Anda di halaman 1dari 4

2.

Marbun J. 2014. Ekonomi industri : potensi indonesia dalam industri olahan rotan dan kayu.
https://republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/14/03/11/n29lpl-ekonomi-industri-potensi-
indonesia-dalam-industri-olahan-rotan-dan-kayu [diunduh 2018 Des 23]

Berdasarkan data terakhir dari Kementerian Perindustrian RI, nilai ekspor furniture kayu pada
2013 tercatat senilai 1,26 miliar dolar AS. Sedangkan untuk olahan rotan mencapai 188 juta
dolar AS. "Targetnya lima tahun ke depan bisa sampai 5 miliar dolar AS," kata Menteri
Perindustrian RI MS Hidayat Selasa (11/3), saat pembukaan acara Indonesia International
Furniture Expo (IFEX) 2014 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta.

Target tersebut bisa tercapai dengan bahan baku yang berkualitas di Indonesia. Banyak sekali
bahan baku spesifik yang menjadi potensi di dalam negeri. Seperti kayu mahoni, jati, hingga
rotan yang hanya terdapat di hutan Indonesia. Hal ini menjadi selling poin tinggi untuk bersaing
dengan negara lain. Apabila negara lain berkesempatan menggunakan bahan baku ini untuk
meraih nilai jual tinggi, Indonesia juga harus melakukan hal yang sama.

Indonesia memiliki potensi besar dalam industri olahan rotan dan kayu. "Hampir 90 persen rotan
dan kayu dunia berasal dari Indonesia," kata Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia
(AMKRI) Soenoto. Kepulauan Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke terdapat kayu dan
rotan. Sebuah potensi yang sia-sia apabila tak dimanfaatkan.

Soenoto mengatakan, Indonesia harus terus mengeksplorasi pulau-pulau dari segi bahan baku.
Sebab dari segi bahan baku negara ini tidak kesulitan. Pulau virgin seperti Irian, Enggano,
Ambon, Aceh, hingga Nusa Tenggara Barat bisa terus digali dalam memperoleh bahan baku.
Selain itu fungsi expo seperti ini juga penting untuk berkiprah dalam ranah internasional.

Berbicara mengenai furniture berarti membicarakan persaingan. Saat ini di wilayah ASEAN
masih dijuarai Vietnam dan Cina. Nilai ekspor Vietnam dalam furniture mencapai 5 miliar dolar
AS pada 2013 lalu. Sedangkan Indonesia masih setengahnya. Padahal Vietnam hanyalah negara
kecil. "Rasanya target kita lima tahun ke depan sudah bisa menyalip Vietnam," kata Soenoto. Di
dalam negeri Pulau Jawa masih menjadi produsen furniture terbesar. Untuk kelas dunia masih
dikuasai Eropa, Amerika dan Amerika Latin, Jepang, dan Afrika.
2.2

Taufik A. 2012. Karakteristik rotan. http://rumahidaman87.blogspot.com/2012/12/karakteristik-


rotan.html [diunduh 2018 Des 23]

ROTAN itu sangat unik, panjang batangnya dapat mencapai 100 meter atau lebih walaupun
diameternya hanya sebesar ibu jari tangan atau ibu jari kaki. Bentuk tanaman rotan memang
tidak menarik karena sebagian besar terbalut pelepah yang berduri tajam. Batang rotan juga
memiliki keuletan dan kekenyalan yang luar biasa. Karena keuletan dan kekenyalannya itu,
batang rotan dapat dibuat berbagai bentuk, seperti perabot rumah tangga atau hiasan-hiasan
lainnya (Janumirno, 2010:20).

Lebih lanjut janumimo, pakar rotan, menguraikan bahwa ciri umum batang tanaman rotan
berbentuk memanjang dan bulat seperti silinder atau segi tiga. Bila rotan dibelah dua akan
menjadi bagian yang setangkup. Batang tanaman rotan terbagi menjadi ruas-ruas yang setiap
ruas dibatasi oleh buku-buku. Pelepah dan tangkai daun tanaman rotan melekat pada buku-buku
tersebut.

Karakteristik warna batang rotan selalu bervariasi, tidak hanya pada jenis rotan yang berbeda,
tetapi juga pada jenis rotan yang sama. Dalam dunia perdagangan, warna rotan sangat penting
karena, biasanya, makin baik warna rotan, maka makin mahal harganya. Rotan yang dianggap
baik warnanya adalah batang rotan yang berwarna hijau daun pada saat masih hidup karena
mengisyaratkan bahwa rotan tersebut berumur cukup tua dan siap untuk dipanen. Batang rotan
yang berwarna hijau daun pada saat cukup tua akan berubah dan dapat diubah menjadi putih
setelah selaput silikanya terkelupas dan akan makin putih lagi setelah dilakukan proses
pemutihan.

Adapun kilap merupakan sifat batang rotan untuk memantulkan cahaya. Rotan yang berkilap
atau suram mencirikan jenis rotan tertentu dan dapat menambah keindahan dari rotan. Kilap
rotan dipengaruhi oleh kandungan air dalam rotan. Makin tinggi kadar air, kilap batang rotan
makin suram. Adanya zat-zat yang mengandung lemak dan berminyak turut mengurangi kilap.
Kekerasan atau elastisitas rotan menunjukkan bahwa batang rotan tersebut mampu menahan
tekanan atau gaya tertentu. Tingkat kekerasan atau elastisitas sangat dipengaruhi oleh kadar air,
umur rotan pada saat dituai, dan posisi batang rotan yang digunakan (pangkal, tengah atau bagian
ujungnya). Rotan juga memiliki ruas-ruas. Ruas adalah bagian batang di antara dua buku. Ruas
batang rotan akan berbeda pada bagian pangkal, tengah, pucuk, dan akan selalu makin panjang
pada bagian pucuknya. Panjang ruas batang rotan bervariasi antara 2 cm -50 cm.

Janumirno pun menjelaskan bahwa batang rotan dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu (1) kulit
rotan berbagai ukuran untuk bermacam-macam keperluan, terutama untuk bahan baku anyaman;
(2) hati rotan berbagai ukuran untuk bermacam-macam keperluan, misalnya stick, payung, bahan
kerajinan, dan kursi; (3) rotan bulat berbagai ukuran untuk bermacam-macam keperluan,
terutama untuk bahan baku furnitur atau kursi.
2.3

Tellu AT. 2008. Sifat kimia jenis-jenis rotan yang diperdagangkan di propinsi Sulawesi Tengah.
BIODIVERSITAS. 9:108-111
Eris. 2017. Sifat fisis dan mekanik rotan. https://www.scribd.com/document/361481608/Sifat-
Fisis-Dan-Mekanik-Rotan [diunduh 2018 Des 23]

Sifat fisis
Sifat fisis dan mekanis adalah indikator yang penting untuk menentukan
perilaku penampakkan, kekuatan dan bahkan mutu rotan. Sifat - sifat ini berbeda untuk tiap
jenis rotan sehingga ia menjadi karakter suatu jenis rotan. Secara mendasar nilai sifat fisis
mekanis rotan ditentukan oleh susunan dan orientasi sel penyusunan dan komposisi kimia
rotan. Sifat fisis mekanis rotan diuraikan sebagai berikut.

a) Kadar air
Dalam penggunaan rotan sebagai bahan baku industri, sangat penting untuk mengetahui,
bagaimana air berada dan bergerak di dalam bahan rotan. Hal ini karena hampir semua
sifat rotan dan produk rotan dipengaruhi oleh keberadaan air dalam rotan. Pada saat rotan
ditebas di hutan, kandungan airnya sangat tinggi bahkan dapat melebihi berat zat
rotannya. Ketika rotan dalam keadaan segar, yaitu rotan yang baru ditebas, air dalam
bentuk cairan berada dalam rongga sel, dinding sel dan ruang antar sel rotan. Beberapa
waktu setelah rotan ditebas jumlah air yang ada dalam rotan akan terus berkurang sampai
air hanya terdapat dalam dinding sel dan uap air jenuh dalam rongga sel serta ruang
antar sel. Keadaan ini disebut sebagai titik jenuh serat (TJS). Setalah melewati titik jenuh
serat, jumlah air akan terus berkurang sampai tercapai keseimbangan dengan
kelembaban udara di sekelilingnya. Di Indonesia kandungan air tersebut berkisar 14 -
20% dari berat rotan kering (tanpa air), tergantung pada kondisi lingkungan di mana
rotan tersebut berada. Banyaknya air dalam sepotong rotan dibandingkan dengan berat
rotan keringnya dan dinyatakan dalam persen disebut sebagai kadar air. Rotan segar
adalah rotan yang baru dipanen dengan kadar air melebihi 100%. Biasanya,
terdapat pada rotan yang baru ditebas. Rotan basah adalah rotan dengan kadar air di atas
titik jenuh serat, biasanya dibawah 100% dan di atas rotan kering udara. Nilai kadar air
rotan pada saat titik jenuh serat belum diketahui secara pasti. Nilai ini diduga sekitar
30%. Rotan kering udara atau disebut juga rotan kering adalah rotan dengan kadar air 14
- 20% dan merupakan kadar air keseimbangan dengan kelembaban udara atau keadaan
cuaca di sekitar tempat rotan tersebut berada (Tellu, 2008).

b) Berat jenis
Berat jenis ( specific gravity) adalah salah satu sifat fisik yang paling penting karena
akan sangat mempengaruhi sifat kekuatan, kembang susut, sifat menyerap bahan kimia
dan finishing serta sifat - sifat lain dalam pengolahan dan penggunaan. Rotan berat,
sedang atau ringan berkaitan dengan berat jenis yang tinggi, sedang atau rendah. Rotan
dengan berat jenis yang terlalu tinggi atau terlalu rendah tidak disenangi karena terlalu
kaku/ jeras atau terlalu lemah/ lunak. Berat jenis rotan dipengaruhi pula oleh sebaran
ikatan pembuluh (KIP). Semakin tinggi sebaran KIP semakin tinggi BJ rotan, tetapi
sebaran yang terlalu tinggi dan terlalu rendah biasanya kurang disukai Di lapangan
sering dipakai istilah kerapatan rotan yang pada hakekatnya sama dengan BJ (Jasni &
Roliadi, 2011)

Sifat kimia

Sifat kimia jenis rotan yang diperdagangkan bervariasi menurut jenis sehingga dapat
dijadikan sebagai penciri jenis. Sifat tersebut meliputi kandungan holoselulosa dengan rerata
umum 68,56-75,43%;

selulosa 39,13-43,17%; hemiselulosa 20,22-32,26%; lignin 18,42-24,08%; silika 0,87-


1,41%; dan kandungan kimia total 91,28-94,85%. Keenam sifat tersebut dapat dijadikan sebagai
dasar penyusunan kunci determinasi tambahan terhadap jenis-jenis rotan yang diperdagangkan
di Sulawesi Tengah. Berdasarkan hasil penelitian ini, sifat kimia dapat dijadikan sifat pembeda
setiap jenis rotan yang diperdagangkan di Provinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan sifat kimia
yang dianalisis, jenis rotan terbaik adalah Calamus inops dan kualitas terendah adalah Calamus
ornatus var. celebicus (lambang).

Anda mungkin juga menyukai