PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Rotan adalah salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang berperan
penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya dari sektor kehutanan.
Sekitar 85% kebutuhan bahan baku rotan dunia berasal dari Indonesia. Selain nilai
ekonomi, rotan juga menjadi indikator kesehatan ekologi hutan. Bagi sebagian
suku di Indonesia, secara sosio-kultural rotan telah menjadi bagian kehidupan
sehari-hari. Misalnya oleh masyarakat suku Dayak yang telah ratusan tahun
membudidayakan rotan secara tradisional dan turun temurun. Serta para wanita
dari suku Wemali, dari Pulau Seram, Maluku yang memanfaatkannya untuk ikat
pinggang.
Rotan memiliki sifat dasar yang berbeda dari kayu atau akar. Sifat ini terdiri
dari sifat anatomi, sifat kimia, sifat struktur, sifat fisik, sifat mekanis. Secara
umum, komposisi kimia rotan terdiri dari Holoselulosa (71-76 %), Selulosa (39-56
%), Lignin (18-27 %) dan Silika (0,54-8 %). Masing-masing kandungan kimia
tersebut memberikan sifat-sifat sebagai berikut:
Sifat Fisik – Secara kasat mata, kita dapat melihat ciri fisik atau bentuk rotan,
yaitu:
o Warna
o Kilap atau Kilau – Kilap atau suramnya rotan dapat menjadi ciri khusus
dan menambah keindahan rotan. Kilap yang dihasilkan dari struktur
anatomi, kandungan zat ekstraktif, sudut datangnya sinat, kandungan air,
lemak dan minyak. Semakin tinggi kadar air, minyak dan lemak maka
akan semakin suram.
o Bau dan Rasa – Kesegaran rotan dapat diketahu melalui bau dan rasa
yang tidak mencolok.
o Berat – Hal ini berkaitan dengan kadar air dan zat ekstaktif dalam rotan.
Untuk mengurangi kadar air pada batang, perlu dilakukan proses
pengeringan yang dapat menghilangkan kadar air dari 40% hingga 60%
menjadi titik jenuh serat atau sekitar 15% hingga 30%.
o Kekerasan atau Elastisitas – Batang rotan mempunyai kemampuan
menahan tekanan atau gaya tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh kadar air,
umur panen, posisi batang (pangkal, tengah dan ujung).
o Diameter – Ukuran batang atau diameter rotan dibagi menjadi dua, yaitu:
Diamater kecil, ialah rotan dengan diameter kurang dari 18
mm, seperti Sega, Irit atau Jahab, Jermasin, Pulut Putih, Pulut
Merah, Lilin, Lacak, Manau Padi, Datuk Merah, Sega Air,
Ronti, Sabut, Batu, Tapah, Paku dan Pandan Wangi.
Diameter besar, ialah rotan yang berdiameter 18 mm atau lebih,
seperti Manau, Batang, Mantang, Cucor, Semambu, Wilatung,
Dahan, Tohiti, Seel, Balukbuk, Bidai, Buwai, Bambu, Kalapa,
Tiga Juru, Minong, Umbulu, Telang dan Lambang.
o Kesilindrisan – Untuk membandingkannya, kita dapat menyandingkan
diameter rata-rata pangkal ruas dengan diamater rata-rata ujung ruas.
o Ruas – Ruas adalah bagian rotan yang terletak diantara dua buku.
Panjang ruas dibagi menajdi tiga macan, yakni ruas pendek, ruas
sedang, dan ruas panjang.
o Buku – Buku batang rotan dibagi menjadi tiga macam, yakni buku
menonjol, buku agak menonjol, dan buku tidak menonjol. Selain itu,
arah buku juga dibagi menjadi dua, yaitu buku menceng dan agak
menceng.
o Selaput Silika – Hampir seluruh jenis tumbuhan ini memiliki lapisan
silika yang membalut kulit luarnya, seperti Rotan Sega, Jermasin, Irit
atau Jahab, Buyung yang memberikan efek kilap.
o Parut Buaya – Parut buaya merupakan bekas parut yang seolaholah
menggores kulit kearah transversal. Selain parut buaya, juga terdapat
sifat fisik berupa getah, seperti yang dimiliki Rotan Getah atau Sepat,
Lacak, Jernang, dan Jermasin.
Sifat Struktur – Pengetahuan mengenai sifat struktur rotan belum diketahui lebih
jauh. Sebagi petunjuk identifikasi, umumnya menggunakan pori yang dibedakan
menjadi ukuran, bentuk, dan susunan.
Sifat Mekanis – Sifat mekanis adalah kemampuan menahan gaya dari luar,
seperti:
o Keawetan adalah daya tahan rotan terhadap berbagai faktor perusak, tetapi
biasanya merujuk pada daya tahan terhadap faktor biologis yang disebabkan
oleh organisme perusak rotan, yaitu jamur dan serangga rayap.
o Keterawetan adalah mudah atau tidaknya rotan ditembus bahan pengawet
dengan proses tertentu, sehingga rotan yang telah diawetkan dengan bahan
kimia (pengawet) tahan terhadap serangan organisme perusak.
3. Pengertian Biokimia
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul
dalam reaksi kimia dan proses yang berlangsung dalam makhluk hidup. Jangkauan
ilmu Biokimia sangat luas sesuai dengan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya
mempelajari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia, ilmu Biokimia juga
mempelajari berbagai proses pada organisme mulai dari yang sederhana sampai yang
kompleks.
Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsikomponen
selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat
ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan
sifat-sifat protein.
Biokimia adalah bidang ilmu yang mempelajari pengetahuan tentang struktur,
fungsi dan interaksi biomolekul yang menyusun sel, mekanisme reaksi katalisis
enzim, energetika dan reaksi-reaksi metabolisme sel, proses sinyal transduksi yang
terkait dengan fungsi biologis dan fisiologis sel pada tingkat molekuler dan informasi
genetik. Bidang ilmu ini juga didukung dengan penguatan pemahaman teknik isolasi
biomolekul dari berbagai sumber daya alam hayati, pemurnian, karakterisasi
biomolekul yang mendukung pemanfaatan dan pengembangan sumber daya alam
hayati menjadi produk bioteknologi.
Definisi Biokimia Menurut Para Ahli
Biokimia adalah Bios = Yunani, artinya “hidup” “Kimia mahluk hidup;
Kimia yang terjadi dan menjadi ciri kehidupan.” (Webster’s dictionary)
Biokimia adalah kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi
dalam tubuh mahluk hidup; sebagai upaya untuk memahami proses
kehidupan dari sisi kimia. (WebNet dictionary)
Fungsi Bologis Dari sudut Pandang Kimia
Pemahaman bentuk dan fungsi biologis dari sudut pandang kimia Bertujuan
untuk memahami interaksi molekul-molekul tak hidup yang menghasilkan
fenomena kompleks dan efisien yang menjadi ciri-ciri kehidupan serta
menjelaskan keseragaman kimia dari kehidupan yang beragam.
1. Struktur kimia dan bentuk tiga dimensi molekul biologi
2. Interaksi antar biomolekul
3. Sintesis dan degradasi biomolekul dalam sel
4. Perolehan dan pemanfaatan energi oleh sel
5. Mekanisme pengorganisasian biomolekul dan pengkoordinasian aktifitasnya
6. Penyimpanan, pemindahan dan ekspresi informasi genetika
Hubungan Biokimia dengan Ilmu Lain:
1. Kimia Organik yang mempelajari sifat-sifat biomolekul.
2. Biofisika, yang memanfaatkan teknik-teknik fisika untuk mempelajari struktur
biomolekul.
3. Nutrisi, yang memanfaatkan pengetahuan tentang metabolisme untuk
menjelaskan kebutuhan makanan bagi mahluk hidup mempertahankan
kehidupan normalnya.
4. Kesehatan, yang mencari pemahaman tentang keadaan sakit dari sudut
pandang molekular.
5. Mikrobiologi, yang menunjukkan bahwa organisme sel tunggal dan virus
cocok untuk digunakan sebagai sarana mempelajari jalur-jalur metabolisme
dan mekanisme pengendaliannya.
6. Fisiologi, yang mempelajari proses kehidupan pada tingkat jaringan dan
organisme.
7. Biologi sel, yang mempelajari pembagian kerja biokimia dalam sel.
8. Genetika, yang mempelajari mekanisme penyusunan identitas biokimia sel.
Untuk memberikan pemahaman mengenai konsep-konsep dasar yang terjadi
dalam berbagai proses dalam kehidupan, maka diberikanlah Modul pengantar
Biokimia yang dibagi menjadi empat mata ajaran utama yaitu :
1. Protein: Protein merupakan makromolekul terbanyak dalam makhluk hidup
dan mempunyai berbagai peranan penting. Protein terpenting adalah enzim
yang merupakan biokatalisator dalam sel. Selain itu protein juga berfungsi
sebagai alat transport (hemoglobin), alat pertahanan tubuh (antibodi), hormon,
dan lain-lain.
2. DNA dan Ekspresigenetik DNA. DNA mengandung informasi genetik yang
kemudian disalin dan diterjemahkan sehingga dibentuk asam amino yang
kemudian menjadi protein. Juga dibahas mengenai DNA rekombinan,
rekayasa genetik dan proyek human genome
3. Membran dan Komunikasi Antar Sel. Setiap sel makhluk hidup dibungkus
oleh membran yang menyebabkan isi sel tidak bercampur dengan luar sel.
Walaupun dilapisi oleh membran, tetap terjadi interaksi antara sel yang satu
dengan sel yang lain karena adanya komunikasi antar sel yang diperantarai
oleh berbagai caraka kimia dan reseptornya pada membran dan diteruskan
dengan berbagai proses dalam sel.
4. Transduksi Energi dan metabolisme. Metabolisme membahas bagaimana
caranya terbentuk energi (ATP) dalam bioenergetika. Juga dibahas mengenai
bagaimana caranya makromolekul yang diperoleh dari makanan dapat diolah
menjadi mikromolekul sehingga dapat digunakan tubuh untuk menghasilkan
energi. Juga dibicarakan bagaimana makromolekul dapat dibentuk di dalam
tubuh dari prekursornya beserta proses pengaturannya dan enzim-enzim yang
berperan. Selain itu, dibahas juga mengenai metabolisme non-nutrien, seperti
nukleotida, porfirin dan xenobiotik.
4. Materi Biokimia
Materi biokimia yang dibahas adalah materi kimia karbohidrat yang berkaitan
dengan komposisi kimia dalam tanaman rotan.
1. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat gizi yang memiliki fungsi
utama sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori.
Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak
dikonsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara yang
sedang berkembang. Di negara berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80%
dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan
pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan
oleh sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya
dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein. Karbohidrat
banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung kentang, dan sebagainya),
serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam.
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung
atom karbon, hidrogen, dan oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen
dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbihidrat dapat dibentuk dari
beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar
karbohidrat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat
dibentuk dari hasil reaksi CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis di dalam sel
tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil).
Karbohidrat juga berperan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya warna, rasa, tekstur dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh
karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein yang
berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk metabolisme lemak dan protein.
Pada tanaman, karbohidrat dibentuk dari reaksi karbohidrat dan air dengan
bantuan klorofil dan sinar matahari pada jasad hidup autrotopik. Melalui proses
fotosintesis ini kemudian mengalami polimerisasi menjadi pati atau selulosa.
Karbohidrat juga merupakan segolongan besar senyawa organik yang paling
melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk
hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan
(misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun
(misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada
proses fotosintesis, tetumbuhan hijaumengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-
keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila
dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus
fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugushidroksil. Pada
awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai
rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi
oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki
rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu
molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa,galaktosa,
dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula
yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang,
disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan
polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida)
dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
2. Karbohidrat Pada Tanaman
Pemindahan energi dati sinar matahari ke dalam tanaman dilaksanakan dengan
perantara klorofil. Senyawa tersebut terdapat dalam sebuah organel vital bagi tanaman
yaitu khloroplas.
Proses fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat, terutama glukosa. Diantara
berbagai karbohidrat yang penting yang dapat dibentuk oleh tumbuhan dari glukosa
adalah selulosa, sukrosa dan pati/amilum. Amilum didalam tumbuhan banyak
tersimpan dalam akar, umbi ataupun biji-bijian. Butir-butir amilum itu sebenarnya
semula terdapat di dalam kloroplas daun sebagai hasil fotosintesis. Menurut Loveless
(1994) pada kebanyakan tumbuhan dikotil juga monokotil, pati mulai terkumpul pada
daun segera setelah terjadi proses fotosintesis yang berjalan cepat, sehingga pada
tanaman dikotil mempunyai daun pati sedangkan daum monokotil mempunyai daun
gula.
Menurut Hopkins (1995) amilum terdiri dari campuran amilosa dan amilopektin.
Amilosa bereaksi dengan Iod (I) menghasilkan perubahan warna komplek merah
ungu. Warna ini ditimbulkan oleh ikatan lemah diantara molekul pati/amilum dan Iod.
Adanya amilum pada daun sebagai hasil fotosintesis dapat diuji keberadaannya.
Adanya pati/amilum dalam daun lebih mudah dideteksi daripada adanya gula,
sehingga tumbuhan berdaun pati seperti bayam dapat digunakan sebagai bahan dalam
praktikum ini. Hal pertama yang dilakukan adalah menutup bagian daun bayam
sebelum bayam sebelum terkena sinar matahari dan memetiknya sesudah beberapa
saat terkena sinar matahari sehingga dimungkinkan tumbuhan bayam tersebut telah
berfotosintesa. Daun yang telah dipetik tersebut dimasukan kedalam larutan alkohol
95% yang panas. Larutan alkohol berfungsi untuk melarutkan klorofil daun. Hal ini
jelas terlihat, setelah dicelupkan dalam alkohol 95% panas, warna hijau daun bayam
pudar dan menjadi kekuning-kuningan, kemudian daun ini dicuci dengan air panas
dengan cepat tujuannya adalah untuk menjaga bentuk sel agar tidal rusak, setelah itu
diberi larutan J-KJ yang akan memberikan ungu pada daun.
Karbohidrat merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri dari atau dapat
dihidrolisis menjadi polisakarida aldehid dan keton. Karbohidrat dalam tanaman
adalah tepung atau amilum atau pati. Amilum adalah homopolimer (suatu polimer
yang terbentuk oleh hanya satu macam unit monomerik) dari glukosa yang digabung
oleh mata rantai yang sama dengan maltosa. Macam amilum utama adalah amilosa
dan amilopektin (bila dilarutkan dengan iodin memberikan warna merah ungu).
Sedangkan amilosa memberikan warna biru.
Menurut Tjitrosomo (1985), suatu pengujian yang menunjukkan adanya pati
pada banyak tumbuhan dianggap memberikan kesan bahwa fotosintesis sedang
berlangsung. Akumulasi pati dalam daun sebagai cadangan sementara mudah
didemonstrasikan. Jika klorofil dihilangkan dari daun tumbuhan penghasil pati yang
telah disimpan dalam gelap selama beberapa jam dan daunnya kemudian diwarnai
dengan iodium maka hanyalah warna coklat iodium yang akan tampak. Akan tetapi,
jika telah disinari sinar matahari selama sehari dilakukan cara yang sama, maka pada
daun akan tampak warna biru atau hitam yang menunjukan adanya pati. Hal ini
didukung oleh Loveless (1990) yang mengatakan warna gelap yang terjadi
memberikan indikasi perkiraan konsentrasi pati yang ada dalam daun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesa adalh cahaya, temperatur dan air.
Pada umumnya tumbuhan didaerah tropik tidak bisa melakukan fotosintesis pada suhu
kurang dari 50 C, maka meskipun sinarada cukup, tapi CO2 berkurang akan berakibat
fotosintesis terhambat. Amilum merupakan produk fotosintesis yang termasuk
heksosan yang sifatnya tidal larut dalam air dan tidak manis. Pengangkutan amilum
dari sel ke sel tidak mungkin dalam bentuk amilum tetapi dalam bentuk gula. Amilum
disimpan dalam plastida, yang nantinya akan dipecah menjadi maltosa oleh enzim
amilase. Enzim amilase tersebut terdiri dari a amilase dan b amilase. a amilase
menggugurkan amilosa dan dan amilopektin atas satuan yang terdiri atas 6 sampai 9
molekul glukosa. Satuan itu disebut dextrin b amilase. Kegiatannya memutuskan
ikatan antara atom C nomer 1-4, tidak mampu untuk memutuskan hubungan antara
atom C 1-6.
Transformasi karbohidrat itu dipengaruhi oleh beberapa faktor luar. Faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan amilum menurut Dwijoseputro (1994)
diantaranya :
1. Temperatur
Temperatur yang rendah itu mempunyai pengaruh baik bagi pengubahan
amilum menjadi gula. Pengubahan gula manjadi amilum terjadi pada temperatur
sedang yaitu 200C sampai 300C.
2. Pengaruh air
Daun yang layu di dalamnya banyak terdapat amilum terubah menjadi gula
sukrosa dan beberapa monosakarida. Persediaan air yang agak berlebihan
menambah kegiatan penyusunan amilum.
3. Konsentrasi ion-ion H+
Perubahan pH membawa perubahan kegiatan enzim. Enzim akan bekerja
berlawanan jika lingkungannya mengalami perubahan pH. Pada pH di atas 7
banyak terbentuk gula sedang gula akan terbentuk menjadi amilum lagi jika pH
turun sampai di bawah 7.
4. Konsentrasi gula
Keseimbangan antara persediaan gula dan persediaan amilum terdapat di dalam
sel. Pembentukan amilum itu tampak giat karena pembentukan gula yang yang
giat. Pada malam hari sebagian dari amilum ada yang diubah menjadi gula
sekedar untuk menjaga ketetapan konsentrasi.
5. Keadaan pH
6. Intensitas sinar
Hopkins (1995), menyatakan bahwa pembentukan karbohidrat terjadi pada
tempat dimana cahaya menyinari bagian yang hijau karena bagian tersebut mangandung
klorofil. Kahadiran karbohidrat dapat diketahui dari Iodin-Amilum. Bagian daun yang
tertutup ketas alumunium foil dan dikenai sinar matahari, maka setelah dimasukkan dalam
alkohol panas dan aquades panas, kemudian ditetesi larutan iodin, maka bagian tersebut tidak
akan terbentuk warna ungu, tetapi bagian yang tidak ditutupi nampak berwarna ungu.
Dwijoseputro (1986), menggambarakan hubungan antara amilum dan I-KI dalam reaksi
berikut:
C5H8O4 + I – KI C5H8O4 + I5- + KI
1. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sedrhana susunan molekulnya. Dalam
tubuh monosakarida langsung diserap oleh dinding usus halus, kemudian masuk ke dalam
aliran darah. Monosakarida adalah hasil akhir pemecahan sempurna dari karbohidrat yang
lebih komplek susunannya dalam proses pencernaan. Monosakarida yang penting yaitu
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa disebut juga dekstrosa, banyak terdapat dalam
buah-buahan dan sayuran. Semua karbohidrat dalam tubuh akhirnya akan dirubah
menjadi glukosa. Fruktosa atau levulosa terdapat bersama glukosa dalam buah dan
sayuran terutama dalam madu. Galaktosa hanya ditemukan berasal dari penguraian
disakarida. Buah-buahan mengandung monosakarida seperti glukosa dan fruktosa.
Apabila dua molekul monosakarida berikatan akan terbentuk disakarida (Gambar 3) dan
mengeluarkan air. Dalam bentuk lebih panjang lagi (2-10) monosakarida akan
membentuk oligosakarida dan dalam rantai yang lebih panjang lagi (>10) monosakarida
akan membentuk polisakarida.
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai
atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini
secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting
dalam ilmu gizi, yaitu glukods, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini
mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen,
dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom
hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah
yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga
monosakarida tersebut. Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat
dalam bentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil ada karbon nomor 2 terletak di sebelah
kanan. Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau struktur cincin. Jenis heksosa
lain yang kurang penting dalam ilmu gizi adalah manosa. Monosakarida yang mempunyai
lima atom karbon disebut pentosa, seperti ribosa dan arabinose.
Karbohidrat dalam golongan ini merupakan karbohidrat yang paling sederhana
(simple sugar) karena terdiri atas 3-6 atom C dan tidak bisa lagi dihidrolisa.
Monosakarida biasanya mudah larut dalam air dan umumnya berasa manis sehingga
secara umum disebut juga sebagai gula. Penamaannya juga berakhiran –osa.
Ada beberapa jenis monosakarida yang paling dikenal dan memegang peranan
terpenting dalam kehidupan, yaitu :
1. Trios, yakni jenis monosakarida yang memiliki 3 atom C.
Contohnya ialah Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton
2. Tetrosa, yakni jenis monosakarida yang memiliki 4 atom C.
Contoh dari tetrosa adalah threosa, Eritrosa, xylulosa
3. Pentosa jenis monosakarida yang memiliki 5 atom C.
Contoh pentose ialah Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa,Ribulosa
4. Hexosa jenis monosakarida yang memiliki 6 atom C.
Contoh Hexosa ialah Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa diantara keempatnya
ini yang amat dikenal dalam kehidupan sehari-hari ialah galaktosa, fruktosa dan
glukosa.
Glukosa, terkadang orang menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa.
Banyak dijumpai di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran,
madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari
hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa.
Fruktosa, disebut juga gula buah ataupun levulosa. Merupakan jenis
sakarida yang paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota bunga, madu
dan hasil hidrolisa dari gula tebu.
Galaktosa, tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam, galaktosa yang ada
di dalam tubuh merupakan hasil hidrolisa dari laktosa.
5. Heptosa, yakni monosakarida yang memiliki 7 atom C.
Contohnya ialah Sedoheptulosa.
2. Disakarida
Senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yang sejenis atau tidak.
Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2
molekul monosakarida.
Tiga jenis disakarida ialah sebagai berikut :
a. Sukrosa yakni gula yang kita pergunakan sehari-hari, sehingga lebih sering
disebut gula meja (table sugar) atau gula pasir dan disebut juga gula invert.
Sukrosa mempunyai dua molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul
glukosa dan satu molekul fruktosa. Sumber sukrosa ialah dari tebu (100%
mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), jam, jelly.
b. Maltosa Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari dua molekul
glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum, lebih
mudah dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat. Dengan Jodium amilum akan
berubah menjadi warna biru. Amilum terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan
dengan air panas, yaitu :
1. Amilosa
-larut dengan air panas
-mempunyai struktur rantai lurus
2. Amilopektin
-tidak larut dengan air panas
-mempunyai sruktur rantai bercabang.
c. Laktosa yang mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu
molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang larut di dalam air.
Sumber laktosa hanya terdapat pada susu sehingga disebut juga gula susu.
3. Polisakarida
Polisakarida merupakan senyawa yang terdiri dari gabungan molekul- molekul
monosakarida yang banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak
molekul monosakarida. Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang terdiri dari
lebih 6 monosakarida dengan rantai lurus/cabang.
Berikut adalah macam-macam polisakarida :
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
https://rimbakita.com/rotan/
https://sangkualita.blogspot.com/2017/09/rotan-pengertian-jenis-budidaya-sifat.html
http://kimia.fmipa.unand.ac.id/index.php?
option=com_k2&view=item&layout=item&id=62&Itemid=334
http://paypelajaran.blogspot.com/2015/09/pengertian-dan-definisi-biokimia.html
https://blog.ub.ac.id/ervianii/2012/05/08/karbohidrat-biokimia/
Hopkins, W. B. 1995. Introduction to Plant Physiology. John Willey and Sons. Inc, New York
Loveless. 1990. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Topis. Gramedia, Jakarta