Anda di halaman 1dari 9

Nama: Yefan Refaldo Nyaua

NIM: L131 20 132


Kelas: KHT B
Tugas: Dendrologi (Membuat Deskripsi 1 Jenis Pohon)

Pohon Sengon
Morfologi, Manfaat, Harga Kayu & Budidaya
Pohon sengon merupakan salah satu jenis pohon yang bernilai investasi. Sengon adalah pelopor
pohon multiguna yang dapat dibudidayakan secara cepat dan mampu tumbuh di segala kondisi
tanah.
Kebutuhan kayu sengon untuk industri kayu dalam negeri yang mencapai lebih dari 50.000 m3
memberikan peluang menarik. Kayu sengon dapat dimanfaatkan untuk bahan baku mebel kelas
bawah hingga menengah, bekisting atau penyangga cor bangunan, kayu papan, bahan
baku pulp kertas dan sebagainya.
Perkembangan sengon saat ini telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti
Sumatera, Jawa, Bali, Flores dan Maluku. Kayu sengon sekaligus menjadi tanaman agroforestri
yang cukup populer untuk menggantikan pasokan hasil kayu hutan yang kian menurun akibat
populasi maupun regulasi yang kian ketat.
❖ Mengenal Pohon Sengon
Di beberapa daerah di Indonesia, sengon dikenal dengan berbagai macam nama, yaitu:
• Jawa: seong, singon, sengon jawa
• Sunda: jeungjing, jeungjing sunda
• Madura: sengghung
• Sumba: marewita, keura sumba
• Maluku: sika
• Sulawesi: tedehu puta
• Papua: bae, wahagon
Sedangkan di negara lain, pohon sengon dikenal dengan nama sebagai berikut:
• Inggris: silk tree, chinese albizia
• Kamboja: kool
• Laos: khang
• Thailand: khang hung, kang luang
• Vietnam: cham
• Malaysia: machus, machis
• Brunei Darussalam: puah
• Perancis, Jerman, Italia: batai

❖ Taksonomi
Menurut sumber yang kami peroleh, klasifikasi ilmiah tumbuhan sengon yaitu:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachebionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliopsida
Classis : Magnoliopsida
Subclasissi : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae (Leguminoceae)
Sub-Famili : Mimosoidae
Genus : Paraserioanthes
Spesies : Paraserioanthes falcataria L. Nielsen.
Secara taksonomi, tanaman ini memiliki beberapa sinonim lain, yaitu:
• Mimosa chinensis Osbeck (1757)
• Acacia stipulata de Candolle
• Albizia marginata (Lamk) Merrill
Beberapa sebutan lain seperti sengon laut, sengon sabrang, dan sengon landi juga sering
digunakan.
❖ Morfologi Pohon Sengon
Cara untuk mengidentifikasi pohon sengon tidak lain dengan mengamati ciri morfologi yang
dimilikinya. Sebab ada beberapa jenis pohon yang mempunyai ciri fisik hampir sama, terutama
tumbuhan yang berasal dari satu suku.
1. Akar
Akar pohon sengon adalah perakaran yang banyak mengandung nodul-nodul akar. Hal
dikarenakan akar tanaman ini bersimbiosis dengan salah bakteri, yaitu Rhizobium. Nodul yang
dihasilkan dari simbiosis ini memberi manfaat yang besar bagi lingkungan sekitar, terutama
untuk akar itu sendiri.
Berkat adanya nodul maka proses penyediaan nitrogen di dalam tanah dan juga porositas tanah
menjadi lebih baik. Hasilnya, tanah yang ada di sekitar akar menjadi lebih subur dan jenis tanah
ini sangat cocok ditanami tumbuhan palawija. Oleh sebab itu, pohon sangon banyak
dikombinasikan dengan tanaman palawija oleh para petani.
2. Batang
Pohon sengon mampu tumbuh mencapai 30 meter hingga 45 meter dengan gemang batang
berada sekitar 70 cm. Pepagan tanaman ini cukup halus dengan bagian luar berwarna abu-abu
gelap dan mempunyai gigir-gigir yang terletak melintang. Pepagan tersebut juga mempunyai
lentisel dengan ketebalan tipis.
Bagian dalam pepagan mempunyai ketebalan sekitar 5 cm dan berwarna merah jambon. Pohon
yang mempunyai kebiasaan menggugurkan daun ini mempunyai ranting-ranting muda yang
berbulu.
3. Daun
Daun sangon berbentuk menyirip berganda. Jumlah sirip daun sekitar 4 sampai 14 pasang.
Tulang utama daun panjangnya antara 10 cm hingga 25 cm dan memiliki tekstur berbulu. Pada
bagian pangkal tangkai daun merupakan pertemuan tulang sirip.
Jika diperhatikan secara keseluruhan, daun pohon sengon berbentuk menyerupai bulat telur
dengan bagian pangkal menyerupai bentuk jantung dan bagian ujung seakan memiliki ekor.
Panjang sirip daun sekitar 4 sampai 14 cm dan mempunyai antara 10 sampai 45 anak daun
untuk setiap siripnya. Anak-anak daun ini tumbuh secara berhadapan. Bentuk anak daun agak
memanjang dengan ujung yang runcing, biasanya pada pangkal daun berwarna hijau kebiruan.
4. Bunga
Pohon sengon menghasilkan bunga majemuk yang bentuknya menyerupai bongkol dan
bertangkai. Bunga ini tumbuh secara berkumpul dan membentuk malai dengan panjang antara
15 cm sampai 30 cm. Setiap bongkol terdapat 10 hingga 20 kuntum bunga.
Setiap bunga mempunyai kelopak yang bergerigi dengan tinggi sekitar 4 mm, berbulu halus,
dan tabung mahkotanya berbentuk seperti corong dengan warna kuning dan hijau. Bunga ini
mempunyai bilangan 5.
Sementara itu, jumlah benang sari pada setiap bunga lebih dari 10 dengan panjang sekitar 3
cm. Warnanya putih dan pada bagian puncak berwarna hijau. Pangkal dari benang sari bersatu
dan membentuk tabung yang tingginya hampir sama dengan mahkota bunga.
5. Buah dan Biji
Pohon sangon juga menghasilkan buah. Buah sengon berbentuk panjang dengan ukuran antara
10 cm sampai 18 cm. Lebar buah antara 2 cm hingga 3,5 cm. Buah sangon adalah buah tidak
terbuka dengan bentuk yang agak patah-patah. Jika dibuka, akan didapati biji berbentuk pipih
dengan ukuran lebar 7 mm dan panjang 5 mm.
❖ Habitat Pohon Sengon
Pohon sengon dapat tumbuh pada di wilayah dengan ketinggian mencapai 1800 meter di atas
permukaan laut. Secara umum tanaman tropis ini cocok hidup di kawasan lembab dengan curah
hujan antara 1000 mm hingga 5000 mm setiap tahunnya.
Tetapi sesuai dengan ketinggiannya dapat juga dijumpai di sekitar aliran sungai dan savana.
Tumbuhan sengon yang terlalu banyak mendapat curah hujan dan berada pada kelembaban
tinggi akan mudah terserang infeksi dan jamur.
Meski dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, kondisi tanah yang lebih cocok yaitu aluvial,
regosol, dan latosol. Pada jenis tanah tersebut sengon akan tumbuh kuat dan tegap.
Tekstur tanah yang baik ialah berlempung dan berpasir dengan tingkat keasaman atau pH
sekitar 7. Suhu optimal tumbuh antara 18 hingga 27 derajat celcius.
❖ Sebaran
Asal habitat asli pohon sengon adalah kawasan beriklim tropis seperti India, Vietnam,
Thailand, Kamboja, Burma, Laos, Cina, serta Indonesia. Kemudian sengon tersebar hingga ke
Australia.
Di Indonesia, budidaya sengon banyak dilakukan di pulau Kalimantan dan pulau Sumatera.
Sedangkan di beberapa negara lain, sengon juga menjadi tanaman budidaya populer di Brunei,
Amerika Serikat, Fiji, Kamerun, Polinesia dan sebagainya.
❖ Manfaat Pohon Sengon
Pohon sengon mempunyai manfaat yang cukup banyak untuk kehidupan manusia. Hampir
seluruh bagian pohon bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, bahkan mendapat julukan
sebagai multipurpose tree species.
1. Kayu
Bagian utama pohon sengon yang dimanfaatkan adalah kayu. Kayu sengon dapat digunakan
sebagai papan. Tekstur kayunya berserat halus dan terasa sedikit kasar jika diraba. Kayu sengon
termasuk kayu menengah kebawah dan memiliki tingkat keaetan dan kekuatan rendah.
2. Perkebunan
Peluang sengon sebagai tanaman investasi cukup menjanjikan. Budidaya sengon saat ini telah
berkembang, baik pada lahan sewa maupun lahan sendiri. Tanaman sengon cocok di tanam di
wilayah berlereng dan menjadi tumbuhan naungan berbagai jenis palawija.
3. Kesehatan
Pohon sengon juga memiliki manfaat herbal untuk kesehatan, antara lain untuk mengatasi rasa
gelisah, depresi, dan gangguan susah untuk tidur. Selain itu tanaman ini juga dapat
dimanfaatkan untuk mengobati luka atau persedian yang terkilir di tubuh.
4. Industri
Pohon sengon kerap digunakan untuk kebutuhan industri pup dan kertas. Selain itu, produksi
furniture juga dapat menggunakan kayu ini. Karena bobotnya yang ringan, sengon cocok
digunakan sebagai bahan konstruksi ringan, panel, serta ornamen interior. Industri veneer dan
plywood / kayu lapis juga menggunakan bahan kayu sengin karena kerapatannya rendah hingga
sedang.
5. Reboisasi
Sengon adalah jenis pohon rindang yang pertumbuhannya cepat. Selain itu, sengon juga mudah
beradaptasi dengan segala jenis tanah. Kelebihan tersebut dimanfaatkan untuk
program reboisasi atau penghijauan.
Pohon sengon juga ditanam pada hutan adat maupun hutan rakyat dikombinasikan dengan
tanaman pertanian, seperti jagung, kedelai, dan buah-buahan. Berkat kemampuannya mengikat
nitrogen, sengon memberikan kesuburan bagi tanaman lain disekitarnya.
❖ Kayu Sengon
Berat jenis kayu sengon sekitar 230 hingga 500 kg/m3 dengan kadar air 12% hingga 15%.
Bobot tersebut termasuk ringan dan ciri kayunya tidak terlalu keras. Bagian gubal berwarna
putih hingga merah muda kecokelatan atau kuning cerah hingga merah kecokelatan.
Sengon merupakan kayu yang tidak terlalu kuat, misalnya kayu sengon yang bersentuhan
langsung dengan tanah hanya mampu bertahan 1 tahun sampai 2 tahun. Namun perlakuan dan
perawatan khusus dapat memperpanjang usia pakai kayu mencapai 15 tahun pada kondisi iklim
tropis.
❖ Harga Kayu Sengon
Penggunaan kayu sengon menyasar konsumen menengah kebawah sehingga harganya lebih
rendah dibanding kayu lain, seperti akasia, meranti, trembesi dan jati. Akan tetapi, jika
dibandingkan kayu pulau dan jabon maka harga sengon masih diatasnya.
Dalam perdagangan kayu log atau gelondongan, penjualan kayu sengon umumnya dibagi
menjadi 2 ukuran, yaitu 105 cm dan 205 cm sebagai berikut:
• Harga log kayu sengon dengan panjang 105 cm berdiameter 19 cm hingga 24 cm sekitar
Rp 900.000 sampai Rp 1.000.000
• Harga log kayu sengon dengan panjang 105 cm berdiameter lebih dari 24 cm sekitar
Rp 1.100.000 sampai Rp 1.500.000
• Harga log kayu sengon dengan panjang 205 cm berdiameter 25 cm hingga 29 cm sekitar
Rp 1.200.000 sampai Rp 1.300.000
• Harga log kayu sengon dengan panjang 205 cm berdiameter 30 cm hingga 39 cm sekitar
Rp 1.300.000 sampai Rp 1.400.000
• Harga log kayu sengon dengan panjang 205 cm berdiameter 40 cm hingga 49 cm sekitar
Rp 1.400.000 sampai Rp 1.500.000
• Harga log kayu sengon dengan panjang 205 cm berdiameter lebih dari 50 cm sekitar
Rp 1.500.000 keatas
Namun harga kayu sengon diatas terkadang tidak dapat menjadi patokan. Banyak faktor lain
yang mempengaruhi, sebut saja musim, jumlah kayu, kualitas kayu, serta kesepakatan antara
pemilik dan pembeli. Biasanya harga sengon cenderung stabil apabila pengelola hutan rakyat
telah melakukan kerjasama dengan pabrik penggergajian.
❖ Budidaya Pohon Sengon
Kayu sengon telah menjadi primadona di dunia perkayuan. Para pemilik pekarangan maupun
lahan persawahan saat ini telah mulai beralih menanam pohon sengon.

Meski bernilai jual rendah, ternyata hal inilah yang menjadikannya banyak diminati
masyarakat. Pemanfaatannya umum digunakan sebagai bahan bangunan non konstruksi serta
furniture kalangan bawah.
Bisnis kayu sengon terus berjalan karena permintaan pasar tidak pernah surut bahkan terus
meningkat. Selain itu, budidaya pohon sengon juga termasuk budidaya yang santai, hanya perlu
kerja keras di awal kemudian menunggu masa panen.
1. Pembenihan
• Pengambilan Biji
Tanaman sengon akan berbunga ketika telah berumur tiga tahun dari usia penanaman. Namun
proses tumbuhnya bunga dan buah dapat terjadi lebih cepat maupun lebih lama akibat pengaruh
geografis lokasi penenaman.
Secara umum, masa berbungan pohon sengon di Indonesia terjadi sekitar bulan Oktober hingga
Januari dan waktu terbaik untuk mengumpulkan biji adalah sekitar bulan Juli hingga Agustus.
Kulit yang menutupi biji akan mengelupas dengan sendirinya ketika telah masak diatas pohon.
Biji tersebut secara alami akan menyebar dan berjatuhan disekitar tanaman induk. Biji juga
dapat diambil secara langsung dari pohon kerika warnanya telah berubah dari hijau menjadi
kekuningan.
Tumbuhan sengon yang berusia 5 tahun hingga 8 tahun mampu menghasilkan 12.000 biji yang
dapat digunakan untuk lahan satu hektar. Berat biji sengon sekitar 16 gram hingga 26 gram per
seribu biji.
• Persiapan Benih
Setelah mendapatkan biji, kemudian dilakukan proses penjemuran hingga kering. Setelah itu
biji dikupas kulit arinya menggunakan tangan secara manual. Untuk mengetahui biji yang baik
dan rusak, maka dilakukan tahap perendaman. Biji yang rusak atau kosong akan terapung dan
dapat dibuang. 1 kg biji sengon berisi sekitar 38.000 sampai 44.000 biji bersih.
• Penyimpanan Benih
Benih dapat dikeringkan hingga memiliki kadar air 8% hingga 10% untuk selanjutnya disimpan
hingga 1,5 tahun pada kondisi suhu 4 sampai 8 derajat Celcius di lemari pendingin.
Benih yang telah disimpan dalam jangka panjang dan hendak di taburkan pada media tanam,
maka perlu direbus di dalam air sekitar 1 sampai 3 menit atau dikubur konsentrat asam sulfur
selama 10 hingga 15 menit. Setelah itu biji dicuci hingga bersih dan direndam ke dalam air
dingin untuk memicu pertumbuhan kecambah.
2. Pembibitan dan Penanaman
• Penaburan Benih
Benih sengon dapat ditebar di bedeng tabur dengan didahului perlakukan tanah sedemikian
rupa agar memiliki kadar air tidak berlebih dan tidak kurang. Perkecambahan akan muncul
pada hari ke 5 hingga 10 setelah penaburan benih. Namun jika terjadi kendala dilapangan,
perkecambahan muncul seteleah usia 4 minggu.
• Persiapan Tanam
Pohon sengon dapat ditanam menggunakan semai dari kebun bibit atau stump. Sengon yang
berasal dari kebun bibit biasanya berumur 2 sampai 2,5 bulan dan dapat dipindah dari bedeng
ketika tingginya mencapai 20 sampai 25 cm dengan batang kayu dan sistem perakaran yang
tumbuh dengan baik.
Sedangkan melalui stump, tinggi yang baik sekitar 5 hingga 20 cm dan diameter 0,5 sampai
2,5 cm dengan panjang akar sekitar 20 cm.
• Proses Penanaman
Tumbuhan sengon sebaiknya ditanam pada awal musim hujan agar mempermudah
pemeliharaan karena air tercukupi secara alami. Sebelim penanaman dilakukan, lahan harus
bersih dari rumput, gulma serta tanaman pengganggu lainnya.
Pengaturan jarak tanam umumnya adalah 2 x 2 m hingga 6 x 6 m. Pemilihan jarak tanam
tergantung dari tujuan penaman. Sengon yang hendak digunakan untuk kayu pulp biasanya
ditanam pada jarak 3 x m, sedangkan jarak 6 x 6 m dilakukan untuk produksi kayu tebangan.
3. Pemeliharaan
• Penyiangan
Proses penyiangan pohon sengon dilakukan secara intensif selama 2 tahun. Penyiangan
pertama dilakukan setelah pohon berumur 2 bulan setala masa tanam, kemudian dilanjutkan
secara berkala dengan interval 3 bulan sekali.
• Pemupukan
Pemberian pupuk bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan budidaya pohon sengon. Pupuk
NPK dengan takaran 14:14:14 dapat diberikan pada setiap semai ketika penanaman atau setelah
penanaman. Pupuk ditaburkan pada tanah disekeliling semai dan dapat kembali diberikan
setelah tanaman berusia 5 tahun.
• Penyulaman
Penyulaman tanaman dilakukan agar produktivitas lahan tetap terjaga. Tanaman sengon yang
mati atau tumbuh kerdil dan tidak maksimal dapat diganti dengan semai baru sekitar 1 tahun
setelah penanaman.
• Pemangkasan
Untuk mendapatkan batang kayu lurus dan berkualitas, kegiatan pemangkasan sangat
diperlukan. Ranting atau cabang yang tumbuh tidak sesuai harapan dapat dipotong ketika
sengon berumur 6 bulan dan dapat dilakukan 6 bulan kemudian selama 2 tahun.
• Penjarangan
Agar pohon sengon terhindar dari hama dan penyakit. Tahap penjarangan dilakukan sejak umur
tanaman berusia 2 tahun kemudian dilakukan secara berkala setiap 1 tahun hingga usia tanaman
mencapai 10 tahun. Penjarangan juga bermanfaat untuk mengatasi bentuk pohon yang jekel
dan pohon yang pertumbuhannya tertekan.
4. Pertumbuhan dan Pemanenan
• Tingkat Pertumbuhan
Sengon adalah satu tumbuhan budidaya yang perkembangannya sangat cepat. Pada kondisi
lingkungan yang sesuai, pohon ini dapat tumbuh setinggi 7 meter dalam 1 tahun, 16 meter
dalam 3 tahun, serta 33 meter dalam waktu 9 tahun.
Rata-rata diameter pohon sengon yang berumumur 3 sampai 5 tahun adalah 11,3 cm hingga
18,7 cm (bahkan hingga 25,8 cm) dengan tinggi rata-rata sekitar 11,7 sampai 20,5 m (maksimal
23,5 m).
Hasil penelitian lain menyebutkan jika tumbuhan sengon yang berusia 5 tahun mencapi tinggi
5 m, selanjutnya bertambah 1 hingga 1,5 pada usia 8 atau 9 tahun. Sedangkan ketika menginjak
umur 10 tahun maka pertumbuhannya menurun hanya sekitar 1 meter per tahun.
• Produktivitas
Selain bambu, sengon merupakan tanaman yang masuk kategori Fast Growing Tree Species.
Cepatnya pertumbuhan pohon sengon penjadikan produktivitas budidayanya kian tinggi,
dimana pertambahan volume pertahun mencapai 67 m3/ha per tahun.
• Rotasi Tanaman
Agar mendapat hasil panen sengon yang maksimal dibutuhkan upaya perotasian tanaman.
Untuk produksi pulp, rotasi panen dilakukan dalam jangka waktu 8 tahun. Sedangkan untuk
produksi kayu, pemanenan dilakukan setiap 12 atau 15 tahun. Sistem pemanenan menerapkan
metode agroforestry dan rotasi tanaman dapat dilakukan 10 hingga 15 tahun.

Anda mungkin juga menyukai