Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Rotan adalah salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang berperan
penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya dari sektor kehutanan.
Sekitar 85% kebutuhan bahan baku rotan dunia berasal dari Indonesia. Selain nilai
ekonomi, rotan juga menjadi indikator kesehatan ekologi hutan. Bagi sebagian
suku di Indonesia, secara sosio-kultural rotan telah menjadi bagian kehidupan
sehari-hari. Misalnya oleh masyarakat suku Dayak yang telah ratusan tahun
membudidayakan rotan secara tradisional dan turun temurun. Serta para wanita
dari suku Wemali, dari Pulau Seram, Maluku yang memanfaatkannya untuk ikat
pinggang.

Rotan adalah tanaman yang tumbuh merambat dari keluarga Palmae.


Nama rotan diduga berasal dari bahasa Melayu, yaitu “raut” yang berarti
mengupas, menguliti atau menghaluskan.

Rotan memiliki sifat dasar yang berbeda dari kayu atau akar. Sifat ini terdiri
dari sifat anatomi, sifat kimia, sifat struktur, sifat fisik, sifat mekanis. Secara
umum, komposisi kimia rotan terdiri dari Holoselulosa (71-76 %), Selulosa (39-56
%), Lignin (18-27 %) dan Silika (0,54-8 %). Masing-masing kandungan kimia
tersebut memberikan sifat-sifat sebagai berikut:

 Holoselulosa merupakan Selulosa atau molekul gula linear berantai


panjang. Selulosa berfungsi memberikan kekuatan tarik pada batang
karena adanya ikatan kovalen yang kuat dalam cincin piranosa dan antar
unit gula penyusun selulosa. Makin tinggi selulosa makin tinggi juga
keteguhan lenturnya.
 Lignin adalah suatu polimer yang kompleks dengan berat molekul yang
tinggi. Lignin berfungsi memberikan kekuatan pada batang. Makin tinggi
lignin, makin tinggi juga kekuatan rotan.
 Tanin merupakan “true artrigen” yang menyebabkan rasa sepat. Tanin
berfungsi sebagai penangkal pemangsa. Hasil purifikasi tanin digunakan
sebagai bahan anti rayap dan jamur.
 Pati (karbohidrat) dalam batang sekitar 70%. Makin tinggi kadar pati,
semakin rentan terhadap serangan bubuk rotan kering.

Menurut pengertian dan komposisi kimia rotan diatas membahas meteri


biomelekul/biokimia, jadi materi yang akan dibahas adalah materi biokimia dengan
menggunakan bahan ajar handout. Handout adalah selebaran yang diberikan oleh guru
terhadap siswa yang tidak hanya berupa materi yang akan disampaikan untuk
memperlancarkan pelaksanaa belajar mengajar, akan tetapi juga memuat pengalaman
belajar berupa kegiatan-kegiatan belajar sperti observasi, tugas rumah dan diskusi
kelompok evaluasi, serta gambar-gambar yang bersangkutan dengan materi.

Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimia merupakan ilmu yang


mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid,
asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus
pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.

Saat ini penemuan-penemuan biokimia digunakan dalam berbagai bidang,


mulai dari genetika hingga biologi molecular dan dari pertanian hingga kedokteran.
Penerapan biokimia yang pertama kali barangkali adalah dalam pembuatan roti
menggunakan khamir, sekitar 4000 tahun yang lalu.

II. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa pengertian rotan serta manfaatnya?
2. Apa saja sifat tanaman rotan?
3. Apa pengertian biokimia?
4. Apa saja materi yang dipelajarai dalam materi biokimia?
III. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Agar mengetahui pengertian rotan serta manfaatnya
2. Agar mengatahui sifat tanaman rotan
3. Agar mengetahui pengertian biokimia
4. Agar materi apa saja yang dipelajari dalam materi biokimia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Rotan serta Manfaatnya
Rotan adalah tanaman yang tumbuh merambat dari keluarga Palmae.
Nama rotan diduga berasal dari bahasa Melayu, yaitu “raut” yang berarti mengupas,
menguliti atau menghaluskan.
Rotan merupakan tumbuhan khas tropika yang tumbuh di kawasan hutan
tropika basah heterogen. Rotan merupakan tanaman famili Palmae yang tumbuh
memanjat (Lepidocaryodidae). Pemanfaatan rotan untuk dijadikan produk sangat
ditentukan oleh kekuatan rotan tersebut selain keawetannya. Nilai suatu jenis rotan
untuk keperluan produk sangat ditentukan oleh kekuatannya menahan beban yang
bekerja pada saat produk tersebut digunakan. Kekuatan rotan penting diketahui, sebab
bagaimanapun awetnya suatu jenis rotan, penggunaanya tidak berarti jika
kekuatannya rendah.
Rotan dikenal sebagai tanaman yang tumbuh cepat secara merambat atau
memanjat pada pohon-pohon sekitarnya. Hal ini disebabkan adanya sulur pemanjat
yang tumbuh pada ruas-ruas batangnya, meski terdapat pula jenis rotan tidak memiliki
sulur namun berupa duri yang memiliki fungsi yang sama. Batang tanaman rambat ini
berbuku-buku atau beruas-ruas, berbentuk bulat atau segitiga yang menjalar hingga
puluhan meter dengan diameter bervariasi sesuai jenisnya. Berdasarkan cara tumbuh
batangnya, tumbuhan hutan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu tumbuh soliter atau
tunggal dan tumbuh berumpun. Rotan yang tumbuh soliter hanya dapat dipanen satu
kali dan tidak dapat beregenerasi atau tumbuh kembali. Sedangkan rotan berumpun
mampu beregenerasi dan kembali tumbuh dari kuncup ketiak bawah batang yang
dipotong. Rotan mempunyai daun majemuk dan pelepah daun yang tumbuh menutupi
ruas-ruas batang. Ukuran daunnya bervariasi tergantung jenisnya. Daun ini umumnya
memiliki duri sebagai bentuk pertahanan diri dan tumbuh menghadap ke dalam
sebagai kait antara batang rotan dengan pohon atau tumbuhan yang dijalarinya.
Rotan merupakan komoditas hasil hutan yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan. Batangnya dapat digunakan untuk pembuatan kerajinan dan
produk rumah tangga. Selain itu, batangnya yang besar juga dapat digunakan sebagai
tongkat penyangga berjalan dan senjata atau alat cambuk yang diterapkan
sebagai hukum adat didaerah tertentu. Batang muda yang masih berwarna hijau dapat
diolah menjadi sayuran oleh masyarakat Suku Dayak, di kalimantan Tengah. Pucuk
muda rotan juga kerap dimanfaatkan sebagai sayuran atau lalapan oleh masyarakat
Suku Mandailing di Sumatera Utara. Rotan muda juga menjadi makanan favorit bagi
badak.
Rotan juga menghasilkan potensi obat-obatan herbal tradisional yang
diperoleh dari batang muda, buah dan akarnya, seperti yang diambil dari
jenis Calamus Hookerianus, Calamus metzianus, dan Calamus thwaitesii. Cadangan
air dalam batang rotan juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air minum ketika
berada di tengah hutan untuk bertahan hidup. Pada bagian tangkai bunga rotan
menghasilkan getah yang disebut dengan “darah naga”. Getah ini bisa dimanfaatkan
untuk bahan baku pewarna industri keramik, farmasi, serta pewarna kayu yang
diterapkan pada alat musik gitar atau biola.
Pada tahun 1994, Indonesia merupakan negara produsen rotan terbesar di
dunia. Hutan-hutan di Indonesia memiliki 56% dari seluruh jenis rotan dunia, yakni
berjumlah 306 jenis. Peluang produksi rotan di Indonesia pada masa itu sekitar 600
ribu ton per tahun yang dihasilkan dari hutan rotan seluas 10 juta hektar yang tersebar
di seluruh nusantara, terutama wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Meski
ekspor rotan mengalami penurunan harga dibanding hasil furniture lain, saat ini
Indonesia masih mengekspornya dalam bentuk mentah maupun setengah jadi.
Indonesia juga berupaya memproduksi produk dari bahan baku rotan karena investasi
atau yang diperlukan tidak terlalu tinggi. Hal ini didukung oleh stok bahan mentah
yang melimpah, serta potensi tenaga kerja yang mendukung.
Penurunan industri furniture rotan di Indonesia sempat mengalami penurunan
pada tahun 2007 dan menyebabkan pengusaha gulung tikar. Misalnya penurunan
produksi pabrik rotan di Cirebon dan Surabaya. Penyebab penurunan tersebut adalah
sulitnya memperoleh bahan baku berkualitas dan ketertinggalan oleh produsen dari
negara lain.
Bagian rotan yang paling bernilai tinggi terletak pada batangnya. Batang yang
telah mengalami proses pengolahan dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture.
Rotan memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan kayu, yakni lebih ringan, kuat,
elastis, mudah dibentuk dan murah. Akan tetapi, rotan juga memiliki kelemahan,
yakni mudah terserang kutu bubuk pin hole dan jamur blue Stain. Oleh sebab itu,
perlakuan tambahan harus diberikan agar rotan menjadi awet, yakni dengan cara
pemasakan dengan minyak tanah atau pengasapan dengan belerang menyesuaikan
ukuran batang.
Beberapa jenis rotan yang dapati digunakan untuk produksi kursi, meja,
almari, rak, dan sebagainya adalah jenis Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu,
Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu,
dan Pulut. Anyaman rotan atau tikar adalah salah satu produk rotan yang bernilai
ekonomi tinggi, semakin halus dan tipis anyaman maka harganya akan semakin
mahal. Biasanya produk ini disukai oleh penggemar barang antik, serta digunakan
untuk penahan sinar matahari pada jendela maupun pintu rumah.

2. Sifat Tanaman Rotan


Rotan memiliki sifat dasar yang berbeda dari kayu atau akar. Sifat ini terdiri
dari sifat anatomi, sifat kimia, sifat struktur, sifat fisik, sifat mekanis, serta keawetan
atau keterawetan yang dijelaskan sebagai berikut:
 Sifat Anatomi – Struktur anatomi batang seperti besarnya ukuran pori dan
dinding sel serabut berkaitan dengan tingkat keawetan dan kekuatan rotan. Sel
serabut adalah komponen struktural yang memberi kekuatan pada rotan. Dinding
sel yang tebal akan menghasilkan batang dengan kualitas lebih kuat dan lebih
berat.
 Sifat Kimia – Secara umum, komposisi kimia rotan terdiri dari Holoselulosa (71-
76 %), Selulosa (39-56 %), Lignin (18-27 %) dan Silika (0,54-8 %). Masing-
masing kandungan kimia tersebut memberikan sifat-sifat sebagai berikut:

o Holoselulosa merupakan Selulosa atau molekul gula linear berantai panjang.


Selulosa berfungsi memberikan kekuatan tarik pada batang karena adanya
ikatan kovalen yang kuat dalam cincin piranosa dan antar unit gula penyusun
selulosa. Makin tinggi selulosa makin tinggi juga keteguhan lenturnya.
o Lignin adalah suatu polimer yang kompleks dengan berat molekul yang tinggi.
Lignin berfungsi memberikan kekuatan pada batang. Makin tinggi lignin,
makin tinggi juga kekuatan rotan.
o Tanin merupakan “true artrigen” yang menyebabkan rasa sepat. Tanin
berfungsi sebagai penangkal pemangsa. Hasil purifikasi tanin digunakan
sebagai bahan anti rayap dan jamur.
o Pati (karbohidrat) dalam batang sekitar 70%. Makin tinggi kadar pati, semakin
rentan terhadap serangan bubuk rotan kering.

 Sifat Fisik – Secara kasat mata, kita dapat melihat ciri fisik atau bentuk rotan,
yaitu:
o Warna

 Warna batang rotan bervariasi pada setiap jenisnya. Bahkan setiap


individu dari jenis yang sama juga memiliki warna yang berbeda.
Rotan dengan kualitas baik umumnya berwarna hijau darun ketika
masih hidup. Batang berwarna hijua daun tersebut akan berubah
menjadi putih setelah selaput silikanya terkelupas dan akan semakin
putih setelah melalui proses bleaching atau pemutihan.
 Setelah rotan melalui proses pencucian atau dirunti atau diasapi dengan
belerang, maka akan berwarna kuning langsat atau kuning keputihan,
kecuali pada jenis semambu (cokelat kuning) dan buyung
(kecokelatan).
 Selain warna kulit, kita juga dapat memperhatikan warna hatinya,
seperti pada rotan umbulu (putih bersih) dan tohiti (keabu-abuan).

o Kilap atau Kilau – Kilap atau suramnya rotan dapat menjadi ciri khusus
dan menambah keindahan rotan. Kilap yang dihasilkan dari struktur
anatomi, kandungan zat ekstraktif, sudut datangnya sinat, kandungan air,
lemak dan minyak. Semakin tinggi kadar air, minyak dan lemak maka
akan semakin suram.
o Bau dan Rasa – Kesegaran rotan dapat diketahu melalui bau dan rasa
yang tidak mencolok.
o Berat – Hal ini berkaitan dengan kadar air dan zat ekstaktif dalam rotan.
Untuk mengurangi kadar air pada batang, perlu dilakukan proses
pengeringan yang dapat menghilangkan kadar air dari 40% hingga 60%
menjadi titik jenuh serat atau sekitar 15% hingga 30%.
o Kekerasan atau Elastisitas – Batang rotan mempunyai kemampuan
menahan tekanan atau gaya tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh kadar air,
umur panen, posisi batang (pangkal, tengah dan ujung).
o Diameter – Ukuran batang atau diameter rotan dibagi menjadi dua, yaitu:
 Diamater kecil, ialah rotan dengan diameter kurang dari 18
mm, seperti Sega, Irit atau Jahab, Jermasin, Pulut Putih, Pulut
Merah, Lilin, Lacak, Manau Padi, Datuk Merah, Sega Air,
Ronti, Sabut, Batu, Tapah, Paku dan Pandan Wangi.
 Diameter besar, ialah rotan yang berdiameter 18 mm atau lebih,
seperti Manau, Batang, Mantang, Cucor, Semambu, Wilatung,
Dahan, Tohiti, Seel, Balukbuk, Bidai, Buwai, Bambu, Kalapa,
Tiga Juru, Minong, Umbulu, Telang dan Lambang.
o Kesilindrisan – Untuk membandingkannya, kita dapat menyandingkan
diameter rata-rata pangkal ruas dengan diamater rata-rata ujung ruas.
o Ruas – Ruas adalah bagian rotan yang terletak diantara dua buku.
Panjang ruas dibagi menajdi tiga macan, yakni ruas pendek, ruas
sedang, dan ruas panjang.
o Buku – Buku batang rotan dibagi menjadi tiga macam, yakni buku
menonjol, buku agak menonjol, dan buku tidak menonjol. Selain itu,
arah buku juga dibagi menjadi dua, yaitu buku menceng dan agak
menceng.
o Selaput Silika – Hampir seluruh jenis tumbuhan ini memiliki lapisan
silika yang membalut kulit luarnya, seperti Rotan Sega, Jermasin, Irit
atau Jahab, Buyung yang memberikan efek kilap.
o Parut Buaya – Parut buaya merupakan bekas parut yang seolaholah
menggores kulit kearah transversal. Selain parut buaya, juga terdapat
sifat fisik berupa getah, seperti yang dimiliki Rotan Getah atau Sepat,
Lacak, Jernang, dan Jermasin.
 Sifat Struktur – Pengetahuan mengenai sifat struktur rotan belum diketahui lebih
jauh. Sebagi petunjuk identifikasi, umumnya menggunakan pori yang dibedakan
menjadi ukuran, bentuk, dan susunan.
 Sifat Mekanis – Sifat mekanis adalah kemampuan menahan gaya dari luar,
seperti:

o Keteguhan Tekan, Patah, Kekakuan dan Keuletan


 Keteguhan Tekan adalah ketahanan terhadap kekuatan yang cenderung
menghancurkan.
 Keteguhan Patah adalah ketahanan terhadap kekuatan yang akan
mematahkan.
 Kekakuan adalah kemampuan untuk mempertahankan bentuk ketika
dilengkungkan.
Keuletan adalah kemampuan rotan untuk menahan kekuatan yang
terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat.
o Keteguhan Tarik adalah kemampuan rotan untuk menahan gaya yang
cenderung memisahkan bagian-bagian dari rotan.
o Keteguhan Geser adalah ketahanan terhadap gaya yang menggeser rotan.
o Keteguhan Belah adalah ketahanan terhadap gaya yang membelah rotan.

 Keawetan dan Keterawetan

o Keawetan adalah daya tahan rotan terhadap berbagai faktor perusak, tetapi
biasanya merujuk pada daya tahan terhadap faktor biologis yang disebabkan
oleh organisme perusak rotan, yaitu jamur dan serangga rayap.
o Keterawetan adalah mudah atau tidaknya rotan ditembus bahan pengawet
dengan proses tertentu, sehingga rotan yang telah diawetkan dengan bahan
kimia (pengawet) tahan terhadap serangan organisme perusak.

3. Pengertian Biokimia
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul
dalam reaksi kimia dan proses yang berlangsung dalam makhluk hidup. Jangkauan
ilmu Biokimia sangat luas sesuai dengan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya
mempelajari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia, ilmu Biokimia juga
mempelajari berbagai proses pada organisme mulai dari yang sederhana sampai yang
kompleks.
Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsikomponen
selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat
ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan
sifat-sifat protein.
Biokimia adalah bidang ilmu yang mempelajari pengetahuan tentang struktur,
fungsi dan interaksi biomolekul yang menyusun sel, mekanisme reaksi katalisis
enzim, energetika dan reaksi-reaksi metabolisme sel, proses sinyal transduksi yang
terkait dengan fungsi biologis dan fisiologis sel pada tingkat molekuler dan  informasi
genetik. Bidang ilmu ini juga didukung dengan penguatan pemahaman teknik isolasi
biomolekul dari berbagai sumber daya alam hayati, pemurnian, karakterisasi
biomolekul yang mendukung pemanfaatan dan pengembangan sumber daya alam
hayati menjadi produk bioteknologi.
 Definisi Biokimia Menurut Para Ahli
 Biokimia adalah Bios = Yunani, artinya “hidup” “Kimia mahluk hidup;
Kimia yang terjadi dan menjadi ciri kehidupan.” (Webster’s dictionary)
 Biokimia adalah kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi
dalam tubuh mahluk hidup; sebagai upaya untuk memahami proses
kehidupan dari sisi kimia. (WebNet dictionary)
 Fungsi Bologis Dari sudut Pandang Kimia
Pemahaman bentuk dan fungsi biologis dari sudut pandang kimia Bertujuan
untuk memahami interaksi molekul-molekul tak hidup yang menghasilkan
fenomena kompleks dan efisien yang menjadi ciri-ciri kehidupan serta
menjelaskan keseragaman kimia dari kehidupan yang beragam.
1. Struktur kimia dan bentuk tiga dimensi molekul biologi
2. Interaksi antar biomolekul
3. Sintesis dan degradasi biomolekul dalam sel
4. Perolehan dan pemanfaatan energi oleh sel
5. Mekanisme pengorganisasian biomolekul dan pengkoordinasian aktifitasnya
6. Penyimpanan, pemindahan dan ekspresi informasi genetika
 Hubungan Biokimia dengan Ilmu Lain:
1. Kimia Organik yang mempelajari sifat-sifat biomolekul.
2. Biofisika, yang memanfaatkan teknik-teknik fisika untuk mempelajari struktur
biomolekul.
3. Nutrisi, yang memanfaatkan pengetahuan tentang metabolisme untuk
menjelaskan kebutuhan makanan bagi mahluk hidup mempertahankan
kehidupan normalnya.
4. Kesehatan, yang mencari pemahaman tentang keadaan sakit dari sudut
pandang molekular.
5. Mikrobiologi, yang menunjukkan bahwa organisme sel tunggal dan virus
cocok untuk digunakan sebagai sarana mempelajari jalur-jalur metabolisme
dan mekanisme pengendaliannya.
6. Fisiologi, yang mempelajari proses kehidupan pada tingkat jaringan dan
organisme.
7. Biologi sel, yang mempelajari pembagian kerja biokimia dalam sel.
8. Genetika, yang mempelajari mekanisme penyusunan identitas biokimia sel.
Untuk memberikan pemahaman mengenai konsep-konsep dasar yang terjadi
dalam berbagai proses dalam kehidupan, maka diberikanlah Modul pengantar
Biokimia yang dibagi menjadi empat mata ajaran utama yaitu :
1. Protein: Protein merupakan makromolekul terbanyak dalam makhluk hidup
dan mempunyai berbagai peranan penting. Protein terpenting adalah enzim
yang merupakan biokatalisator dalam sel. Selain itu protein juga berfungsi
sebagai alat transport (hemoglobin), alat pertahanan tubuh (antibodi), hormon,
dan lain-lain.
2. DNA dan Ekspresigenetik DNA. DNA mengandung informasi genetik yang
kemudian disalin dan diterjemahkan sehingga dibentuk asam amino yang
kemudian menjadi protein. Juga dibahas mengenai DNA rekombinan,
rekayasa genetik dan proyek human genome
3. Membran dan Komunikasi Antar Sel. Setiap sel makhluk hidup dibungkus
oleh membran yang menyebabkan isi sel tidak bercampur dengan luar sel.
Walaupun dilapisi oleh membran, tetap terjadi interaksi antara sel yang satu
dengan sel yang lain karena adanya komunikasi antar sel yang diperantarai
oleh berbagai caraka kimia dan reseptornya pada membran dan diteruskan
dengan berbagai proses dalam sel.
4. Transduksi Energi dan metabolisme. Metabolisme membahas bagaimana
caranya terbentuk energi (ATP) dalam bioenergetika. Juga dibahas mengenai
bagaimana caranya makromolekul yang diperoleh dari makanan dapat diolah
menjadi mikromolekul sehingga dapat digunakan tubuh untuk menghasilkan
energi. Juga dibicarakan bagaimana makromolekul dapat dibentuk di dalam
tubuh dari prekursornya beserta proses pengaturannya dan enzim-enzim yang
berperan. Selain itu, dibahas juga mengenai metabolisme non-nutrien, seperti
nukleotida, porfirin dan xenobiotik.

4. Materi Biokimia
Materi biokimia yang dibahas adalah materi kimia karbohidrat yang berkaitan
dengan komposisi kimia dalam tanaman rotan.
1. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat gizi yang memiliki fungsi
utama sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori.
Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak
dikonsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara yang
sedang berkembang. Di negara berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80%
dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan
pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan
oleh sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya
dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein. Karbohidrat
banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung kentang, dan sebagainya),
serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam.
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung
atom karbon, hidrogen, dan oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen
dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbihidrat dapat dibentuk dari
beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar
karbohidrat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat
dibentuk dari hasil reaksi CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis di dalam sel
tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil).
Karbohidrat juga berperan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya warna, rasa, tekstur dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh
karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein yang
berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk metabolisme lemak dan protein.
Pada tanaman, karbohidrat dibentuk dari reaksi karbohidrat dan air dengan
bantuan klorofil dan sinar matahari pada jasad hidup autrotopik. Melalui proses
fotosintesis ini kemudian mengalami polimerisasi menjadi pati atau selulosa.
Karbohidrat juga merupakan segolongan besar senyawa organik yang paling
melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk
hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan
(misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun
(misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada
proses fotosintesis, tetumbuhan hijaumengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-
keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila
dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus
fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugushidroksil. Pada
awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai
rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi
oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki
rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu
molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa,galaktosa,
dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula
yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang,
disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan
polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida)
dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
2. Karbohidrat Pada Tanaman
Pemindahan energi dati sinar matahari ke dalam tanaman dilaksanakan dengan
perantara klorofil. Senyawa tersebut terdapat dalam sebuah organel vital bagi tanaman
yaitu khloroplas.
Proses fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat, terutama glukosa. Diantara
berbagai karbohidrat yang penting yang dapat dibentuk oleh tumbuhan dari glukosa
adalah selulosa, sukrosa dan pati/amilum. Amilum didalam tumbuhan banyak
tersimpan dalam akar, umbi ataupun biji-bijian. Butir-butir amilum itu sebenarnya
semula terdapat di dalam kloroplas daun sebagai hasil fotosintesis. Menurut Loveless
(1994) pada kebanyakan tumbuhan dikotil juga monokotil, pati mulai terkumpul pada
daun segera setelah terjadi proses fotosintesis yang berjalan cepat, sehingga pada
tanaman dikotil mempunyai daun pati sedangkan daum monokotil mempunyai daun
gula.
Menurut Hopkins (1995) amilum terdiri dari campuran amilosa dan amilopektin.
Amilosa bereaksi dengan Iod (I) menghasilkan perubahan warna komplek merah
ungu. Warna ini ditimbulkan oleh ikatan lemah diantara molekul pati/amilum dan Iod.
Adanya amilum pada daun sebagai hasil fotosintesis dapat diuji keberadaannya.
Adanya pati/amilum dalam daun lebih mudah dideteksi daripada adanya gula,
sehingga tumbuhan berdaun pati seperti bayam dapat digunakan sebagai bahan dalam
praktikum ini. Hal pertama yang dilakukan adalah menutup bagian daun bayam
sebelum bayam sebelum terkena sinar matahari dan memetiknya sesudah beberapa
saat terkena sinar matahari sehingga dimungkinkan tumbuhan bayam tersebut telah
berfotosintesa. Daun yang telah dipetik tersebut dimasukan kedalam larutan alkohol
95% yang panas. Larutan alkohol berfungsi untuk melarutkan klorofil daun. Hal ini
jelas terlihat, setelah dicelupkan dalam alkohol 95% panas, warna hijau daun bayam
pudar dan menjadi kekuning-kuningan, kemudian daun ini dicuci  dengan air panas
dengan cepat tujuannya adalah untuk menjaga bentuk sel agar tidal rusak, setelah itu
diberi larutan J-KJ yang akan memberikan ungu pada daun.
Karbohidrat merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri dari atau dapat
dihidrolisis menjadi polisakarida aldehid dan keton. Karbohidrat dalam tanaman
adalah tepung atau amilum atau pati. Amilum adalah homopolimer (suatu polimer
yang terbentuk oleh hanya satu macam unit monomerik) dari glukosa yang digabung
oleh mata rantai yang sama dengan maltosa. Macam amilum utama adalah amilosa
dan amilopektin (bila dilarutkan dengan iodin memberikan warna merah ungu).
Sedangkan amilosa memberikan warna biru.
Menurut Tjitrosomo (1985), suatu pengujian yang menunjukkan adanya pati
pada banyak tumbuhan dianggap memberikan kesan bahwa fotosintesis sedang
berlangsung. Akumulasi pati dalam daun sebagai cadangan sementara mudah
didemonstrasikan. Jika klorofil dihilangkan dari daun tumbuhan penghasil pati yang
telah disimpan dalam gelap selama beberapa jam dan daunnya kemudian diwarnai
dengan iodium maka hanyalah warna coklat iodium yang akan tampak. Akan tetapi,
jika telah disinari sinar matahari selama sehari dilakukan cara yang sama, maka pada
daun akan tampak warna biru atau hitam yang menunjukan adanya pati. Hal ini
didukung oleh Loveless (1990) yang mengatakan warna gelap yang terjadi
memberikan indikasi perkiraan konsentrasi pati yang ada dalam daun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesa adalh cahaya, temperatur dan air.
Pada umumnya tumbuhan didaerah tropik tidak bisa melakukan fotosintesis pada suhu
kurang dari 50 C, maka meskipun sinarada cukup, tapi CO2 berkurang akan berakibat
fotosintesis terhambat. Amilum merupakan produk fotosintesis yang termasuk
heksosan yang sifatnya tidal larut dalam air dan tidak manis. Pengangkutan amilum
dari sel ke sel tidak mungkin dalam bentuk amilum tetapi dalam bentuk gula. Amilum
disimpan dalam plastida, yang nantinya akan dipecah menjadi maltosa oleh enzim
amilase. Enzim amilase tersebut terdiri dari a amilase dan b amilase. a amilase
menggugurkan amilosa dan dan amilopektin atas satuan yang terdiri atas 6 sampai 9
molekul glukosa. Satuan itu disebut dextrin b amilase. Kegiatannya memutuskan
ikatan antara atom C nomer 1-4, tidak mampu untuk memutuskan hubungan antara
atom C 1-6.
Transformasi karbohidrat itu dipengaruhi oleh beberapa faktor luar. Faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan amilum menurut Dwijoseputro (1994)
diantaranya :
1. Temperatur
Temperatur yang rendah itu mempunyai pengaruh baik bagi pengubahan
amilum menjadi gula. Pengubahan gula manjadi amilum terjadi pada temperatur
sedang yaitu 200C sampai 300C.
2. Pengaruh air
Daun yang layu di dalamnya banyak terdapat amilum terubah menjadi gula
sukrosa dan beberapa monosakarida. Persediaan air yang agak berlebihan
menambah kegiatan penyusunan amilum.
3. Konsentrasi ion-ion H+
Perubahan pH membawa perubahan kegiatan enzim. Enzim akan bekerja
berlawanan jika lingkungannya mengalami perubahan pH. Pada pH di atas 7
banyak terbentuk gula sedang gula akan terbentuk menjadi amilum lagi jika pH
turun sampai di bawah 7.
4. Konsentrasi gula
Keseimbangan antara persediaan gula dan persediaan amilum terdapat di dalam
sel. Pembentukan amilum itu tampak giat karena pembentukan gula yang yang
giat. Pada malam hari sebagian dari amilum ada yang diubah menjadi gula
sekedar untuk menjaga ketetapan konsentrasi.
5. Keadaan pH
6. Intensitas sinar
Hopkins (1995), menyatakan bahwa pembentukan karbohidrat terjadi pada
tempat dimana cahaya menyinari bagian yang hijau karena bagian tersebut mangandung
klorofil. Kahadiran karbohidrat dapat diketahui dari Iodin-Amilum. Bagian daun yang
tertutup ketas alumunium foil dan dikenai sinar matahari, maka setelah dimasukkan dalam
alkohol panas dan aquades panas, kemudian ditetesi larutan iodin, maka bagian tersebut tidak
akan terbentuk warna ungu, tetapi bagian yang tidak ditutupi nampak berwarna ungu.
Dwijoseputro (1986), menggambarakan hubungan antara amilum dan I-KI dalam reaksi
berikut:
C5H8O4 + I – KI C5H8O4 + I5- + KI

Penggolongan karbohidrat yang paling sering dikemukakan adalah penggolongan


berdasarkan molekul-molekulnya.

1. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sedrhana susunan molekulnya. Dalam
tubuh monosakarida langsung diserap oleh dinding usus halus, kemudian masuk ke dalam
aliran darah. Monosakarida adalah hasil akhir pemecahan sempurna dari karbohidrat yang
lebih komplek susunannya dalam proses pencernaan. Monosakarida yang penting yaitu
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa disebut juga dekstrosa, banyak terdapat dalam
buah-buahan dan sayuran. Semua karbohidrat dalam tubuh akhirnya akan dirubah
menjadi glukosa. Fruktosa atau levulosa terdapat bersama glukosa dalam buah dan
sayuran terutama dalam madu. Galaktosa hanya ditemukan berasal dari penguraian
disakarida. Buah-buahan mengandung monosakarida seperti glukosa dan fruktosa.
Apabila dua molekul monosakarida berikatan akan terbentuk disakarida (Gambar 3) dan
mengeluarkan air. Dalam bentuk lebih panjang lagi (2-10) monosakarida akan
membentuk oligosakarida dan dalam rantai yang lebih panjang lagi (>10) monosakarida
akan membentuk polisakarida.
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai
atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini
secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting
dalam ilmu gizi, yaitu glukods, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini
mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen,
dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom
hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah
yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga
monosakarida tersebut. Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat
dalam bentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil ada karbon nomor 2 terletak di sebelah
kanan. Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau struktur cincin. Jenis heksosa
lain yang kurang penting dalam ilmu gizi adalah manosa. Monosakarida yang mempunyai
lima atom karbon disebut pentosa, seperti ribosa dan arabinose.
Karbohidrat dalam golongan ini merupakan karbohidrat yang paling sederhana
(simple sugar) karena terdiri atas 3-6 atom C dan tidak bisa lagi dihidrolisa.
Monosakarida biasanya mudah larut dalam air dan umumnya berasa manis sehingga
secara umum disebut juga sebagai gula. Penamaannya juga berakhiran –osa.
Ada beberapa jenis monosakarida yang paling dikenal dan memegang peranan
terpenting dalam kehidupan, yaitu :
1. Trios, yakni jenis monosakarida yang memiliki 3 atom C.
Contohnya ialah Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton
2. Tetrosa, yakni jenis monosakarida yang memiliki 4 atom C.
Contoh dari tetrosa adalah  threosa, Eritrosa, xylulosa
3. Pentosa jenis monosakarida yang memiliki 5 atom C.
Contoh pentose ialah Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa,Ribulosa
4. Hexosa jenis monosakarida yang memiliki 6 atom C.
Contoh Hexosa ialah Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa diantara keempatnya
ini yang amat dikenal dalam kehidupan sehari-hari ialah galaktosa, fruktosa dan
glukosa.
 Glukosa, terkadang orang menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa.
Banyak dijumpai di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran,
madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari
hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa.
 Fruktosa, disebut juga gula buah ataupun levulosa. Merupakan jenis
sakarida yang paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota bunga, madu
dan hasil hidrolisa dari gula tebu.
 Galaktosa, tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam, galaktosa yang ada
di dalam tubuh merupakan hasil hidrolisa dari laktosa.
5. Heptosa, yakni monosakarida yang memiliki 7 atom C.
Contohnya ialah Sedoheptulosa.
2. Disakarida
Senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yang sejenis atau tidak.
Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2
molekul monosakarida.
Tiga jenis disakarida ialah sebagai berikut :

a. Sukrosa yakni gula yang kita pergunakan sehari-hari, sehingga lebih sering
disebut gula meja (table sugar) atau gula pasir dan disebut juga gula invert.
Sukrosa mempunyai dua molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul
glukosa dan satu molekul fruktosa. Sumber sukrosa ialah dari tebu (100%
mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), jam, jelly.
b. Maltosa Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari dua molekul
glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum, lebih
mudah dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat. Dengan Jodium amilum akan
berubah menjadi warna biru. Amilum terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan
dengan air panas, yaitu :
1. Amilosa
-larut dengan air panas
-mempunyai struktur rantai lurus
2. Amilopektin
-tidak larut dengan air panas
-mempunyai sruktur rantai bercabang.

c. Laktosa yang mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu
molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang larut di dalam air.
Sumber laktosa hanya terdapat pada susu sehingga disebut juga gula susu.

3. Polisakarida
Polisakarida merupakan senyawa yang terdiri dari gabungan molekul- molekul
monosakarida yang banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak
molekul monosakarida. Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang terdiri dari
lebih 6 monosakarida dengan rantai lurus/cabang.
Berikut adalah macam-macam polisakarida :

a. Amilum (pati atau tepung).


Amilum tidak larut di dalam air dingin, tetapi larut di dalam air panas
membentuk cairan yang sangat pekat seperti pasta; peristiwa ini disebut
“gelatinisasi”. Beberapa sifat pati adalah mempunyai rasa yang tidak manis, tidak
larut dalam air dingin tetapi di dalam air panas dapat membentuk sol atau jel yang
bersifat kental. Sifat kekentalannya ini dapat digunakan untuk mengatur tekstur
makanan, dan sifat jel nya dapat diubah oleh gula atau asam. Pati di dalam
tanaman dapat merupakan energi cadangan; di dalam biji-bijian pati terdapat
dalam bentuk granula. Penguraian tidak sempurna dari pati dapat menghasilkan
dekstrin yaitu suatu bentuk oligosakarida. Molekulnya lebih sederhana jika
dibandingkan dengan tepung dan bersifat mudah larut dalam air, mudah dicerna,
sehingga baik untuk makanan bayi. Pati dapat dihidrolisis dengan enzim amylase.
Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin. Beras ketan amilosa (1-2%), beras biasa
amilosa > 2 %.
b. Dekstrin.
Dekstrin Merupakan zat antara dalam pemecahan amilum. Molekulnya lebih
sederhana, lebih mudah larut di dalam air, denganjodium akan berubah menjadi
wama merah.
c. Glikogen.
Glikogen merupakan cadangan karbohidrat dalam tubuh yang disimpan dalam
hati dan otot. Jumlah cadangan glikogen ini sangat terbatas. Bila diperlukan oleh
tubuh, diubah kembali menjadi glukosa. Glikogen merupakan “pati hewani”,
terbentuk dari ikatan 1000 molekul, larut di dalam air (pati nabati tidak larut
dalam air) dan bila bereaksi dengan iodium akan menghasilkan warna merah.
Sumber utama glikogen  banyak terdapat pada kecambah, serealia, susu, syrup
jagung (26%).
d. Selulosa.
Selulosa merupakan serat-serat panjang yang bersama-sama hemiselulosa,
pektin, dan protein membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel
tanaman. Selulosa dengan amilosa bedanya pada ikatan glukosidanya. CMC
(carboxymethil cellulose) merupakan salah satu contoh turunan selulosa yang
digunakan pada pembuatan 15 es krim untuk memperbaiki tekstur dan kristal
laktosa sehingga lebih halus. Selain itu CMC digunakan pada Industri makanan
untuk memperbaiki tekstur. Polisakarida ini lebih sukar diuraikan dan mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut : memberi bentuk atau struktur pada tanaman, tidak larut
dalam air dingin maupun air panas, tidak dapat dicerna oleh cairan pencernaan
manusia sehingga tidak menghasilkan energi, tetapi dapat membantu melancarkan
pencernaan makanan, dapat dipecah menjadi satuan-satuan glukosa oleh enzim
dan mikroba tertentu. Ikatan-ikatan selulosa yang panjang dapat membentuk kapas
atau serat rami. Selulosa dan hemiselulosa terdapat pada bagian-bagian yang keras
dari biji kopi, kulit kacang, buah-buahan dan sayuran. Hampir 50% karbohidrat
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah selulosa, karena selulosa merupakan
bagian yang terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan.
e. Inulin
Inulin merupakan pati pada akar/umbi tumbuhan tertentu. Inulin juga
merupakan fruktosan dan mudah larut dalam air hangat.
f. Glikosaminoglikan
Glikosaminoglikan merupakan karbohidrat kompleks. Umumnya menyusun
jaringan misalnya tulang, elastin, dan kolagen pada manusia.
g. Glikoprotein
Glikoprotein ini terdapat di cairan tubuh dan jaringan, umumnya terdapat pada
membrane sel dan merupakan protein karbohidrat
4. Oligosakarida
Oligosakarida merupakan senyawa yang terdiri dari gabungan molekul-
molekul monosakarida yang banyak gabungan dari 3 – 6 monosakarida.
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

https://rimbakita.com/rotan/

https://sangkualita.blogspot.com/2017/09/rotan-pengertian-jenis-budidaya-sifat.html

http://kimia.fmipa.unand.ac.id/index.php?
option=com_k2&view=item&layout=item&id=62&Itemid=334

http://paypelajaran.blogspot.com/2015/09/pengertian-dan-definisi-biokimia.html

https://blog.ub.ac.id/ervianii/2012/05/08/karbohidrat-biokimia/

Hopkins, W. B. 1995. Introduction to Plant Physiology. John Willey and Sons. Inc, New York

Loveless. 1990. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Topis. Gramedia, Jakarta

Salisbury, F. B. 1985. Plant Physiology. Wadsworth Publishing Company, California

Anda mungkin juga menyukai