Anda mungkin juga menyukai