DISUSUN OLEH :
Yusriadi Muchtar
P2219011
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Pengelolaan Lahan Kering ini yang
berjudul “Pemanfaatan Bambu Kuning”.
Penyusunan makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak dan penulis juga berterima kasih kepada dosen mata kuliah pengelolaan lahan kering
Bpk. Muhammad Iqbal Jafar SP. Dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang terkait.
Penulis
BAB I
PEMBAHASAN
Habitat tumbuhnya di daerah yang sangat kering dan lembab dan dapat tumbuh pula pada
daerah yang tergenang air 2-3 bulan (Widjaja, 2001). Bambu kuning sangat mudah beradaptasi
di tanah marjinal atau di sepanjang sungai, tanah genangan, pH optimal 5-6,5, serta di daerah-
daerah pada ketinggian 1200 m dpl (meter diatas permukaan laut), paling baik pada dataran
rendah. Oleh karenanya jenis ini tidak jarang dijumpai di pematang sawah. Jika bambu kuning
dipotong dengan mudah dapat tumbuh kembali. Perbanyakan bambu dapat dilakukan dengan
menggunakan rhizoma, stek cabang atau batang, cangkok dan kultur jaringan. Dan cara
penanaman yang paling baik ialah dengan rimpangnya. Buluh bambu ini sangat kuat namun
demikian jenis bambu ini tidak tahan terhadap serangan serangga pengerek batang. Bambu
kuning memiliki rumpun simpodial tidak rapat dan tidak teratur serta tumbuh tegak (Soedjono,
1991).
Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tanaman bambu kuning dimasukkan dalam
klasifikasi sebagai berikut, menurut Morisco, 2005 antara lain sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionata (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/ monokotil)
Sub-kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae (suku rumput – rumputan)
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa vulgaris Schrad
1. Akar
Akar rimpang terdapat di bawah tanah dan membentuk sistem percabangan yang
dapat dipakai untuk membedakan kelompok bambu. Bagian pangkal akar rimpangnya
lebih sempit daripada bagian ujungnya dan setiap ruas mempunyai kuncup dan akar.
Kuncup pada akar rimpang ini akan berkembang menjadi rebung yang kemudian
memanjang dan akhirnya menghasilkan buluh.
2. Rebung
Rebung kuning tertutup bulu coklat hingga hitam pada bagian ujungnya berwarna
kekuningan hingga hijau. Tumbuh dari kuncup akar rimpang di dalam tanah atau dari
pangkal buluh yang keluar. Rebungnya dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Biasanya
rebung ini segera dipotong atau diambil segera setelah tumbuh, sebab pertumbuhannya
cepat, sehingga dengan cepat pula rebung ini akan menjadi buluh muda. Rebung dapat
dipanen 1 minggu setelah keluar dari permukaan. Dalam waktu 2 minggu buluh yang
muda dapat mencapai 4 m tingginya.
3. Buluh
Buluh berkembang dari rebung, tumbuh sangat cepat dan mencapai tinggi
maksimum dalam beberapa minggu. Tinggi buluh mencapai 15 m dan 20 m dengan garis
tengah sampai 10 m. Buluhnya tegak atau agak condong. Buluhnya berwarna kuning,
hijau bertotol coklat, hijau mengkilat atau kuning bergaris hijau. Permukaan batang licin
dilapisi lilin ketika muda.
4. Pelepah
buluh Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada
setiap ruas yang terdiri atas daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligula.
Pelepah buluhnya ditutupi oleh bulu hitam yang berangsur-angsur menjadi gugur
demikian juga pelepah buluhnya mudah gugur, kuping pelepah buluh membulat dengan
ujung melengkung keluar, tinggi mencapai 2 cm, dengan panjang bulu kejur mencapai 3-
8 cm, liguna menggerigi, tinggi 3-4 mm dengan panjang mencapai 3 mm pada tepinya,
daun pelepah buluh tegak menyegitiga dengan bagian pangkal melebar.
5. Percabangan
Percabangan umumnya terdapat di atas buku-buku. Cabang dapat digunakan
sebagai ciri penting untuk membedakan marga bambu. Percabangan 1,5 m di bawah
permukaan tanah, setiap ruas terdiri atas 2-5 cabang dengan satu cabang lebih besar
daripada cabang lainnya yang merupakan cabang primer. Letak cabang berselang-seling.
6. Helaian Daun
Helaian daun berukuran 9 – 30 x 1 – 4 cm, gundul, kuping pelepah buluh kecil,
tinggi 1 mm dengan bulu kejur yang pendek 1 – 2 mm; ligula rata, tinggi 1 – 12 mm.
Tingkat elastisitas yang dimiliki oleh bambu kuning terbukti sangat baik. Bambu
ini bisa melengkung dalam jarak yang cukup jauh sehingga tidak mudah patah dan aman
digunakan. Fleksibilitasnya yang sangat tinggi ini pula yang membuat para pengrajin
lebih senang memilihnya untuk diolah menjadi produk kerajinan tangan, terutama
produk-produk yang mengandalkan teknik anyaman dan keahlian dalam merangkai bilah-
bilah bambu.
3. Mudah Diolah Menjadi Beragam Produk
Bambu kuning merupakan bahan baku yang sangat baik untuk digunakan dalam
proses pembuatan produk kerajinan tangan. Salah satunya karena bambu ini mudah
diolah lebih lanjut menjadi suatu produk jadi. Tidak hanya peralatan dapur saja, bambu
tali ini bahkan juga bisa disulap menjadi furniture, anyaman, alat musik, alat penangkap
ikan, ornamen ruangan, dan lain-lain. Proses pengolahannya yang mudah membuat para
pengrajin sangat menyukainya.
4. Memiliki Corak Alami yang Cukup Menarik
Sama halnya seperti kayu, bambu juga mempunyai corak yang begitu khas. Corak
ini terbentuk secara alami seiring dengan pertumbuhan pohon bambu. Begitu pula dengan
bambu kuning yang mempunyai corak alami yang cukup menarik. Jikalau mau, Anda
bisa mempertegas motif corak tersebut dengan mengaplikasikan bahan finishing yang
bersifat transparan. Bahan ini juga akan membuat permukaan bambu nampak mengkilap
dan terkesan mewah.
5. Mengandung Khasiat Sebagai Obat Herbal
Khasiat bambu apus sebagai obat herbal tercatat di dalam lontar usada yaitu kitab
pengobatan kuno dari Bali. Di dalam lembaran-lembaran lontar tersebut disebutkan
bahwa akar dan buluh bambu apus mengandung manfaat sebagai obat penyakit kencing
manis serta ampuh digunakan untuk meremajakan kulit. Berdasarkan hasil uji
laboratorium, bambu apus mengandung asam-asam lemak baik asam lemak jenuh seperti
asam palmitat, asam stearat, dan lain-lain serta asam lemak tak jenuh seperti asam oleat
dan berbagai senyawa baik lainnya seperti kurkumena, limonena, dan toluena.
2.1 Kesimpulan
Bambu merupakan tanaman yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Terdapat
banyak jenis-jenis bambu yang berada di asia tropis khususnya di indonesia, salah satunya
bambu kuning. Bambu kuning merupakan tumbuhan yang berasal dari Dunia Lama, khususnya
dari kawasan Asia tropis. Jenis ini diyakini sebagai bambu yang paling banyak dibudidayakan di
seluruh penjuru kawasan tropis dan subtropis. Dikawasan Asia Tenggara, bambu jenis ini banyak
dibudidayakan dan kadang tumbuh dimana saja. Di Indonesia bambu ini banyak terdapat di Jawa
Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok dan Sulawesi (LIPI, 1977). Bambusa vulgaris Schrad ini
memiliki 2 varietas yaitu yang hijau dan yang kuning. Kedua varietas ini memiliki nama daerah
masing-masing, varietas yang hijau secara umum di Indonesia disebut bambu ampel; pring
amper, aor, haor di Jawa; awi ampel, aor, haor untuk di Sunda; gurung di Manggarai; guru di
Bajawa; oo todo di Bima; au dian di Tetun. Sedangkan varietas yang kuning di Indonesia sering
disebut bambu kuning; pring kuning di Jawa; awi koneng, haor koneng di Sunda; oo muncar dio
Bima;dan tiying gading di Bali (Widjaja, 2001 ).
2.2 Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bambu_kuning
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_penutup_tanah.
https://arafuru.com/material/12-ciri-ciri-bambu-Kuning-beserta-5-kelebihan-dan-3-
kekurangannya.html.
https://www.merdeka.com/jateng/jenis-jenis-bambu-yang-tumbuh-di-indonesia-beserta-
karakteristiknya-perlu-diketahui.
https://lindungihutan.com/blog/pengertian-hutan-bambu-ciri-manfaat-bambu/
https://lindungihutan.com/blog/manfaat-pohon-bambu-adalah/