Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pohon Ulin yang Terancam Punah

Pohon ulin termasuk jenis pohon yang pertumbuhannya lambat sehingga stock di alam lebih sedikit
daripada permintaan masyarakat terhadap kayu jenis ini. Kayu ulin sangat diminati masyarakat
karena sangat awet dan kuat serta sangat cocok digunakan sebagai bahan bangunan. Kayu ulin yang
biasanya diperdagangkan merupakan kayu ulin yang berasal dari pohon ulin di alam dengan usia
ratusan tahun. Akibat terus diperdagangkan, keberadaan pohon ulin di alam semakin berkurang dan
harga kayu ulin di pasar sangat tinggi/mahal.

Meskipun harganya yang tergolong mahal sampai saat ini belum banyak masyarakat yang
membudidayakan ulin sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan kayu ulin masyarakat masih
sangat tergantung dari habitat pohon ulin aslinya di hutan alam. Hal ini semakin menyebabkan
populasi pohon ulin di alam semakin menurun bahkan terancam punah.

Penyebab terancam punahnya pohon ulin juga diduga disebabkan oleh kerusakan habitat pohon
ulin. Kerusakan habitat ini disebabkan oleh pembukaan wilayah hutan untuk kepentingan konversi
bagi pemanfaatan lahan yang tidak memperhitungkan keanekaragaman hayati ke dalam variabel
perencanannya. Kondisi seperti ini diperparah dengan adanya penebangan liar yang merambah ke
kawasan konservasi.

B. Taksonomi

Kriteria Keterangan

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotiledoneae

Ordo Laurales

Family Lauraceae

Genus Eusideroxylon

C. Karakteristik Pohon Ulin

Batang pohon ulin pada umumnya tumbuh lurus dengan diameter batang mencapai 150 cm,
sedangkan tingginya 30 hingga 50 meter. Kayu teras pada bagian dalam pohon ulin berwarna coklat
kehitaman, sedangkan kayu gulbalnya berwarna coklat kekuningan. Apabila direndam di air dalam
waktu yang lama, warna batang ulin yang telah dipotong-potong akan berubah menjadi hitam.

Banir pohon ulin dapat mencapai ketinggian 4 meter. Kulit luar pohon Ulin berwarna coklat
kemerahan dengan tebal 2-9 cm. Kulit pohon ulin memiliki tekstur yang licin. Tajuk pohon ulin
berbentuk bulat dan rapat serta memiliki percabangan yang mendatar.

Daun pohon ulin tersusun spiral, tunggal dengan pinggir rata berbentuk elips hingga bulat dengan
ujung daun meruncing. Daun pohon ulin memil panjang 14-18 cm dengan lebar 5-11 cm. Permukaan
daun bagian atas kasar tanpa bulu, sedangkan bagian bawahnya berambut halus pada ibu tulang
daunnya.
Bunga ulin cepat luruh berwarna kehijauan, kuning atau lembayung. Bunga ulin simetris kesegala
arah dengan panajng 3-3 mm. Buah pohon ulin merupakan buah batu berbentuk elips hingga bulat
dan berbiji satu. Buah ulin memiliki panjang 7-16 cm dengan diameter 5-9 cm. Daging buahnya
bergetah, licin, dan bening. Di dalam satu buah ulin terdapat satu benih dengan panjang 5-15 cm
dan diameternya 3-6 cm. Kulit benih ulin sangat keras dan beralur berwarna coklat muda. Benih ulin
ini memiliki berat yang bervariasai yaitu antara 45 – 360 gr/butir.

Saat ini pohon ulin terbesar ditemukan di Taman Nasional Kutai, Kutai Timur, Kalimantan Timur
dengan tinggi bebas cabang mencapai 45 meter dan diameter pohonnya 225 cm.

D. Habitat

Pohon Ulin yang juga dikenal dengan nama pohon besi merupakan jenis pohon yang tumbuh alami
di hutan tropika basah. Pohon ulin pada umumnya tumbuh di dataran rendah hingga tempat dengan
ketinggian 400 mdpl.

Pohon ini dapat tumbuh di daerah dengan kondisi tanah yang tingkat kesuburannya rendah dengan
Ph, KTK, KB, N, P, K, C/N, Ca, Mg, dan Na rendah serta kandungan AL yang tinggi (Nugroho 2007).
Pohon ulin juga cocok tumbuh di wilayah dengan jenis clay foam dan berkapur dengan drainase baik.

Pohon ini tumbuhnya terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran, namun jarang
ditemukan di habitat rawa-rawa. Pohon ulin tumbuhnya agak terpisah dari pepohonan lain dan
dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin.

E. Sebaran Pohon Ulin

Pohon ulin merupakan jenis pohon asli Indonesia dan tumbuh endemik di Pulau Kalimantan. Selain
tumbuh alami di Pulau Kalimantan, penyebaran pohon ulin juga menjangkau wilayah Pulau
Sumatera Bagian Selatan, Sumatera Bagian Timur, dan Kepulauan Bangka Belitung serta Pulau
Sulawesi. Selain di Indonesia, pohon ulin juga tumbuh di Kepulauan Sulu dan Pulau Palawan di
Filipina. Pohon Ulin juga dapat ditemukan di Brunei Darussalam, Sabah, dan Serawak.
Di Pulau Kalimantan, pohon ini umumnya ditemukan di sepanjang aliran sungai dan sekitar
perbukitan membentuk tegakan murni hutan primer dan sekunder.

Di Taman Nasional Kutai pertumbuhan Ulin bersifat alami dan memiliki struktur vegetasi. Hal ini
menunjukan bahwa pola regenerasi ulin cukup baik. Pohon ulin menyebar secara acak, namun
anakan pohon Ulin cenderung mengelompok pada zona-zona tertentu yang relatif sedikit cahaya
matahari. Pohon-pohon ulin dewasa umumnya banyak tumbuh di zona-zona yang lebih terbuka
(Hidayat 2003).

F. Kayu Pohon Ulin

Kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu indah yang memiliki sifat fisik sangat kuat dan awet. Kayu
ulin termasuk kelas kuat I atau sangat kuat dengan berat jenis 1,04 gram/cm3. Berdasarkan tingkat
keawetannya, kayu ulin termasuk kelas awet I yang tahan terhadap berbagai faktor perusak seperti
rayap (hama), perubahan suhu, perubahan kelembaban, dan lain sebagainya (Martawijaya et al.
1989 dalam Abdurachman 2012).

Kayu ulin tahan terhadap serangan hama seperti rayap dan serangga penggerek karena mempunyai
zat ekstraktif eusiderin yang merupakan turunan dari phenolic beracun.

Selain memiliki kelebihan, kayu ulin juga memiliki kekurangan yaitu sangat sulit untuk digergaji
maupun dipaku. Kayu ulin juga mudah belah jika salah dalam penangannanya.

Harga kayu ulin atau kayu besi terbilang tinggi/mahal di pasaran. Kayu ulin atau kayu besi yang
berasal dari Kalimantan harganya Rp16.000.000,00 per meter kubik, sedangkan kayu ulin yang
berasal dari Sulawesi harganya Rp11.000.000,00 per meter kubik (Fadli 2017). Selain kayu Ulin, kayu
yang memiliki harga fantastis di antaranya adalah Kayu Gaharu.

G. Manfaat Pohon Ulin

Pohon ulin memiliki banyak manfaat baik dari segi ekonomi, ekologi dan kesehatan maupun
pariwisata.

Manfaat Pohon Ulin dari Segi Ekonomi


Kayu ulin yang tingkat kekuatan dan keawetannya tinggi ini membuat kayu ulin tahan lama dan
sangat cocok digunakan sebagai bahan bangunan seperti bahan konstruksi berat, jembatan, rumah,
dan lantai. Kayu ulin yang digunakan sebagai bahan bangunan biasanya dimanfaatkan sebagai tiang
penyangga rumah yang didirikan di atas daerah berawa seperti di Pulau Kalimantan. Selain itu, kayu
ulin digunakan sebagai bantalan rel kereta api, tiang listrik dan d kapal.

Manfaat kayu ulin lainnya yaitu sebagai bahan baku furniture rumah seperti lemari, meja, kursi dan
lain sebagainnya. Tunggak pohon ulin juga sangat cocok digunakan sebagai kerajinan ukir yang
memiliki harga sangat tinggi.

Di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan, fosil kayu ulin yang membatu uga dapat manfaatkan
sebagai perhiasan dan dijadikan batu cincin. Menurut para pengerajin, fosil kayu ulin lebih ringan
dan tekstur serta guratan kayu ulin lebih eksotis dibandingkan batu permata sehingga cocok
digunakan sebagai periasan atau aksesoris lainnya.

Manfaat Pohon Ulin dari Segi Ekologi

Tak hanya dari segi ekonomi, pohon ulin juga memiliki manfaat ekologis seperti sebagai habitat
bersarangnya orang utan dan daun mudanya juga dapat menjadi makanan orang utan.

Pohon ulin juga mampu menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen melalui proses
fotosintesis.

Akarnya yang kuat juga mampu mempertahankan manfaat air dan mencengkram tanah dengan kuat
sehingga dapat mencegah erosi dan longsor.

H. Status Konservasi
Ulin merupakan tanaman yang termasuk kedalam kategori IUCN 2.3 (International Union for
Conservatian of Nature) yaitu termasuk kategori rentan. Ulin juga termasuk ke dalam daftar
tanaman yang ada pada Apendiks II CITES (Conve on International Trade in Endangered Species of
Wild Fauna and Flora) sehingga konservasi sumberdaya genetik dan budidaya terhadap jenis ini
perlu segera dilakukan (Prastyono 2014).

Kayu ulin boleh diperdagangkan untuk lokal dan beberapa ekspor selama management authority
dari negara pengekspor mengeluarkan izin ekspor berdasarkan saran scientific authority yang telah
mengadakan kajian dan menyimpulkan bahwa perdagangan jenis tumbuhan ini tidak akan
membahayakan kelestariannya atau populasi pohon ulin di alam (Soehartono dan Mardiastuti 2003
dalam Zumarlin 2011).

Status konservasi ulin juga dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pertanian N0. 54/Kpts/Um/2/1972
menyatakan bahwa ulin termasuk spesies yang dilindungi dan penebangan pohon ulin hanya
diperbolehkan pada pohon yang berdiameter 60 cm.

Selain kedua peraturan tersebut, masyarakat adat di beberapa daerah juga mengatur penggunaan
dari kayu ulin dan menjadikan pohon ulin sebagai bagian dari budaya serta ritual tradisional
masyarakat adat.

Anda mungkin juga menyukai