Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman rami adalah tanaman yang berbentuk rumpun mudah tumbuh
dan dikembangkan didaerah tropis, tahan terhadap penyakit dan hama, serta
dapat mendukung pelestarian alam dan lingkungan. Tanaman rami yang dikenal
dengan nama latinnya boehmeria nivea L merupakan tanaman tahunan
berbentuk rumpun yang dapat menghasilkan serat alam nabati dari pita ( ribbons
) pada kulit kayunya yang sangat keras dan mengkilap.
Serat rami mempunyai sifat dan karakteristik serat kapas ( cotton ) yaitu
sama – sama dipintal ataupun dicampurkan dengan serat lainnya untuk
dijadikan bahan baku tekstil. Prosepek pengembangan pasar untuk serat rami
sangat baik karena harga jual yang relatif tinggi. Indonesia memeliki potensi
yang cukup besar untuk mengembangkan rami karena memiliki lahan yang
relatif luas dan iklim yang cukup besar unutk tanaman rami. Rami sangat cocok
dikembangkan di indonesia bagian barat yang beriklim basah karena tanaman
ini memerlukan curah hujan sepanjang tahun. Berdasarkan persyaratan
tumbuhnya banyak daerah yang sesuai antara lain : Jawa barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sumatra Utara dan Sumatra Selatan. Dari hasil penelitian serat
rami di indonesia kualitasnya mampu bersaing dengan serat rami dari china,
Brazil, Filipina, taiwan, Korea, Kamboja, Thailand dan vietnam. Dengan
demikian pengembangan tanaman ini memiliki prosepek yang sangat cerah,
karena sampai saat ini indonesia merupakan potensi yang besar untuk
menggerakkan ekonomi rakyat melalui perekonomian pedesaan, pendapatan
petani dan komoditi ekspor migas.
Rami mem[punyai kelebihan dibanding dengan semua tumbuhan
penghasil serat. Kelemahan kenaf, yute, kapas, flex dan canabis adalah hanya
sekali menghasilkan dan harus dibudidayakan lagi dari awal. Sebab kenaf, yute,
flex, dan canabis dipanen batangnya dengan cara dicabu. Setelah dipanen
buahnya, kapas akan mati, sebab ia merupakan tanaman semusim. Abaka
meskipun sekali tanam akan bisa dipanen seterusnya, tetapi proses pengolahan
batag semurinya menjadi serat, memerlukan teknologi dengan biaya tinggi.
Ageve dan nanas memang juga cukup ditanam sekali dan dipanen seterusnya,
tetapi kualitas seratnya hanya cocok untuk bahan tali. Bukan untuk kain. Jadi
jika dilihat dari nilai ekonomisnya rami masih lebih tinggi dan mampu bersaing.
1. 2 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui cara membudidayakan tanaman
haramay dan perlakuan pasca panen tanaman haramay
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Morfologi Rami dan Sifatnya.


Rami dikenal sebagai tanaman serat nabati yang menghasilkan serat
dari kulit kayu merupakan rumpun dari kelompok tanaman daun gatal (netpe),
dengan sistematika botani sebagai berikut:
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Urticaceae
Genus : Boehmeria
Spesies : Boehmeria Nivea
Tanaman rami dapat dikenal dengan memperhatikan ciri-ciri botani
yang dimiliki, seperti batang, daun, akar ,biji, bunga.dan sistem perakaran.
A. Batang
Tanaman rami merupakan tanaman yang berbentuk semak, berumpun
banyak, batang berwarna hijau muda sampai tua. Bentuk batang yang tinggi
serta ramping sampai mencapai ketinggian 2 sampai 3 meter, diameter batang
berkisar antara 8-20 mm. Akan tetapi kualitas pertumbuhan masih tetap
tergantung pada kondisi pertanaman. Batang biasanya akan bercabang
apabila sebagian batang terpotong / terpangkas karena gangguan hama
/penyakit atau gangguan mekanis. Pertumbuhan cabang pada batang ini tidak
dikehendaki, karena serat rami diambil dari kulit batangnya, oleh karena itu
pertumbuhan cabang pada batang akan menurunkan produksinya dan
kualitas. Produktivitas serat rami tergantung dari tinggi dan diameter batang,
tebal tipisnya kulit serta rendemen serat (kandungan serat per batang). Batang
rami dipanen setiap dua bulan sekali sehingga dalam setahun dapat dilakukan
pemanenan 5-6 kali Batang rami berbulu halus hingga kasar, berwarna hijau
muda sampai hijau tua yang berubah menjadi coklat dari bagian bawah
kebagian atas sesuai umur tanaman, yang pada akhirnya berubah menjadi
hitam pada saat tanaman menjadi tua atau mati.
Batang muda berongga dan bergabus apabila sudah berubah menjadi
tua. Ciri –ciri tanaman yang berbatang tebal dan tidak berongga bila dipijit
batangnya, maka akan terasa sulit pecah dan perlu tenaga banyak. Sebaliknya
yang berbatang tipis serta berongga besar akan mudah pecah sehingga sering
di pertanaman rami mudah rebah bila ada angin kencang. Umur panen serat
yang tepat adalah dengan ciri-ciri apabila seperempat hingga sebagian batang
bawah berwarna coklat. Bila dipenen terlalu muda (batang masih sangat
hijau) maka secara fisiologis seratnya belum matang, serat mudah putus dan
volume panen belum optimal. Demikian pula apabila dipanen terlambat
(lewat matang) produksi serat akan menurun, karena batangnya banyak yang
mati/kering dan sulit didekortikasi, serta kualitas seratnya sangat jelek, hitam
dan mudah patah/putus karena terlalu tua.
B. Daun
Daun tanaman rami memiliki karateristik tersendiri, berikutnya
menyerupai jantung dan bagian sisinya bergerigi halus, panjang daun berkisar
7,5-20 cm dan lebar 5-15 cm dan kelihatan bekerut. Dari hasil evolus klon,
pada umumnya rami bertipe daun lebar banyak ditanam di dataran tinggi,
sedang yang berdaun sempit banyak ditanam di dataran rendah, walaupun
demikian, besar kecilnya daun juga masih dipengaruhi oleh tempat tumbuh
terutama kesuburan tanah.
Permukaan daun bagian atas berbulu halus hingga kasar, berwarna hijau
muda sampai hijau tua, sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna
putih keperakan, ini dikarenakan adanya rambut-rambut panjang berwarna
perak yang saling bertumpuk membentuk anyaman seperti karpet. Pinggir
daun bergerigi lancip hingga tumpul berwarna seperti warna laminanya.
Tulang daun berwarna hijau muda sampai hijau tua atau merah muda sampai
merah tua. Tangkai daun (petiole) berwarna hijau muda hingga hijau tua serta
merah muda hingga merah tua. Panjang petiole sekitar 3 -12 cm, ada yang
lebih pendek dari panjang daun, tetapi ada yang hampir sama dengan panjang
daun, tergantung dari macam klonnya. Sudut daun(daun-daun bagian atas)
berkisar antara 500-1200 (agak tegak sampai dengan terkulai).
Berdasarkan hasil karakterisasi ukuran daun, tanaman rami
dikelompokkan ke dalam dua tipe, yakni 1) tipe rami berdaun sempit (contoh
: klon Pujon 10, Jawa Timur 3-0), 2) tipe rami berdaun lebar (contoh klon :
Bandung A, Pujon 301, Pujon 302). Tipe rami ini diduga ada kaitannya
dengan daya adaptasi tanaman terhadap tinggi tempat (dataran tinggi, sedang
dan rendah). Dari hasil evaluasi klon, ternyata pada umumnya rami bertipe
daun lebar tidak cocok untuk dataran rendah, dan banyak dari klon-klon yang
cocok di dataran rendah adalah dari tipe rami berdaun sempit. Kenyataan
tersebut sering juga berkaitan dengan tipe bunga rami. Tipe daun (besar,
kecil) ini adalah berdasarkan penampakan yang tetap, bukan berdasarkan
ukuran panjang-lebar daun sebab bila didasarkan pada ukuran luas daun, tipe-
tipe dari klon-klon tertentu akan berubah-ubah tergantung dari tingkat
kesuburan tanahnya. Tetapi tipe rami berdasarkan besar kecilnya daun di sini
akan tetap walaupun kesuburan tanaman seperti apapun. Sebagai contoh,
untuk tipe rami berdaun sempit seperti pada Pujon 10, Pujon 12, Jawa Timur
3-0, Seikiseishin, sedangkan contoh tipe rami berdaun lebar adalah Pujon 301,
Pujon 302, Bandung A. Tipe-tipe rami tersebut akan tetap sebagai tipe itu
walaupun pertumbuhannya jelek ataupun subur dimana perunbahan bentuk
luas daunnya sangat nyata.
Gambar 2.1 Daun rami
Daun tanaman rami memiliki berat kira-kira 40% dari jumlah berat
hijauan, daun rami memiliki kandungan beberapa zat cukup baik untuk
makanan ternak. Sebagai contoh apabila dihasilkan 100 ton tanaman
hijau/ha/tahun, ini berarti bahwa selain serat yang dihasilkan akan diperoleh
40 ton hijauan yang dapat dikonsumsi 50-60 domba/kambing dan juga dapat
menggantikan sebanyak 25% makanan penguat berprotein tinggi untuk 10-12
ekor sapi.
Pertumbuhan tanaman pada tanah yang subur, maka daunnya akan
besar- besar, sebaliknya bila ditanam pada tanah yang kurang subur, maka
ukuran daunnya menjadi sempit, dan itu tidak akan stabil. Tipe rami
berdasarkan besar kecilnya daun akan tetap walaupun kesuburan berbeda.
Kandungan zat yang terdapat pada daun rami dapat dilihat pada table 2.1
Tabel 2.1 kandungan zat pada daun rami kering
No. Zat / Unsur Persentase
1 Natrium (N) 2,94
2 Karbon (C) 27,61
3 Phospor (P) 0,3
4 Kalium (K) 2,2
5 Magnesium 0,45
(Mg)
6 Kapur (Cu) 7,92
7 Zink (Zn) 10,68
8 Sulfur (S) 0,19
Sumber : Jurnal Central Research Institute For Jute, India.

C. Bunga
Tanaman rami mempunyai bunga berumah satu atau disebut tanaman
dikotil, pada beberapa varietas bunganya bewarna putih kehijauan dan ada
yang bewarna kekuningkuningan, dan umumnya berubah menjadi warna
coklat pada umur tua. Pada klon-klon tertentu bunga betina dan bunga jantan
terdapat pada satu batang, biasanya bunga jantan muncul lebih dahulu
dibanding bunga betina, dan pada perumbuhan selanjutnya bunga jantan
selalu terletak pada ruas batang bawah dan ruas atas ditempati bunga betina
sampai pada akhirnya ke pucuk tanaman. Bunga betina majemuk bertingkat
berbongkol-bongkol keluar dari ketiak daun sekitar 1-3 tangkai utama,
dimana masing-masing tangkai bercabang dan beranting banyak. Pada ujung
rantingnya terdapat sekumpulan bunga betina dalam bongkol mirip buah
rambutan. Dalam satu bongkol terdapat banyak sekali bunga betina yang
kecil-kecil. Warna bunganya hijau, merah, merah muda, coklat, kuning, dan
lain-lain tergantung klonnya. Individu bunga betina yang sangat kecil
berbentuk tempolong dan berbulu halus pada sisi-sisinya. Bunga tidak
dilengkapi dengan mahkota bunga sebagaimana bunga lengkap.
Struktur bunga yang lengkap (normal) terdiri dari kelopak bunga
(calyx), mahkota bunga (corolla), benang sari (stamen) dan putik (pistile).
Apabila salah satu atau lebih dari bagian - bagian bunga tersebut tidak ada,
maka bunga tersebut disebut bunga tidak lengkap. Bunga betina muncul dari
ketiak daun bersamaan dengan mekarnya pucuk daun. Sekitar 4-7 hari
kenudian mulai ada yang mekar dan siap untuk dibuahi. Ciri-ciri bunga betina
mekar ditandai dengan memanjangnya (menjulur) putik yang berwarna putih
bening dari ujung bunga yang panjangnya sekitar 0,5-1 mm tergantung
klonnya. Tangkai putik yang berfungsi sebagai tabung putik juga berbulu
sebagaimana pada bunga. Mekarnya bunga betina tidak bersamaan walaupun
dalam satu kelompok (bongkol), tetapi bertahap tidak beraturan, artinya
mekarnya bunga tidak dimuali dari bunga yang paling dulu muncul (bagian
bawah) tetapi bias terjadi bunga yang pertama muncul mekarnya biasa
bersamaan dengan bunga yang ada di puncak tanaman. Bunga betina yang
telah dibuahi akan tumbuh menjadi buah yang semakin membesar dan akan
kelihatan matang (tua) jika berwarna coklat tua sampai hitam, kelihatan
kering, dan mudah sekali rontok. Ukuran kelompok bunga betina (bongkol)
ada yang besar dan ada yang kecil, pada satu tanaman ada yang berjumlah
banyak dan ada yang sedikit tergantung klonnya. Besar kecilnya dan banyak
sedikitnya bunga/buah diduga ada kaitannya dengan daya adaptasi terhadap
tinggi tempat. Berdasarkan hal tersebut tanaman rami dikelompokkan
menjadi tipe rami berbunga besar, berbunga kecil serta berbunga banyak dan
berbunga sedikit.
Gambar 2.2 Tanaman Rami berbunga
D. Sistem Perakaran
Sistem perakaran tanaman rami adalah perakaran dimorphie, karena
pada akar berfungsi mengambil nutrisi yang tumbuh vertical sedalam 20-30
cm, dan juga rizoma (rimpang) sebagai alat untuk meperbanyak diri dan juga
terdapat umbi sebagai tempat cadangan makanan tumbuh vertical sedalam
10-20 cm. Rimpang (rizoma) bercabang, beruas-ruas dan berakar rambut
juga, tumbuh mendatar dengan ujung mencuat ke permukaan tanah dan akan
tumbuh menjadi tunas anakan baru. Diameter rizoma bisa mencapai 2 cm
bahkan lebih tergantung dari umur tanaman dan umur rizoma, dengan panjang
bisa mencapai 50 cm bahkan lebih sehingga jangkauan penyebaran anakan
dalam satu rumpunnya bisa lebih luas. Jumlah rizoma per rumpun bias
mencapai 10 buah bahkan lebih tergantung dari umur tanaman. Rizoma yang
beruas-ruas memiliki banyak mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tunas
anakan baru sebagai system perbanyakan tanaman. Kelebihan ini
dimanfaatkan oleh petani sebagai cara yang paling mudah untuk perbanyakan
tanaman. Disamping mempunya rhizome terdapat juga akar yang berfungsi
sebagai cadangan makanan berupa umbi. Bentuknya seperti ubi kayu,
tumbuhnya mendatar dan diameter mencapai 3 cm. Berdasarkan
perkembangan rizoma maka dapat ditentukan umur ekonomis dari tanaman
rami, yaitu berkisar 5-15 tahun bahkan bias lebih tergantung dari
pemeliharaan yang dilakukan.
Kata rami berasal dari melayu kuno. Di Jawa Barat tanaman ini disebut
dengan istilah haramay, sedangkan di beberapa negara penghasil serat istilah
yang digunakan untuk rami yaitu Chuma di China, Rhea di India, Amurai di
Filipina dan Karamushi di Jepang. Tanaman rami mempunyai akar umbi yang
tumbuh secara vertical masuk ke dalam tanah kira-kira 20-30 cm dengan
diameter mencapai 1-2 cm. Setelah tanaman berumur 2-3 bulan, dari akar
umbi dapat umbuh batang yang menjalar ke dalam tanah disebut Rhizom
yang berfungsi sebagai alat pembiakan. Batang berbentuk silinder dengan
diameter 12-20 mm. Tinggi batang berkisar 1-2 m, dan ada pula yang lebih
dari 2 m. Batang tidak bercabang, tetapi apabila pucuk tanaman mati atau
patah dapat tumbuh cabang yang keluar dari ketiak daun dan hal ini sebaiknya
dihindari. Serat yang merupakan hasil utama tanaman rami terletak pada kulit
batang adalah serat primer yang terbentuk pada kulit kayu. Serat rami
panjangnya bervariasi dari 2,5 -50 cm dengan rata-rata 12,5-15 cm,
sedangkan diameter rata-rata 30-50 mikron. Daun berbentuk seperti jantung,
panjang daun 7,5-20 cm, permukaan daun atas berwarna hijau muda sampai
tua, sedangkan bagian bawah berwarna putih keperakan, berbulu halus.
Bunga kecil tumbuh di batang pada ketiak daun, tumbuh kearah samping.
Warna bunga bervariasi (puith, hijau atau merah) berubah coklat apabila
sudah tua. Bunga jantan biasanya terletak lebih rendah dari pada bunga
betina, mempunyai 3 – 5 kelopak dan beberapa benangsari, penyerbukan
dilakukan oleh angin. Serat rami mempunyai sifat-sifat:
1. Berwarna putih, mudah diberi warna
2. Kuat, memiliki kekuatan 4x lebih besar daripada linen, 6x dari sutera dan
7x dari kapas.
3. Kilapnya lebih tinggi dari beberapa linen, daya serap terhadap kelembaban
12%, (daya serap kapas 8%)
4. Elastisitas rendah, licin dan kaku
5. Memiliki kekuatan tarik (Tensile Strength) lebih besar dari serat kapas
6. Daya serapnya (Absorbancy) tinggi hingga 12 % sedang serta kapas hanya
8%
7. Memiliki warna dan kilap yang lebih tinggi
8. Lebih cepat kering
9. Daya tahan kusutnya lebih baik dari pada kapas

2. Budidaya Tanaman Rami


Rami punya kelebihan dibanding dengan semua tumbuhan penghasil
serat karena cukup ditanam sekali, dan bisa dipanen terus selama tiga sampai
lima tahun. Sementara kenaf dan yute, hanya sekali dipanen batangnya dengan
cara dicabut, dan harus dibudidayakan lagi dari awal. Kapas juga merupakan
tanaman semusim yang setelah dipanen, akan mati. Rami bisa terus diambil
batangnya, karena punya rizoma, yang akan terus menumbuhkan tanaman
baru.
Sangat cocok ditanam/ideal di daerah tropis yaitu di Indonesia dengan
ketinggian ideal 400 m s/d 1500 m diatas permukaan air laut, dengan curah
hujan 90mm/bln yang merata sepanjang tahun, kondisi tanah datar terbuka
berstruktur ringan seperti tanah liat berpasir dengan PH 5,6 s/d 6,5 dengan
umur produktif 6 s/d 8 tahun dipanen 5 s/d 6 x dalam setahun. Pada panen
pertama dipangkas kosmetik usia 6 bulan, setelah itu tiap 2 bulan dapat dipanen
sampai usia 8 tahun. Batang tanaman rami tumbuh rhizome yang berbentuk
ramping dan pertumbuhannya dapat mencapai ketinggian diatas 250 cm,
diameter batang antara 8 s/d 20 mm, berat batang 60 s/d 140 gram dengan
jumlah perumpun 4 s/d 12 batang, warna hijau sampai coklat.
A. Persiapan Tanam dan Pola Tanam
Tanaman rami merupakan tanaman tahunan sehingga dapat
dipangkas/dipanen 4- 6 kali. Menurut Heliyanto, 2005 tanaman ini dapat
diusahakan baik secara tunggal ataupun secara campuran atau tumpang sari
dengan tanaman palawija seperti kacang-kacangan. Untuk mendapatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman rami secara optimal makadiperlukan
beberapa teknik-teknik budidaya sebagai berikut :
A. Bahan Tanaman
Tanaman rami dapat diperbanyak dengan menggunakan berbagai cara
yaitu :
(1) Biji : Bahan tanaman ini diambil dari biji sehingga harus dilakukan
pengecambahan terlebih dahulu, namun perbanyakan tanaman dengan biji
jarang dilakukan, karena memerlukan waktu lama dan sulit dalam
pelaksanaannya.
(2) Rizoma : Bahan tanaman diambil dengan menggunakan akar yang
memiliki banyak mata tunas yang disebut rizoma. Cara ini paling banyak
digunakan dalam perbanyakan tanaman. Untuk menghasilkan rizoma yang
baik harus melakukan penanaman rami sesuai dengan kaidah-kaidah
pembibitan, antara lain pemilihan lahan yang baik, tersedianya fasilitas
pengairan, menggunakan varietas yang murni, dipelihara dengan baik, dan
setelah umur 2 (dua) tahun baru dapat diambil rizomanya. Kelemahan dari cara
ini adalah memerlukan lahan luas dan waktu relatif lama.
(3) Setek batang : Perbanyakan tanaman dengan stek batang jarang
digunakan karena peluang tumbuhnya sedikit sangat tergantung dari umur
tanaman yang distek, pemeliharaan, iklim dan kondisi lahan.
(4) Kultur jaringan : Perbanyakan tanaman dengan cara ini lebih cepat
memperoleh bibit dalam waktu relatif singkat karena tidak memerlukan lahan
luas, tetapi biayanya masih sangat mahal.
Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan setek
rhizome banyak digunakan .Panjang stek rhizoma yang baik untuk bibit adalah
yang telah be ukuran diameter sebesar 8-12 mm, yang dipotong sepanjang 10
cm. Umumnya rizoma pada ukuran tersebut memiliki lebih dari tiga mata tunas
dan cadangan makanan yang ada dalam stek yang berupa karbohidrat cukup
tersedia. Hasil potongan rizoma sebaiknya diletakkan di tempat yang lembab,
sebelum ditanam agar tidak mengalami kekeringan. Rizome sebaiknya diambil
dari pertanaman yang sudah berumur 3-4 tahun.
Pada tanah datar atau tanah yang berstruktur berat sebaiknya
menggunakan jarak tanam 50 cmX 50 cm atau 60 cmX 60 cm, pada tanah yang
yang miring atau berstruktur ringan sebaiknya menggunakan jarak tanam 75cm
X 50 cm atau 100 cmX 50 cm. Akar rhizoma yang akan dijadikan bahan
tanaman adalah yang berwarna coklat tua, kemudian dipotong sepanjang 10
sampai 20 cm, sebaiknya Rhizoma yang sudah dipotong ditidurkan pada
tempat yang teduh terhindar dari sinar matahari, sebaikya bibit tersebut
sebelum ditanam suadah mempunyai paling sedikit tiga bintil tunas.
Penanaman yang menggunakan. Rhizoma, ditanam dengan kemiringan
kedalaman antara 5-8 cm dan tiga perempat muncul kepermukaan tanah dan
sisanya masuk kedalam tanah. Perlu diingat dalam tanah banyak terdapat
serangga-serangga tanah untuk itu sebaiknya diberikan fungisida atau
sejenisnya pada bibit yang sudah ditanam.

Budidaya rami bisa dilakukan secara monokultur dan tumpangsari


dengan tanaman kelapa di perkebunan.Selain penanaman pada lahan datar,juga
bisa pada lahan miring atau lahan perbukitan.Sedangkan tanah diolah 1-2 kali
menggunakan cangkul,bajak atau traktor. Kemudian dibuatkan bedengan-
bedengan dengan lebar 3 meter,panjang disesuaikan dengan keadaan tempat
dan jarak antara bedengan 50-75 cm. Jika penanaman dilakukan pada lahan
miring,maka bedengan harus dibuat mengikuti garis counter untuk mencegah
terjadinta erosi.
Dalam budidaya nya,rami bisa ditanam dengan bibit yang berasal dari
biji,stek batang dan potongan akar rimpangnya (rhizoma).Tapi bahan tanaman
yang dinilai cukup baik dan praktis adalah potongan rhizoma-nya. Bahan ini
harus diambil dari indukvarietas unggul dan sudah berumur lebih dari 2 tahun.
Proses selanjutnya, rhizome tersebut dipotong-potongdijadikan stek dengan
ukuran panjang tiap stek 15-20 cm.Kemudian stek-stek itu disemaikan pada
tempat yang lembab hingga muncul tunas baru dan biasanya tunas baru akan
muncul dalam waktu seminggu. Sementara penanaman dilakukan pada lubang
tanam yang sebelumnya sudah diberi pupuk kandang sebanyak 0,5
kg/lubang,jarak tanam 50-75 cm,dan tiap lubang bisa diisi 2-3 stek. Sedangkan
waktu penanaman yang baik adalah pada awal musim hujan,atau pada bulan
lain yang curah hujannya masih memungkinkan untuk pertumbuhannya.
A. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman yang pokok adalah penyiangan, perbaikan
dranase dan pemupukan. Dalam penyiangan harus disesuaikan dengan kondisi
pertumbuhan gulma dan lahan. Kalau pengairan meliputi penyiraman pada
musim kering dan perbaikan dranase pada musim penghujan.
Karena tanaman rami termasuk jenis tanaman yang sensitive terhadap
tanah yang tergenang air. Itulah sebabnya,bila terjadi genangan air lebih dari
24 jam,maka akan berakibat tanaman rami menjadi layu dan bahkan
kemungkinan akan mati. Dalam upaya mempercepat pertumbuhan
danmeningkatkan produktivitas, maka tanaman rami perlu diberi pupuk
buatan,selainpupuk kandang yang diberikan sebelum tanaman..Pupuk buatan
diberikan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu berupa campuran Urea, SP36
dan KCL. Pada umumnya, dosis pupuk tergantung pada kesuburan
tanahnya,tetapi bisa menggunakan patokan jumlah SP36 25-50 kg/ha,Urea
100-150 kg/ha dam KCl sebanyak 50-100 kg/ha.
B. Pengairan
Tanaman rami ditanam pada lahan tadah hujan, sehingga kebutuhan air
secara keseluruhan tergantung pada curah hujan setempat, untuk itu dianjurkan
melakukan pengembangan rami pada daerah yang mempunyai curah hujan yang
cukup atau tinggi dan merata Pada daerah yang mempunyai pengairan dapat
dibantu dengan air irigasi, sehingga dapat dilakukan panen sampai 5 sampai 6 kali
dalam satu tahun.
3. Panen dan Pengolahan Hasil
Panen rami dilakukan menjelang tanaman berbunga. Berdasarkan
beberapa hasil penelitian, umur panen yang paling baik adalah antara 70-90
hari sesudah tanam dihitung sejak penanaman, tetapi hal ini sangat tergantung
pada ketinggian tempat, kesuburan tanah, dan kondisi pertumbuhan tanaman.
Sebab kualitas serat akan menurun, ketika bunga sudah keluar. Dalam satu
rumpun rami, bisa dipanen lebih dari satu batang tanaman. Hal yang pasti
bahwa tanda-tanda tanaman yang siap panen, yakni pertumbuhannya berhenti,
batang bagian bawah berwarna cokelat,batang mudah pecah,seratnya telah
sampai ke pucuk dan tunas-tunas baru bermunculan pada pangkal batang.
Apabila tanaman telah memperlihatkan tanda-tanda panen tersebut,
sebaiknya pemanenan segera dilakukan. Bila dibiarkan lebih dari 2 minggu,
maka kualitas serat rami yang dihasilkannya kurang begitu baik,dan tunas baru
tidak segera diberi kesempatan untuk tumbuh lebih baik. Adapun pemanenan
dilakukan dengan cara memotong batang dekat permukaan tanah. Rami
dipanen bukan dengan cara dicabut batangnya, melainkan dengan dipotong.
Daun dan pucuknya diambil untuk pakan ternak. Kemudian kulit batang
langsung dikupas dan dipisahkan dari bagian kayunya (dekortikasi), menjadi
china grass. Bahan ini, bisa dikeringkan terlebih dahulu, bisa pula langsung
direbus dengan kaustik soda ± 5%, untuk menghilangkan getah dan taninnya
(deguming). Hasil dari deguming adalah serat rami berwarna putih. Serat rami
panjang ini, bisa langsung dipintal dan ditenun, bisa pula dipotong dan dipecah,
hingga menjadi rami top, sebagai substitusi kapas.
Waktu panen menentukan tingkat produktivitas dan kekuatan serat,
panen pada waktu muda dapat menurungkan tingkat produktivitas dan
kekuatan serat, sedang apabila panen dilakukan terlalu tua hasil serat menjadi
kaku dan mudah putus. Untuk itu diperlukan waktu yang tepat untuk
pemanenan. Untuk hal tersebut diperlukan kriteria sebagai berikut :
1) Masa pertumbuhan tanaman sudah mulai berhenti.
2) Sepertiga dari bagian batang sudah berubah warna jadi coklat.
3) Separuh dari bunganya sudah berubah warna jadi coklat.
4) Separuh dari bunganya ssudah berubah warna.
5) Pucuk-pucuk baru banyak bermunculan di tanah.
6) Bagian tengah dari batang mudah dipatahkan.
(Heliyanto, 1999).
Cara panen dapat dilakukan dengan menggunakan sabit yang tajam
setinggi 3 sampai 5 cm dari bawah, dengan hati-hati untuk menghindari
kerusakan akar-akar lateral, pemotongan harus dilakukan secara merata, agar
tanaman berikutnya dapat tumbuh seragam. Hasil panenan selanjutnya
dipangkas daunnya dan selanjutnya diikat sesuai panjang batang dan
selanjutnya siap untuk diolah. Pengolahan serat yang bertujuan untuk
melepaskan serat dan batang digunakan dekortikator. Sebaiknya mesin
dekortikator dapat dipindahkan atau bersifat mobil dan ditempatkan di tengah-
tengah areal panen atau ditengah-tengah areal pertanaman. Sebaiknya semua
batang hasil panenan dapat didekortikator pada hari yang sama atau selambat-
lambatnya 2 kali 24 jam. Bila terlambat akan terjadi kesulitan ekstraksi serat
dan hasilnya mempengaruhi kualitas serat
Pada panen perdana belum dapat diambil seratnya karena batangnya
masih muda. Hasil pemotongan batang panen perdana dicacah untuk
dikembalikan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau atau dapat digunakan untuk
makanan ternak, baik dalam bnetuk segar ataupun diawetkan/ dikeringkan.
Panen perdana bertujuan hanya untuk memperbanyak munculnya tunas-tunas
baru. Sebaiknya,hasil pemanenan pertama kali tidak diambil seratnya,
melainkan dibenamkan untuk dijadikan pupuk. Karena mutu seratnya dinilai
masih kurang baik. Sedangkan untuk pemanenan berikutnya dapat dilakukan
setiap 60-80 hari sekali. Sehingga untuk tahun pertama bisa panen rami dan
tahun-tahun berikutnya sebanyak 6 kali panen setiap tahun. Produksi batang
segar rami setiap kali panen bisa mencapai sekitar 10 ton per hektar.Usia
produksi tanaman rami berkisar antara 5-10 tahun, tergantung varietasnya,
kondisi lingkungan dan juga dalam pemeliharaannya. Jika produksinya sudah
menurun,maka perlu dilakukan peremajaan tanaman, yakni tanaman yang
sudah tua dibongkar rhizome dan akar-akarnya. Kemudian dilakukan
pengolahan tanah dan penanaman baru seperti pada penanaman pertama
(Rukmana, 2003).
Gambar 2.3 Serat Rami Kering
Untuk memperoleh serat yang berkualitas membutuhkan proses yang
agak panjang, kemudian dilakukan pemotongan guna menghasilkan serat
pendek halus (seukuran dengan serat kapas) sehingga menghasilkan serat yang
menyerupai serat kapas, apabila proses yang dibuat sampai menyerupai serat
kapas hal ini menyebabkan harga serat akan menjadi mahal. Pengolahan serat
diperoleh setelah melalui mesin dan proses mekanisme serta proses
bakterisasi/kimiawi sebagai berikut :
a. Proses Dekortikasi: Proses pemisahan serat dari batang tanaman,
hasilnya serat kasar disebut “China Grass “.
b. Proses Degumisasi: Proses pembersihan serat dari getah pectin, legnin
wales dan lain-lain, hasilnya serat degum disebut “ Degummed Fiber “.
c. Proses Softening: Proses pelepasan dan proses penghalusan baik
secara kimiawi maupun mekanis agar serat rami tersebut dapat diproses untuk
dijadikan seperti kapas.
d. Proses Cutting dan Opening: Proses mekanisisasi untuk memotong
serat dan membukanya agar serat tersebut menjadi serat individual untuk serat
panjang disebut “Top Rami” dan untuk serat pendek disebut “Staple Fiber”
Proses dekortikasi menghasilkan limbah rami yang sangat baik untuk
pupuk organik ( kompos). Setelah mengalami bio proses, pupuk organik dari
batang rami tersebut dapat digunakan untuk pemupukan tanaman. Di samping
tanaman rami itu sendiri kelebihannya dapat digunakan untuk tanaman
hortikultura atau tanaman perkebunan lainnya. Kegunaan batang rami yang
lain adalah sebagai bahan baku pulp (kertas), bahan baku particle board serta
mempunyai kandungan cellulosa yang cukup baik untuk dijadikan bahan baku
propelant double base (bahan baku isian dorong peluru) (Sastrosupadi. 2002).
BAB III
METODOLOGI

3.1.Waktu dan Tempat

Praktikum Budidaya Tanaman Haramay ini di laksanakan pada Bulan


November sampai Desember 2018 bertempat pada Lapang Serat Politeknik Negeri
Jember.

3.2.Alat dan Bahan

 Alat yang digunakan dalam praktikum Budidaya Tanaman Haramay yaitu :


 Cangkul
 Tugal
 Kenco
 Gembor
 Sabit
 Timba
 Koret
 Timbangan tripel balance
 Penera Pupuk
 Roll Meter
 Bahan yang digunakan dalam praktikum Budidaya Tanaman Haramay yaitu :
 Rizhome Haramay varietas Japan, Indo China, Bandung, Pujon 9 dan
Pujon 17
 Pupuk SP36
 Pupuk KCl
 Pupuk Urea
 Air

3.3.Prosedur kerja
1. Penanaman Haramay :
a) Alat dan bahan di siapkan.
b) Setelah alat dan bahan siap dilaksana penggemburan plot tanaman
dan sanitasi gulma.
c) Setelah itu dilaksanakan pembuatan lubang tanam. Lubang tanam
berjarak 100cm x 100cm.
d) Setelah lubang tanam terbuat selanjutnya dilakukan penanaman
haramay. Penanaman dilakukan dengan posisi miring 45 derajat dan
kondisi rhizome tertancap di dalam tanah adla ¾ dari panjang
rhizome.
e) Setelah rizhome tertanam dilanjutkan dengan pembuatan lubang
pupuk. Lubang pupuk di tugalkan diantara lubang tanam.
f) Setelah lubang pupuk terbuat selanjutnya diberikan pupuk yang
berupa ZA,KCl,SP36. Pupuk tersebut diberikan sesuai dengan dosis.
g) Setelah di beri pupuk selanjutnya lubang pupuk ditutup dan
kemudian disiram agar rizhome tidak kekurangan cairan.

2. Perawatan tanaman Haramay :


a) Alat dan bahan di siapkan.
b) Perwatan tanaman haramai meliputi sanitasi, pengairan dan
pengendalian hama penyakit tanaman.
c) Sanitasi pada tanaman haramai adalah dilakukan pembersihan pada
daerah disekitar tanaman yang masih didalam plot.
d) Sanitasi ini dilakukan secara manual menggunakan alat bantu
sabit,dan cangkul.
e) Sanitasi ini dilakukan selama proses budidaya dan ketika gulma
tumbuh di sekitar tanaman Haramay.
f) Selain sanitasi juga dilakukan pengairan pengarian dapta dilakuakan
dengan dua cara yaitu torab dang penyiraman.
g) Untuk lahan praktikum pengairan menggunakan system penyiraman
dan tadah hujan.
h) Penyiraman dilakukan setiap hari atau sekiranya kelembabpan lahan
terjaga.
i) Pengendalian hama dan penyakit dilakukan ketika 10% tanaman
budidaya terserang.

3. Pengguludtan tanaman Haramay


a) Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan.
b) Setelah alat dan bahan siap dilakukan penguludtan.
c) Pengguludtan mempunyai tujuan menguatkan tanaman dan
mempercepat pertumbuhan tunas anakan.
d) Pengguludtan dilakukan ketika tinggi tanaman sudah sekitar 30-
40cm.
e) Penggulutan adalah meninggikan tanah atau menimbun tanah untuk
mengubah plot menjadi guludtan.
f) Arah guludtan di arahkan utara dan selatan. Dengan tujuan agar
barisan yang terbentuk mengarah utara dan selatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
NO Varietas Jumlah Tumbuh Presentase Hidup
1. P3 / U1 / C1 7 𝟕
Bandung C2 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % = 𝟕𝟕, 𝟕𝟖 %
𝟗
2. P3 / U2 / C1 2 𝟐
Bandung C2 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % = 𝟐𝟐, 𝟐𝟑 %
𝟗

4.2 Pembahasan
Tanaman rami ( Boehmeria nivea L ) merupakan tanaman penghasil serat
alam yang dapat menjadi sumber bahan baku tekstil. rami ini mempunyai kelebihan
dibanding dengan semua tumbuhan penghasil serat karena cukup ditanam sekali,
dan bisa dipanen terus selama tiga sampai lima tahun. tanaman rami ini sangat
cocok ditanam di daerah tropis yaitu di indonesia. Tanaman rami Kur ini dapat
diperbanyak dengan menggunakan berbagai cara yaitu dengan biji, rizhome, stek
batang dan kultur jaringan. Tanaman rami ini masih jarang di budidayakan di
indonesia ini mungkin masih minim pengetahuan dari petani itu sendiri, tetapi ada
yang membudidayakan itu pun masih orang orang tertentu yang mengetahui.
Mungkin karena jarangnya pabrik yang mengolah hasil rami itu sendiri sihingga itu
merupakan salah satu faktor petani unutk enggan unutk menanam rami.
Berdasarkan praktikum yang telah kami laksanakan, kami membudidayakan
rami ini menggunakan rhizome dengan varietas Bandung C2. Adapaun kendala
kendala yang kami hadapi dalam proses budidaya rami itu sendiri. Minimnya
perairan yang didapatkan untuk proses pertumbuhan, pada saat kami penanaman
rami pada saat itu masih belom turun hujan sehingga metode yang lakukan adalah
dengan dilakukan penyiraman secara manual. Padahal pada saat pertumbuhan rami
ini sangat banyak membutuhkan air untuk proses pertumbuhan itu sendiri.
Banyaknya gulma yang tumbuh, banyaknya gulma yang tumbuh disekitar
tanaman utama itu sangat mengganggu pertumbuhan rami itu sendiri, karena itu
nanti akan menimbulkan persaingan antara tanaman utama dan gulma dan itu akan
merugikan. Gulma bukan hanya akan terjadi persaingan saja, gulma akan membawa
penyakit maupun menimbulkan banyaknya hama, hal itu karena apabila gulma yang
disekitar terlalu lebat maka suhu disekitar akan lembab dan itu akan merangsang
pertumbuhan hama dan penyakit tanaman, maka dari itu kami melakukan
pengendalian dengan cara manual yaitu dengan cara dicangkul maupun menabut.
Mungkin ada beberapa cara pengendalian gulma yaitu dengan cara manual,
mekanik dan kimiawi. Tetapi yang kami lakukan dengan cara manual terlebih
dahulu karena kami rasa dengan cara manual saja itu sudah rasa cukup.
Robohnya tanaman. Robohnya tanaman itu terjadi akibat adanya hujan di
sertai angin dan itu mengakibatkan robohnya tanaman, mungkin itu disebabkan
perakaran pada tanaman rami itu masih kurang kuat maka dari iru sebaiknya
dilakukan pembumbunan, tujuan dari pembumbunan adalah unutk memperkuat
perakaran suatu tanaman itu sendiri. Untuk menangani tanaman yang roboh itu
kami melakukan pembumbunan dan pemasangan ajir sehingga membantu tumbuh
tegaknya tanaman dan memperkuat sistem perakaran.
Berdasarkan parameter pengamatan yang kami lakukan ada 2 plot yang kami
tanam dan setiap plot berisi 9 tanaman akan tetapi ada 1 plot yang hanya tumbuh 2
tanaman saja mungkin itu karena kurangnya dari pemeliharaan yang kami lakukan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan rizhom yang tidak tumbuh itu mengering
dan mati itu disebabkan kurangnya air pada tanaman sehingga mengakibatkan mati.
Mungkin kurangnya air itu sendiri karena faktor curah hujan yang rendah.
Kurangnya bibit yang kami tanam, kurangnya bibit yang kami tanam itu
sendiri karena sedikitnya bibit yang dipesan sehingga apabila ada tanaman yang
mati kami tidak bisa melakukan penyulaman. Padahal penyulama itu sendiri adalah
penting bagi tanaman karena apabila ada yang mati kami langsung mengganti
dengan bibit yang sudah disiapkan tujuan dari hal tersebut adalah untuk
menstabilakn pertumbuhan tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman tidak terlihat
kosong maupun tidak terlihat rendahnya pertumbuhan tanaman itu sendiri.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebelum
dilakukan penanaman stek haramai (rizhome), dilakukan sortasi bibit dan perlakuan
stek atau menumbuhkan tunas (rhizome) terlebih dahulu, agar tanaman yang
dihasilkan bisa tumbuh dengan baik dan memperoleh produksi yang bagus juga.
Stek rhizome yang telah tumbuh tunas dibawa ke lahan yang sudah disiapkan plot
untuk kemudian ditanam. Kendala dalam membudidayakan serat haramai ini adalah
pada plot tertentu ada beberapa saja yang tumbuh, sedangkan yang lain mati karena
terbatasnya bahan yang digunakan dan banyaknya plot yang tersedia jadi tidak ada
sisa bahan tanam untuk sulaman. Serat yang digunakan atau diolah merupakan hasil
panen kedua dan seterusnya karena pada saat tersebut pertumbuhan tanaman
haramay serentak. Penanganan pasca panen dilakukan dengan proses-proses
tertentu hingga mendapatkan hasil serat yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/132795868/Jadi-Jin-Serat

Anda mungkin juga menyukai