DOSEN PEMBIMBING:
Sri Agustin, S.T., M.T.
DISUSUN OLEH:
Prawira Yudhistira
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah AWT, karena dengan rahmat hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan tugas makalah tentang Tumbuhan Kayu Ulin.
Harapan kami, makalah ini dapat meningkatkan pemahaman kami akan ilmu
keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multicultural dan dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, oleh karena itu saya menerima
kritikan dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga tulisan ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................
BAB I Pendahuluan.....................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................
B. Tujuan........................................................................................
BAB IV Penutup.............................................................................................
Kesimpulan......................................................................................
Daftar Pustaka…...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Degradasi hutan Indonesia terus berlanjut, dengan demikian maka Indonesia
terancam kehilangan berbagai macam pohon hutan yang sangat bermanfaat untuk
generasi yang akan datang. Kegiatan eksploitasi hutan alam yang bersifat ekstraktif
guna memenuhi kebutuhan manusia menyebabkan kemerosotan secara kualitas maupun
kuantitas sumberdaya hutan, jenis maupun ekosistem, tidak terkecuali ulin. Ulin
merupakan salah satu jenis pohon yang hampir punah sebagai akibat dari tingginya laju
penebangan yang dilakukan secara legal maupun illegal oleh masyarakat maupun
perusahaan (Siyasa, 2001).
Ulin (Eusideroxylon zwageri) merupakan salah satu jenis penyusunan hutan
tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan
Kalimantan. Jenis ini dikenal dengan nama daerah : bulian, bulian rambai, onglen,
belian, tabulin dan telian. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat
mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai
ketinggian 400 m dpl. Jenis kayu dari pohon ulin ini tidak mudah lapuk baik di air
maupun daratan. Itulah sebabnya kayu ini banyak dipakai sebagai bahan bangunan
khususnya untuk rumah yang didirikan di atas tanah yang tergenang. Tanaman ini
sering di gunakan sebagai tiang bangunan, sirap, papan lantai, jembatan, bantalan
kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Dalam
rangka pengembangan tanaman ulin, diperlukan informasi dan kajian budidaya yang
tepat sesuai dengan karakteristik tempat hidupnya (Mogea, 200l.)
Pohon Ulin merupakan tanaman khas Kalimantan yang keberadaannya saat ini
sudah mulai langka dan jarang ditemui, hal ini disebabkan oleh penebangan liar yang
memanfaatkan pohan tersebut sebagai bahan bangunan, selain itu pertumbuhan
tanaman ini juga terbilang lambat rata2 pertumbuhan antara 0,60 – 3 m. Tanaman ulin
pada umumnya memiliki tinggi diameter batang antara 60-120 cm, sedangkan tinggi
batang pada umumnya berkisar antara 20-30 m. Batang tanaman ulin biasanya tumbuh
lurus. Tajuk pohon tanaman ulin berbentuk bulat, rapat dan melebar, susunan daun ulin
beselangseling, daun muda berwarna merah dansetelah tua berwarna hijau
(Sastrapradja, 1977).
Nama ulin meroket seiring dengan fungsinya yang meluas. Belakangan, begitu
sulit menemukan pohon yang satu ini, meskipun di habitat asalnya, Kalimantan.
Eksploitasi besar-besaran ulin di masa lalu membuat pohon ini musnah di beberapa
negara, dan menjadikannya flora yang dilindungi di tanah air. Perdagangan dan
pemanfaatannya mendapat pengawasan ketat dari pemerintah, karena ulin memiliki
pertumbuhan yang lambat tak hanya pertumbuhan diameternya yang sangat lambat.
Untuk mempercepat munculnya tunas, bijinya yang berukuran besar seperti buah
mentimun dan keras sehingga perkecambahan memerlukan waktu yang sangat lama,
sehingga untuk usahakomersial jenis ini kurang diminati, sementara besarnya minat
masyarakat terhadap jenis ini sangat besar, sehingga dikhawatirkan jenis ini akan
musnah, dengan demikian diperlukan usaha-usaha penanaman untuk pelestarian jenis
tanaman ini (Mogea, 200l).
Dengan semakin langka dan proses pertumbuhan yang sangat lambat maka di
harapkan masyarakat dapat menjaga kelestarian tanaman ini. Karna banyak hutan yang
saat ini telah di eksploitasi sehingga kemungkinan akan mengalami degredasi yang
dapat menyebabkan punahnya jenis tanaman ini (Siyasa, 2001).
B. TUJUAN
Untuk mengetahui tentang Pohon Ulin, dan pelestariannya
BAB II
PEMBAHASAN
D. Habitat
Pohon Ulin yang juga dikenal dengan nama pohon besi merupakan jenis pohon
yang tumbuh alami di hutan tropika basah. Pohon ulin pada umumnya tumbuh di
dataran rendah hingga tempat dengan ketinggian 400 mdpl.
Pohon ini dapat tumbuh di daerah dengan kondisi tanah yang tingkat
kesuburannya rendah dengan Ph, KTK, KB, N, P, K, C/N, Ca, Mg, dan Na rendah serta
kandungan AL yang tinggi (Nugroho 2007). Pohon ulin juga cocok tumbuh di wilayah
dengan jenis clay foam dan berkapur dengan drainase baik.
Pohon ini tumbuhnya terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran,
namun jarang ditemukan di habitat rawa-rawa. Pohon ulin tumbuhnya agak terpisah
dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin.
H. Status Konservasi
Ulin merupakan tanaman yang termasuk kedalam kategori IUCN 2.3
(International Union for Conservatian of Nature) yaitu termasuk kategori rentan. Ulin
juga termasuk ke dalam daftar tanaman yang ada pada Apendiks II CITES (Conve on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) sehingga
konservasi sumberdaya genetik dan budidaya terhadap jenis ini perlu segera dilakukan
(Prastyono 2014).
Kayu ulin boleh diperdagangkan untuk lokal dan beberapa ekspor selama
management authority dari negara pengekspor mengeluarkan izin ekspor berdasarkan
saran scientific authority yang telah mengadakan kajian dan menyimpulkan bahwa
perdagangan jenis tumbuhan ini tidak akan membahayakan kelestariannya atau
populasi pohon ulin di alam (Soehartono dan Mardiastuti 2003 dalam Zumarlin 2011).
Status konservasi ulin juga dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pertanian N0.
54/Kpts/Um/2/1972 menyatakan bahwa ulin termasuk spesies yang dilindungi dan
penebangan pohon ulin hanya diperbolehkan pada pohon yang berdiameter 60 cm.
Selain kedua peraturan tersebut, masyarakat adat di beberapa daerah juga
mengatur penggunaan dari kayu ulin dan menjadikan pohon ulin sebagai bagian dari
budaya serta ritual tradisional masyarakat adat.
BAB III
KESIMPULAN
Pohon ulin termasuk jenis pohon yang pertumbuhannya lambat sehingga stock di alam
lebih sedikit daripada permintaan masyarakat terhadap kayu jenis ini. Kayu ulin sangat
diminati masyarakat karena sangat awet dan kuat serta sangat cocok digunakan sebagai bahan
bangunan. Kayu ulin yang biasanya diperdagangkan merupakan kayu ulin yang berasal dari
pohon ulin di alam dengan usia ratusan tahun. Akibat terus diperdagangkan, keberadaan
pohon ulin di alam semakin berkurang dan harga kayu ulin di pasar sangat tinggi/mahal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman. pada umur 8.5 tahun di Arboretum Balai Besar Penelitian Dipterokarpa
Samarinda. Info Teknis Dipterokarpa. 5(1): 25-33.
Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sumatera. Ulin (Eusideroxylon zwageri). Palembang (ID):
Balai Pembenihan Tanaman Hutan Sumatera.
Fadli F.2017. Harga Kayu Tebaru November 2017 untuk Keperluan Konstruksi [internet].
[diunduh 2017 Des 3]. Tersedia pada http://www.dataarsitek.com/2016/11/harga-kayu-
terbaru.html.
Hidayat S. 2003. Penyebaran ulin (Eusideroxylon zwageri Taijms. & Binned.) dan tumbuhan
asosiasinya di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. BioSMART. 6(1): 39-43
Nugroho AW. 2007. Karakteristik tanah pada sebaran ulin di Sumatera dalam mendukung
konservasi. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian.
Prastyono. 2014. Variasi Pertumbuhan Pada Uji Provenan Ulin Di Bondowoso. Jurnal Wana
Benih. 15 (2): 73-80.
Zumarlin A.2011.Keawetan Aalami kayu ulin (Eusideroxylon zwageri T. et B.) pada umur
yang berbeda dari hutan tanaman di Kalimantan Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas
Kehutanan IPB