Rotan di Indonesia
Oleh : Andi Khairil A.Samsu
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan dengan potensi hasil hutan
bukan kayu yang cukup besar, meskipun demikian hasil hutan bukan kayu di
Indonesia masih kurang optimal, hal ini disebabkan karena pengusahaan
pemanfaatan hutan di Indonesia masih cenderung kepada hasil hutan kayu.
Rotan merupakan salah satu dari jenis tumbuhan tak berkayu yang tergolong
kedalam suku palmae, yang merupakan hasil hutan bukan kayu. Secara morfologi
rotan memiliki bentuk batang yang langsing dan bulat tanpa rongga dengan
diameter batang kurang lebih 2-5 cm dan merupakan jenis tanaman yang
merambat pada pohon-pohon besar, batang rotan mampu memilik panjang hingga
ratusan meter di alam bebas.
Rotan banyak di gunakan sebagai bahan baku pembuatan mebel dan alat-alat
rumah tangga, rotan juga menjadi makanan utama bagi beberpa satwa di alam liar
di Indonesia, seperti badak jawa yang menjadikan rotan sebagai bahan makanan
utamanya (Wikipedia)
Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia yang beraneka ragam jenis,
kurang lebih ada 312 jenis rotan yang terebar di Indonesia, namun saat ini hanya kurang lebih
sekitar 50 jenis saja telah di manfaatkan dan di perdagangkan di Indonesia
Indonesia menyumbang kurang lebih 70% kebutuhan rotan Dunia (Wikipedia)
Jenis-Jenis rotan komersil di Indonesia
dan penyebarannya
Kelestarian tanaman sangat bergantung pada kelestarian dari hutan itu
sendiri, hal ini di karenakan rotan hanya dapat hidup di hutan alam meskipun
beberapa di antaranya ada yang telah di budidayakan akan tetapi rotan
merupakan jenis tumbuhan yang sangat bergantung pada ketersedian air serta
kelembapan yang tinggi.
Rotan tumbuh dengan subur pada daerah tropis, termasuk Indonesia. Di
Indonesia rotan tumbuh secara alami dan tersebar luas di beberapa daerah
antara lain, Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Di Sulawesi
Sendiri Rotan sangat banyak di jumpai di Kendari, Kolaka, Tawuti, Donggala,
Poso, Buol toil-toli, Gorontalo, Palopo, Buton, Mamuju, dan pegunungan
Latimojong (Alrasjid, 1980).
Beberapa Jenis Rotan di Indonesia memiliki kualitas unggulan dapat di bedakan berdasarkan
karakteristik khusus yang di miliki rotan antara lain :
Rotan batang (Calamus zollingeri) ; Hidup merumpun dan tumbuh menyebar di daerah perbukitan dan
pegunungan dengan ketinggian 300 – 1000 mdpl, Pada pangkal batang ada bongkol yang menjulur tegak
ke atas kurang lebih 2 meter kemudian melengkung kembali ke tanah. Diameter batang kurang lebih 28
cm, panjang ruas 15-30 cm, warna batang hijau tua mengilap berbentuk silindris. Rotan Jenis ini
Umumnya banyak di temukan di Sulawesi dan Maluku
Rotan Lambang (Calamus ornatus) ; Hidup merumpun di pinggir sungai atau dataran rendah namun
terkadang dapat juga di jumpai di pegunungan, warna batang hijau muda kekuning-kuningan, panjang
ruas 25-40 cm dengan diameter batang 1-2 cm merata sampai ujung, buku pada rua melingkar rata dan
berwarna hitam di mana ruas pada bagian bawah buku besar dan ruas pada bagian atas mengecil dan
merata sampai ke ujung batang. Permukaan batang licin dan mengkilap. Rotan jenis ini banya tersebar
di pulai sumatera, Jawa dan Kalimantan, ada pula beberapa di sulawesi
Rotan Umbul (calamus sympisipus) ; Hidup soliter, tempat tumbuh menyebar dari daerah dataran rendah (pinggiran sungai) sampai
pada daerah dataran tinggi dan berbukit. Batang berwarna kuning cemerlang kehijau-hijauan silindris, beralur, batang dari pangkal
sampai ujung semakin besar, panjang ruas batang antara 25-40 cm, diameter batang pada bagian ujung 2-4 cm. Ruas buku melingkar
lurus berwarna seperti warna batang dan tampak jelas. Panjang batang kurang lebih 15-60 meter, batang terbungkus pelepah daun
dan terdapat pasangan duri yang menghadap ke bawah melingkar menyerupai spiral, panjang duri 3-5 mm berwarna kuning. Rotan
jenis ini banyak terdapat di pulau Sulawesi
Rotan tohiti (Calamus inops) ; Hidup soliter, tumbuh tersebar merata pada ketinggian 300 – 1200 mdpl batang dari pangkal sampai ke
ujung semakin besar warna batang hijau tua, licin, panjang batang 15-120 m, tumbuh vertikal ke atas kemudian melilit pada pohon di
sekitarnya. Diameter batang pada pangkal 0,8-2 cm pada ujung antara 2-4 cm dan panjang ruas antara 20-35 cm sama besar sampai
ke ujung batang, buku pada ruas melingkar miring, berwarna hitam dan berlekuk. Rotan Jenis ini banyak terdapat di Maluku dan
Sulawesi
Rotan susu (Calamus sp) ; Hidup Soliter, tumbuh tersebar merata pada ketinggian 200 – 500 mdpl, jenis ini banyak di jumpai pada
pinggiran sungai dan dataran rendah yang lembab Batang berwarna kuning kehijauan, dengan diameter batang mulai dari pangkal
sampai ujung pelepah. Diameter batang mulai dari panjang 1,5 m untuk rotan dewasa dapat mencapai 28-40 mm. Ruas batang
panjangnya 15-40 cm dengan bentuk buku ruas agak tebal menonjol melingkar miring. Ciri khas batang bila dipotong akan keluar air
berupa getah mencair putih seperti susu. Rotan jenis ini banya di temukan di Sulawesi dan maluku
Rotan merah (Calamus panajuga) ; Hidup berumpun, menyebar dari ketinggian 200 – 500 mdpl, batang berwarna kemerahan dan
terbungkus pelepah, panjangn ruas 20-30 cm Diameter batang 4-8 mm, batang merah dari pangkal sampai ujung rata, sedangkan pada
panjang 15-20 m bercabang membentuk batang baru. Pada setiap rumpun, terdapat batang rotan yang siap panen antara 15-20
batang, dengan panjang batang berkisar antara 15-45 m. Daun berwarnaa hijau tua, berbentuk melebar di tengah-tengah dan dasar
daun lurus, tepi daun bergerigi dan meruncing pada ujung daun. Jenis rotan ini banya terdapat di Sulawesi tengah
Calamus ornatus Calamus orthastachy Plectocomia elengota
Sebaran Rotan (Calamus sp) Di Indonesia
Perkembangan Industri Rotan Di
Indonesia
Rotan sebagai salah satu kekayaan alam hayati Indonesia merupakan salah
satu penghasil devisa negara yang cukup besar. Tumbuhan ini memiliki
potensi ekonomis yang cukup besar serta dapat pula untuk dikembangkan
lebih lanjut dan bersifat dapat diperbaharui. Dapat dikatakan, Indonesia
merupakan salah satu negara yang cukup beruntung karena memiliki begitu
banyak varietas rotan di hutan-hutannya yang dapat dimanfaatkan seoptimal
mungkin untuk pengembangan industri dalam negeri.
Di Indonesia, industri yang menggeluti tanaman rotan terbagi ke dalam 2
kelompok besar, yaitu sebagai pemasok bahan baku, dan sebagai produsen
kerajinan dan mebel. Pemasok bahan baku terdiri dari para pelaku usaha yang
bekerja sama dengan para petani rotan, mengumpulkan bahan baku tersebut
dari hutan maupun dari hasil budi daya tani. Selanjutnya, mereka menjual
produk tersebut kepada para pembeli manca negara dan industri dalam negeri
yang membutuhkannya.
Ahli rotan, Janumirno (2000) mengatakan bahwa pada abad ke- 18, Indonesia telah menjadi
pelopor dlam penyedian produk rotan dunia, yakni hamper 80% keperluan rotan duniadi pasok
dari Indonesia, hal ini sejalan dengan yang di katakana oleh Yamakawa (2006) seorang
pengusaha asal Jepang, bahwa potensi rotan di Indonesia sekitar 85% dan merupakan satu-
satunya negara yang mampu menyediakan bahan baku rotan nomor satu dengan kapasitas
terbesar di mancanegara.
Indonesia mulai mengenal indutri pengelolaan rotan sejak tahun 1968 dan berkembang pesat
sekitar tahun 1988 setelah adanya peraturan pelarangan ekspor bahan baku rotan dan bahan
setengah jadi
Faozi (2008) mengemukakan bahwa dengan kehadiran
industri pengelolaan rotan akan memberikan dampak
sebagai berikut :