Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN


KAYU ULIN

DOSEN PEMBIMBING:
Sri Agustin, S.T., M.T.

DISUSUN OLEH:
Prawira Yudhistira

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDRAGIRI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah AWT, karena dengan rahmat hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan tugas makalah tentang Tumbuhan Kayu Ulin.
Harapan kami, makalah ini dapat meningkatkan pemahaman kami akan ilmu
keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multicultural dan dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, oleh karena itu saya menerima
kritikan dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga tulisan ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................

Kata Pengantar...............................................................................................

Daftar Isi.........................................................................................................

BAB I Pendahuluan.....................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................

B. Tujuan........................................................................................

BAB II Tinjauan Pustaka..............................................................................

BAB III Pembahasan......................................................................................

BAB IV Penutup.............................................................................................

Kesimpulan......................................................................................

Daftar Pustaka…...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Degradasi hutan Indonesia terus berlanjut, dengan demikian maka Indonesia
terancam kehilangan berbagai macam pohon hutan yang sangat bermanfaat untuk
generasi yang akan datang. Kegiatan eksploitasi hutan alam yang bersifat ekstraktif
guna memenuhi kebutuhan manusia menyebabkan kemerosotan secara kualitas maupun
kuantitas sumberdaya hutan, jenis maupun ekosistem, tidak terkecuali ulin. Ulin
merupakan salah satu jenis pohon yang hampir punah sebagai akibat dari tingginya laju
penebangan yang dilakukan secara legal maupun illegal oleh masyarakat maupun
perusahaan (Siyasa, 2001).
Ulin (Eusideroxylon zwageri) merupakan salah satu jenis penyusunan hutan
tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan
Kalimantan. Jenis ini dikenal dengan nama daerah : bulian, bulian rambai, onglen,
belian, tabulin dan telian. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat
mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai
ketinggian 400 m dpl. Jenis kayu dari pohon ulin ini tidak mudah lapuk baik di air
maupun daratan. Itulah sebabnya kayu ini banyak dipakai sebagai bahan bangunan
khususnya untuk rumah yang didirikan di atas tanah yang tergenang. Tanaman ini
sering di gunakan sebagai tiang bangunan, sirap, papan lantai, jembatan, bantalan
kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Dalam
rangka pengembangan tanaman ulin, diperlukan informasi dan kajian budidaya yang
tepat sesuai dengan karakteristik tempat hidupnya (Mogea, 200l.)
Pohon Ulin merupakan tanaman khas Kalimantan yang keberadaannya saat ini
sudah mulai langka dan jarang ditemui, hal ini disebabkan oleh penebangan liar yang
memanfaatkan pohan tersebut sebagai bahan bangunan, selain itu pertumbuhan
tanaman ini juga terbilang lambat rata2 pertumbuhan antara 0,60 – 3 m. Tanaman ulin
pada umumnya memiliki tinggi diameter batang antara 60-120 cm, sedangkan tinggi
batang pada umumnya berkisar antara 20-30 m. Batang tanaman ulin biasanya tumbuh
lurus. Tajuk pohon tanaman ulin berbentuk bulat, rapat dan melebar, susunan daun ulin
beselangseling, daun muda berwarna merah dansetelah tua berwarna hijau
(Sastrapradja, 1977).
Nama ulin meroket seiring dengan fungsinya yang meluas. Belakangan, begitu
sulit menemukan pohon yang satu ini, meskipun di habitat asalnya, Kalimantan.
Eksploitasi besar-besaran ulin di masa lalu membuat pohon ini musnah di beberapa
negara, dan menjadikannya flora yang dilindungi di tanah air. Perdagangan dan
pemanfaatannya mendapat pengawasan ketat dari pemerintah, karena ulin memiliki
pertumbuhan yang lambat tak hanya pertumbuhan diameternya yang sangat lambat.
Untuk mempercepat munculnya tunas, bijinya yang berukuran besar seperti buah
mentimun dan keras sehingga perkecambahan memerlukan waktu yang sangat lama,
sehingga untuk usahakomersial jenis ini kurang diminati, sementara besarnya minat
masyarakat terhadap jenis ini sangat besar, sehingga dikhawatirkan jenis ini akan
musnah, dengan demikian diperlukan usaha-usaha penanaman untuk pelestarian jenis
tanaman ini (Mogea, 200l).

Dengan semakin langka dan proses pertumbuhan yang sangat lambat maka di
harapkan masyarakat dapat menjaga kelestarian tanaman ini. Karna banyak hutan yang
saat ini telah di eksploitasi sehingga kemungkinan akan mengalami degredasi yang
dapat menyebabkan punahnya jenis tanaman ini (Siyasa, 2001).

B. TUJUAN
Untuk mengetahui tentang Pohon Ulin, dan pelestariannya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pohon Ulin yang Terancam Punah


Pohon ulin termasuk jenis pohon yang pertumbuhannya lambat sehingga stock
di alam lebih sedikit daripada permintaan masyarakat terhadap kayu jenis ini. Kayu ulin
sangat diminati masyarakat karena sangat awet dan kuat serta sangat cocok digunakan
sebagai bahan bangunan. Kayu ulin yang biasanya diperdagangkan merupakan kayu
ulin yang berasal dari pohon ulin di alam dengan usia ratusan tahun. Akibat terus
diperdagangkan, keberadaan pohon ulin di alam semakin berkurang dan harga kayu
ulin di pasar sangat tinggi/mahal.
Meskipun harganya yang tergolong mahal sampai saat ini belum banyak
masyarakat yang membudidayakan ulin sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan
kayu ulin masyarakat masih sangat tergantung dari habitat pohon ulin aslinya di hutan
alam. Hal ini semakin menyebabkan populasi pohon ulin di alam semakin menurun
bahkan terancam punah.
Penyebab terancam punahnya pohon ulin juga diduga disebabkan oleh
kerusakan habitat pohon ulin. Kerusakan habitat ini disebabkan oleh pembukaan
wilayah hutan untuk kepentingan konversi bagi pemanfaatan lahan yang tidak
memperhitungkan keanekaragaman hayati ke dalam variabel perencanannya. Kondisi
seperti ini diperparah dengan adanya penebangan liar yang merambah ke kawasan
konservasi.
 
B. Taksonomi
Kriteria Keterangan
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotiledoneae
Ordo Laurales
Family Lauraceae
Genus Eusideroxylon
 
C. Karakteristik Pohon Ulin
Batang pohon ulin pada umumnya tumbuh lurus dengan diameter batang
mencapai 150 cm, sedangkan tingginya 30 hingga 50 meter. Kayu teras pada bagian
dalam pohon ulin berwarna coklat kehitaman, sedangkan kayu gulbalnya berwarna
coklat kekuningan. Apabila direndam di air dalam waktu yang lama, warna batang ulin
yang telah dipotong-potong akan berubah menjadi hitam.
Banir pohon ulin dapat mencapai ketinggian 4 meter. Kulit luar pohon Ulin
berwarna coklat kemerahan dengan tebal 2-9 cm. Kulit pohon ulin memiliki tekstur
yang licin. Tajuk pohon ulin berbentuk bulat dan rapat serta memiliki percabangan
yang mendatar.
Daun pohon ulin tersusun spiral, tunggal dengan pinggir rata berbentuk elips
hingga bulat dengan ujung daun meruncing. Daun pohon ulin memil panjang 14-18 cm
dengan lebar 5-11 cm. Permukaan daun bagian atas kasar tanpa bulu, sedangkan bagian
bawahnya berambut halus pada ibu tulang daunnya.
Bunga ulin cepat luruh berwarna kehijauan, kuning atau lembayung. Bunga ulin
simetris kesegala arah dengan panajng 3-3 mm.  Buah pohon ulin merupakan buah batu
berbentuk elips hingga bulat dan berbiji satu. Buah ulin memiliki panjang 7-16 cm
dengan diameter 5-9 cm. Daging buahnya bergetah, licin, dan bening. Di dalam satu
buah ulin terdapat satu benih dengan panjang 5-15 cm dan diameternya 3-6 cm. Kulit
benih ulin sangat keras dan beralur berwarna coklat muda. Benih ulin ini memiliki berat
yang bervariasai yaitu antara 45 – 360 gr/butir.
Saat ini pohon ulin terbesar ditemukan di Taman Nasional Kutai, Kutai Timur,
Kalimantan Timur dengan tinggi bebas cabang mencapai 45 meter dan diameter
pohonnya 225 cm.

D. Habitat
Pohon Ulin yang juga dikenal dengan nama pohon besi merupakan jenis pohon
yang tumbuh alami di hutan tropika basah. Pohon ulin pada umumnya tumbuh di
dataran rendah hingga tempat dengan ketinggian 400 mdpl.
Pohon ini dapat tumbuh di daerah dengan kondisi tanah yang tingkat
kesuburannya rendah dengan Ph, KTK, KB, N, P, K, C/N, Ca, Mg, dan Na rendah serta
kandungan AL yang tinggi (Nugroho 2007). Pohon ulin juga cocok tumbuh di wilayah
dengan jenis clay foam dan berkapur dengan drainase baik.
Pohon ini tumbuhnya terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran,
namun jarang ditemukan di habitat rawa-rawa.  Pohon ulin tumbuhnya agak terpisah
dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin.

E. Sebaran Pohon Ulin


Pohon ulin merupakan jenis pohon asli Indonesia dan tumbuh endemik di Pulau
Kalimantan. Selain tumbuh alami di Pulau Kalimantan, penyebaran pohon ulin juga
menjangkau wilayah Pulau Sumatera Bagian Selatan, Sumatera Bagian Timur, dan
Kepulauan Bangka Belitung serta Pulau Sulawesi. Selain di Indonesia, pohon ulin juga
tumbuh di Kepulauan Sulu dan Pulau Palawan di Filipina. Pohon Ulin juga dapat
ditemukan di Brunei Darussalam, Sabah, dan Serawak.
Di Pulau Kalimantan, pohon ini umumnya ditemukan di sepanjang aliran sungai
dan sekitar perbukitan membentuk tegakan murni hutan primer dan sekunder.
Di Taman Nasional Kutai pertumbuhan Ulin bersifat alami dan memiliki struktur
vegetasi. Hal ini menunjukan bahwa pola regenerasi ulin cukup baik. Pohon ulin
menyebar secara acak, namun anakan pohon Ulin cenderung mengelompok pada zona-
zona tertentu yang relatif sedikit cahaya matahari. Pohon-pohon ulin dewasa umumnya
banyak tumbuh di zona-zona yang lebih terbuka (Hidayat 2003).
 
F. Kayu Pohon Ulin
Kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu indah yang memiliki sifat fisik sangat
kuat dan awet. Kayu ulin termasuk kelas kuat I atau sangat kuat dengan berat jenis 1,04
gram/cm3. Berdasarkan tingkat keawetannya, kayu ulin termasuk kelas awet I yang
tahan terhadap berbagai faktor perusak seperti rayap (hama), perubahan suhu,
perubahan kelembaban, dan lain sebagainya (Martawijaya et al. 1989 dalam
Abdurachman 2012).
Kayu ulin tahan terhadap serangan hama seperti rayap dan serangga penggerek
karena mempunyai zat ekstraktif eusiderin yang merupakan turunan dari phenolic
beracun.
Selain memiliki kelebihan, kayu ulin juga memiliki kekurangan yaitu sangat sulit
untuk digergaji maupun dipaku. Kayu ulin juga mudah belah jika salah dalam
penangannanya.
Harga kayu ulin atau kayu besi terbilang tinggi/mahal di pasaran. Kayu ulin atau
kayu besi yang berasal dari Kalimantan harganya Rp16.000.000,00 per meter kubik,
sedangkan kayu ulin yang berasal dari Sulawesi harganya Rp11.000.000,00 per meter
kubik (Fadli 2017). Selain kayu Ulin, kayu yang memiliki harga fantastis di antaranya
adalah Kayu Gaharu.
G. Manfaat Pohon Ulin
Pohon ulin memiliki banyak manfaat baik dari segi ekonomi, ekologi dan kesehatan
maupun pariwisata.
Manfaat Pohon Ulin dari Segi Ekonomi
Kayu ulin yang tingkat kekuatan dan keawetannya tinggi ini membuat kayu ulin tahan
lama dan sangat cocok digunakan sebagai bahan bangunan seperti bahan konstruksi
berat, jembatan, rumah, dan  lantai. Kayu ulin yang digunakan sebagai bahan bangunan
biasanya dimanfaatkan sebagai tiang penyangga rumah yang didirikan di atas daerah
berawa seperti di Pulau Kalimantan. Selain itu, kayu ulin digunakan sebagai bantalan
rel kereta api, tiang listrik dan d kapal.
Manfaat kayu ulin lainnya yaitu sebagai bahan baku furniture rumah seperti lemari,
meja, kursi dan lain sebagainnya. Tunggak pohon ulin juga sangat cocok digunakan
sebagai kerajinan ukir yang memiliki harga sangat tinggi.
Di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan, fosil kayu ulin yang membatu uga dapat
manfaatkan sebagai perhiasan dan dijadikan batu cincin. Menurut para pengerajin, fosil
kayu ulin lebih ringan dan tekstur serta guratan kayu ulin lebih eksotis dibandingkan
batu permata sehingga cocok digunakan sebagai periasan atau aksesoris lainnya.
Manfaat Pohon Ulin dari Segi Ekologi
Tak hanya dari segi ekonomi, pohon ulin juga memiliki manfaat ekologis seperti
sebagai habitat bersarangnya orang utan dan daun mudanya juga dapat menjadi
makanan orang utan.
Pohon ulin juga mampu menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen melalui
proses fotosintesis.
Akarnya yang kuat juga mampu mempertahankan manfaat air dan mencengkram tanah
dengan kuat sehingga dapat mencegah erosi dan longsor.

H. Status Konservasi
Ulin merupakan tanaman yang termasuk kedalam kategori IUCN 2.3
(International Union for Conservatian of Nature) yaitu termasuk kategori rentan. Ulin
juga termasuk ke dalam daftar tanaman yang ada pada Apendiks II CITES (Conve on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) sehingga
konservasi sumberdaya genetik dan budidaya terhadap jenis ini perlu segera dilakukan
(Prastyono 2014).
Kayu ulin boleh diperdagangkan untuk lokal dan beberapa ekspor selama
management authority dari negara pengekspor mengeluarkan izin ekspor berdasarkan
saran scientific authority yang telah mengadakan kajian dan menyimpulkan bahwa
perdagangan jenis tumbuhan ini tidak akan membahayakan kelestariannya atau
populasi pohon ulin di alam (Soehartono dan Mardiastuti 2003 dalam Zumarlin 2011).
Status konservasi ulin juga dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pertanian N0.
54/Kpts/Um/2/1972 menyatakan bahwa ulin termasuk spesies yang dilindungi dan
penebangan pohon ulin hanya diperbolehkan pada pohon yang berdiameter 60 cm.
Selain kedua peraturan tersebut, masyarakat adat di beberapa daerah juga
mengatur penggunaan dari kayu ulin dan menjadikan pohon ulin sebagai bagian dari
budaya serta ritual tradisional masyarakat adat.
BAB III
KESIMPULAN

Pohon ulin termasuk jenis pohon yang pertumbuhannya lambat sehingga stock di alam
lebih sedikit daripada permintaan masyarakat terhadap kayu jenis ini. Kayu ulin sangat
diminati masyarakat karena sangat awet dan kuat serta sangat cocok digunakan sebagai bahan
bangunan. Kayu ulin yang biasanya diperdagangkan merupakan kayu ulin yang berasal dari
pohon ulin di alam dengan usia ratusan tahun. Akibat terus diperdagangkan, keberadaan
pohon ulin di alam semakin berkurang dan harga kayu ulin di pasar sangat tinggi/mahal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman. pada umur 8.5 tahun di Arboretum Balai Besar Penelitian Dipterokarpa
Samarinda. Info Teknis Dipterokarpa. 5(1): 25-33.
Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sumatera. Ulin (Eusideroxylon zwageri). Palembang (ID):
Balai Pembenihan Tanaman Hutan Sumatera.
Fadli F.2017. Harga Kayu Tebaru November 2017 untuk Keperluan  Konstruksi [internet].
[diunduh 2017 Des 3]. Tersedia pada http://www.dataarsitek.com/2016/11/harga-kayu-
terbaru.html.
Hidayat S. 2003. Penyebaran ulin (Eusideroxylon zwageri Taijms. & Binned.) dan tumbuhan
asosiasinya di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. BioSMART. 6(1): 39-43
Nugroho AW. 2007. Karakteristik tanah pada sebaran ulin di Sumatera dalam mendukung
konservasi. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian.
Prastyono. 2014. Variasi Pertumbuhan Pada Uji Provenan Ulin Di Bondowoso. Jurnal Wana
Benih. 15 (2): 73-80.
Zumarlin A.2011.Keawetan Aalami kayu ulin (Eusideroxylon zwageri T. et B.) pada umur
yang berbeda dari hutan tanaman di Kalimantan Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas
Kehutanan IPB

Anda mungkin juga menyukai